You are on page 1of 12

JURNAL TEKNOLOGI TERPADU NO. 1 VOL.

3 JUNI ISSN 2338 - 6649

Penilaian Kondisi Bendungan Studi Kasus Bendungan Manggar


Mersianty
Program Studi Teknik Sipil
Politeknik Negeri Balikpapan,
Jl. Soekarno Hatta Km 8,
E-mail : mersianty@poltekba.ac.id

Abstract

Material alluvium of water plants and acacia roots that have died, because of suffused accumulating basin
water can affects the decrease of water quality and the capacity of the dam. In consequence, needed
condition assessment at dam Manggar to determine its maintenance activity. Maintenance System at dam
Manggar there is no such inspecting condition procedure of condition assessment until information of dam
very limited and not detail, its not yet gave its assessment of dam condition level. This Research focused on
arranging the procedure of condition assessment at spillway dam Manggar. Step of condition assessment
needs spillway component and sub component input, each of which component will be given wight bases
contribution level to function of dam service, and given value of condition index bases inspection of
criterion level condition its dam damage. There is 5 criteria of level condition categories damage that
compiled at spillway component and each criteria have value from scale 1 – 5 so-called value of condition
index. Scale 5 are given for good condition and scale 1 are given for failed condition. From result of
condition assessment on spillway of the dam Manggar by using method of index condition its got value of
condition index = 4,26, from scale of 1-5 condition index spillway of dam Manggar enters good condition
criteria, nevertheless start experience of degradation of condition value until remain to need activity of
routine maintenance.

Keywords : Dam, Condition assessment, maintenance, method of index condition.

Abstrak

Endapan material dari akar-akar tanaman air dan pohon-pohon akasia yang telah mati, akibat tergenang
air waduk dapat berdampak pada penurunan kualitas dan kapasitas tampung waduk. Oleh karena itu
diperlukan penilaian kondisi pada bendungan Manggar untuk menentukan kegiatan pemeliharaannya.
Sistem pemeliharaan pada bendungan Manggar belum disertai prosedur penilaian kondisi sehingga
informasi kondisi bendungan yang diperoleh sangat terbatas, belum sampai pada penilaian tingkat kondisi
bendungannya. Penelitian ini fokus pada penyusunan prosedur penilaian kondisi pada pelimpah
bendungan Manggar. Tahapan penilaian kondisi memerlukan input komponen dan sub komponen
pelimpah dimana masing-masing komponen akan diberi bobot berdasarkan tingkat kontribusi terhadap
fungsi layanan bendungan, dan di beri nilai indeks kondisi berdasarkan pemeriksaan kondisi tingkat
kriteria kerusakan bangunannya. Terdapat 5 kriteria kategori kondisi tingkat kerusakan yang disusun pada
komponen pelimpah dan masing-masing kriteria memiliki nilai dari skala 1 – 5 yang disebut nilai indeks
kondisi. Skala 5 diberikan untuk kondisi baik dan skala 1 diberikan untuk kondisi rubuh (hancur). Dari
hasil penilaian kondisi pelimpah bendungan manggar dengan menggunakan metode indeks kondisi
gabungan diperoleh nilai indeks kondisi = 4,26, dari skala indeks kondisi 1-5 secara umum kondisi
pelimpah bendungan Manggar masuk dalam kriteria kondisi baik, namun mulai mengalami penurunan
nilai kondisi sehingga diperlukan tindakan pemeliharaan untuk memperlambat terjadinya penurunan
kondisi.

Kata Kunci : Bendungan, Penilaian kondisi, Pemeliharaan, Metode indeks kondisi.

