You are on page 1of 10

Results of plagiarism analysis from 2018-07-27 04:23 UTC

Uji Plagiat Siti Nur Fatimah D3Kep.docx


20.3%

Date: 2018-07-27 04:20 UTC

 All sources 49  Internet sources 46

 docplayer.info/35289824-Bab-1-pendahulua...penderitaan-dan.html
[0]
6.8% 22 matches

 eprints.ums.ac.id/30909/3/4_BAB_I.pdf
[1]
6.7% 21 matches

 https://nezfine.wordpress.com/page/2/
[2]
3.9% 11 matches

 https://nezfine.wordpress.com/2013/06/08...engan-gangguan-jiwa/
[3]
3.5% 11 matches

 https://docobook.com/download-pdf-unknowne40fbb37c3c86eb5096cdbdee0bd300586290.html
[4]
3.4% 11 matches

 docplayer.info/30919532-Bab-i-pendahulua...rat-yang-banyak.html
[6]
2.8% 9 matches

 rahayuwijayanti87.blogspot.com/2015/05/asuhan-keperawatan-keluarga-pada.html
[7]
2.8% 8 matches

 download.portalgaruda.org/article.php?ar...KABUPATEN MAGELANG
[8]
2.2% 7 matches

 eprints.ums.ac.id/27203/17/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
[9]
2.0% 7 matches

 www.jaymi-psikologi.com/2015/05/hubungan-antara-kesehatan-mental-dengan.html
[10]
1.9% 6 matches

 https://imaji.or.id/fakta-prevalensi-gan...karta-paling-tinggi/
[11]
1.9% 5 matches

 myprofessionalnurses.blogspot.com/2015/11/asuhan-keperawatan-keluarga-binaan.html
[12]
1.6% 4 matches

 https://www.scribd.com/doc/295193261/4-BAB-I
[13]
1.5% 4 matches

 https://www.scribd.com/document/348849743/Makalah-Keperawatan-Jiwa-Masyarakat
[14]
1.5% 5 matches

 msocialwork.com/index.php/aswj/article/download/17/16/
[15]
1.3% 3 matches

 https://id.123dok.com/document/4zp0590q-...era-utara-medan.html
[16]
1.1% 4 matches

 repository.ump.ac.id/812/2/FAJAR KURNIAWAN BAB I.pdf


[17]
1.3% 4 matches

 https://www.kompasiana.com/kadirsaja/fak...23be6ea834e16a8b4569
[18]
1.1% 3 matches

 telegra.ph/Prevalensi-gangguan-jiwa-pdf-12-04
[19]
1.1% 4 matches

 sitimiriam.blogspot.com/2013/06/bab-iv-hipertensi.html
[20]
1.2% 4 matches

 https://vdocuments.site/documents/contoh-askep-keluarga-2.html
[21]
1.1% 3 matches

 https://www.scribd.com/document/335999464/BAB-1-Triptofan
[22]
0.9% 3 matches

 starflazz.blogspot.com/2014/09/asuhan-keperawatan-keluarga-bapak.html
[23]
1.1% 4 matches

 kuliahkeperawatanku.blogspot.com/2016/05/diagnosa-keperawatan-keluarga.html
[24]
0.9% 3 matches

 rumahcahaya.com/terapi-skizofrenia/
[25]
1.0% 3 matches
1.0% 3 matches

 https://www.slideshare.net/einfanteri/askep-keluargadenganstroke
[26]
0.8% 3 matches

 eprints.ums.ac.id/46065/3/GARRY FINISH UPLOAD.pdf


[27]
0.8% 2 matches

 https://bidankomunitas.files.wordpress.c..._konsep-keluarga.pdf
[28]
0.7% 2 matches

 skripsikesehatan.blogspot.com/2010/10/hubungan-antara-peran-keluarga-terhadap.html
[29]
0.7% 2 matches

 https://refiputrihandayani.wordpress.com...arga-dan-masyarakat/
[30]
0.7% 1 matches

 wahyudianto-eko.blogspot.com/2014/03/konsep-keluarga_26.html
[31]
0.7% 2 matches

 pkmrs.blogspot.com/2013/03/peran-keluarga-dalam-pencegahan.html
[33]
0.5% 1 matches

 https://keperawatan.fik.unpkediri.ac.id/download_lampiran/pK1TbbXFa
[34]
0.6% 2 matches

 download.portalgaruda.org/article.php?ar...NGGUAN SKIZOFRENIA
[35]
0.7% 3 matches

 https://www.scribd.com/document/320125016/Gambaran-Motivasi-Eksternal-2
[36]
0.4% 1 matches

 repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6714/2/T1_462008039_BAB II.pdf
[37]
0.6% 2 matches

 https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1102106021-2-BAB I.pdf
[38]
0.6% 1 matches

