Professional Documents
Culture Documents
ID None PDF
ID None PDF
Abstract: There are still many reproductive health problems in Indonesia which require attention from
all parties. The reproductive health problems are caused by the lack of knowledge, comprehension and
low responsibility among adolescents along with the limited access to the information of reproductive
organs and functions. Therefore, personal hygiene in term of proper treatment for the reproductive
organs is needed to decrease the problem of infectious diseases on reproductive organs. This study was
conducted to examine the effect of personal reference, thought and feeling with behavioral treatments
of reproductive organs among female students at X Islamic Boarding School, Jombang. This study
employed observational design since the data collection was obtained without treatment of the sample
as well as using cross sectional study design to the 45 respondents. The respondents were drawn from a
population based on the simple random sampling method. The results of logistic regression test indicated
that the factors which influence behavioral treatments on reproductive organs among female students
are the respondents knowledge (p = 0,029; OR = 0,165), attitude (p = 0,009; OR = 0,113) and personal
reference (p = 0,049; OR = 0,199). The personal reference was the most influent factor among female
students in conducting behavioral treatment of their reproductive organs at X Islamic Boarding School,
Jombang.
Keywords: female students, Islamic boarding school, personal reference, reproductive health, thought
and feeling.
Abstrak: Kurangnya pengetahuan, pemahaman dan tanggung jawab remaja rendah serta, akses untuk
mendapatkan informasi mengenai organ dan fungsi reproduksi tidak mudah untuk didapatkan. Oleh
sebab itu, perlunya hygiene personal dalam hal ini melakukan perilaku perawatan organ reproduksi
yang baik dan benar untuk mengurangi masalah penyakit infeksi di sekitar organ reproduksi. Penelitian
ini dilakukan untuk melihat pengaruh antara personal reference, thought and feeling dengan perilaku
perawatan organ reproduksi pada santri putri di Pondok Pesantren X Kabupaten Jombang. Rancangan
observasional digunakan dalam penelitian ini karena pengumpulan data didapatkan tanpa adanya
perlakuan terhadap sampel yang diteliti, dengan menggunakan desain studi cross sectional kepada 45
responden. Responden diambil dari populasi berdasarkan dengan metode simple random sampling.
Hasil uji regresi logistik didapatkan bahwa faktor yang berpengaruh adalah pengetahuan santri putri (p
= 0,029; OR = 0,165), sikap (p = 0,009; OR = 0,113) dan personal reference (p = 0,049; OR = 0,199)
terhadap perilaku perawatan organ reproduksi pada santri putri di Pondok Pesantren X Kabupaten
Jombang. Faktor yang paling berpengaruh pada penelitian ini adalah personal reference yang dimiliki
oleh santri putri, terhadap perilaku perawatan organ reproduksi pada santri putri di Pondok Pesantren
X Kabupaten Jombang.
Kata kunci: kesehatan reproduksi, personal reference, pondok pesantren, santri putri, thought and
feeling.
229
Amanda N. dan Shrimarti R. D., Pengaruh Personal Reference, Thought and… 230
Gambar 1. Distribusi Penyakit Yang Sering menunjukkan 75% wanita di dunia pasti
Diderita Santri Tahun 2014- menderita keputihan paling tidak sekali
2015. seumur hidup dan 45% di antaranya bisa
mengalaminya sejumlah dua kali atau lebih.
50.00% Berdasarkan data Badan Kependudukan dan
40.00% Keluarga Berencana BKKBN (2010), untuk
30.00%
20.00%
wanita Indonesia yang mengalami keputihan
10.00% sekitar 75%. Hal ini disebabkan karena di
0.00% negara Indonesia memiliki kelembaban
Scabie Candid udara yang cukup tinggi (Octaviyanti,
ISPA
s iasis
2006). Penyebab keputihan patologis yang
2014 42.30% 5.60% 5.50% paling banyak adalah Bacterial Vaginosis
2015 32.50% 4.42% 0.49% yaitu sebesar 40%–50% kasus infeksi vagina
Sumber: Rekam Medis Pusat Kesehatan Pondok (Endang, 2007).
