Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH
Diajukan Untuk Pengusulan Kenaikan Pangkat
Disusun Oleh :
i
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui:
Kepala Sekolah
Kepala Perpustakaan SMAN 1 CIASEM
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat
dan karuniaNya serta kemudahan dan kelapangan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah dengan judul “KARYA PENGEMBANGAN PROFESI
SEBAGAI UPAYA MENGEMBANGKAN PROFESIONALISME GURU
EKONOMI DI SMAN 1 CIASEM”. Penulisan makalah ini kami susun untuk dikaji
dalam bacaan di perpustakaan sekolah dan dapat di kaji sebagai karya ilmiah bagi
teman sejawat juga anak didik pada latihan diskusi ilmiah dalam rangka Penataan
Penelitian Karya Ilmiah remaja ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan Makalah ini jauh dari sempurna untuk
itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu
penulis harapkan.
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
iv
BAB 1. PENDAHULUAN
yang mendasar, yaitu persoalan mengenai sumber daya pendidik yang belum
pendidikan. Salah satu persoalan yang dihadapi dunia pendidikan Indonesia saat
menyesuaikan visi, misi, tujuan dan strategisnya agar sesuai dengan kebutuhan
daya manusia yang berkualitas secara perlahan namun pasti semakin meningkat
dari tahun ke tahun. Hal ini sejalan dengan perkembangan tantangan dunia kerja
yang tidak hanya membutuhkan sumber daya manusia yang berorientasi untuk
kebutuhan industri. Sumber daya pendidik yang dibutuhkan saat ini adalah
sumber daya pendidik yang memiliki kompetensi unggulan terutama dalam hal
kemampuan berpikir.
5
belajar mengajar, pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan, kurikulum,
sumber daya manusia merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan
dipahami sebagai kekuatan yang bersumber dari potensi manusia yang ada dalan
disebut human resource, tenaga atau kekuatan manusia. Dalam Danang Sunyoto
(2013;3) Menurut Hadari Nawawi sumber daya manusia adalah manusia yang
atau karyawan.
mencapai tujuan. Artinya sumber daya manusia meliputi semua orang yeng
6
berstatus sebagai anggota dalam organisasi yang masingmasing memiliki peran
dan fungsi. Sumber daya manusia merupakan potensi fisik dan non fisik.
mencapai tujuan. Artinya sumber daya manusia meliputi semua orang yeng
dan fungsi. Sumber daya manusia merupakan potensi fisik dan non fisik.
pendidikan yang bermutu, membentuk SDM yang handal, produktif, kreatif dan
baik oleh peraturan pemerintah maupun kebutuhan masyarakat antara lain : (1)
yang terakreditasi.
7
banyak dikemukakan oleh para pakar pendidikan, namun satu hal yang sudah
pasti, bahwa masyarakat merasakan perlunya suatu lembaga pendidikan guru yang
khusus berfungsi mempersiapkan tenaga guru yang terdidik dan terlatih dengan
berdasarkan kebutuhan intitusi adalah penting, namun hal yang lebih penting
berkembang dan berubah menurut dimensi ruang dan waktu, guru dituntut untuk
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
8
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 16 Tahun 2007
empat (D-4) atau sarjana (S-1). Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional
juga disebutkan bahwa “Guru harus menguasai empat kompetensi utama guna
Dengan demikian baik tidaknya guru dapat telihat dari kompeten tidaknya
kualitas guru dalam menjalankan tugasnya, seperi (1) bekerja dengan siswa secara
media pembelajaran, (4) melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar, (5)
merupakan kemapuan yang ditunjukan oleh guru dalam melaksanakan tugas atau
9
pekerjaanya. Kinerja dikatakan baik dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai
sebagai berikut :
a. Pengelolaan kelas
3. Evaluasi pembelajaran.
peserta didik ditentukan oleh peranan guru. Kinerja guru adalah proses kerja yang
melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya secara jelas dan relevan serta
dapat diminta hasilnya baik secara kualitas maupun kuantitas. Kinerja guru
Terkait dengan indikator kinerja guru diatas, guru SMAN 1 Ciasem tahun
ajaran 2018/2019 dapat dikatakan sudah berjalan baik, namun belum efektif, hal
10
ini dapat diketahui berdasarkan observasi sementara yang peneliti lakukan pada
kompetensi yang baik terutama dalam mengelola program pembelajaran, hal ini
minimal S1 dari program keguruan tetapi masih ada guru yang belum memenuhi
2 diperuntukkan bagi semua guru yang ada. Selanjutnya dilakukan pula upaya
tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya atau bukan berasal dari program
11
profesionalisme guru dalam melaksanakan pembelajaran yang bermutu sesuai
pengetahuan khususnya dibidang pelajaran ekonomi siswa, bisa jadi guru yang
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka dapat
12
SMAN 1 Ciasem tahun pelajaran 2018/2019 sudah berjalan baik atau
malah sebaliknya?.
Pelajaran 2018/2019?.
13
BAB II. PEMBAHASAN
A. Kajian Teori
Beberapa kajian teori yang dapat ditelaah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Profesi
Profesi adalah suatu pekerjaan yang dijadikan sebagai sumber nafkah
seseorang yang dalam pelaksanaannya membutuhkan kompetensi atau
keahlian tertetu melalui suatu proses pendidikan khusus dan dikontrol oleh
kode etik organisasinya.
Menurut Dr. sikun Pribadi profesi itu pada hakikatnya adalah suatu
pernyataan atau suatu janji terbuka, bahwa seseorang akaan mengabdikan
dirinya kepaada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa, karena orang
tersebut merasa terpanggil untuk menjbat pekerjaan itu.
Pada dasarnya profesi itu merupakan suatu sebutan yang melekat pada
suatu pekerjaan tertentu. Banyak orang yang menyebutkan bahwa profesi itu
sama dengan pekerjaan namun pada hakikatnya profesi itu tidak sama dengan
pekerjaan. Tidak semua pekerjaan bisa dikatakan sebagai profesi, suatu
pekerjaan bisa dikatakan sebagai profesi jika memenuhi karakteristik dan ciri-
ciri profesi.