 https://www.scribd.com/doc/78378722/Askep-Keluarga-DX-Lingkungan
[39]
0.4% 2 matches

 https://id.123dok.com/document/4yrnpozo-...-sumatera-utara.html
[40]
0.4% 1 matches

 https://text-id.123dok.com/document/jeqo...njai-tahun-2014.html
[41]
0.3% 1 matches

 https://id.123dok.com/document/7qv571z5-...era-utara-medan.html
[42]
0.4% 1 matches

 https://www.scribd.com/document/379868713/BAB-III-thallasemia
[43]
0.3% 1 matches

 warungbidan.blogspot.com/2017/08/makalah-skizofrenia-dan-skizofrenia.html
[44]
0.4% 1 matches

 https://www.slideshare.net/FransiskaOkta...sis-studi-kasus-2018
[45]
0.3% 1 matches

 https://www.scribd.com/document/384434778/BAB-4
[46]
0.3% 1 matches

 https://www.scribd.com/document/365426065/Contoh-Bab-BAB-III
[48]
0.2% 1 matches

8 pages, 3575 words

PlagLevel: selected / overall


67 matches from 49 sources, of which 46 are online sources.

Settings
Data policy: Compare with web sources, Check against my documents, Check against my documents in the organization repository, Check
against organization repository, Check against the Plagiarism Prevention Pool
Sensitivity: Medium
Bibliography: Consider text
Citation detection: Reduce PlagLevel
Whitelist: --
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA
PENDERITA GANGGUAN JIWA DENGAN DEFISIT PENGETAHUAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DUKUH KLOPO

Siti Nur Fatimah 1), Sestu Retno Dwi Andayani2), Effy Kurniati3)
Prodi D-III Keperawatan Stikes Pemkab Jombang1), Prodi S-1 Keperawatan
Stikes Pemkab Jombang2), Dinas Kesehatan Jombang3)
Email: sitinurfatimah132@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan: Di zaman era globalisasi ini, banyak sekali masyarakat yang mengalami gangguan jiwa dan
[7]
biasanya pasien yang telah mengalami gangguan jiwa akan mengalami kekambuhan. Kekambuhan
tersebut disebabkan karena keterbatasan pengetahuan keluarga tentang cara merawat dan menangani
perilaku pasien dirumah, serta keluarga menunjukan sikap yang salah dalam merawat salah satu
[0]
anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa. Tujuan karya tulis ilmiah ini yaitu melakukan asuhan
keperawatan keluarga pada salah satu anggota keluarga penderita gangguan jiwa dengan defisit
pengetahuan di wilayah kerja puskesmas dukuh klopo. Metode: Metode penelitian ini menggunakan
teknik kualitatif dengan desain studi kasus. Partisipan berjumlah dua pasien, dengan jenis kelamin sama
laki-laki. Klien 1 tidak teratur dalam menjalani pengobatan dan tidak rutin mengunjungi posyandu, klien
2 belum menjalani pengobatan dan belum pernah mengunjungi pelayanan kesehatan. Hasil: Hasil dari
penelitian ini adalah sebelumnya kedua keluarga menunjukan sikap yang salah dalam merawat. Setelah
dilakukan asuhan keperawatan selama enam kali kunjungan dalam tiga minggu, kedua keluarga sudah
mampu merawat pasien gangguan jiwa dirumah dengan benar. Klien 1 teratur dalam mengunjungi
posyandu dan teratur minum obat, keluarga sudah banyak mengetahui kondisi anaknya dan tidak lagi
banyak bertanya, keluarga sudah mengangap bahwa gangguan jiwa adalah penyakit yang tidak bisa
dianggap remeh dan perlu perhatian khusus, keluarga sudah mengetahui apa dampaknya jika
pengobatannya berhenti. Klien 2 keluarga sudah tidak lagi menanyakan kondisi anaknya, keluarga
beranggapan bahwa penyakit gangguan jiwa itu hal yang serius sehingga keluarga sudah membawanya
ke fasilitas pelayanan kesehatan dan rutin mengingatkan untuk minum obat setiap hari. Pembahasan:
[20]
Kesimpulan keluarga merupakan lingkungan yang terdekat bagi pasien, diharapkan keluarga mampu
[2]
merawat anggota keluarganya yang sakit. Peneliti dalam hal ini memberikan: Health Education serta
mendemonstrasikan cara perawatan pasien gangguan jiwa dirumah, sehingga keluarga tepat dalam
merawat dan tidak terjadi kekambuhan pada pasien gangguan jiwa.

