Fasilitas kampus yang kurang lengkap yang minim yang masih menjadi suatu
problematika disetiap lembaga pendidikan di Indonesia. Terutama di Kampus Akademi
Pariwisata Indonesia. Contohnya banyak kursi yang sudah rusak masih berada di dalam kelas padahal seharusnya barang yang sudah tidak bisa digunakan diletakkan di gudang, kemudian untuk sebagian kipas angin dan ac ( air conditioner ) yang sudah tidak berfungsi lagi tapi tidak ada upaya dari pihak kampus untuk memperbaikinya. Oleh karena itu, kualitas mahasiswa yang ada di jkampus Akademi Pariwisata Indonesia kalah bersaing dengan kampus-kampus yang memiliki fasilitas lengkap. Selain itu masih banyak fasilitas yang belum memenuhi mutu standar pelayanan minimal. Akibat tersedianya fasilitas yang memadai maka banyak mahasiswa yang menghabiskan waktunya untuk sesuatu bersifat negatif atau tidak bermanfaat.
Problematika kedua di Kampus Akademi Pariwisata Indonesia yaitu lokasi
kampus yang kurang bisa dijangkau . Keberadaan kampus saat ini kurang bisa dijangkau oleh mahasiswa karena jalannya yang sempit dan tidak terdapat dijalan besar atau jalan raya dan harus masuk jalanan perkampungan warga. Gedung kampus yang tidak besar yang akan sulit ditemukan mahasiswa jika dilihat kejauhan.
Problematika ketiga di Kampus Akademi Pariwisata Indonesia yaitu kantin
yang tidak menarik dan tidak banyak. Kantin yang sering dikunjungi mahasiswa dari berbagai fakultas di kampus A ini mulai dari kantin yang sempit, kurang tertata agak jelek dan makanan kantin tidak bervariatif. Masalah ini perlu di cari solusinya karena kantin merupakan salah satu fasilitas yang sangat diperlukan mahasiswa. Seharusnya perlu adanya renovasi kantin agar kantin menjadi lebih luas , lebih tertata dan nyaman.
Problematika keempat di Kampus Akademi Pariwisata Indonesia yaitu toilet
yang sempit dan sedikit. Toilet yang sempit sangat tidak nyaman, dan toilet yang sedikit sangatlah membuat mahasiswa yang ingin ke toilet harus menunggu lama untuk masuk kedalam toilet. Dikampus hanya terdapat 3 toilet saja, seharusnya toilet yang terdapat dikampus A ini diperbanyak lagi jumlahnya karena mahasiswa saat ini yang jumlahnya semakin banyak.
Problematika kelima di Kampus Akademi Pariwisata Indonesia yaitu tempat
parkir yang kurang luas. Saat ini, semakin banyak mahasiswa yang menggunakan kendaraan pribadi untuk pergi kekampus. Semakin banyaknya mahasiswa yang membawa kendaraan kekampus, keberadaan tempat parkir menjadi hal yang sangat penting. Tempat parkir merupakan salah satu fasilitas yang wajib dimiliki setiap universitas. Keberadaan tempat parkir dikampus yang kurang luas seharusnya pihak kamus juga harus menyediakan lahan yang lebih luas untuk area parkir supaya setiap kendaraan yang parkir bisa punya space cukup, tidak berdesakan.
Problematika keenam di Kampus Akademi Pariwisata Indonesia yaitu
kurangnya kebersihan yang ada dikampus. Masih banyak terdapat mahasiswa yang tidak sadar akan kebersihan lingkungan. Hal tersebut mengakibatkan lingkungan kampus yang kotor dan banyak sampah. Banyak hal yang dapat timbul akibat sampah yang tidak di buang pada tempatnya. Seperti, sampah tersebut menimbulkan penyakit, menyebabkan banjir dan mengurangi nilai estetika lingkungan kampus. Sayangnya, mahasiswa lebih memilih memanfaatkan sumber tenaga kerja kebersihan yang ada dikampus seperti Office Boy ( OB ).
Problematika ketujuh di Kampus Akademi Pariwisata Indonesia yaitu masih
banyak mahasiswa yang melanggar tata tertib yang sudah ada dikampus. Pelanggaran terhadap tata tertib kampus memang sangat sering terjadi. Terlebih jenis pelanggaran ringan seperti berpakaian ketat , memakai sendal dan sejenisnya yang hampir sudah jadi kebiasaan para mahasiswa untuk dilakukan yang seharusnya wajib memakai sepatu pantofel hitam , membuang sampah sembarangan, minimnya penegakan sanksi oleh pihak yang berwewenang melakukannya. Walaupun ada juga sebagian dosen yang telah melakukan penegakan peraturan ini, seperti tidak diperbolehkan memakai sepatu selain pantofel, dan memakai hair net ketika berlangsung dimata kuliahnya.
Problematika kedelapan di Kampus Akademi Pariwisata Indonesia yaitu
akreditasi Kampus yang masih B . Status akreditasi menjadi permasalahan yang masih belum bisa diperbaiki. Karena akreditasi adalah nilai kampus atau sekolah tersebut dalam beberapa kriteria seperti kurikulum dari setiap program pendidikan, jumlah dosen, keadaan mahasiswa, koordinasi pelaksanaan pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan dan kesiapan administrasi akademik, kepegawaian, keuangannya yang harus ditingkatkan kembali agar mendapatkan akreditas yang lebih baik.
Problematika kesembilan di Kampus Akademi Pariwisata Indonesia yaitu
banyaknya UKM yang tidak aktif. Dengan mendaftar UKM tidak hanya bisa mendapatkan ilmu baru, tetapi juga kenalan dengan teman-teman baru dari jurusan lain. Salah satu caranya adalah mengikuti kegiatan UKM yang terdapat dikampus tetapi UKM yang terdapat dikampus Akademi Pariwisata Indonesia sangat sedikit dan ada yang tidak aktif. Oleh karena itu sulitnya untuk mengikuti kegiatan-kegiatan UKM jika masih banyak yang tidak aktif.
Problematika kesembilan di Kampus Akademi Pariwisata Indonesia yaitu
tidak terdapat perpustakaan dikampus A. Perpustakaan merupakan sebuah institusi sebagai tempat memperoleh informasu serta pengelola segala bentuk koleksi karya cetak. Tentunya setiap kampus memiliki perpustakaan, untuk menunjang perkembangan potensi akademik mahasiswanya. Seharusnya dikampus A terdapat perpustakaan supaya mahasiswa lebih mudah ke perpustakaan tanpa harus keperpustakaan lain jika perpustakaan terdapat dikampus itu sendiri.
Problematika kesepuluh di Kampus Akademi Pariwisata Indonesia yaitu ruang
kelas yang kurang memadai. Jumlah ruang kelas yang sedikit membuat banyak mahasiswa kesulitan untuk mencari kelas sebelum perkuliahan dimulai karena banyak sekali kelas yang dipakai lebih dahulu oleh mahasiswa lain. Dan seharusnya dikampus Akademi Pariwisata memiliki ruang kelas yang baik akan membuat nyaman mahasiswa melakukan kegiatan perkuliahan. Problematika kesebelas di Kampus Akademi Pariwisata Indonesia yaitu tidak terdapat lapangan dikampus A. Lapangan menjadi sarana yang penting di setiap perguruan tinggi di Indonesia dengan adanya lapangan mahasiswa akan lebih mudah melakukan kegiatan-kegiatan kampus yang harus dilakukan di outdoor. Di kampus A tidak terdapat lapangan yang membuat kegiatan-kegiatan kampus yang memerlukan lapangan menjadi sulit dilakukan.