Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
1
2
KATA PENGANTAR
hambatan penulis alami, akan tetapi sampailah pada waktunya penulis dapat
Laporan dengan judul “Preeklamsia pada Ibu Hamil “ untuk memenuhi tugas
mata kuliah berfikir kritis Program Studi Profesi Bidan Semarang Politeknik
Penulis tidak akan mampu menyelesaikan proposal ini tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada yang
terhormat :
Kesehatan Semarang
kekurangan dan jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan
mendatang. Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, serta tidak lupa pula penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan
kesalahan.
Penulis
4
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................………………………. 1
B. Tujuan................................................................……………………….. 4
C. Manfaat .....................................................…………………………….. 5
A. Pengertian Pre-Eklamsia................................…………….......………. 6
B. Etiologi Pre-Eklamsia...................................……………………......... 6
F. Faktor-Faktor Predisposisi..................................................................... 18
G. Penanganan Preeklamsia........................................................................ 18
A. Kasus ......................................………......................…….......………. 21
5
B. Pembahasan ...........................………......................……………......... 21
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 26
B. Saran ......................................………......................……………......... 26
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Wanita merupakan tonggak kesehatan dalam sebuah keluarga. Dalam hal ini
seorang wanita menjadi patokan keberhasilan keluarga, karena ibu yang sehatakan
melahirkan generasi bangsa yang cemerlang. Oleh karena itu, penting untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak. Salah satu
indikator derajat kesehatan adalah angka kematian ibu dan bayi. Derajat kesehatan
ini dikatakan tercapai atau baik jika AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka
Angka Kematian Ibu (AKI) masih menjadi salah satu masalah kesehatan ibu
dan anak di Indonesia. Tingginya AKI di Indonesia yakni mencapai 359 per
100.000 Kelahiran Hidup (KH), masih jauh dari target Millenium Development
DGs) pada tahun 2015 yaitu AKI sampai pada 102 per 100.000 KH atau
Goals (M
1,02 per 1000 KH (SDKI, 2012). Data World Health Organization ( WHO) tahun
8
ibu pada tahun 2010 yang terdiri atas Afrika Sub-Sahara (56%) dan Asia Selatan
Sedangkan di negara – negara Asia tenggara yaitu 150 ibu per 100.000 kelahiran
Jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2016
ibu tahun 2015 yang sebanyak 619 kasus. Artinya, angka kematian ibu Provinsi
Jawa Tengah juga mengalami penurunan dari 111,16 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2015 menjadi 109,65 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2016.
Brebes yaitu 52 kasus, diikuti Kota Semarang 35 kasus, dan Tegal 33 kasus.
Proporsi kematian ibu berdasarkan sebab kematian tahun 2013 yaitu preeklampsia
9
sebesar 33%, kemudian di ikuti dengan pendarahan sebesar 23%, decomp cordis
sebesar 19%, meningitis sebesar 7%, oedem paru sebesar 5%, infeksi sebesar 3%,
gagal ginjal 3%, kehamilan etopik 3%, dehidrasi (hiperemesis) 2%, asbes hepar
Menurut penelitian Vata et al pada tahun 2015, sepuluh juta wanita diseluruh
berjumlah 500.000 bayi per tahun (Vata et al., 2015). Preeklampsia adalah
terdapat 300 mg atau lebih protein urine per 24 jam atau 30 mg/dL (1+ pada
dipstick) dalam sampel urine acak (Cunningham et al., 2010). Menurut Mansjoer
dkk, preeklampsia yaitu timbulya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat
epigastrium dan keneikan tekanan darah yang progresif, kasus tersebut disebut
eklampsia.
10
Setiap tahun sekitar 50.000 ibu meninggal di dunia karena eklampsia. Insiden
itu kejadian kejang ini harus dihindarkan. Dalam suatu studi multisenter,
bahwa magnesium sulfat merupakan obat yang paling efektif untuk mengatasi
kejang pada eklampsia dibandingkan dengan obat lain misalnya diazepam. Untuk
sulfat dapat digunakan dengan mudah di negara berkembang, karena obat ini tidak
MD, 2005).
penyakit ginjal, diabetes mellitus, hipertensi kronik yang sudah diderita sebelum
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sri yun utama tahun 2008 menyebutkan,
dari kasus preeklamsia pada ibu hamil di RSD Raden Mattaher Jambi 62,4%
terjadi pada multigravida, pada usia kehamilan>28 minggu, dan 86,9 % tidak
B. Tujuan
11
1. Tujuan Umum
dalam kehamilan).
2. Tujuan Khusus
ibu hamil?
C. Manfaat
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Pre-Eklamsia
Kata eklamsia berasal dari Yunani yang berarti halilintar karena gejala
penyebab kematian ibu dan perinatal yang tinggi terutama di negara berkembang.
