Professional Documents
Culture Documents
docplayer.info/35289824-Bab-1-pendahulua...penderitaan-dan.html
[0]
6.8% 22 matches
eprints.ums.ac.id/30909/3/4_BAB_I.pdf
[1]
6.7% 21 matches
https://nezfine.wordpress.com/page/2/
[2]
3.9% 11 matches
https://nezfine.wordpress.com/2013/06/08...engan-gangguan-jiwa/
[3]
3.5% 11 matches
https://docobook.com/download-pdf-unknowne40fbb37c3c86eb5096cdbdee0bd300586290.html
[4]
3.4% 11 matches
docplayer.info/30919532-Bab-i-pendahulua...rat-yang-banyak.html
[6]
2.8% 9 matches
rahayuwijayanti87.blogspot.com/2015/05/asuhan-keperawatan-keluarga-pada.html
[7]
2.8% 8 matches
download.portalgaruda.org/article.php?ar...KABUPATEN MAGELANG
[8]
2.2% 7 matches
eprints.ums.ac.id/27203/17/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
[9]
2.0% 7 matches
www.jaymi-psikologi.com/2015/05/hubungan-antara-kesehatan-mental-dengan.html
[10]
1.9% 6 matches
https://imaji.or.id/fakta-prevalensi-gan...karta-paling-tinggi/
[11]
1.9% 5 matches
myprofessionalnurses.blogspot.com/2015/11/asuhan-keperawatan-keluarga-binaan.html
[12]
1.6% 4 matches
https://www.scribd.com/doc/295193261/4-BAB-I
[13]
1.5% 4 matches
https://www.scribd.com/document/348849743/Makalah-Keperawatan-Jiwa-Masyarakat
[14]
1.5% 5 matches
msocialwork.com/index.php/aswj/article/download/17/16/
[15]
1.3% 3 matches
https://id.123dok.com/document/4zp0590q-...era-utara-medan.html
[16]
1.1% 4 matches
https://www.kompasiana.com/kadirsaja/fak...23be6ea834e16a8b4569
[18]
1.1% 3 matches
telegra.ph/Prevalensi-gangguan-jiwa-pdf-12-04
[19]
1.1% 4 matches
sitimiriam.blogspot.com/2013/06/bab-iv-hipertensi.html
[20]
1.2% 4 matches
https://vdocuments.site/documents/contoh-askep-keluarga-2.html
[21]
1.1% 3 matches
https://www.scribd.com/document/335999464/BAB-1-Triptofan
[22]
0.9% 3 matches
starflazz.blogspot.com/2014/09/asuhan-keperawatan-keluarga-bapak.html
[23]
1.1% 4 matches
kuliahkeperawatanku.blogspot.com/2016/05/diagnosa-keperawatan-keluarga.html
[24]
0.9% 3 matches
rumahcahaya.com/terapi-skizofrenia/
[25]
1.0% 3 matches
1.0% 3 matches
https://www.slideshare.net/einfanteri/askep-keluargadenganstroke
[26]
0.8% 3 matches
https://bidankomunitas.files.wordpress.c..._konsep-keluarga.pdf
[28]
0.7% 2 matches
skripsikesehatan.blogspot.com/2010/10/hubungan-antara-peran-keluarga-terhadap.html
[29]
0.7% 2 matches
https://refiputrihandayani.wordpress.com...arga-dan-masyarakat/
[30]
0.7% 1 matches
wahyudianto-eko.blogspot.com/2014/03/konsep-keluarga_26.html
[31]
0.7% 2 matches
pkmrs.blogspot.com/2013/03/peran-keluarga-dalam-pencegahan.html
[33]
0.5% 1 matches
https://keperawatan.fik.unpkediri.ac.id/download_lampiran/pK1TbbXFa
[34]
0.6% 2 matches
download.portalgaruda.org/article.php?ar...NGGUAN SKIZOFRENIA
[35]
0.7% 3 matches
https://www.scribd.com/document/320125016/Gambaran-Motivasi-Eksternal-2
[36]
0.4% 1 matches
repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6714/2/T1_462008039_BAB II.pdf
[37]
0.6% 2 matches
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1102106021-2-BAB I.pdf
[38]
0.6% 1 matches
https://www.scribd.com/doc/78378722/Askep-Keluarga-DX-Lingkungan
[39]
0.4% 2 matches
https://id.123dok.com/document/4yrnpozo-...-sumatera-utara.html
[40]
0.4% 1 matches
https://text-id.123dok.com/document/jeqo...njai-tahun-2014.html
[41]
0.3% 1 matches
https://id.123dok.com/document/7qv571z5-...era-utara-medan.html
[42]