14
4. Untuk mempelajari dan menguasai kompetensi dan disiplin ilmu
tersebut membutuhkan pendidikan dan latihan yang relatif lama
(bertahun.tahun) dan tidak cukup hanya beberapa bulan. Hal ini
dilakukan pada tingkat perguruan tinggi.
5. Memiliki organisasi profesi
6. Memiliki kode etik yang pelaksanaannya dikontrol oleh organisasi
profesi. Setiap pelanggaran terhadap kode etik dapat dikenakan
sanksi.
7. Merupakan sumber nafkah bagi setiap anggotanya
b. Karakteristik profesi
1. Ada aturan kualifikasi pendidikan/keahlian khusus (Spesialized
Education).
2. Ada standar kemampuan Praktek/Kompetensi/Keterampilan (Skill)
3. Adanya aturan sertifikasi/legalitas
4. Adanya standar mutu kinerja (Standar of Performance)
5. Anggotanya selalu melakukan R & D (Research & Development)
6. Adanya organisasi profesi
7. Merupakan sumber nafkah/penghasilan utama bagi anggotanya
8. Memiliki sikap (attitude) yang sesuai dengan profesionalitasnya
9. Memiliki Kode Etik
15
Suatu pekerjaan dapat dijadikan profesi bila memenuhi kriteria atau
persyaratan tertentu yang melekat dalam pribadinya sebagai tuntunan dalam
melaksanakan profesi tersebut.Guru Indonesia menyadari bahwa pendidikan
adalah bidang pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa dan
Negara serta kemanusiaan pada umumnya. Guru Indonesia yang berjiwa
pancasila dan setia pada Undang-Undang Dasar 1945, turut bertanggung
jawab atas terwujudnya cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia. Khusus untuk jabatan guru, National Education Association(NEA)
tahun 1948,maka profesi guru memerlukan persyaratan/kriteria khusus yaitu:
1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual
Jabatan guru memenuhi kriteria ini, karena mengajar melibatkan upaya
yang sifatnya sangat didominasi kegiatan intelektual. Selanjutnya,
kegiatan yang dilakukan anggota profesi adalah dasar bagi persiapan
dari semua kegiatan profesional lainnya.
2. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus
Anggota suatu profesi menguasai bidang ilmu yang membangun
keahlian mereka dan melindungi masyarakat dari penyalahgunaan,
amatiran yang tidak terdidik, dan kelompok tertentu yang ingin
mencari keuntungan. Namun, belum ada kesepakatan tentang bidang
ilmu khusus yang melatari pendidikan atau keguruan (Ornstein dan
Levine, dalam Soetjipto dan Kosasi, 2004:19).
3. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang
lama(dibandingkan dengan pekerjaan yang memerlukan latihan umum
belaka)
Terdapat perselisihan pendapat mengenai hal yang membedakan
jabatan profesional dan non-profesional yaitu dalam penyelesaian
pendidikan melalui kurikulum. Pertama, yakni pendidikan melalui
perguruan tinggi disediakan untuk jabatan profesional, sedangkan yang
kedua yakni pendidikan melalui pengalaman praktek bagi jabatan non-
profesional (Ornstein dan Levine, 2004:21)
16
4. Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang
berkesinambungan
Jabatan guru cenderung menunjukkan bukti yang kuat sebagai jabatan
profesional, sebab hampir tiap tahun guru melakukan kegiatan latihan
profesional, baik yang mendapatkan penghargaan kredit maupun tidak.
Justru disaat sekarang ini bermacam-macam pendidikan profesional
tambahan diikuti guru dalam menyetarakan dirinya dengan kualifikasi
yang ditetapkan.
5. Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang
permanen.
Diluar negeri barangkali syarat jabatan guru sebagai karier permanen
merupakan titik yang paling lemah dalam menuntut bahwa mengajar
adalah jabatan profesional. Banyak guru baru yang hanya bertahan
selama satu atau dua tahun saja pada profesi mengajar, setelah itu
mereka pindah kerja kebidang lain yang lebih menjanjikan bayaran
yang lebih tinggi.
6. Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri
Karena jabatan guru menyangkut hajat orang banyak, maka baku untuk
jabatan guru ini sering tidak diciptakan oleh anggota profesi sendiri.
Baku jabatan guru masih sangat banyak diatur oleh pihak pemerintah,
atau pihak lain yang menggunakan tenaga guru tersebut seperti
yayasan pendidikan swasta.
7. Jabatan yang lebih mementingkan layanan diatas keuntungan pribadi
Jabatan mengajar adalah jabatan yang mempunyai nilai sosial yang
tinggi. Guru yang baik akan sangat berperan dalam mempengaruhi
kehidupan yang lebih baik dari warga Negara masa depan. Jabatan
guru telah terkenal secara universal sebagai suatu jabatan yang
anggotanya termotivasi oleh keinginan untuk membantu orang lain,
bukan disebabkan oleh keuntungan ekonomi ataupun keuangan.
8. Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin
erat.
17
Semua profesi yang dikenal mempunyai organisasi profesional yang
kuat untuk dapat mewadahi tujuan bersama dan melindungi
anggotanya. Dalam beberapa hal, jabatan guru telah memenuhi kriteria
ini dan dalam hal lain belum dapat dicapai. Di Indonesia telah ada
Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGRI) yang merupakan wadah
seluruh guru mulai dari guru taman kanak-kanak sampai guru sekolah
lanjutan tingkat atas, dan ada pula Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia
(ISPI) yang mewadahi seluruh sarjana pendidikan.
