Professional Documents
Culture Documents
Minggu ke - 1
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah / Kode MK : Proteksi Sistem Tenaga Listrik
Dosen : Dr. Santosa Gitosusastro
Program / Sem / Kredit : S1 / 7 (tujuh) / 2 (dua) SKS
Buku Ajar : Belum ada (ada tayangan tiap tatap muka)
Referensi
• J.L Blackburn and TJ Domin, “Protective Relaying: Principle and Application,” 3rd Edition, CRC Press, 2007.
• Stanley H. Horowitz, Arun G. Phadke “Power System Relaying”, 3rd Edition ,John Wiley & Sons, 2008.
2009 GU U 2009,2010 N
CLGON BLRJA KMBNG
MRTWR JABAR UTARA
2006 CWANG 2006 GU
U 2009,2010
LABUHAN LKONG BKASI CBATU U U TJATI.A/C TJATI REMBANG
2009,2010 2015 2010 U U 2009 W E
GNDUL
U
A CRATA
T. Jati B SCPP TJATI BARU
CIBNG
DEPOK
SGLNG U U 2009 T.AWAR
2006
U A MDCAN PMLNG
2010 U S
JABAR SELATAN CSKAN BDSLN 2011
2009,2010
2012
LGDAR RCKEK GRSIK MADURA
2010 2007 UNGAR G
P TSMYA SBBRT
2005 2012
NGBNG SBLTN
RWALO 2007 2006/7
2011
JAWA PAITON
PKLAN G UN 2009
2012 U CLCAP
2011 MNRJO GRATI
GU
U PITO
KLTEN 2012
BNGIL
2011
JATIM SELATAN U
2009,2010 KDBRU NGORO
2015
GU
BALI
KAPAL
2011
PT PLN P(ersero)
Edit
DIREKTORAT TRANSMISI DAN DISTRIBUSI
Mei 2007
KANTOR PUSAT
PETA JARINGAN 500 kV Sub DIREKTORAT
SISTEM JAWA BALI PERENCANAAN SISTEM
Kit Eksisting
Rencana 500 kV G PLTG A PLTA
Sumatera
110 MW, 2012
PLTA A Talang Cut
Peusangan Langsa
Takengon P.Brandan
Meulaboh 1 & 2
Electricit 2x100 MW, 2010, U Binjai GU PLTG/U Belawan
B. Pidhie
2011 Medan Baru
Meulaboh P. Geli SeG
i.Rotan1x150 MW, 2009
T. Tuan
y For Titi Kuning
Perbaungan
Sumut Inf. Summit
2x200 MW, 2012, 2013 N
U K.Tanjung Asahan I
A Better Kotacane T.Tinggi
G.Para Kisaran 1 x180 MW, 2010
Brastagi Galang Asahan III
Life Subulussalam A
Aek
1x154 MW, 2012
Kanopan
W E
Sidikalang P.Siantar
Porsea
Sarulla-GeoPP 1-2 A PLTA Asahan
Sibayak
1x110 MW, 2011 Tele P 1x10 MW, 2007
Sarulla-GeoPP 3 Tarutung Simangkuk R.Prapat S
1x55 MW, 2012 P K.Pinang
Tj Balai Karimun 1 & 2
Sarulla-GeoPP 4-5, PLTA PLTP Sarula 2x6 MW, 2009
Dumai
1x110 MW, 2014 Sipan Sipahoras A Sibolga Tj Balai Karimun 1 & 2
G.Tua
Sarulla-GeoPP 6 PLTU Sibolga U
U
Duri
U 2x7 MW, 2009
Tj Balai Karimun 3 & 4
1x55 MW, 2015 Bagan Batu
2x6 MW, 2009
Lb. Angin-SCPP
2x115 MW, 2008, 2009 U Panyabungan Garuda Sakti U Bengkalis 1&2
2x7 MW, 2013, 2014
Sibolga A1,A2 Bangkinang
Pd. Sidempuan Bengkalis 3 & 4
2x100 MW, 2010, 2011 G Teluk Lembu 1x14 MW, 2012
Kt.Panjang Kulim
HPP U Tj Pinang 1 & 2
A 2x10 MW, 2009
RIAU
Pd. Luar Payakumbuh Rengat 1 & 2 Sel. Panjang 1 & 2
Maninjau HPP T.Kuantan U 2x7 MW, 2009 U 2x7 MW, 2009
A Batusangkar
Rengat Sel. Panjang 1 & 2
A Tembilahan 1 & 2
U 2x7 MW, 2009 2x7 MW, 2010
Lubuk Alung Singkarak HPP U Ombilin
Sistem Tenaga
Proteksi Lokal
1. Peralatan Yang terdekat pada gangguan
2. Meminimalisir pemadaman beban
Mengurangi lamanya gangguan
Power Quality
Peristiwa Apa Saja Yang Memerlukan Tindakan Proteksi
Gangguan
1. 1 Fasa ke Tanah – Paling sering
2. 2 Fasa ke tanah – berkembang dari 1 F ke T
