You are on page 1of 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

INTENSITAS NYERI PASIEN PASCA BEDAH ABDOMEN


DALAM KONTEKS ASUHAN KEPERAWATAN
DI RSUD. BADUNG
BALI

I Putu Artha Wijaya


Program Studi Keperawatan dan Ners
Stikes Bina Usada Bali
artha_wijaya001@yahoo.com

ABSTRACT
Post-surgical abdominal pain is a combination of several sensory experience, emotional and
unpleasant mental resulting from surgical trauma. Although the pain has been well managed,
approximately 86% of patients experience mild to severe pain of post surgical although analgesic
has been improved. This study aims at describing the characteristics of respondents (exploratory
study) and explaining the factors which influence the patient’s pain intensity of post-surgical
abdominal (explanatory study). The design of this study was descriptive analytical with cross
sectional approach on 71 post-surgical abdominal respondents. This study used State Anxiety
Inventory (S-AI) Form Y instrument to assess the patient’s anxiety of post-surgical abdominal,
attitude and belief toward pain, and the pain scale for assessing the pain intensity of post surgery
using a combination of Visual Analog Scale (VAS) and Numeric Rating Scale (NRS). The results of
this study showed that the factors which influence the pain intensity of o post-surgical abdominal
significantly were age (p = 0,017), gender (p = 0,004), spiritual (p = 0.0005), patient’s attitude
and belief toward pain (p = 0.0005), and the level of anxiety (0.0005). The factors which most
affect the intensity of post-surgical abdominal pain was the level of anxiety (component coefficient
B 0,573). The results of this study is useful for nursing practitioners as a reference in conducting
the management of post-surgical abdominal pain to considerate some factors of age, sex, spiritual,
patient’s attitude and belief toward pain, and the level of anxiety. The recommendations of this
study need further studies with the larger sample numbers and other factors which could affect the
pain.

Keywords: pain intensity; age; gender; spiritual; attitudes and beliefs toward pain, the level of
anxiety

PENDAHULUAN satu dari beberapa rute syaraf. Terdapat


Setiap orang dapat mengalami nyeri selama pesan nyeri berinteraksi dengan sel-sel
kehidupannya. Derajat nyeri dan respon syaraf inhibitor, mencegah stimulasi nyeri,
nyeri berbeda antara satu orang dengan sehingga tidak mencapai otak atau
orang lain (McGuire, 2006). Nyeri menurut ditransmisikan tanpa hambatan ke korteks
The International Association for the Study serebral. Sekali stimulus nyeri mencapai
of Pain (IASP) adalah suatu pengalaman korteks serebral, maka otak akan
sensori dan emosional yang tidak menginterpretasikan kualitas nyeri dan
menyenangkan, yang berhubungan dengan memproses informasi tentang pengalaman
kerusakan jaringan secara aktual atau dan pengetahuan yang lalu serta
potensial (Price & Wilson, 2006). kebudayaan dalam mempersepsikan nyeri
(McNair, 1999 dalam Potter & Perry,
Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, 2006).
emosi, dan perilaku. Stimulus penghasil
nyeri mengirimkan impuls melalui serabut Berdasarkan data awal yang dikumpulkan
syaraf perifer. Serabut nyeri memasuki oleh peneliti di Rumah Sakit Umum Daerah
medula spinalis dengan menjalani salah (RSUD) Badung Bali, jumlah pasien yang

Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 1 1


mengalami pembedahan abdomen tahun jenis kelamin, kebudayaan, makna nyeri,
2011 sebanyak 1008 pasien, tahun 2012 perhatian, ansietas, keletihan, pengalaman
sebanyak 948 pasien dan tahun 2013 sebelumnya, gaya koping, dukungan
sebanyak 1044 pasien, dengan jumlah keluarga dan sosial (Potter & Perry, 2006)
perbulan rata-rata pada tahun 2013 sekitar
87 pasien. Jenis pembedahan yang Faktor-faktor di atas tersebut
dilakukan seperti: appendiktomy, mempengaruhi pengalaman nyeri yang
herniotomy, dan seksio cesar. (Rekam dialami oleh pasien secara individual,
Medik RSUD. Badung Bali, 2013). Untuk sehingga hal ini sangat sulit untuk
data resmi yang menunjukan persentasi menentukan atau menilai nyeri yang
nyeri pasca bedah abdomen di RSUD. dialami oleh pasien. Dengan demikian,
Badung Bali tidak ditemukan, akan tetapi perawat sebagai garis terdepan dalam
peneliti memperoleh data pada saat memberikan pelayanan kepada pasien yang
melakukan studi pendahuluan pada tanggal mengalami nyeri pasca bedah abdomen,
20 Maret 2014 terhadap 6 orang pasien harus mampu untuk memahami pasien
pasca pembedahan abdomen yaitu secara individual terkait dalam pengelolaan
pembedahan herniotomy sebanyak 2 dan nyeri keperawatan (Board of Nursing,
pembedahan appendiktomy sebanyak 4 2008).
orang pasien. Dimana dari pembedahan
tersebut peneliti memperoleh data intensitas Pengelolaan nyeri keperawatan pasien
nyeri yang di rasakan oleh pasien pasca pasca bedah abdomen dilakukan melalui
pembedahan herniotomy dengan intensitas pendekatan proses keperawatan meliputi
nyeri 5 dan 6, sedangkan pada pembedahan pengakuan dan penerimaan nyeri pasien;
appendiktomy dengan intensitas nyeri 5 mengidentifikasi sumber nyeri pasien;
sebanyak dua orang dan intensitas nyeri mengkaji interval nyeri secara teratur,
pasien yang lain menunjukan intensitas melaporkan tingkat nyeri pasien,
nyeri 7 dan 8 pada daerah operasi pada hari mengembangkan rencana keperawatan yang
kedua sampai hari ketiga pasca melibatkan antardisiplin untuk mengelola
pembedahan. nyeri; melaksanakan strategi pengelolaan
nyeri meliputi antisipasi efek samping
Beberapa penelitian telah menunjukan pengobatan, dan pendidikan kesehatan
bahwa meskipun nyeri telah dikelola kepada pasien dan keluarga; mengevaluasi
dengan baik, kira-kira 70% pasien yang efektivitas strategi dan perencanaan;
mengalami nyeri akut sedang berlanjut mendokumentasikan respon pasien dan
menjadi nyeri akut hebat setelah dua hari hasil; dan advokasi pada pasien dan
pasca bedah (Owen, McMillan, & keluarga terhadap pengelolaan nyeri (Board
Rogowski, 1995, dalam Fink, 2006). Selain of Nursing, 2008).
itu juga, survey mengindikasikan bahwa
lebih dari 86% pasien mengalami nyeri Pengelolaan nyeri yang baik, tergantung
sedang ke nyeri hebat pasca pembedahan dari pengkajian nyeri yang akurat. Menurut
gynecology, meskipun analgesik Sloman, et al., (2004, dalam Mackintosh,
ditingkatkan (Mukherji & Rudra, 2006) dan 2007), pengkajian yang akurat pada nyeri
dapat menyebabkan efek samping yang pasca bedah abdomen adalah hal yang
dapat menimbulkan dampak fisiologis penting untuk memastikan nyeri dikelola
terhadap sistem organ dan psikologis pasien secara efektif. Tanpa pengkajian adalah hal
(Black & Hawks, 2014). yang mustahil untuk mengidentifikasi sifat
nyeri, karakterisktik nyeri individu atau
Dari penjelasan di atas peneliti sangat mengukur keefektifan pengelolaan nyeri.
tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang
“Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi METODE PENELITIAN
intensitas nyeri pasien pasca bedah Desain penelitian yang digunakan adalah
abdomen dalam kontek asuhan keperawatan deskriptif analitik dengan pendekatan cross
di RSUD. Badung Bali”. sectional (Notoatmodjo, 2012). Penelitian
ini bertujuan mendeskripsikan tentang
LANDASAN TEORI faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas
Beberapa faktor yang mempengaruhi nyeri nyeri pasien pasca bedah abdomen dan
pasca bedah abdomen seperti faktor usia, kemudian menganalisa hubungan faktor-

Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 1 2


faktor tersebut terhadap intensitas nyeri karakteristik responden dijelaskan
pasien pasca bedah abdomen. dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 5.1.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua Distribusi Menurut Usia Responden dan
pasien pasca bedah abdomen. Pengambilan Intensitas Nyeri Pasien Pasca Bedah
sampel dilakukan dengan metode non Abdomen di RSUD. Badung Bali
probability sampling melalui porposive Mei - Juli 2014 (N = 71)
sampling, yaitu cara pengambilan sampel
yang dilakukan dengan pertimbangan Min - CI
tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, Variabel Mean SD
Mak 95%
Persenta 19 31,83
Variabel Jumlah Usia 34,60 11,72 – –
se (%)
Agama 75 37, 38
Hindu 64 90,1 Intensitas
Non Hindu 7 9,9 Nyeri
Jenis Kelamin Pasien 4,38
Laki-laki 21 29,6 Pasca 4,83 1,88 2–8 –
Wanita 50 70,4 Bedah 5, 27
Spiritualitas Abdome
Kurang 26 36,6 n
Baik 45 63,4 Berdasarkan tabel 5.1 diatas menyajikan
Budaya distribusi frekuensi responden menurut
Positif 52 73,2 usia dan intensitas nyeri, analisis
Negatif 19 26,8 univariat didapatkan rata-rata usia
Tingkat Pendidikan responden yang mengalami nyeri pasca
Rendah 13 18,3 bedah abdomen adalah 34,60 tahun dan
Menengah 51 71,8 hasil analisis berikutnya menunjukan
Tinggi 7 9,9 rata-rata intensitas nyeri pasien pasca
Sikap dan Keyakinan bedah abdomen, dimana data yang
Negatif 26 36,6 peneliti peroleh yaitu data intensitas
Positif 45 63,4 nyeri setelah 30 menit pemberian
Tingkat Kecemasan analgesik adalah 4,83.
Cemas Ringan 52 73,2 Tabel 5.2.
Cemas Sedang 4 19,7 Distribusi Responden Menurut Agama,
Cemas Berat 5 7,0 Jenis Kelamin, Spiritualitas, Budaya,
Letak Insisi Tingkat Pendidikan, Sikap dan Keyakinan
Vertikal 29 40,8 Tentang Nyeri, Tingkat Kecemasan, dan
Obelik 21 29,6 Letak Insisi di RSUD. Badung Bali
Tranversal 21 29,6 Mei - Juli 2014 (N = 71)
berdasarkan sifat-sifat populasi yang sudah
diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2012) Berdasarkan tabel 5.2 diatas menyajikan
distribusi frekuensi dimana responden yang
HASIL PENELITIAN dominan yaitu beragama hindu berjumlah
Data yang didapatkan dianalisa dengan 64 responden (90,1%), jenis kelamin wanita
analisa univariat, bivariat, dan multivariat berjumlah 50 responden (70,4%),
sebagai berikut: spritualitas baik berjumlah 45 responden
a. Analisis Univariat (63,4%), budya positif berjumlah 52
Analisis univariat dilakukan untuk responden (73,2%), tingkat pendidikan
menjelaskan karakteristik masing- menengah sebanyak 51 responden (71,8%),
masing variabel, yaitu variabel usia, sikap dan keyakinan tentang nyeri positif
agama, jenis kelamin, spiritualitas, sebanyak 45 responden (63,4%), tingkat
budaya, tingkat pendidikan, pengalaman kecemasan ringan sebanyak 52 responden
nyeri sebelumnya, sikap dan keyakinan (73,2%), dan berdasarkan letak insisi vertikl
pasien tentang nyeri, tingkat kecemasan, berjumlah 29 responden (40,8%).
letak insisi, dan intensitas nyeri pasien
pasca bedah abdomen. Hasil analisis Tabel 5.3.

Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 1 3


Distribusi Responden Menurut Tabel 5.5.
Pengalaman Nyeri Sebelumnya di RSUD. Hubungan Jenis Kelamin, Spritualitas,
Badung Bali Budaya, Pengalaman Nyeri
Mei - Juli 2014 (N = 71) Sebelumnya, dan Sikap dan Keyakinan