4. Tugas Guru
Selain sebagai aktor utama kesuksesan pendidikan yang dicanangkan,
ada beberapa fungsi dan tugas lain seorang guru, antara lain :
a. Educator (pendidik)
Tugas pertama guru adalah mendidik murid-murid sesuai dengan
materi pelajaran yang diberikan kepadanya.Sebagai seorang educator,
ilmu adalah syarat utama.Membaca, menulis, berdiskusi, mengikuti
informasi, dan responsive terhadap masalah kekinian yang sanagt
menunjang peningkatan kualitas ilmu guru.
Ini berarti bahwa guru harus belajar terus-menerus. Dengan cara
demikian ia akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu
pengetahuan sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnya sebagai
pengajar.
b. Leader
Guru juga seorang pemimpin kelas. Karena itu, ia harus bisa
menguasai, mengendalikan, dan mengarahkan kelas menuju
tercapainya tujuan pembelajaran yang berkualitas. Sebagai seorang
pemimpin, guru harus terbuka, demokratis, egaliter, dan menghindari
cara-cara kekerasan.
c. Fasilitator
18
Sebagai fasilisator, guru bertugas memfasilitasi murid untuk
menemukan dan mengembangkan bakatnya secara pesat.
d. Motivator
Sebagai seorang motivator, seorang guru harus mampu
membangkitkan semangat dan mengubur kelemahan anak didik
bagaimanapun latar belakang hidup keluarganya, bagaimanapun
kelam masalalunya dan bagaimanapun berat tantangannya.
e. Administrator
Sebagai seorang guru, tugas administrasi sudah melekat dalam dirinya,
dari mulai melamar menjadi guru, kemudian diterima dengan bukti
surat keputusan dengan yayasan, surat instruksi kepala sekolah dan
lain- lain.
f. Evaluator
Sebaik apapun kualitas pembelajaran, pasti ada kelemahan yang perlu
dibenahi dan disempurnakan.Disinilah pentingnya evaluasi seorang
guru. Dalam evaluasi ini, guru bisa memakai banyak cara, dengan
merenungkan sendiri proses pembelajaran yang diterapkan, meneliti
kelemahan dan kelebihan, atau dengan cara yang lebih obyektif,
meminta pendapat orang lain, misalnya kepala sekolah, guru yang
lain, dan murid- muridnya.
19
Menurut UU No 20/2003 tentang SPN pendidikan profesi
adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan
peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian
khusus. Dengan demikian program PPG adalah program pendidikan
yang di selenggarakan untuk lulusan S-1 kependididkan dan S-1/D-4
non kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru, agar
mereka menjadi guru yang professional sesuai dengan standar nasional
pendidikan dan memperoleh sertifikat pendididik.
2. LANDASAN PENYELENGGARAN PROGRAM PPG sebagai
berikut :
a. UU No 20 Tahun 2003, tentang SPN
b. UU No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen
c. Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang standar
nasional pendidikan
d. Peraturan Pemerintah No 74 Tahun 2008 tentang guru
e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 16 Tahun 2007
tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru
f. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 8 Tahun 2009
tentang progam pendidikan profesi guru pra jabatan
20
menindaklanjuti hasil penilaian, melakukan pembimbingan dan
pelatihan peserta didik serta melakukan penelitian dan mampu
mengembangkan profesionalitas secara berkelanjutan.
4. TUJUAN PENYUSUNAN PANDUAN PROGRAM PPG
Penyusunan panduan ini dimaksudkan untuk :
a. Memberi acuan bagi LPTK dalam mengembangkan
program PPG, maupun dalam membina kemapuan guru
secara terus-menerus. Hal ini amat penting agar tujuan
untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik bagi anak
bangsa dapat segera di capai.
b. Memberikan informasi kepada LPTK yang berminat
menyelenggarakn program PPG tentang prosedur dan
persyaratan minimal yang harus dipenuhi sebelum
menyelenggarakan program PPG.
c. Memberikan informasi dan gambaran kepada masyarakat
terutama yang berminat menjadi guru dalam
menilai/memilih profesi yang akan diembannya kelak kalau
mengikuti program PPG.
d. Menyediakan acuan bagi para evaluator program PPG
dalam menyusun instrument-assesment yang sahih dan
handal.
21
Gambar 1. Gambar Mekanisme Pendidikan Profesi Guru
6. Kompetensi Guru
Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung
jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran.
Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), baik sebagai substansi
materi ajar maupun piranti penyelenggaraan pembelajaran, terus
berkembang.Dinamika ini menuntut guru selalu meningkatkan dan
menyesuaikan kompetensinya agar mampu mengembangkan dan menyajikan
materi pelajaran yang aktual dengan menggunakan berbagai pendekatan,
metoda, dan teknologi pembelajaran terkini. Hanya dengan cara itu guru
mampu menyelenggarakan pembelajaran yang berhasil mengantarkan peserta
didik memasuki dunia kehidupan sesuai dengan kebutuhan dan tantangan pada
zamannya. Sebaliknya, ketidakmauan dan ketidakmampuan guru
menyesuaikan wawasan dan kompetensi dengan tuntutan perkembangan
lingkungan profesinya justru akan menjadi salah satu faktor penghambat
ketercapaian tujuan pendidikan dan pembelajaran.
Hingga kini, baik dalam fakta maupun persepsi, masih banyak
kalangan yang meragukan kompetensi guru baik dalam bidang studi yang
22
diajarkan maupun bidang lain yang mendukung terutama bidang didaktik dan
metodik pembelajaran. Keraguan ini cukup beralasan karena didukung oleh
hasil uji kompetensi yang menunjukkan masih banyak guru yang belum
mencapai standar kompetensi yang ditetapkan.Uji kompetensi ini juga
menunjukkan bahwa masih banyak guru yang tidak menguasai penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK).Uji-coba studi video terhadap
sejumlah guru di beberapa lokasi sampel melengkapi bukti keraguan itu.
