Professional Documents
Culture Documents
RPP TingkatKetelitianPeta 2011 PDF
RPP TingkatKetelitianPeta 2011 PDF
TENTANG
WILAYAH
(BAKOSURTANAL)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI······························································································································· ii
DAFTAR LAMPIRAN I ············································································································ iv
DAFTAR LAMPIRAN II··········································································································· iv
DAFTAR LAMPIRAN III·········································································································· iv
BAB I KETENTUAN UMUM··································································································· 1
BAB II TUJUAN DAN LINGKUP ··························································································· 3
BAB III KETELITIAN PETA LUARAN··················································································· 4
Bagian Pertama Umum································································································ 4
Bagian Kedua Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN)············································································································ 4
Paragraf 1 Umum ································································································ 4
Paragraf 2 Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional··················· 5
Paragraf 3 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional ··························· 6
Paragraf 4 Peta Rencana Penetapan Kawasan Strategis Nasional ········· 6
Bagian Ketiga Tingkat Ketelitian Peta Peta Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi···································································································· ……..7
Paragraf 1 Umum ································································································ 7
Paragraf 3 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi····························· 8
Paragraf 4 Peta Rencana Penetapan Kawasan Strategis Provinsi ·········· 9
Bagian Keempat Tingkat Ketelitian Peta Peta Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten ······································································································10
Paragraf 1 Umum ······························································································10
Paragraf 2 Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten·············10
Paragraf 3 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten ·····················12
Paragraf 4 Peta Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten ····················13
Bagian Kelima Tingkat Ketelitian Peta Peta Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota ··················································································································13
Paragraf 2 Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota ························14
Paragraf 3 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kota·································15
Paragraf 4 Peta Sebaran Kawasan Strategis Kota ····································16
Bagian Keenam Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang
Pulau/Kepulauan·························································································17
Bagian Ketujuh Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan
Strategis Nasional·························································································17
Bagian Kedelapan Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan
Strategis Provinsi··························································································18
Bagian Kesembilan Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan
Perkotaan········································································································18
Bagian Kesepuluh Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan
Perdesaan ·······································································································19
ii
Bagian Kesebelas Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan
Strategis Kabupaten ····················································································19
Bagian Ketigabelas Tingkat Ketelitian Peta Rencana Detail Tata Ruang
Kabupaten ······································································································20
Bagian Keempatbelas Tingkat Ketelitian Peta Rencana Detail Tata Ruang
Wilayah Kota··································································································20
BAB IV KETELITIAN PETA MASUKAN·············································································21
Bagian Pertama Umum······························································································21
Bagian Kedua Tingkat Ketelitian Peta Dasar ·······················································22
Bagian Kedua Tingkat Ketelitian Peta Tematik ···················································24
BAB V METODE PROSES SPASIAL··················································································26
BAB VI PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL·································································29
BAB VII PENGADAAN DAN PEMBINAAN TEKNIS ························································30
BAB VIII PERAN SERTA MASYARAKAT ··········································································31
BAB IX KETENTUAN PERALIHAN ····················································································31
BAB X KETENTUAN PENUTUP ·························································································31
iii
DAFTAR LAMPIRAN I
DAFTAR LAMPIRAN II
iv
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
Menimbang:
bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 Undang-undang
Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang perlu menetapkan
Peraturan Pemerintah tentang Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata
Ruang.
Mengingat:
1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TINGKAT KETELITIAN PETA
RENCANA TATA RUANG.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
2. Ketelitian peta adalah ketepatan, kerincian dan kelengkapan data dan atau
informasi georeferensi dan tematik, sehingga merupakan penggabungan dari
sistem referensi geometri, skala, akurasi, atau kerincian basis data, format
penyimpanan secara digital termasuk kode unsur, penyajian kartografis
mencakup simbol, warna, arsiran dan notasi, dan kelengkapan muatan peta.
4. Skala adalah perbandingan jarak dalam suatu peta dengan jarak yang sama
di muka bumi.
5. Skala minimal adalah skala peta dasar terkecil yang boleh digunakan dalam
proses perencanaan tata ruang.
1
6. Akurasi adalah ukuran kedekatan suatu informasi yang dipetakan dengan
nilai sesungguhnya.
7. Kerincian basis data adalah tingkat kedetilan unsur-unsur alam dan buatan
manusia yang ditampung dalam suatu sistem penyimpanan data dan
informasi atau dikenal sebagai basis data. Semakin detil suatu basis data
semakin banyak unsur-unsur yang ditampung.
9. Spasial adalah aspek keruangan suatu objek atau kejadian yang mencakup
lokasi, letak dan posisinya.
10. Geospasial adalah sifat keruangan yang menunjukkan posisi atau lokasi
suatu objek atau kejadian yang berada di bawah, pada, atau di atas
permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem koordinat tertentu.
11. Data Geospasial adalah data tentang lokasi geografis, dimensi atau ukuran,
dan/atau karakteristik objek alam dan/atau buatan manusia yang berada di
bawah, pada, atau di atas permukaan bumi.
12. Informasi Geospasial adalah data geospasial yang sudah diolah sehingga
dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan,
pengambilan keputusan dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan
dengan keruangan.
14. Kelengkapan muatan peta adalah tingkat kedetilan unsur yang dipetakan
yang disesuaikan dengan ketelitian geometri atau skala.
15. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur
ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata
ruang.
17. Peta dasar adalah peta yang menyajikan unsur-unsur alam dan atau buatan
manusia, yang berada di permukaan bumi, digambarkan pada suatu bidang
datar dengan skala, penomoran, proyeksi dan georeferensi tertentu.
18. Peta tematik adalah peta yang menggambarkan tema tertentu yang digunakan
untuk pembuatan peta rencana tata ruang.
19. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap
unsur terkait padanya, yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan
pada aspek administratif dan atau fungsional.
20. Geodatabase adalah basis data geospasial yang digunakan untuk mengelola
data geospasial dalam perencanaaan tata ruang.
2
21. Template adalah cetakan digital sehingga data yang telah dikode dalam suatu
kode unsur tertentu dapat secara otomatis ditampilkan sesuai spesifikasi
simbolisasi tertentu.
22. Badan adalah Instansi Pemerintah yang diberi tugas dan wewenang di bidang
survei dan pemetaan.
23. Instansi yang bertanggung jawab adalah instansi yang diberi tugas di bidang
survei dan pemetaan.
24. Instansi yang mengadakan peta tematik adalah instansi baik di tingkat pusat
maupun daerah, yang tugas dan fungsinya mengadakan peta tematik.
25. Metadata adalah informasi singkat atas data geospasial yang berisi minimal
identifikasi, kualitas, organisasi, acuan, entitas, distribusi, sitasi, waktu, dan
acuan data.
26. Delineasi adalah cara menggambarkan batas unsur alam, unsur buatan
manusia dan/atau tema tertentu dalam bentuk garis.
29. Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, Walikota dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
BAB II
TUJUAN DAN LINGKUP
Pasal 2
Pasal 3
3
BAB III
KETELITIAN PETA LUARAN
Bagian Pertama
Umum
Pasal 4
(1) Peta luaran merupakan peta hasil proses perencanaan tata ruang yang
mengolah berbagai data dari peta masukan dengan suatu metode proses
tertentu.
(2) Peta luaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a terdiri dari:
a. peta rencana umum tata ruang; dan
b. peta rencana rinci tata ruang.
Pasal 5
Peta rencana umum tata ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2)
huruf a terdiri dari:
a. peta Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN);
b. peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRW-Prov);
c. peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRW-Kab); dan
d. peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRW-Kota).
Pasal 6
Peta rencana rinci tata ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b terdiri
dari:
a. peta Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan (RTR-P/K);
b. peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional (RTR-KSN);
c. peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi (RTR-KSProv);
d. peta Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan (RTR-Perkotaan);
e. peta Rencana Tata Ruang Kawasan Perdesaan (RTR-Perdesaan);
f. peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten (RTR-KSKab);
g. peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kota (RTR-KSKota);
h. peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten (RDTR-Kab); dan
i. peta Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTR-Kota).
Bagian Kedua
Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Paragraf 1
Umum
Pasal 7
4
Pasal 8
Paragraf 2
Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional
Pasal 9
(1) Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 huruf a memuat:
a. sistem perkotaan nasional;
b. sistem jaringan transportasi nasional;
c. sistem jaringan energi nasional;
d. sistem jaringan telekomunikasi nasional; dan
e. sistem jaringan sumberdaya air nasional.
(2) Sistem perkotaan nasional dan sistem jaringan transportasi nasional harus
digambarkan pada satu cakupan peta wilayah nasional secara utuh.
(3) Sistem jaringan energi nasional, sistem jaringan telekomunikasi nasional dan
sistem jaringan sumberdaya air nasional digambarkan pada satu cakupan peta
wilayah nasional dan dapat digambarkan pada peta tersendiri.
Pasal 10
(1) Sistem perkotaan nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a terdiri
dari:
a. Pusat Kegiatan Nasional (PKN);
b. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN);
c. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW); dan
d. Pusat Kegiatan Lokal (PKL).
(3) Sistem jaringan energi nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c
terdiri dari:
a. jaringan pipa minyak dan gas bumi;
b. jaringan listrik; dan
c. pembangkit tenaga listrik.
5
(5) Sistem jaringan sumber daya air nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal
9 huruf e terdiri dari:
a. jaringan sungai;
b. sistem sumber daya air pada setiap wilayah sungai;
c. cekungan air tanah;
d. bendungan besar; dan
e. kanal besar.
Paragraf 3
Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional
Pasal 11
Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
huruf b terdiri dari:
a. kawasan lindung; dan
b. kawasan budidaya.
Pasal 12
(3) Dalam hal kawasan lindung dan kawasan budidaya sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) yang tidak dapat digambarkan dalam bentuk delineasi karena
terlalu kecil penggambarannya disajikan dalam bentuk simbol.
Paragraf 4
Peta Rencana Penetapan Kawasan Strategis Nasional
Pasal 13
Delineasi kawasan strategis harus dipetakan pada satu lembar kertas yang
menggambarkan wilayah nasional secara utuh.
6
Pasal 14
Bagian Ketiga
Tingkat Ketelitian Peta Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Paragraf 1
Umum
Pasal 15
(2) Peta RTRW-Prov mencakup wilayah daratan dan perairan provinsi sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-undangan.
(3) Untuk provinsi yang memiliki wilayah pesisir dan laut dapat dilengkapi dengan
data batimetri.
(4) Peta RTRW-Prov disusun setelah melalui proses koordinasi dengan provinsi
yang berbatasan langsung dan ditunjukkan dengan penggambaran wilayah
provinsi yang berbatasan dalam koridor 5 kilometer sepanjang garis
perbatasan.
Pasal 16
Paragraf 2
Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi
Pasal 17
(1) Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 huruf a harus menggambarkan Rencana Struktur Ruang Wilayah
Nasional yang ada di wilayah provinsi.
(2) Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi selain memuat yang ada pada
peta Struktur Ruang Wilayah Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memuat pula:
a. sistem perkotaan provinsi;
b. sistem prasarana utama berupa jaringan transportasi provinsi;
7
c. sistem prasarana wilayah lainnya yang terdiri dari jaringan energi provinsi,
jaringan telekomunikasi provinsi, dan jaringan sumberdaya air provinsi.
(3) Sistem perkotaan dan sistem prasarana utama harus digambarkan pada satu
lembar peta wilayah provinsi secara utuh.
(4) Sistem prasarana wilayah lainnya digambarkan pada satu lembar peta wilayah
provinsi secara utuh dan dapat digambarkan pada peta tersendiri.
Pasal 18
Sistem perkotaan wilayah provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2)
huruf a terdiri dari:
a. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang ditetapkan provinsi;
b. Pusat Kegiatan Nasional promosi (PKNp); dan
c. Pusat Kegiatan Wilayah promosi (PKWp).
Pasal 19
Pasal 20
(1) Jaringan energi provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf c
terdiri dari:
a. sistem prasarana listrik provinsi; dan
b. pembangkit tenaga listrik provinsi.
Paragraf 3
Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi
Pasal 21
(1) Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
16 huruf b harus sesuai dengan rencana pola ruang yang ditetapkan dalam
RTRWN dan rencana rincinya untuk pola ruang dalam RTRWN yang berada
dalam wilayah provinsi.
8
(2) Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri dari:
a. kawasan lindung; dan
b. kawasan budidaya.
Pasal 22
(1) Kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (2) huruf a
terdiri dari:
a. kawasan hutan lindung;
b. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap bawahannya;
c. kawasan perlindungan setempat;
d. kawasan suaka alam;
e. kawasan pelestarian alam dan cagar budaya;
f. kawasan rawan bencana alam;
g. kawasan lindung geologi; dan
h. kawasan lindung lainnya.
(2) Kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf b terdiri dari:
a. kawasan peruntukan hutan produksi;
b. kawasan hutan rakyat;
c. kawasan peruntukan pertanian;
d. kawasan peruntukan perkebunan;
e. kawasan peruntukan perikanan;
f. kawasan peruntukan pertambangan;
g. kawasan peruntukan industri;
h. kawasan peruntukan pariwisata;
i. kawasan peruntukan permukiman; dan
j. kawasan peruntukan lainnya.
Pasal 23
(1) Kawasan lindung dan kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal
22 yang tidak dapat dipetakan dalam bentuk delineasi karena terlalu kecil
digambarkan dalam bentuk simbol.
(2) Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi dapat digambarkan dalam beberapa
lembar peta yang tersusun secara beraturan mengikuti indeks peta dasar
nasional.
(3) Untuk peruntukan pola ruang yang relatif kecil, tidak perlu dipetakan dalam
peta pola ruang wilayah provinsi, namun tetap dijelaskan dalam rencana pola
ruang pada Rencana Tata Ruang Wilayah provinsi.
Paragraf 4
Peta Rencana Penetapan Kawasan Strategis Provinsi
Pasal 24
(1) Sebaran Kawasan Strategis Nasional yang berada dalam wilayah provinsi dan
Kawasan Strategis Provinsi harus digambarkan dalam peta Penetapan Kawasan
Strategis Provinsi.
(2) Delineasi kawasan strategis harus dipetakan pada satu lembar kertas yang
menggambarkan wilayah provinsi secara keseluruhan.
9
Pasal 25
Bagian Keempat
Tingkat Ketelitian Peta Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Paragraf 1
Umum
Pasal 26
(3) Untuk wilayah kabupaten yang memiliki wilayah pesisir dan laut perlu
dilengkapi dengan data batimetri.
Pasal 27
Paragraf 2
Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten
Pasal 28
10
(2) Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten selain menggambarkan
Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional dan Rencana Struktur Ruang
Wilayah Provinsi yang ada di wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) memuat pula:
a. sistem perkotaan wilayah kabupaten;
b. sistem prasarana utama berupa jaringan transportasi wilayah kabupaten;
c. sistem prasarana wilayah lainnya berupa jaringan energi wilayah kabupaten,
jaringan telekomunikasi wilayah kabupaten, jaringan sumberdaya air
wilayah kabupaten, dan sistem prasarana lainnya.
(3) Sistem perkotaan dan sistem prasarana utama digambarkan pada satu lembar
peta wilayah kabupaten secara utuh.
(4) Sistem prasarana wilayah lainnya digambarkan pada satu lembar peta wilayah
kabupaten secara utuh dan dapat digambarkan pada peta tersendiri.
Pasal 29
Pasal 30
(2) Sistem jaringan jalan harus digambarkan mengikuti terase jalan yang
sebenarnya.
Pasal 31
(1) Jaringan energi wilayah kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat
(2) huruf c terdiri dari:
a. jaringan pipa minyak dan gas bumi;
b. jaringan listrik; dan
c. pembangkit tenaga listrik.
11
a. jaringan sumber daya air lintas negara, lintas provinsi, dan lintas
kabupaten/kota yang berada pada wilayah kabupaten bersangkutan;
b. wilayah sungai kabupaten;
c. jaringan irigasi;
d. jaringan air baku untuk air bersih;
e. jaringan air bersih ke kelompok pengguna; dan
f. sistem pengendalian banjir wilayah kabupaten.
Paragraf 3
Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten
Pasal 32
(1) Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 27 huruf c harus menggambarkan rencana pola ruang wilayah nasional
dan wilayah provinsi yang ada di wilayah kabupaten.
(2) Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten selain memuat unsur peta Pola
Ruang Wilayah Nasional dan peta Pola Ruang Wilayah Provinsi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) memuat pula:
a. kawasan lindung kabupaten; dan
b. kawasan budidaya kabupaten.
(3) Deliniasi kawasan lindung dan kawasan budi daya yang dipetakan dalam
rencana pola ruang kabupaten dirinci sesuai dengan kawasan peruntukannya.
(5) Rencana pola ruang wilayah kabupaten dapat digambarkan dalam beberapa
lembar peta yang tersusun secara beraturan mengikuti indeks peta dasar.
Pasal 33
12
Pasal 34
Paragraf 4
Peta Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten
Pasal 35
(1) Delineasi kawasan strategis harus dipetakan pada satu lembar kertas yang
menggambarkan wilayah kabupaten secara utuh.
(2) Pada peta kawasan strategis kabupaten harus digambarkan delineasi kawasan
strategis nasional dan delineasi kawasan strategis provinsi yang berada di
dalam wilayah kabupaten bersangkutan.
Pasal 36
Bagian Kelima
Tingkat Ketelitian Peta Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Paragraf 1
Umum
Pasal 37
(2) Peta RTRW-Kota mencakup wilayah daratan dan perairan dengan batasan 4
(empat) mil laut diukur dari garis pantai di wilayah kota atau sampai batas
negara yang disepakati secara internasional apabila kota terkait berbatasan laut
dengan negara lain.
13
(3) Untuk wilayah kota yang memiliki wilayah pesisir dan laut perlu dilengkapi
dengan data batimetri.
Pasal 38
Paragraf 2
Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota
Pasal 39
(1) Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 38 huruf a menggambarkan Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional
dan Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi yang ada di wilayah kota.
(2) Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota selain memuat yang ada pada peta
Struktur Ruang Wilayah Nasional dan peta Rencana Struktur Ruang Wilayah
Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat pula:
a. pusat pelayanan wilayah kota;
b. sistem prasarana utama berupa jaringan transportasi wilayah kota;
c. sistem prasarana wilayah lainnya berupa jaringan energi wilayah kota,
jaringan telekomunikasi wilayah kota, jaringan sumberdaya air wilayah kota,
infrastruktur perkotaan dan sistem prasarana lainnya.
Pasal 40
(1) Pusat pelayanan di wilayah kota merupakan pusat pelayanan sosial, ekonomi,
dan/atau administrasi masyarakat yang melayani wilayah kota dan regional,
yang meliputi:
a. pusat kota;
b. sub-pusat kota; dan
c. pusat lingkungan.
(2) Sistem pusat-pusat pelayanan dan sistem prasarana utama harus digambarkan
pada satu cakupan peta wilayah kota secara utuh.
(3) Rencana struktur ruang wilayah kota harus menggambarkan jaringan jalan
yang berada dalam wilayah kota yang menjadi kewenangan kota dan jalan
primer yang melalui kota tersebut.
(4) Sistem prasarana wilayah lainnya digambarkan pada satu lembar peta wilayah
kota secara utuh dan dapat digambarkan pada peta tersendiri.
(5) Sistem jaringan prasarana jalan harus digambarkan mengikuti terase jalan
yang sebenarnya.
14
Pasal 41
Jaringan transportasi wilayah kota dalam Pasal 39 ayat (2) huruf b terdiri dari:
a. jaringan transportasi darat yang mencakup jaringan jalan, jaringan rel kereta
api, dan jaringan sungai, danau dan penyeberangan;
b. jaringan transportasi laut wilayah kota yang mencakup pelabuhan dan alur
pelayaran; dan
c. jaringan transportasi udara wilayah kota yang mencakup bandar udara dan
ruang udara untuk penerbangan.
Pasal 42
(1) Jaringan energi wilayah kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (2)
huruf c terdiri dari:
a. jaringan pipa minyak dan gas bumi dalam wilayah kota;
b. jaringan listrik wilayah kota; dan
c. pembangkit tenaga listrik.
(3) Jaringan sumberdaya air wilayah kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39
ayat (2) huruf c terdiri dari:
a. sistem jaringan sumber daya air lintas negara, lintas provinsi, dan lintas
kabupaten/kota yang berada pada wilayah kota bersangkutan;
b. wilayah sungai di wilayah kota, termasuk waduk, situ, dan embung pada
wilayah kota;
c. sistem jaringan irigasi yang berfungsi mendukung kegiatan pertanian di
wilayah kota;
d. sistem jaringan air baku untuk air bersih; dan
e. sistem pengendalian banjir di wilayah kota.
(4) Infrastruktur perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (2) huruf c
meliputi:
a. prasarana penyediaan air minum kota;
b. pengelolaan air limbah;
c. sistem persampahan;
d. sistem drainase kota;
e. penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan pejalan
kaki; dan
f. jalur evakuasi bencana.