Berdasarkan tabel 5.3 diatas menyajikan Perse


hasil pengalaman kurang nyaman Juml
Variabel ntase
mengalami nyeri sebelumnya yaitu 43 ah
(%)
responden (60,6%) dan tidak apa-apa Pengalaman Kurang Nyaman
mengalami nyeri sebelumnya berjumlah Berdasarkan Penyebab:
28 responden (39,4%). Injuri/Cedera 7 9,9
Penyakit 5 7,0
b. Analisis Bivariat Operasi 27 38,0
1) Hubungan Usia Responden dengan Dan lain-lain 4 5,6
Intensitas Nyeri Pasien Pasca Bedah Tidak Apa-apa Mengalami
Abdomen Menggunakan Uji Korelasi 28 39,4
Nyeri
Tabel 5.4. Pengalaman Kurang Nyaman
Hubungan Usia Responden dengan Berdasarkan Cara
Intensitas Nyeri Pasien Pasca Bedah Mengatasi:
Abdomen di RSUD. Badung Bali Istirahat 22 31,0
Berobat 20 28,2
Dan lain-lain 1 1,4
Tidak Apa-apa Mengalami
28 39,4
Nyeri
Intensitas Nyeri Pasien Pasien Tentang Nyeri dengan Intensitas
Pasca Bedah Abdomen Nyeri Pasien Pasca Bedah Abdomen di
Variabel RSUD. Badung Bali
r R 2
p value

Usia 0,283 0,080 0,017

Berdasarkan tabel 5.4 diatas menyajikan


hubungan usia responden dengan
intensitas nyeri pasien pasca bedah
abdomen melaui uji korelasi
menunjukan hubungan yang lemah (r =
0,283) dan berpola positif artinya,
semakin tinggi usia responden semakin
tinggi intensitas nyerinya. Nilai
koefisien dengan determinasi 0,080
artinya, intensitas nyeri pasca bedah
dipengaruhi oleh usia responden sebesar
8% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor
yang lain. Hasil uji statistik didapatkan
p = 0,017, berarti ada hubungan yang
signifikan antara usia responden dengan
intensitas nyeri pasien pasca bedah
abdomen (p value > 0,05).

2) Hubungan Jenis Kelamin, Spritualitas,


Budaya, Pengalaman Nyeri
Sebelumnya, dan Sikap dan Keyakinan
Pasien Tentang Nyeri dengan Intensitas
Nyeri Pasien Pasca Bedah Abdomen
Menggunakan Uji T-Independen.

Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 1 4


Hubungan Tingkat Pendidikan, Tingkat
Intensitas Nyeri Pasien Pasca Kecemasan, dan Letak Insisi dengan
Bedah Abdomen Intensitas Nyeri Pasien Pasca Bedah
Variabel
Me p N Abdomen di RSUD. Badung Bali
SD SE
an value Intensitas Nyeri Pasien
Jenis Pasca Bedah Abdomen
Kelamin Variabel 95 p
Laki- 21 Mea
5,80 1,50 0,32 SD % value
laki 0,004 n
CI
Wanita 4,42 1,88 0,26 50
Tingkat
Spiritualita Pendidikan
s 3,41
Kurang 3,69 1,56 0,30 0,000 26 Rendah 4,38 1,60 –
Baik 5,48 1,74 0,25 5 45 5,35
Budaya 4,29
Positif 4,86 1,93 0,50 52 Menengah 4,84 1,96 – 0,409
0,801
Negatif 4,73 1,79 0,49 19 5,39
Pengalama 3,96
n Nyeri Tinggi 5,57 1,71 –
Sebelumny 5,27
a Tingkat
Kurang 43 Kecemasan
Nyam 4,74 1,82 0,27 3,63
an 0,634 Cemas
4,05 1,52 –
Tidak 28 Ringan
4,96 1,99 0,37 4,48
Apa-apa 6,23
Sikap dan Cemas 0,000
6,71 0,82 –
Keyakinan Sedang 5
7,19
Negatif 3,69 1,56 0,30 0,000 26 6,91
Positif 5,48 1,74 0,25 5 45 Cemas
7,60 0,54 –
Berat
8,28
Berdasarkan tabel 5.5 diatas menyajikan Letak Insisi
hubungan jenis kelamin, spritualitas, 3,95
budaya, pengalaman nyeri sebelumnya, Vertikal 4,72 2,01 –
dan sikap dan keyakinan pasien tentang 5,49
nyeri dengan intensitas nyeri pasien 4,43
pasca bedah abdomen melalui uji T- Obelik 5,19 1,66 – 0,576
Independen diperoleh data variabel yang 5,94
memiliki hubungan yaitu variabel jenis 3,73
kelamin dengan nilai p = 0,004, Tranversal 4,61 1,93 –
spritualitas nilai p = 0,0005, dan 5,50
variabel sikap dan keyakinan tentang Berdasarkan tabel 5.6 diatas menyajikan
nyeri dengan nilai p = 0,0005. hubungan tingkat pendidikan, tingkat
Sedangkan veriabel yang tidak ada kecemasan, letak insisi dengan
hubunganya yaitu variabel budaya intensitas nyeri pasien pasca bedah
dengan nilai p = 0,801 dan variabel abdomen melalui uji ANOVA. Variabel
pengalaman nyeri sebelumnya dngan yang memiliki hubungan yaitu variabel
nilai p = 0,626. tingkat kecemasan dengan nilai p =
0,0005. Sedangkan variabel yang tidak
3) Hubungan Tingkat Pendidikan, Tingkat ada hubungan yaitu variabel tingkat
Kecemasan, Letak Insisi dengan pendidikan dengan p = 0,409 serta
Intensitas Nyeri Pasien Pasca Bedah variabel letak insisi dengan nilai p =
Abdomen Menggunakan Uji ANOVA. 0,576.

Tabel 5.6.

Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 1 5


c. Analisis Multivariat (r = 0,283) artinya semakin tua usia
Analisis statistik yang digunakan untuk responden semakin tinggi intensitas
mengetahui faktor yang paling dominan nyeri pasien pasca bedah abdomen
mempengaruhi intensitas nyeri pasien pasca yang dirasakan, hasil uji statistik
bedah abdomen adalah analisis multivariat didapatkan nilai p = 0,017, berarti ada
dengan menggunakan regresi linier ganda. hubungan yang signifikan antara usia
Analisis multivariat dilakukan dengan responden dengan intensitas nyeri
tahapan sebagai berikut: pasien pasca bedah abdomen (p value
1) Seleksi Bivariat > 0,05).
Terdapat 5 (lima) variabel independen
yang diduga mempengaruhi intensitas Hasil penelitian yang menunjukan
nyeri pasien pasca bedah abdomen, bahwa intensitas nyeri lebih tinggi
yaitu variabel usia (p = 0,017), jenis pada pasien usia lebih tua daripada
kelamin (p = 0,004), spritualitas (p = pasien dewasa muda, sesuai dengan
0,0005), sikap dan keyakinan pasien penelitian yang dilakukan oleh Melton
tentang nyeri (p = 0,0005), dan tingkat et al., (2008) terhadap pasien yang
kecemasan (p = 0,0005), berarti mengalami amputasi tungkai bawah
variabel-variabel tersebut memiliki p sebanyak 472 responden, penelitian ini
value lebih kecil dari 0,25 (p < 0,25) menunjukan bahwa antara tingkat
sehingga semuanya dapat masuk dalam keparahan nyeri dan gangguan rasa
pemodelan multivariat. sakit di pengaruhi oleh usia pada
orang dewasa yang lebih tua dan
2) Pemodelan Multivariat analisis perbedaan kelompok usia di
Uji statistik diperoleh nilai R Square campur dengan tingkat nyeri
0,622, berarti keempat variabel (usia, mengungkapkan dampak yang besar
jenis kelamin, sikap dan keyakinan ketika rasa sakit itu sedang atau berat
pasien tentang nyeri, dan tingkat tetapi tidak ketika rasa sakit itu ringan
kecemasan) dapat menjelaskan variabel atau sedang. Dapat disimpulkan
intensitas nyeri pasien pasca bedah bahwa data ini menunjukkan bahwa
abdomen sebesar 62,2% dan sisanya hubungan rasa nyeri atau gangguan
dijelaskan oleh variabel lain. Hasil uji lebih lemah pada orang lebih muda
statistik didapatkan nilai p value yaitu dibandingkan orang yang lebih tua.
usia (p = 0,070), jenis kelamin (p =
0,020), sikap dan keyakinan pasien Sedangkan secara teori menyatakan
tentang nyeri (p = 0,001), dan tingkat lanjut usia (lansia) berespon terhadap
kecemasan (p = 0,0005), berarti nyeri dapat berbeda dengan cara
persamaan garis regresi secara berespon orang yang berusia lebih
keseluruhan telah signifikan. muda (Smeltzer & Bare, 2012).
Beberapa faktor yang memengaruhi
3) Interpretasi Model respon orang tua antara lain orang tua
Berdasarkan nilai koefisien determinasi berpendapat bahwa nyeri yang terjadi
(R Square) diperoleh 0,622, berarti merupakan sesuatu yang harus mereka
62,2% intensitas nyeri pasien pasca terima (Herr & Mobily, 1991, dalam
bedah abdomen dipengaruhi oleh usia, Potter & Perry, 2006), kebanyakan
jenis kelamin, sikap dan keyakinan orang tua takut terhadap efek samping
pasien tentang nyeri, dan tingkat obat dan menjadi ketergantungan,
kecemasan. Faktor yang dominan sehingga mereka tidak melaporkan
mempengaruhi intensitas nyeri pasien nyeri atau menanyakan obat untuk
pasca bedah abdomen yaitu faktor menghilangkan nyeri (Brown, 2004,
tingkat kecemasan (0,573). dalam Lemone & Burke, 2008).

PEMBAHASAN b. Hubungan Jenis Kelamin dengan


a. Hubungan Usia dengan Intensitas Intensitas Nyeri Pasien Pasca Bedah
Nyeri Pasien Pasca Bedah Abdomen Abdomen
Hasil penelitian menunjukan bahwa Hasil penelitian menunjukan bahwa
hubungan usia dengan intensitas nyeri intensitas nyeri pasien pasca bedah
pasca bedah abdomen berpola positif abdomen pada laki-laki lebih tinggi

Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 1 6


daripada wanita. Analisis lebih lanjut memgonsumsi obat penghilang rasa
didapatkan nilai p = 0,004, berarti ada nyeri, menujukan bahwa 39%
hubungan yang signifikan antara jenis responden memilih mengkonsumsi
kelamin responden dengan intensitas obat penghilang rasa nyeri dan 61%
nyeri pasien pasca bedah abdomen (p responden mempersepsikan Tuhan
value < 0,05). atau Kekuatan Spiritualitas
membantu mereka mengatasi rasa
Hasil penelitian yang menunjukan sakit dan sebagai sumber
bahwa laki-laki mengalami intensitas kebahagiaan, koneksi, dan makna
nyeri lebih tinggi daripada wanita, hidup.
sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Yuan-Yi, et al., (2012) Selain itu didalam teori juga
mengenai korelasi karakteristik menyatakan mendoakan adalah
pasien, dan hubungan pasca bedah bagian dari terapi spiritualitas yang
dengan kebutuhan morpin dan merupakan tindakan untuk
penilaian nyeri saat istirahat dan mengurangi rasa sakit. Keyakinan
bergerak. Penelitian dilakukan dengan kepada Yang Maha Kuasa bisa
jumlah total responden sebesar 2.298 ampuh mengobati seperti halnya
yang menerima morpin. Hasil obat-obatan (Pusdiknakes, 2005).
penelitian menunjukan bahwa wanita Aktifitas berdoa/ mendoakan
kurang mengkonsumsi morpin melalui merupakan sumber yang efektif
PCA daripada laki-laki pada hari untuk mengatasi stres dan kecemasan
pertama sampai hari ketiga pasca yang ditandai dengan fungsi
bedah (P < 0,05). kardiovaskuler yang stabil, relaksasi
otot serta suasana hati yang lebih
Sedangkan secara teori menyatakan damai dan tenang (Turner & Clancy,
laki-laki memiliki sensitifitas yang 1986 dalam Potter & Perry, 2006).
lebih rendah (kurang mengekspresikan
nyeri yang dirasakan secara d. Hubungan Budaya dengan Intensitas
berlebihan) dibandingkan wanita atau Nyeri Pasien Pasca Bedah Abdomen
kurang merasakan nyeri (Black & Hasil penelitian menunjukan bahwa
Hawks, 2014; Smeltzer & Bare, intensitas nyeri pasien pasca bedah
2012). abdomen pada positif lebih tinggi
daripada budaya negatif. Analisis
c. Hubungan Spritualitas dengan lebih lanjut didapatkan nilai p =
Intensitas Nyeri Pasien Pasca Bedah 0,801, berarti tidak ada hubungan
Abdomen yang signifikan antara budaya dengan
Hasil penelitian menunjukan bahwa intensitas nyeri pasien pasca bedah
intensitas nyeri pasien pasca bedah abdomen (p value > 0,05).
abdomen pada spritualitas baik lebih
tinggi daripada spritualitas kurang. Hasil penelitian ini tidak sesuai
Analisis lebih lanjut didapatkan nilai dengan teori yang menyatakan bahwa
p = 0,0005, berarti ada hubungan setiap orang dengan budaya yang
yang signifikan antara spritualitas berbeda akan mengatasi nyeri dengan
dengan intensitas nyeri pasien pasca cara yang berbeda-beda. Orang yang
bedah abdomen (p value < 0,05). mengalami intensitas nyeri yang
sama mungkin tidak melaporkan atau
Hasil penelitian yang menunjukan berespon terhadap nyeri dengan cara
bahwa adanya hubungan spritualitas yang sama. Ada perbedaan makna
dengan itensitas nyeri pasien pasca dan sikap yang dikaitkan dengan
bedah abdomen sesuai dengan nyeri pada berbagai budaya. Budaya
penelitian yang dilakukan oleh mempengaruhi seseorang bagaimana
Glover Graf, et al., (2007) dimana cara toleransi terhadap nyeri,
dalam penelitian ini sebanyak 95 mengintepretasikan nyeri, dan
orang yang menerima pengobatan bereaksi secara verbal atau non-
untuk nyeri kronis yang disurvei verbal terhadap nyeri (LeMone &
menggunakan spiritualitas dan Burke, 2008).

Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 1 7


Hasil penelitian ini sesuai dengan
e. Hubungan Tingkat Pendidikan penelitian yang dilakukan oleh Perry,
dengan Intensitas Nyeri Pasien Pasca et al. (2005) menemukan bahwa 29%
Bedah Abdomen wanita dengan pembedahan abdomen
Hasil penelitian menunjukan bahwa histerektomy dilaporkan mempunyai
intensitas nyeri pasien pasca bedah nyeri yang lebih hebat daripada
abdomen pada tingkat pendidikan pengalaman nyeri pembedahan
tinggi lebih tinggi daripada tingkat abdomen sebelumnya. Sisanya 71%
pendidikan rendah dan menengah. wanita yang dilakukan histerektomy
Analisis lebih lanjut didapatkan nilai mangalami nyeri ringan atau sama
p = 0,409, berarti tidak ada hubungan seperti pengalaman nyeri
yang signifikan antara tingkat sebelumnya.
pendidikan dengan intensitas nyeri
pasien pasca bedah abdomen (p value Hal ini sesuai dengan teori yang
> 0,05). menyatakan responden yang pernah
mengalami nyeri sebelumnya
Hasil penelitian yang menunjukan memiliki intensitas nyeri yang lebih
bahwa tingkat pendidikan tidak ada rendah dibandingkan yang tidak
hubungan berpengaruh terhadap pernah mengalami nyeri sebelumnya,
intensitas nyeri, sesuai dengan karena nyeri sebelumnya berhasil
penelitian yang dilakukan oleh dihilangkan, maka akan lebih mudah
Faucett, et al., (2009) yang bertujuan bagi individu tersebut untuk
untuk melihat intensitas nyeri pasca melakukan tindakan-tindakan yang
bedah pada 543 sampel. Hasil diperlukan untuk menghilangkan
penelitian menunjukan bahwa tidak nyeri (Potter & Perry, 2006).
ada korelasi signifikan antara VAS
intensitas tingkat nyeri dan tingkat g. Hubungan Sikap dan Keyakinan
pendidikan. Tentang Nyeri dengan Intensitas
Nyeri Pasien Pasca Bedah Abdomen
Sedangkan didalam teori menyatakan Hasil penelitian menunjukan bahwa
bahwa tingkat pendidikan merupakan intensitas nyeri pasien pasca bedah
salah satu faktor yang menentukan abdomen pada sikap dan keyakinan
terhadap terjadinya perubahan positif memiliki intensitas nyeri lebih
perilaku, dimana semakin tinggi tinggi daripada sikap dan keyakinan
tingkat pendidikan seseorang, maka negatif. Analisis lebih lanjut
seseorang telah mengalami proses didapatkan nilai p = 0,0005, berarti
belajar yang lebih sering, dengan kata ada hubungan yang signifikan antara
lain tingkat pendidikan sikap dan keyakinan tentang nyeri
mencerminkan intensitas terjadinya dengan intensitas nyeri pasien pasca
proses belajar (Notoatmodjo, 2012). bedah abdomen (p value < 0,05).

f. Hubungan Pengalaman Nyeri Hasil penelitian yang menunjukan


Sebelumnya dengan Intensitas Nyeri bahwa adanya hubungan sikap dan
Pasien Pasca Bedah Abdomen keyakinan tentang nyeri dengan
Hasil penelitian menunjukan bahwa intensitas nyeri pasca bedah
intensitas nyeri pasien pasca bedah abdomen, sesuai dengan penelitian
abdomen pada pengalaman nyeri yang dilakukan oleh Nimmaanrat
sebelumnya tidak pernah mengalami (2007) yang bertujuan untuk meneliti
nyeri sebelumnya lebih tinggi pengaruh sikap, keyakinan, dan
daripada responden yang pernah harapan pasien terhadap nyeri pasca
mengalami nyeri sebelumnya. bedah ginekology dan pengelolaan
Analisis lebih lanjut didapatkan nilai nyeri. Penelitian menggunakan studi
p = 0,626, berarti tidak ada hubungan prospektif yang dilakukan pada 112
yang signifikan antara budaya dengan pasien yang menjalani pembedahan
intensitas nyeri pasien pasca bedah ginekology mayor. Pengukuran
abdomen (p value > 0,05). terhadap sikap dan keyakinan
terhadap nyeri yang dialami

Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 1 8


dilakukan pasca bedah. Hasil kecemasan yang dialami oleh pasien
penelitian menunjukan bahwa 89% dapat mempengaruhi respon pasien
mengalami nyeri sedang sampai terhadap nyeri. Pendapat yang sama
sangat hebat. juga dikemukakan oleh Unruh dan
Henrikson (2005) bahwa status
Adanya hubungan antara sikap dan emosional mempengaruhi persepsi
keyakinan tentang nyeri dengan nyeri. Sensasi nyeri dapat di blok oleh
intensitas nyeri pasien pasca bedah konsentrasi yang kuat atau dapat
abdomen sesuai dengan teori yang meningkat oleh cemas atau ketakutan.
menyatakan bahwa sikap dan
keyakinan terhadap nyeri dapat i. Hubungan Letak Insisi dengan
mempunyai pengaruh yang kuat Intensitas Nyeri Pasien Pasca Bedah
tentang bagaimana nyeri dirasakan Abdomen
dan cara pengelolaan nyeri. Hasil penelitian menunjukan bahwa
Pengenalan terhadap nyeri intensitas nyeri pasien pasca bedah
memungkinkan individu untuk abdomen pada letak insisi oblik lebih
membuat keputusan kapan nyeri tinggi daripada letak insisi vertikal
memberikan tanda potensial dan traansversal. Analisis lebih lanjut
berbahaya, atau kerusakan jaringan, didapatkan nilai p = 0,576, berarti
dan sumber apa atau derajat nyeri tidak ada hubungan yang signifikan
dapat dianggap aman (Unruh & antara budaya dengan intensitas nyeri
Henrikson, 2005). pasien pasca bedah abdomen (p value
> 0,05).
h. Hubungan Tingkat Kecemasan
dengan Intensitas Nyeri Pasien Pasca Hasil penelitian yang menunjukan
Bedah Abdomen bahwa letak insisi pasca bedah
Hasil penelitian menunjukan bahwa abdomen lebih tinggi letak insisi
intensitas nyeri pasien pasca bedah oblik lebih tinggi daripada letak insisi
abdomen pada tingkat kecemasan vertikal dan traansversal, sesuai
berat lebih tinggi daripada tingkat dengan penelitian yang dilakukan
kecemasan ringan dan sedang. oleh Brown dan Goodfellow (2008)
Analisis lebih lanjut didapatkan nilai tentang letak insisi tranversal dan
p = 0,0005, berarti ada hubungan insisi midline pada pasien yang
yang signifikan antara tingkat menjalani tindakan Hemikolektomy
kecemasan dengan intensitas nyeri sebanyak 213 pasien yang terdiri dari
pasien pasca bedah abdomen (p value 100 dilakukan insisi transversal dan
< 0,05) dan merupakan faktor yang 113 dilakukan insisi midline,
paling berpengaruh terhadap menunjukkan bahwa pasien pasca
intensitas nyeri pasien pasca bedah bedah abdomen merasakan nyeri
abdomen. lebih ringan pada letak insisi
transversal (termasuk insisi oblik)
Hasil penelitian ini sesuai dengan dibandingkan insisi midline dan insisi
penelitian Hobson, et al., (2006) pada vertikal.
penelitiannya menemukan bahwa
cemas secara signifikan berkorelasi Penyebab perbedaan hasil penelitian
dengan nyeri pasca seksio sesarea dengan teori adalah sudah
yang dilakukan pada 85 wanita yang berkembangnya tehnik sayatan dan
telah 3 hari pasca seksio sesarea alat-alat pembedahan yang lebih
dengan menggunakan alat ukur State canggih dan moderen. Sehingga
Trait Anxiety Inventory (STAI). dalam proses pembedahan jaringan
saraf yang terpotong dari tindakan
Adanya hubungan atau pengaruh pembedahan dapat diminimalkan
tingkat kecemasan terhadap intensitas sehingga raya sakit atau nyeri yang di
nyeri pasca bedah abdomen pada hasil dimbulkan sangatlah kecil bahkan
penelitian ini, sesuai dengan teori sampai tidak terasa nyeri untuk
yang dikemukakan oleh Mattassarin- beberapa jenis tindakan operasi.
Jacobs (2006) bahwa tingkat

Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 1 9


SIMPULAN DAN SARAN mempengaruhi intensitas nyeri pasien
Simpulan pasca bedah abdomen.
a. Gambaran karakteristik dari 71
responden menunjukan angka usia b. Bagi Institusi Pendidikan
yang mengalami nyeri pasca bedah Khususnya Universitas Muhammadiyah
abdomen adalah rata-rata berusia Jakarta Program Studi Magister
34,60 tahun. Agama responden yang Keperawatan, harus lebih aktif dalam
mengalami nyeri pasca bedah meningkatkan kualitas asuhan
abdomen didominasi beragama Hindu keperawatan pada pasien pasca bedah
90,1%, jenis kelamin wanita 70,4%, abdomen dengan selalu mengikuti
spritualitas baik 63,4%, budya positif perkembangan Evidence Based khususnya
73,2%, tingkat pendidikan menengah yang berkaitan dengan intensitas nyeri
71,8%, memiliki tengkat kecemasan pasien.
ringan 73,2%, sikap dan keyakinan
positif 63,4%, dan didominasi letak c. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
insisi vertikal 40,8%. Berdasarkan hasil penelitian, maka
dapat disarankan untuk penelitian lebih
b. Faktor-faktor yang berhubungan lanjut adalah:
secara signifikan dengan intensitas 1) Penelitian serupa dengan
nyeri pasien pasca bedah abdomen menambah jumlah sampel yang
adalah usia (p = 0,017), jenis kelamin lebih besar dan menambahkan
(p = 0,004), spritualitas (p = 0,0005), faktor-faktor lain yang dapat
sikap dan keyakinan pasien tentang mempengaruhi nyeri seperti
nyeri (p = 0,0005), dan tingkat pengetahuan pasien tentang nyeri,
kecemasan (0,0005). Sedangkan dukungan keluarga, dan perhatian
faktor-faktor yang tidak berhubungan pasien terhadap nyeri.
dengan intensitas nyeri pasien pasca 2) Dapat dikembangkan penelitian
bedah abdomen adalah budaya (p = lebih lanjut tentang korelasi
0,801), tingkat pendidikan (p = intensitas nyeri pasien pasca bedah
0,409), pengalaman nyeri abdomen dalam pengelolaan nyeri
sebelumnya (p = 0,634), dan letak secara farmakologi atau non-
insisi (p = 0,576). farmakologi.

c. Tingkat kecemasan merupakan faktor


yang paling mempengaruhi intensitas DAFTAR PUSTAKA
nyeri pasen pasca bedah abdomen Bandyopadhyay, M., Markovic, M., &
dengan nilai Coefficients Beta 0,573. Manderson, L. (2007). Women's
Semakin berat tingkat kecemasan perspectives of pain following day
pasien, semakin tinggi intensitas surgery in Australia. Australian Journal
nyeri yang dirasakan. of Advanced Nursing, 24(4), 19
Saran
a.Bagi Pelayanan Keperawatan Banks, A. (2007). Innovation in postoperative
Nyeri yang dialami oleh pasien pasca pain management: Continuous infusion
bedah abdomen bukan hanya akibat of local anesthetics. AORN Journal,
insisi, tetapi juga oleh pengalaman 85(5), 904-918
sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat trauma bedah. Black, J.M., & Hawks, J.H. (2014). Medical-
Oleh sebab itu, dalam pemberian surgical nursing clinical management
pelayanan keperawatan untuk for positive outcomes. (7th ed). St.
mengurangi nyeri hendaknya Louis, Missouri: Elsevier Saunders
memperhatikan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti faktor usia, Board of Nursing. (2008). Pain management
jenis kelamin, spritualitas, sikap dan nursing role/core competency a guide
keyakinan tentang nyeri serta faktor for nurses. Maret 14, 2014.
tingkat kecemasan, dimana dalam http://www.mbon.org/practice/pain_ma
penelitian ini tingkat kecemasan nagement.pdf
merupakan faktor yang paling dominan

Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 1 10


Brown, S.R., & Goodfellow, P.B. (2008). pain management outcomes for persons
Transverse verses midline incisions for with acute and chronic pain. Maret 14,
abdominal surgery. Maret 15, 2014. 2014.
http://search.proquest.com/docview/200 http://search.proquest.com/pqdweb/abstr
05199 act

Buggy, D.J., & Kerin, M.J. (2004) Gagliese, L., & Katz, J. (2006). Age
Paravertebral analgesia with differences in postoperative pain are
levobupivacaine increases postoperative scale dependent: A comparison of
flap tissue oxygen tension after measures of pain intensity and quality in
immediate latissimus dorsi breast younger and older surgical patients.
reconstruction compared with Pain, 103(1-2), 11-20. Maret 16, 2014.
intravenous opioid analgesia. Pain and http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12
Regional Anesthesia, 2(100), 375-380 749954

Carr, E. C., Thomas, V. N., & Wilson-Barnet, Gagliese, Lucia, Gauthier, Lynn, R.,
J. (2005). Patient experiences of Macpherson, Alison, K., et al. (2008).
anxiety, depression, and acute pain after Correlates of Postoperative Pain And
surgery: a longitudinal perspective. Intravenous Patient-Controlled
International Journal of Nursing Analgesia Use In Younger and Older
Studies, 42(5), 521-530. Maret 16, 2014. Surgical Patients. Maret 15, 2014.
http://search.proquest.com/docview/304 http://search.proquest.com/docview/200
719298/abstract 05199.

Chaturvedi, S., & Chaturvedi, A. (2007). Glover, G., Noreen M., Marini., Irmon.,
Postoperative pain and its management. Baker., Jeff., & Tina. (2007). Religious
Indian Journal of Critical Care and Spiritual Beliefs and Practices of
Medicine, 11(4), 204-211 Persons With Chronic Pain. Pain
Management Maret, 14, 2014
Craven, R.F., & Hirnle, C.J. (2007). http://rcb.sagepub.com/content/51/1/21.
Fundamentals of nursing, human health abstract
and function. (4th ed). Philadelphia:
Lippincott, Williams & wilkins. Gloth, F.M., Scheve, A.A., Stober, C.V.,
Chow, S., & Prosser, J. (2002). The
Crews, J.C. (2005). Acute pain syndromes, functional pain scale: Reliability,
dalam Raj, P.R. (Eds), Practical validity, and responsiveness in an
Management of Pain. Philadhelphia: elderly population, Maret, 24. 2014.
W.B. Sauders Company http://www.jamda.com/article/S1525-
8610(04)70443-0/abstract
Ene, K.W., Nodberg, G., Sjostrom, B., & Berg,
I. (2008). Pain and pain-related Halim, JA., Lip, H., Schmitz, PI., and Jeekel, J.
interference in adults with lower-limb (2009). Incisional hernia after upper
amputation: Comparison of knee- abdominal surgery: a randomised
disarticulation, transtibial, and controlled trial of midline versus
transfemoral surgical sites. Maret 14, transverse incision. Maret 14, 2014.
2014 www.biomedcentral.com/1472- http://link.springer.com/article/10.1007
6955/7/14 %2Fs10029-008-0469-7#page-1

Faucett, J., Gordon, N., & Levine, J. (2009). Hastono, S.P. (2010). Analisis data kesehatan,
Differences in postoperative pain FKM UI, Jakarta
severity among four ethnic groups. Pain
Management, Maret 14, 2014. Higgins, R.V., Naumann, R.W., & Hall, J.
http://search.proquest.com/pqdweb/163 (2007). Abdominal incisions and sutures
47/abstract in gynecologic oncological surgery,
Maret 15, 2014
Fink, R.S. (2006). A multidimensional model http://www.emedicine.com/
describing factors that influence optimal med/topic3397.htm

Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 1 11


McLafferty, E., & Farley, A. (2008). Assesing
Hobson, J.A., Slade, P., Wrench, I.J., & Power, pain in patients. Nursing Standard, 22
L. (2006). Preoperative anxiety and (25), 42.
postoperative satisfaction in women
undergoing elective caesarean section. Medical. (2007). Pain relief after surgery.
International Journal of Obstetrics Maret 16, 2014
Anesthesia, 15(1), 18-23 http://www.health24.com/
medical/Cond Mickey S, Patrica G.
Jong, W.D., & Sjamsuhidajat, R. (2005). Buku (2006). Gerontological Nursing: A
ajar ilmu bedah. Jakarta: EGC Health Promotion/ Protection
Approacb. Jakarta. EGC
Kozier, B., & Erb. (2004). Fundamentals of
nursing, concepts, process, and Moddeman, G.R. (2008). Factors influencing
th
the postoperative pain experience of
practice. (7 ed). New Jersey: Pearson
adult female. Pain Management. Maret
Education Inc.
14, 2014
http://search.proquest.com/pqdweb
Lemone, P., & Burke, M.K. (2008). Medical-
surgical nursing: Critical thinking in
clien care. New Jersey: Pearson Molton., Ivan R., Jensen., Mark P., Ehde.,
Dawn M., Smith., & Douglas G. (2008).
education Inc.
Phantom limb pain and pain
interference in adults with lower
Lewis, M.S., Heitkemper, M.M., & Dirksen,
extremity amputation: The moderating
R.S. (2004). Medical-surgical nursing
assessment and management of clinical effects of age. Maret 14, 2014 http://
th http://search.proquest.com/docview/614
problems. (5 ed). St. Louis: Mosby Inc. 493509/abstract

Lin, L.Y., & Wang, R.H. (2005). Abdominal Mukherji, S., & Rudra, A. (2006).
surgery, pain and anxiety: preoperative Postoperative pain relief for ambulatory
nursing intervention. Journal of surgery. Indian Journal Anaesthesia,
Advanced Nursing, 51(3), 252–260 50(5), 355-362