Pesantren Tebuireng Jombang, Tahun 2014– Pada umumnya wanita di Indonesia
2015. termasuk remaja putri tidak tahu mengenai
keputihan sehingga mereka menganggap
keputihan sebagai hal yang umum dan sepele
meskipun jumlahnya mengalami penurunan (Manuaba, 2009). Hal itu karena rendahnya
dua tahun terakhir. Sedangkan penyakit pengetahuan dan personal hygiene yang
candidiasis merupakan penyakit yang kurang baik mengenai kesehatan reproduksi.
selalu ada peningkatan setiap tahunnya Akibat dari keputihan ini sangat fatal,
sehingga sangat memerlukan pencegahan. apabila terlambat dalam menanganinya
Untuk santri putri apabila terdapat jamur akan mengakibatkan kemandulan dan hamil
dan gatal-gatal di daerah vagina merupakan di luar kandungan. Keputihan merupakan
gejala akan timbulnya keputihan (fluor gejala awal dari kanker leher rahim yang
albus), candidiasis dan trikomonas, serta bisa berujung pada kematian (Sugi, 2009).
merupakan dampak dari perilaku perawatan Penyebab terjadinya keputihan antara lain,
organ reproduksi yang buruk (Manuaba, karena infeksi pada organ genetalia, adanya
2009). benda asing, misalnya alat kontrasepsi dalam
Menurut Winkjosastro (1994), rahim, penyakit kanker serviks, stress dan
menyatakan bahwa keputihan atau fluor perilaku personal hygiene yang kurang baik
albus yaitu cairan yang dikeluarkan oleh (Manuaba, 2009).
vagina yang bukan berupa cairan darah. Pondok pesantren yang ada di Indonesia
Terdapat 2 macam keputihan yaitu, berjumlah 14.798, terdiri dari 3.184 (21,5%)
keputihan normal (fisiologis) dan keputihan pondok pesantren salafi/salafiah (tradisional),
abnormal (patologis). Keputihan normal 4.582 (31,0%) pondok pesantren khlafi/
terlihat bening, tidak berbau dan muncul khalafiah (modern), dan pondok pesantren
beberapa saat setelah menstruasi (12- terpadu/kombinasi sejumlah 7.032
14 hari setelah menstruasi) dan juga saat (47,0%), dengan jumlah santri sejumlah
kondisi terangsang serta kelelahan atau saat 3.464.334 orang, menurut (Education
mengalami stress. Angka prevalensi infeksi Management Information System/EMIS,
vagina yang dialami wanita diakibatkan Depag, 2004/2005 dalam Depkes RI, 2007).
oleh bakteri candidiasis 52,8%, vaginitis Kabupaten Jombang terletak di bagian
38% serta trikomonas 3,7%. Keputihan yang tengah Provinsi Jawa Timur. Memiliki luas
dialami oleh wanita merupakan suatu gejala wilayah 1.159,50 km, serta penduduknya
dari penyakit organ reproduksi (Departemen berjumlah 1.201.557 jiwa (tahun 2010).
Kesehatan RI, 2008). Jombang merupakan kota yang memiliki
Keputihan (fluor albus) menyerang sebutan kota santri, karena di kota Jombang
sekitar 50% populasi perempuan dan banyak terdapat pondok pesantren (59
mengenai hampir pada semua umur. Data Pesantren) dan lembaga pendidikan berbasis
penelitian yang dilakukan Putu (2009), Islam di wilayahnya, baik pondok pesantren
tentang kesehatan reproduksi wanita tradisional maupun pondok pesantren
233 Jurnal Promkes, Vol. 3, No. 2 Desember 2015: 229–240
modern dengan peningkatan jumlah santri penelitian yang dilakukan. Serta data
setiap tahunnya. Setidaknya, terdapat empat yang diperoleh dari Pondok Pesantren X,
pondok pesantren besar yang berdiri di kota Puskesmas Cukir, Pos Kesehatan Pesantren
ini yaitu Darul ‘Ulum di Rejoso Peterongan, Tebuireng dan dari penelitian sebelumnya.