3. Fasa ke Fasa
• 3 Fasa – sangat jarang
• Fasa terbuka (bisa juga 2 fasa)
4. Generator
• Loss of field
• Gangguan rotor
1. CT dan VT
2. Relai
3. CB
4. Sistem Komunikasi
5. Koordinasi dengan : relai lain, fuse, sistem kontrol
Persyaratan proteksi
Upper envelope
De component
i
0
Im (sym. component shown
non-decaying}
Fault at
1 = 0 6 = 0 =Jrl2
---,------ - - - - - - - -
1(cycles)
(a)
Lower envelope
t (cycles) (b)
Arus Gangguan
i
Prefaull and post voltage
(shown constant)
0 Fa11/1 at
--,.--+-+' +-ll-\--++--+-'1,.+f-+Jr-1-+--1-\--+---->c
I =08=1'12 =t r / 2
Bila terjadi perubahan Base kV, maka perubahan p.u impedance dapat disesuaikan sbb.:
Kemudian apabila kVA dan kV keduanya berubah, p.u impedance bisa disesuaikan sbb.:
Arus Gangguan
Perhitungan arus gangguan untuk keperluan setting relay pengaman.
1. Untuk setting relay instantenous, digunakan arus moment atau cycle pertama:
perhitungan didasarkan pada sub – transient reactance dari generator/sumber.
2. Untuk setting lainnya yang menggunakan time delay, digunakan steady state
symmetrical faults currents. Impedansi menggnakan impedansi steady state, DC
komponen umumnya sudah mendekati nol dan bisa diabaikan.
3. Hitunglah untuk kondisi maksimum dan minimum.
Arus Gangguan
Gangguan 3 fasa
E
If = Z 1
Gangguan 3 fasa biasanya yang terbesar, sedangkan yang terkecil adalah gangguan fasa
ke tanah. Namun gangguan fasa ke tanah bisa saja memberikan arus gangguan arus yeng
terbesar dalam hal, generator dibumikan (ditanahkan) secara solid demikian juga
transformator juga solid grounded.
F
Kondisi Transien
Kondisi Transien
Tujuan proteksi
Tujuan proteksi
Untuk mendeteksi adanya gangguan atau kondisi operasi yang abnormal. Relai
proteksi harus mampu mengevaluasi besran-besaran atau parameter yang sangat
luas untuk dapat melakukan tindakan korektif.
Parameter yang umum digunakan adalah tegangan dan arus yang dideteksi pada
terminal dimana relai berada. Posisi di terminal tersebut juga dipengaruhi oleh
banyak faktor lainnya, antara lain buka tutupnya PMT, atau DS.
Pendeteksian gangguan
Secara umum, kalau terjadi gangguan,
maka magnitude arus akan naik dan tegangan akan turun. Selain magnitude,
besran lain yang berubah adalah sudut fasa arus, phasor tegangan, komponen
harmonic, daya dan daya reaktif, frekuensi, dsbnya.
Dasar-dasar proteksi
Selektivitas relai
Relai harus mampu membedakan apakah gang-
guan ada dalam zone yang harus diamankan,
yaitu F1, atau di luar zonenya, yaitu F2.
Koordinasi relai
Untuk menunjang selektivitas, maka
Penyetelan relay harus dikoordinasikan dengan baik
Kecepatan
Relai harus mampu memberikan reaksi yang cepat untuk dapat mengisolir suatu gangguan,
sehingga tidak merembet ke zona lain yang bisa menyebabkan total black-out. Sebagai
contoh sistem 150 kV PLN, mensyaratkan clearing time untuk mengisolir gangguan kurang
dari 150 msec, untuk sistem 500 kV, kurang dari 90 msec. Clearing time ini termasuk waktu
kerja dari PMT.