Mackintosh, C. (2007). Assesment and Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi


management patients with post- penelitian kesehatan. Jakarta: PT Rineka
operative pain. Nursing Standard, 22(5), Cipta.
49.
Nimmaanrat, S., Liabsuetrakul, T.,
Mattassarin-Jacobs, E. (2006). Pain, dalam Uakritdathikam, T., & Wasinwong, W.
Black, J.M., & Matassarin-Jacobs, E. (2007). Attitudes, Beliefs, And
(Eds), Medical surgical nursing: Expectations Of Gynecological Patients
Clinical management for continuity of Toward Postoperative Pain And Its
care. (hlm.342-396). Philadhelphia: Management. Journal Medical
W.B. Sauders Company Association. Maret 15, 2014.
http://search.proquest.com/docview/774
McDonald, D.D. (2006). Gender and ethnic 23254/abstract.
stereotyping and narcotic analgesic
administration. Maret 15, 2014. Pan, P.H., Coghill, R., Houle, T.T., Seid, M.H.,
http://search.proquest.com/docview/232 Lindel, W.M., Parker, R.L, et al. (2006).
54774. Multifactorial preoperative predictors
for postcesarean section pain and
McGuire, L. (2006). Pain: the fifth vital sign, analgesic requirement. Anesthesiology,
dalam Ignatavicius, D.D., & Workman, 104(3), 417-425
M.L. (Eds), Medical surgical nursing:
Critical thinking for collaborative care. Patnaik, V.V.G., Singla, Rajan, K., & Bansal,
(hlm.63-90). St. Louis, Missouri: V.K. (2007). Surgical incisions their
Elsiever Saunder. anatomical basis. Journal Anasthesia,
50(2), 170-178. Maret 14, 2014.

Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 1 12


http://www.bjj.boneandjoint.org.uk/cont
ent/80-B/1/139.short Patton, R.M. Smeltzer, S.C., & Bare, B. (2012). Buku Ajar
(2006). Intervention for preoperative Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
clients, dalam Ignatavicius, D.D., & Suddarth, Volume 1 Edisi 12. Jakarta:
Workman, M.L. (Eds), Medical surgical EGC.
nursing: critical thinking for
collaborative care. (hlm.294-316). St. Spielberger, C.D. (1995). State-trait anxiety
Louis, Missouri: Elsiever Saunder. inventory for adults. Redwood City
California, Mind Garden. Maret, 24.
Perry, F., Parker, R., White, P.F., & Clifford, 2014.
P.A. (2005). Role of psychological http://uscuh.staywellsolutionsonline.co
factors in postoperative pain control and m/
recovery and patient-controlled
analgesia. The Clinical Journal of Pain, Sudibyo S. & Rustika. (2013). Metodologi
10, 57-63 Riset Keperawatan. Jakarta. Trans Info
Media.
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2006).
th
Supriyatno. (2011). Perbedaan tingkat
Fundamental of nursing, (6 ed), USA:
Mosby Company. kecemasan menghadapi kecenderungan
impotensi ditinjau tingkat pendidikan,
Maret 16, 2014.
Price, S.A., & Wilson, L.M. (2006).
http://duniapsikologi.dagdigdug.com
Patofisiologi konsep klinis proses-
proses penyakit, Volume 2. Alih Bahasa:
Pendit, B.U, dkk. Jakarta: EGC. Sutrisno, J. (2010). Pengaruh Bimbingan Doa
dan Dzikir Terhadap Pasien Post
Operasi dalam Mengrang Rasa Nyeri di
Proske, J.M., Zieren, J., & Muller, J.M. (2005).
RSUD Swadana Pare Kediri. Skripsi.
Transvere versus midline incision for
UPN Veteran Yogyakara.
upper abdominal surgery. Surgery
Today, 35, 117-121
Uchiyama, K., Kawai, M., Tani, M., Ueno, M.,
Quek, K.F., Low, W.Y., Razack, A.H., Loh, Hama, T., & Yamaue, H. (2006).
Gender differences in postoperative pain
C.S., & Chua, C. B. (2004). Reliability
after laparoscopic cholecystectomy.
and validity of the Spielberger state-trait
Surgical Endoscopy Journal, 20(3),
anxiety inventory (STAI) among
urological patients: a Malaysian study. 448-451
The Medical journal of Malaysia, 59(2),
Unruh, A.M., & Henriksson, C. (2005).
258-67
Psychological, environmental and
Rao, M. (2006). Acute post operative pain.
behavioural dimensions of the pain
Indian Journal of Anaesthesia, 50(5),
experience, dalam Strong, J., Unruh,
340-344
A.M., Wright, A., & Baxter, G.D. (Eds),
Rosenberg, J., & Grantacharov, P.T. (2009). Pain: A textbook for therapists.
(hlm.65-81). Canada: Harcourt
Vertikal compared with transverse
incisions in abdominal surgery. Maret
Wells, N., Pasero, C., & McCaffery, M. (2007).
15, 2014.
Improving the quality of care through
http://www.crd.york.ac.uk/NIHR_CRD
WEB/ShowRecord.asp?ID=120010011 pain assessment and managemen.
17#.UyTt0z-Sxe8. Journal of Nursing, 105(7):30-33
Wilkinson, J.M. (2005). Nursing
diagnosis handbook with NIC
Rothrock, C.J., & Meeker, H.M. (2006).
interventions and NOC outcomes. (8th
Alexander’s care of the patient in
th ed). New Jersey: Pearson Education,
surgery. (11 ed). St. Louis: Missouri. Inc.
Mosby Inc. Roykulcharoen, V., & Good,
M. (2004). Sistematic relaxation to Yuan-Yi, C., Lok-Hi, C., Chun-Chieh, H., Liu,
relieve postoperative pain. Journal of K., Luo-Ping, G., & Pei-Ning, W.
Advance Nursing, 48, 140-148 (2012).Gender and pain upon movement

Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 1 13


are associated with the requirements for Analgesic Terhadap Rasa Nyeri Pasien
postoperative patient-controlled iv Pasca Bedah Abdomen. Tesis. FIK-UI
analgesia: a prospective survey of 2,298
Chinese patients. Canadian Journal of Zeljko, M., Zenon, P., Zdravko, P., Darko, S.,
Anesthesia, 49, 249-255. Maret 15, Radoslav, S., & Domagoj, D. (2007).
2014. Effect of surgical incision on pain and
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1 respiratory function after abdominal
1861342 surgery : A randomized clinical trial.
Yuliawati, S. (2010). Pengaruh Kombinasi Hepato-gastroenterology, 54(80), 2216-
Teknik Relaksasi Sistematik dan 2220

Jurnal Dunia Kesehatan, Volume 5 nomor 1 14

You might also like