55
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU NO. 1 VOL. 3 JUNI ISSN 2338 - 6649

1. Pendahuluan

Bendungan Manggar merupakan


infrastruktur yang sangat penting bagi
masyarakat kota Balikpapan, dibangun
pada tahun 1982-1985 melalui dana hibah
kerajaan Belanda. Selain untuk memenuhi
kebutuhan air baku kota Balikpapan,
bendungan Manggar juga berfungsi
sebagai konservasi air yaitu mengurangi
limpasan permukaan (surface run off) dari
hulu sungai agar tidak terjadi banjir di hilir
dan untuk pengisian kembali air tanah. Gambar 1. Kondisi perairan waduk
Pertumbuhan penduduk kota Balikpapan Manggar
yang cukup tinggi setiap tahunnya,
berdampak pada meningkatnya kebutuhan Perluasan genangan waduk Manggar
air baku. Permasalahan krisis air bersih setelah dilakukan peningkatan
akibat pasokan air dari bendungan menyebabkan pohon-pohon akasia di
Manggar yang tidak mencukupi terutama kawasan hutan lindung seluas 70 Ha,
pada musim kemarau yang cukup panjang, ikut terendam dan mati. Pohon-pohon
maka pada tahun 1999-2006 dilakukan yang telah mati tidak dapat di tebang
peningkatan pada bendungan Manggar dan endapan material dari akar-akar
dengan cara menaikkan tinggi bendungan tanaman yang membusuk tidak dikeruk
dari elevasi 7,8 m menjadi elevasi 13,40 m karena terbentur peraturan perijinan
dengan kapasitas efektif waduk 14,20 juta pada kawasan hutan lindung, hal ini
m3 yang menghasilkan kapasitas produksi menyebabkan kapasitas tampung
900 l/det pada kondisi normal dan waduk menjadi tidak optimal.
kemampuan produksi pada musim Permasalahan yang ada pada waduk
kemarau adalah 160 hari tanpa hujan. Manggar saat ini, tentunya akan
membawa dampak terganggunya
Permasalahan yang ada pada fungsi operasi waduk dalam
bendungan Manggar saat ini yakni menyediakan air baku baik secara
menurunnya kualitas air yang tercemar kualitas maupun kuantitas, juga
oleh limbah masyarakat yang beraktivitas kerusakan-kerusakan pada bangunan
di sekitar hulu bendungan dan tumbuhan bendungannya. Untuk tetap menjamin
air yang hidup mengambang di permukaan operasi bendungan Manggar dapat
air waduk. Meskipun secara langsung tidak berfungsi dengan baik sepanjang umur
membahayakan, namun kualitas air yang layanannya, maka sangat diperlukan
buruk menyebabkan tingginya biaya-biaya kegiatan pemeliharaan, yang didahului
operasi pengolahan air waduk untuk dengan kegiatan pemeriksaan kondisi
memenuhi kelayakan kualitas air baku. bangunan untuk menetapkan kondisi
komponen yang harus dipelihara.

55
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU NO. 1 VOL. 3 JUNI ISSN 2338 - 6649