0.4% 1 matches
https://www.scribd.com/document/379868713/BAB-III-thallasemia
[43]
0.3% 1 matches
warungbidan.blogspot.com/2017/08/makalah-skizofrenia-dan-skizofrenia.html
[44]
0.4% 1 matches
https://www.slideshare.net/FransiskaOkta...sis-studi-kasus-2018
[45]
0.3% 1 matches
https://www.scribd.com/document/384434778/BAB-4
[46]
0.3% 1 matches
https://www.scribd.com/document/365426065/Contoh-Bab-BAB-III
[48]
0.2% 1 matches
Settings
Data policy: Compare with web sources, Check against my documents, Check against my documents in the organization repository, Check
against organization repository, Check against the Plagiarism Prevention Pool
Sensitivity: Medium
Bibliography: Consider text
Citation detection: Reduce PlagLevel
Whitelist: --
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA
PENDERITA GANGGUAN JIWA DENGAN DEFISIT PENGETAHUAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DUKUH KLOPO
Siti Nur Fatimah 1), Sestu Retno Dwi Andayani2), Effy Kurniati3)
Prodi D-III Keperawatan Stikes Pemkab Jombang1), Prodi S-1 Keperawatan
Stikes Pemkab Jombang2), Dinas Kesehatan Jombang3)
Email: sitinurfatimah132@gmail.com
ABSTRAK
Pendahuluan: Di zaman era globalisasi ini, banyak sekali masyarakat yang mengalami gangguan jiwa dan
[7]
biasanya pasien yang telah mengalami gangguan jiwa akan mengalami kekambuhan. Kekambuhan
tersebut disebabkan karena keterbatasan pengetahuan keluarga tentang cara merawat dan menangani
perilaku pasien dirumah, serta keluarga menunjukan sikap yang salah dalam merawat salah satu
[0]
anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa. Tujuan karya tulis ilmiah ini yaitu melakukan asuhan
keperawatan keluarga pada salah satu anggota keluarga penderita gangguan jiwa dengan defisit
pengetahuan di wilayah kerja puskesmas dukuh klopo. Metode: Metode penelitian ini menggunakan
teknik kualitatif dengan desain studi kasus. Partisipan berjumlah dua pasien, dengan jenis kelamin sama
laki-laki. Klien 1 tidak teratur dalam menjalani pengobatan dan tidak rutin mengunjungi posyandu, klien
2 belum menjalani pengobatan dan belum pernah mengunjungi pelayanan kesehatan. Hasil: Hasil dari
penelitian ini adalah sebelumnya kedua keluarga menunjukan sikap yang salah dalam merawat. Setelah
dilakukan asuhan keperawatan selama enam kali kunjungan dalam tiga minggu, kedua keluarga sudah
mampu merawat pasien gangguan jiwa dirumah dengan benar. Klien 1 teratur dalam mengunjungi
posyandu dan teratur minum obat, keluarga sudah banyak mengetahui kondisi anaknya dan tidak lagi
banyak bertanya, keluarga sudah mengangap bahwa gangguan jiwa adalah penyakit yang tidak bisa
dianggap remeh dan perlu perhatian khusus, keluarga sudah mengetahui apa dampaknya jika
pengobatannya berhenti. Klien 2 keluarga sudah tidak lagi menanyakan kondisi anaknya, keluarga
beranggapan bahwa penyakit gangguan jiwa itu hal yang serius sehingga keluarga sudah membawanya
ke fasilitas pelayanan kesehatan dan rutin mengingatkan untuk minum obat setiap hari. Pembahasan:
[20]
Kesimpulan keluarga merupakan lingkungan yang terdekat bagi pasien, diharapkan keluarga mampu
[2]
merawat anggota keluarganya yang sakit. Peneliti dalam hal ini memberikan: Health Education serta
mendemonstrasikan cara perawatan pasien gangguan jiwa dirumah, sehingga keluarga tepat dalam
merawat dan tidak terjadi kekambuhan pada pasien gangguan jiwa.
