You are on page 1of 12

INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL LOGAM

DI DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG DAN KABUPATEN LANDAK


PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Oleh :
Iwan Nursahan
SUBDIT MINERAL LOGAM
ABSTRACT
The stratigraphic of study area consists of third rock groups: Pre Tertiary rock group,
Tertiary rock groups and Quaternary deposite. Major of geologic structure (fault, lineaments,strike,
fracture and foliation) that develop in Study area formed by uplift Lower Cretaceous – Miocene
Pliocene.
On the basis of the mineral resources inventory and evaluation in the Bengkayang District
found distribution of metallic mineral and non-metallic mineral. Metallic mineral distribution consists
of: gold, silver, copper, ferro, lead, molybdenum, antimony, and tin. Distribution of non-metallic
mineral consists of: granite, basalt, limestone, kaolinite and quartz sand.
On the basis of the mineral resources inventory and evaluation in the Landak District found
distribution of metallic mineral, non-metallic mineral, coal and peat. Distribution of metallic mineral
consists of: gold copper, lead, aluminium, molibdenum, arsen, bismut, antimoni and tin. Distribution
of non-metallic mineral consists of: granite, andesite, kaolinite and quartz sand.
Mineralization of Gn.Selakean area, Teriak subdistrict, Bengkayang district consists of
variuos mineralization typical: vein type, sulfida vein breccia type, stockwork vein type, and banded
quartz vein. In this area found two of prospect mineralization area: Au-Cu-Pb-Zn-Mn-As
mineralization in Melanci-Entagok vein and Selakean-Jal vein.
Mineralization of Panji area, Menyuke subdistrict, Landak district found mineralization Cu-Mo
porphyry type that find at Bulu river.Paragenesic of ore mineral from the mineralization : pyrite
chalcopyrite–stibnite-limonite, and magnetite–pyrite–sfalerite- chalcopyrite-covelite/calcosite. Grade
of copper, gold and molibdenum from result of rock geochemical analyzer: Cu : 1.013 – 1.329 ppm,
Au: 8 ppb – 70 ppb, Mo : 20 –30 ppm, Sb : 6 ppm.

1. PENDAHULUAN pendapatan asli daerah di bidang


pertambangan.
Inventarisasi dan evaluasi mineral logam
di daerah Kabupaten Bengkayang dan Metoda penyelidikan yang digunakan
Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat meliputi pengumpulan data sekunder,
merupakan salah satu kegiatan sub tolok ukur pengumpulan data primer/uji petik dan
mineral logam untuk tahun anggaran 2004. analisis laboratorium. Pengumpulan data
sekunder berasal dari laporan-laporan
Maksud dan tujuan dilakukannya kegiatan
penyelidikan mineral yang telah dilakukan
inventarisasi dan evaluasi sumberdaya mineral
sebelumnya oleh instansi terkait (pemerintah)
adalah untuk mencari data primer maupun
maupun pihak swasta. Sedangkan
data sekunder tentang potensi sumber daya
pengumpulan data primer dengan metode uji
mineral. Data tersebut digunakan untuk
petik dilakukan di daerah Gn. Selakean, Kec.
melengkapi atau melakukan pemutahiran data
Teriak, Kab. Bengkayang dan Daerah Panji,
dan informasi sumber daya mineral daerah
Kec.Menyuke, Kab. Landak (Gambar 1).
yang dimiliki oleh Direktorat Inventarisasi
Sumber Daya Mineral dalam rangka Metoda penyelidikan lapangan yang
pembuatan Bank Data Sumber Daya Mineral dilakukan meliputi: pemetaan geologi rinci,
Nasional. Sehingga akan diperoleh data melakukan bukaan paritan/trenching dan
terbaru dan akurat, yang dapat digunakan lubang Belanda (tunnel) di daerah-daerah
untuk membantu pemerintah daerah setempat mineralisasi dan pengambilan conto batuan
dalam merencanakan dan mengelola bahan dengan metoda chip sampling atau grab
galian agar dapat dimanfaatkan sebaik- sampling serta melakukan penggambaran
baiknya dalam rangka peningkatan sketsa-sketsa skala rinci. Pengambilan conto