Paragraf 3
Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kota
Pasal 43
(1) Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38
huruf c harus menggambarkan rencana pola ruang wilayah nasional dan
wilayah provinsi yang ada di wilayah kabupaten.
15
(2) Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Kota selain memuat unsur peta Pola Ruang
Wilayah Nasional dan peta Pola Ruang Wilayah Provinsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) memuat pula:
a. kawasan lindung kota; dan
b. kawasan budidaya bernilai strategis kota.
(3) Rencana pola ruang wilayah kota dapat digambarkan dalam beberapa lembar
peta yang tersusun secara beraturan mengikuti indeks peta dasar nasional atau
mengikuti ketentuan Badan.
Pasal 44
Pasal 45
Paragraf 4
Peta Sebaran Kawasan Strategis Kota
Pasal 46
(1) Delineasi kawasan strategis harus dipetakan pada satu lembar kertas yang
menggambarkan wilayah kota secara utuh.
(2) Pada peta kawasan strategis kota harus digambarkan delineasi kawasan
strategis nasional dan delineasi kawasan strategis provinsi yang berada di
dalam wilayah kota bersangkutan.
Pasal 47
16
b. unsur kawasan strategis kota dari sudut sosial dan budaya;
c. unsur kawasan strategis kota dari sudut pendayagunaan sumber daya alam
dan/atau teknologi tinggi;
d. unsur kawasan strategis kota dari sudut fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup; dan
e. kawasan andalan kota.
Bagian Keenam
Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan
Pasal 48
(1) Peta RTR-P/K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a digambarkan pada
peta dasar skala minimal 1: 500.000.
(2) Peta RTR-P/K mencakup wilayah daratan dan perairan sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan.
Pasal 49
Pasal 50
Bagian Ketujuh
Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional
Pasal 51
(1) Peta RTR-KSN merupakan penjabaran dari Peta Sebaran Kawasan Strategis
Nasional dalam RTRWN.
(3) Skala yang sesuai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dikonsultasikan
kepada Badan.
Pasal 52
17
Bagian Kedelapan
Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi
Pasal 53
(1) Peta RTR-KSProv merupakan penjabaran dari Peta Sebaran Kawasan Strategis
Provinsi dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi.
(3) Skala yang sesuai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dikonsultasikan
kepada Badan.
Pasal 54
Bagian Kesembilan
Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan
Pasal 55
Pasal 56
(2) Peta RTR-Perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan pada
peta dasar atau wilayah dengan skala minimal 1:10.000.
Pasal 57
18
(2) Peta RTR-Perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan pada
peta dasar atau wilayah dengan skala minimal 1: 50.000.
(4) Sistem Pusat Kegiatan pada Peta RTR-Perkotaan harus menunjukkan dengan
jelas kota inti dan kota satelit.
Bagian Kesepuluh
Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Perdesaan
Pasal 58
Pasal 59
(2) Peta RTR-Perdesaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan pada
peta dasar dengan skala minimal 1:10.000.
Pasal 60
(2) Peta RTR-Perdesaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan pada
peta dasar dengan skala minimal 1: 50.000.
Bagian Kesebelas
Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten
Pasal 61
(2) Peta RTR-KSKab digambarkan pada peta dasar dengan skala yang sesuai
dengan bentang objek atau kawasan dan/atau tingkat kepentingan objek atau
kawasan yang digambarkan.
19
(3) Skala yang sesuai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dikonsultasikan
kepada Badan.
Pasal 62
Bagian Keduabelas
Tingkat Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kota
Pasal 63
(2) Peta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis digambarkan pada peta dasar
dengan skala yang sesuai dengan bentang objek atau kawasan dan/atau
tingkat kepentingan objek atau kawasan yang digambarkan.
(3) Skala yang sesuai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dikonsultasikan
kepada Badan.
Pasal 64
Bagian Ketigabelas
Tingkat Ketelitian Peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten
Pasal 65
(1) Peta Rencana Detil Tata Ruang Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal
6 huruf h mencakup kawasan diluar RTR-KSKab sebagaimana dimaksud
dalam Bagian Kesebelas.
(2) Peta Rencana Detil Tata Ruang Kabupaten digambarkan pada peta dasar
dengan skala yang sesuai dengan bentang objek atau kawasan dan/atau
tingkat kepentingan objek atau kawasan yang digambarkan.
(3) Skala yang sesuai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dikonsultasikan
kepada Badan.
Pasal 66
Bagian Keempatbelas
Tingkat Ketelitian Peta Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Kota
20
Pasal 67
(1) Peta Rencana Detil Tata Ruang Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
huruf i mencakup kawasan diluar RTR-KSKota sebagaimana dimaksud dalam
Bagian Keduabelas.
(2) Peta Rencana Detil Tata Ruang Kota digambarkan pada peta dasar dengan
skala yang sesuai dengan bentang objek atau kawasan dan/atau tingkat
kepentingan objek atau kawasan yang digambarkan.
(3) Skala yang sesuai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dikonsultasikan
kepada Badan.
Pasal 68
Pasal 69
BAB IV
KETELITIAN PETA MASUKAN
Bagian Pertama
Umum
Pasal 70
(1) Peta masukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b merupakan data
atau peta yang digunakan untuk proses perencanaan tata ruang dengan metode
proses tertentu.
(2) Peta masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. peta dasar; dan
b. peta tematik.
21
Pasal 71
Bagian Kedua
Tingkat Ketelitian Peta Dasar
Pasal 72
Peta dasar yang digunakan untuk perencanaan tata ruang harus memenuhi
kriteria:
a. memiliki skala sekurang-kurangnya sama atau lebih besar dari peta rencana
tata ruang yang akan dibuat; dan
b. memiliki unsur-unsur: perairan, hipsograf, permukiman, jaringan transportasi,
batas administrasi, dan nama-nama rupabumi sesuai dengan kenampakan
rupabumi di tempat tersebut.
Pasal 73
Peta dasar untuk penyusunan peta rencana tata ruang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 70 ayat (2) huruf a menggunakan skala minimal:
a. 1: 1.000.000;
b. 1: 500.000;
c. 1: 250.000;
d. 1: 50.000;
e. 1: 25.000;
f. 1: 10.000; atau
g. 1: 5.000.
Pasal 74
Peta dasar dengan skala 1:1.000.000 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 huruf
a memuat unsur-unsur:
a. perairan berupa laut beserta unsur-unsur di perairan pantainya, garis pantai,
sungai, danau, waduk atau bendungan yang digambarkan dengan skala untuk
lebar minimal 100 meter;
b. permukiman berupa kota;
c. jaringan transportasi berupa jalan tol, jalan arteri, jalan kolektor, jalur kereta
api, bandar udara, pelabuhan;
d. batas administrasi berupa batas negara, batas provinsi, batas kabupaten/kota;
dan/atau
e. nama rupabumi/toponim.
Pasal 75
Peta dasar dengan skala 1: 500.000 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 huruf
b memuat unsur-unsur:
22
a. perairan berupa laut beserta unsur-unsur di perairan pantainya, garis pantai,
sungai, danau, waduk atau bendungan yang digambarkan dengan skala untuk
lebar minimal 50 meter;
b. permukiman berupa kota;
c. jaringan transportasi berupa jalan tol, jalan arteri, jalan kolektor, jalur kereta
api, bandar udara, pelabuhan;
d. batas administrasi berupa batas negara, batas provinsi, batas kabupaten/kota;
dan/atau
e. nama rupabumi/toponim.
Pasal 76
Peta dasar dengan skala 1: 250.000 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 huruf
c memuat unsur-unsur:
a. perairan berupa laut beserta unsur-unsur di perairan pantainya, garis pantai,
sungai, danau, waduk atau bendungan yang digambarkan dengan skala untuk
lebar minimal 25 meter;
b. permukiman;
c. jaringan transportasi berupa jalan tol, jalan arteri, jalan kolektor, jalur kereta
api, bandar udara, pelabuhan;
d. batas administrasi berupa batas negara, batas provinsi, batas kabupaten/kota;
e. garis kontur dengan selang kontur yang mempunyai kelipatan 100 meter dan
titik ketinggian; dan/atau
f. nama rupabumi/toponim.
Pasal 77
Peta dasar dengan skala 1: 50.000 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 huruf e
memuat unsur-unsur:
a. perairan berupa laut beserta unsur-unsur di perairan pantainya, garis pantai,
sungai, danau, waduk atau bendungan yang digambarkan dengan skala untuk
lebar minimal 5 meter;
b. permukiman;
c. jaringan transportasi berupa jalan tol, jalan arteri, jalan kolektor, jalur kereta
api, bandar udara dan pelabuhan;
d. batas administrasi berupa batas negara, batas provinsi, batas kabupaten/kota,
batas kecamatan/distrik;
e. garis kontur dengan selang kontur yang mempunyai kelipatan 25 meter dan
titik ketinggian; dan/atau
f. nama rupabumi/toponim.
Pasal 78
Peta dasar dengan skala 1: 25.000 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 huruf f
memuat unsur-unsur:
a. perairan berupa laut beserta unsur-unsur di perairan pantainya, garis pantai,
sungai, danau, waduk atau bendungan yang digambarkan dengan skala untuk
lebar minimal 2,5 meter;
b. permukiman;
c. jaringan transportasi berupa jalan tol, jalan arteri, jalan kolektor, jalur kereta
api, bandar udara dan pelabuhan;
d. batas administrasi berupa batas negara, batas provinsi, batas kabupaten/kota,
batas kecamatan/distrik;
e. garis kontur dengan selang kontur yang mempunyai kelipatan 12,5 meter dan
titik ketinggian; dan/atau
f. nama rupabumi/toponim.
23
Pasal 79
Peta dasar dengan skala 1:10.000 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 huruf g
memuat unsur-unsur:
a. perairan berupa laut beserta unsur-unsur di perairan pantainya, garis pantai,
sungai, terusan, saluran air, danau, waduk atau bendungan yang digambarkan
dengan skala untuk lebar minimal 1 meter;
b. permukiman;
c. jaringan transportasi berupa jalan tol, jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal,
jalan lain, jalan setapak, jalur kereta api, bandar udara dan pelabuhan;
d. batas administrasi berupa batas negara, batas provinsi, batas kabupaten/kota,
batas kecamatan/distrik, batas desa/kelurahan;
e. garis kontur dengan selang kontur yang mempunyai kelipatan 5 meter dan titik
ketinggian; dan/atau
f. nama rupabumi/toponim.
Pasal 80
Peta dasar dengan skala 1: 5.000 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 huruf h
memuat unsur-unsur:
a. perairan berupa laut beserta unsur-unsur di perairan pantainya, garis pantai,
sungai, terusan, saluran air, danau, waduk atau bendungan yang digambarkan
dengan skala untuk lebar minimal 0,5 meter;
b. permukiman;
c. jaringan transportasi berupa jalan tol, jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal,
jalan lain, jalan setapak, jalur kereta api, bandar udara dan pelabuhan;
d. batas administrasi berupa batas negara, batas provinsi, batas kabupaten/kota,
batas kecamatan/distrik, batas desa/kelurahan;
e. garis kontur dengan selang kontur yang mempunyai kelipatan 2,5 meter dan
titik ketinggian; dan/atau
f. nama rupabumi/toponim.
Pasal 81
Dalam hal peta dasar yang menjadi sumber tidak tersedia atau belum
dimutakhirkan, penyelenggara penataan ruang dapat menggunakan sumber data
spasial lain setelah mendapat persetujuan tertulis dari Badan.
Pasal 82
Unsur-unsur peta dasar sebagaimana dimaksud dalam Bagian Kedua peraturan ini
digambarkan dengan kode, simbol dan atau notasi seperti pada Lampiran II
Peraturan Pemerintah ini.
Bagian Kedua
Tingkat Ketelitian Peta Tematik
Pasal 83
(1) Peta tematik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (2) huruf b
merupakan peta masukan yang digunakan untuk menyusun rencana tata
ruang.
24
(2) Peta tematik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) minimal meliputi:
a. peta administrasi;
b. peta kependudukan;
c. peta ekonomi dan keuangan;
d. peta fisik;
e. peta ketersediaan prasarana dan sarana dasar;
f. peta rawan bencana; dan
g. peta potensi wilayah.
(3) Peta tematik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tingkat ketelitian dan
penggambarannya secara kartografis mengikuti kaidah-kaidah, kriteria,
klasifikasi dan spesifikasi yang telah ditentukan oleh instansi terkait.
Pasal 84
(1) Peta tematik untuk penyusunan rencana tata ruang harus memiliki
keseragaman.
Pasal 85
Datum dan proyeksi peta tematik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 ayat (2)
huruf a harus mengikuti ketentuan yang ditetapkan untuk tingkat ketelitian peta
dasar.
Pasal 86
(1) Skala peta tematik untuk penyusunan tata ruang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 84 ayat (2) huruf b harus sama atau lebih besar dari skala peta
dasar yang digunakan untuk penyusunan tata ruang.
(2) Dalam hal skala peta tematik untuk penyusunan tata ruang lebih kecil dari
skala peta dasarnya, instansi pemerintah penyelenggara penataan ruang harus
berkonsultasi dengan Badan.
Pasal 87
(1) Unit pemetaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 ayat (2) huruf c
merupakan pembagian ruang terkecil atau hierarki terkecil dalam suatu peta
tematik yang digunakan untuk menampilkan informasi tematik dalam
penyusunan tata ruang.
(2) Unit pemetaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan
hirarki rencana tata ruang dan/atau skala peta rencana tata ruang.
(3) Unit pemetaan peta tematik untuk penyusunan rencana tata ruang disusun
berdasarkan ketentuan pada Lampiran III Peraturan Pemerintah ini.
25
(4) Dalam hal unit pemetaan peta tematik untuk penyusunan rencana tata ruang
tidak dapat memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
penyelenggara penataan ruang harus berkonsultasi dengan Badan.
Pasal 88
(1) Tingkat klasifikasi peta tematik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 ayat (2)
huruf d merupakan cara pengelompokan tingkatan suatu tema secara kualitatif
maupun kuantitatif.
(2) Tingkat klasifikasi peta tematik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditentukan berdasarkan hierarki rencana tata ruang dan/atau skala peta
rencana tata ruang.
(3) Tingkat klasifikasi peta tematik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun
berdasarkan ketentuan pada Lampiran III Peraturan Pemerintah ini.
(4) Dalam hal tingkat klasifikasi peta tematik untuk penyusunan rencana tata
ruang tidak dapat memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
penyelenggara penataan ruang harus berkonsultasi dengan Badan.
BAB V
METODE PROSES SPASIAL
Pasal 89
(3) Metode proses spasial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
penyamaan:
a. sistem referensi geometri;
b. sistem generalisasi;
c. sistem kodefikasi digital;
d. sistem indeks peta luaran; dan
e. sistem penyajian kartografis cetak.
Pasal 90
(1) Sistem referensi geometri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 ayat (2) huruf
a yang digunakan untuk peta masukan dan peta luaran harus menggunakan:
a. sistem referensi menurut ketentuan Datum Geodesi Nasional 1995;
b. sistem proyeksi Transverse Mercator (TM); dan
c. sistem grid Universal Transverse Mercator (UTM).
(2) Dalam hal suatu wilayah dalam sistem UTM terletak pada dua zona UTM yang
berdampingan, seluruh koordinat terlebih dahulu ditransformasikan kedalam
sistem koordinat geografis dan zona UTM yang dominan digunakan sebagai
sistem proyeksi.
(3) Dalam hal suatu wilayah dalam sistem UTM terletak pada lebih dari dua zona
UTM, seluruh koordinat ditransformasikan kedalam sistem koordinat geografis.
26
(4) Dalam hal peta masukan belum memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), harus dilakukan transformasi.
(5) Peta masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat berupa:
a. gambar peta cetakan hasil pemindaian secara digital;
b. gambar peta cetakan hasil penggandaan secara optis; atau
c. peta yang sudah berbentuk basis data geospasial, tetapi mempunyai datum,
proyeksi, atau grid yang berbeda dengan sistem nasional yang terpadu.
(6) Transformasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a dan huruf b dengan
rumusan yang minimal memenuhi syarat:
a. menggunakan rumusan yang memenuhi sayarat; dan
b. sisa kesalahan atau residu maksimal yang diperbolehkan adalah 2 mm pada
skala peta.
Pasal 91
Untuk keperluan pengelolaan data tata ruang secara nasional, seluruh peta luaran
ditransformasikan kedalam sistem koordinat geografis.
Pasal 92
Pasal 93
(5) Ketentuan teknis lebih lanjut tentang generalisasi diatur dengan Peraturan
Kepala Badan.
Pasal 94
Sistem kodefikasi digital sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 ayat (2) huruf d
meliputi:
a. kodefikasi unsur tata ruang;
27
b. deskripsi unsur tata ruang; dan
c. simbolisasi unsur tata ruang.
Pasal 95
Pasal 96
(1) Simbolisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94 huruf b harus dibuat dalam
suatu rangkaian simbol, warna, arsiran ataupun notasi.
(2) Simbolisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menggunakan model acuan
yang akan menjamin keseragaman visualisasi.
(3) Daftar kode unsur baku dalam kodefikasi data dan template visualisasi untuk
semua jenis peta dan skala ditetapkan dan disediakan oleh Badan.
(4) Untuk simbolisasi dalam peta cetak, semua peta harus dilengkapi dengan
legenda dan indeks lokasi yang mengacu kepada indeks lokasi peta dasar pada
skala yang sesuai.
Pasal 97
(1) Sistem indeks peta luaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 ayat (2)
huruf d sesuai dengan kode wilayah administrasi yang ditetapkan oleh Instansi
Pemerintah yang diberi tugas di bidang pemerintahan dalam negeri.
(2) Dalam hal suatu wilayah harus digambarkan menjadi beberapa lembar peta
luaran, maka pembagian lembar dan penomoran peta luaran harus disesuaikan
dengan sistem indeks peta dasar nasional yang ditetapkan oleh Badan.
(3) Sistem indeks peta luaran merupakan penggabungan kode wilayah administrasi
dan sistem indeks peta dasar nasional, yang disusun dengan urutan kode
wilayah administrasi, indeks peta dasar, dan nama jenis peta luaran.
Pasal 98
(1) Sistem penyajian kartografis cetak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 ayat
(2) huruf e meliputi:
a. pencetakan berupa mesin cetak, tinta cetak dan kertas cetak; dan
b. penggunaan lembar khusus.
(2) Ketentuan tata cara sistem penyajian kartografis cetak diatur dengan
Peraturan Kepala Badan.
28
BAB VI
PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL
Pasal 99
(2) Pengelolaan data geospasial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. penyimpanan;
b. pengamanan; dan
c. aksesibilitas.
Pasal 100
(1) Penyimpanan data geospasial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99 ayat (2)
huruf a dilakukan dalam bentuk digital dan cetakan.
(3) Penyimpanan data geospasial dalam bentuk cetakan disusun dalam suatu
album peta minimal dalam ukuran A3.
(4) Album peta sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri dari:
a. Peta rencana tata ruang; dan
b. Peta tematik.
Pasal 101
(1) Pengamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99 ayat (2) huruf b dilakukan
untuk menjamin agar data geospasial:
a. tetap dapat digunakan;
b. tidak dapat diubah atau dipalsukan;
c. tidak rusak oleh keadaan.
(2) Setiap orang dilarang mengubah isi data geospasial yang telah ditetapkan tanpa
sepengetahuan dan seizin penyelenggara penataan ruang.
Pasal 102
(1) Aksesibilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99 ayat (2) huruf c harus
disediakan oleh penyelenggara penataan ruang.
(2) Penyelenggara penataan ruang harus membuka akses peta luaran dan peta
masukan kepada masyarakat.
29
(3) Penyelenggara penataan ruang harus menyediakan fasilitas sehingga peta
luaran dalam format digital yang tidak untuk diproses lanjut dapat diperoleh
secara cepat, mudah dan cuma-cuma melalui media elektronik.
(4) Peta luaran format digital yang memungkinkan diproses lanjut dapat diperoleh
dengan prosedur sesuai peraturan perundang-undangan.
(5) Peta luaran dalam format cetakan dapat diperoleh dengan prosedur sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
BAB VII
PENGADAAN DAN PEMBINAAN TEKNIS
Pasal 103
(1) Pengadaan peta dasar diselenggarakan oleh Instansi yang berwenang di bidang
survei dan pemetaan.
Pasal 104
(2) Yang dimaksud teknis perpetaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mencakup:
a. sistem referensi geometri yang dipakai;
b. skala, akurasi, atau kerincian basis data;
c. format penyimpanan secara digital termasuk kode unsur;
d. penyajian kartografis mencakup simbol, warna, arsiran dan notasi; dan
e. kelengkapan peta.