Kesimpulan lain yang cukup mengejutkan dari studi tersebut di antaranya
adalah bahwa pembelajaran di kelas lebih didominasi oleh ceramah satu arah
dari guru dan sangat jarang terjadi tanya jawab. Ini mencerminkan betapa
masih banyak guru yang tidak berusaha meningkatkan dan memutakhirkan
profesionalismenya.
Reformasi pendidikan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang Undang No 14
Tahun 2005
Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan menuntut reformasi guru untuk memiliki tingkat
kompetensi yang lebih tinggi, baik kompetensi pedagogik, kepribadian,
profesional, maupun sosial.
Akibat dari masih banyaknya guru yang tidak menguasai kompetensi
yang dipersyaratkan ditambah dengan kurangnya kemampuan untuk
menggunakan TIK membawa dampak pada siswa paling tidak dalam dua hal.
Pertama, siswa hanya terbekali dengan kompetensi yang sudah
usang.Akibatnya, produk sistem pendidikan dan pembelajaran tidak siap
terjun ke dunia kehidupan nyata yang terus berubah.
Kedua, pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru juga kurang kondusif
bagi tercapainya tujuan secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan karena
tidak didukung oleh penggunaan teknologi pembelajaran yang modern dan
handal.Hal itu didasarkan pada kenyataan bahwa substansi materi pelajaran
yang harus dipelajari oleh anak didik terus berkembang baik volume maupun
kompleksitasnya.
23
Sebagaimana ditekankan dalam prinsip percepatan belajar (accelerated
learning), kecenderungan materi yang harus dipelajari anak didik yang
semakin hari semakin bertambah jumlah, jenis, dan tingkat kesulitannya,
menuntut dukungan strategi dan teknologi pembelajaran yang secara terus-
menerus disesuaikan pula agar pembelajaran dapat dituntaskan dalam interval
waktu yang sama.
Sejatinya, guru adalah bagian integral dari subsistem organisasi
pendidikan secara menyeluruh.Agar sebuah organisasi pendidikan mampu
menghadapi perubahan dan ketidakpastian yang menjadi ciri kehidupan
modern, perlu mengembangkan sekolah sebagai sebuah organisasi
pembelajar.Di antara karakter utama organisasi pembelajar adalah mencermati
perubahan internal dan eksternal yang diikuti dengan upaya penyesuaian diri
dalam rangka mempertahankan eksistensinya.
Dalam Peraturan Pemerintahan (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan bab VI pasal 28 ayat 3 dinyatakan bahwa guru
minimal memiliki empat kompetensi (a) kompetensi pedagogik (b)
kompetensi kepribadian (c) kompetensi profesional (d) kompetensi sosial.
Untuk menjadi guru yang profesional paling sedikit guru harus mempunyai
keempat kompetensi tersebut.
Kompetensi pedagogik adalah seperangkat kemampuan dan
keterampilan yang berkaitan dengan interaksi belajar mengajar antara guru
dan siswa dalam kelas.Kompetensi pedagogik meliputi, kemampuan guru
dalam menjelaskan materi, melaksanakan metode pembelajaran, memberikan
pertanyaan, menjawab pertanyaan, mengelola kelas, dan melakukan evaluasi.
Kompetensi kepribadian adalah seperangkat kemampuan dan
karakteristik personal yang mencerminkan realitas sikap dan perilaku guru
dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam kehidupan sehari-hari.Kompetensi
kepribadian ini melahirkan ciri-ciri guru diantaranya, sabar, tenang, tanggung
jawab, demokratis, ikhlas, cerdas, menghormati orang lain, stabil, ramah,
tegas, berani, kreatif, inisiatif, dll.
24
Kompetensi profesional adalah seperangkat kemampuan dan
keterampilan terhadap penguasaan materi pelajaran secara mendalam, utuh
dan komprehensif. Guru yang memiliki kompetensi profesional tidak cukup
hanya memiliki penguasaan materi secara formal (dalam buku panduan) tetapi
juga harus memiliki kemampuan terhadap materi ilmu lain yang memiliki
keterkaitan dengan pokok bahasan mata pelajaran tertentu.
Kompetensi sosial adalah seperangkat kemampuan dan keterampilan
yang terkait dengan hubungan atau interaksi dengan orang lain. Artinya, guru
harus dituntut memiliki keterampilan berinteraksi dengan masyarakat
khususnya dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan problem
masyarakat. Dalam realitas masyarakat, guru masih menjadi sosok elit
masyarakat yang dianggap memiliki otoritas moral cukup besar, salah satu
konsekuensi agar peran itu tetap melekat dalam diri guru, maka guru harus
memiliki kemampuan hubungan dan komunikasi dengan orang lain.
Sebagai suatu profesi, guru di Indonesia juga memilik wadah yaitu
PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia), organisasi guru ini yang
megayomi seluruh guru di Indonesia.Di dalam organisasi ini juga diatur
mengenai kode etik yang harus dipatuhi oleh semua guru di Indonesia.
25
Memberi keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan kreativitas guru dalam proses pembelajaran.
Memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran
serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan
pendidikan.
b. Prinsip-prinsip khusus
Secara khusus program peningkatan kompetensi guru
diselenggarakan dengan menggunakan prinsip-prinsip seperti
berikut ini.
1) Ilmiah, keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi
muatan dalam kompetensi dan indikator harus benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2) Relevan, rumusannya berorientasi pada tugas dan fungsi
guru sebagai tenaga pendidik profesional yakni memiliki
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
3) Sistematis, setiap komponen dalam kompetensi jabatan
guru berhubungan secara fungsional dalam mencapai
kompetensi.
4) Konsisten, adanya hubungan yang ajeg dan taat asas antara
kompetensi dan indikator.
5) Aktual dan kontekstual, yakni rumusan kompetensi dan
indikator dapat mengikuti perkembangan Ipteks.
6) Fleksibel, rumusan kompetensi dan indikator dapat berubah
sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan jaman.
7) Demokratis, setiap guru memiliki hak dan peluang yang
sama untuk diberdayakan melalui proses pembinaan dan
pengembangan profesionalitasnya, baik secara individual
maupun institusional.