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 15-1


batuan tersebut untuk analisis petrografi, Batupasir Sekayan. Deformasi ini terbentuk
mineragrafi, kimia, dan PIMA. pada pengangkatan Miosen-Pliosen, kemudian
diiringi terbentuknya Volkanik Gunungapi
2. GEOLOGI DAN HASIL PENYELIDIK
Nuit pada kala Pliosen
TERDAHULU
2.3. Mineralisasi
2.1. Stratigrafi
Kabupaten Bengkayang dan Kabupaten
Berdasarkan Peta Geologi Lembar
Landak merupakan bagian dari pusat
Sambas (E. Rusmana, Sutrisno, R. P.
pertambangan yang dikenal sebagai “Distrik
Langford, F de Keyser dan Trail, 1993); Peta
Cina”, Kalimantan Barat. Endapan bijih yang
Geologi Lembar Singkawang (N. Suwarna
terdapat di kedua kabupaten tersebut, antara
dan R.P. Langford, 1993); dan Peta Geologi
lain: emas, logam dasar, bauksit, air raksa, dan
Lembar Sanggau (S. Supriatna, U. Margono,
molibdenit. Khususnya emas alluvial plaser
dkk. 1993) skala 1: 250.000 yang
dan lode telah ditambang sejak abad ke-18 dan
dipublikasikan P3G, Bandung, stratigrafi
ke-19 oleh sejumlah besar imigran Cina.
daerah Kabupaten Bengkayang – Kabupaten
Landak tersusun atas 3 (tiga) kelompok batuan Berdasarkan hasil penelitian kerja-sama
berdasarkan umurnya (Gambar 2): Kelompok Indonesia-Jepang (JICA, 1982), telah
Batuan Pra Tersier, Kelompok Batuan Tersier, menyimpulkan beberapa tipe mineralisasi
dan Endapan Kuarter. emas, logam dasar dan molibdenit di daerah
Bengkayang-Darit, Kalimantan Barat yang
Berdasarkan stratigrafi tersebut, formasi
membentuk bagian dari sebuah busur
batuan pembawa mineralisasi di daerah ini :
magmatik berumur Kapur yang memanjang
Kelompok Batuan sedimen-vulkanik dan
dari Cina Selatan menerus ke bagian selatan
Vulkanik Pra Tersier seperti: Formasi Banan
Indocina hingga Kalimantan Tengah.
(Trub), Batuan Vulkanik Gn. Raya (Klr),
Beberapa tipe mineralisasi tersebut dapat
Batuan Vulkanik Sekadau (Trusk) yang
diklasifikasikan dalam 5 (lima) tipe, yaitu:
diterobos oleh Granodiorit Mensibau (Klm).
1. Tipe Mineralisasi Kalkopirit– Molibdenit:
Selain itu batuan pembawa mineralisasi juga
ƒ Mineralisasi kalkopirit - molibdenit
terjadi pada batuan vulkanik dan sedimen
mengandung turmalin (di daerah Panji
Tersier, yaitu : Batupasir Kayan (TKk),
dan Banyi).
Vulkanik Serantak (Tes), Formasi
ƒ Kalkopirit–molibdenit dalam urat
Hamisan(Toh), Batupasir Landak (Tola) yang
kuarsa (di daerah Sirip, Takap, dan
diterobos oleh Terobosan Sintang (Toms).
daerah Kunyit).
2.2. Struktur Geologi 2. Tipe Mineralisasi Bijih Urat Kalkopirit-
Sfalerit-Arsenopirit mengandung emas
Struktur sesar berarah barat-baratlaut dan
dan perak (di daerah Gn. Selakean).
terbentuk pada batuan malihan Paleozoikum – 3. Tipe Endapan Bijih Kalkopirit-pirhotit
Trias dan batuan vulkanik Trias. Sesar naik mengandung emas (di Tambang Gn.
minor terbentuk pada Fm. Pendawan kontak
Serantak).
dengan Granodiorit Jagoi yang sebagian besar 4. Endapan Emas Alluvial Plaser (di daerah
tersesarkan. Sesar-sesar berarah timur- Bengkayang, Lumar, Montrado, Sanking,
timurlaut setempat merupakan arah dominan.
Capkala dan Mandor).
Struktur sesar berarah timurlaut–utara juga 5. Tipe Endapan Bijih Mangan (di daerah
terbentuk pada Batuan Kelompok Sasan).
Bengkayang, sedangkan lipatan yang
terbentuk berarah baratlaut – tenggara. 3. HASIL PENYELIDIKAN
Struktur sesar berarah baratlaut–timurlaut Hasil penyelidikan uji petik yang
dan lipatan antiklin berarah timurlaut dilakukan di daerah Gn. Salakean, Ds. Taruna
terbentuk pada Batupasir Kayan (TKk) dan Jaya, Kec. Teriak, Kabupaten Bengkayang,
Fm. Pendawan (Kp). Struktur lipatan sinklin dan di daerah Panji, Ds. Bagak, Kec.
dan jurus perlapisan batuan pada Batupasir Menyuke, Kabupaten Landak : pemetaan
Kayan berarah relatif baratlaut. Deformasi ini geologi skala 1 : 10.000, pengukuran lintasan
terbentuk pada Kapur Akhir – Tersier Awal kompas geologi (skala 1: 3.000 sampai skala 1
(Paleogen). : 5.000), total panjang 5.400 meter, dan
melakukan bukaan-bukaan pada paritan-
Sesar–sesar berarah utara-timurlaut dan
baratlaut terbentuk pada Batupasir Landak dan
Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 15-2
