Professional Documents
Culture Documents
Kelas: 5F
Tugas Sistem Otomasi
ADC adalah proses pengubahan sinyal analog menjadi sinyal digital. Proses
pengubahan terjadi pada konverter/pengubah yang dikenal dengan analog to digital
converter. Proses pengubahan ini dikenal juga dengan nama sistem akusisi data.
Umumnya, sebuah ADC adalah sebuah piranti elektronik yang mengubah sebuah
tegangan menjadi sebuah bilangan digital biner. Bagaimanapun juga, beberapa piranti
non-elektronik, seperti shaft encoders, dapat digolongkan sebagai ADC. Output data
digital dapat menggunakan skema coding yang berbeda-beda. Pada umumnya output
data digital dua bilangan biner yang komplemen yang sama dengan inputnya, namun
dengan beberapa kemungkinan. Sebuah encoder misalnya, outputnya bisa kode Gray.
Sebuah ADC juga dapat digunakan untuk membuat sebuah pengukuran tersendiri.
ADC dapat digunakan untuk menjumlahkan sinyal waktu yang berbeda-beda dengan
merubahnya menjadi rentetan bilangan digital. Hasilnya berupa waktu dan nilainya.
ADC yang digunakan adalah ADC 0809 dari National Semiconductor. ADC tipe ini
merupakan komponen akuisisi data dengan 8 bit A/D converter, 8 bit channel
multiplexer dan kompatibel dengan control logika mikroprosessor. Dengan adanya
fasilitas 8 channel multiplexer memungkinkan untuk mengakses secara langsung 8
buah sinyal atau masukan analog. Adapun gambar dan karekteristik dari ADC 0809
adalah sebagai berikut :
i. Mudah untuk digunakan bersama rangkaian mikroprosessor.
ii. Tidak diperlukan penyesuaian yang rumit.
iii. Mempunyai 8 channel multiplekxer dengan 8 buah alamat logic.
iv. Jangkauan input berkisar 0-5 volt dengan satu buah catu daya 5 volt.
Pada dasarnya Analog To Digital Converter (ADC) memiliki 2 bagian yaitu, bagian
multiplexer dan bagian converter. Bagian multiplexer ini mempunyai 8 buah
masukan. Setiap masukan memilki alamat sendiri sehingga dapat dipilih secara
terpisah melalui address A0, A1 dan A2. table dibawah ini menunjukkan alamat dari
masing-masing masukan.
• Sampling Rate
Sinyal analog merupakan sinyal kontinyu dan perlu diubahnya menjadi sebuah
sinyal digital. Untuk itu perlu untuk menentukan saat/waktu dimana sebuah
nilai digital yang baru diambil dari sebuah sinyal analog. Saat dari
pengambilan nilai baru ini disebut dengan sampling rate atau frekuensi
sampling dari converter.
Karena secara praktis ADC tidak dapat membuat sebuah pengkonversian yang
terus menerus, nilai masukan harus ditahan tetap selama waktu tertentu yaitu
pada saat converter melakukan sebuah pengkonversian (atau disebut waktu
konversi). Sebuah rangkaian masukan yang disebut rangkaian sample and hold
melakukan tugasnya ( kebanyakan menggunakan kapasitor untuk menyimpan
tegangan analog pada masukan dan menggunakan sebuah sakelar elektrik atau
gate untuk memutuskan kapasitor dari masukan. Kebanyakan rangkaian ADC
sudah terintegrasi dengan subsistem sample and hold secara internal.
• Tipe Respons
ADC Linear
ADC non-linear
• Akurasi
Kesalahan Kuantitas
Ini disebabkan oleh terbatasnya resolusi dari sebuah ADC dan juga
ketidak-sempurnaan yang tak terhindarkan dari semua tipe-tipe ADC.
Contoh sederhana untuk ukuran kesalahan quantiti adalah antara nol
sampai setengah dari sebuah LSB.
Non-linearity
• Waktu Konversi
Integrating
Tracking
Tipe tracking menggunakan prinsip up down counter (pencacah naik
dan turun). Binary counter (pencacah biner) akan mendapat masukan
clock secara kontinyu dan hitungan akan bertambah atau berkurang
tergantung pada kontrol dari pencacah apakah sedang naik (up counter)
atau sedang turun (down counter). ADC tipe ini tidak menguntungkan
jika dipakai pada sistem yang memerlukan waktu konversi masukan
keluaran singkat, sekalipun pada bagian masukan pada tipe ini tidak
memerlukan rangkaian sample hold. ADC tipe ini sangat tergantung
pada kecepatan clock pencacah, semakin tinggi nilai clock yang
digunakan, maka proses konversi akan semakin singkat.
Flash/Parallel