Pedoman pemeliharaan bendungan yang menghalangi berfungsinya suatu


digunakan sebagai panduan dalam bendungan sebagaimana mestinya.
pemeliharaan bendungan Manggar saat ini,
belum disertai prosedur maupun metode Kerusakan pada salah satu komponen
penilaian kondisi yang sesuai dengan berarti kerusakan pada bendungan,
fungsi bangunan bendungannya. Sebagai karena dapat mengakibatkan tidak
panduan dalam melaksanakan pemeriksaan berfungsinya komponen lain, sehingga
kondisi bendungan masih terbatas pada disebut juga kerusakan tidak langsung.
formulir-formulir inspeksi yang hanya Kerusakan fungsional pada bendungan
dapat memberikan informasi kondisi adalah kerusakan yang menyebabkan
komponen bendungan yang sangat terganggunya fungsi bendungan, yang
terbatas, belum sampai pada penilaian dapat berhubungan ataupun tidak
tingkat kondisi bendungannya. dengan kerusakan strukturalnya.
Kerusakan fungsional pada bendungan
Oleh karena sistem pemeliharaan dapat berupa menurunnya kapasitas
bendungan urugan belum didukung suatu bendungan yang disebabkan oleh
prosedur atau standar-standar penilaian endapan sedimen atau aliran air pada
kondisi bendungan yang secara umum bangunan pelimpah kurang lancar yang
dapat digunakan di Indonesia, sehingga disebabkan adanya penghalang
belum ada acuan penilaian kondisi yang tumbuhan vegetasi pada saluran.
baku dan dapat digunakan oleh pihak Kerusakan struktural adalah kerusakan
pengelola bendungan Manggar. Hal ini pada struktur komponen bendungan,
menyebabkan pengambilan keputusan sebagian atau keseluruhannya yang
untuk menentukan kegiatan-kegiatan menyebabkan stabilitas dari komponen
pemeliharaan bendungan seringkali bendungan menurun.
terkendala dalam menentukan prioritas
kegiatan pemeliharaan yang dibutuhkan Tolok ukur kerusakan dan kegagalan
dan penggunaan dana-dana pemeliharaan bendungan dijabarkan sebagai tidak
menjadi tidak efektif dan efisien. dapat berfungsinya bendungan sesuai
dengan maksud pembangunannya.
2. Pemeliharaan Infrastruktur Tolak ukur kegagalan bendungan yang
2.1 Penurunan Kondisi Bangunan di rumuskan adalah sebagai berikut :
1) Waduk tidak dapat berfungsi untuk
Definisi penurunan kondisi dari menampung air sehingga tidak dapat
beberapa kamus secara umum adalah dialirkaan melalui bangunan
sebagai “sesuatu yang bertambah pengeluaran.
buruk; terjadi depriasi atau menjadi 2) Bendungan dan bangunan
using”. Penurunan kondisi (deteriorasi) pelengkapnya tidak bisa mengatur
menurut E. Aktan et al (1996) adalah debit yang keluar dari waduk atau
suatu perubahan yang terjadi secara terjadinya pengeluaran air dari waduk
gradual dan dalam jangka panjang ke hilir yang tidak terkendali.
berdasarkan parameter-parameter yang 3) Bendungan dan bangunan
ditetapkan. Indikasi yang menunjukkan pelengkapnya tidak dapat menyediakan
terjadinya penurunan kondisi tinggi tekanan air yang cukup bagi
bendungan adalah terjadinya kerusakan keperluan pembangkitan tenaga listrik.
bendungan, baik kerusakan fungsional Kriteria kerusakan dan kegagalan pada
dan kerusakan struktural. Kerusakan bendungan yang dinilai menurut
bendungan dapat didefinisikan sebagai
setiap kejadian yang dapat

55
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU NO. 1 VOL. 3 JUNI ISSN 2338 - 6649

ICOLD (International Commission on


Large Dams), adalah sebagai berikut :
1) Keruntuhan tipe 1
Terjadi keruntuhan besar, sehingga
bendungan ditinggalkan/ tidak di
operasikan kembali. (a)
2) Keruntuhan tipe 2
Keruntuhan besar, tetapi kerusakan
bendungan masih dapat diperbaiki dan
bendungan dapat dioperasikan
kembali.

Kategori keruntuhan tipe 1 maupun tipe 2


dapat dikategorikan sebagai kegagalan (b)
tingkat besar dan terjadi disebabkan oleh:
a. Terjadinya peluapan dimana air
waduk mengalir melimpasi puncak
bendungan yang membentuk
rekahan (breach) dan berkembang
menjadi keruntuhan total.
b. Terjadinya bocoran besar, deras,
dan terpusat di hilir bendungan atau (c)
di bangunan yang berkembang
dengan cepat serta berwarna atau Gambar 2. Ragam Kerusakan pada
keruh sesuai dengan kandungan Bendungan :
material media aliran, disertai
longsoran urugan yang terjadi (a) keruntuhan bendungan akibat
akibat pengaruh bocoran tersebut. pelarutan material pondasi;
c. Terjadinya longsoran besar yang (b) Pelimpasan;
memotong puncak bendungan dan
menyebabkan pengeluaran air (c) perembesan air melalui tubuh
waduk tak terkendali atau bendungan menimbulkan
menyebabkan berkurangnya tinggi erosi buluh.
jagaan waduk.
d. Terjadinya pelarutan material 3) Musibah (accidents) tipe 1
fondasi maupun tubuh urugan yang Bendungan sudah beroperasi
berkembang dengan cepat dan sementara waktu, sudah dilakukan
berpotensi menyebabkan tindakan perbaikan sebagai
keruntuhan bendungan. pencegahan terhadap keruntuhan
termasuk penurunan muka air
waduk.
4) Musibah (accidents) tipe 2
Kerusakan telah dipantau/diamati
pada masa pengisin pertama dan
telah dilakukan tindakan perbaikan
sebagai pencegahan terhadap
keruntuhan termasuk penurunan
muka air waduk.