paritan dan terowongan tua di daerah – 103 juta tahun yang lalu atau Kapur Tengah.
mineralisasi dengan total 69 m. Satuan ini menerobos batuan lava andesitik
dan tufa Fm. Jirak yang berumur Jura Atas.
Sedangkan conto-conto yang diperoleh
dari hasil penyelidikan di kedua daerah uji 3.1.2. Struktur Geologi
petik adalah: conto batuan untuk analisis
Struktur geologi yang teramati terdiri
kimia (Au, Ag, Cu, Pb, Zn, Mn, Mo, As, Sb)
dari: kekar dan sesar. Gawir sesar
sebanyak 50 conto, conto batuan untuk
berkedudukan N 170o E/85° dan N 0° E/80°
analisis mineragrafi sebanyak 13 conto , conto
ditemukan di daerah Sungai Empawang-
batuan untuk analisis petrografi sebanyak 11
Sungai Sedayu. Selain itu juga terdapat kekar-
conto, conto batuan untuk analisis PIMA
kekar gerus dan kekar geser berpasangan pada
sebanyak 16 conto, dan conto konsentrat
bidang gawir sesar tersebut, berarah jurus dan
dulang untuk analisis mineral butir sebanyak 3
kemiringan berkisar N 10° E/80°, N
conto.
270°E/15° , N 80° E/80°, N 0° E/80°, N 18°
3.1. Geologi dan Mineralisasi Daerah Gn. E/60°, N 240° E/50°. Zona sesar ini menerus
Salakean, Kec. Teriak, Kab. Bengkayang di daerah hilir Sungai Sedayu berarah strike
zona kekar berkisar N 0° E, N 10o E, N 20° E,
3.1.1. Stratigrafi
N 10° W, N 15° W, kemiringan 60°– 80°.
Stratigrafi daerah penyelidikan tersusun
Kekar juga ditemukan di hilir Sungai
atas tiga satuan batuan, yaitu Satuan Lava
Empawang pada batuan Granodiorit yang
Andesitik dan Breksi Lava Formasi Jirak,
berarah N 235o E/72°, N 200° E/75°; N 190°
Satuan Batuan Terobosan Diorit Kuarsa, dan
/72°. Di daerah Salakean-Jalu atau Sungai
Satuan Batuan Terobosan Granit. yang
Kuntup ditemukan breksiasi atau milonit
penyebaran dapat dilihat pada Peta Geologi
berarah utara-selatan pada zona breksi sulfida.
daerah Gn. Salakean (Gambar 3).
Dan juga ditemukan pada hulu Sungai Tapang
Satuan Lava Andesitik dan Breksi Lava dengan kedudukan kekar N 350° E/80° dan N
Formasi Jirak : terdiri dari lava andesitik- 170° E /70°.
basaltik, breksi lava andesitik porfiritik, lava
Sesar yang berkembang di daerah
dasitik dan tufa halus-tufa lapili piroklastik.
penyelidikan adalah: sesar geser menganan
Satuan ini dapat dikorelasikan sebagai
berarah relatif utara–selatan (Sesar Empa-
Formasi Jirak (JICA 1982) berumur Jura Atas.
wang); sesar geser menganan berarah relatif
Satuan Batuan Terobosan Diorit Kuarsa: timurlaut-baratdaya (Sesar Melanci-Entagok)
terdiri dari diorit, abu-abu-keputihan, berbutir dan Sesar Geser Serawak.
sedang-halus, fanerik–porfiritik. Batuan ini
3.1.3. Ubahan
tersingkap di lereng Gn. Serawak dan lereng
Sungai Tapang. Sesuai penyebarannya, bentuk Jenis-jenis ubahan yang teramati didaerah
intrusi ini diperkirakan berupa retas. penyelidikan, yakni berupa: argilik,
Kedudukan stratigrafi intrusi ini menerobos limonitik–argilik, silisifikasi, propilitik-
Satuan lava dan tufa Formasi Jirak yang kloritik, yang umumnya dijumpai pada zona
berumur Jura Atas, maka satuan ini sulfida dan zona breksi sulfida atau zona urat
diperkirakan berumur Kapur Awal. tersulfidasi.
Satuan Terobosan Granit: terdiri dari Ubahan argilik di temukan pada
granodiorit, warna putih-kemerahan-kehitam- singkapan lava andesitik yang umumnya
hitaman, berbutir sedang–kasar, faneris, berupa ubahan argilik berderajat lemah
tekstur holokristalin. Batuan ini tersingkap di (argilik sampai kaolinitisasi-argilik) dengan
hilir Sungai Empawang, terkekarkan berarah mineral ubahan berupa: haloysit, kaolin, illit,
N 235°E – N 200°E kemiringan 70°–80°. gypsum dan diaspor.
Selain itu juga tersingkap pada lereng Gn.
Limonitik–argilik ditemukan pada
Batulumun. Intrusi ini diperkirakan berbentuk
terowongan Tn 2 Sungai Melancar. Ubahan
stock sesuai penyebarannya di hilir S.
propilitik-kloritik ditemukan pada batuan lava
Empawang dan Gn. Batulumun. Batuan
andesitik – piritik atau tersulfidasi, tersingkap
terobosan ini dapat dikorelasikan dengan
di Sungai Sedayu, Sungai Empawang dan
Satuan Intrusi Gn. Raya (JICA, 1982), dan
Sungai Kuntup.
berdasarkan hasil dating penentuan umur
absolut K-Ar diperoleh kisaran umur pada 114

