Professional Documents
Culture Documents
Penentuan Zona Rawan Guncangan Bencana G 6d4fd19c PDF
Penentuan Zona Rawan Guncangan Bencana G 6d4fd19c PDF
ABSTRACT
Microtremor is a natural harmonic ground vibration that occurs continuously with low amplitude about 0.1 to 1 micron by
subsurface movements. Microtremor characteristics reflect the characteristics and types of rocks based on the value of the dominant
period and useful for analyzing of rocks response in strengthening (amplification ) waves vibration based on the impedance difference
between basement and sedimentary rocks above it.
Based on seismicity historical, Liwa had been hit greatly by an earthquake twice on June 24th, 1933 with magnitude 7.3
skalarichter and 7.0 skalarichter on February 15th, 1994, and the degree of damage and the number of victims increases . It underlies the
research of microtremor in Liwa on April 15, 2013 to May 4, 2013 that limits in providing information that used for the planology
development to decrease the earthquake impact.
The Data result of mickrotremor research were the value of the horizontal to vertical spectral ratio (H/V), the dominant frequency
and dominant period. From the analyzing that had been done, it determined that the research area was in area within the value of
amplification factor (amplification) was more than 5 and the value of the dominant period was more than 0.5 seconds. Lithology of
research area was on alluvial rocks. The interaction of faults made it deformated well and cause the research area was very vulnerable
when hit by earthquakes.
ABSTRAK
Mikrotremor merupakan getaran harmonik alami tanah yang terjadi secara terus menerus dengan amplitudo rendah sekitar 0,1 – 1
mikron yang dihasilkan oleh adanya gerakan bawah permukaan. Karakteristik mikrotremor mencerminkan karakteristik dan jenis batuan
berdasarkan nilai periode dominannya dan berguna dalam menganalisis respon batuan dalam memperkuat (amplifikasi) getaran
didasarkan oleh perbedaan impedansi basement dengan batuan sedimen diatasnya.
Berdasarkan sejarah kegempaan, daerah Liwa pernah dilanda dua kali gempa dengan magnitude yang cukup tinggi, yaitu 7,3
skalarichter pada 24 Juni 1933 dan 7,0 skalarichter pada 15 Februari 1994 dengan tingkat kerusakan dan jumlah korban yang bertambah.
Hal tersebut mendasari dilakukannya penelitian mikrotremor pada 15 April 2013 sampai dengan 4 Mei 2013 yang terbatas pada
penyediaan informasi yang dapat digunakan dalam upaya pembangunan maupun pengembangan tataruang demi mengurangi dampak
resiko gempabumi.
Data yang diperoleh berupa nilai perbandingan spektral horizontal terhadap vertikal (H/V), frekuensi dominan dan periode
dominan. Dari hasil analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa wilayah penelitian berada pada area dengan nilai faktor penguatan
(amplifikasi) >5 dan nilai periode dominan >0,5 detik. Kondisi litologi Kota Liwa yang berupa alluvial yang terrombak secara baik akibat
interaksi sesar – sesar, membuat wilayah-wilayah tersebut sangat rentan bila diguncang gempabumi.
30
Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol 2/No.1
hingga Provinsi Lampung. Kondisi ini pegunungan, mulai dari ketinggian 750 – 920
menyebabkan wilayah ini kerap dilanda meter di atas permukaan laut (Gambar 1).
gempabumi. Daerah penelitian memiliki kondisi geologi
yang kompleks. Wilayah Baratlaut disusun oleh
1.2 Tujuan Penelitian
breksi gunungapi, lava dan tuff dari formasi
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah,
Hulusimpang (Tomh) dan formasi Bal (Tmba)
a) Menentukan nilai amplifikasi
serta breksi gunungapi – lava – tuff dari Gunung
mikrotremor wilayah Kota Liwa dan
Seminung (Qhv(sm)).
sekitarnya.
Wilayah Barat litologi berupa lava – tuff –
b) Menentukan nilai periode dominan
breksi gunungapi dari Gunung Tababajau
wilayah Kota Liwa dan sekitarnya.
(Qv(tb)).
c) Menentukan zona rawan bencana
Di sebelah Baratdaya tersusun atas lava –
gempabumi di wilayah penelitian.
tuff – breksi dari Gunung Limau (Qv(lk)).
Bagian Selatan tersusun oleh batuan tuff –
1.2 Batasan Masalah
lava – breksi gunungapi yang bersumber dari
Adapun penelitian ini terbatas pada
Gunung Liwa (Qv(lw)) dan Gunung Sermaun
penyediaan informasi berupa peta zonasi periode
(Qv(sr)).
dominan yang dikaitkan dengan nilai amplifikasi
Pada bagian Tenggara litologi masih
wilayah penelitian dan data sebaran ketebalan
tersusun oleh lava – tuff – breksi dari Gunung
sedimen permukaan yang dapat digunakan
Sermaun (Qv(sr)) yang berasosiasi dengan batuan
sebagai langkah awal dalam pembangunan
breksi gunungapi – lava – tuff Gunung Sekincau
tataruang maupun untuk mengurangi resiko
(Qhv(si)).
bencana gempabumi.