55
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU NO. 1 VOL. 3 JUNI ISSN 2338 - 6649

Kategori musibah tipe 1 maupun atau suatu penyempurnaan lebih lanjut,


tipe 2 dapat dikategorikan sebagai agar didapat suatu model penilaian
kegagalan tingkat sedang dan kondisi yang paling mendekati dengan
terjadi disebabkan oleh: kenyataan.
a. Terjadinya bocoran besar, deras,
dan terpusat di hilir bendungan, Metode indeks kondisi gabungan
atau di bangunan, yang yang dikembangkan pada suatu
berkembang dengan cepat serta infrastruktur (Haas and Hudson,1997),
berwarna atau keruh sesuai dengan merupakan cara untuk menggabungkan
kandungan material media aliran. dua nilai kondisi komponen atau lebih
b. Terjadinya lubang erosi (local dengan memberikan faktor
scouring) dan atau runtuhan tebing pembobotan untuk masing-masing nilai
akibat arus di kaki hilir bendungan kondisi tersebut. Persamaan metode
yang berkembang menjadi indeks kondisi gabungan adalah
longsoran. sebagai berikut :
c. Likuifaksi material karena beban
dinamik/gempa. i=n
CI =
5) Kerusakan lain Wn x Cn
Kerusakan lain dapat dikategorikan i=1

sebagai kerusakan ringan dan Keterangan :


meskipun bendungan tidak mengalami
kerusakan yang serius, namun dapat CI = Total nilai kondisi (Indeks
menyebabkan keruntuhan atau aksiden kondisi gabungan)
apabila kondisinya berkembang dan
menyimpang atau tindakan perbaikan Wn = Faktor bobot komponen
(remedial works, counter measures) bangunan ke – n
kurang memadai.
Cn = Nilai skala indeks kondisi
2.2 Penilaian Kondisi komponen bangunan ke – n

Indeks kondisi adalah salah satu n = Komponen bangunan ke -


metode yang banyak digunakan untuk 1,2,3……dst
menilai suatu kondisi bangunan. Dari
Indeks kondisi gabungan sangat
model penilaian kondisi tersebut dapat
diperlukan oleh para pengelola
dipelajari pola kecenderungan
ditingkat manajemen untuk mengetahui
penurunan kondisinya (deteriorasi) dan
kondisi infrastruktur yang dikelolanya
effect akibat dilakukannya tindakan
secara keseluruhan dan
pemeliharaan, rehabilitasi dan
mengkomunikasikan hasil evaluasinya
penggantian, yaitu tindakan yang dapat
kepada pengambil keputusan. Hasil
meningkatkan kondisi suatu fasilitas
evaluasi kondisi digunakan untuk
infrastruktur. Hal yang paling
menyusun prioritas program
mendasar dalam mengembangkan
pemeliharaan suatu infrastruktur.
model indeks kondisi adalah mengenal
Penyusunan prioritas pemeliharaan ini
sifat dari permasalahannya dan teknik
adalah hal yang umum dilakukan pada
untuk mengkuantifikasi informasi yang
pihak pengelola (departemen)
bersifat subjektif. Model yang
infrastruktur mengingat adanya
dikembangkan biasanya selalu
keterbatasan anggaran.
membutuhkan suatu pengembangan

55
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU NO. 1 VOL. 3 JUNI ISSN 2338 - 6649

2.3 Sistem Pemeliharaan Bangunan Bagan alir prosedur pemeliharaan adalah


sebagai berikut :
Pemeliharaan bangunan merupakan
suatu kegiatan yang sangat penting, agar Tata cara standar
pemeriksaan
bangunan tersebut dapat berfungsi dengan
baik dan memberikan manfaat yang sesuai Hasil pemeriksaan
Komponen bangunan
dengan rencana teknisnya, sepanjang umur yang akan diperiksa Pemeriksaan
komponen
bangunan

efektif bangunan tersebut. Kegiatan


pemeliharaan perlu didahului dengan Prosedur penilaian Penilaian kondisi
komponen bangunan
kegiatan pemeriksaan kondisi infrastruktur,
agar kondisi infrastruktur dapat dipantau
dan dapat dilakukan tindakan yang Hasil penilaian

diperlukan untuk menyakinkan bahwa


infrastruktur berada dalam keadaan aman Pedoman pengambilan
Perlu tidak
keputusan Stop
dan nyaman. Jenis-jenis pemeliharaan dipelihara?