Kata Kunci: Gangguan Jiwa, Defisit Pengetahuan, Asuhan Keperawatan

FAMILY NURSING ASSITANCE ON ANY FAMILY FAMILY MEMBERS OF SUFFERING


DISEASES WITH DEFICITS KNOWLEDGE IN THE AREA
PUSKESMAS DUKUH KLOPO

By:
Siti Nur Fatimah 1), Sestu Retno Dwi Andayani2), Effy Kurniati3)
The General Nursing Science III of Stikes Pemkab Jombang1), Bachelor Degree in Nursing Scuence of
Stikes Pemkab Jombang2), Jombang Health Department3)
Email: sitinurfatimah132@gmail.com

ABSTRACT

Introduc on: In this era of globalization, a lot of people who have suffering diseases and usually patients
who have experienced suffering diseases will experience a recurrence. The recurrence is due to limited
family knowledge about how to care for and handle the behavior of patients at home and family shows
the wrong attitude in treating one family member who suffered from mental disorders. The purpose of
this scientific paper is to conduct family nursing care in one of the family members of suffering diseases
with a deficit of knowledge in the working area of Clinic Hamlet Clinic. Method: This research method
uses qualitative technique with case study design. Participants were two patients, of the same sex as
males. Client 1 is not regularly undergoing treatment and does not regularly visit posyandu, client 2 has
not been treated and has never visited health service. Result: The result of this research is that both
families showed the wrong attitude in caring. After the nursing care for six visits in three weeks, both
families have been able to treat patients with suffering diseases at home properly. Client 1 regularly visit
posyandu and regularly take medicine, the family has a lot to know the condition of his child and no
longer ask a lot, the family already assume that suffering disesase is a disease that can't be
underestimated and need special attention, the family already knows what the impact if the treatment
stopped. Clien 2 family no longer ask about the condition of the child, the family assume that suffering
disease is a serious thing so family have taken to health care facility and routine remind to take medicine
every day. Discussion: Conclusion The family is the closest environment for the patient expected the
family is able to care for members of his family who are sick. Researchers in this case provide: Health
Education and demonstrate how the treatment of suffering diseases patients at home, so that families
appropriate in treating and not recurring in mental patients.