Batuan breksi gunungapi – lava – tuff
Gunung Giham (Qhv(gh)) dan breksi – tuff dan
II. TINJAUAN PUSTAKA
batu lempung Gunung Ranau (Qtr(r))
2.1 Geologi Regional Wilayah Penelitian
mendominasi litologi bagian Timur.
Wilayah penelitian mikrotremor berada
Di bagian Utara litologi tersusun atas
pada 4 57’ 21” sampai 5 4’ 18,2” LS dan 104o
o o
batuan breksi gunungapi – lava – tuff Gunung
00’ 51,4” sampai 104o 08’ 47” BT. Lokasi
Pasagi (Qhv(ps)) dan Gunung Kukusan (Qhv(kk))
pengambilan data mikrotremor berada pada lokasi
serta sedikit kenampakan endapan kipas
yang memiliki morfologi yang beragam
gunungapi (Vf), serta dominasi breksi – tuff dan
didominasi oleh daerah perbukitan dan
batu lempung (Qtr(r)) (Gambar 1).
31
Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol 2/No.1
32
Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol 2/No.1
33
Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol 2/No.1
normalisasi terhadap spektrum sumber AS(w) berubah terhadap variasi kondisi geologi (Tabel
(persamaan 4) yaitu, 1).
3.3.2 Analisis Frekuensi Dominan mengalami satu kali pemantulan terhadap bidang
pantulnya ke permukaan. Nilai periode dominan juga
Frekuensi dominan adalah nilai frekuensi
mengindikasikan karakter lapisan batuan (Tabel 2)
yang kerap muncul sehingga diakui sebagai nilai
yang ada di suatu wilayah. Nilai periode dominan
frekuensi dari lapisan batuan di wilayah tersebut
didapatkan berdasarkan perhitungan berikut,
sehingga nilai frekuensi dapat menunjukkan jenis
dan karakterisktik batuan tersebut. Lachet dan T0 = 1/ f0 ............... (7)
Brad (1994) melakukan uji simulasi dengan
Dimana, T0 = periode dominan.
menggunakan 6 model struktur geologi sederhana f0 = frekuensi dominan.
dengan kombinasi variasi kontras kecepatan
gelombang geser dan ketebalan lapisan soil. Hasil
simulasi menunjukkan nilai puncak frekuensi
34
Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol 2/No.1
Batuan Sangat
alluvial, yang Lunak Pengolahan
terbentuk dari HVSR dengan
Lebih dari sedimentasi
delta, top soil,
Jenis IV Jenis C
lumpur, dll.
Dengan
kedalaman Nilai Nilai Nilai
30m atau Amplifikasi Periode Frekuensi
lebih.
Pembuatan
IV. METODOLIGI PENELITIAN Penentuan
Kontur Data
Lebar
Jendela
4.1 Alat dan Bahan Penelitian Mikrotremor Moving
average
Dengan seismograph khusus, maka
Pembuatan Peta
mikrotremor dapat diteliti dan dimanfaatkan dengan
parameter penyusunnya yaitu peta geologi, peta Negeriratu Kec. Balikbukit 3–4 Rendah
Kenali I Kec. Belalau 4–5 Sedang
nilai periode dominan, peta percepatan tanah Bumiagung Kec. Belalau 4–5 Sedang
Kejadian Kec. Belalau 4–5 Sedang
maksimum dan peta nilai faktor amplifikasi. Batukebayan Kec. Batubrak 4–5 Sedang
Tumpangsusun (overlay) dari peta-peta nilai Giham Sukamaju Kec. Batubrak 4–5 Sedang
Hanakau Kec. Balikbukit 4–5 Sedang
periode dominan, nilai faktor amplifikasi, nilai Kota Liwa Kec. Balikbukit 5–6 Tinggi
Kedondong Kec. Balikbukit 5–6 Tinggi
PGA, zona sesar dan kelompok batuan.
Gunungsugih Kec. Balikbukit 5–6 Tinggi
36
Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol 2/No.1
I 0,75 >
soil, lumpur, dll.
Alluvial Lunak dan lebih dari 0,75s tepat di pusat Kota Liwa
Dengan kedalaman 30m
atau lebih.) dan memiliki litologi batuan berupa alluvial
37
Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol 2/No.1
dengan ketebalan mulai dari 11 meter hingga usaha pengembangan fasilitas umum dan
20 meter di wilayah pinggir dan semakin ke kesadaran masyarakat dalam menanggapi
arah pusat kota ketebalan lebih dari 20 meter bencana gempabumi yang sewaktu-waktu
yang terdeformasi dengan baik oleh adanya dapat melanda harus lebih ditingkatkan.
interaksi sesar–sesar di Kota Liwa, sehingga
Kota Liwa memiliki tingkat kerawanan yang DAFTAR PUSTAKA
tinggi terhadap guncangan gempabumi. Aswandi, L., 2005. Mikrozonasi Kota Kendari
dan Sekitarnya Menggunakan Analisis
2. Wilayah lainnya yang serupa dengan Kota Mikrotremor. Skripsi Universitas
Liwa dan memiliki tingkat kerawanan yang Hasanudin. Makassar.
tinggi berdasarkan nilai amplifikasi dan BPS. 2012. Kabupaten Lampung Barat. Badan
Pusat Statistik. Lampung.
periode dominannya adalah Pekon
BMKG. 1998. Sumberdaya Geologi. Buletin
Kedondong, Pekon Gunungsugih dan Pekon Meteorologi dan Geofisika No. 4.