By:
Siti Nur Fatimah 1), Sestu Retno Dwi Andayani2), Effy Kurniati3)
The General Nursing Science III of Stikes Pemkab Jombang1), Bachelor Degree in Nursing Scuence of
Stikes Pemkab Jombang2), Jombang Health Department3)
Email: sitinurfatimah132@gmail.com
ABSTRACT
Introduc on: In this era of globalization, a lot of people who have suffering diseases and usually patients
who have experienced suffering diseases will experience a recurrence. The recurrence is due to limited
family knowledge about how to care for and handle the behavior of patients at home and family shows
the wrong attitude in treating one family member who suffered from mental disorders. The purpose of
this scientific paper is to conduct family nursing care in one of the family members of suffering diseases
with a deficit of knowledge in the working area of Clinic Hamlet Clinic. Method: This research method
uses qualitative technique with case study design. Participants were two patients, of the same sex as
males. Client 1 is not regularly undergoing treatment and does not regularly visit posyandu, client 2 has
not been treated and has never visited health service. Result: The result of this research is that both
families showed the wrong attitude in caring. After the nursing care for six visits in three weeks, both
families have been able to treat patients with suffering diseases at home properly. Client 1 regularly visit
posyandu and regularly take medicine, the family has a lot to know the condition of his child and no
longer ask a lot, the family already assume that suffering disesase is a disease that can't be
underestimated and need special attention, the family already knows what the impact if the treatment
stopped. Clien 2 family no longer ask about the condition of the child, the family assume that suffering
disease is a serious thing so family have taken to health care facility and routine remind to take medicine
every day. Discussion: Conclusion The family is the closest environment for the patient expected the
family is able to care for members of his family who are sick. Researchers in this case provide: Health
Education and demonstrate how the treatment of suffering diseases patients at home, so that families
appropriate in treating and not recurring in mental patients.
Setelah ditemukan diagnosa pada kedua Menurut hasil standart evaluasi setelah
pasien, maka intervensi pada pasien 1 dan 2 dilakukan enam kali kunjungan keluarga dapat
adalah kaji pengetahuan keluarga tentang mengetahui cara perawatan pada pasien yang
penyakit gangguan jiwa dan cara merawat menderita gangguan jiwa, keluarga dapat
anggota keluarga yang menderita gangguan mengambil keputusan atau tindakan yang tepat
jiwa, diskusikan dengan keluarga tentang
dalam merawat anggota keluarga yang sakit,
penyakit gangguan jiwa dan cara yang biasa
keluarga dapat merawat anggota keluarga yang
dilakukan pada pasien gangguan jiwa dirumah [21]
seperti keluarga memberikan motivasi kepada sakit dengan cara: memotivasi pasien dalam
pasien untuk minum obat, keluarga mendukung minum obat, memotivasi pasien dalam hal
aktivitas pasien, tidak mengurung pasien di perawatan diri, memotivasi pasien untuk
dalam rumah, keluarga memberikan motivasi bersosialisasi, keluarga datang membawa
kepada klien dalam melakukan perawatan diri, anggota keluarga yang sakit ke fasilitas
demonstrasikan cara perawatan pasien
pelayanan kesehatan, keluarga mampu
gangguan jiwa seperti: komunikasi terapeutik,
demonstrasikan cara perawatan pasien menunjukan kartu berobat, keluarga mampu
gangguan jiwa yang berfokus pada masalah memotivasi pasien dalam hal minum obat.
yang dialami pasien, beri kesempatan pada Pasien 1 sudah teratur minum obat, sudah
keluarga untuk membawa anggotanya yang mampu merawat pasien gangguan jiwa dengan
menderita gangguan jiwa ke posyandu atau baik dan benar, tidak lagi menganggap remeh
puskesmas, berikan pujian atas keputusan yang penyakit gangguan jiwa. Pasien 2 sudah
diambil oleh keluarga, kolaborasi dengan
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan,
puskesmas setempat dalam pemberian obat.
seta teratur minum obat dan tidak lagi
[7]
IMPLEMENTASI menganggap remeh penyakit gangguan jiwa,
berasarkan uraian diatas maka sesuai dengan
Implementasi keperawatan pada pasien 1
kriteria yang diharapkan.