( Manuaba, 2012)
penyakit teoritis. Banyak teori-teori di kemukakan oleh para ahli yang mencoba
preeklamsia adalah teori “iskemia plasenta”. Namun teori ini belum dapat
menerangkan semua hal yang berhubungan dengan penyakit ini (Manuaba, 2008).
kali (primigravida), kejadiannya akan makin tinggi pada adanya penyakit ibu yang
dengan regangan rahim makin tinggi seperti hamil dengan kebanyakan air
ketuban, kehamilan ganda dan hamil dengan janin besar (Manuaba, 2008).
15
adalah :
proteinuria.
5. Defisiensi kalsium
16
C. Patofisiologis Preeklamsia
dan proteinuria.
renin dan aldosterone, spasme pembuluh darah arteriol dan tertahannya garam dan
berikut:
spasme pembuluh darah ateriol menuju organ penting dalam tubuh dapat
menimbulkan :
dan asidosis.
fungsi jantung.
garam tubulus tetap, terjadi retensi air dan garam, edema pada tungkai
(Manuaba 2012).
mendadak (sebelum hamil tekanan darah normal) ≥140/90 mmHg dan adanya
protein urine (diketahui dari pemeriksaan laboratorium urine) +1/+2 dan terjadi
pada usia kehamilan di atas 20 minggu (Wibisono dan Dewi, 2009). Tanda dan
19
terutama tampak pada tungkai, muka disebabkan ada penumpukan cairan yang
berlebihan di sela-sela jaringan tubuh, tekanan darah tinggi dan dalam air seni
terdapat zat putih telur (pemeriksaan urine dari laboratorium). Preeklampsi berat
terjadi bila ibu dengan preeklampsi ringan tidak dirawat, ditangani dan diobati
dengan benar. Preeklampsi berat bila tidak ditangani dengan benar akan terjadi
yaitu :
1. Sakit kepala
2. Gangguan penglihatan
4. Oedema
5. Asimtomatik
Semakin nyata tanda dan gejala, semakin sulit untuk menghambat perburukan
menyebabkan bahaya pada ibu dan janin. Gejalanya adalah pembengkakan pada
beberapa bagian tubuh, terutama muka dan tangan. Lebih gawat lagi apabila
20
disertai peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba serta kadar protein yang tinggi
Preeklampsi harus segera diatasi, bila tidak akan berlanjut menjadi eklampsi
yang ditandai dengan kejang, bahkan sampai koma, karena dalam darah ibu hamil
yang mengalami preeklampsi ditemukan adanya zat yang bisa menghancurkan sel
endotel yang melapisi pembuluh darah. Kondisi ini sangat berbahaya bagi ibu
hamil dan janin, jika tidak segera ditangani akan terjadi kerusakan menetap pada
syaraf, pembuluh darah atau ginjal ibu. Sementara itu, bayi akan mengalami
menjadi:
1. Pre-eklampsia Ringan
Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit
1) Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi
2) Oedema umum, kaki, jari tangan dan muka atau kenaikan berat
2. Pre-eklampsia Berat
a. Definisi
22
sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg disertai
b. Diagnosis
1) Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik >
110 mmHg. Tekanan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil
8) Hiperrefleksia
pelayanan suportif terhadap penyulit organ yang terlibat, dan saat yang
f. Pengobatan medikamentosa
rawat inap dan dianjurkan tirah baring miring ke satu sisi (kiri).
tinggi untuk terjadinya edema paru dan oliguria. Sebab terjadinya kedua
1) Monitoring input cairan (melalui oral ataupun infus) dan output cairan
cc/jam
terjadi bila produksi urin < 30 cc/jam dalam 2-3 jam atau < 500
asam lambung yang sangat asam. Diet yang cukup protein, rendah
a) Loading dose
b) Maintenance dose
Diberikan infus 6 gram dalam larutan Ringer / 6 jam, atau diberikan 4 atau
Syarat pemberian:
menit.
terakhir.
F. Faktor-Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya pre-eklamsi meliputi:
1) Pre-eklamsia sering mengenai perempuan muda dan nulipara
2) Faktor genetik
3) Lingkungan
4) Sosioekonomi
5) Musim (Lawlor 2005, palmer 1999k, spancer 2009 dkk dalam Cuningham)
6) Pasien yang miskin dengan pemeriksaan antenatal yang kurang atau tidak
sama sekali dan nutrisi yang buruk, terutama dengan diet kurang protein.
7) Mempunyai riwayat preeklamsi dan eklamsi dalam keluarga.
8) Mempunyai penyakit vaskular hypertensi sebelumya.
9) Kehamilan-kehamilan dengan tropoblast yang berlebihan ditambah vili
korion.