Pasal 105
(1) Pembinaan teknis perpetaan untuk memelihara kualitas peta wilayah dan peta
rencana tata ruang wilayah diselenggarakan oleh Badan.
30
(4) Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional melakukan penyelarasan substansi
peta-peta rencana tata ruang antar provinsi.
Pasal 106
BAB VIII
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 107
(1) Masyarakat berhak mengetahui peta tematik melalui katalog peta tematik yang
disusun oleh instansi yang mengadakan peta tematik.
(3) Penyelenggara harus menyajikan dan memberikan akses atas peta-peta itu ke
masyarakat dalam media yang semudah-mudahnya dan semurah-murahnya
dengan memanfaatkan teknologi informasi khususnya internet.
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 108
Pada saat mulai berlakunya Peraturan Pemerintah ini, maka data geospasial yang
telah ada harus disesuaikan dengan ketentuan Peraturan Pemerintah ini,
selambat-lambatnya dalam lima tahun setelah berlakunya Peraturan Pemerintah
ini.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 109
31
Pasal 110
Disahkan di : Jakarta
Pada tanggal :
Diundangkan di : Jakarta
Pada tanggal :
32
PENJELASAN ATAS
TENTANG
I. PENJELASAN UMUM
Rencana tata ruang dilaksanakan melalui proses perencanaan tata ruang yang
menghasilkan antara lain peta rencana tata ruang, pemanfaatan ruang
berdasarkan hasil perencanaan tata ruang yang telah ditetapkan, dan pengendalian
pemanfaatan ruang agar pemanfaatan ruang sesuai dengan peta rencana tata
ruang. Dengan kata lain, kualitas pemanfaatan ruang ditentukan antara lain oleh
tingkat ketelitian rencana tata ruang yang bentuknya digambarkan dalam peta
rencana tata ruang yang disusun berdasarkan suatu sistem perpetaan yang
disajikan berdasarkan pada unsur-unsur serta simbol dan atau notasinya yang
dibakukan secara nasional.
Proses penyusunan peta rencana tata ruang diawali dengan ketersediaan peta
dasar, oleh karena itu setiap jenis peta harus memiliki ketelitian peta yang pasti
sesuai karakteristiknya. Peta dasar dengan segala karakteristik ketelitiannya,
menjadi dasar bagi pembuatan peta rencana tata ruang wilayah. Selanjutnya peta
rencana tata ruang itu digunakan sebagai media penggambaran peta-peta tematik.
Peta-peta tematik menjadi bahan analisis dan proses síntesis penuangan rencana
tata ruang wilayah dalam bentuk peta bagi penyusunan rencana tata ruang.
Oleh karena ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi
ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara yang terbagi dalam wilayah daerah
propinsi, wilayah daerah kota/kabupaten, maka masing-masing rencana tata ruang
wilayah tersebut secara berurutan digambarkan dalam peta wilayah negara
Indonesia, peta wilayah daerah propinsi, peta wilayah daerah kabupaten, dan peta
wilayah daerah kota. Peta wilayah tersebut di atas diturunkan dari peta dasar
sedemikian rupa sehingga hanya memuat unsur-unsur rupa bumi yang diperlukan
dari peta dasar, dengan maksud agar peta wilayah tersebut tetap memiliki
karakteristik ketelitian georeferensinya. Penggambaran rencana tata ruang wilayah
pada peta wilayah tersebut berwujud peta rencana tata ruang wilayah. Sesuai
dengan ruang lingkup pengaturannya, Peraturan Pemerintah ini hanya mengatur
tentang ketelitian peta rencana tata ruang dan turunannya.
Peta rencana tata ruang wilayah nasional ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah,
sedangkan rencana tata ruang wilayah daerah propinsi, rencana tata ruang wilayah
daerah kabupaten, serta rencana tata ruang wilayah daerah kota ditetapkan
dengan peraturan daerah masing-masing. Oleh karena rencana tata ruang wilayah
tersebut berkekuatan hukum, maka peta rencana tata ruang wilayah sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dengan rencana tata ruang wilayah harus
mengandung tingkat ketelitian yang sesuai dengan skala penggambarannya.
33
Alokasi pemanfaatan ruang untuk kawasan lindung, kawasan budi daya, kawasan
perkotaan, kawasan perdesaan dan kawasan tertentu dalam rencana tata ruang
wilayah nasional, rencana tata ruang wilayah propinsi, rencana tata ruang wilayah
kabupaten, dan rencana tata ruang wilayah kota, serta rencana tata ruang
kawasan, digambarkan dengan unsur alam seperti garis pantai, sungai, danau, dan
unsur buatan seperti jalan, pelabuhan, bandar udara, permukiman, serta unsur-
unsur kawasan lindung dan kawasan budi daya dengan batas wilayah administrasi
dan nama kota, nama sungai, dan nama laut. Penggambaran unsur-unsur tersebut
disesuaikan dengan keadaan di muka bumi dan pemanfaatan ruang yang
direncanakan.
Oleh karena dalam perencanaan tata ruang diperlukan data dan informasi tentang
tema-tema tertentu yang berkaitan dengan sumber daya alam dan sumber daya
buatan, maka Peraturan Pemerintah ini erat kaitannya dengan peraturan
perundang-undangan lain yang memuat ketentuan yang mengandung segi-segi
penataan ruang.
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Yang dimaksud dengan “sistem” adalah kumpulan substansi/bahan dan
proses analisis untuk rencana tata ruang.
Yang dimaksud dengan “akurat” adalah data dan informasi peta tata ruang
yang cermat, tepat, benar, dan berkualitas.
Pasal 3
Huruf a
Yang dimaksud dengan ”peta luaran” adalah peta-peta hasil rencana tata
ruang.
Huruf b
Yang dimaksud dengan ”peta masukan” adalah peta-peta dan/atau data
yang dijadikan sebagai input untuk rencana tata ruang.
Huruf c
Yang dimaksud dengan ”metode proses spasial” adalah standar algoritma
proses spasial atau keruangan dalam perencanaan untuk menghasilkan
rekomendasi yang teliti yang akan dituangkan dalam rencana tata ruang.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “pengelolaan data geospasial dan informasi
geospasial” adalah cara penyimpanan data geospasial dan informasi
geospasial yang digunakan, dokumentasi proses spasial maupun peta
penyajiannya kedalam suatu struktur, format, dan kodefikasi.
Pasal 4
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan ”metode proses tertentu” adalah cara mengolah
data dan peta dari berbagai sumber dalam suatu sistem informasi
geografis (SIG).
Ayat (2)
Cukup jelas.
34
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Yang dimaksud dengan ”skala minimal 1:1.000.000” adalah bahwa skala yang
diperbolehkan tidak boleh lebih kecil dari 1:1.000.000. Contoh skala yang
lebih kecil dari 1:1.000.000 adalah 1:1.500.000.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “satu cakupan wilayah nasional secara utuh”
adalah bahwa sistem perkotaan nasional dan sistem jaringan
transportasi nasional harus digambarkan dalam satu sistem kesatuan
karena merupakan satu kesatuan alur pikir.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan “ digambarkan pada peta tersendiri” adalah
sistem jaringan energi nasional, sistem jaringan telekomunikasi nasional
dan sistem jaringan sumberdaya air nasional dapat digambarkan
tersendiri secara terpisah dari peta struktur wilayah nasional apabila
secara kartografis penggambarannya tidak memungkinkan.
Pasal 10
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “jaringan transportasi darat” meliputi
jaringan jalan dan terminal, jaringan rel kereta api dan stasiun, dan
jaringan transportasi sungai, danau dan penyeberangan.
Jaringan jalan dan terminal berupa jalan tol atau jalan bebas
hambatan, jalan strategis nasional, jalan arteri primer, jalan
kolektor primer, terminal tipe A, dan terminal tipe B.
Jaringan rel kereta api dan stasiun berupa stasiun kereta api, jalur
kereta api umum antar kota, jalur kereta api umum perkotaan,
jalur kereta api khusus. Jalur kereta api yang disebut di atas dapat
berupa jalur kereta api jalur ganda, jalur kereta api jalur tunggal,
jalur kereta api atas tanah, jalur kereta api bawah tanah, jalur
kereta api layang.
35
dalam kabupaten/kota, lintas penyeberangan antarprovinsi yang
menghubungkan antarjaringan jalan nasional dan antarjaringan
jalur kereta api antarprovinsi, lintas penyeberangan antarnegara
yang menghubungkan antarjaringan jalan pada kawasan
perbatasan, lintas penyeberangan antar kabupaten/kota yang
menghubungkan antarjaringan jalan provinsi dan jaringan jalur
kereta api dalam provinsi, dan lintas pelabuhan penyeberangan
dalam kabupaten/kota yang menghubungkan antarjaringan jalan
kabupaten/kota dan jaringan jalur kereta api dalam
kabupaten/kota.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “jaringan transportasi laut” mencakup
pelabuhan internasional hub, pelabuhan internasional, pelabuhan
nasional, pelabuhan regional, pelabuhan khusus, alur pelayaran
internasional Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), jaringan
pelayaran internasional yang menghubungkan antar pelabuhan
internasional hub dan pelabuhan internasional, jaringan pelayaran
internasional yang menghubungkan antara pelabuhan internasional
hub dan pelabuhan internasional dengan pelabuhan internasional
di negara lain, alur pelayaran nasional yang menghubungkan
pelabuhan nasional dengan pelabuhan internasional atau
pelabuhan internasional hub, alur pelayaran nasional yang
menghubungkan antarpelabuhan nasional, alur pelayaran nasional
yang menghubungkan antara pelabuhan nasional dan pelabuhan
regional, dan alur pelayaran nasional yang menghubungkan antar
pelabuhan regional.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “jaringan transportasi udara” adalah berupa
bandar udara umum pusat penyebaran primer, bandar udara
umum pusat penyebaran sekunder, dan bandar udara umum pusat
penyebaran tersier, bandar udara umum bukan pusat penyebaran,
bandar udara khusus, ruang udara di atas bandar udara, ruang
udara di sekitar bandar udara, dan ruang udara yang ditetapkan
sebagai jalur penerbangan.
Ayat (3)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “jaringan listrik” adalah listrik dengan
tegangan nominal lebih dari 35 KV berupa kawat saluran udara,
kabel bawah tanah, dan kabel bawah laut.
Kawat saluran udara berupa jaringan transmisi saluran udara
tegangan ultra tinggi (SUTUT), jaringan transmisi saluran udara
tegangan ekstra tinggi (SUTET), jaringan transmisi saluran udara
tegangan tinggi (SUTT), jaringan transmisi saluran udara tegangan
menengah (SUTM), dan/atau jaringan transmisi saluran udara
tegangan rendah (SUTR).
Huruf c
Yang dimaksud dengan “pembangkit tenaga listrik” dapat berupa
pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik tenaga uap
(PLTU), pembangkit listrik tenaga gas (PLTG), pembangkit listrik
tenaga diesel (PLTD), pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN),
pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik tenaga
bayu (PLTB), pembangkit listrik tenaga panasbumi (PLTP), dan
pembangkit listrik lainnya.
36
Ayat (4)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “jaringan terestrial” adalah berupa jaringan
mikro digital, jaringan serat optik, jaringan kabel laut, jaringan
international, stasiun telepon otomat, transmisi kabel laut,
transmisi kabel laut (konstruksi), kantor pos besar, dan kantor pos
kecil.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “stasiun bumi” adalah bangunan berfungsi
sebagai stasiun telekomunikasi.
Ayat (5)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “sistem sumber daya air pada setiap wilayah
sungai” adalah berupa batas sistem wilayah sungai lintas negara
dan batas sistem wilayah sungai lintas provinsi.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “cekungan air tanah” dapat berupa
cekungan air tanah lintas negara dan cekungan air tanah lintas
provinsi.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “bendungan besar” adalah bangunan yang
dibuat untuk membendung aliran air.
Huruf e
Yang dimaksud dengan “kanal besar” adalah bangunan air yang
berfungsi sebagai tempat penampungan air hujan.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “kawasan yang memberikan perlindungan
terhadap bawahannya” mencakup kawasan hutan lindung,
kawasan bergambut, dan kawasan resapan air.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “kawasan perlindungan setempat”
mencakup sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar
waduk/danau, kawasan sekitar mata air, ruang terbuka hijau
(termasuk di dalamnya hutan kota), dan kawasan lindung
keagamaan.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “kawasan pelestarian alam, suaka alam dan
cagar budaya” mencakup kawasan suaka alam, kawasan suaka
alam laut dan perairan lainnya, suaka margasatwa dan suaka
margasatwa laut, cagar alam dan cagar alam laut, kawasan pantai
berhutan bakau, taman nasional dan taman nasional laut, taman
hutan raya, taman wisata alam dan taman wisata alam laut, dan
kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “kawasan rawan bencana alam” mencakup
kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan gelombang pasang,
dan kawasan rawan banjir.
37
Huruf e
Yang dimaksud dengan “kawasan lindung geologi” mencakup
kawasan cagar alam geologi, kawasan rawan bencana alam geologi,
dan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah.
Huruf f
Yang dimaksud dengan “kawasan lindung lainnya” mencakup cagar
biosfer, ramsar, taman buru, kawasan perlindungan plasma nutfah,
kawasan pengungsian satwa, kawasan terumbu karang, dan
kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “kawasan hutan produksi” adalah kawasan
yang diperuntukkan bagi hutan produksi.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “kawasan hutan rakyat” adalah kawasan
yang diperuntukkan bagi hutan yang dimiliki oleh rakyat, adat atau
ulayat.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “kawasan perkebunan” adalah kawasan
yang diperuntukkan bagi tanaman tahunan atau perkebunan yang
menghasilkan baik bahan pangan maupun bahan baku industri.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “kawasan pertanian pangan” adalah
kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman pangan.
Huruf e
Yang dimaksud dengan “kawasan perikanan” adalah kawasan yang
diperuntukkan bagi perikanan.
Huruf f
Yang dimaksud dengan “kawasan pertambangan” adalah kawasan
yang diperuntukkan bagi kawasan pertambangan yang secara
ekonomis mempunyai potensi bahan tambang, mencakup bahan
tambang golongan A, B dan C.
Huruf g
Yang dimaksud dengan “kawasan industri” adalah kawasan yang
diperuntukkan bagi industri.
Huruf h
Yang dimaksud dengan “kawasan pariwisata” adalah kawasan yang
diperuntukkan bagi pariwisata.
Huruf i
Yang dimaksud dengan “kawasan permukiman” adalah kawasan
yang diperuntukkan bagi permukiman diluar kawasan lindung.
Huruf j
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan “terlalu kecil” adalah ukuran dari obyek yang
digambarkan kurang dari 2 x 2 mm.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Huruf a
Yang dimaksud dengan “kawasan strategis dari sudut pertahanan dan
keamanan” berupa daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisi
38
dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba
sistem persenjataan, kawasan industri sistem pertahanan, atau pulau-
pulau kecil terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga
dan/atau laut lepas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “kawasan strategis nasional dari sudut
pertumbuhan ekonomi” berupa kawasan ekonomi cepat tumbuh,
kawasan penggerak pertumbuhan ekonomi nasional, kawasan berpotensi
ekspo, kawasan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi, kawasan
pendukung ketahanan pangan nasional, kawasan pendukung ketahanan
energi nasional, atau kawasan tertinggal.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “kawasan strategis nasional dari sudut sosial dan
budaya” berupa kawasan pelestarian dan pengembangan adat istiadat
atau budaya nasional, kawasan prioritas peningkatan kualitas sosial dan
budaya serta jati diri bangsa, aset nasional atau internasional yang harus
dilindungi dan dilestarikan, kawasan perlindungan peninggalan budaya
nasional, kawasan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau
kawasan yang memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala
nasional.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “kawasan strategis nasional dari sudut
pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi” berupa
kawasan pertambangan minyak dan gas bumi, kawasan pertambangan
minyak dan gas bumi lepas pantai, kawasan yang menjadi instalasi
tenaga nuklir, atau kawasan industri strategis nasional.
Huruf e
Yang dimaksud dengan “kawasan strategis nasional dari sudut fungsi
dan daya dukung lingkungan hidup” berupa kawasan perlindungan dan
pelestarian lingkungan hidup termasuk di dalamnya, kawasan yang
diakui sebagai warisan dunia termasuk Taman Nasional Lorentz, Taman
Nasional Ujung Kulon, dan Taman Nasional Komodo., kawasan
perlindungan keanekaragaman hayati, kawasan lindung yang ditetapkan
bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah
atau diperkirakan akan punah, kawasan perlindungan keseimbangan
tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian
negara, atau kawasan perlindungan keseimbangan iklim makro.
Pasal 15
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan “data batimetri” adalah kontur kedalaman laut.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan ”menggambarkan” RTRWN yang ada pada
provinsi terkait dengan tingkat kedetilan geometri pada skala untuk peta
39
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi. Penggambaran pada peta RTRWN
ditujukan hanya untuk koordinasi antar Provinsi, sedang untuk
memastikan koordinasi antar Kabupaten/Kota harus dilakukan pada
peta RTRWP, yang ketelitiannya lebih baik (lebih detil) dari peta RTRWN.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan “satu lembar peta wilayah provinsi secara utuh”
adalah bahwa sistem perkotaan dan sistem prasarana utama harus
digambarkan dalam satu sistem kesatuan karena merupakan satu
kesatuan alur pikir.
Ayat (4)
Yang dimaksud dengan “ digambarkan pada peta tersendiri” adalah
sistem perkotaan dan sistem prasarana utama dapat digambarkan
tersendiri secara terpisah dari peta struktur wilayah nasional apabila
secara kartografis penggambarannya tidak memungkinkan.
Pasal 18
Huruf a
Yang dimaksud dengan “Pusat Kegiatan Lokal” dalam sistem perkotaan
provinsi merupakan pusat kegiatan lokal dalam sistem nasional yang
penetapannya diamanatkan kepada Provinsi, yang memiliki fungsi
sebagai pusat kegiatan yang merupakan pemusatan permukiman
penduduk, kegiatan ekonomi, kegiatan sosial seperti pendidikan,
kesehatan, rekreasi dan olahraga, kegiatan pelayanan pemerintahan, dan
simpul kegiatan transportasi yang melayani satu kabupaten/kota atau
lebih dan pelayanan prasaranan lainnya.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “Pusat Kegiatan Nasional promosi (PKNp)” adalah
pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari dapat
ditetapkan sebagai PKN.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “Pusat Kegiatan Wilayah promosi (PKWp)” adalah
pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari dapat
ditetapkan sebagai PKW.
Pasal 19
Huruf a
Yang dimaksud dengan “jaringan transportasi darat” mencakup Jaringan
Jalan dan Terminal yang terdiri atas jalan kolektor primer, jalan strategis
provinsi, terminal tipe A dan terminal tipe B; Jaringan Rel Kereta Api dan
Stasiun yang terdiri atas jaringan jalur kereta api umum dan jaringan
jalur kereta api khusus, stasiun kereta api besar dan stasiun kereta api
sedang; serta Jaringan Sungai, Danau, dan Penyeberangan yang terdiri
atas alur pelayaran untuk kegiatan angkutan sungai dan danau, lintas
penyeberangan yang berada di wilayah provinsi dan pelabuhan sungai,
pelabuhan danau, dan pelabuhan penyeberangan yang berada di wilayah
provinsi.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “jaringan transportasi laut” terdiri dari
Pelabuhan, terdiri dari pelabuhan internasional hub, pelabuhan
internasional, pelabuhan nasional, pelabuhan regional, dan pelabuhan
lokal; dan pelabuhan khusus.
40
Huruf c
Yang dimaksud dengan “jaringan transportasi udara” adalah terdiri dari
Bandar udara yang telah ditetapkan dalam RTRWN; bandar udara
khusus yang berada di wilayah provinsi; dan ruang udara yang terdiri
dari ruang udara di atas bandar udara yang dipergunakan langsung
untuk kegiatan bandar udara, ruang udara di sekitar bandar udara yang
dipergunakan untuk operasi penerbangan dan ruang udara yang
ditetapkan sebagai jalur penerbangan.
Pasal 20
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “sistem prasarana listrik provinsi”
mencakup jaringan transmisi saluran udara tegangan ultra tinggi
(SUTUT), jaringan transmisi saluran udara tegangan ekstra tinggi
(SUTET), jaringan transmisi saluran udara tegangan tinggi (SUTT),
jaringan transmisi saluran udara tegangan menengah (SUTM),
dan/atau jaringan transmisi saluran udara tegangan rendah
(SUTR).
Huruf b
Yang dimaksud dengan “pembangkit tenaga listrik” mencakup
pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik tenaga uap
(PLTU), pembangkit listrik tenaga gas (PLTG), pembangkit listrik
tenaga diesel (PLTD), pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN),
pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik tenaga
bayu (PLTB), dan/atau pembangkit listrik tenaga panas bumi
(PLTP).