Tebuireng di Diwek, Bahrul ‘Ulum di Sebelum melakukan penelitian untuk terjun
Tambakberas, dan Mamba’ul Ma’arif di secara langsung di lapangan, penelitian
Denanyar. ini telah lolos uji etik pada komisi etik di
Berdasarkan permasalahan yang Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
ada di pondok pesantren, pembuatan Airlangga.
artikel ini bertujuan untuk mengetahui Variabel independent dalam penelitian
pengaruh personal reference, thought ini adalah personal reference, thought and
and feeling terhadap perilaku perawatan feeling. Dalam hal ini dibagi lagi menjadi
organ reproduksi pada santri putri. Hal tiga variabel yaitu (pengetahuan, sikap
ini dilakukan untuk mencegah serta dan kepercayaan) santri putri di Pondok
meminimalisir beberapa penyakit infeksi Pesantren X di Kabupaten Jombang.
pada organ reproduksi wanita. Salah satunya Variabel dependent dalam penelitian ini
seperti candidiasis, dermatitis dan keputihan yaitu perilaku perawatan organ reproduksi
yang dialami oleh santri putri Pondok pada santri putri.
Pesantren X di Kabupaten Jombang. Setelah data terkumpul kemudian
data diolah melalui beberapa tahapan
yaitu sebagai berikut: editing data, koding
METODE PENELITIAN
data, entry data dan yang terakhir adalah
Jenis metode penelitian yang digunakan tabulasi silang (Notoatmodjo, 2010).
dalam penelitian ini adalah kuantitatif, Analisis data yang akan dijadikan acuan
dengan menggunakan instrumen kuesioner pembuatan artikel ini menggunakan uji
yang diberikan kepada responden. Penelitian regresi logistik. Hal tersebut bertujuan
ini menggunakan metode sampel yang untuk mengetahui pengaruh antara
dipilih dari populasi tanpa memperhatikan personal reference, pengetahuan, sikap dan
adanya strata yang ada atau bisa disebut kepercayaan terhadap perilaku perawatan
dengan metode sample random sampling. organ reproduksi pada santri putri di Pondok
Pengambilan data dilakukan dengan Pesantren X Kabupaten Jombang.
menggunakan pendekatan cross sectional.
Jumlah populasi secara keseluruhan
HASIL PENELITIAN
dalam penelitian ini berjumlah 80 orang.
Sampel menggunakan 45 santri putri. Pondok Pesantren Putri X merupakan
Tempat penelitian berada di Pondok pondok pesantren yang berada di bawah
Pesantren X di Kabupaten Jombang. naungan yayasan Al-Anwar. Letak dari
Responden berusia 13 dan 14 tahun. Pondok Pesantren X tidak jauh dari pusat
Metode pengumpulan data pada penelitian kota Kabupaten Jombang kurang lebih hanya
ini dibedakan menjadi dua, yaitu data berjarak 6 km. Pendidikan dan kegiatan di
primer dan data sekunder. Data primer Pondok Pesantren X terdiri dari kegiatan
pada pembuatan artikel ini, menggunakan harian, mingguan, bulanan dan tahunan
kuesioner dan melakukan indepth interview yang masih terus dilakukan sampai detik ini.
kepada dua orang santri putri di Pondok Supaya dapat menerapkan kedisiplinan dan
Pesantren X, dua orang petugas pelayanan dapat menciptakan moral serta pendidikan
kesehatan di Puskesmas wilayah kerja agama Islam yang baik pada santri putri di
pondok pesantren tersebut. Serta observasi pondok pesantren.