27
a) Kahamilan ganda
b) Mola hidatidosa
c) Diabetes Mellitus
d) Hidrops fetalis (Taber, 1994: 239)
G. Penanganan Pre-Eklamsi
1. Penanganan Pre-eklamsi Ringan
a) Rawat jalan
1) Banyak istirahat (berbaring tidur miring)
2) Diet: cukup protein, rendah karbohidrat, lemak, dan garam.
3) Sedativa ringan (jika tidak bisa istirahat) tablet fenobarbital 3x30 mg
peroral selama 2 hari
4) Roboransia
5) Kunjungan ulang tiap 1 minggu
Indikasi : indikasi perawatan aktif ialah bila di dapatkan satu atau lebih keadaan ini
pada ibu:
a) Kehamilan lebih dari 37 minggu
b) Adanya tanda-tanda impending
c) Kegagalan terapi pada perawatan konservatif
Pada janin:
a) Adanya tanda-tanda fetal distres
b) Adanya tanda-tanda IUFD (Marmi,dkk, 2001 : 69-70)
29
PATHWAY
30
BAB III
A. Kasus
pendidikan terakhir SMP. Suami (Tn.Y) usia 40 tahun bekerja sebagai buruh
mengeluhkan pusing sejak seminggu yang lalu dan kaki bengkak. Ibu tidak pernah
memeriksakan kehamilannya selama hamil ini, karena ibu malu hamil lagi. Ibu
tetapi dari keluarga ada riwayat hipertensi. Tidak ada riwayat alergi obat, ibu
dan kadang dibantu oleh ibu mertua. Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu,
anak pertama ibu laki-laki berumur 17 tahun dan yang kedua perempuan berumur
5 tahun. Riwayat persalinan yang lalu kedua persalinanya ditolong oleh bidan,
terlihat kurang baik, kesadaran kompos mentis, Tekanan darah ibu saat datang
ibu dalam batas normal kecuali pada bagian tungkai bawah ibu mengalami edema.
Pada palpasi leopold : Leopold 1 : 28cm, teraba bagian kurang bulat, lunak, dan
kurang melenting, Leopold II kanan : ada tahanan besar teraba satu bagia keras
31
memanjang seperti papan. Leopold II kiri : teraba bagian kecil. Leopold III :
his blm ada, DJJ puntum maksimum tempat kanan bawah pusat, frekuensi 142x/
B. Pembahasan
1. Berdasarkan keluhan
a. Sakit kepala
b. Gangguan penglihatan
d. Oedema
e. Asimtomatik
2. Riwayat antenatal
berisiko tinggi terkena pre eklampsi dalam kehamilannya. Hasil penelitian ini
diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nuryani dkk (2013), yang
3. Riwayat penyakit
32
Ny.P Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit jantung, DM, tetapi dari
kejadian pre eklampsi pada ibu hamil. Tetapi DM bukan merupakan faktor
pendukung terjadinya Pre eklampsi pada ibu hamil. Sehingga riwayat penyakit DM
pada Ny. P tidak menjadi faktor risiko pre eklampsi ibu hamil, tetapi riwayat
keluarga dengan hipertensi dapat menjadi faktor risiko terjadinya Pre eklampsi.
33
4. Pekerjaan
Ny.P adalah seorang IRT. Menurut penelitian oleh saraswati (2014), menyatakan
bahwa tidak ada hubungan antara pekerjaan dan kejadian pre eklampsi pada
ibu yang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Dari hasil penelitian tersebut
5. Usia
Ny.P berusia 37 tahun. Usia Ny.P merupakan usia dengan faktor risiko tinggi pre-eklampsi.
preeklampsia salah satunya yaitu faktor usia, Insiden tertinggi pada kasus
preeklampsia pada usia remaja atau awal usia 20 tahun, tetapi prevalensinya
meningkat pada wanita diatas 35 tahun. Bagi wanita yang berusia diatas 35 tahun,
selain fisik mulai melemah, juga kemungkinan munculnya berbagai risiko gangguan
kesehatan, seperti darah tinggi, diabetes, dan berbagai penyakit lainnya termasuk
preeklampsia (Gunawan, 2010). Hal tersebut diperkuat dengan hasil penelitian oleh
Yogi (2014), yang menyimpulkan bahwa preeklamsia sering terjadi pada usia tua
atau diatas 35 tahun karena pada usia tersebut terjadi kelemahan fisik. Pada usia
tersebut cenderung didapatkan penyakit lain dalam tubuh ibu salah satunya
hipertensi, hal ini dikarenakan tekanan darah tinggi yang meningkat seiring dengan
34
penambahan usia. Berdasarkan kasus di atas usia Ny.P merupakan faktor pendukung
6. Graviditas
Ny.P G3P2A0 merupakan kehamilan multigravida. Menurut Angsar (2009) tentang teori
imunologik antara ibu dan janin yang menyatakan bahwa primigravida mempunyai
penelitian yang dilakukan oleh Gafur dkk (2011), yang menyatakan bahwa ada
hubungan antara status gravida dengan kejadian preeklampsia. Dalam kasus diatas
7. Usia kehamilan
Menurut (Royston, 1994) dalam (Dollar, 2008) preeklampsia biasanya muncul setelah usia
preeklampsia terjadi pada usia kehamilan >37 minggu dan makin tua kehamilan
makin berisiko untuk terjadinya preeklampsia. Pada Ny.P Usia kehamilan memasuki
minggu ke 32. Sehingga usia kehamilan Ny.P merupakan faktor risiko terjadinya pre
eklampsi.