26
8) Obyektif, setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan
karirnya dengan mengacu kepada hasil penilaian yang
dilaksanakan berdasarkan indikator-indikator terukur dari
kompetensi profesinya.
9) Komprehensif, setiap guru dibina dan dikembangkan
profesi dan karirnya untuk mencapai kompetensi profesi
dan kinerja yang bermutu dalam memberikan layanan
pendidikan dalam rangka membangun generasi yang
memiliki pengetahuan, kemampuan atau kompetensi,
mampu menjadi dirinya sendiri, dan bisa menjalani hidup
bersama orang lain.
10) Memandirikan, setiap guru secara terus menerus
diberdayakan untuk mampu meningkatkan kompetensinya
secara berkesinambungan, sehingga memiliki kemandirian
profesional dalam melaksanakan tugas dan fungsi
profesinya.
11) Profesional, pembinaan dan pengembangan profesi dan
karir guru dilaksanakan dengan mengedepankan nilai-nilai
profesionalitas.
12) Bertahap, dimana pembinaan dan pengembangan profesi
dan karir guru dilaksanakan berdasarkan tahapan waktu
atau tahapan kualitas kompetensi yang dimiliki oleh guru.
13) Berjenjang, pembinaan dan pengembangan profesi dan
karir guru dilaksanakan secara berjenjang berdasarkan
jenjang kompetensi atau tingkat kesulitan kompetensi yang
ada pada standar kompetensi.
14) Berkelanjutan, pembinaan dan pengembangan profesi dan
karir guru dilaksanakan sejalan dengan perkembangan ilmu
pentetahuan, teknologi dan seni, serta adanya kebutuhan
penyegaran kompetensi guru.
27
15) Akuntabel, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir
guru dapat dipertanggungjawabkan secara transparan
kepada public.
16) Efektif, pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi
dan karir guru harus mampu memberikan informasi yang
bisa digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang
tepat oleh pihak-pihak yang terkait dengan profesi dan karir
lebih lanjut dalam upaya peningkatan kompetensi dan
kinerja guru.
17) Efisien, pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi
dan karir guru harus didasari atas pertimbangan
penggunaan sumberdaya seminimal mungkin untuk
mendapatkan hasil yang optimal.
8. Jenis Program
Peningkatan kompetensi guru guru dilaksanakan melalui berbagai
strategi dalam bentuk pendidikan dan pelatihan (diklat) dan bukan diklat,
antara lain seperti berikut ini.
28
Dengan strategi ini diharapkan dapat lebih menghemat waktu
dan biaya.
b. Program magang
Program magang adalah pelatihan yang dilaksanakan di
institusi/industri yang relevan dalam rangka meningkatkan
kompetensi professional guru.Program magang ini terutama
diperuntukkan bagi guru kejuruan dan dapat dilakukan selama
priode tertentu, misalnya, magang di industri otomotif dan yang
sejenisnya.Program magang dipilih sebagai alternatif
pembinaan dengan alasan bahwa keterampilan tertentu
khususnya bagi guru-guru sekolah kejuruan memerlukan
pengalaman nyata.
c. Kemitraan sekolah
Pelatihan melalui kemitraan sekolah dapat dilaksanakan
bekerjasama dengan institusi pemerintah atau swasta dalam
keahlian tertentu.Pelaksanaannya dapat dilakukan di sekolah
atau di tempat mitra sekolah.Pembinaan melalui mitra sekolah
diperlukan dengan alasan bahwa beberapa keunikan atau
kelebihan yang dimiliki mitra dapat dimanfaatkan oleh guru
yang mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kompetensi
profesionalnya.
29
tempat-tempat pembinaan yang ditunjuk seperti di ibu kota
kabupaten atau di propinsi.
h. Pendidikan lanjut
Pembinaan profesi guru melalui pendidikan lanjut juga
merupakan alternatif bagi pembinaan profesi guru di masa
mendatang.Pengikutsertaan guru dalam pendidikan lanjut ini
30
dapat dilaksanakan dengan memberikan tugas belajar, baik di
dalam maupun di luar negeri, bagi guru yang berprestasi.
Pelaksanaan pendidikan lanjut ini akan menghasilkan guru-
guru pembina yang dapat membantu guru-guru lain dalam
upaya pengembangan profesi.
b. Seminar
Pengikutsertaan guru di dalam kegiatan seminar dan
pembinaan publikasi ilmiah juga dapat menjadi model
pembinaan berkelanjutan profesi guru dalam meningkatkan
kompetensi guru.Melalui kegiatan ini memberikan peluang
kepada guru untuk berinteraksi secara ilmiah dengan kolega
seprofesinya berkaitan dengan hal-hal terkini dalam upaya
peningkatan kualitas pendidikan.
c. Workshop
Workshop dilakukan untuk menghasilkan produk yang
bermanfaat bagi pembelajaran, peningkatan kompetensi
maupun pengembangan karirnya.Workshop dapat dilakukan
31
misalnya dalam kegiatan menyusun KTSP, analisis kurikulum,
pengembangan silabus, penulisan RPP, dan sebagainya.
d. Penelitian
Penelitian dapat dilakukan guru dalam bentuk penelitian
tindakan kelas, penelitian eksperimen ataupun jenis yang lain
dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran.
9. Guru Profesional
Untuk dapat dikatakan sebagai guru yang unggul dan profesional, guru
harus mampu mengembangkan kompetensi pada dirinya sendiri dan tidak
terlalu bergantung pada kemampuan luar atau eksternal seperti orang lain dan
teknologi. Teknologi hanya merupakan penunjang bagi guru untuk melakukan
kegiatan pembelajaran, yang paling utama adalah kemampuan pribadinya
dalam memberikan pembelajaran.