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 15-3


3.1.4. Mineralisasi Zona Mineralisasi Urat Melanci-Entagok
Mineralisasi yang ditemukan di daerah Mineralisasi di daerah Sungai Gail-
penyelidikan dapat dikelompokan terdapat 5 Melanci-Entagok: mineralisasi bijih urat
(lima) daerah mineralisasi, yaitu : Daerah sulfida, pirit, kalkopirit, spotted; breksi
Zona Mineralisasi Urat Melancar-Melanci hidrotermal, silisifikasi, dan urat kuarsa
(Urat Warangan Utara), Daerah Zona limonitik, mengandung pirit, kalkopirit
Mineralisasi Urat Melanci-Entagok (Urat spotted. Selain itu pada paritan T-1 s.d. T7
Warangan Selatan), Daerah Zona Mineralisasi (Gambar 4), dijumpai berupa zona limonitik,
Urat Empawang, Daerah Zona Mineralisasi urat kuarsa susu, pirit spotted, limonitik, urat
Urat Jalu-Salakean, Daerah Zona Mineralisasi kuarsa limonitik, mengandung pirit, kalkopirit
Urat Serawak. spotted, dan urat kuarsa mengandung pyrite
spotted.
Zona Mineralisasi Urat Melancar-Melanci
(Gambar 4) Hasil analisis kimia unsur untuk conto
batuan limonitik, urat kuarsa dan bijih yang
Gejala mineralisasi di daerah Melancar-
ditemukan pada bukaan paritan-paritan
Melanci, antara lain: lava andesitik limonitik
tersebut, antara lain menunjukkan kadar :
limonitik yang mengalami pengisian urat-urat
Paritan 1(T1) : Au : 0,049 ppm, Cu : 56 ppm ,
kuarsa tipis pada paritan lereng utara S.
Paritan 2 (T2) : Au : 0,511 ppm, Cu 157 ppm,
Melancar. Selain itu di lokasi terowongan tua
dan Au 1,682 ppm, Cu : 584 ppm, Paritan 3
I (Lubang Belanda-Tunnel I), lereng Sungai
(T3) : Au : 0,026 ppm, Cu 179 ppm, Paritan 4
Melancar ditemukan zona urat kuarsa
(T4) : Au : 9,665 ppm, Cu 434 ppm, Pb : 1536
berkedudukan N 200°E/72° lebar 65 cm,
ppm , Paritan 5 (T5) : Au : 0,077 ppm, Cu 45
terdapat pada zona breksi andesitik
ppm , dan Paritan 7 (T7) :: Au : 0,487 ppm,
terargilitisasi derajat rendah. Urat-urat kuarsa
Cu : 255 ppm, Pb : 626 ppm.
itu mengisi rekahan-rekahan atau fracture
filling berarah N 200° E atau N 190° E. Hasil Zona Mineralisasi Urat Empawang
analisis kimia unsur dari conto fragmen urat
Gejala mineralisasi di daerah ini
kuarsa yang tertanam dalam zona argilik di
ditemukan bijih urat zona sulfida tersilisifikasi
terowongan tua I mempunyai kadar : Au :
di lereng barat S. Sedayu , berarah N
0,196 ppm, Cu : 40 ppm, Pb: 70 ppm, Zn: 74
170°E/85° atau N 160° E/85° lebar 60 cm,
ppm dan Ag : 3 ppm.
dalam batuan lava andesitik, kloritik, piritik.
Sedangkan di lokasi terowongan tua II Urat ini menerus ke arah hulu S. Sedayu,
(Lubang Belanda-Tunnel II), sekitar 30 meter berupa urat sulfida tersilisifikasi, mengandung
baratdaya dari Tunnel I, terdapat urat pirit tersebar dan kalkopirit. Selain itu
berstruktur stockwork berarah N 40° E/86°, N ditemukan ubahan argilik derajat rendah
10°E/15°, N 50° E/70°, pada kedalaman + 3 (weakly argillic) pada batuan lava andesitik di
meter lebar 1 meter; zona argilik kedalaman hulu S. Empawang. Kelanjutan urat sulfida ini
2,3 meter – 3 meter; zona limonitik-argilik ditemukan juga pada hulu S. Empawang,
terbreksikan, terkekarkan intensif berarah N yakni: urat sulfida tersilisifikasi, pejal, berarah
170° E kemiringan 80-90 o, kerapatan kekar umum N 200° E/50°, terkekarkan kuat,
tiap 60 cm terdapat 20 kekar atau hampir tiap kerapatan kekar setiap 1 meter terdapat 12
2,5 cm – 3 cm. Hasil analisis kimia unsur dari buah kekar, terdapat tiga arah umum kekar
conto urat kuarsa dan conto batuan tufa breksi yang berkembang secara intensif, yaitu: N
teragilik limonitik di lokasi terowongan tua II, 200°E/40-60°; N 300°E/80-70° dan N 310°E
menunjukkan kadar : Au : 0,033 – 0,38 ppm, /20 –30°. Dan di lereng barat hulu S. Sedayu
Cu : 33 ppm – 56 ppm. Dan pada paritan ke-4 ditemukan lava porfiritik, pirit, kalkopirit
dekat Sungai Melanci, terdapat zona limonitik disseminated, silisifikasi rendah-kuat. Hasil
pada andesit piritik dan zona argilik serta analisis kimia unsur dari conto urat sulfidasi-
ditemukan runtuhan–runtuhan stock pile di silisifikasi dan lava andesitik silisifikasi jalur
sekitar paritan ini terdapat urat kuarsa dalam mineralisasi Empawang adalah : Au = 7 ppb –
breksi sulfida, mengandung pirit, kalkopirit, 47 ppb, Cu = 44 – 254 ppm, Pb = 45 – 2.343
arsenopirit, sfalerit, lebar 20 cm. Hasil analisis ppm; Zn = 57 - 252 ppm. Hasil analisis
kimia dari 2 conto runtuhan stockpile adalah : mineragrafi dari conto urat sulfida di paritan
Au = 11, 262 ppm s.d. 20,035 ppm, Cu = lereng kiri S. Sedayu dengan komposisi pirit
1.102 ppm – 1.154 ppm. (3 %), kalkopirit (trace), arsenopirit (5 %),