Keywords: suffering diseases, deficits knowledge, nursing care


kabupaten Jombang salah satunya adalah
puskesmas Dukuh Klopo terdapat 150 jiwa.
PENDAHULUAN [0]
Prevalensi gangguan jiwa berat atau dalam
Di zaman era globalisasi ini, banyak sekali istilah medis disebut psikosis/skizofrenia di
masyarakat yang mengalami gangguan jiwa dan daerah pedesaan faktanya lebih tinggi
[0]
biasanya pasien yang telah mengalami dibanding daerah perkotaan. Di daerah
gangguan jiwa akan mengalami kekambuhan. pedesaan proporsi rumah tangga dengan
Kekambuhan tersebut disebabkan karena minimal salah satu anggota rumah tangga
keterbatasan pengetahuan keluarga tentang mengalami gangguan jiwa berat dan pernah
cara merawat dan menangani perilaku pasien dipasung hingga mencapai jumlah 18,2 persen.
[0]
dirumah, serta keluarga menunjukan sikap yang Sementara di daerah perkotaan, proporsinya
[0]
salah dalam merawat salah satu anggota hanya 10,7 persen. Nampaknya, hal ini
keluarga yang menderita gangguan jiwa. memberikan konfirmasi bahwa tekanan hidup
Hambatan yang dialami oleh klien gangguan yang dialami orang pedesaan lebih berat
[0]
jiwa akan mempengaruhi kualitas hidupnya dibanding penduduk perkotaan. Dan mudah
sehingga menjadi perhatian khusus karena diduga, salah satu bentuk tekanan hidup itu
dampak yang diakibatkan tidak hanya pada tidak selalu adalah kesulitan ekonomi (
klien tetapi juga berdampak pada keluarga dan Riskesdas, 2013 ).
[6]
[10]
masyarakat. Hal tersebut diatas menunjukan Pada umumnya, penderita gangguan jiwa
masalah yang sangat serius dan menjadi mendapat stigma yang negatif dari masyarakat.
[6]
masalah kesehatan global. Seringkali keluarga menganggap pasien
[0]
Berdasarkan data dari World Health gangguan jiwa merupakan aib bagi keluarga
Organisasi (WHO) dalam Yosep (2013), sekitar sehingga tindakan yang dilakukan justru
450 juta orang di dunia yang mengalami meningkatkan stress pada pasien gangguan
[0]
gangguan jiwa. Berdasarkan hasil penelitian jiwa seperti pemasungan, kekerasan, isolasi
[6]
dari Rudi Maslim dalam Mubarta (2011) sosial bahkan diasingkan. Kebanyakan keluarga
prevalensi masalah kesehatan jiwa di Indonesia memiliki pandangan bahwa pasien gangguan
[0]
sebesar 6,55%. Angka tersebut tergolong jiwa dapat menimbulkan bahaya bagi
sedang dibandingkan dengan negara lainnya. lingkungan sekitar.
[9]
[0]
Data dari 33 Rumah Sakit Jiwa ( RSJ ) yang ada Kekambuhan pada pasien gangguan jiwa
[2]
di seluruh Indonesia, menyebutkan hingga kini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu
jumlah penderita gangguan jiwa berat faktor yang dapat menyebabkan kekambuhan
mencapai 2,5 juta orang. pada pasien gangguan jiwa adalah keluarga
[22]
Penderita gangguan jiwa berat dengan usia yang tidak mengetahui cara untuk menangani
diatas 15 tahun di Indonesia sejumlah 0,46%. perilaku pasien dirumah (Sullinger ,1988 dalam
[0]
Hal tersebut diatas menunjukan bahwa lebih Nasir, 2011), pada pasien dengan diagnosis
dari 1 juta jiwa di Indonesia yang menderita Skizofrenia diperkirakan akan kambuh 50%
[0]
gangguan jiwa berat. Berdasarkan data pada tahun pertama, 70% tahun kedua, dan
[0]
tersebut diketahui bahwa: 11,6% penduduk 100% tahun kelima setelah pasien pulang dari
Indonesia mengalami masalah gangguan rumah sakit karena perlakuan yang salah
mental emosional (Riset kesehatan dasar, selama dirumah atau dimasyarakat.
[36]
[0]
2007). Sedangkan tahun 2013 jumlah penderita Berdasarkan hasil penelitiaan, ditemukan data
gangguan jiwa mencapai 1,7 juta (Riskesdas, bahwa angka kambuh pasien gangguan jiwa
[0]
2013). Berdasarkan data dari dinas sosial Jawa tanpa terapi keluarga sebesar 25%-50%,
Timur penderita gangguan jiwa di Jawa Timur sedangkan angka kambuh pada pasien yang
tahun 2016 mencapai 2.369 orang. Jumlah itu mendapatkan terapi keluarga sebesar 5%-10%
naik sebesar 750 orang dibandingkan tahun (Keliat, 2009).
2015 yang berjumlah 1.619 orang penderita.
[0]
Tingkat pengetahuan keluarga terkait
Berdasarkan data dari dinas kesehatan konsep sehat dan sakit akan mempengaruhi
Kabupaten Jombang tahun 2017 terdapat 2343 perilaku keluarga dalam menyelesaikan