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “jaringan terestrial” adalah berupa jaringan
mikro digital, jaringan mikro analog, jaringan serat optik dan kabel
laut.
Huruf b
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “bendungan” adalah bangunan yang dibuat
untuk membendung aliran air.
Huruf e
Yang dimaksud dengan “waduk penampungan air besar” adalah
saluran air buatan untuk keperluan irigasi.
Huruf f
Yang dimaksud dengan “kanal besar” adalah bangunan air yang
berfungsi sebagai tempat penampungan air hujan.
Huruf g
Yang dimaksud dengan “fasilitas air bersih” mencakup mata air,
intake, instalasi produksi, bak penampungan, pipa jaringan air
bersih, pipa air bersih utama, pipa air bersih sekunder, dan jalur
distribusi air bersih.
41
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Ayat (1)
Kawasan lindung provinsi dalam pemetaan tidak didetailkan lebih rinci.
Ayat (2)
Kawasan budidaya provinsi dalam pemetaan tidak didetailkan lebih rinci.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Huruf a
Yang dimaksud dengan “kawasan strategis provinsi dari sudut
pertumbuhan ekonomi” adalah kawasan yang memiliki nilai strategis
ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi
yaitu merupakan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki
potensi ekonomi cepat tumbuh, sektor unggulan yang dapat
menggerakkan pertumbuhan ekonomi, potensi ekspor, dukungan
jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi, kegiatan
ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi, fungsi untuk
mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka mewujudkan
ketahanan pangan, atau fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi
sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “kawasan strategis provinsi dari sudut pandang
sosial budaya” dapat merupakan kawasan budi daya maupun kawasan
lindung yang memiliki nilai strategis sosial budaya di wilayah provinsi,
seperti halnya kawasan yang antara lain merupakan tempat pelestarian
dan pengembangan adat istiadat atau budaya, merupakan prioritas
peningkatan kualitas sosial dan budaya, merupakan aset yang harus
dilindungi dan dilestarikan, merupakan tempat perlindungan
peninggalan budaya, memberikan perlindungan terhadap
keanekaragaman budaya, atau memiliki potensi kerawanan terhadap
konflik sosial.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “kawasan strategis provinsi dari sudut
pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi”
merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis pendayagunaan
sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi di wilayah provinsi, seperti
halnya kawasan yang diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam
strategi, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir,
memiliki sumber daya alam strategis, memiliki fungsi sebagai pusat
pengendalian dan pengembangan antariksa, memiliki fungsi sebagai
pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau memiliki fungsi sebagai
lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.
42
Huruf e
Yang dimaksud dengan “kawasan strategis provinsi dari sudut fungsi dan
daya dukung lingkungan hidup” merupakan kawasan yang memiliki nilai
strategis fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, seperti halnya
kawasan yang merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati,
merupakan kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan
ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan
akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan, kawasan yang
memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun
berpeluang menimbulkan kerugian, kawasan yang memberikan
perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro, kawasan yang
menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup,
kawasan yang merupakan kawasan rawan bencana alam, atau kawasan
yang sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai
dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.
Huruf f
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Huruf a
Yang dimaksud dengan “pusat pelayanan kawasan (PPK)” merupakan
kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
kecamatan atau beberapa desa.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “pusat pelayanan lingkungan (PPL)” merupakan
pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar
desa.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “pusat kegiatan lokal promosi (PKLp)” merupakan
pusat kegiatan yang dipromosikan untuk di kemudian hari ditetapkan
sebagai PKL. Pusat kegiatan yang dapat dipromosikan menjadi PKLp
hanya pusat pelayanan kawasan (PPK); dan pusat kegiatan tersebut
harus ditetapkan sebagai kawasan strategis kabupaten.
Pasal 30
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “jaringan jalan” mencakup:
- jalan lokal adalah jalan yang menghubungkan ibukota
kabupaten dengan ibukota kecamatan, ibukota kabupaten
dengan pusat desa, antaribukota kecamatan, ibukota
kecamatan dengan desa, dan antardesa;
- jalan strategis kabupaten;
- jembatan, yang meliputi pembangunan jalan/jembatan baru
untuk membuka kawasan terisolasi, untuk meningkatkan
kelancaran pemasaran hasil-hasil produksi, serta untuk
43
meningkatkan kelancaran kegiatan ekonomi, sosial dan budaya
lainnya;
- lokasi terminal sesuai dengan jenis, kelas pelayanan sebagai
terminal antar wilayah (type A), wilayah kota (tipe B) atau lokal
(tipe C) sesuai dengan hirarki pusat kegiatan dalam sistem
nasional, provinsi/metropolitan, atau sub terminal;
- pengembangan prasarana dan sarana angkutan umum massal
wilayah, misalnya berupa jalur bus (bus way).
Yang dimaksud dengan “jaringan rel kereta api” mencakup:
- jaringan jalur kereta api umum yang berada pada wilayah
kabupaten, yang terdiri atas jaringan jalur kereta api antarkota
dan jaringan jalur kereta api perkotaan, termasuk subway dan
monorel.
- jaringan jalur kereta api khusus yang berada pada wilayah
kabupaten; dan
- stasiun kereta api.
Yang dimaksud dengan “jaringan transportasi sungai, danau dan
penyeberangan” mencakup:
- alur pelayaran untuk kepentingan angkutan sungai dan alur
pelayaran untuk kegiatan angkutan danau yang terdapat pada
wilayah kabupaten;
- lintas penyeberangan yang terdapat pada wilayah kabupaten;
- pelabuhan sungai dan pelabuhan danau yang terdapat pada
wilayah kabupaten; dan
- pelabuhan penyeberangan yang terdapat pada wilayah
kabupaten.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “jaringan transportasi laut” skala
kabupaten mencakup:
- pelabuhan laut yang terdapat pada wilayah kabupaten, yang
terdiri atas: pelabuhan internasional hub, pelabuhan
internasional, pelabuhan nasional, pelabuhan regional, dan
pelabuhan lokal; dan pelabuhan khusus.
- alur pelayaran yang terdapat pada wilayah kabupaten baik
internasional maupun nasional.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “jaringan transportasi udara” skala
kabupaten mencakup:
- bandar udara umum dan Bandar udara khusus yang terdapat
pada wilayah kabupaten;
- ruang udara untuk penerbangan, yang terdiri atas ruang udara
di atas bandar udara yang dipergunakan langsung untuk
kegiatan bandar udara, ruang udara di sekitar bandar udara
yang dipergunakan untuk operasi penerbangan, dan ruang
udara yang ditetapkan sebagai jalur penerbangan.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 31
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “jaringan pipa minyak dan gas bumi”
merupakan penjabaran jaringan pipa minyak dan gas bumi dalam
wilayah kabupaten (jika ada).
44
Huruf b
Yang dimaksud dengan “Jaringan listrik” merupakan penjabaran
jaringan transmisi tenaga listrik Saluran Utama Tegangan Ultra
Tinggi (SUTUT), Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET),
dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dalam wilayah kota
(jika ada), jalur-jalur distribusi energi kelistrikan, lokasi
pembangkit, gardu induk distribusi, dan sistem distribusi; dan
rencana sistem alternatif sumber daya lainnya seperti migas,
panas bumi, tenaga surya, dan lain sebagainya.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “pembangkit tenaga listrik” dapat berupa
skala besar maupun mikro yang berupa PLTA, PLTU, PLTG, PLTD,
PLTN, PLTS, PLTB, dan PLTP.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “wilayah sungai kabupaten” adalah
termasuk waduk, situ, dan embung pada wilayah kabupaten.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “jaringan irigasi” berfungsi untuk
mendukung produktivitas usaha tani terdiri dari saluran,
bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu
kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian,
pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi. Jaringan
irigasi terdiri dari jaringan irigasi primer, sekunder dan tersier,
serta jaringan irigasi air tanah.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Yang dimaksud dengan “sistem pengendalian banjir” termasuk
saluran drainase primer, saluran drainase sekunder, saluran air
hujan primer, saluran air hujan sekunder.
Ayat (4)
Yang dimaksud dengan “sistem prasarana wilayah kabupaten lainnya”
meliputi jaringan prasarana lingkungan, mencakup prasarana
pengelolaan lingkungan yang terdiri dari Tempat Pembuangan Sampah
(TPS) Sementara, Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah, serta
pengolahan limbah cair dan padat.
Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “kawasan yang memberikan perlindungan
terhadap bawahannya” skala kabupaten mencakup kawasan bergambut
dan kawasan resapan air.
45
Huruf c
Yang dimaksud dengan “kawasan perlindungan setempat” mencakup
sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau atau waduk,
kawasan sekitar mata air, serta kawasan lindung spiritual dan kearifan
lokal lainnya.
Huruf d
Yang dimaksud dengan ”Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan
cagar budaya” meliputi: kawasan suaka alam, kawasan suaka alam laut
dan perairan lainnya, suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut,
cagar alam dan cagar alam laut, kawasan pantai berhutan bakau, taman
nasional dan taman nasional laut, taman hutan raya, taman wisata alam
dan taman wisata alam laut, kawasan cagar budaya dan ilmu
pengetahuan.
Huruf e
Yang dimaksud dengan “kawasan rawan bencana alam” meliputi:
kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan gelombang pasang dan
kawasan rawan banjir.
Huruf f
Yang dimaksud dengan “kawasan lindung geologi” meliputi: kawasan
cagar alam geologi, kawasan rawan bencana alam geologi dan kawasan
yang memberikan perlindungan terhadap air tanah.
Pasal 34
Huruf a
Yang dimaksud dengan “kawasan peruntukan hutan produksi” dirinci
meliputi kawasan-kawasan: peruntukan hutan produksi terbatas,
peruntukan hutan produksi tetap, dan peruntukan hutan produksi yang
dapat dikonversi.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “kawasan peruntukan pertanian” dirinci meliputi
kawasan-kawasan: peruntukan pertanian lahan basah, peruntukan
pertanian lahan kering, peruntukan tanaman pangan, dan peruntukan
hortikultura;.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “kawasan peruntukan perkebunan” dirinci
berdasarkan jenis komoditas perkebunan yang ada di wilayah
kabupaten.
Huruf e
Yang dimaksud dengan “kawasan peruntukan perikanan” dirinci meliputi
kawasan-kawasan: peruntukan perikanan tangkap, peruntukan
budidaya perikanan, dan peruntukan kawasan pengolahan ikan.
Huruf f
Yang dimaksud dengan “kawasan peruntukan pertambangan” dirinci
meliputi kawasan-kawasan: peruntukan mineral dan batubara,
peruntukan minyak dan gas bumi, peruntukan panas bumi, dan
peruntukan air tanah di kawasan pertambangan.
Huruf g
Yang dimaksud dengan “kawasan peruntukan industri” dirinci meliputi
kawasan-kawasan: peruntukan industri besar, peruntukan industri
sedang dan peruntukan industri rumah tangga.
Huruf h
Yang dimaksud dengan “kawasan peruntukan pariwisata” dirinci meliputi
kawasan-kawasan: peruntukan pariwisata budaya, peruntukan
pariwisata alam, dan peruntukan pariwisata buatan.
46
Huruf i
Yang dimaksud dengan “kawasan peruntukan permukiman” dirinci
meliputi kawasan-kawasan: peruntukan permukiman perkotaan dan
peruntukan permukiman perdesaan. Sebagai kawasan budidaya maka
permukiman diarahkan dalam kajian lokasi dan fungsi masing-masing
permukiman, terutama dikaitkan dengan karakter lokasi, misalnya di
pegunungan, dataran tinggi, permukiman pantai, dan sebagainya.
Huruf j
Yang termasuk “kawasan peruntukan lainnya” dapat berupa instalasi
pembangkit energi listrik, instalasi militer, dan instalasi lainnya.
Pasal 35
Cukup jelas.
Pasal 36
Huruf a
Yang dimaksud dengan “kawasan strategis kabupaten dari sudut
pertumbuhan ekonomi” berupa
- potensi ekonomi cepat tumbuh,
- sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi,
- potensi ekspor,
- dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan
ekonomi,
- kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,
- fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka
mewujudkan ketahanan pangan,
- fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam
rangka mewujudkan ketahanan energi, atau
- kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal di
dalam wilayah kabupaten.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “kawasan strategis kabupaten dari sudut sosial
dan budaya” berupa:
- tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya,
- prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya,
- aset yang harus dilindungi dan dilestarikan,
- tempat perlindungan peninggalan budaya,
- tempat yang memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman
budaya, atau
- tempat yang memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “kawasan strategis kabupaten dari sudut
pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi” berupa:
- peruntukan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategi,
pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir;
- sumber daya alam strategis;
- fungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa;
- fungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir; atau
- fungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “kawasan strategis kabupaten dari sudut fungsi
dan daya dukung lingkungan hidup” berupa:
- tempat perlindungan keanekaragaman hayati;
47
- kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora
dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah
yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;
- kawasan yang memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air
yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian;
- kawasan yang memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim
makro;
- kawasan yang menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas
lingkungan hidup;
- kawasan rawan bencana alam; atau
- kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan
mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.
Huruf e
Yang dimaksud dengan “kawasan andalan kabupaten” mencakup
kawasan andalan darat dan kawasan andalan laut.
Pasal 37
Cukup jelas.
Pasal 38
Cukup jelas.
Pasal 39
Cukup jelas.
Pasal 40
Huruf a
Yang dimaksud dengan ”pusat kota” adalah pusat pelayanan yang
melayani seluruh wilayah kota dan/atau regional.
Huruf b
Yang dimaksud dengan ”subpusat kota” adalah pusat pelayanan yang
melayani sub-wilayah kota.
Huruf c
Yang dimaksud dengan ”pusat lingkungan” adalah pusat pelayanan yang
melayani skala lingkungan wilayah kota.
Pasal 41
Huruf a
Yang dimaksud dengan “jaringan jalan” mencakup:
- jaringan jalan tol di dalam wilayah kota dan jaringan jalan sekunder di
dalam kota;
- jaringan jalan provinsi yang ada di Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
- lokasi terminal sesuai dengan jenis dan kelas pelayanannya; dan
Yang dimaksud dengan “jaringan rel kereta api” mencakup:
- jaringan jalur kereta api termasuk subway dan monorail; dan
- stasiun kereta api.
Yang dimaksud dengan “jaringan transportasi sungai, danau dan
penyeberangan” mencakup:
- alur pelayaran untuk kegiatan angkutan sungai, danau, dan
penyeberangan dalam wilayah kota dan antar wilayah; dan
- pelabuhan/dermaga.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “alur pelayaran” mencakup alur pelayaran yang
berada pada wilayah kota bersangkutan.
48
Yang dimaksud dengan “pelabuhan” mencakup pelabuhan laut yang
berada di wilayah kota.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “bandar udara” mencakup Bandar udara yang
berada di wilayah kota.
Yang dimaksud dengan “ruang udara” mencakup ruang udara di atas
bandara yang dipergunakan langsung untuk kegiatan bandar udara
(ketentuan keselamatan yang ditetapkan dalam Kawasan Keselamatan
Operasional Penerbangan (KKOP)) dan ruang udara di sekitar bandar
udara yang ditetapkan sebagai jalur penerbangan.
Pasal 42
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “jaringan pipa minyak dan gas bumi”
merupakan penjabaran jaringan pipa minyak dan gas bumi dalam
wilayah kota (jika ada).
Huruf b
Yang dimaksud dengan “Jaringan listrik” dapat berupa SUTUT,
SUTET, SUTT, SUTM, SUTR dan Jaringan Distribusi.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “Pembangkit tenaga listrik” skala kabupaten
dapat berupa Gardu Induk Distribusi, PLTA, PLTU, PLTG, PLTD,
PLTN, PLTS, PLTB, dan PLTP.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “prasarana penyediaan air minum kota”
adalah sistem penyediaan air minum kota mencakup sistem
jaringan perpipaan dan/atau bukan jaringan perpipaan.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “pengelolaan air Limbah Kota” adalah
sistem pengelolaan air limbah kota meliputi sistem air pembuangan
yang terdiri atas sistem pembuangan air limbah (sewage) termasuk
sistem pengolahan berupa instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
dan sistem pembuangan air buangan rumah tangga (sewerage) baik
individual maupun komunal.
Huruf c
Untuk air limbah yang mengandung B3, diperlukan instalasi
tambahan untuk membersihkan air limbah tersebut sebelum
masuk ke jaringan air buangan kota.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “sistem Persampahan Kota” adalah meliputi
tempat pembuangan sampah sementara (TPS) dan tempat
pemrosesan akhir sampah (TPA).
Huruf e
Yang dimaksud dengan “Sistem Drainase Kota” meliputi jaringan
primer, sekunder, dan tersier yang berfungsi untuk mengalirkan
limpasan air hujan (storm water) dan air permukaan lainnya untuk
menghindari genangan air di wilayah kota.
49
Huruf f
Yang dimaksud dengan “Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana
dan Sarana Jaringan Jalan Pejalan Kaki” dapat direncanakan dalam
bentuk ruang pejalan kaki di sisi jalan, ruang pejalan kaki di sisi
air, ruang pejalan kaki di kawasan komersial/perkantoran, ruang
pejalan kaki di RTH, ruang pejalan kaki di bawah tanah, dan ruang
pejalan kaki di atas tanah.
Huruf g
Yang dimaksud dengan “Jalur Evakuasi Bencana” meliputi escape
way dan melting point baik dalam skala kota maupun kawasan.
Pasal 43
Cukup jelas.
Pasal 44
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “kawasan yang memberikan perlindungan
terhadap bawahannya” mencakup kawasan hutan lindung, kawasan
bergambut, dan kawasan resapan air.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “kawasan perlindungan setempat” mencakup
sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar waduk/danau,
kawasan sekitar mata air, dan kawasan lindung keagamaan.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “ruang terbuka hijau (rth) kota” antara lain
meliputi taman rt, taman rw, taman kota dan permakaman.
Huruf e
Yang dimaksud dengan “kawasan suaka alam dan cagar budaya”
mencakup kawasan suaka alam, kawasan suaka alam laut dan perairan
lainnya, suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut, cagar alam dan
cagar alam laut, kawasan pantai berhutan bakau, taman hutan raya,
taman wisata alam dan taman wisata alam laut, dan kawasan cagar
budaya dan ilmu pengetahuan.
Huruf f
yang meliputi kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan gelombang
pasang dan kawasan rawan banjir.
Huruf g
Cukup jelas.
Pasal 45
Huruf a
Kawasan perumahan dapat dirinci meliputi perumahan dengan
kepadatan tinggi, perumahan dengan kepadatan sedang, dan perumahan
dengan kepadatan rendah.
Huruf b
Kawasan perdagangan dan jasa terdiri atas pasar tradisional, pusat
perbelanjaan dan toko modern.
Huruf c
Kawasan perkantoran terdiri atas perkantoran pemerintahan dan
perkantoran swasta.
Huruf d
Kawasan industri meliputi industri rumah tangga/kecil dan industri
ringan.
50
Huruf e
Kawasan pariwisata terdiri atas pariwisata budaya, pariwisata alam, dan
pariwisata buatan.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Kawasan ruang evakuasi bencana meliputi ruang terbuka atau ruang-
ruang lainnya yang dapat berubah fungsi menjadi melting point ketika
bencana terjadi.
Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i
Kawasan peruntukan lainnya meliputi: pertanian, pertambangan,
peruntukan pelayanan umum (pendidikan, kesehatan, peribadatan, serta
keamanan dan keselamatan), peruntukan militer, dan lain-lain sesuai
dengan peran dan fungsi kota.
Pasal 46
Cukup jelas.
Pasal 47
Huruf a
Yang dimaksud dengan “kawasan strategis kota dari sudut pertumbuhan
ekonomi” berupa
- potensi ekonomi cepat tumbuh;
- sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi;
- potensi ekspor;
- dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan
ekonomi;
- kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;
- fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka
mewujudkan ketahanan pangan;
- fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam
rangka mewujudkan ketahanan energi;
- sumber daya alam yang strategis untuk kepentingan pembangunan
kota; dan/atau
- pengaruh yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal di
dalam wilayah kota.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “kawasan strategis kota dari sudut sosial dan
budaya” berupa:
- tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya;
- prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya;
- aset yang harus dilindungi dan dilestarikan;
- tempat perlindungan peninggalan budaya;
- tempat yang memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman
budaya;
- tempat yang memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial;
- hasil karya cipta budaya masyarakat kota yang dapat menunjukkan
jatidiri maupun penanda (vocal point, landmark) budaya kota;
dan/atau
- kriteria lainnya yang dikembangkan sesuai dengan kepentingan
pembangunan kota.