meliputi (Soekirno, 2011) : ya

Pemeliharaan
1. Pemeliharaan preventif/proaktif
(Prevention Maintenace/Proactive Hasil
pemeliharaan
Maintenance) dilakukan untuk
memperlambat atau meniadakan Gambar 3. Prosedur Pemeliharaan Bangunan
deteriorasi/kerusakan atau kegagalan (Pemeriksaan, Penilaian Kondisi dan
Pengambilan Keputusan.
atau sistem infrastruktur.
2. Pemeliharaan korektif/reaktif 3. Bendungan Manggar
(Corrective/Reactive Maintenance),
ditujukan untuk memperbaiki Bendungan Manggar dibangun
kerusakan dan/ atau mengembalikan dengan membendung sungai Manggar
infrastruktur pada tingkat operasi, besar, dengan luas daerah tangkapan
fungsi memuaskan, layak setelah adalah 50,00 km2; curah hujan tahunan
terjadi kerusakan. 1730 mm-2539 mm. Tipe bendungan
3. Pemeliharaan menjaga kondisi (on- Manggar adalah bendungan urugan
condition maintenance), merupakan tanah homogen didirikan diatas
tindakan setelah monitoring untuk pondasi tanah lunak (soft soil) jenis
mempertahankan kondisi lempung alluvial yang sangat lemah,
infrastruktur. dengan tinggi puncak bendungan
4. Pemeliharaan restoral/renovasi ke adalah 13,40 m dengan kapasitas
tingkat semula tampung efektif waduk 14,20 juta m3.
(Restoration/renovation to Original Fungsi utama bendungan Manggar
State), kegiatan pemeliharaan yang adalah mensuplai kebutuhan air baku
segera dilakukan untuk mencegah untuk masyarakat kota Balikpapan
keruntuhan bangunan infrastruktur. dengan kapasitas produksi 900 l/d pada
kondisi normal dengan pengambilan
periode harian, dan kemampuan
produksi pada musim kemarau adalah
160 hari tanpa hujan. Fungsi lain dari
bendungan Manggar adalah : fungsi
konservasi dan pengendalian air pada
waduk, meliputi fungsi dalam

55
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU NO. 1 VOL. 3 JUNI ISSN 2338 - 6649

menyeimbangkan aliran air antara hulu


dan hilir sungai, serta memasok air ke
kantung-kantung air lain seperti ekuifer
(air tanah). Dengan demikian waduk
Bangunan Komponen Sub Komponen

dapat mengendalikan dan meredam


banjir pada musim hujan, serta
Pondasi

menyimpannya sebagai cadangan pada


musim kemarau untuk menghindari Tubuh Bendungan

kekeringan.
Bangunan Utama Kolam
Bendungan Tampungan
Waduk
(Reservoir)
Bendungan Manggar terdiri dari
bangunan utama yaitu bendungan Bangunan
Pengambilan
(Intake)

utama dan tanggul, waduk, bangunan


Bangunan

pengambilan, pelimpah, serta fasilitas Bendungan


Pelimpah

Manggar

pendukung lainnya. Panjang Emergency Outlet

bendungan utama 350 m, sedangkan


total panjang tanggul 1.060,00 m. Bangunan
Gedung

Susunan/ hirarki bendungan Manggar


dapat dilihat pada gambar 5, sebagai Bangunan
Pendukung
Jalan dan
Drainase

berikut : Bendungan

Mekanikal &
Elektrikal

Penghijauan &
Pertamanan

Gambar 5. Hirarki Komponen Bendungan


Manggar

4. Metodologi Penelitian
4.1 Hipotesis Penelitian

Prosedur penilaian kondisi


pelimpah bendungan Manggar memuat
tata cara penilaian kondisi dengan
metode indeks kondisi gabungan yang
Gambar 4. Denah Bendungan Manggar
(Puslitbang SDA, 2010)
dikembangkan oleh Hass dan Hudson
(1997), yang sangat berguna dalam
melakukan penilaian kondisi
infrastruktur, dan sangat membantu
dalam penerapan prioritas tindakan
pemeliharaan dan perbaikan bangunan
dari suatu sistem. Permodelan
perhitungan akan memberikan
gambaran kondisi kerusakan dari sub-
sub komponen bangunan hingga sistem
bangunan yang akan mempengaruhi
fungsi sistem secara keseluruhan.
Kondisi kerusakan suatu sistem
bangunan merupakan gabungan