lapangan pada saat melakukan pengumpulan Karakteristik responden yang ada
data awal di Pondok Pesantren X dan di di dalam penelitian ini dapat diketahui
Puskesmas tersebut. melalui distribusi usia responden yang
Data sekunder dalam pembuatan artikel dikelompokkan menjadi dua kelompok,
ini didapatkan dari literatur, artikel, jurnal, yaitu 13 dan 14 tahun. Usia remaja awal
situs di internet yang berkenaan dengan lebih banyak pada rentang umur yang masih
Amanda N. dan Shrimarti R. D., Pengaruh Personal Reference, Thought and… 234
muda. Hal ini berarti dibutuhkan adanya adalah objek kesehatan). Berikut ini akan
suatu pendidikan kesehatan atau penyuluhan dijelaskan satu persatu mengenai setiap
mengenai permasalahan kesehatan. variabel yang ada di dalam Thoughts and
Supaya para remaja dalam hal ini santri Feeling. Pengetahuan responden mengenai
putri di pondok pesantren yang memasuki perawatan organ reproduksi di Pondok
masa pubertas awal dapat mempunyai Pesantren X Kabupaten Jombang diukur
pengetahuan dan dapat menalarkan dengan beberapa pernyataan. Diantaranya
perawatan organ reproduksi, sehingga terkait dengan hal-hal yang seharusnya
dapat melakukan perilaku perawatan organ dilakukan untuk menjaga kebersihan
reproduksi dengan baik. organ reproduksi sehari-hari maupun pada
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui saat menstruasi di Pondok Pesantren X
bahwa santri putri di dalam pondok Kabupaten Jombang.
pesantren lebih banyak yang berusia 13 Terdapat pernyataan yang ada pada
tahun, dengan persentase terbesar yaitu kuesioner dengan tipe jawaban benar dan
sejumlah 62,2% atau sebanyak 28 santri salah. Hal ini akan memudahkan responden
putri. Rata-rata umur santri putri yang dalam menjawab pernyataan tersebut. Tabel
menjadi responden adalah 13 tahun. Hal 2 menunjukkan bahwa responden yang
ini berarti dapat ditarik kesimpulan bahwa, memiliki pengetahuan tentang perilaku
santri putri yang menjadi responden paling perawatan organ reproduksi, sebagian besar
banyak dalam penelitian ini yaitu berusia berada dalam kategori baik dengan jumlah
13 tahun. 27 orang. Responden yang sudah melakukan
Berdasarkan data primer tentang lama perawatan organ reproduksi sejumlah 20
tinggal responden di Pondok Pesantren orang (44,4%) dan yang belum melakukan
Putri X Kabupaten Jombang tahun 2016. perilaku perawatan organ reproduksi
Diperoleh data pada tabel 1 menunjukkan sejumlah 7 orang (15,6%). Responden yang
bahwa sejumlah 25 responden 55,6% memiliki pengetahuan dengan kategori
mengaku telah tinggal di pondok pesantren buruk sejumlah 18 orang. Sedangkan
selama 1 tahun. Hal tersebut menunjukkan responden yang belum melakukan perilaku
bahwa mayoritas santri putri yang menjadi perawatan organ reproduksi sejumlah
responden dalam penelitian ini, adalah santri 13 orang (28,9%), dan responden yang
putri yang tinggal di Pondok Pesantren X sudah melakukan perilaku perawatan
selama 1 tahun yaitu sejumlah 25 responden, organ reproduksi 5 orang (11,1%). Hal
dengan rata-rata umum 1,4 tahun yang tersebut menunjukkan bahwa, responden
memiliki standart deviasi 0,5. yang memiliki pengetahuan buruk tidak
Pemahaman dan pertimbangan melakukan perilaku perawatan organ
(Thoughts and Feeling) di dalam artikel reproduksi dengan baik dari pada responden
ini mengacu pada teori WHO. Teori yang memiliki pengetahuan baik.