jiwa masyarakat yang menderita gangguan jiwa masalah kesehatan yang ada pada keluarga
dan tersebar di berbagai kecamatan di (Mubarak, 2010). Keluarga adalah faktor yang
kabupaten Jombang. Jumlah tersebut didapat sangat penting dalam proses kesembuhan
dari berbagai puskesmas yang berada di gangguan jiwa. Keluarga merupakan lingkungan
terdekat bagi pasien, dengan keluarga yang
bersikap terapeutik dan dapat memelihara keluarga dapat segera mengambil tindakan
kesehatan dengan baik serta mendukung pencegahan terhadap kekambuhan pada pasien
[4]
pasien, maka masa kesembuhan pasien dapat gangguan jiwa.
[2]
dipertahankan selama mungkin. Pada keluarga Maka peran perawat sangatlah penting
yang tidak bisa memelihara kesehatan dengan dalam memberikan asuhan keperawatan untuk
baik dan keluarga dengan ekspresi emosi yang membantu masalah yang dihadapi oleh pasien
[4]
tinggi seperti bermusuhan, mengkritik, banyak dan keluarga. Tindakan mandiri yaitu dengan
melibatkan diri dengan pasien diperkirakan pemberian health education tentang
pasien akan mengalami kekambuhan dalam perawatan gangguan jiwa dirumah serta
[2]
waktu sembilan bulan. Dalam pengetahuan mendemontrasikan kepada keluarga tentang
keluarga tentang tanda dan gejala kekambuhan cara merawat pasien dengan gangguan jiwa
pada pasien gangguan jiwa sangatlah penting dirumah, megajarkan pada keluarga teknik
karena setelah pasien pulang ke rumah maka berkomunikasi yang terapeutik, mengajarkan
peran perawat yang ada di rumah sakit jiwa pada keluarga untuk melakukan terapi kerja
digantikan oleh keluarga yang ada dirumah. dengan cara mengembangkan minat dan bakat
Sikap permusuhan yang ditunjukkan oleh pasien dan tindakan kolaborasi dengan
keluarga terhadap pasien akan mempengaruhi puskesmas di wilayah setempat dan juga dokter
kekambuhan pasien. sehubungan dengan pemberian obat.
[25] [ 0 ]
Pada pasien gangguan jiwa memerlukan Berdasarkan latar belakang dan uraian
waktu efektif yang lama dan berbulan-bulan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
bahkan hingga bertahun-tahun, hal ini studi kasus tentang “Asuhan Keperawatan
bertujuan untuk menekan sekecil mungkin Keluarga Pada Salah Satu Angota Keluarga
[25]
kekambuhan. Terapi yang komprehensif dan Penderita Gangguan Jiwa Dengan Defisit
holistik serta terpadu sekarang ini sudah Pengetahuan di Wilayah Kerja Puskesmas
dikembangkan sehingga pada penderita Dukuh Klopo”.
gangguan jiwa tidak lagi mengalami Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
diskriminasi bahkan metodenya lebih Melakukan Asuhan Keperawatan Keluarga Pada
[42]
manusiawi dari pada masa sebelumnya. Terapi Salah Satu Anggota Keluarga Penderita
yang dimaksud yaitu meliputi terapi dengan Gangguan Jiwa Defisit Pengetahuan di Wilayah
obat-obatan anti Skizofrenia (psikofarmaka), Kerja Puskesmas Dukuh Klopo.
psikoterapi, terapi psikososial dan terapi
[9]
psikoreligius (Hawari, 2007).
METODE PENELITIAN
Pada penderita gangguan jiwa seberat
apapun bisa pulih kembali asalkan mendapat Penelitian studi kasus ini adalah studi yang
pengobatan dan dukungan psikososial yang mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan
dibutuhkan oleh pasien. Mereka bisa pulih dan keluarga pada salah satu anggota keluarga
kembali hidup di masyarakat secara produktif penderita gangguan jiwa dengan masalah
baik secara ekonomi maupun secara sosial. keperawatan defisit pengetahuan di wilayah
Sebagian besar dari mereka bisa terbebas dari kerja Puskesmas Dukuh Klopo.
anjuran minum obat. Hanya saja, seperti juga [34]
Batasan istilah merupakan pernyataan yang
kesehatan badan, kesehatan jiwa tetap harus menjelaskan istilah-istilah dan kata kunci yang
dipelihara dan ditingkatkan. Tanpa menjadi fokus pada studi kasus.
[ 3 0 ]
pemeliharaan yang baik, kesehatan fisik 1. Keluarga adalah unit terkecil dari
maupun jiwa seseorang bisa kembali jatuh sakit masyarakat yang terdiri dari kepala
[2]
(Setiadi, 2008). keluarga dan beberapa orang yang
Gangguan jiwa dan kekambuhan pada terkumpul serta tinggal disuatu tempat
pasien gangguan jiwa merupakan masalah yang dibawah suatu atap dalam keadaan saling
tidak bisa dianggap remeh dan perlu ketergantungan.