55
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU NO. 1 VOL. 3 JUNI ISSN 2338 - 6649

kondisi kerusakan dari sub-sub dengan tingkat kondisinya


komponennya. (indeks kondisi)
 Memberikan bobot pada sub-
4.2 Rancangan Penelitian sub komponen pelimpah yang
kemudian dilakukan penilaian
1) Menetapkan rumusan masalah dan menggunakan metode indeks
tujuan penelitian kondisi gabungan.
2) Melakukan kajian pustaka terkait 4) Kesimpulan dan Saran.
lingkup permasalahan dan tujuan
yang telah di rumuskan. Kajian Tahapan-tahapan penelitian yang telah
pustaka dilakukan melalui studi- diuraikan dapat dilihat pada bagan alir
studi literatur untuk memperoleh penelitian sebagai berikut :
gambaran mengenai bangunan
bendungan, komponen, dan sub- Rumusan Masalah
dan Tujuan
sub komponennya, mempelajari
faktor-faktor penyebab terjadinya
penurunan kondisi bangunan serta Bendungan
Kajian Pustaka
Manggar
mempelajari metodologi penilaian
kondisi bangunan. Selain studi
literatur juga dilakukan kajian
mengenai bendungan Manggar, Penyusunan Prosedur Penilaian Pelimpah
yaitu melalui data-data sekunder Bendungan Manggar

maupun data-data teknis, yang


kemudian menjadi input dalam
menyusun suatu prosedur penilaian Kesimpulan dan
kondisi pelimpah bendungan Saran

Manggar.
3) Penyusunan prosedur penilaian Gambar 6. Bagan Alir Penelitian
kondisi bendungan, dengan
mengambil salah satu contoh kasus 5. Komponen dan Sub Komponen
komponen pelimpah yang memuat Pelimpah Bendungan Manggar
tatacara penilaian dan metodologi
yang digunakan untuk menilai Pelimpah pada bendungan Manggar
komponen pelimpah. Pokok-pokok merupakan sub komponen bangunan
pembahasan pada prosedur utama pada bendungan Manggar. Tipe
penilaian kondisi pelimpah pelimpah adalah pelimpah samping,
bendungan Manggar yaitu : yang di desain dapat melewatkan debit
 Membuat hirarki komponen dengan Q-desain 564,75 m3/s (periode
dan sub komponen pelimpah ulang PMF), dengan tinggi elevasi
bendungan Manggar. mercu 11,30 m, dan panjang mercu 30
 Mengidentifikasi kerusakan- m. Komponen pelimpah terdiri dari
kerusakan pada pelimpah sub-sub komponen yaitu bangunan
bendungan Manggar yang hulu, mercu dan bangunan hilir sebagai
diperoleh dari data-data primer berikut :
maupun data-data sekunder.
 Menyusun kriteria kondisi
kerusakan, dimana tiap-tiap
kondisi diberi penilaian sesuai

55
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU NO. 1 VOL. 3 JUNI ISSN 2338 - 6649

kategori kondisi kerusakan, tujuannya


adalah untuk menentukan klasifikasi
tingkat kerusakan dari tiap-tiap
komponen bendungan. Kriteria
kerusakan pada komponen pelimpah
dibagi dalam 5 kategori kondisi Tiap-
tiap kategori kondisi akan di beri nilai
atau indeks kondisi berdasarkan tingkat
kerusakannya. Pada penelitian ini
kriteria indeks kondisi diberikan dari
skala 1 – 5 yang ditentukan
berdasarkan jenis kategori kerusakan
yang disusun yaitu terdiri dari 5
kategori, sebagai berikut :
Gambar 7. Denah Pelimpah Bendungan
Manggar 5 Kondisi baik
I K
Pelimpah bendungan Manggar O
N
terbagi menjadi 3 komponen yaitu D N
komponen bangunan hulu, komponen E D 4 Kondisi rusak ringan
I
mercu dan komponen bangunan hilir, K
S S
masing-masing komponen terbagi lagi I
menjadi sub-sub komponen yang dapat 3 Kondisi rusak sedang
Saluran
pengarah
(P.1.1)
Sayap kanan
Bangunan hulu
tubuh pelimpah
(P1)
(P.1.2) 2 Kondisi rusak berat
Sayap kiri
tubuh pelimpah
(P.1.3)