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 15-4


sfalerit, ditemukan paragenesa: Arsenopirit- menunjukkan paragenesa: Pirit-Kalkopirit-
pirit-sfalerit-kalkopirit-oksida besi. Kovelit/kalkosit-Oksida Besi
Zona Mineralisasi Urat Jalu-Salakean 3.2. Geologi Dan Mineralisasi Daerah
(Gambar 5) Panji, Kec. Menyuke, Kab. Landak, Kalbar
Indikasi mineralisasi di daerah Jalu- 3.2.1. Stratigrafi
Salakean ditemukan berupa zona breksi
Stratigrafi daerah Panji tersusun atas
sulfida, pirit disseminated pada lokasi paritan
enam satuan batuan (Gambar 7) : Satuan Lava
di hulu Sungai Kuntup. Urat Salakean–Jalu
Andesitik-Dasitik Fm. Belango, Satuan
dijumpai pada jejak paritan uji yang berarah N
Granodiorit-Granit, Satuan Diorit Kuarsa,
330o E panjang 25 meter, dan ada juga pada
Satuan Retas Diabas, Satuan Dasit Porfiri, dan
paritan ke arah bawah berarah N 60 o E
Satuan Endapan Aluvial.
panjang 10 meter, kondisi telah runtuh. Urat
zona breksi sulfida pada paritan ditemukan Satuan Lava Andesitik-Dasitik Fm.
pada kedalaman 1,2 – 2 meter di bawah Belango: terdiri dari lava andesitik-dasitik,
permukaan tanah. Selain itu di lokasi sumuran abu-abu-keputihan kehitaman, berbutir
uji (Tp-5) dijumpai zona limonitic staining, sedang, porfiritik – afanitik. Satuan ini dapat
gossan, dalam fragmen andesit, pirit dikorelasikan dengan Formasi Belango (JICA
disseminated, propilitik derajat rendah pada 1982), yang berumur Jura Atas.
kedalaman 3,5–4 meter, yang diduga sebagai
batuan induk mineralisasi (hostrock. Batuan SatuanGranodiorit-Granit: granodiorit,
warna putih-keabu-abuan, kekuningan bintik-
ini umumnya lithifikasi kuat kadang tampak
termetamorfosa, warna kelabu-kehitaman, bintik hitam, tekstur faneris – porfiritik,
mengandung piroksen, hornblenda, masadasar tekstur holokristalin, hipidiomorfik granular.
sebagian telah terubah propilitik. Batuan ini tersingkap di Sungai Talinse.
Granit: warna putih-keabu-abuan, kekuningan,
Hasil analisis kimia conto urat breksi fanerik, tekstur holokristalin, hipidiomorfik
sulfida di daerah ini antara lain : Au = 0,689 granular. Kondisi singkapan yang ditemukan
ppm; Cu = 348 ppm – 811; Pb = 1958 – 3389 umumnya lapuk sedang – sangat lapuk. Umur
ppm. Pada conto urat breksi sulfida di Jalur intrusi ini berdasarkan hasil penentuan umur
Selakaean-Jalu menunjukkan paragenesa : absolut K-Ar yang dilakukan JICA 1982,
Arsenopirit – Pirit – Sfalerit - Kalkopirit- diperoleh kisaran umur 124 + 8 juta tahun
Galena, dan Oksida besi. Selain itu juga yang lalu atau Kapur Awal. Bentuk intrusi ini
dijumpai paragenesa: Arsenopirit- Pirit- ditafsirkan berbentuk batolit.
Sfalerit- Kalkopirit, Oksidasi besi, serta Satuan Batuan Diorit: diorit warna abu-
Pirhotit- Pirit, Sfalerit, Kalkopirit, dan Oksida abu gelap, keputihan, faneris-porfiritik. Satuan
besi . ini dapat dikorelasikan dengan Diorit Kuarsa
Zona Mineralisasi Urat Serawak Gn. Tiang yang menerobos Granodiorit Gn.
(Gambar 6) Sebiawak, menurut JICA, 1982. Umur satuan
ini berdasarkan hasil penanggalan umur yang
Indikasi mineralisasi dijumpai urat kuarsa dilakukan JICA, 1982 dengan penentuan umur
yang tersingkap pada torehan dinding selatan absolut K-Ar diperoleh kisaran umur 98,6 –
paritan uji berarah N 225° E, panjang 22 95 juta tahun yang lalu atau Kapur Akhir.
meter, berupa urat kuarsa, berarah N Penyebaran satuan ini terdapat sebagai retas
175°E/72°, lebar 45 cm, tersilisifikasi, pirit yang menerobos granodiorit Gn. Sebiawak,
disseminated, > 2 %, fracture filling. Pada urat tersingkap di Sungai Riam, percabangan S.
ini ditemukan lapukan zona limonitik Napal
mikrodiorit (?), yang diduga sebagai batuan
induk. Selain itu di bagian hilir sungai Satuan Dasit Porfiritik: warna abu-abu
dijumpai singkapan tufa halus-sedang, kuning keputihan, halus-porfiritik, fenokris
kecoklatan, terargilitisasi, sangat lapuk. Hasil plagioklas, kuarsa, biotit-hornblenda, matriks
analisis kimia unsur dari conto urat kuarsa dan plagioklas, butiran halus kuarsa, biotit,
diorit limonitik di Jalur Urat Serawak antara kloritik. Penyebaran litologi ini terdapat di
lain : Au = 25 ppb – 137 ppb, Cu = 38 ppm – hulu Sungai Riam atau cabang S. Napal,
346 ppm, Pb = 161 – 1.067 ppm, Zn = 95 – berupa retas yang menerobos Lava
258 ppm. Paragenesa mineralisasi di jalur Urat Fm.Belango dan Granodiorit Gn.
Serawak dari conto urat kuarsa ini, Sebiawak.Umur satuan ini menurut