penanganan serta perawatan yang efektif dari 2. Gangguan jiwa adalah suatu perubahan
petugas kesehatan dan juga keluarga. pada fungsi jiwa yang bisa menyebabkan
[2]
Pengetahuan keluarga tentang tanda dan gejala adanya gangguan pada fungsi jiwa yang
gangguan jiwa akan berdampak pada dapat menimbulkan penderitaan pada
kemampuan keluarga dalam memahami individu.
munculnya kekambuhan pada pasien gangguan
jiwa, sehingga dengan pengetahuan tersebut
3. Defisit pengetahuan adalah suatu kedaan berfokus pada masalah yang dialami
dimana seseorang kurang terpapar pasien.
informasi kognitif yang berkaitan dengan 6. Kunjungan 6 : evaluasi dari kunjungan 1-5.
topik tertentu. Keabsahan data:
Lokasi penelitian berada di wilyah kerja 1.[ Memperpanjang
3 4 ]
waktu pengamatan.
Puskesmas Dukuh Klopo. Waktu penelitian ini 2. Menggali sumber informasi tambahan
dilakukan enam kali kunjungan selama tiga menggunakan triangulasi dari tiga sumber
minggu. Penelitian dilakukan pada bulan April data utama yaitu: klien, keluarga dan
tahun 2018. tenaga kesehatan yang berada diwilayah
Subjek penelitian ini adalah dua keluarga tersebut. Hasil dari penelitian ini dapat
yang salah satu anggota keluarganya menderita dibuktikan kebenarannya.
gangguan jiwa dengan masalah keperawatan Sebelum penelitian ini dilakukan peneliti
defisit pengetahuan di wilayah kerja Puskesmas mengajukan surat permohonan untuk
Dukuh Klopo Jombang dan yang bersedia mendapatkan rekomendasi dari STIKES
menjadi responden dengan kriteria sebagai PEMKAB Jombang serta permintaan ijin kepada
berikut: Kepala Puskesmas Dukuh Klopo melalui Dinas
[48]
1. Pasien yang tidak teratur dalam Kesehatan Kabupaten Jombang. Setelah
pengobatan atau pasien yang belum mendapatkan persetujuan dari semua pihak
pernah menjalani pengobatan dan belum yang terkait barulah penelitian ini dilakukan
pernah mengunjungi pelayanan dengan menekankan pada masalah etika yang
kesehatan. meliputi: Nonmaleficience, Beneficence,
2. Pasien yang tidak rutin dalam mengikuti Autonomy, Anonymity, Justice, Veracity,
posyandu
[ 7 ]
Confidentiality, Informconsent.
3. Keluarga menunjukan sikap yang salah
dalam merawat salah satu anggota
HASIL PENELITIAN
keluarga yang menderita gangguan jiwa,
misalnya: keluarga membatasi kegiatan PENGKAJIAN
pasien, keluarga tidak memotivasi pasien
dalam minum obat, keluarga tidak Pada hasil pengkajian terhadap pasien 1 dan
memberikan motivasi kepada pasien 2 dengan nama Sdr.H usia 37 tahun dan Tn.S
untuk melakukan perawatan diri, usia 35 tahun menderita gangguan jiwa sudah
mengurung pasien di dalam rumah. sejak dua tahun yang lalu. Pasien 1 mengalami
Proses pengumpulan data pada studi kasus gangguan jiwa defisit perawatan diri sudah
ini dengan pendekatan WOD (Wawancara, menjalani pengobatan tetapi tidak rutin, pasien
Observasi, Dokumentasi) serta terdapat enam 2 mengalami gangguan jiwa isolasi sosial belum
kali kunjungan selama 3 minggu: pernah menjalani pengobatan ke fasilitas
1. Kunjungan 1 : melakukan BHSP pada pelayanan kesehatan sama sekali.
keluarga dan kien, melakukan pengkajian [35]
Kedua keluarga selalu menanyakan kondisi
pada keluarga dan kien dengan metode
wawancara, observasi dan dokumen. anaknya kepada peneliti, kedua keluarga
2. Kunjungan 2 : melengkapi data menganggap remeh penyakit gangguan jiwa,
kedua keluarga juga menunjukan sikap yang
pengkajian.
3. Kunjungan 3 : mengkaji pengetahuan salah dalam merawat anggota keluarganya
keluarga, memberikan Health Education yang menderita gangguan jiwa dirumah.
cara merawat pasien gangguan jiwa
DIAGNOSA KEPERAWATAN
dirumah, memberi kesempatan pada
keluarga untuk membawa anggotanya Berdasarkan hasil pengkajian yang telah
yang menderita gangguan jiwa ke dilakukan pada pasien 1 dan 2 di dapatkan
[23]
posyandu atau puskesmas, serta diagnosa keperawatan yaitu: Defisit
berkolaborasi dengan puskesmas dalam pengetahuan berhubungan dengan
pemberian obat. ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
[0]
4. Kunjungan 4 : mendemonstrasikan cara kesehatan.
perawatan pasien gangguan jiwa dirumah.
[7]
5. Kunjugan 5 : mendemonstrasikan cara
perawatan pasien gangguan jiwa yang
[7]
INTERVENSI EVALUASI KEPERAWATAN