tersebut menjelaskan bahwa thoughts and Tabel 2 menunjukkan bahwa responden
feeling dibagi dalam tiga bentuk. Terdiri yang memiliki sikap baik terhadap perilaku
dari pengetahuan, sikap dan kepercayaan perawatan organ reproduksi sejumlah 25
seseorang terhadap objek (dalam hal ini orang. Responden yang sudah melakukan
perilaku perawatan organ reproduksi
sejumlah 19 orang (42,2%) dan yang belum
Tabel 1. Karakteristik Individu Responden melakukan perawatan organ reproduksi
di Pondok Pesantren X Tahun sejumlah 6 orang (13,3%). Responden yang
2016 memiliki sikap buruk terhadap perilaku
perawatan organ reproduksi sejumlah 20
Usia Responden N %
orang. Kategori responden dengan status
13 Tahun 28 62,2%
tidak melakukan perilaku perawatan organ
14 Tahun 17 37,8%
reproduksi sejumlah 14 orang (31,1%) dan
Lama Tinggal N % yang sudah melakukan perawatan organ
1 Tahun 25 55,6% reproduksi sejumlah 6 orang (13,3%). Hal
2 Tahun 20 44,4% ini menunjukkan bahwa, responden yang
235 Jurnal Promkes, Vol. 3, No. 2 Desember 2015: 229–240
Tabel 2. Tabulasi Silang antara Pengetahuan, Sikap, Kepercayaan dan Personal Reference
Santri Putri dengan Perawatan Organ Reproduksi di Pondok Pesantren Putri X
Perilaku Perawatan Total
Pengetahuan Tidak Ya
N % N % N %
Buruk 13 28,9 5 11,1 18 40
Baik 7 15,6 20 44,4 27 60
Total 20 55,5 25 44,5 45 100
Sikap
Buruk 14 31,1 6 13,3 20 44,4
Baik 6 13,3 19 42,2 25 55,6
Total 25 44,4 20 55,5 45 100
Kepercayaan
Tidak Percaya 10 22,2 13 28,9 23 51,1
Percaya 10 22,2 12 26,7 22 48,9
Total 20 44,4 25 55,6 45 100
Personal Reference
Tidak Ada 13 28,9 6 13,3 19 42,2
Ada 7 15,6 19 42,2 26 57,8
Total 20 44,4 25 55,6 45 100
Tabel 3. Hasil Uji Regresi Logistik yang dijadikan panutan dalam melakukan
perilaku perawatan organ reproduksi.
Variabel Nilai p Exp(B) B Berdasarkan hasil analisis regresi
Pengetahuan 0,029 0,165 -1,803 logistik multivariabel, didapatkan nilai B
Sikap 0,009 0,113 -2,181 yang terbesar yaitu personal reference,
Personal atau orang yang menurut responden dapat
0,049 0,199 -1,613 menjadi acuan dan panutan terhadap
Reference
Konstanta 0,001 15,132 2,717 perilaku perawatan organ reproduksi di
pondok pesantren yaitu sebesar -1,613.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa personal
perilaku perawatan organ reproduksi pada reference merupakan variabel yang paling
santri putri di Pondok Pesantren X. Hasil uji berpengaruh terhadap perilaku perawatan
regresi logistik multivariabel berdasarkan organ reproduksi pada santri putri di Pondok
variabel dependent dengan variabel Pesantren X Kabupaten Jombang.
