You are on page 1of 2

4.

2 menentukan secara pasti kematian korban

Untuk dapat menentukan dengan pasti bahwa korban tela mati, perlu diketahui perihal tanda-tanda
kehidupan dan tentunya perhal tanda-tanda ematian serta perubahan lanjut yang terjadi pada
mayat.

4.2.1 tanda-tanda kehidupan dapat dilihat daro :

- adanya pergerakkan pernapasan, yang mudah dilihat di daerah perut bagian atas tepat didaerah
pertemuan kedua lengkung iga (epigastrium).
- terabanya denyut nadi, yang mudah dirasakan pada leher dan pergelangan tangan.
- reflex,misalnya reflex mata terhadap sinar pada orang hidup jika disinari matanya maka pupil
atau teleng matanya akan mengecil.
- jika pada korban terdapat tanda-tanda kehidupan maka tindakan yang harus dilaksanankan
dengan segera adalah memeberikan pertolongan pertama pada korban serta dengan segera
mengirimkannnya ke rumah sakit terdekat agar dapat tertolong jiwanya.

Dengan mengamnil tndakan demikian dapat menghindari terjadinya kematian korban elh karena
sikap yang lebih mementingakan penyidika ketimbang menyelatankan jiwa koraban.

4.2.2 tanda-tanda kematian yang penting adalah :

- terhentinya denyut jantung


- terhentinya pernapasan
- Kulit terlihat pucat,
- Melemasnya otot tubuh, dan
- Terhentinya aktifitas otak (terhentinya aktifitas otak secara cepat dan tepat hanya dapat
diketahui jika kita melakukan pemeriksaan dengan bantuan alat EEG – Elektro Ensepalo Graf,
dimana akan terlihat mendatar selama 5 menit)

Dengan telah ditentukan atau diketahu bahwa korban telah mati, maka pemeriksaan di TKP dapat
dilakukan dengan tenang,cermat,tepat dan teliti.

4.2.3 perubahan lanjut yangterjad pada mayat adalah :

- penurunan suhu tubuh mayat,


- Terjadinya lebam mayat,
- Terjadinya kaku mayat
- Terjadinya pembusukan , dan
- Terjadinya adipocere dan mummifikasi

Terjadinya adipocere dan mummifikasi dapat dikatakan jarang dijumpai oleh karena memerlukan
berbagai factor, kondisi yang tidak selamanya ada, khususnya di Indonesia.

4.3 memperkirakan saat kematian


Saat kematian korban hanya dapat diperkirakan karena penentuan kematan secara pasti dsampai
saat ini belum dimungkinkan. Untuk dapat memperkirakan sat kematian diperlukan pengamatan,
pencatatan, dan penafsiran yang baik terutama dari perubahan lanjut yang terjadi pada mayat.
Perkiraan saat kematian dapat diketahu dari :

4.3.1 informasi para saksi ,dalam hal ini perlu diingat bahwa saksi adalah manusia dengan segala
keterbatasannya.

4.3.2 petunjuk-petunjuk yang ada di TKP, seperti jam atau arloji yang pecah, tanggal yang tercantum
pada surat kabar, surat, adamya makanan pada meja makan,nayal lampu, keaadaan tempat tidur,
debu pada lantai dan alat-alat rumah tangga dan sebagainya., yang semuanya ini dapat dilakukan baik
oleh penyidik.

4.3.3 pemeriksaan mayat, yang dalam hal ini adalah :

- penurunan suhu mayat (algormortis) pada seseorang yang mati maka suu tubuhnya akan turub
sampai sesuai dengan suhu sekitarnya.

Pengukuran suhu tubuh bila memakai biasa (thermometer air raksa), ialah dengan memasukan
thermometer kedalam rectum (dubur) sedalam 10 cm dan baru dibaca sekurang-kurangnya 3
menit.

Bila thermometer yang dipakai thermometer elektronik maka pembacaan dapat dengan segera
dilakukan.

1. Factor lingkungan
Semakin besar perbedaan antara suhu tubuuh dengan suhu lingkungan ( udara atau air) maka
semakin cepat pula tubuh kehilangan panasnya. Intensitas dan kuantitas dari aliran atau
pergerakan udara turut pula mempengaruhisuhu tubuh.
2. Suhu tubuh sebelum kematian : kematian karena perdarahan otak, kerusakan jaringan otak,
penjeratan infeksi akan selalu didahului dengan peningkatan suhu, dengam demikian pada
keadaan-keadaan tersebut akan mempengaruhi penafsirn dari saat kematian.

You might also like