You are on page 1of 3

Peran

Soekarno : Joseph Emmanuel


Moh Hatta : Adrian Harris
Chaerul Saleh: Ian Patrick
Sutan Syahrir : Christian Octovico

Narator: (Vico masuk) Agustus 1945, Nipon menyerah menandai akhir perang dunia kedua. Kabar
mengenai kekalahan Nipon pada sekutu menyebar begitu cepat bagai angin berhembus. Suara radio
bergema ditelinga setiap pejuang. Tak terkecuali Chaerul Saleh, seorang pemuda dari perkumpulan
menteng 31 yang semakin terobsesi untuk memerdekakan tanah airnya secapat mungkin.
(Vico keluar)
(Ian masuk)
Chaerul: duduk mendengarkan radio kesayangannya... Reaksi: BODOH!!! Berdiri Sudah gilakah
mereka? Ini kesempatan emas untuk berdiri diatas kaki sendiri! INI TIDAK BISA DIBENARKA!
(Ian Keluar). (Vico Siapkan Property)
(Joseph n Adrian Masuk) (Duduk santai)
Hatta: Bagaimana bung? Apa langkah selanjutnya?
Soekarno: Tiada kata lain selain merdeka. Tenta Proklamasi, bagaima---
Hatta memotong pembicaraan Soekarno
Hatta: Sebentar-sebentar bung, jangan gegabah. Tentang proklamasi Nipon harus diikutsertakan.
Soekarno: Akupun juga berpikir seperti itu. Peran Nipon vital.
Ian mengetok pintu, lalu masuk
Joseph dan Harris menoleh
Chaerul: Salam Bung!
Soekarno: Chaerul! Duduklah.
Ian duduk
Hatta: Ada apa gerangan anak muda sepertimu menemui kami tengah malam begini?
Chaerul: Ada suatu hal yang perlu saya sampaikan.
Soekarno: Katakanlah Chaerul
Chaerul: Bung Karno tentu telah mendengar kabar kekalahan Nipon, dan ini adalah saat yang tepat
bagi kita untuk menyatakan diri merdeka dihadapan dunia.
Hatta: Tunggu sebentar anak muda! Jangan gegabah dahulu.
Soekarno: Hatta benar, kita harus menyiapkan segala sesuatunya bersama Nipon.
Chaerul: Apakah bung serius dengan perkataan tadi?
Soekarno: Saya serius benar, anda masih muda. Tahu apa anda tentang mendirikan negara?
Hatta: Tenang dulu, kita---
Chaerul: memotong Syuti. Tenang bagaimana? Ini adalah situasi kritis bagi masa depan bangsa Ini!
Soekarno: ANAK MUDA! Sadarlah. Secara Konstitusi, Bangsa Ini belum siap untuk berdiri sendiri.
Chaerul: Sebaiknya bung perhatikan benar perkaaan tadi, kalau bung belum yakin mari saya bawa
keluar untuk berdiskusi bersama para pemuda.
Soekarno: Baiklah.
Ian menuntun Soekarno keluar, sementara Hatta mengikuti dari belakang.
Narator: Chaerul Saleh mengajak Soekarno dan Hatta untuk berdiskusi berat dengan para tokoh
pemuda lainnya. Para pemuda terus mendesak untuk segera menyatakan kemerdekaan namun
Soekarno dan Hatta berpegang teguh pada pendapat awal mereka. Sutan Syahrir yang pada saat itu
bersama-sama dengan mereka turut frustasi dengan sikap Soekarno dan Hatta. Karena tak
menemukan titik tengah, pada 16 Agustus tahun 45 pukul 3 pagi, Golongan Muda memaksa
Soekarno dan Hatta lalu membawa mereka ke Rengasdengklok. Perdebatan terus berlanjut .
Vico masiuk, menjadi Sutan Syahrir
Syahrir: memegang gagang pintu Silahkan!
Lainnya masuk lalu duduk kecuali Golongan Muda
Chaerul: Bagaimana?
Soekarno: Bagaimana apanya? Sudah jelas kita akan tetap menunggu dari pihak Nipon
Syahrir: Tidak, kami tidak akan berhenti sampai keinginan kami terpenuhi!
Chaerul: Kami tegaskan kembali bahwa kemerdekaan adalah sebuah hasil perjuangan bangsa
sendiri, bukan hadiah dari Nipon!
Hatta: Kita belum siap anak muda!
Chaerul: Kalau begitu mari kita siapkan dini hari ini juga!
Soekarno: Jangan Omong besar. Saya tak mau pertaruhkan masa depan bangsa ini. Jangan Bodoh!
Chaerul: Selama ini anda meminta kami untuk menunggu keputusan Nipon, mau sampai kapan?
Syahrir: Apa jangan-jangan bung berdua sudah terpengaruh dan berpihak pada Nipon itu?
Hatta: Lancang sekali anak muda!
Soekarno: Tenang dulu Hatta! Anak muda, Nipon adalah anjing dan memang anjing! Tetapi jika kita
merdeka secara sepihak, tidak ada bdanya dengan pemberontak!\
Syahrir: Untuk merdeka dari penjajahan memang adalh bentuk pemebrontakan.
Chaerul: Nipon akan terus menguasai kita jika kita tak berontak.
Hatta: Saya kira ada benarnya juga kedua anak muda ini bung. Setidaknya dunia luar mengetahui
keberadaan bangsa ini. Tentang konstitusi, kita bisa bicarakn dalam sidang PPKI lusa besok.
Chaerul: Tetapi PPKI adalah bentukan Nipon
Soekarno: Saya kira tidak ada salahnya menyatakan kemerdekaan saat ini, namun tentang PPKI itu
adalah urusan lain
Hatta: Saya sependapat dengan Soekarno.
Syahrir: Kalau begitu Chaerul, tidak ada salahnya juga melalui jalan seperti itu. Setidaknya kita akan
menyatakan kemerdekaan.
Chaerul: Baiklah kalau begitu, yang utama adalah kebebasan dan kemerdekaan bangsa kita
dinyatakan.
Syahrir: Menurut saya, kita selesaikan disini sekarang juga teks proklamasi itu.
Chaerul: Saya punya ide. Kita akan meminjam rumah perwira Jepang, Laksamana Maeda.
Wajah bingung dari semua tokoh
Chaerul: Tenanglah, Maeda dapat dipercaya dan kalian akan terjamin keselamatannya.
Semua keluar
Narator: Entah pemikiran apa yang ada di kepala bung karno saat itu sehingga pendirian akan
pendapatnya yang teguh bisa runtuh. Tanpa basa-basi lagi mereka bergegas menuju rumah tadhasi
maeda. Bukan untuk berdebat lagi tetapi untu menyusun teks proklamasi di keesokan harinya.
Sayuti melik hadir disana untuk membatu proses pengetikkan teks. Teks pun ditandatangani
soekarno dan mohammad hatta sebagi perwakilan bangsa indonesia.
(baca teks proklamasi) t
TAMAT

You might also like