independent dapat dilihat pada tabel 3 di
bawah ini. Pada tabel 3 menunjukkan bahwa PEMBAHASAN
ada pengaruh antara variabel pengetahuan,
sikap dan personal reference responden Hasil dalam artikel ini menjelaskan,
terhadap perilaku perawatan organ bahwa responden yang menjadi populasi
reproduksi. penelitian sebanyak 45 santri putri yang
Variabel dependent yang diujikan yaitu harus dijadikan sampel. Responden
perilaku santri putri dalam melakukan dalam penelitian ini adalah santri putri
perilaku perawatan organ reproduksi. Hasil yang berusia 13 dan 14 tahun. Distribusi
analisis regresi logistik multivariabel pada responden yang paling banyak berusia 13
variabel pengetahuan responden didapatkan tahun yang tergolong pada usia remaja
bahwa nilai signifikan sebesar 0,029. Hal dalam keadaan transisi. Responden tersebut
ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan memiliki kecenderungan sikap yang acuh
responden dengan kategori baik memiliki terhadap lingkungan dan dirinya sendiri,
risiko 0,165 berperilaku melakukan terutama dalam menjaga dan merawat organ
perawatan organ reproduksi, dari pada reproduksinya yang dapat mempertinggi
responden dengan kategori berpengetahuan risiko terkena penyakit. Penyakit tersebut
buruk. Hasil analisis regresi logistik disebabkan karena kurangnya perawatan
multivariabel pada variabel sikap responden organ reproduksi, misalnya penyakit
didapatkan bahwa nilai signifikan sebesar candidiasis dan keputihan. Hal tersebut
0,009. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa sejalan dengan pendapat dari Departemen
responden dengan sikap baik terhadap Kesehatan (2009), bahwa usia tersebut
perawatan organ reproduksi memberikan berada pada rentang usia remaja awal yaitu
risiko untuk melakukan perilaku perawatan umur 12-16 tahun.
organ reproduksi sebesar 0,113 dari pada Penelitian dari Listiawan (2013),
responden yang memiliki sikap buruk. menyatakan bahwa berdasarkan data
Hasil analisis regresi logistik yang dilaporkan pelayanan kesehatan di
multivariabel pada variabel personal pondok pesantren, mengalami peningkatan
reference didapatkan bahwa nilai signifikan prevalensi kejadian keputihan pada remaja
sebesar 0,049. Hal ini dapat disimpulkan putri. Lama tinggal responden di pondok
bahwa, responden yang memiliki personal pesantren berdasarkan hasil penelitian
reference atau terdapat seseorang yang menunjukkan bahwa, paling banyak santri
menjadi panutan di pondok pesantren putri yang tinggal di pondok pesantren
terhadap perawatan organ reproduksi, selama 1 tahun yaitu sebanyak 25 orang.
akan memberikan risiko responden Lama tinggal santri putri terhitung sejak
dalam melakukan perilaku perawatan santri putri tersebut tinggal di asrama
organ reproduksi sebesar 0,199 dari pada sampai penelitian dilakukan. Semakin lama
responden yang tidak memiliki personal seseorang tinggal di dalam suatu komunitas
reference, atau tidak memiliki seseorang yang didalamnya terdapat prevalensi infeksi
237 Jurnal Promkes, Vol. 3, No. 2 Desember 2015: 229–240
organ reproduksi dan penyakit kulit yang reproduksi eksternal wanita maka akan
cukup tinggi, maka risiko untuk tertular bersikap baik juga dalam merawatnya.
akan semakin tinggi. Penelitian Rahardian Hal ini sesuai dengan teori yang
(2008), menyatakan bahwa lama tinggal dikemukakan oleh Wijayanti (2009), bahwa
santri putri di pondok pesantren akan semakin tinggi pengetahuan seseorang maka
berkaitan dengan terjadinya penyakit kulit semakin memahami terhadap kesehatan
dan gatal-gatal. Hal ini disebabkan karena organ reproduksi, sehingga remaja tersebut
adanya kontak fisik yang cukup lama antara akan melakukan perawatan organ reproduksi
santri putri yang sehat dengan santri putri yang baik pula. Menurut Notoatmodjo
yang mengalami penyakit kulit dan gatal- (2007), perilaku akan bersifat langgeng
gatal, yang disebabkan karena kurangnya apabila didasari oleh pengetahuan dan
melakukan perilaku perawatan organ kesadaran sikap yang positif.