Setelah ditemukan diagnosa pada kedua Menurut hasil standart evaluasi setelah
pasien, maka intervensi pada pasien 1 dan 2 dilakukan enam kali kunjungan keluarga dapat
adalah kaji pengetahuan keluarga tentang mengetahui cara perawatan pada pasien yang
penyakit gangguan jiwa dan cara merawat menderita gangguan jiwa, keluarga dapat
anggota keluarga yang menderita gangguan mengambil keputusan atau tindakan yang tepat
jiwa, diskusikan dengan keluarga tentang
dalam merawat anggota keluarga yang sakit,
penyakit gangguan jiwa dan cara yang biasa
keluarga dapat merawat anggota keluarga yang
dilakukan pada pasien gangguan jiwa dirumah [21]
seperti keluarga memberikan motivasi kepada sakit dengan cara: memotivasi pasien dalam
pasien untuk minum obat, keluarga mendukung minum obat, memotivasi pasien dalam hal
aktivitas pasien, tidak mengurung pasien di perawatan diri, memotivasi pasien untuk
dalam rumah, keluarga memberikan motivasi bersosialisasi, keluarga datang membawa
kepada klien dalam melakukan perawatan diri, anggota keluarga yang sakit ke fasilitas
demonstrasikan cara perawatan pasien
pelayanan kesehatan, keluarga mampu
gangguan jiwa seperti: komunikasi terapeutik,
demonstrasikan cara perawatan pasien menunjukan kartu berobat, keluarga mampu
gangguan jiwa yang berfokus pada masalah memotivasi pasien dalam hal minum obat.
yang dialami pasien, beri kesempatan pada Pasien 1 sudah teratur minum obat, sudah
keluarga untuk membawa anggotanya yang mampu merawat pasien gangguan jiwa dengan
menderita gangguan jiwa ke posyandu atau baik dan benar, tidak lagi menganggap remeh
puskesmas, berikan pujian atas keputusan yang penyakit gangguan jiwa. Pasien 2 sudah
diambil oleh keluarga, kolaborasi dengan
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan,
puskesmas setempat dalam pemberian obat.
seta teratur minum obat dan tidak lagi
[7]
IMPLEMENTASI menganggap remeh penyakit gangguan jiwa,
berasarkan uraian diatas maka sesuai dengan
Implementasi keperawatan pada pasien 1
kriteria yang diharapkan.
dan pasien 2 yang sudah dilakukan pada kasus
diatas sesuai dengan intervensi keperawatan
yang sudah dibuat yaitu mengkaji pengetahuan PEMBAHASAN
keluarga tentang penyakit gangguan jiwa dan
cara merawat anggota keluarga yang menderita PENGKAJIAN
gangguan jiwa, men diskusikan bersama
keluarga tentang penyakit gangguan jiwa serta Kedua responden selalu menanyakan
cara yang biasa dilakukan pada pasien kondisi anaknya apakah anaknya dapat sembuh
gangguan jiwa dirumah seperti keluarga seperti semula atau tidak. Kedua responden
memberikan motivasi kepada pasien untuk juga menunjukan sikap yang salah dalam
minum obat, keluarga dapat mendukung merawat anggota keluarganya yang menderita
[2]
aktivitas pasien, tidak mengurung pasien di gangguan jiwa. Menurut Wahyu (2012)
dalam rumah, keluarga dapat memberikan menyatakan bahwa selama episode akut,
motivasi kepada klien dalam melakukan anggota keluarga akan khawatir dengan apa
[2]
perawatan diri, mendemonstrasikan cara yang terjadi. Pada proses awal, keluarga akan
perawatan pasien gangguan jiwa seperti: melindungi orang yang sakit dari orang lain dan
komunikasi terapeutik, mendemonstrasikan dapat menyalahkan serta merendahkan orang
cara perawatan pasien gangguan jiwa yang yang sakit untuk perilaku yang tidak dapat
[2]
berfokus pada masalah yang dialami pasien, diterima dan kurangnya prestasi. Sikap ini
memberikan kesempatan kepada keluarga mengarah pada ketegangan dalam keluarga
untuk membawa anggotanya yang menderita dan isolasi serta kehilangan hubungan yang
gangguan jiwa ke posyandu atau puskesmas, bermakna dengan keluarga yang tidak
memberikan pujian atas keputusan yang mendukung orang sakit.
diambil oleh keluarga, berkolaborasi dengan
puskesmas setempat dalam pemberian obat.
[35]
DIAGNOSA KEPERAWATAN Dengan memberikan pendidikan kesehatan
serta mendemonstrasikan cara perawatan
Pasien 1 dan 2 dengan nama Sdr.H usia 37
pasien gangguan jiwa maka keluarga akan lebih
tahun dan Tn.S usia 35 tahun menderita
banyak pengetahuan tentang cara merawat
gangguan jiwa sudah sejak dua tahun yang lalu.
anggota keluarganya yang menderita gangguan
Pasien 1 mengalami gangguan jiwa defisit
jiwa dirumah. Berdasarkan paparan tersebut
perawatan diri sudah menjalani pengobatan
diatas, ada kesesuaian antara hasil dan teori
tetapi tidak rutin. Pasien 2 mengalami
yang ditemukan bahwa intervensi yang
gangguan jiwa isolasi sosial belum pernah
dilakukan oleh peneliti sesuai dengan teori
menjalani pengobatan ke fasilitas pelayanan
yang dikemukan oleh Gusti (2013).
kesehatan sama sekali.
Kedua keluarga selalu menanyakan kondisi IMPLEMENTASI
anaknya kepada peneliti, kedua keluarga selalu
menganggap remeh penyakit gangguan jiwa, Implementasi yang diberikan kepada