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 15-5


kedudukan geologinya diperkirakan berumur granodioritik (Granodiorit Gn. Sebiawak) dan
Eosen, dan menurut JICA 1982 berdasarkan batuan lava andesitik-dasitik Fm. Belango.
penentuan umur absolut K-Ar ditentukan Mineralisasi ini dijumpai di daerah bagian
berumur 51 juta tahun lalu. timur dan tenggara daerah penyelidikan, yaitu
hulu S. Riam, S. Menjalin–Talinse, hulu S.
Satuan Retas Diabas: warna abu-abu-
Bulu dan Sungai Jenaham.
kehitaman, halus-sedang di dalam sayatan
tipis tampak tektur holokristalin, tektur Di Sungai Riam dijumpai pirit tersebar,
diabasik. Penyebaran satuan ini terdapat di kalkopirit spotted sangat halus, dan terdapat
hulu Sungai Jenaham, berbentuk sebagai retas molibdenit yang mengisi rekahan N 220o E
yang memotong batuan granodiorit Gn. dengan intensitas rekahan tidak terlalu rapat.
Sebiawak. Umur batuan ini berdasarkan Dibagian hilir sungai ini ditemukan urat
korelasi umur geologi dan kedudukannya kuarsa tersilisifikasi berarah N 215o /85o,
menurut JICA 1982 berumur Oligosen – tekstur sugary, lebar 4 cm, pirit tersebar,
Miosen Awal. terjadi pada batuan diorit. Di hulu Sungai
Talinse dijumpai kalkopirit spotted dan
Satuan Endapan Aluvial: terdiri dari
molibdenit mengisi rekahan pada xenolith
material lepas sampai terkonsolidasi, yang
dalam batuan granodiorit, terkekarkan kuat
berukuran pasir-kerikil – lempung/lumpur,
berarah N 320°E/88° . Hasil analisis kimia
warna coklat-kehitaman, berupa material
unsur dari conto urat kuarsa di sungai Riam,
fragmen andesitik, granodioritik, yang
dan S. Talinse adalah sbb : Au = 2 ppb –22
berukuran kerikil-kerakal, dalam massa
ppb, Cu = 21 ppm- 172 ppm, Pb = 35 ppm –
lempung/lumpur. Umur satuan ini ditafsirkan
87 ppm, Zn = 58 – 123 ppm, Mo = 2 – 16
Kuarter/Resen.
ppm.
3.2.2. Struktur Geologi
Dari hulu Sungai Bulu ditemukan
Struktur geologi yang ditemukan berupa granodiorit termineralisasi kalkopirit spotted
gawir sesar terdapat di hulu Sungai Jenaham dan molibdenit mengisi rekahan serta turmalin
dengan kedudukan N 250°E/80° pada batuan dengan lebar singkapan 6 m. Hasil analisis
granodiorit, terpiritkan, terdapat juga zona kimia unsur adalah : Au = 8 – 70 ppb, Cu =
milonit pada bidang gawir ini. 1.013 ppm – 1.329 ppm, Mo = 20 – 30 ppm.
Kekar-kekar berarah N 350°E-N 20°E Paragenesa mineral bijih berdasarkan analisis
kemiringan 70°–80°, umumnya berkembang mineragrafi:Pirit–Kalkopirit–Stibnit-Oksida
pada batuan granodiorit yang tersingkap di besi, dan Magnetit-Pirit-Sfalerit-Kalkopirit-
Sungai Jenaham dan Sungai Bulu. Selain itu Kovelit/kalkosit.
di daerah Sungai Riam berkembang kekar- Berdasarkan deskripsi bukaan paritan di
kekar berarah N 140° E, N 260° E, N 215° E, hulu Sungai Jenaham, pada paritan I zona
N 220° E, kemiringan 70°–85°. limonitik granodiorit, saprolit terdapat pada
3.2.3. Ubahan kedalaman 3,3 m. Pada paritan II, lapisan
saprolit teroksidasi/limonitik (kedalaman 1,2–
Gejala ubahan yang dijumpai adalah: 1,7m), zona saprolit-argilik dari granodiorit
argilitisasi, filik-argilik dan limonitik-argilik. sangat lapuk (kedalaman 1,7–2,7 m), dapat
Ubahan argilitisasi terjadi pada batuan dilihat pada Gambar.8. Hasil analisis kimia
granodiorit yang dijumpai pada saprolit unsur dari conto batuan di daerah paritan S.
paritan di hulu S. Jenaham. Selain itu juga Jenaham dan S. Pitunuan adalah: Au 5 – 38
dijumpai ubahan sekunder yang dipengaruhi ppb, Cu = 34 – 838 ppm, Mo = 4 – 32 ppm.
oleh proses pelapukan, oksidasi membentuk
zona limonitik-oksidasi (kaolinitisasi-argilik) Pembahasan dan Diskusi
dari batuan granodiorit. Batuan induk mineralisasi di daerah Gn.
Selakean adalah lava andesitik dan tufa (Fm.
3.2.4. Mineralisasi Jirak) berumur Jura Atas, yang berperan
Mineralisasi yang dijumpai di daerah sebagai host rock. Batuan granodiorit dan
Panji-Menyuke berupa : mineralisasi pirit dan diorit diindetifikasikan sebagai heat source
kalkopirit “disseminated” dan “spotted” yang atau sumber panas yang mengakibatkan
terkomposisi dengan turmalin, pada beberapa terjadinya proses hidrotermal, dimana magma
lokasi mengandung Molibdenit (?) mengisi menerobos batuan melalui celah-celah patahan
rekahan (fracture filling), dalam batuan , yang pada kondisi temperatur dan tekanan
Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 15-6
tertentu mengakibatkan terbentuknya zona menunjukkan jenis alterasi potasik-filik,
ubahan yang luas pada batuan samping. dengan mineral ubahan: plogophit, illite,
Sedangkan rekahan-rekahan dan patahan geser haloisit-kaolinit di daerah S. Bulu. Adanya
dextral dan sinistral berperan sebagai channel mineral phlogophit yang merupakan key
way dari sistem pembentukan mineralisasi mineral dari jenis ubahan potasik (ciri
ubahan hidrotermal. endapan porfiri).
Berdasarkan analisis mineral ubahan Hasil analisis kimia dari conto granodiorit
dengan PIMA, munculnya mineral illit- termineralisasi kalkopirit-molibdenit di S.
kaolinit-halloysit-gipsum, merupakan mineral Bulu : kadar Cu = 1.013–1.329 ppm, Au= 8
yang terbentuk pada temperatur rendah - ppb – 70 ppb, Mo = 20–30 ppm, Sb = 6 ppm.
sedang (120°- 320°C). Hal ini menunjukkan
Berdasarkan ciri-ciri mineralisasi diatas,
adanya proses epithermal-mesothermal pada
ditafsirkan endapan ini terbentuk pada bagian
pembentukan mineralisasi di daerah ini.
Ore Zone dengan ciri ubahan Potasik-filik,
Sesuai paragenesa mineral pada be-berapa sesuai dengan Zona Alterasi Hidrotermal pada
tipe urat yang dicirikan dengan berkem- Endapan Tembaga Porfiri (Lowell, J.D dan
banganya mineral arsenopirit-pirit-sfalerit- Guilbert, J.M. 1970).
kalkopirit-kovelit/kalkosit-galena-oksida besi,
Mineralisasi yang terdapat di S. Jenaham
disimpulkan bahwa ubahan yang terbentuk
sesuai hasil analisis kimia merupakan zona
terjadi pada temperatur sedang (200°C–320°
piritik yang dicirikan dengan kadar Cu-Mo
C) pada pH larutan netral (Reyes, 1990). Hal
tidak terlalu tinggi : Cu = 322 ppm– 974 ppm ;
ini juga mendukung bahwa gejala mineralisasi