reproduksi. Sejalan dengan pernyataan Sikap responden berdasarkan hasil
Suhelmi (2007), bahwa penyakit yang masih penelitian di Pondok Pesantren X Kabupaten
banyak terjadi di pondok pesantren yaitu Jombang, didapatkan bahwa sikap santri
penyakit kulit. putri terhadap perilaku perawatan organ
Menurut Departemen Kesehatan (2008), reproduksi sebagian besar berada pada
penyakit kulit dan gatal-gatal tersebut kategori baik. Hasil uji regresi logistik
didukung dengan adanya perilaku perawatan membuktikan bahwa, variabel sikap
organ reproduksi serta perilaku yang tidak responden berpengaruh secara signifikan
sehat lainnya. Seperti mengantung pakaian terhadap perilaku perawatan organ
di kamar dan di jendela serta di ventilasi reproduksi pada santri putri. Hal ini sejalan
kamar, tidak memperbolehkan pakaian santri dengan penelitian yang dilakukan oleh
putri dijemur di bawah terik sinar matahari Purnamasari (2015), bahwa sikap santriwati
secara langsung dan saling bertukar pakaian, di Pondok Pesantren Al-Aqobah mengenai
benda pribadi seperti sisir, celana dalam dan kebersihan diri dinyatakan 87,5% baik.
handuk di lingkungan pondok pesantren. Berdasarkan Wawan (2010), menyatakan
Pengetahuan responden berdasarkan bahwa sikap seseorang cenderung stabil
hasil penelitian di Pondok Pesantren X walaupun kadang-kadang mengalami
didapatkan bahwa, pengetahuan santri perubahan, dan sangat erat hubungannya
putri terhadap perilaku perawatan organ dengan objek-objek tertentu atau faktor-
reproduksi sebagian besar berada pada faktor yang mempengaruhinya.
kategori baik. Pengetahuan dibagi menjadi Berdasarkan hasil penelitian di
dua kategori yaitu pengetahuan baik dan Pondok Pesantren X didapatkan bahwa,
pengetahuan buruk. Hasil uji regresi logistik kepercayaan santri putri sangat buruk
membuktikan bahwa variabel pengetahuan dalam melakukan perilaku perawatan organ
responden berpengaruh secara signifikan reproduksi. Hasil analisis uji regresi logistik
terhadap perilaku perawatan organ didapatkan bahwa, kepercayaan responden
reproduksi pada santri putri. Hal tersebut terhadap perawatan organ reproduksi
sesuai dengan penelitian yang dilakukan tidak berpengaruh secara signifikan dalam
oleh Rossa (2011), mengenai perilaku melakukan perilaku perawatan organ
hygiene alat reproduksi dan faktor-faktor reproduksi. Hal ini diperkuat oleh penelitian
yang berhubungan pada santri Madrasah Andira (2010), yang menyatakan bahwa
Tsanawiyah Pondok Pesantren Ittifaqiyah manfaat dari organ eksternal wanita sangat
Indralaya Sumatera Selatan. Penelitian begitu besar, namun tidak sedikit perempuan
tersebut menunjukkan bahwa, ada yang masih kurang perhatian memberikan
hubungan yang bermakna secara statistik perawatan yang baik terhadap organ
antara pengetahuan dan perilaku menjaga reproduksi eksternalnya. Menurut Endang
kebersihan alat reproduksi (nilai p = 0,001 (2007), dalam penelitiannya mengatakan
dan OR = 4,462). Penelitian Andira (2010), bahwa minimnya pengetahuan dan
menyatakan bahwa pengetahuan yang sangat pengalaman akan mengakibatkan seseorang
baik dalam menjaga atau merawat organ memiliki kepercayaan yang buruk mengenai
perilaku perawatan organ reproduksi. Sesuai
Amanda N. dan Shrimarti R. D., Pengaruh Personal Reference, Thought and… 238
Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor Putu, G.G. 2009. Sosiologi Remaja.