32
Dengan memahami makna profesional, guru diharapkan sadar bahwa
mereka harus memiliki kompetensi yang berbeda dengan profesi
lainnya.Selain itu para guru harus selalu meingkatkan kualitas kompetensi
yang dimiliki agar menjadi guru yang professional.
Menjadi guru profesional bukanlah pekerjaan yang gampang, seperti
yang di bayangkan semua orang, dengan bermodal penguasaan materi dan
menyampaikanya kepada siswa sudah cukup, hal ini belum dapat di kategori
sebagai guru yang memiliki profesionalitas, karena guru yang profesional
mereka harus memiliki berbagai ketrampilan, kemampuan khusus, mencintai
pekerjaanya, menjaga kode etik guru dan lain sebagainya.
Demikian pula halnya seorang guru professional dia memiliki keahlian,
ketrampilan dan kemampuan sebagai filosofi ki hajar dewantara: “ tut wuri
handayani ing garso sung tolodo, ing madyo mangun kurso”. Tidak cukup
dengan menguasai materi pelajaran akan tetapi mengayomi murid, menjadi
contoh atau teladan bagi murid serta selalu mendorong murid untuk labih baik
dan maju. Guru profesional selalu mengembangkan dirinya terhadap
pengetahuan dan mendalam keahlianya, kemudian guru profesional rajin
membaca literatur-literatur dengan merasa tidak rugi memebeli buku-buku
yang berkaitan dengan pengetahuan yang di gelutinya.
Oemar Hamalik megungkapkan, guru profesional harus memiliki persyaratan,
yang meliputi:
(1) Memiliki bakat sebagai guru
(2) Memiliki keahlian sebagai guru
(3) Memiliki keahlian yanga baik dan integrasi
(4) Memiliki mental yang sehat
(5) Berbadan sehat
(6) Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang baik
(7) Guru adalah manusia yang berjiwa pancasila
(8) Guru adalah seorang warga negara yang baik
Untuk menjadi guru yang profesional diawali dengan meluruskan
niat.Niat adalah hal yang penting dalam setiap pekerjaan.Sebagai manusia kita
33
harus meluruskan niat, termasuk dalam profesi sebagai seorang guru. Niatkan
secara ikhlas, sukarela sehingga akan berusaha meningkatkan kualitas dari
pengajaran.
Membetulkan motivasi yang baik adalah salah satu cara untuk menjadi
seorang guru yang profesional. Motivasi yang baik adalah melakukan demi
aktualisasi diri.Hal ini berkaitan dengan pekerjaan terbaik yang kita tekuni
adalah pekerjaan yang disukai.
Untuk menjadi guru yang professional bisa dilakukan dengan mempelajari
materi ajar terus menerus. Sebagai guru tidak berarti akan berhenti belajar,
apalagi mempelajari materi yang diajarkan. Seorang guru harus terus
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai materi diajarkan.Guru
juga harus terus mengikuti perkembangan terbaru mengenai materi yang
diajarkan.
34
kepangkatan III/a dengan melakukan pengembangan diri, dan sejak golongan
kepangkatan III/b guru wajib melakukan publikasi ilmiah dan/atau karya
inovatif. Untuk naik dari golongan kepangkatan IV/c ke IV/d guru wajib
melakukan presentasi ilmiah. Gambar 2.1. menunjukkan keterkaitan antara
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, Penilaian Kinerja Guru, dan
pengembangan karir guru.
35
Secara umum, keberadaan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan bertujuan untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan di
sekolah/madrasah yang berimbas pada peningkatan mutu pendidikan. Secara
khusus, tujuan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan disajikan berikut
ini.
36
Manfaat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi peserta didik
yaitu memperoleh jaminan kepastian mendapatkan pelayanan dan pengalaman
belajar yang efektif untuk meningkatkan potensi diri secara optimal, sehingga
mereka memiliki kepribadian kuat dan berbudi pekerti luhur untuk berperan
aktif dalam pengembangan iImu pengetahuan, teknologi dan seni sesuai
dengan perkembangan masyarakat. Bagi guru hal ini dapat mengembangkan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta memiliki kepribadian yang kuat
sesuai dengan profesinya; sehingga selama karirnya mampu menghadapi
perubahan internal dan eksternal dalam memenuhi kebutuhan belajar peserta
didik menghadapi kehidupan di masa datang.
37
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan adalah bentuk pembelajaran
berkelanjutan untuk memelihara dan meningkatkan standar kompetensi secara
keseluruhan, mencakup bidang-bidang yang berkaitan dengan profesi guru.
Dengan demikian, guru secara profesional dapat memelihara, meningkatkan,
dan memperluas pengetahuan dan keterampilannya untuk melaksanakan
proses pembelajaran yang bermutu. Pembelajaran yang bermutu diharapkan
mampu meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman peserta
didik.
pengembangan diri
publikasi ilmiah
karya inovatif.
38
Gambar 4. 3 Komponen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
a. Pengembangan Diri
39
Tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah
yang dimaksud di atas dalam kaitan dengan pengembangan
keprofesian berkelanjutan (PKB), diorientasikan kepada kegiatan
peningkatan kompetensi sesuai dengan tugas-tugas tambahan tersebut
(misalnya kompetensi bagi kepala sekolah, kepala laboratorium, kepala
perpustakaan, dsb).
40
Kegiatan pengembangan diri yang mencakup diklat fungsional
dan kegiatan kolektif guru tersebut harus mengutamakan kebutuhan
guru untuk pencapaian standar dan/atau peningkatan kompetensi
profesi khususnya berkaitan dengan melaksanakan layanan
pembelajaran. Kebutuhan guru untuk mencapai atau meningkatkan
kompetensinya dapat mencakup:
b. Publikasi Ilmiah
41
publikasi ilmiah hasil penelitian atau gagasan inovatif pada
bidang pendidikan formal
42
c. Karya Inovatif
43
apakah guru sudak kompeten atau belum dilihat dari standar kompetensi yang
diujikan.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru, adapun macam-macam kompetensi yang harus dimiliki
oleh tenaga guru antara lain: kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional
dan sosial yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Keempat kompetensi
tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. Uji kompetensi esensinya berfokus
kepada keempat kompetensi yang harus dimiliki guru tersebut.
a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Secara rinci
setiap subkompetensi dijabarkan menjadi indikator esensial sebagai
berikut;
1) Memahami peserta didik secara mendalam memiliki
indikator esensial: memahami peserta didik dengan
memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif;
memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-
prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi bekal ajar awal
peserta didik.
2) Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan
pendidikan untuk kepentingan pembelajaran memiliki
indikator esensial: memahami landasan kependidikan;
menerapkan teori belajar dan pembelajaran; menentukan
strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta
didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar; serta
menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi
yang dipilih.
44
3) Melaksanakan pembelajaran memiliki indikator esensial:
menata latar (setting) pembelajaran; dan melaksanakan
pembelajaran yang kondusif.
4) Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran
memiliki indikator esensial: merancang dan melaksanakan
evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan berbagai metode; menganalisis
hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan
tingkat ketuntasan belajar (mastery learning); dan
memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk
perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.
5) Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensinya, memiliki indikator esensial:
memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai
potensi akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk
mengembangkan berbagai potensi nonakademik.
b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
Secara rinci subkompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator
esensial: bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak
sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai guru; dan memiliki
konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
2) Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial:
menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik
dan memiliki etos kerja sebagai guru.
45
3) Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial:
menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan
peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan
keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
4) Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial:
memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta
didik dan memiliki perilaku yang disegani.
5) Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator
esensial: bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan
taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku
yang diteladani peserta didik.
c. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan
materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan
yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan
metodologi keilmuannya. Setiap subkompetensi tersebut memiliki
indikator esensial sebagai berikut:
1) Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang
studi memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang
ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan
metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi
ajar; memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait;
dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan
sehari-hari.
2) Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator
esensial menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis
untuk memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.
d. Kompetensi Sosial
46
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar. Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan
indikator esensial sebagai berikut:
1) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara
efektif dengan peserta didik.
2) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
sesama pendidik dan tenaga kependidikan.
3) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang
tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
B. Hasil Analisis
2018/2019
47
Dataguru yang mengampu di SMA N 1 Ciasem Tahun
Pelajaran 2018/2019 belum ada satupun yang menggeluti
batang tubuh ilmu khusus dalam bidang profesinya.
3. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang
lama(dibandingkan dengan pekerjaan yang memerlukan latihan
umum belaka)
Sejauh ini hanya ada 2 guru Ekonomi yang masih
mempersiapkan diri untuk mendapatkan jabatan profesional
khusus di SMA N 1 Ciasem tahun pelajaran 2018/2019.
4. Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang
berkesinambungan
Jabatan guru cenderung menunjukkan bukti yang kuat sebagai
jabatan profesional, terdapat 3 guru Ekonomi yang sudah
mendapatkan jabatan profesional di SMA N 1 Ciasem tahun
pelajaran 2018/2019.
5. Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang
permanen.
Jumlah PNS pada guru bidang pelajaran Ekonomi terdapat 3
dan masih ada 2 guru non PNS yang mengampu di SMAN 1
Ciasem tahun pelajaran 2018/2019.
6. Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri
Terdapat 2 guru Ekonomi Non PNS yang dikategorikan
memperoleh jabatan baku standart yaitu jabatan 1 Guru
Honorer dan 1 Guru Tidak Tetap di SMAN 1 Ciasem.
7. Jabatan yang lebih mementingkan layanan diatas keuntungan
pribadi
Jabatan mengajar adalah jabatan yang mempunyai nilai sosial
yang tinggi. Guru yang baik akan sangat berperan dalam
mempengaruhi kehidupan yang lebih baik dari warga Negara
masa depan. Jabatan guru telah terkenal secara universal
sebagai suatu jabatan yang anggotanya termotivasi oleh
48
keinginan untuk membantu orang lain, bukan disebabkan oleh
keuntungan ekonomi ataupun keuangan.
8. Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan
terjalin erat.
Semua profesi yang dikenal mempunyai organisasi profesional
yang kuat untuk dapat mewadahi tujuan bersama dan
melindungi anggotanya. Dalam beberapa hal, jabatan guru telah
memenuhi kriteria ini dan dalam hal lain belum dapat dicapai.
Di Indonesia telah ada Persatuan Guru Seluruh Indonesia
(PGRI) yang merupakan wadah seluruh guru mulai dari guru
taman kanak-kanak sampai guru sekolah lanjutan tingkat atas,
dan ada pula Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) yang
mewadahi seluruh sarjana pendidikan.