Mo = 4 ppm–96 ppm. Sedangkan di daerah
terbentuk dalam proses epithermal-
Sungai Riam dijumpai mineralisasi pirit
mesothermal. Sesuai jenis ubahan yang
tersebar halus-kasar, kalkopirit spotted sangat
terbentuk, karakteristik mineralisasi dan
halus dan Mo yang mengisi rekahan dengan
paragenesa mineral bijih di daerah ini, maka
intensitas rekahan tidak terlalu rapat, lebar
diinterpretasikan merupakan Model Endapan
singkapan 10 m, menandakan ciri endapan
Au-Cu-Pb-Zn, dengan tipe Urat yang
pegmatik. Sesuai hasil analisis geokimia
terbentuk pada lingkungan transisi epithermal-
ditafsirkan merupakan zona mineralisasi Mo
mesothermal (transisi Precious-metal horison–
dijumpai pada daerah hulu S. Talinse dan S.
Basemetal horison ).
Riam, dengan kadar Cu = 21–172 ppm, Mo =
Berdasarkan gejala ubahan dan 8 ppm–16 ppm, yang menunjukkan
mineralisasi di daerah Panji, batuan induk konsentrasi cukup tinggi. Paragenesa :
mineralisasi terjadi pada Granodiorit Arsenopirit-pirit-kalkopirit dan arsenopirit-
Sebiawak yang berumur Kapur Awal pirit-realgar-geotit.
diterobos oleh intrusi diorit dan dasit porfir.
Jenis ubahan yang berkembang adalah
Mineralisasi yang berkembang diinterpre-
filik-argilik, ditafsirkan mineralisasi ini
tasikan sebagai Tipe Endapan Kalkopirit-
terbentuk pada bagian pinggir atau daerah
Molibdenit-Porfiri (Cu-Mo porfiri).
Pyrite Zone dengan ciri alterasi argilik-filik,
Endapan porfiri ini ditandai dengan sesuai dengan Zona Alterasi Hidrotermal pada
berkembangnya mineralisasi molibdenum Endapan Tembaga Porfiri (Lowell, J.D dan
yang muncul bersama kalkopirit, pirit. Selain Guilbert, J.M. 1970).
itu juga munculnya turmalin dan biotit
3.4. Neraca Sumber Daya Mineral
sekunder pada lokasi S. Bulu.
3.4.1. Potensi bahan galian di Kabupaten
Daerah mineralisasi Cu-Mo ditafsirkan
Bengkayang
terdapat didaerah S. Bulu, S. Jenaham tengah
dan S. Jenaham hulu. Paragenesa mineral bijih Hasil inventarisasi data sekunder potensi
yang berkembang yaitu : bahan galian di Kabupaten Bengkayang,
jumlah lokasi keterdapatan bahan galian
• Pirit – Kalkopirit – Stibnit - Oksida
mineral sebanyak 83 titik lokasi:
besi
ƒ 65 titik lokasi mineral logam (emas 19
• Magnetit – Pirit – Sfalerit - lokasi; tembaga 11 lokasi; besi dan
Kalkopirit - Kovelit/kalkosit mangan 6 lokasi; aluminium, molibdenit
dan air raksa masing-masing 5 lokasi;
Hal ini didukung oleh jenis ubahan yang
berkembang dari hasil analisis PIMA yang
Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 15-7
perak dan timbal 2 lokasi; antimoni 3 Potensi sumberdaya bahan galian mineral
lokasi; serta timah putih 1 lokasi. logam, non logam, dan batubara Kab. Landak
ƒ 18 titik lokasi mineral non logam (granit berdasarkan Sumber data dari Data Potensi
6 lokasi, kaolin 5 lokasi, basalt 4 lokasi, Energi Dan Sumber daya Mineral Propinsi
pasir kwarsa 2 lokasi dan batugamping 1 Kalimantan Barat Th. 2002, Dinas
lokasi. Pertambangan dan Energi Kalbar, Database
Sumberdaya mineral Kab. Bengkayang-
Sumber daya dan Cadangan Bahan Galian
Landak (DIM, 2001) dan Neraca Sumberdaya
Mineral Kabupaten Bengkayang berdasarkan
mineral Indonesia (DIM 2003) adalah sbb:
data dari Data Potensi Energi Dan
ƒ emas aluvial, sumberdaya terukur
Sumberdaya Mineral Propinsi Kalimantan
331.783 ton , cadangan 496.116 ton
Barat Th. 2002 Dinas Pertambangan dan
ƒ kaolin, sumberdaya hipotetik
Energi Kalbar, Database Sumber daya
13.502.577,2 ton, sumberdaya tereka
mineral Kab. Bengkayang-Landak (DIM
11.549.839,62 ton, sumberdaya terukur
2001),dan Neraca Sumber daya mineral
32.269.467,89 ton
Indonesia (DIM 2003) serta Laporan Produksi
ƒ pasir kuarsa, sumberdaya hipotetik
PT. ClaYindo Cakra Jaya Januari 2003 – April
5.632.803 ton
2004 adalah sbb:
ƒ Granit, sumberdaya Hipotetik
• emas aluvial, sumber daya terukur
111.814.646 ton
73.309.229,960 ton dan cadangan terkira
ƒ Andesit, sumber daya Hipotetik
170.609.229,960 ton
12.840.000 ton, sumberdaya tereka
• aluminium/bauksit, sumber daya tereka
27.656 ton, sumberdaya terukur 2.866 ton
4.199.858 ton
Sebaran Bahan Galian Mineral Logam,
• perak plaser, sumber daya terukur 5.443
Non Logam, Batubara dan gambut di
ton
Kabupaten Landak dapat dilihat pada Gambar
• mangan, sumber daya terukur 2.000.000
10.
ton
• kaolin, sumberdaya hipotetik 4. KESIMPULAN
1.993.082,38 ton, produksi 126.377,791
Berdasarkan hasil inventarisasi dan
ton*
evaluasi data sekunder bahan galian mineral di
• pasir kuarsa, sumber daya terukur
Kabupaten Bengkayang dan Kabupaten
6.000.000 ton, sumber daya hipotetik
Landak, Kalimantan Barat, dapat disimpulkan:
4.600.000 ton
¾ Pada umumnya bahan galian mineral
• granit, sumber daya tereka 116.000.000
logam yang telah dimanfaatkan di Kab.
ton, sumberdaya hipotetik 440.000.000
Bengkayang dan Landak adalah emas
ton
alluvial dimana status penambangannya
• basatl, sumber daya hipotetik 10.030.000
selama ini masih bersifat tanpa izin
ton
(PETI).
• batugamping, sumber daya terukur
¾ Bahan galian mineral logam yang
3.000.000 ton
mungkin dapat dikembangkan untuk
Sebaran Bahan Galian Mineral Logam, usaha pertambangan skala menengah-
Non Logam di Kabupaten Bengkayang dapat kecil antara lain :
dilihat pada Gambar 9.
• Kab. Bengkayang
3.4.2. Potensi bahan galian di kabupaten ™ Aluminium/ bauksit di daerah
Landak Sagatani dan Sungaimerah, Kec.
Sungai Raya (
Lokasi keterdapatan bahan galian mineral
™ Mangan di daerah Lumar, Bukit
di Kabupaten Landak sebanyak 78 titik:
Jelatok, Sengkabang, Kec.
ƒ 42 titik lokasi mineral logam (emas plaser
Bengkayang dan Kec. Ledo.
9; tembaga 8; molibdenit 7; air raksa 6;
™ Untuk bahan galian tembaga dan
timbal 5; bismuth dan antimoni 2 lokasi;
emas primer masih diperlukan
aluminium, arsen dan timah putih
penyelidikan yang lebih detail
masing-masing 1 lokasi).
untuk mengetahui kandungan,
ƒ 33 lokasi mineral non logam (granit 9;
sumberdaya dan poten-sinya,
andesit 8 kaolin 7; intan 6 dan pasir
antara lain di daerah-daerah:
kuarsa 3 lokasi).
ƒ 3 lokasi Batubara dan Gambut.