dan pasien 2 yang sudah dilakukan pada kasus
diatas sesuai dengan intervensi keperawatan
yang sudah dibuat yaitu mengkaji pengetahuan PEMBAHASAN
keluarga tentang penyakit gangguan jiwa dan
cara merawat anggota keluarga yang menderita PENGKAJIAN
gangguan jiwa, men diskusikan bersama
keluarga tentang penyakit gangguan jiwa serta Kedua responden selalu menanyakan
cara yang biasa dilakukan pada pasien kondisi anaknya apakah anaknya dapat sembuh
gangguan jiwa dirumah seperti keluarga seperti semula atau tidak. Kedua responden
memberikan motivasi kepada pasien untuk juga menunjukan sikap yang salah dalam
minum obat, keluarga dapat mendukung merawat anggota keluarganya yang menderita
[2]
aktivitas pasien, tidak mengurung pasien di gangguan jiwa. Menurut Wahyu (2012)
dalam rumah, keluarga dapat memberikan menyatakan bahwa selama episode akut,
motivasi kepada klien dalam melakukan anggota keluarga akan khawatir dengan apa
[2]
perawatan diri, mendemonstrasikan cara yang terjadi. Pada proses awal, keluarga akan
perawatan pasien gangguan jiwa seperti: melindungi orang yang sakit dari orang lain dan
komunikasi terapeutik, mendemonstrasikan dapat menyalahkan serta merendahkan orang
cara perawatan pasien gangguan jiwa yang yang sakit untuk perilaku yang tidak dapat
[2]
berfokus pada masalah yang dialami pasien, diterima dan kurangnya prestasi. Sikap ini
memberikan kesempatan kepada keluarga mengarah pada ketegangan dalam keluarga
untuk membawa anggotanya yang menderita dan isolasi serta kehilangan hubungan yang
gangguan jiwa ke posyandu atau puskesmas, bermakna dengan keluarga yang tidak
memberikan pujian atas keputusan yang mendukung orang sakit.
diambil oleh keluarga, berkolaborasi dengan
puskesmas setempat dalam pemberian obat.
[35]
DIAGNOSA KEPERAWATAN Dengan memberikan pendidikan kesehatan
serta mendemonstrasikan cara perawatan
Pasien 1 dan 2 dengan nama Sdr.H usia 37
pasien gangguan jiwa maka keluarga akan lebih
tahun dan Tn.S usia 35 tahun menderita
banyak pengetahuan tentang cara merawat
gangguan jiwa sudah sejak dua tahun yang lalu.
anggota keluarganya yang menderita gangguan
Pasien 1 mengalami gangguan jiwa defisit
jiwa dirumah. Berdasarkan paparan tersebut
perawatan diri sudah menjalani pengobatan
diatas, ada kesesuaian antara hasil dan teori
tetapi tidak rutin. Pasien 2 mengalami
yang ditemukan bahwa intervensi yang
gangguan jiwa isolasi sosial belum pernah
dilakukan oleh peneliti sesuai dengan teori
menjalani pengobatan ke fasilitas pelayanan
yang dikemukan oleh Gusti (2013).
kesehatan sama sekali.
Kedua keluarga selalu menanyakan kondisi IMPLEMENTASI
anaknya kepada peneliti, kedua keluarga selalu
menganggap remeh penyakit gangguan jiwa, Implementasi yang diberikan kepada
kedua keluarga menunjukan sikap yang salah responden 1 dan 2 diberikan sama yaitu sesuai
dalam merawat anggota keluarganya yang dengan teori yang dikemukakan oleh Gusti
menderita gangguan jiwa dirumah. (2013). Berdasarkan implementasi dapat
Gejala dan tanda terjadinya masalah disimpulkan bahwa teori dan fakta dilapangan
keperawatan defisit pengetahuan menurut sama. Tetapi saat dilakukan demonstrasi
Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia tentang masalah gangguan jiwa yang dialami
(2016) antara lain: menanyakan masalah yang pasien 1 dan 2 berbeda karena pasien 1
dihadapi, menunjukkan perilaku tidak sesuai mengalami defisit perawatan diri sedangkan
anjaran, menunjukkan persepsi yang keliru pasien 2 mengalami isolasi sosial.
terhadap masalah, menjalani pemeriksaan yang
tidak tepat, menunjukan perilaku berlebihan EVALUASI
(misalnya : apatis, bermusuhan, agitasi,
Pada evaluasi sehari-hari responden 2
histeria).