51
Huruf c
Yang dimaksud dengan “kawasan strategis kota dari sudut
pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi” berupa:
- kawasan yang diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam
strategi, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir;
- memiliki sumber daya alam strategis;
- memiliki fungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan
antariksa;
- memiliki fungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir;
atau
- memiliki fungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “kawasan strategis kota dari sudut fungsi dan
daya dukung lingkungan hidup” berupa:
- tempat perlindungan keanekaragaman hayati;
- kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora
dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah
yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;
- kawasan yang memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air
yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian;
- kawasan yang memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim
makro;
- kawasan yang menuntut prioritas tinggi untuk peningkatan kualitas
lingkungan hidup;
- kawasan rawan bencana alam; dan/atau
- kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan
mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.
Huruf e
Yang dimaksud dengan “kawasan andalan kota” mencakup kawasan
andalan darat dan kawasan andalan laut.
Pasal 48
Cukup jelas.
Pasal 49
Cukup jelas.
Pasal 50
Cukup jelas.
Pasal 51
Cukup jelas.
Pasal 52
Cukup jelas.
Pasal 53
Cukup jelas.
Pasal 54
Huruf a
Cukup jelas.
52
Huruf b
Yang dimaksud dengan “kawasan strategis provinsi dari sudut
pertumbuhan ekonomi” berupa kawasan ekonomi khusus (KEK),
kawasan pengembangan ekonomi terpadu (KAPET), kawasan tertinggal,
Kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas, kawasan
unggulan/andalan berkembang, kawasan unggulan/andalan prospektif
berkembang, kawasan pengembangan potensi khusus, kawasan berikat,
kawasan pusat perdagangan skala provinsi, dan/atau kawasan
Agropolitan.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “kawasan strategis provinsi dari sudut sosial dan
budaya” berupa kawasan pusat perkantoran pemerintahan, kawasan
pusat sejarah keagamaan, kawasan pusat kegiatan keagamaan, kawasan
pariwisata (kota tua, wisata buatan unggulan), kawasan makam-makam
bersejarah, kawasan adat tertentu, dan/atau kawasan konservasi
warisan budaya.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “kawasan strategis provinsi dari sudut
pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi” berupa
kawasan pertambangan minyak dan gas bumi, kawasan pertambangan
minyak dan gas bumi lepas pantai, kawasan yang menjadi instalasi
tenaga nuklir, dan/atau kawasan industri strategis provinsi.
Huruf e
Yang dimaksud dengan “kawasan strategis provinsi dari sudut fungsi dan
daya dukung lingkungan hidup” berupa kawasan perlindungan dan
pelestarian lingkungan hidup, termasuk kawasan yang diakui sebagai
warisan dunia.
Pasal 55
Cukup jelas.
Pasal 56
Cukup jelas.
Pasal 57
Cukup jelas.
Pasal 58
Cukup jelas.
Pasal 59
Cukup jelas.
Pasal 60
Cukup jelas.
Pasal 61
Cukup jelas.
Pasal 62
Cukup jelas.
Pasal 63
Cukup jelas.
53
Pasal 64
Cukup jelas.
Pasal 65
Cukup jelas.
Pasal 66
Cukup jelas.
Pasal 67
Cukup jelas.
Pasal 68
Cukup jelas.
Pasal 69
Cukup jelas.
Pasal 70
Cukup jelas.
Pasal 71
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “sesuai karakteristiknya” adalah peta yang
digambarkan pada skala tertentu mempunyai tingkat ketelitian dan
kedetilan berbeda serta tujuan penggunaan yang berbeda.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “sistem referensi geometri minimal yang
harus dimiliki” meliputi sistem proyeksi, skala, datum, dan sistem
koordinat.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “akurasi pengukuran minimal” adalah
akurasi gemoteris minimal dalam pengukuran di lapangan atau
dengan metode lain yang diperbolehkan untuk menggambarkan
sebuah unsur peta.
Yang dimaksud dengan “kerincian data minimal” adalah kedalaman
tingkat klasifikasi suatu unsur yang memungkinkan untuk
digambarkan pada peta.
Pasal 72
Cukup jelas.
Pasal 73
Cukup jelas.
Pasal 74
Cukup jelas.
Pasal 75
Cukup jelas.
Pasal 76
Cukup jelas.
54
Pasal 77
Cukup jelas.
Pasal 78
Cukup jelas.
Pasal 79
Cukup jelas.
Pasal 80
Cukup jelas.
Pasal 81
Cukup jelas.
Pasal 82
Cukup jelas.
Pasal 83
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “peta kependudukan” meliputi kepadatan
penduduk, peta karakteristik penduduk menurut jenis kelamin,
peta karakteristik penduduk menurut tingkat pendidikan dan peta
karakteristik penduduk menurut pekerjaan.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “peta ekonomi dan keuangan” adalah peta
yang menunjukkan kondisi ekonomi dan keuangan wilayah yang
meliputi nilai eksport dan import suatu komoditas.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “peta fisik” adalah peta yang menunjukkan
karakter atau kondisi alam fisik suatu wilayah, yang meliputi peta
kemiringan lereng, peta geomorfologi/fisiografi, peta penutup lahan,
peta geologi, peta penggunaan lahan, peta tanah, dan peta
klimatologi termasuk curah hujan.
Huruf e
Yang dimaksud dengan “peta ketersediaan prasarana dan sarana
dasar” meliputi peta eksisting untuk jaringan listrik, jaringan
telekomunikasi, sarana dan prasarana pendidikan, peta sarana dan
prasarana kesehatan, peta jaringan energi minyak dan gas, yang
dirinci sesuai level perencanaan
Huruf f
Yang dimaksud dengan “peta rawan bencana” terdiri dari peta
rawan bencana banjir, peta rawan bencana longsor, peta rawan
bencana tsunami, peta rawan bencana gunung berapi, dan peta
rawan gempa.
Huruf g
Yang dimaksud dengan “peta potensi wilayah” adalah potensi
wilayah baik darat dan/atau laut, berupa peta potensi pertanian
dan peternakan, peta potensi tambang, peta potensi perikanan, peta
potensi pariwisata, dan peta potensi perkebunan dan kehutanan.
55
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 84
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “keseragaman” adalah bahwa kualitas data pada
peta masukan tata ruang untuk level perencanaan yang sama pada
tingkat provinsi maupun kabupaten/kota seharusnya sama.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 85
Cukup jelas.
Pasal 86
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “sama atau lebih besar dari skala peta dasar”
adalah misalnya apabila skala peta dasar yang digunakan untuk
penyusunan rencana tata ruang adalah 1:250.000 maka skala minimal
peta tematik masukan yang digunakan adalah 1:250.000 atau lebih
besar misalnya 1:100.000.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 87
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “pembagian ruang terkecil dan/atau hierarki
terkecil” adalah misalnya:
- untuk ruang terkecil biasanya disebut dengan resolusi spasial, yaitu
pembagian ruang dalam grid/piksel dimana dimensi grid/piksel di
bumi dinyatakan dalam unit panjang/luas. Resolusi 30 meter artinya
bahwa satu piksel pada peta mewakili 30 meter di permukaan bumi,
dan seterusnya.
- berdasarkan
- menggunakan hierarki terendah dalam sistem administrasi nasional
yang akan dipakai baik itu tingkat provinsi, kabupaten/kota,
kecamatan, desa, dan seterusnya.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 88
Cukup jelas.
Pasal 89
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “sistem referensi geometri” adalah suatu
sistem pemetaan dimana semua peta yang dibuat mengacu pada
datum, proyeksi dan grid yang sama.
56
Huruf b
Yang dimaksud dengan “sistem generalisasi” adalah suatu proses
menampilkan informasi dalam suatu peta yang skalanya lebih kecil
sehingga tingkat kedetilannya sesuai dengan skala peta tersebut.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “sistem kodefikasi digital” merupakan
teknik penyimpanan peta luaran dalam sistem basisdata spasial
yang menggunakan sistem klasifikasi dan kodefikasi unsur yang
baku secara nasional
Huruf d
Yang dimaksud dengan “sistem penomoran peta luaran” merupakan
teknis penomoran peta rencana tata ruang sistematis dalam bentuk
indeks untuk memudahkan pencarian dan/atau dokumentasi peta
rencana tata ruang secara nasional. Penomoran yang dimaksud
mengikuti sistematika penomoran yang diterbitkan oleh instansi
yang berwenang.
Huruf e
Cukup jelas.
Pasal 90
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “zona UTM yang dominan” adalah zona UTM
dimana cakupan areanya paling besar, sehingga karakter luasan lebih
diutamakan untuk dipertahankan.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “rumusan yang memenuhi syarat” adalah
bila menggunakan empat titik sekutu, maka transformasi dilakukan
cukup dengan menggunakan transformasi conform, atau bila
menggunakan lebih dari empat titik sekutu maka transformasi
dilakukan dengan menggunakan transformasi affine.
Huruf b
Cukup jelas.
Pasal 91
Yang dimaksud dengan “pengelolaan data tata ruang secara nasional”
merupakan cara untuk pengintegrasian/pemaduan dan
pengharmonisasian/penyelarasan data tata ruang untuk kepentingan
koordinasi secara nasional.
Pasal 92
Cukup jelas.
Pasal 93
Cukup jelas.
57
Pasal 94
Cukup jelas.
Pasal 95
Yang dimaksud dengan “unik” adalah setiap unsur tata ruang tidak
mempunyai kode yang sama dengan unsur lainnya.
Yang dimaksud dengan “sistematik” adalah pemberian kode unsur tata ruang
disusun secara teratur dan konsisten.
Pasal 96
Cukup jelas.
Pasal 97
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “Instansi yang berwenang” adalah Departemen
dalam Negeri. Teknis penomoran peta luaran adalah kode wilayah, nomor
urut peta, dan tema peta.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “Instansi yang berwenang” adalah Badan
Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional. Teknis penomoran dalam hal
ini adalah kode wilayah, nomor peta sesuai dengan peta rupabumi,
nomor urut peta, dan tema peta.
Pasal 98
Yang dimaksud dengan “penggunaan lembar khusus“ adalah pencetakan peta
dapat dilakukan untuk penambahan cakupan lembar ke samping kiri atau
kanan dan/atau penambahan cakupan lembar ke atas atau ke bawah masing-
masing sampai dengan 2’ atau 100 mm.
Pasal 99
Cukup jelas.
Pasal 100
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan “album peta” adalah kumpulan dari peta yang
disusun dalam format buku album berukuran minimal A3.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 101
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “ditetapkan” adalah ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah untuk RTRWN, Peraturan Daerah untuk RTRWP dan
RTRWKab/Kota.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 102
Cukup jelas.
58
Pasal 103
Cukup jelas.
Pasal 104
Cukup jelas.
Pasal 105
Cukup jelas.
Pasal 106
Cukup jelas.
Pasal 107
Cukup jelas.
Pasal 108
Cukup jelas.
Pasal 109
Cukup jelas.
Pasal 110
Cukup jelas.
59
LAMPIRAN I
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR TAHUN 2010
TANGGAL
Spesifikasi
Simbol dan / atau
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 100 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Sistem Perkotaan Simbol minimal 3 mm
5 01 14 0 00
4. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Kota yang berfungsi untuk melayani kegiatan
skala kabupaten / kota atau beberapa
00 75 75 00 255 63 63 00 75 100 5 01 14 3 00
kecamatan
-1-
Spesifikasi
Simbol dan / atau
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 100 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
5. PKNp Kota sebagai pusat jasa, pusat pengolahan,
simpul transportasi dan kegiatan nasional yang
00 50 75 00 255 127 63 20 75 100 5 01 14 1 02
diusulkan provinsi
-2-
Spesifikasi
Simbol dan / atau
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 100 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
11. Sub. Pusat Kota Sub.Pusat Kota adalah pusat pelayanan yang
melayani sub-wilayah kota
00 50 75 00 255 127 63 20 75 100 5 01 14 5 01
-3-
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255) 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
2. Jalan Arteri Primer Jalan yang dikembangkan untuk melayani dan
menghubungkan kota-kota antar pusat
kegiatan nasional dan pusat kegiatan wilayah, 0 .25 mm
Infill 00 50 100
juga antar kota yang melayani kawasan 255 127 00 29 100 100 2 01 10 0 00
00. Grs bis hitam
berskala besar dan atau cepat berkembang 0 .5 mm
dan atau pelabuhan-pelabuhan utama.
-4-
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255) 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
b. Strategis Provinsi Jalan yang mempunyai nilai strategis dalam
provinsi
00 00 100 00 255 255 00 60 100 100 2 01 24 2 00
-5-
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255) 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
c. Terminal type C Tempat perhentian bis untuk penumpang
dalam jumlah kecil dan jangkauan pelayanan
dekat serta berfungsi sebagai terminal warna hitam 34 100 10 00 168 00 230 284 100 90 1 19 30 3 00
pengumpan.
-6-
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255) 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Jalur Kereta Api Jalur kereta api yang dititik beratkan untuk
umum antar kota jalur melayani arus lalu-lintas antar kota dengan Tebal garis rel 0.2
ganda atas tanah dua jalur atau lebih di atas tanah. mm
Jarak antara
00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 2 02 02 1 01
bantalan rel 10 mm
Panjang bantalan rel
4 mm
2. Jalur Kereta Api Jalur kereta api yang dititik beratkan untuk
umum antar kota jalur melayani arus lalu-lintas antar kota dengan
ganda bawah tanah dua jalur atau lebih di bawah tanah. 00 100 100 00 255 00 00 00 100 100 2 02 02 1 02
1. Jalur Kereta Api Jalur kereta api yang dititik beratkan untuk
umum antar kota jalur melayani arus lalu-lintas antar kota dengan Tebal garis rel 0.2
tunggal atas tanah satu jalur di atas tanah. mm
Jarak antara
00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 2 02 04 1 01
bantalan rel 10 mm
Panjang bantalan rel
4 mm
-7-
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255) 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
2. Jalur Kereta Api Jalur kereta api yang dititik beratkan untuk
umum antar kota jalur melayani arus lalu-lintas antar kota dengan 00 100 100 00 255 00 00 00 100 100 2 02 04 1 02
tunggal bawah tanah satu jalur di bawah tanah.
3. Jalur Kereta Api Jalur kereta api yang dititik beratkan untuk
umum antar kota jalur melayani arus lalu-lintas antar kota dengan
23 19 100 00 196 207 00 63 100 81 2 02 04 1 03
tunggal layang satu jalur layang
3. Jalur Kereta Api umum Jalur kereta api yang dititik beratkan untuk
2 02 01 0 00
perkotaan melayani arus lalu-lintas dalam kota.
a. Jalur Kereta Api umum Jalur kereta api yang dititik beratkan untuk
perkotaan jalur ganda melayani arus lalu-lintas dalam kota dengan 2 02 02 2 00
dua jalur atau lebih.
1. Jalur Kereta Api Jaringan kereta khusus di dalam kota, .di buat
umum perkotaan jalur jalur ganda di atas tanah Tebal garis rel 0.2
ganda atas tanah mm
34 100 10 00 169 00 230 284 100 90 2 02 02 2 01 Jarak antara
bantalan rel 10 mm
Panjang bantalan rel
4 mm
2. Jalur Kereta Api Jaringan kereta khusus di dalam kota, .di buat
umum perkotaan jalur jalur ganda di bawah tanah
100 23 00 00 00 196 255 194 100 100 2 02 02 2 02
ganda bawah tanah
3. Jalur Kereta Api Jaringan kereta khusus di dalam kota, .di buat
umum perkotaan jalur jalur ganda layang
00 20 50 00 255 204 128 36 50 100 2 02 02 2 03
ganda layang
-8-
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255) 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
b. Jalur Kereta Api umum Jalur kereta api yang dititik beratkan untuk
perkotaan jalur tunggal melayani arus lalu-lintas dalam kota dengan
2 02 04 2 00
satu jalur.tunggal
1. Jalur Kereta Api Jaringan kereta khusus di dalam kota, .di buat
umum perkotaan jalur jalur tunggal di atas tanah Tebal garis rel 0.2
tunggal atas tanah mm
Jarak antara
34 100 10 00 169 00 230 284 100 90 2 02 04 2 01
bantalan rel 10 mm
Panjang bantalan rel
4 mm
2. Jalur Kereta Api Jaringan kereta khusus di dalam kota, .di buat
umum perkotaan jalur jalur tunggal di bawah tanah
tunggal bawah tanah
100 23 00 00 00 196 255 194 100 100 2 02 04 2 02
-9-
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255) 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
4. Jalur Kereta Api khusus Jalur kereta api yang dikhususkan untuk
melayani kegiatan tertentu dan mempunyai Tebal garis rel 0.2
daerah cakupan tertentu. mm
Jarak antara
00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 2 02 14 0 00 bantalan rel 2 .5
mm
Panjang bantalan rel
3 mm
C. Jaringan transportasi
sungai, danau dan
penyeberangan 2 04 00 0 00 Simbol minimal 3
mm
- 10 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255) 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
4. Alur pelayaran angkutan Jaringan lalu-lintas danau dan alur pelayaran
danau mengangkut barang dan penumpang 50 45 90 00 128 140 13 66 91 55 2 04 04 0 00
- 11 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255) 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10. Lintas penyeberangan Jaringan lalu-lintas penyeberangan antar
antar kabupaten / kota kabupaten/ kota yang menghubungkan antar
yang menghubungkan jaringan jalan provinsi dan jaringan jalur kereta
antar jaringan jalan api dalam provinsi 55 100 70 00 115 00 76 320 100 45 2 04 02 3 00
provinsi dan jaringan jalur
kereta api dalam provinsi
Simbol minimal 3
Jaringan transportasi laut mm
B. 2 04 08 0 00
Infill white
- 12 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255) 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
2. Pelabuhan Internasional Pelabuhan yang diarahkan untuk melayani
kegiatan dan alih muat angkutan laut nasional
dan internasional dalam jumlah besar dan
100 100 00 00 00 00 255 240 100 100 2 04 08 3 01
jangkauan pelayanan luas serta berfungsi
sebagai simpul jaringan transportasi laut
internasional
3. Pelabuhan Nasional Pelabuhan yang diarahkan untuk melayani
kegiatan dan alih muat angkutan laut nasional
dan internasional dalam jumlah besar dan
100 56 00 00 00 112 255 214 100 100 2 04 08 3 02
jangkauan pelayanan luas serta berfungsi
sebagai simpul jaringan transportasi laut
nasional.
4. Pelabuhan Regional Pelabuhan yang diarahkan untuk melayani
kegiatan dan alih muat angkutan laut nasional
00 100 25 00 255 00 191 315 100 100 2 04 08 3 03
dan internasional dalam jumlah menengah
dan jangkauan pelayanan menengah.
5. Pelabuhan lokal Pelabuhan yang diarahkan untuk melayani
kegiatan dan alih muat angkutan laut dalam
jumlah kecil dan jangkauan pelayanan dekat
55 100 70 00 115 00 76 320 100 45 2 04 08 3 04
serta berfungsi sebagai pengumpan
pelabuhan utama.
- 13 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255) 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
7. Pelabuhan lainnya Pelabuhan yang tidak termasuk pelabuhan
diatas Simbol minimal 3
mm
00 00 100 00 255 255 00 60 100 100 2 04 08 3 05
- 14 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255) 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
11 Jaringan pelayaran Jalur pelayaran internasional yang
Internasional yang menghubungkan antar pelabuhan
menghubungkan antar internasional hub dan pelabuhan internasional
pelabuhan Internasional dengan pelabuhan internasional di negara lain
12 33 94 00 224 170 15 45 93 88 2 04 08 1 02
hub dan pelabuhan
Internasional dengan
pelabuhan Internasional di
negara lain
12. Alur pelayaran nasional Alur pelayaran nasional yang menghubungkan
yang menghubungkan pelabuhan nasional dengan pelabuhan
pelabuhan nasional internasional atau pelabuhan internasional hub
dengan pelabuhan 20 40 00 00 204 153 255 270 40 100 2 04 08 2 01
Internasional atau
pelabuhan Internasional
hub
13. Alur pelayaran nasional Alur pelayaran nasional yang menghubungkan
yang menghubungkan antar pelabuhan nasional 34 100 10 00 169 00 230 284 100 90 2 04 08 2 02
antar pelabuhan nasional
- 15 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255) 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
C. Jaringan transportasi udara
Simbol minimal 3
2 03 00 0 00
mm
- 16 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255) 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
5. Bandar udara khusus Bandar udara yang khusus melayani kegiatan
tertentu dan mempunyai daerah cakupan
tertentu. 00 50 50 000 255 127 127 00 50 100 2 03 04 0 00
- 17 -
3. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR SISTEM JARINGAN ENERGI
- 18 -
Simbol dan/atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 100 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255) 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
a. jaringan transmisi tegangan Jaringan listrik berkapasitas 750 KV
ultra tinggi (SUTUT) – 750 KV
00 100 100 00 255 00 00 00 100 100 1 10 26 1 01
- 19 -
Simbol dan/atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 100 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255) 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
3. Kabel bawah laut Jaringan energi listrik kabel bawah laut
00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 1 10 30 0 00
- 20 -
Simbol dan/atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 100 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255) 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
2. Pembangkit tenaga listrik Bangunan yang menjadi tempat mesin
tenaga uap (PLTU) pembangkit tenaga listrik dengan
menggunakan tenaga uap 10 70 100 00 230 76 00 20 100 90 1 10 06 0 00
- 21 -
Simbol dan/atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 100 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255) 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
8. Pembangkit tenaga listrik Bangunan yang menjadi tempat mesin
tenaga Panas Bumi (PLTP) pembangkit tenaga listrik dengan
menggunakan tenaga panas bumi 00 100 23 00 255 00 197 314 100 100 1 10 32 0 00
- 22 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360° 100% Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255)
100%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Jaringan mikro digital Rangkaian perangkat telekomunikasi
Jaringan Mikro Digital 00 100 100 00 255 00 00 00 100 100 1 17 01 1 00
- 23 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360° 100% Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255)
100%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
8. Transmisi kabel laut Saluran pembawa atau transmisi tenaga
(konstruksi) atau arus listrik bawah laut yang sedang
dikerjakan. 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 1 17 20 0 00
B. Jaringan satelit
Simbol minimal 3
1 17 08 0 00
mm
- 24 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360° 100% Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255)
100%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
2. Pusat automatisasi Bangunan sebagai tempat yang merupakan
sambungan telepon pusat automiatisasi sambungan telepon
00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 1 17 08 2 00
5. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR SISTEM JARINGAN SUMBERDAYA AIR
- 25 -
Simbol dan / atau
Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 100 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255) 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Wilayah sungai lintas negara Batas Sistem Wilayah Sungai yang
melintasdi sejumlah wilayah Negara Tebal garis tepi
25 09 00 00 190 232 255 201 25 100 6 01 01 0 00 0.3 mm
C 100 M 100
1. Cekungan air tanah lintas Batas cekungan air tanah yang melewati
negara lintas negara Notasi minimal 2
mm
CN = Cekungan
air tanah lintas
20 20 00 00 204 204 255 240 20 100 6 01 18 1 00
Negara.