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 15-8


• Sebalau) kadar Au 28 g/ton, Cu ditafsirkan sebagai Tipe Tembaga
7,46%; Gunung Pandan (kadar Porfiri. Daerah mineralisasi Cu-Mo
Au 170 g/t, Ag 156 g/t, Cu porfiri ditafsirkan terdapat di daerah S.
Prospek Emas primer di daerah: Bulu yang terbentuk pada bagian “Ore
Tambang Serantak (kadar Au 7 Zone” dari model zona alterasi
gr/ton); Suren (S. 8,16%); hidrotermal pada tembaga porfiri.
Sikarim (Kadar Au bijih 110 • Mineralisasi yang terbentuk di daerah
gr/ton, Au urat 64g/ton), dan G. S. Riam, S. Talinse, S. Napal dan S.
Salakean. Jenaham ditafsirkan merupakan zona
• Prospek Tembaga di daerah: mineralisasi Pirit-Kalkopirit-Molibdenit
Montrado; Gn. Bawang dan porfiri yang lebih banyak mengandung
Gn.Ibu. pirit, diduga ini terbentuk pada “Pyrite
Zone”, dengan ciri jenis ubahan :
• Kab. Landak argilik-filik.
Di Kabupaten Landak belum ada data DAFTAR PUSTAKA
eksplorasi yang menunjukan keberadaan
bahan galian mineral logam yang prospek Bemmelen, 1949, The Geologi of Indonesia
di daerah ini, sehingga masih diperlukan Vol. II, Martinus Nijhoff the Hague.
penyelidikan lebih lanjut untuk Hamilton, W., Tectonics of the Indonesian
mengetahui potensi dan sumberdayanya. Region, USGS, 1979
¾ Hasil penyelidikan uji petik daerah Gn. Nursahan, dkk, Laporan Inventarisasi dan
Selakean, Kec. Teriak, Kab. Bengkayang, Evaluasi Kab. Landak dan Kab.
menunjukan batuan induk pembawa Bengkayang, Kalbar, 2004, DIM,
mineralisasi adalah : Lava dan tufa Fm. Bandung
Jirak yang berumur Jura Atas. Selain itu JICA (Japan International Cooperation
mineralisasi juga terjadi pada batuan Agency), 1980, Report On Geological
Diorit Kuarsa yang berumur Kapur Awal Survey Of West Kalimantan, phase 1,
di daerah lereng Gn. Serawak. Geological Survey. Ministry of Mines
Mineralisasi dapat dibagi menjadi 5 tipe, and Energy, Republic of Indonesia; and
yaitu: Metal Mining Agency of Japan.
1. Tipe Urat Breksi Sulfida dan Urat JICA (Japan International Cooperation
Kuarsa “Stockwork” Melancar-Melanci Agency), 1982, Report On Geological
2. Tipe Urat Kuarsa pengisian (“fracture Survey of West Kalimantan,
filling”) di daerah Serawak consolidated report, Ministry of Mines
3. Tipe Urat Kuarsa “Banded” (Kuarsa and Energy, Republic of Indonesia; and
Susu) di daerah Entagok (ketinggian Metal Mining Agency of Japan.
4. Tipe Urat Breksi Sulfida di daerah Jalu- Leeuwen , Van.T.M, 1993, 25 Year of
Selakean Mineral Exploration and Discovery in
5. Tipe Urat bijih Sulfida di daerah Indonesia, p.66-67, Jurn. Geochem.
Empawang-Sedayu Expl., vol. 50-Nos.1-3, March 1994,
Ubahan dan mineralisasi yang terbentuk Elsevier.
terjadi pada kisaran temperatur sedang Less, R.E., 1997, Report on Darit East
(1200 C – 3200 C) pada pH larutan netral. Contract Of Work Application SIPP
Hal ini juga mendukung bahwa gejala 429/2012/DJP/K/1996 West Kalimantan,
mineralisasi terbentuk dalam proses Mindoro Resources LTD.
epithermal-mesothermal. Mitchell, A.H.G., 1981, Mineral Deposits
¾ Sedangkan untuk Uji Petik daerah Panji, and Global Tectonic Setting, p.186-189,
Kec. Menyuke, Kab. Landak menunjukkan : Academic Press, A Subsidary of Harcourt
• Batuan induk pembawa mineralisasi di Brace Jovanovich, Publishers London
daerah Panji terjadi pada Granodiorit New York Toronto Sydney San
Sebiawak yang berumur Kapur Awal Francisco.
dan Lava Andesitik-dasitik Fm Belango P.T. Pacific Selatan Resources Indonesia,
berumur Jura Akhir, yang diterobos 1997, Kegiatan Penyelidikan
oleh intrusi diorit, retas diabas dan dasit Pendahuluan Daerah Mandor dan
porfir. Sekitarnya, Kabupaten Pontianak Dan
• Tipe Mineralisasi yang berkembang Sambas Propinsi Kalimantan Barat,
adalah Tipe Kalkopirit-Molibdenit yang Golden Sabre Resources LTD., Jakarta.
Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 15-9
R.M., Eddi dan Amin, LD., 1982, Laporan Skala 1: 250.000, Pusat Penelitian dan
Penyelidikan Pendahuluan Endapan Pengembangan Geologi, Bandung.
Emas/Mangan di daerah Lumar Tampubolon, Johny R. dan Sunarya, Y., 1981,
Kecamatan Ledo, Kabupaten Sambas, Mineralisasi Emas di Daerah Gunung
Kalimantan Barat, DSM, Bandung. Serantak, Kecamatan Ledo,
Rusmana, E. dan Pieters, P.E, 1993, Peta Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat,
Geologi Lembar Sambar/Siluas, DSM, Bandung.
Kalimantan, Skala 1: 250.000, Pusat Zulkifli, 1980, Laporan Pengamatan
Penelitian dan Pengembangan Geologi, Singkat Di Daerah Endapan Mo. G.
Bandung. Benaul, Kalimantan Barat, Seksi
Sutisna, Deddy T. dan M.D, Zulkifli, 1980, Mineral Logam Volkanogenik, Subdit.
Laporan Prospeksi Lanjutan Logam Eksplorasi Mineral Logam, DSM,
Cu-Mo di daerah G. Benaul, Kec. Bandung
Ngabang, Kalimantan Barat, Seksi Kanwil Provinsi Kalimantan Barat, 1996,
Mineral Logam Volkanogenik, Subdit. Bahan Galian Di Kalimantan Barat
Eksplorasi Mineral Logam, DSM, Dinas Pertambangan Dan Energi Provinsi
Bandung Kalimantan Barat, 2002, Data Potensi
Suwarna, N. dan Langford, R.P., 1993, Peta Energi dan Sumberdaya Mineral
Geologi Lembar Singkawang, Propinsi Kalimantan Barat
Kalimantan, Skala 1: 250.000, Pusat Kantor Pertambangan dan Energi Kabupaten
Penelitian dan Pengembangan Geologi, Landak, 2003, Profil Dan Informasi
Bandung. Pertambangan Dan Energi Kabupaten
Supriatna, S., Margono, M., dkk, 1993, Peta Landak
Geologi Lembar Sanggau, Kalimantan,

Gambar 1. Peta daerah kegiatan inventarisasi Gambar 2. Peta Geologi Daerah Kab.
dan peta lokasi daerah uji petik Bengkayang dan Kab. Landak, Kalbar

Gambar 4. Sketsa paritan dan Tunnel


Gambar 3. Peta Geologi dan Mineralisasi daerah mineralisasi Melancar-Melanci dan
daerah Gn. Selakean, Kec. Teriak, Kab. Melanci
Bengkayang, Kalbar Entagok

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 15-10


Gambar 4. Sketsa paritan dan Tunnel daerah
Gambar 3. Peta Geologi dan Mineralisasi mineralisasi Melancar-Melanci dan Melanci
daerah Gn. Selakean, Kec. Teriak, Kab. Entagok
Bengkayang, Kalbar

Gambar 6. Sketsa Mineralisasi Urat Serawak


Gambar 5. Sketsa Mineralisasi Urat Jalu-
Selakean

Gambar 8. Sketsa Paritan di Lereng hulu


Sungai Jenaham, Panji, Kab. Landak

Gambar 7. Peta geologi dan mineralisasi


daerah Panji, Kec. Menyuke, Kab. Landak

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 15-11


Kab. Landak

Kab. Bengkayang

Gambar 9. Peta Sebaran Logam dan Non Gambar 10. Peta Sebaran Logam, Non
Logam, Kab. Bengkayang logam, batubara dan gambut, Kab. Landak

Kolokium Hasil Lapangan – DIM, 2005 15-12

You might also like