188/162/KPTS/013/2014 Tentang Komisi Yogyakarta: CV Andi Offset.
Kesehatan Reproduksi Provinsi Jawa Qomar, M. 2007. Pesantren Dari Transformasi
Timur. Metodologi Menuju Demokratisasi
Listiawan, M.Y. 2013. Ilmu Kesehatan Kulit Institusi. Jakarta: Erlangga.
dan Kelamin. Surabaya. Hal 80–151: Vol Rahardian, D.M. 2008. Sanitasi Pondok dan
25. Insan Cendekia. Higiene Perorangan Santri di Pesantren
Manuaba. 2009. Memahami Kesehatan Putri KHA. Wahid Hasyim Kecamatan
Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC. Bangil Pasuruan. Skripsi. Surabaya:
Maulana, H.D.J. 2013. Promosi Kesehatan. Departemen Kesehatan Lingkungan,
Jakarta, ECG: 196-201, 226–227. Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Universitas Airlangga.
Kesehaan. Jakarta: Rineka Cipta. Rekam Medis Pusat Kesehatan Pesantren
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Tebuireng Jombang Tahun 2014–2015.
Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Rossa, N.L. 2011. Gambaran Perilaku
Cipta. Hygiene Alat Reproduksi dan Faktor-
Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Faktor yang Berhubungan pada Santri
Teori dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit Putri Madrasah Tsanawiyah Pondok
Rineka Cipta. Pesantren Al-Ittifaqiyah, Inderalaya,
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan Sumatera Selatan Tahun 2011. (Skripsi
Dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta: Ilmiah). FKM UI Depok.
177-190. Suhelmi. 2007. Cegah dan Hilangkan
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Penyakit “Khas” Pesantren. http//sehelmi.
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. wordpress.com/2007/10/23/cegah dan
Notoatmodjo, S. 2012. Ilmu Perilaku hilangkan penyakit khas pesantren/.
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. (Sitasi 29 Mei 2016).
Notoatmodjo, S. 2014. Ilmu Perilaku Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori dan
Kesehatan. Jakarta, Rineka Cipta: Pengukuran Pengetahuan Sikap dan
20–32. Perilaku Manusia. Jogjakarta: Nuha
Nuranna, L. 2001. Skrining Kanker Serviks Medika.
Dengan Metode Alternatif IV A. Jakarta: World Health Organization. 2004. The Global
Majalah Cermin Dunia Kedokteran No. Burden Of Disease. Geneva: WHO
133. Library Cataloguing-in-Publication
Poetri, E. N. 2011. Hubungan Sanitasi Data.
Pondok Dan Higiene Perorangan Dengan Wijayanti, F.A. 2009. Hubungan Tingkat
Kejadian Skabies Pada Santri Pondok Pengetahuan Wanita Penjaja Seks (WPS)
Pesantren Madrasatul Qur’an Tebuireng Tentang HIV/AIDS Di Resosialisasi
Jombang. Skripsi. Surabaya, Universitas Argorejo Kelurahan Kali Banteng Kulon
Airlangga. Semarang.
Purnamasari, P.M. 2015. Faktor Yang Winkjosastro, H. 1994. Ilmu Kebidanan.
Mempengaruhi Perilaku Santriwati Ya y a s a n B i n a P u s t a k a S a r w o n o
Mengenai Tindakan Kebersihan Diri Prawirohardjo. Jakarta.
(Studi di Pondok Pesantren Al-Aqobah Winkjosastro, H. 2005. Ilmu Kandungan.
Jombang). Skripsi. Ya y a s a n B i n a P u s t a k a S a r w o n o
Prawirohardjo. Jakarta.