Untuk cekungan
yang luas,
penggunaan notasi
diatur
- 26 -
Simbol dan / atau
Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 100 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255) 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
2. Cekungan air tanah lintas Batas cekungan air tanah yang melewati
provinsi lintas provinsi CP = Cekungan
air tanah lintas
20 20 00 00 204 204 255 240 20 100 6 01 18 2 00
Provinsi.
3. Cekungan air tanah lintas Batas cekungan air tanah yang melewati
kabupaten/ kota lintas kabupaten CK = Cekungan air
20 20 00 00 204 204 255 240 20 100 6 01 18 3 00
tanah lintas
Kabupaten / kota
D. Bendungan besar Bagunan yang dibuat untuk membendung
aliran air Panjang
bendungan
40 100 00 00 153 00 255 77 100 100 1 20 06 0 00
disesuikan dengan
lebar bendungan.
F. Waduk penampungan air Besar Saluran air buatan untuk keperluan irigasi
100 00 00 00 20 00 255 255 180 100 100 Warna air cyan
1 20 06 1 00 20%.
00 00 204 255 255 180 20 100
- 27 -
Simbol dan / atau
Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 100 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255) 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Mata air Tempat atau keluar nya air dari dalam
tanah
20 00 00 00 204 255 255 180 20 100 6 01 18 0 00
a. Pipa air bersih primer Saluran atau pipa transmisi air bersih
utama / primer
100 100 00 00 00 00 255 240 100 100 1 09 08 1 00 Tebal garis
minimal 1 mm
- 28 -
Simbol dan / atau
Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 100 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255) 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
b. Pipa air bersih sekunder Saluran atau pipa transmisi air bersih
sekunder yang digunakan 100 00 00 00 00 255 255 180 100 100 1 09 08 2 00
8. Jaringan irigasi
Tebal garis
1 14 00 0 05
minimal 0.3 mm
- 29 -
Simbol dan / atau
Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 100 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255) 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
d. Irigasi air tanah Saluran irigasi yang airnya bersumber dari
air tanah 15 35 95 00 217 166 13 45 94 85 1 14 00 0 09
- 30 -
6. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR KAWASAN LINDUNG
1. Kawasan hutan lindung Kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang
mampu memberikan perlindungan kepada
kawasan sekitar maupun bawahannya
. 12 00 10 00 224 255 230 132 12 100 5 02 12 1 00
sebagai pengatur tata air, pencegah banjir
dan erosi serta pemeliharaan kesuburan
tanah.
2. Kawasan bergambut Kawasan yang unsur pembentuk tanahnya
sebagian besar berupa sisa-sisa bahan
organik yang tertimbun dalam waktu yang . 16 00 10 00 214 255 230 143 16 100 5 02 12 2 00
lama.
- 31 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR NAMA UNSUR Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
B. Kawasan perlindungan Kawasan yang memberikan perlindungan
setempat setempat yang mencakup sempadan pantai,
sempadan sungai, sekitar danau atau waduk, Tebal garis batas,
14 00 16 00 219 255 214 113 16 100 5 02 14 0 00 hitam 0,1 mm
sekitar mata air dan hijau kota termasuk di
dalamnya hutan kota.
4. Kawasan sekitar mata air Kawasan tertentu di sekeliling mata air yang
mempunyai manfaat penting untuk
mempertahankan kelestarian fungsi mata air.
34 00 25 00 168 255 191 136 34 100 5 02 14 2 02
- 32 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR NAMA UNSUR Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
5. Ruang terbuka hijau kota Ruang terbuka hijau adalah satu bentuk dari
ruang terbuka, yang ditandai oleh keberadaan
pepohonan sebagai pengisi lahan yang
utama, kemudian di dukung oleh keberadaan
40 00 25 00 153 255 191 142 40 100 5 02 14 3 00
tanaman lain sebagai pelengkap seperti
perdu, semak, rerumputan dan tumbuhan
penutup tanah lainnya.
- 33 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR NAMA UNSUR Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
d. Taman pemakaman Kawasan di dalam kota yang mempunyai
umum manfaat penting sebagai tempat pemakaman
umum 40 00 80 00 153 255 50 89 80 100 5 02 14 3 04
- 35 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR NAMA UNSUR Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
7. Taman hutan raya Kawasan pelestarian yang dimanfaatkan
untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau
satwa, alami atau buatan. jenis asli dan atau
bukan asli, pengembangan ilmu pengetahuan, . 10 30 00 00 230 179 255 280 30 100 5 02 16 7 00
pendidikan dan latihan, budaya, pariwisata
dan rekreasi.
D. Kawasan rawan bencana alam Kawasan yang sering atau berpotensi tinggi
mengalami bencana alam. Mempunyai
sumberdaya yang khas dan unik baik 00 05 00 00 255 242 255 300 05 100 5 02 22 0 00 Tebal garis batas,
tumbuhan maupun lahan. hitam 0,1 mm
- 36 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR NAMA UNSUR Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
2. Kawasan rawan gelombang Kawasan yang sering atau berpotensi tinggi
pasang mengalami bencana alam gelombang pasang.
00 25 00 00 255 191255 300 25 100 5 02 22 2 00
- 37 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR NAMA UNSUR Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
b. Bentang alam Kawasan atau merupakan lokasi yang
kawah, kaldera, maar, mempunyai keunukan bentang alam berupa
leher vulkanik, gumuk kawah, kaldera, maar, leher vulkanik dan 00 10 30 00 255 230 179 40 30 100 5 02 26 1 22
vulkanik guimuk vulkanik
- 38 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR NAMA UNSUR Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
a. Kawasan poton Kawasan keunikan proses geologi dengan
atau lumpur vulkanik keluarnya poton atau lumpur vulkanik
. 00 20 10 00 255 204 230 329 20 100 5 02 26 1 31
- 39 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR NAMA UNSUR Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
2. Kawasan rawan Kawasan yang pernah terjadi dan
gempa bumi diidentifikasikan mempunayai potensi
terancam bahaya gempa bumi, baik gempa
. 15 45 40 00 217 140 153 350 35 85 5 02 26 2 02
bumi tektonik maupun vulkanik
- 40 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR NAMA UNSUR Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
7. Kawasan rawan Kawasan yang rawan akan bahaya gas
bahaya gas beracun beracun
10 60 60 00 230 102 102 00 56 90 5 02 26 2 07
- 41 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR NAMA UNSUR Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
a. Cagar biosfir Kawasan perlindungan terhadap cagar biosfer
dengan maksud untuk melindungi ekosistem
asli, ekosistem unik, dan ekosistem yang telah
mengalami degradasi dari gangguan . 00 00 08 00 255 255 235 60 08 100 5 02 24 1 00
kerusakan unsur-unsur alamnya untuk
penelitian dan pendidikan.
- 42 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR NAMA UNSUR Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
f. Kawasan terumbu karang Kawasan perlindungan terhadap
ekosistemnya serta kelangsungan kelestarian
terumbu karang.
. 02 05 60 00 250 242 102 57 59 98 5 02 24 7 00
- 43 -
Simbol dan/atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 100 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
A. Kawasan hutan produksi Kawasan yang diperuntukkan bagi hutan
produksi
10 00 10 00 230 255 230 120 10 100 5 03 02 0 00
- 44 -
Simbol dan/atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 100 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Perkebunan komoditi 1 Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman
s/d perkebunan komoditi tahunan atau perkebunan komoditi 1 s/d 5 03 04 1 01 5 03
20 00 40 00 204 255 153 90 40 100
n komoditi n 04 1 nn
- 45 -
Simbol dan/atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 100 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
4. Peternakan Kawasan yang secara teknis dapat
digunakan untuk usaha peternakan baik
secara sambilan, cabang usaha, usaha 05 00 05 00 242 255 242 120 05 100 5 03 06 4 00
pokok maupun industri, serta sebagai
padang pengembalaan ternak
E. Kawasan perikanan Kawasan yang diperuntukkan bagi
perikanan, baik berupa pertambakan /
100 00 00 00 00 255 255 180 100 100 5 03 16 0 00 Tebal garis batas, hitam
kolom maupun penangkapan
0,1 mm
- 46 -
Simbol dan/atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 100 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
a. Mineral & batubara Kawasan yang diperuntukkan bagi kawasan
pertambangan mineral dan batu bara
. 00 00 00 05 242 242 242 00 00 95 5 18 00 2 00
- 47 -
Simbol dan/atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 100 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
g. Gol C (Lainnya) Kawasan yang diperuntukkan bagi kawasan
pertambangan Gol. C (lainnya)
100 00 00 50 00 128 128 50 100 50 5 18 00 7 00
- 48 -
Simbol dan/atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 100 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
H. Kawasan pariwisata Kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan
pariwisata
00 10 00 00 255 230 255 300 10 100 5 13 00 0 00 Tebal garis batas, hitam
0,1 mm
- 49 -
Simbol dan/atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 100 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Permukiman perkotaan Kawasan yang mempunyai kegiatan utama
bukan pertanian dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman
. 00 30 75 00 255 179 64 36 75 100 5 06 00 1 00
perkotaan, pemusatan dan distribusi
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial dan kegiatan sosial
2. Permukiman perdesaan Kawasan yang mempunyai kegiatan utama
pertanian termasuk pengelolaan sumber
daya alam dengan susunan fungsi kawasan
00 20 70 00 255 204 76 43 70 100 5 06 00 2 00
sebagai tempat permukiman perdesaan,
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial dan kegiatan sosial
J. Kawasan peruntukan lainnya Kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan
lainnya
. 10 30 00 00 230 179 255 280 30 100 5 16 00 0 00 Tebal garis batas, hitam
0,1 mm
- 50 -
Simbol dan/atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 100 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
c. Instalasi lainnya Kawasan yang diperuntukkan bagi instalasi
lainnya
. 10 100 00 00 230 00 255 294 100 100 5 16 00 9 00
K. Kawasan perumahan
2. Kepadatan sedang
Kawasan perumahan yang mendukung
perikehidupan dan kehidupan dengan
kerapatan sedang . 00 30 70 00 255 179 00 42 100 100 5 06 00 2 00
3. Kepadatan rendah
Kawasan perumahan yang mendukung
perikehidupan dan kehidupan dengan
kerapatan rendah. . 00 30 70 00 255 179 76 42 100 100 5 06 00 3 00
- 51 -
Simbol dan/atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 100 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
L. Perdagangan dan jasa
Tebal garis batas,
00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 5 21 02 0 00
hitam 0,1 mm
1. Pasar tradisionil
Kawasan diperuntukan bagi kegiatan
penjualan barang-barang kebutuhan sehari -
hari.dalam skala kecil 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 5 21 02 1 00
2. Pusat perbelanjaan
Kawasan perbelanjaan yang di lengkapi
sarana-sarana niaga lainnya seperti kantor-
00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 5 21 02 2 00
kantor, bank, tempat hiburan dan lain-lain.
3. Toko modern
Kawasan diperuntukan bagi kegiatan
penjualan barang-barang kebutuhan sehari -
. 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 5 21 02 3 00
hari.dalam skala cukup besar
M Perkantoran
.
00 100 00 00 255 00 255 300 100 100 5 21 10 0 00 Tebal garis batas, hitam
0,1 mm
- 52 -
Simbol dan/atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 100 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Pemerintah Kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan
perkantoran pemerintahan
. 00 100 00 00 255 00 255 300 100 100 5 21 10 0 10
100 00 100 00 00 255 00 120 100 100 5 03 04 0 00 Tebal garis batas, hitam
0,1 mm
- 53 -
Simbol dan/atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 100 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
O. Kawasan evakuasi bencana
- 54 -
Simbol dan/atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 100 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
4. Pendidikan Menengah Pusat kegiatan pendidikan tingkat
Atas (SLTA) menengah atas
12 33 94 00 224 170 15 95 93 88 1 06 04 0 00
- 55 -
Simbol dan/atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 100 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10. Rumah sakit umum tipe B Pusat atau tempat pelayanan dan
perawatan kesehatan type B 12 33 94 00 224 170 15 95 93 88 1 08 02 2 00
11. Rumah sakit umum tipe C Pusat atau tempat pelayanan dan
perawatan kesehatan type C 00 100 00 00 255 255 00 60 100 10 1 08 02 3 00
14. Pasar induk wilayah Pasar utama di kota besar yang merupakan
pusat penyalur barang-barang kebutuhan
00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 5 21 02 0 00
untuk pasar-pasar lainnya
- 56 -
Simbol dan/atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 100 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
16. Pusat rekreasi skala Pusat atau tempat rekreasi skala wilayah
wilayah 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 5 13 12 0 00
18. Stadion Wilayah Pusat atau tempat kegiatan olah raga atau
kegiatan lainnya yang bersekala besar
wilayah 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 5 13 34 0 00
19. Pusat Olah raga skala Pusat atau tempat khusus kegiatan olah
wilayah raga pada skala wilayah
10 100 34 00 230 00 68 316 100 90 5 13 34 1 00
R. Kawasan Andalan
5 05 06 0 00
- 57 -
Simbol dan/atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 100 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
2. Kawasan andalan laut Kawasan yang di tetapkan dengan fungsi
utama untuk kawasan andalan laut atas
dasar kondisi dan potensi sumber daya laut, . 20 50 00 00 204 128 255 77 50 100 5 05 06 2 00
S. Kawasan Tertentu
5 05 04 0 00 Simbol minimal 3 mm
- 58 -
8. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR KAWASAN STRATEGIS
- 59 -
Simbol dan/atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 100 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255) 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
4. Kawasan strategis pendaya Kawasan yang penataan ruangnya
gunaan SDA dan atau diprioritaskan karena mempunyai pengaruh
teknologi tinggi sangat penting terhadap pendaya gunaan
Sumber Daya Alam atau teknologi tinggi.
Kawasan ini meliputi pertambangan minyak . 00 00 100 00 255 255 00 17 100 100 5 09 00 4 00
dan gas bumi, instalasi nuklir dan kawasan
industri strategis daerah
- 60 -
9. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR SARANA PRASARANA LAINNYA
Spesifikasi
Simbol dan/atau
Pengertian HSV (360 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255)
NAMA UNSUR 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Sistem Prasarana Lainnya
5 20 00 0 00
- 61 -
Spesifikasi
Simbol dan/atau
Pengertian HSV (360 Kode Unsur Keterangan
Notasi Simbol CMYK (%) RGB (255)
NAMA UNSUR 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Tempat pembuangan sementara Tempat penampungan atau pembuangan
(TPS) sampah rumah tangga atau pasar sementara
sebelum ke tempat pembuangan akhir 00 00 00
00 00 00 00 00 00 1 14 01 0 00
100
C. Jalur evakuasi bencana Jalan yang di khususkan untuk jalur evakuasi 00 100 00 255 00 255 83 100 100 2 01 24 0 00
bila terjadi bencana 00
- 62 -
LAMPIRAN II
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR TAHUN 2010
TANGGAL
SKALA Spesifikasi
Kode
NAMA UNSUR Pengertian Simbol dan/ HSV (360 Unsur
1000K
CMYK (%) RGB (255)
100K
250K
500K
atau Notasi Simbol 100 100)
10K
25K
50K
5K
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15 15 16
A. Garis pantai √ √ √ √ √ √ √ 0.2 mm
B. Laut
1. Kontur laut √ √ √ √ √ √ √ √ Garis yang menghubungkan tempat-tempat yang Garis kontur
50 100
(0.1 mm, 100% cyan)
kedalamannya sama 100 00 00 00 00 255 255 30010
Garis kontur indeks
(0.2 mm, 100% cyan)
100
- 63 -
SKALA Spesifikasi
Kode
NAMA UNSUR Pengertian Simbol dan/ HSV (360 Unsur
1000K
CMYK (%) RGB (255)
100K
250K
500K
atau Notasi Simbol 100 100)
10K
25K
50K
5K
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15 15 16
5.. Penahan ombak √ √ √ √ √ √ √ √ Bangunan yang dibuat untuk menahan ombak
00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 12002
0,1 mm
6. Dermaga √ √ √ √ √ √ √ √ Bangunan yang dibuat untuk bongkar muat barang dan 0,1 mm
atau penumpang kapal 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 11954
D. Terusan, saluran air √ √ √ √ √ √ √ √ Menunjukkan saluran buatan digambarkan sesuai skala 0.2mm
yang mempunyai garis tengah atau lebar minimal 125 m
00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 60206
untuk (1000k), 75 m (500k), 35 m (250k),15 m (100k), 7
m (50k), 3.5 m (25k), 1.5 m ( 10k) dan 1 m (5k)
- 64 -
SKALA Spesifikasi
Kode
NAMA UNSUR Pengertian Simbol dan/ HSV (360 Unsur
1000K
CMYK (%) RGB (255)
100K
250K
500K
atau Notasi Simbol 100 100)
10K
25K
50K
5K
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15 15 16
E. Danau √ √ √ √ √ √ √ √ Menunjukkan danau digambarkan sesuai skala yang 0. 2 m m
mempunyai garis tengah minimal 125 m untuk (1000k), Danau
250K
500K
Notasi
10K
25K
50K
- 65 -
SKALA Simbol dan/ atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian RGB HSV (360 Kode Unsur
1000K
100K
250K
500K
Notasi
10K
25K
50K
Simbol CMYK (%)
5K
(255) 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
2. Ibukota Negara √ √ √ Daerah atau kota yang menjadi 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 10204
pusat Pemerintahan Negara
3. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR JARINGAN PERHUBUNGAN PETA DASAR
SKALA Spesifikasi
Simbol dan/
NAMA UNSUR Pengertian Simbol HSV (360 Kode Unsur
1000K
atau Notasi
100K
250K
500K
10K
25K
50K
100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Jaringan
Perhubungan
- 66 -
SKALA Spesifikasi
Simbol dan/
NAMA UNSUR Pengertian Simbol HSV (360 Kode Unsur
1000K
atau Notasi
100K
250K
500K
10K
25K
50K
CMYK (%) RGB (255)
5K
100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
2. Jalan arteri √ √ √ √ √ √ √ √ Jalan yang dipergunakan sebagai sarana 00 00 00 30 178 178 00 00 70 20110
angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan 178
jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan
jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien..
4. Jalan lokal √ √ √ √ √ √ √ √ Jalan yang melayani angkutan setempat 00 00 00 30 178 178 00 00 70 20114
dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat, 178
kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan
masuk tidak dibatasi,
5. Jalan lain √ √ √ √ √ √ √ √ Jalan yang tidak termasuk jalan-jalan di atas. 00 00 00 30 178 178 00 00 70 20116
178
6. Jalan √ √ √ √ √ √ Jalan yang dipakai khusus untuk pejalan kaki, 00 00 00 30 178 178 00 00 70 20120
setapak biasanya menghubungkan kampung satu 178
dengan lainnya atau di daerah pegunungan.