Way Empuleu Uleu di Kecamatan BMKG. Jakarta.
Balikbukit, Pekon Balak, Pekon Negeriratu Febriana. 2007. Eksplorasi Seismik. Unpad.
Bandung.
dan Pekon Kembahang di Kecamatan
Finn. 1994. Effect of Foundation Soils on Seismic
Batubrak, Pekon Bumiagung, Pekon Kenali Damage Potential. Madrid. Spain.
II dan Pekon Kejadian di Kecamatan Belalau. Gunawan dan Subardjo. 2005. Seismologi.
3. Wilayah yang direkomendasikan sebagai BMKG. Jakarta.
Hambling, W.K., 1986. The Earth’s Dynamic
wilayah pengembangan dalam tataruang
Systems : a text book in physical geology
adalah wilayah yang memiliki tingkat third edition. Minnesota : Burgest
Publishing Company.
kerentanan yang rendah yaitu, dengan nilai
Kanai, K., 1983. Seismology in Engineering.
amplifikasi < 5 dan berada pada zona III dan
Tokyo University. Japan.
IV (periode dominan) meliputi, Kecamatan Kertapati, E., Putranto, E. K., 1991. Gempabumi
Sukau (Pagardewa, Jagaraga, Tanjungraya, Merusak Indonesia. Katalog Pusat
Survei Geologi. Bandung.
Hanakau dan Gunung Kemala), Kecamatan
Konno, K., Omachi, T., 1998. Ground Motion
Batubrak (Negarabatin dan Kegeringan), Characteristics Estimated from Spectral
Kecamatan Belalau (Turgak, Bedudu, Ratio between Horizontal and Vertical
Components of Microtremor.” Bull.
Sukaraja). Seism. Soc. Am., Vol.88, No.1, 228-241.
4. Kecamatan Balikbukit dan Batubrak Lachet, C., dan Brad, P.Y., 1994. Numerical and
merupakan Kecamatan yang hampir seluruh Theoretical Investigations on The
Possibilities and Limitations of
wilayahnya memiliki tingkat kerawanan yang Nakamura’s Technique. J. Phys. Earth,
tinggi, jika diguncang gempabumi, sehingga 42, 377-397.
perlu perhatian khusus dari pemerintah dalam
38
Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol 2/No.1
Lang, D. H., 2004. Damage Potential of Seismic Gelombang Mikrotremor Dan Data
Ground Motion Considering Local Site Bor”.Jurnal Ilmiah Universitas
Effects. Doctoral Disertation. University Indraprasta PGRI.
of Weimar : Weimar. Prager, E. J., 2006. Furious Earth : The Science
Marjiyono, Soehaimi, dan Kamawan. 2007. and Nature of Earthquakes, Volcanoes
Identifikasi Sesar Aktif Daerah and Tsunamis. Bandung : Penerbit Buku
Cekungan Bandung Berdasarkan Citra Pakar Raya.
dan Kegempaan. Jurnal Sumberdaya
Ramdani, R. N., 2011. Pemetaan Mikrozonasi
Geologi. Bandung. Gempabumi Di Daerah Jepara Jawa
Marjiyono. 2010. Estimasi Karakteristik Tengah Dengan Metoda HVSR.
Dinamika Tanah Dari Data Mikrotremor Universitas Pendidikan Indonesia.
Wilayah Bandung. Thesis ITB. Bandung. Bandung.
Nakamura, Y., 1989. A Method For Dynamic Sheriff, R. E., dan Geldart, L. P., 1995.
Characteristics Estimation of Exploration Seismology 2nd Edition.
Subsurface. Quarterly Reports Of The Cambridge University Press : New York.
Railway Technical Research Institute. USA.
Tokyo, 30, 25-33.
Wiradisastra. 2002. Geomorfologi dan Analisis
Nakamura, Y., 2000. Clear Indentification of Landskap. Institut Pertanian Bogor.
Fundamental Idea of Nakamura’s Bogor.
Technique and Its Application. Tokyo
University. Japan.
Parwatiningtyas, D., 2008. “Perbandingan
Karakteristik Lapisan Bawah
Permukaan Berdasarkan Analisis
LAMPIRAN
39
Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol 2/No.1
Gambar 4. Peta Sebaran Periode Dominan dan Geologi Regional Wilayah Peneliti
an
40