progresnya lebih cepat dibandingkan
Berdasarkan hasil paparan tersebut diatas
responden 1. Pada responden 2 mampu
ada kesesuaian antara data yang ditemukan
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
dengan teori yang menyatakan tentang gejala
pada saat kunjungan keempat sedangkan pada
dan tanda defisit pengetahuan yang ada pada
responden 1 mampu mengunjungi posyandu
Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia
[24] lagi pada kunjungan keenam. Walaupun selama
(2016). Faktor yang berhubungan adalah
dua tahun belum menjalani pengobatan tetapi
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
responden 2 mendapat dukungan yang kuat
kesehatan. Hal ini dibuktikan dengan kedua
dari keluarga serta keluarga tidak pernah
keluarga responden tidak mengenal dengan
memarahi pasien.
baik bagaimana cara merawat yang baik dan
Isnaini (2009) dalam penelitiannya
benar pada anggota keluarga yang menderita
menyatakan bahwa dukungan keluarga akan
gangguan jiwa seperti tidak memotivasi dalam
mempengaruhi keinginan pasien untuk
hal minum obat, serta membiarkannya
sembuh. Seorang individu yang merasa
menyendiri dan keluarga juga menganggap
memperoleh dukungan secara emosional,
remeh penyakit gangguan jiwa.
penghargaan, instrumental dan informatif
INTERVENSI KEPERAWATAN merasa lebih lega karena diperhatikan. Orang
yang hidup dalam lingkungan yang bersifat
Intervensi keperawatan keluarga menurut suportif kondisinya akan jauh lebih baik
[21]
Gusti (2013) antara lain adalah: kaji daripada mereka yang tidak memilikinya,
pengetahuan keluarga tentang penyakit yang karena dukungan dari keluaraga mampu
dialami dan cara merawat, ajarkan keluarga melemahkan dampak stress dan secara
cara merawat, ajarkan kepada keluarga tentang langsung memperkokoh kesehatan mental
cara merawat sesuai dengan masalah yang individu.
dialami oleh pasien, beri kesempatan anggota Berdasarkan teori dan fakta tidak ada
keluarga untuk bertanya, anjurkan keluarga kesenjangan pada kedua keluarga dengan salah
untuk membawa anggota keluarga yang sakit satu anggota keluarga penderita gangguan jiwa
[35]
ke puskesmas, berikan pujian atas keputusan dan masalah defisit pengetahuan teratasi.
yang diambil oleh keluarga.
KESIMPULAN DAN SARAN pengobatan pada pasien yang menderita
gangguan jiwa sehingga pengobatan pada
Dari asuhan keperawatan keluarga yang pasien gangguan jiwa dapat dilakukan secara
dilakukan selama tiga minggu atau dilakukan rutin.
[20]
selama enam kali kunjungan di wilayah kerja Diharapkan responden dan keluarga
Puskesmas Dukuh Klopo dapat disimpulkan diharapkan memanfaatkan fasilitas pelayanan
bahwa implementasi yang diberikan kepada kesehatan yang ada serta mencari informasi
kedua keluarga telah berhasil dibuktikan yang layak pada petugas kesehatan bagaimana
dengan kedua keluarga sudah mampu merawat tentang cara merawat pasien gangguan jiwa
anggota keluarganya yang menderita gangguan yang baik dan benar dan juga dapat
jiwa dengan baik dan benar dan mampu memberikan dukungan kepada anggota
memnfaatkan fasilitas kesehatan. keluarganya yang menderita gangguan jiwa.
Disarankan kepada puskesmas bisa Dan masyarakat harus bisa menghapus stigma
mengadakan kegiatan penyuluhan tentang negatif tentang gangguan jiwa serta
gangguan jiwa secara rutin dengan melibatkan masyarakat ikut menjaga dengan cara
keluarga sehingga hubungan orangtua dan anak menciptakan lingkungan yang aman serta
dapat terjaga dengan baik serta dapat menyenangkan bagi pasien gangguan jiwa
membentuk kader kesehatan yang bertugas sehingga pasien bisa mengembangkan minat
dibawah wewenang dan mendapat dan bakatnya serta bisa mempercepat proses
pengawasan dari puskesmas untuk mengawasi penyembuhan pasien gangguan jiwa.