Digambarkan sesuai skala utk 100k. 50k, 25k,
10k dan 5k
- 67 -
SKALA Spesifikasi
Simbol dan/
NAMA UNSUR Pengertian Simbol HSV (360 Kode Unsur
1000K
atau Notasi
100K
250K
500K
10K
25K
50K
CMYK (%) RGB (255)
5K
100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
7. Jalan kereta √ √ √ √ √ √ √ √ Jalan kereta api. 00 00 00 30 178 178 00 00 70 20202
api 178
√ √ √ √ √ 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 11940
9. Pelabuhan √ √ √ √ √ √ √ √ Tempat yang terdiri dari deretan dan perairan 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 11946
di sekitarnya dengan batas tertentu sebagai
tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan 0. 4 mm
ekonomi yang digunakan sebagai tempat
bersandar, berlabuh naik turun penumpang
dan atau bongkar muat barang yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan
pelayaran dan kegiatan penunjang
pelabuhan.
- 68 -
4. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR BATAS ADMINISTRASI PETA DASAR
1000K
100K
250K
500K
Unsur
10K
25K
50K
CMYK (%) RGB (255)
5K
Notasi Simbol 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Batas Administrasi
0.5 mm
0.4 mm
3. Batas kabupaten atau √ √ √ √ √ √ √ √ Batas daerah kabupaten atau kota 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 40204
kota 0. 3 mm
- 69 -
SKALA Spesifikasi Kode
NAMA UNSUR Pengertian Simbol dan/ atau HSV (360
1000K
100K
250K
500K
Unsur
10K
25K
50K
CMYK (%) RGB (255)
5K
Notasi Simbol 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
6. Batas landas kontinen √ √ √ √ √ Dasar laut dan tanah dibawahnya 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 40602
kesepakatan, telah (seabed and subsoil) yang
diratifikasi berbatasan dengan daerah dasar laut
dibawah laut territorial s/d min. BLK
B LK 0.5 mm
200 mil, maksimal 300 mil dari garis
pangkal atau 100 mil dari isobath
2000 meter, yang telah diratifikasi
7. Batas landas kontinen, √ √ √ √ √ Dasar laut dan tanah dibawahnya 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 40604
belum diratifikasi (seabed and subsoil) yang
berbatasan dengan daerah dasar laut
dibawah laut territorial s/d minimal 0.5 mm
BLK
BLK
200 mil, maksimal 300 mil dari garis
pangkal atau 100 mil dari isobath
2000 meter, yang belum diratifikasi
9. Batas ZEE kesepakatan √ √ √ √ √ Batas jalur diluar dan berbatasan 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 40704
belum diratifikasi dengan laut wilayah Indonesia
sebagaimana ditetapkan berdasarkan
undang-undang yang berlaku tentang
perairan Indonesia yang meliputi 0. 5 mm
ZEE
dasar laut, tanah dibawahnya dan air ZEE
- 70 -
SKALA Spesifikasi Kode
NAMA UNSUR Pengertian Simbol dan/ atau HSV (360
1000K
100K
250K
500K
Unsur
10K
25K
50K
CMYK (%) RGB (255)
5K
Notasi Simbol 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
10. Batas ZEE Indonesia √ √ √ √ √ Batas jalur diluar dan berbatasan 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 40706
(Unilateral) dengan laut wilayah Indonesia
sebagaimana ditetapkan berdasarkan
undang-undang yang berlaku tentang
perairan Indonesia yang meliputi 0. 5 mm
ZEE
dasar laut, tanah dibawahnya dan air Z EE
11. Batas laut teritorial √ √ √ √ √ Batas laut diukur dari pantai pulau 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 40808
terluar 12 mil ke laut bebas
0.3 mm
12. Batas laut teritorial √ √ √ √ √ Batas laut diukur dari pantai pulau 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 40802
kesepakatan, telah terluar 12 mil ke laut bebas
diratifikasi kesepakatan 0.3 mm
13. Batas laut teritorial perlu √ √ √ √ √ Batas laut diukur dari pantai pulau 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 40804
kesepakatan terluar 12 mil ke laut bebas perlu
kesepakatan
0.5 mm
- 71 -
5. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR RELIEF PETA DASAR
1000K
CMYK (%)
100K
250K
500K
10K
25K
50K
/ atau Notasi Simbol (255) 100 100)
5K
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Relief
1. Titik tinggi √ √ √ √ √ √ Titik dipermukaan tanah yang
koordinatnya ditentukan
secara metoda pengukuran 112 00 00 00
triangulasi 00 00 00 00 00 00 30104
0.5 mm 100
dan 1 m (1k).
- 72 -
6. SIMBOL, NOTASI, DAN KODE UNSUR, UNSUR-UNSUR NAMA RUPABUMI PETA DASAR
1000K
100K
250K
500K
atau Notasi
10K
25K
50K
CMYK (%) RGB (255)
5K
Simbol 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Nama Rupabumi
A. Nama Unsur Perairan
1. Samudera, Laut √ √ √ √ √ √ √ √ Nama perairan di laut Huruf besar atau
bebas besar kecil Times
New Roman Italic
SAMUDERA hitam. Ukuran huruf
max. 40 point ( 4 pt = 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 64402
LAUT Laut 1 mm,) sesuai luasan
unsur, hirarki atau
tingkatan unsur serta
estetika
2. Selat √ √ √ √ √ √ √ √ Nama perairan di antara Huruf besar atau
dua pulau besar kecil Times
New Roman Italic
SELAT Selat warna hitam. Ukuran
Selat 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 64406
huruf max. 40 point
Selat sesuai luasan unsur,
hirarki atau tingkatan
unsur serta estetika
3. Teluk √ √ √ √ √ √ √ √ Nama perairan yang Huruf besar atau
menjorok ke daratan besar kecil Times
New Roman Italic
TELUK Teluk warna hitam. Ukuran
00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 64408
Teluk huruf max. 30 point
Teluk sesuai luasan unsur,
hirarki atau tingkatan
unsur serta estetika
- 73 -
SKALA Simbol dan/ Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 Kode Unsur
1000K
100K
250K
500K
atau Notasi
10K
25K
50K
CMYK (%) RGB (255)
5K
Simbol 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1. Pegunungan,Gunung atau Bukit √ √ √ √ √ √ √ √ Kawasan yang sering atau Huruf besar atau
berpotensi tinggi besar kecil Times
mengalami bahaya angin New Roman Italic
puyuh
PEGUNUNGAN warna hitam. Ukuran
Gunung huruf max. 30 point 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 64502
Gunung mm,) sesuai luasan
unsur, hirarki atau
tingkatan unsur serta
estetika
- 74 -
SKALA Simbol dan/ Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 Kode Unsur
1000K
100K
250K
500K
atau Notasi
10K
25K
50K
CMYK (%) RGB (255)
5K
Simbol 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
2. Tanjung √ √ √ √ √ √ √ √ Kawasan yang sering atau Huruf besar atau
berpotensi tinggi besar kecil Times
mengalami bahaya New Roman Italic
kebakaran liar TANJUNG Tanjung warna hitam. Ukuran
huruf max. 30 mm,) 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 64516
Tanjung Tanjung sesuai luasan unsur,
hirarki atau tingkatan
unsur serta estetika
3. Pulau dan Kepulauan √ √ √ √ √ √ √ √ Kawasan yang sering atau Huruf besar atau
berpotensi tinggi huruf besar kecil
mengalami bahaya polusi Times New Roman
udara PULAU Pulau Italic warna hitam.
Ukuran huruf max. 30
Pulau 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 64522
point sesuai luasan
Pulau unsur, hirarki atau
tingkatan unsur serta
estetika
C. Nama Ibukota
- 75 -
SKALA Simbol dan/ Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 Kode Unsur
1000K
100K
250K
500K
atau Notasi
10K
25K
50K
CMYK (%) RGB (255)
5K
Simbol 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
3. Ibukota kabupaten atau kota √ √ √ √ √ √ √ √ Nama tempat yang menjadi
Huruf besar Times
pusat pemerintahan
New Roman warna
Kabupaten atau Kota BOGOR 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 64108
hitam. Ukuran huruf
min. 14 point
4. Ibukota kecamatan √ √ √ √ √ √ √ √ Nama tempat yang menjadi
Huruf besar Times
pusat pemerintahan
New Roman warna
Kecamatan Citeureup hitam. Ukuran huruf 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 64112
min 12 point
- 76 -
SKALA Simbol dan/ Spesifikasi
NAMA UNSUR Pengertian HSV (360 Kode Unsur
1000K
100K
250K
500K
atau Notasi
10K
25K
50K
CMYK (%) RGB (255)
5K
Simbol 100 100)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
3. Kecamatan √ √ √ √ √ √ √ √ Nama daerah Kecamatan
Huruf besar Arial
warna hitam. Ukuran
CIBINONG 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 64012
huruf min. 8 point
E. Nama unsur diluar dari nama- √ √ √ √ √ √ √ √ Nama selain nama-nama di Huruf besar Arial
nama diatas atas warna hitam
Bandara Soekarno - Hatta 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 64000
Min. 8 point
- 77 -
LAMPIRAN III
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR TAHUN 2010
TANGGAL
Spesifikasi
NAMA UNSUR Simbol dan / atau Notasi HSV Keterangan Sumber Data dan Informasi
CMYK (%) RGB (255)
(360 100 100)
1 2 3 4 5 6 7
Penggunaan Lahan
1. Penggunaan lahan terakhir Setiap unsur yang ada pada Disesuaikan dengan kebutuhan perencanaan BPN (Badan Pertanahan Nasional)
penggunaan lahan, dibedakan warna.
- 78 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Notasi Keterangan Sumber Data dan Informasi
CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)
1 2 3 4 5 6 7
2. 2 - 4,99% (Klas II) Hasil pengolahan kontur RB I/ Citra SRTM BAKOSURTANAL
Resolusi 90 m untuk kerincian 1 : 100.000 dan
00 10 20 00 255 230 204 31 20 100 SRTM Resolusi 30 m untuk kerincian 1 : 50.000
6. > 30% (Klas VI) Hasil pengolahan kontur RB I/ Citra SRTM BAKOSURTANAL
Resolusi 90 m untuk kerincian 1 : 100.000 dan
08 40 35 00 235 153 166 350 35 92 SRTM Resolusi 30 m untuk kerincian 1 : 50.000
- 79 -
3. SIMBOL DAN ATAU NOTASI UNSUR-UNSUR PETA GEOLOGI
Spesifikasi
Simbol dan
NAMA UNSUR HSV (360 100 Keterangan Sumber Data dan Informasi
/ atau Notasi CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7
Geologi
1. Struktur Geologi Mengikuti Klasifikasi geologi yang di keluarkan instansi berwenang. Tingkat Ketelitian PPLGL Bandung
Data disesuaikan dengan skala peta rencana yang dihasilkan, jika tidak tersedia data
pada kerincian data yang dilakukan maka diupayakan untuk menghasilkan data pada
kerincian di maksut, jika tidak memungkinkan maka menggunakan data pada skala
kecil terdekat dengan kewajiban mencantumkan kondisi dan sumber data.
2. Patahan dan Sesar Mengikuti Klasifikasi geologi yang di keluarkan instansi berwenang. Tingkat Ketelitian PPLGL Bandung
Data disesuaikan dengan skala peta rencana yang dihasilkan, jika tidak tersedia data
pada kerincian data yang dilakukan maka diupayakan untuk menghasilkan data pada
kerincian di maksut, jika tidak memungkinkan maka menggunakan data pada skala
kecil terdekat dengan kewajiban mencantumkan kondisi dan sumber data.
3. Sifat-sifat Geologi Mengikuti Klasifikasi geologi yang di keluarkan instansi berwenang. Tingkat Ketelitian PPLGL Bandung
Data disesuaikan dengan skala peta rencana yang dihasilkan, jika tidak tersedia data
pada kerincian data yang dilakukan maka diupayakan untuk menghasilkan data pada
kerincian di maksut, jika tidak memungkinkan maka menggunakan data pada skala
kecil terdekat dengan kewajiban mencantumkan kondisi dan sumber data.
- 80 -
4. SIMBOL DAN ATAU NOTASI, UNSUR-UNSUR PETA GEOMORFOLOGI
6. Dataran Nyaris Terangkat (D6) Dibuat warna khusus untuk Dataran Nyaris
Terangkat
7. Lereng Kaki (D7) Dibuat warna khusus untuk Lereng kaki
- 81 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)
1 2 3 4 5 6 7
11. Kipas rombakan lereng (D11) Dibuat warna khusus untuk Kipas rombakan
lereng
12. Daerah dengan gerak masa batuan Dibuat warna khusus untuk Dewah dengan
kuat (D12) gerak masa batuan kuat
13. Lahan Rusak (D13) Dibuat warna khusus untuk lahan rusak
2. Kerucut gunung api (V2) Dibuat warna khusus untuk Kerucut gunung
api
3. Lereng gunung api atas (V3 Dibuat warna khusus untuk gunung api atas
4. Lereng gunung api tengah (V4) Dibuat warna khusus untuk Lereng gunung api
tengah
5. Lereng gunung api bawah (V5) Dibuat warna khusus untuk Lereng gunung api
bawah
6. Kaki gunung api (V6) Dibuat warna khusus untuk Kaki gunung api
7. Dataran kaki gunung api (V7) Dibuat warna khusus untuk Lereng gunung api
bawah
8. Dataran fluvial gunung api (V8) Dibuat warna khusus untuk dataran fluvial
gunung api
- 82 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)
1 2 3 4 5 6 7
9. Padang lava (V9) Dibuat warna khusus untuk Padang lava
10. Padang lahar (V10) Dibuat warna khusus untuk Padang lahar
11. Lelehan lava (V11) Dibuat warna khusus untuk Lelehan lava
12. Aliran lava (V12) Dibuat warna khusus untuk Aliran lava
13. Dataran antar gunung api (V13) Dibuat warna khusus untuk Dataran antar
gunung api
14. Dataran tinggi lava (V14) Dibuat warna khusus untuk Dataran tinggi lava
15. Planeses (V15 Dibuat warna khusus untuk Planeses
)
16. Padang abu, tuff atau lapili (V16) Dibuat warna khusus untuk Padang abu, tuff
atau lapili
17. Solfatar (V17) Dibuat warna khusus untuk Solfatar
19. Bukit Gunung Api terdenudasi Dibuat warna khusus untuk Bukit gunung api
(V19) terdenudasi
20. Leher gunung api (V20) Dibuat warna khusus untuk Leher gunung api
- 83 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)
1 2 3 4 5 6 7
21. Sumbat gunung api (V21) Dibuat warna khusus untuk Sumbat gunung
api
22. Kerucut parasiter (V22) Dibuat warna khusus untuk Kerucut parasiter
3. Gawir Garis Sesar (S3) Dibuat warna khusus untuk Gawir garis sesar
- 84 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)
1 2 3 4 5 6 7
6. Pegunungan Sinklinikal (S6) Dibuat warna khusus untuk Pegunungan
Sinklinikal
15. Bentuk Strika (S15) Dibuat warna khusus untuk Bentuk Strika
16. Lembah Antiklinasi (S16) Dibuat warna khusus untuk Lembah Antiklinasi
17. Lembah Sinklinasi (S17) Dibuat warna khusus untuk Lembah Sinlkinasi
- 85 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)
1 2 3 4 5 6 7
18. Lembah Subsekuen (S18) Dibuat warna khusus untuk Lembah
Subsekuen
19. Sembul/Horst (S19) Dibuat warna khusus untuk Sembul / Horst
20. Tanah Terban (S20) Dibuat warna khusus untuk Tanah Terban
- 86 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)
1 2 3 4 5 6 7
9. Ledok Fluvial (F9) Dibuat warna khusus untuk Ledok Fluvial
10. Bekas Dasar Danau (F10) Dibuat warna khusus untuk Bekas Dasar
Danau
11. Hamparan Celah/ Tonjolan Dibuat warna khusus untuk Hamparan Celah /
Fluvial/Crevasse Splays (F11) Tonjol Fluvial / Crevasse Splays
12. Gosong Lengkung Dalam (F12) Dibuat warna khusus untuk Gosong Lengkung
Dalam
13. Gosong Sungai (F13) Dibuat warna khusus untuk Gosong Sungai
14. Kipas Aluvial Aktif (F14) Dibuat warna khusus untuk Kipas Aluvial Aktif
15. Teras Aluvial (F15) Dibuat warna khusus untuk Teras Aluvial
16. Kipas Aluvial Tidak Aktif (F16) Dibuat warna khusus untuk Kipas Aluvial Tidak
Aktif
17. Delta (F17) Dibuat warna khusus untuk Delta
18. Igir Delta (F18) Dibuat warna khusus untuk Ingir Delta
19. Ledok Delta (F19) Dibuat warna khusus untuk Ledok Delta
20. Pantai Delta (F20) Dibuat warna khusus untuk Pantai Delta
- 87 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)
1 2 3 4 5 6 7
E. Bentukan asal pelarutan Karst Dibuat warna khusus untuk Ledok Delta
1. Dataran Tinggi Karst (K1) Dibuat warna khusus untuk Dataran Tinggo
Karst
2. Lereng dan Perbukitan Karstik Dibuat warna khusus untuk Lereng dan
Terkikis (K2) Perbukitan Karstik Terkikis
4. Bukit Sisa Batu Gamping Terisolasi Dibuat warna khusus untuk Bukit Sisa Batu
(K4) Gamping Terisolasi
5. Dataran Aluvial Karst (K5) Dibuat warna khusus untuk Dtaran Aluvial
karst
- 88 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)
1 2 3 4 5 6 7
Spesifikasi
Simbol dan /
NAMA UNSUR HSV (360 100 Keterangan Sumber Data dan Informasi
atau Notasi CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7
Bentuk Fisiografi Permukaan
Enam klas bentuk Fisiografi
1. Datar Hasil pengolahan dan identifikasi kontur RBI/Citra SRTM res.
90m untuk kerincian 1: 100.000 dan SRTM Res. 30m untuk
00 00 10 00 255 255 230 60 10 100 kerincian 1:50.000/ identifikasi citra penginderaan jauh lainnya
secara steroscopic maupun non stereoscopic
- 89 -
Spesifikasi
Simbol dan /
NAMA UNSUR HSV (360 100 Keterangan Sumber Data dan Informasi
atau Notasi CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7
3. Berombak Hasil pengolahan dan identifikasi kontur RBI/Citra SRTM res.
90m untuk kerincian 1: 100.000 dan SRTM Res. 30m untuk
00 00 30 00 255 255 179 60 30 100 kerincian 1:50.000/ identifikasi citra penginderaan jauh lainnya
secara steroscopic maupun non stereoscopic
Spesifikasi
NAMA UNSUR Simbol dan / atau HSV (360 100 Keterangan Sumber Data dan Informasi
CMYK (%) RGB (255)
Notasi 100)
1 2 3 4 5 6 7
Curah hujan
- 90 -
Spesifikasi
NAMA UNSUR Simbol dan / atau HSV (360 100 Keterangan Sumber Data dan Informasi
CMYK (%) RGB (255)
Notasi 100)
1 2 3 4 5 6 7
Empat kelas jumlah rata-rata curah hujan
1. > 3000mm/Th (klas I) Diperoleh melalui pengolahan, pemodelan Badan Meteorologi dan Geofisika
dan pengkelasan data catatan curah hujan
10 00 00 00 230 255 255 180 10 100 minimal selama 10 tahun terakhir
2. 1500 - 3000 mm/Th (klas II) Diperoleh melalui pengolahan, pemodelan Badan Meteorologi dan Geofisika
dan pengkelasan data catatan curah hujan
30 00 00 00 179 255 255 180 30 100
minimal selama 10 tahun terakhir
3. 1000-1500 mm/Th (klas III) Diperoleh melalui pengolahan, pemodelan Badan Meteorologi dan Geofisika
dan pengkelasan data catatan curah hujan
30 00 00 10 153 230 230 180 33 90 minimal selama 10 tahun terakhir
4. > 1000 mm/Th (klas IV) Diperoleh melalui pengolahan, pemodelan Badan Meteorologi dan Geofisika
dan pengkelasan data catatan curah hujan
40 00 00 20 102 204 204 180 50 80 minimal selama 10 tahun terakhir
- 91 -
7. SIMBOL DAN ATAU NOTASI UNSUR-UNSUR PETA PENUTUP LAHAN
Spsifikasi
Simbol dan / atau
NAMA UNSUR HSV (360 100 Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7
1. Penutup Lahan Setiap unsur lahan Disesuaikan dengan kebutuhan perencanaan Dinas / Dep.Kehutanan
dibedakan warna.
8. SIMBOL DAN ATAU NOTASI, UNSUR-UNSUR PETA KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA
Spesifikasi
Simbol dan / atau
NAMA UNSUR HSV (360 100 Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7
A. Sarana pendidikan Kondisi, jumlah dan sebaran,
swasta/negeri, umum/khusus. Simbol
minimal 3 mm.