8. Pendidikan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Saraswati (2016) menyatakan bahwa ibu hamil
dengan pendidikan rendah belum tentu memiliki pengetahuan yang rendah pula, hal
ini dikarenakan mereka mendapat pengetahuan dari penyuluhan yang dilakukan oleh
bidan desa dalam acara PKK desa atau arisan desa yang biasa dilakukan setiap
pemeriksaan berkala meliputi TD, protein urine, dan pemeriksaan fisik secara
general untuk menegakan diagnosa yang tepat sesuai tanda dan gejala dari pre
dengan jelas agar ibu lebih waspada. Sebagai tenaga kesehatan harus
dilakukan dengan istirahat yang cukup, tirah baring, pengkajian protein urine,
pengkajian tekanan darah secara berkala dan berikan edukasi ketika timbul
produksi urine). Kontrol setiap minggu, anjurkan segera kembali periksa bila
9. Berat badan
Dalam kasus berat badan ibu adalah 58 Kg dari berat badan sebelum hamil
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
pada ibu dan janin. Gejalanya adalah pembengkakan pada beberapa bagian
tubuh, terutama muka dan tangan. Lebih gawat lagi apabila disertai
peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba serta kadar protein yang tinggi
pada urin
preeklamsia
B. Saran
kesehatan.
Bagi tenaga kesehatan perlu adanya deteksi dini dan penanganan cepat-tepat.
Kasus preeklampsia harus ditindak lanjuti secara berkala dan klien diberi
DAFTAR PUSTAKA
Ai Yeyeh, Rukiyah, Yulianti, Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Jakarta : Trans Info Medika.
Basana, Lely Desi Uli, Mynawati Ch, Rinawati Sembiring. 2017. Faktor–Faktor
Yang Mempengaruhi Kejadian Hipertensi Pada Kehamilan Studicase
Controldi Wilayah Kerja Puskesmas Poriaha Kabupaten Tapanuli
Tengah Tahun 2017. Jurnal Ilmiah Kohesi. ISSN : 2579-5872. Vol (1)
No. 3.
Cunningham FG, Leveno KJ, Hauth JC, Bloom SL, Rouse DJ, Spong CY. 2010.
Williams obstetric23rd Edition. New York: McGraw-hill Companies.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2016. Profil kesehatan Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2016. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
40
Nuryani, Ade dkk, 2013, Hubungan Pola Makan, Sosial Ekonomi, Antenatal
Care dan Karakteristik Ibu Hamil dengan Kasus Preeklampsia di Kota
41
Makassar, (Online), Volume II, No. 2, hal 104- 112, diakses 23 Mei
2014, (http://450-684-1- SM(2).pdf).
Rukiyah, Yulianti, Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta :
Trans Info Medika
Wang, Sarosh Rana, et al. 2009. Preeclampsia: The Role of Angiogenic Factors
in Its Pathogenesis. American Physiological Journal Vol 24.
Wibisono H dan Dewi ABFK. 2009. Solusi Sehat Seputar Kehamilan. Jakarta:
PT Agro Media Pustaka.
WHO, UNICEF, UNFPA, and The World Bank Estimates. Trends in Maternal
Mortality: 1990-2010.Geneva: WHO; 2012.
Yogi, Etika Desi. 2014. Hubungan Antara Usia Dengan Preeklampsia Pada Ibu
Hamil Di POLI KIA RSUD Kefamenanukabupaten Timor Tengah Utara.
Jurnal Delima Harapan, Vol 3, No.2.
42
Pertanyaan 1
kehailan.
Jawaban :
sel, yang memainkan peran penting dalam perbaikan dan rekontruksi jaringan.
Pada ibu hamil dengan Pre Eklamsia mengalami disfungsi endotel karena ada
perubahan klinis dalam kehamilan yaitu adanya perlukaan pembuluh darah yang
Cara mengetahui adanya fibronektin yaitu dengan tes fetal fibronektin ( sumber :
Pertanyaan 2
Jawaban :