sebagai berikut :
49
2 Program Magang 0 Kurang
3 Kemitraan Sekolah 0 Kurang
4 Belajar Jarak Jauh 0 Kurang
5 Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus 0 Kurang
kursus singkat di LPTK atau lembaga pendidikan
6 lainnya 1 1 2 Kurang
7 Seminar 1 1 1 3 Cukup
8 Workshop 1 1 1 3 Cukup
9 Penelitian 1 1 1 3 Cukup
Baik
10 Penulisan Buku Bahan Ajar 1 1 1 1 1 5 Sekali
Baik
11 Pembuatan Media Pembelajaran 1 1 1 1 1 5 Sekali
12 Pembuatan Karya Teknologi/ Karya Seni 1 1 2 Kurang
Tabel 1. Jumlah Responden Program Pelatihan Diklat & Profesionalisme
Guru Ekonomi di SMAN 1 Ciasem tahun Pelajaran 2018/2019
2018/2019
Berikut adalah data hasil observasi Uji Kompetensi yang peneliti lakukan
pelajaran 2018/2019 ;
50
Responden Jumlah Kriteria
No Uji Kompetensi 1 2 3 4 5
1 Pedagogig
1) Memahami peserta didik secara
mendalam memiliki indikator
esensial: memahami peserta didik
dengan memanfaatkan prinsip-prinsip
perkembangan kognitif; memahami
peserta didik dengan memanfaatkan
prinsip-prinsip kepribadian; dan
mengidentifikasi bekal ajar awal Baik
peserta didik. 1 1 1 1 1 5 Sekali
2) Merancang pembelajaran,
termasuk memahami landasan
pendidikan untuk kepentingan
pembelajaran memiliki indikator
esensial: memahami landasan
kependidikan; menerapkan teori
belajar dan pembelajaran;
menentukan strategi pembelajaran
berdasarkan karakteristik peserta
didik, kompetensi yang ingin dicapai,
dan materi ajar; serta menyusun
rancangan pembelajaran berdasarkan
strategi yang dipilih. 1 1 1 3 Cukup
3) Melaksanakan pembelajaran
memiliki indikator esensial: menata
latar (setting) pembelajaran; dan
melaksanakan pembelajaran yang
kondusif. 1 1 1 1 4 Baik
4) Merancang dan melaksanakan
evaluasi pembelajaran memiliki
indikator esensial: merancang dan
melaksanakan evaluasi (assessment)
proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan berbagai
metode; menganalisis hasil evaluasi
proses dan hasil belajar untuk
menentukan tingkat ketuntasan
belajar (mastery learning); dan
memanfaatkan hasil penilaian
pembelajaran untuk perbaikan
kualitas program pembelajaran secara
umum. 1 1 1 1 4 Baik
5) Mengembangkan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai
potensinya, memiliki indikator
esensial: memfasilitasi peserta didik
untuk pengembangan berbagai
potensi akademik; dan memfasilitasi 1 1 1 1 4 Baik
51
peserta didik untuk mengembangkan
berbagai potensi nonakademik.
2 Kompetensi Kepribadian
1) Kepribadian yang mantap dan
stabil memiliki indikator esensial:
bertindak sesuai dengan norma
hukum; bertindak sesuai dengan
norma sosial; bangga sebagai guru;
dan memiliki konsistensi dalam Baik
bertindak sesuai dengan norma. 1 1 1 1 1 5 Sekali
2) Kepribadian yang dewasa
memiliki indikator esensial:
menampilkan kemandirian dalam
bertindak sebagai pendidik dan Baik
memiliki etos kerja sebagai guru. 1 1 1 1 1 5 Sekali
3) Kepribadian yang arif memiliki
indikator esensial: menampilkan
tindakan yang didasarkan pada
kemanfaatan peserta didik, sekolah,
dan masyarakat serta menunjukkan
keterbukaan dalam berpikir dan Baik
bertindak. 1 1 1 1 1 5 Sekali
4) Kepribadian yang berwibawa
memiliki indikator esensial: memiliki
perilaku yang berpengaruh positif
terhadap peserta didik dan memiliki Baik
perilaku yang disegani. 1 1 1 1 1 5 Sekali
5) Akhlak mulia dan dapat
menjadi teladan memiliki indikator
esensial: bertindak sesuai dengan
norma religius (iman dan taqwa,
jujur, ikhlas, suka menolong), dan
memiliki perilaku yang diteladani Baik
peserta didik. 1 1 1 1 1 5 Sekali
3 Kompetensi Profesional
1) Menguasai substansi keilmuan
yang terkait dengan bidang studi
memiliki indikator esensial:
memahami materi ajar yang ada
dalam kurikulum sekolah; memahami
struktur, konsep dan metode
keilmuan yang menaungi atau
koheren dengan materi ajar;
memahami hubungan konsep antar
mata pelajaran terkait; dan
menerapkan konsep-konsep keilmuan Baik
dalam kehidupan sehari-hari. 1 1 1 1 1 5 Sekali
52
2) Menguasai struktur dan metode
keilmuan memiliki indikator esensial
menguasai langkah-langkah
penelitian dan kajian kritis untuk
memperdalam pengetahuan/materi Baik
bidang studi. 1 1 1 1 1 5 Sekali
4 Kompetensi Sosial
1) Mampu berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta
didik memiliki indikator esensial:
berkomunikasi secara efektif dengan Baik
peserta didik. 1 1 1 1 1 5 Sekali
2) Mampu berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan sesama Baik
pendidik dan tenaga kependidikan. 1 1 1 1 1 5 Sekali
3) Mampu berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan orang
tua/wali peserta didik dan masyarakat Baik
sekitar. 1 1 1 1 1 5 Sekali
Tabel 2. Uji Kompetensi Guru Ekonomi SMAN 1 Ciasem Tahun Pelajaran
2018/2019
Dari tabel diatas dapat diketahui kompetensi guru dalam kriteria kurang terdapat
strategi yang dipilih dengan hasil jumlah responden 3 guru yang melaksanakan.
53
C. Uraian Saran
Ciasem tahun pelajaran 2018/2019 dapat peneliti simpulkan dalam beberapa saran
berikut ini ;
SMAN 1 Ciasem.
didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar; serta menyusun
54
BAB III
PENUTUP
guru dalam mengikuti KKG dan MGMP serta membuat penulisan buku
karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar;
55
DAFTAR PUSTAKA
Cipta.
Dosen.
Group, 2011.
Departemen Pendiidkan Nasional. 2009. Tugas dan Peran Kepala sekolah dalam
56
Lampiran 1) Surat Keterangan Penelitian
SURAT KETERANGAN
NO: ........................................
Menerangkan bahwa
2. Judul Makalah :
“KARYA PENGEMBANGAN PROFESI SEBAGAI UPAYA
MENGEMBANGKAN PROFESIONALISME GURU EKONOMI DI
SMAN 1 CIASEM“.
2018/2019. Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat
Dibuat di : Ciasem
Tanggal : 2 Oktober 2018
Kepala Sekolah
SMAN 1 CIASEM
57
Lampiran 2) Dokumentasi Foto
58