1. SD / setingkat . Dep./Dinas Pendidikan Nasional
10 70 100 00 230 76 00 20 100 90
- 92 -
Spesifikasi
Simbol dan / atau
NAMA UNSUR HSV (360 100 Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7
3. SMA Umum / kejuruan Dep./Dinas Pendidikan Nasional
12 33 94 00 224 170 15 95 93 88
- 93 -
Spesifikasi
Simbol dan / atau
NAMA UNSUR HSV (360 100 Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7
B. Sarana Kesehatan Kondisi, jumlah dan sebaran,
swasta/negeri, umum/khusus. Simbol Dep./Dinas Kesehatan
minimal 3 mm.
1. Puskesmas/ Balai Pengobatan
00 50 23 00 255 128 196 120 100 100
C. Jaringan listrik
Tinggi simbol minimal 1 mm
- 94 -
Spesifikasi
Simbol dan / atau
NAMA UNSUR HSV (360 100 Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7
b. jaringan transmisi tegangan extra
tinggi (SUTET) – 500 KV 00 100 23 00 255 00 197
314 100 100
00 00 00 100 00 00 00 00 00 00
- 95 -
Spesifikasi
Simbol dan / atau
NAMA UNSUR HSV (360 100 Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7
D. Fasilitas air bersih Dep./ Dinas Cipta Karya PU dan PAM
2. Intake
3. Instalasi produksi
4. Bak penampungan
5. Pipa jaringan air bersih Minimum garis 1 mm Dep./ Dinas Cipta Karya PU dan PAM
- 96 -
Spesifikasi
Simbol dan / atau
NAMA UNSUR HSV (360 100 Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7
a. Pipa air bersih primer
100 100 00 00 00 00 255 240 100 100
7. Bangunan irigasi
100 00 00 00 00 255 255 180 100 100
8. Jaringan irigasi
a. Irigasi primer
100 100 00 00 00 00 255 240 100 100
c. Irigasi tersier
00 100 25 00 255 00 191 315 100 100
- 97 -
Spesifikasi
Simbol dan / atau
NAMA UNSUR HSV (360 100 Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7
9. Sistem pengendali banjir
E. Jaringan telekomunikasi Tebal garis 0.4 mm Dep./ Dinas Parpostel dan TELKOM
Jaringan terrestrial
- 98 -
Spesifikasi
Simbol dan / atau
NAMA UNSUR HSV (360 100 Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7
00 00 00 100 00 00 00 00 00 00
- 99 -
Spesifikasi
Simbol dan / atau
NAMA UNSUR HSV (360 100 Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7
2 Pusat automatisasi sambungan Dimensi minimal simbol 3 mm
telepon
00 00 00 100 00 00 00 00 00 00
G. Jaringan transportasi
A. Transportasi darat
1. Jalan Tol Infill 00 50 100 255 128 00 29 100 100 Dimensi minimal simbol Dep./ Dinas PU
00. Grs bis hitam
- 100 -
Spesifikasi
Simbol dan / atau
NAMA UNSUR HSV (360 100 Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7
a. Strategis Nasional
00 100 100 00 255 00 00 00 100 100
b. Strategis Provinsi
00 00 100 00 255 255 00 60 100 100
c. Strategis Kabupaten
00 40 08 00 255 153 235 312 40 100
a. Terminal type A
00 00 00 100 00 00 00 00 00 00
- 101 -
Spesifikasi
Simbol dan / atau
NAMA UNSUR HSV (360 100 Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7
b. Terminal type B
Warna merah 00 100 100 00 255 00 00
b. Jaringan Rel Kereta Api dan stasiun Dep./ Dinas Perhubungan dan PT. KAI
a. Stasiun Besar
00 100 100 00 255 00 00 00 100 100
b. Stasiun Sedang
00 00 00 100 00 00 00 00 00 00
a. Jalur Kereta Api umum antar kota Tebal garis rel 0.2 mm
jalur ganda Jarak antara bantalan rel 10 mm
Panjang bantalan rel 4
1. Jalur Kereta Api umum antar
kota jalur ganda atas tanah 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00
- 102 -
Spesifikasi
Simbol dan / atau
NAMA UNSUR HSV (360 100 Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7
3. Jalur Kereta Api umum antar
kota jalur ganda layang 23 19 100 00 196 207 00 63 100 81
b Jalur Kereta Api umum antar kota Tebal garis rel 0.2 mm
jalur tunggal Jarak antara bantalan rel 10 mm
Panjang bantalan rel 4 mm
- 103 -
Spesifikasi
Simbol dan / atau
NAMA UNSUR HSV (360 100 Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7
b. Jalur Kereta Api umum perkotaan Tebal garis rel 0.2 mm Dep./ Dinas Perhubungan dan PT. KAI
jalur tunggal Jarak antara bantalan rel 10 mm
Panjang bantalan rel 4 mm
4. Jalur Monorail
00 20 50 00 255 204 128 36 50 100
- 104 -
Spesifikasi
Simbol dan / atau
NAMA UNSUR HSV (360 100 Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7
- 105 -
Spesifikasi
Simbol dan / atau
NAMA UNSUR HSV (360 100 Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7
- 106 -
Spesifikasi
Simbol dan / atau
NAMA UNSUR HSV (360 100 Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7
3. Pelabuhan nasional 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 Dep./ Dinas Perhubungan
7. Alur pelayaran Internasional 20 40 00 00 204 153 255 270 40 100 Dep./ Dinas Perhubungan
8. Alur pelayaran Internasional Alur ALKI 100 00 00 00 00 225 255 180 100 100 Dep./ Dinas Perhubungan
Laut Kepulauan Indonesia (ALKI)
9. Jaringan pelayaran Internasional 20 40 00 00 204 153 255 270 40 100 Dep./ Dinas Perhubungan
yang menghubungkan antar
pelabuhan Internasional hub dan
pelabuhan Internasional
10. Jaringan pelayaran Internasional 20 40 00 00 204 153 255 270 40 100 Dep./ Dinas Perhubungan
yang menghubungkan antar
pelabuhan Internasional hub dan
pelabuhan Internasional dengan
- 107 -
Spesifikasi
Simbol dan / atau
NAMA UNSUR HSV (360 100 Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7
pelabuhan Internasional di negara
lain
11. Alur pelayaran nasional yang 20 40 00 00 204 153 255 270 40 100 Notasi minimal 2 mm Dep./ Dinas Perhubungan
menghubungkan pelabuhan nasional AN = Alur pelayaran Nasional
dengan pelabuhan Internasional atau Untuk alur pelayaran yang panjang,
pelabuhan Internasional hub penggunaan notasi diatur
12. Alur pelayaran nasional yang 20 40 00 00 204 153 255 270 40 100 Notasi minimal 2 mm AB Dep./ Dinas Perhubungan
menghubungkan antar pelabuhan = Alur pelayaran Antar pelabuhan Nasional
nasional Untuk alur pelayaran yang panjang,
penggunaan notasi diatur
13. Alur pelayaran nasional yang 20 40 00 00 204 153 255 270 40 100 Notasi minimal 2 mm Dep./ Dinas Perhubungan
menghubungkan antara pelabuhan AR = Alur pelayaran nasional yang
nasional dan pelabuhan regional menghubungkan antar pelabuhan nasional dan
pelabuhan Regional
Untuk alur pelayaran yang panjang,
penggunaan notasi diatur
14. Alur pelayaran nasional yang 20 40 00 00 204 153 255 270 40 100 Notasi minimal 2 mm Dep./ Dinas Perhubungan
menghubungkan antar pelabuhan AP = Alur pelayaran nasional yang
regional menghubungkan antar pelabuhan Regional
Untuk alur pelayaran yang panjang,
penggunaan notasi diatur
C. Transportasi udara
1. Bandar udara umum pusat 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 Notasi minimal 2 mm Dep./ Dinas Perhubungan
penyebaran primer BP = Pelabuhan Udara Primer
Letak notasi fleksibel
- 108 -
Spesifikasi
Simbol dan / atau
NAMA UNSUR HSV (360 100 Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7
2. Bandar udara umum pusat 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 Notasi minimal 2 mm Dep./ Dinas Perhubungan
penyebaran sekunder BS = Bandar Udara Sekunder
Letak notasi fleksibel
3. Bandar udara umum pusat 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 Notasi minimal 2 mm Dep./ Dinas Perhubungan
penyebaran tersier BT = Bandar Udara Tersier
Letak notasi fleksibel
4. Bandar udara umum bukan pusat 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 Notasi minimal 2 mm Dep./ Dinas Perhubungan
penyebaran BB = Bandar Udara Bukan pusat penyebaran
Letak notasi fleksibel
6. Ruang udara di atas bandar udara 100 00 00 00 00 255 255 180 100 100 Notasi minimal 2 mm Dep./ Dinas Perhubungan
KA = Kawasan Udara di atas Bandar udara
Letak notasi diatur sesuai luas unsure
7. Ruang udara di sekitar bandar udara 100 00 00 00 00 255 255 180 100 100 Notasi minimal 2 mm Dep./ Dinas Perhubungan
KS = Kawasan Udara di Sekitar bandar udara
Letak notasi diatur sesuai luas unsure
- 109 -
Spesifikasi
Simbol dan / atau
NAMA UNSUR HSV (360 100 Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255)
100)
1 2 3 4 5 6 7
8. Ruang udara yang ditetapkan 20 00 00 00 204 255 255 180 20 100 Notasi minimal 2 mm Dep./ Dinas Perhubungan
sebagai jalur penerbangan KP = Kawasan Udara sebagai jalur
penerbangan Letak notasi diatur sesuai luas
unsur
H. Jaringan gas dan bahan bakar
1. Jaringan pipa minyak 00 00 00 100 00 00 00 00 00 00 Dimensi minimal simbol 2 mm Dep./ Dinas ESDM dan Pertamina
2. Jaringan pipa gas 00 100 00 00 255 00 255 300 100 100 Dimensi minimal simbol 2 mm Dep./ Dinas ESDM dan Pertamina
- 110 -
9. SIMBOL DAN ATAU NOTASI UNSUR-UNSUR PETA RAWAN BENCANA
Zona II (rawan) 00 40 40 00 255 153 153 00 40 100 Zona II (rawan) Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas
Zona III (agak rawan) 00 30 40 00 255 179 153 15 40 100 Zona III (agak rawan) Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas
Zana IV (aman) 00 20 40 00 255 204 153 30 40 100 Zana IV (aman) Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas
Zona I (sangat rawan) 80 00 00 00 51 255 255 180 80 100 Zona I (sangat rawan) Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas
- 111 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)
1 2 3 4 5 6 7
Zona II (rawan) 50 00 00 00 129 255 255 180 50 100 Zona II (rawan) Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas
Zona III (agak rawan) 35 00 00 00 166 255 255 180 35 100 Zona III (agak rawan) Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas
Zana IV (aman) 20 00 00 00 204 255 255 180 20 100 Zana IV (aman) Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas
3. Bencana Gempa
Zona I (sangat rawan) 00 80 00 00 255 51 255 300 80 100 Zona I (sangat rawan) Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas
Zona II (rawan) 00 60 00 00 255 102 255 300 60 100 Zona II (rawan) Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas
Zona III (agak rawan) 00 40 00 00 255 153 255 300 40 100 Zona III (agak rawan) Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas
- 112 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)
1 2 3 4 5 6 7
Zona IV (aman) 00 20 00 00 255 204 255 300 20 100 Zona IV (aman) Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas
Zona I (sangat rawan) 00 05 60 00 255 242 102 55 60 100 Zona I (sangat rawan) Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas
Zona II (rawan) 00 00 80 00 255 255 51 60 80 100 Zona II (rawan) Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas
Zona III (agak rawan) 00 00 40 00 255 153 255 60 40 100 Zona III (agak rawan) Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas
Zana IV (aman) 00 00 15 00 255 255 217 60 15 100 Zana IV (aman) Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas
5.Bencana Tsunami
Zona I (sangat rawan) 00 00 00 60 102 102 102 00 00 40 Zona I (sangat rawan) Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas
- 113 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)
1 2 3 4 5 6 7
Zona II (rawan) 00 00 00 35 166 166 166 00 00 65 Zona II (rawan) Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas
Zona III (agak rawan) 00 00 00 20 204 240 204 00 00 80 Zona III (agak rawan) Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas
Zona IV (aman) 00 00 00 05 242 242 242 00 00 95 Zana IV (aman) Bakosurtanal, Lapan dan Bappenas
10. SIMBOL DAN ATAU NOTASI, UNSUR-UNSUR PETA POTENSI BAIK DARAT MAUPUN LAUT
a. Menurut Jenis
1. Pertanian Lahan Basah 20 00 30 00 204 255 179 100 30 100 Dep./ Dinas Pertanian
- 114 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)
1 2 3 4 5 6 7
2. Pertanian Lahan Kering 20 00 10 00 204 255 230 150 20 100 Dep./ Dinas Pertanian
1.. Zona I (sesuai I) 10 00 10 00 230 255 230 120 10 100 Dep./ Dinas Pertanian
2.. Zona II (sesuai II) 20 00 20 00 204 255 204 120 20 100 Dep./ Dinas Pertanian
- 115 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)
1 2 3 4 5 6 7
3.. Zona III (sesuai III) 40 00 40 00 153 255 153 120 40 100 Dep./ Dinas Pertanian
4. . Zona IV (tidak sesuai) 70 00 50 00 76 255 128 137 70 100 Dep./ Dinas Pertanian
B. Peternakan
1.. Zona I (sesuai I) 00 10 00 00 255 230 255 300 10 100 Dep./ Dinas Pertanian
2.. Zona II (sesuai II) 00 30 00 00 255 179 255 300 30 100 Dep./ Dinas Pertanian
3.. Zona III (sesuai III) 00 50 00 00 255 128 255 300 50 100 Dep./ Dinas Pertanian
- 116 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)
1 2 3 4 5 6 7
4.. Zona IV (tidak sesuai) 00 80 00 00 255 51 255 300 80 100 Dep./ Dinas Pertanian
C. Perkebunan
1.. Zona I (sesuai I) 00 00 15 00 255 255 217 60 15 100 Dep./ Dinas Pertanian dan Kehutanan
2.. Zona II (sesuai II) 00 00 40 00 235 255 153 6040 100 Dep./ Dinas Pertanian dan Kehutanan
3.. Zona III (sesuai III) 00 00 80 00 255 255 51 60 80 100 Dep./ Dinas Pertanian dan Kehutanan
4.. Zona IV (tidak sesuai) 00 05 60 00 255 242 102 55 60 100 Dep./ Dinas Pertanian dan Kehutanan
D. Perikanan
- 117 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)
1 2 3 4 5 6 7
Menurut Komoditas atau Secara Umum
1.. Zona I (sesuai I) 10 00 00 00 230 255 255 180 10 100 Dep./ Dinas Pertanian dan Kelautan &
Perikanan
2.. Zona II (sesuai II) 20 00 00 00 204 255 255 180 20 100 Dep./ Dinas Pertanian dan Kelautan &
Perikanan
3.. Zona III (sesuai III) 40 00 00 00 153 255 255 180 40 100 Dep./ Dinas Pertanian dan Kelautan &
Perikanan
4.. Zona IV (tidak sesuai) 80 00 00 00 51 255 255 180 80 100 Dep./ Dinas Pertanian dan Kelautan &
Perikanan
E. 0Industri
- 118 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)
1 2 3 4 5 6 7
2.. Zona II (sesuai II) 00 00 00 10 229 229 229 00 00 90 Dep./ Dinas Perindustrian.
3.. Zona III (sesuai III) 00 00 00 20 204 204 204 00 00 80 Dep./ Dinas Perindustrian.
4.. Zona IV (tidak sesuai) 00 00 00 40 153 153 153 00 00 60 Dep./ Dinas Perindustrian.
F. Perdagangan
2.. Zona II (sesuai II) 15 10 00 00 217 230 255 219 15 100 Dep./ Dinas Perdagangan
3.. Zona III (sesuai III) 20 25 00 00 204 191 255 252 25 100 Dep./ Dinas Perdagangan
- 119 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)
1 2 3 4 5 6 7
4.. Zona IV (tidak sesuai) 40 20 00 00 153 204 255 210 40 100 Dep./ Dinas Perdagangan
a. Mangrove (Mgr)
1.. Mangrove Kerapatan > 60% 10 20 20 00 230 204 204 00 11 90 Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan
2.. Mangrove Kerapatan 30%- 60% 10 30 40 00 230 179 153 20 33 90 Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan
3.. Mangrove Kerapatan < 30% 20 40 60 00 204 153 102 24 56 80 Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan
1.. Terumbu Karang Kerapatan > 60% 50 00 00 00 128 255 255 180 50 100 Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan
Lingkungan Hidup
- 120 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)
1 2 3 4 5 6 7
2.. Terumbu Karang Kerapatan 30%- 50 00 00 00 128 255 255 180 50 100 Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan
60% Lingkungan Hidup
3.. Terumbu Karang Kerapatan < 30% 50 00 00 00 128 255 255 180 50 100 Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan
Lingkungan Hidup
1.. Padang Lamun Kerapatan > 60% 00 50 50 00 255 128 128 00 50 100 Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan
Lingkungan Hidup
2.. Padang lamun Kerapatan 30%- 60% 00 50 50 00 255 128 128 00 50 100 Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan
Lingkungan Hidup
3.. Padang Lamun Kerapatan < 30% 00 50 50 00 255 128 128 00 50 100 Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan
Lingkungan Hidup
4.. Koral 00 50 50 00 255 128 128 00 50 100 Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan
Lingkungan Hidup
- 121 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)
1 2 3 4 5 6 7
5.. Hamparan Pasil Laut 00 00 00 50 235 235 158 60 33 92 Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan
Lingkungan Hidup
6.. Pantai Berpasir 00 00 00 50 127 127 127 00 00 50 Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan
Lingkungan Hidup
7.. Pantai Berlumpur 00 00 00 50 235 235 158 60 33 92 Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan
Lingkungan Hidup
8.. Pantai Berbatu 00 00 00 50 127 127 127 00 00 50 Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan
Lingkungan Hidup
9.. Pulau-pulau Kecil 50 00 50 00 128 255 128 120 50 100 Dep./ Dinas Kelautan & Perikanan dan
Lingkungan Hidup
H. TPA sampah
Menurut Kesesuaiannya
1.. Zona I (sesuai I) 00 00 100 00 255 255 00 60 100 100 Dep./ Dinas Lingkungan Hidup
- 122 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)
1 2 3 4 5 6 7
2.. Zona II (sesuai II) 00 00 100 00 255 255 00 60 100 100 Dep./ Dinas Lingkungan Hidup
3.. Zona III (sesuai III) 00 00 100 00 255 255 00 60 100 100 Dep./ Dinas Lingkungan Hidup
4.. Zona IV (tidak sesuai) 00 00 100 00 255 255 00 60 100 100 Dep./ Dinas Lingkungan Hidup
I. Pariwisata
1.. Zona I (potensi tinggi) 00 100 00 00 255 00 255 300 100 100 Dep./ Dinas Parpostel
3.. Zona III (potensi rendah) 100 00 100 00 00 255 00 120 100 100 Dep./ Dinas Parpostel
- 123 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)
1 2 3 4 5 6 7
4.. Zona IV (tidak berpotensi) 00 00 100 00 255 255 00 60 100 100 Dep./ Dinas Parpostel
1.. Wisata Alam 50 00 50 00 128 255 128 120 50 100 Dep./ Dinas Parpostel
2.. Wisata Budaya 50 00 50 00 128 255 128 120 50 100 Dep./ Dinas Parpostel
3.. Wisata Lainnya 50 00 50 00 128 255 128 120 50 100 Dep./ Dinas Parpostel
J. Pertambangan
1.. Bahan Galian A 00 05 15 00 255 242 217 39 15 100 Dep./ Dinas ESDM
2.. Bahan Galian B 00 10 20 00 255 230 204 31 20 100 Dep./ Dinas ESDM
- 124 -
Simbol dan / atau Spesifikasi
NAMA UNSUR Keterangan Sumber Data dan Informasi
Notasi CMYK (%) RGB (255) HSV (360 100 100)
1 2 3 4 5 6 7
3.. Bahan Galian C 01 15 20 00 252 217 204 16 19 99 Dep./ Dinas ESDM
5.. Bahan Radio Aktif 05 25 30 00 242 191 179 11 26 95 Dep./ Dinas ESDM
6.. Minyak dan Gas Bumi 07 30 30 00 237 179 179 00 24 93 Dep./ Dinas ESDM
7.. Ijin Konsesi Tambang 20 30 20 00 204 179 204 300 12 80 Dep./ Dinas ESDM
8.. Ijin Eksplorasi 20 50 20 00 204 128 204 300 37 80 Dep./ Dinas ESDM
9.. Ijin Eksploitasi 10 20 10 00 230 204 204 300 11 90 Dep./ Dinas ESDM
- 125 -
11 SIMBOL DAN ATAU NOTASI UNSUR-UNSUR PETA PERTAHANAN DAN KEAMANAN
- 126 -