Reliabilitas
Sangat penting bahwa sistem proteksi haruslah andal yang ditunjukkan dengan kemampuan
yang tinggi dan terus menerus untuk mendeteksi secara akurat kalau ada gangguan di
sistem. Ini sangat terkait juga kepada power supply ke sistem proteksi, yang harus tetap
terjaga meskipun sistemsedang terganggu. Oleh karenanya, salah satu cara supaya tetap
andal menggunakan sumber dari DC/Battery.
Pendeteksian Gangguan
Secara umum, kalau terjadi gangguan, maka magnitude arus akan naik dan tegangan akan
turun. Selain magnitude, besran lain yang berubah adalah sudut fasa arus, phasor tegangan,
komponen harmonic, daya dan daya reaktif, frekuensi, dsbnya.
Pilot relaying
Ini adalah cara bagaimana membawa informasi di sisi lain dari saluran transmisi ke lokasi
relay di sisi yang lain. Apabila jaraknya dekat bisa menggunakan pilot wire, namun apabila
jauh, umumnya menggunakan channel plc, atau microwave atau telekomunikasi lainnya.
Harmonic content
Salah satu cara yang juga digunakan untuk mendeteksi gangguan adalah dengan
menghitung besarnya harmonic, misalnya harmonic ke tiga. Mengingat pada saat terjadi
gangguan, dengan adanya DC komponen menyebabkan timbulnya harmonic.
Frekuensi sensing
Perubahan frekuensi dari frekuensi dasar (50 Hz atau 60 Hz) juga merupakan indikasi adanya
gangguan. Namun sifat gangguan biasanya bukan suatu hubung singkat, melainkan beban
lebih atau kekurangan beban yang tiba-tiba.
Jenis-jenis Relai
Setelah membahas caa-cara mendeteksi gangguan, perlu dipelajari juga bagaimana
mendesign relai untuk pendeteksian gangguan tadi.
Yang paling sederhana adalah fuse, dimana arus lebih memanaskan suatu material,
sehingga material tersebut terbakar dan terjadi pemutusan terhadap gangguan.
Berikutnya adalah elektromechanical relay, dimana arus gangguan yang tinggi dapat dirubah
ke gaya atau torsi mekanik untuk meggerakkan suatu konta yang memberikan sinyal untuk
memutus gangguan melalui suatu PMT.
Kemudian yang lebih modern adalah dengan solid state relay atau kadang-kadang disebut
juga static relay. Perubahan besaran tadi diproses secara electronic sehingga memberikan
sinyal elektronik untuk menggerakkan PMT dalammemutus suatu gangguan.
Yang paling mutakhir adalah dengan adanya digital relay dan cumputerized relays dimana
prosessing besaran-besaran listrik dilakukan secara digital / computerized. Dengan
computerized relay, satu microcomputer dapat dipakai untuk beberapa jenis relay.
Jenis-jenis Relai
Electromechanical Relay
Ada 2 jenis yaitu plunger type relay dan induction relay.
Plunger type relay
Naiknya arus menimbulkan energi dan co-energi yang tersimpan dalam medan magnetic.
Dan pick up current, Ip serta drop out current, Id dapat dihitung dari:
Jenis-jenis Relai
Induction type relay
Arus mengalir menimbulkan flux linkage.
Arus induksi ini menimbulkn torsi yang akan menggerakkan kontak untuk memberi sinyal ke
PMT.
Jenis-jenis Relai
Solid state relay
Arus mengalir dilewatkan pada suatu resistor, yang akan di-dc-kan dan bila daya yang
ditimbulkan melebihi suatu refernsi tertentu, maka relay akan bekerja.
Jenis-jenis Relai
Computer relay
Prinsip dasar dari computer relay ini adalah, bahwa arus dan tegangan input yang cacat
dicacah dalam banyak sampling (untuk mengkonversi sinyal analog ke sinyal digital) sehingga
didapatkan informasi untuk merekonstruksi bentuk gelombang dasar. Ini dipakai untuk
menghitung, apakah arus dasar melebihi ambang tertentu, atau perbandingan V/I yang
merefleksikan tahanan/jarak lebih kecil dari suatu jarak/impedansi tertentu, yang akan
memberikan sinyal untuk PMT memutus gangguan.