kedua keluarga menunjukan sikap yang salah responden 1 dan 2 diberikan sama yaitu sesuai
dalam merawat anggota keluarganya yang dengan teori yang dikemukakan oleh Gusti
menderita gangguan jiwa dirumah. (2013). Berdasarkan implementasi dapat
Gejala dan tanda terjadinya masalah disimpulkan bahwa teori dan fakta dilapangan
keperawatan defisit pengetahuan menurut sama. Tetapi saat dilakukan demonstrasi
Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia tentang masalah gangguan jiwa yang dialami
(2016) antara lain: menanyakan masalah yang pasien 1 dan 2 berbeda karena pasien 1
dihadapi, menunjukkan perilaku tidak sesuai mengalami defisit perawatan diri sedangkan
anjaran, menunjukkan persepsi yang keliru pasien 2 mengalami isolasi sosial.
terhadap masalah, menjalani pemeriksaan yang
tidak tepat, menunjukan perilaku berlebihan EVALUASI
(misalnya : apatis, bermusuhan, agitasi,
Pada evaluasi sehari-hari responden 2
histeria).
progresnya lebih cepat dibandingkan
Berdasarkan hasil paparan tersebut diatas
responden 1. Pada responden 2 mampu
ada kesesuaian antara data yang ditemukan
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
dengan teori yang menyatakan tentang gejala
pada saat kunjungan keempat sedangkan pada
dan tanda defisit pengetahuan yang ada pada
responden 1 mampu mengunjungi posyandu
Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia
[24] lagi pada kunjungan keenam. Walaupun selama
(2016). Faktor yang berhubungan adalah
dua tahun belum menjalani pengobatan tetapi
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
responden 2 mendapat dukungan yang kuat
kesehatan. Hal ini dibuktikan dengan kedua
dari keluarga serta keluarga tidak pernah
keluarga responden tidak mengenal dengan
memarahi pasien.
baik bagaimana cara merawat yang baik dan
Isnaini (2009) dalam penelitiannya
benar pada anggota keluarga yang menderita
menyatakan bahwa dukungan keluarga akan
gangguan jiwa seperti tidak memotivasi dalam
mempengaruhi keinginan pasien untuk
hal minum obat, serta membiarkannya
sembuh. Seorang individu yang merasa
menyendiri dan keluarga juga menganggap
memperoleh dukungan secara emosional,
remeh penyakit gangguan jiwa.
penghargaan, instrumental dan informatif
INTERVENSI KEPERAWATAN merasa lebih lega karena diperhatikan. Orang
yang hidup dalam lingkungan yang bersifat
Intervensi keperawatan keluarga menurut suportif kondisinya akan jauh lebih baik
[21]
Gusti (2013) antara lain adalah: kaji daripada mereka yang tidak memilikinya,
pengetahuan keluarga tentang penyakit yang karena dukungan dari keluaraga mampu
dialami dan cara merawat, ajarkan keluarga melemahkan dampak stress dan secara
cara merawat, ajarkan kepada keluarga tentang langsung memperkokoh kesehatan mental
cara merawat sesuai dengan masalah yang individu.
dialami oleh pasien, beri kesempatan anggota Berdasarkan teori dan fakta tidak ada
keluarga untuk bertanya, anjurkan keluarga kesenjangan pada kedua keluarga dengan salah
untuk membawa anggota keluarga yang sakit satu anggota keluarga penderita gangguan jiwa
[35]
ke puskesmas, berikan pujian atas keputusan dan masalah defisit pengetahuan teratasi.
yang diambil oleh keluarga.
KESIMPULAN DAN SARAN pengobatan pada pasien yang menderita
gangguan jiwa sehingga pengobatan pada
Dari asuhan keperawatan keluarga yang pasien gangguan jiwa dapat dilakukan secara
dilakukan selama tiga minggu atau dilakukan rutin.
[20]
selama enam kali kunjungan di wilayah kerja Diharapkan responden dan keluarga
Puskesmas Dukuh Klopo dapat disimpulkan diharapkan memanfaatkan fasilitas pelayanan
bahwa implementasi yang diberikan kepada kesehatan yang ada serta mencari informasi
kedua keluarga telah berhasil dibuktikan yang layak pada petugas kesehatan bagaimana
dengan kedua keluarga sudah mampu merawat tentang cara merawat pasien gangguan jiwa
anggota keluarganya yang menderita gangguan yang baik dan benar dan juga dapat
jiwa dengan baik dan benar dan mampu memberikan dukungan kepada anggota
memnfaatkan fasilitas kesehatan. keluarganya yang menderita gangguan jiwa.
Disarankan kepada puskesmas bisa Dan masyarakat harus bisa menghapus stigma
mengadakan kegiatan penyuluhan tentang negatif tentang gangguan jiwa serta
gangguan jiwa secara rutin dengan melibatkan masyarakat ikut menjaga dengan cara
keluarga sehingga hubungan orangtua dan anak menciptakan lingkungan yang aman serta
dapat terjaga dengan baik serta dapat menyenangkan bagi pasien gangguan jiwa
membentuk kader kesehatan yang bertugas sehingga pasien bisa mengembangkan minat
dibawah wewenang dan mendapat dan bakatnya serta bisa mempercepat proses
pengawasan dari puskesmas untuk mengawasi penyembuhan pasien gangguan jiwa.

You might also like