1 Rubuh (hancur)
Puncak mercu
(P.2.1)
Komponen pelimpah Mercu pelimpah
bendungan Manggar (P2)
Saluran pengatur
Gambar 9. Nilai Indeks Kondisi
(P.2.2)

Saluran
Penyusunan skala indeks kondisi
pembawa
(P.3.1) yang disusun pada penelitian ini
Dinding kanan

Bangunan hilir
pelimpah
(P.3.2)
mengacu pada metode indeks kondisi
(P3) Dinding kiri
pelimpah
yang di buat oleh Uzarski (1997),
(P.3.3)

Peredam energi (tipe


dimana skala yang diberikan dari nilai
ruang olakan datar)
(P.3.4) 0 – 100 dengan 7 tujuh kriteria
dilihat pada susunan hirarki bangunan kerusakan yang masing-masing di beri
pelimpah sebagai berikut : nilai dengan range antara adalah 15,
sebagaimana telah dibahas pada bab II
Gambar 8. Hirarki pelimpah bendungan kajian pustaka. Secara umum tidak
Manggar
banyak literatur-literatur yang memuat
6. Kategori kondisi kerusakan pada tentang penentuan nilai skala indeks
pelimpah bendungan Manggar kondisi. sehingga pada penelitian ini
dilakukan penyesuaian terhadap
Kriteria kerusakan yang akan dinilai penentuan indeks kondisi hanya
pada komponen bendungan dan berdasarkan kriteria kondisi kerusakan
komponen pendukungnya, yang disusun tanpa nilai antara (range),
dikelompokkam menjadi beberapa hal ini juga dengan tujuan untuk

55
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU NO. 1 VOL. 3 JUNI ISSN 2338 - 6649

memudahkan dalam menghitung Penilaian kondisi bangunan pelimpah


jumlah kerusakan yang di nilai pada menggunakan persamaan metode
bangunan pelimpah dalam penelitian indeks kondisi gabungan sebagai
ini. berikut :

7. Prosedur Penilaian Kondisi


i=n
Pelimpah Bendungan Manggar CI = Wnx Cn
i=1
Prosedur Penilaian kondisi yang
merupakan suatu prototipe sederhana Keterangan :
yang memuat tata cara penilaian
kondisi pelimpah bendungan Manggar CI = Total nilai kondisi (Indeks
menggunakan metode indeks kondisi kondisi gabungan)
gabungan dengan tahapan sebagai
berikut : Wn = Faktor bobot komponen
bangunan ke – n
Komponen dan
Indeks Kondisi dan
Sub Komponen
Bobot Kondisi
Cn = Nilai skala indeks kondisi
Pelimpah
komponen bangunan ke – n

n = Komponen bangunan ke –
Hasil Penilaian
Penilaian Kondisi Menggunakan Metode Kondisi Komponen
Ya
Tindakan 1,2,3……dst
Indeks kondisi Gabungan Pelimpah Pemeliharaan
>5
Tabel 1. Perhitungan Indeks Kondisi (CI)
Pelimpah Bendungan Manggar
Tidak
Indeks Total
Stop Bobot kondisi (Cn) Nilai
Wilayah Pembahasan
Komponen (Wn) % skala 1-5 kondisi
No
Gambar 9 Prosedur Penilaian Kondisi
komponen komponen
Pelimpah Bendungan Manggar ke=n ke=n ke=n Wn xCn

Penilaian kondisi pelimpah dengan 1 P1.1 4 4 0.16


metode indeks kondisi gabungan
memerlukan input komponen dan sub- 2 P1.2 8 4 0.32

sub komponen pelimpah yang akan 3 P1.3 8 4 0.32


dinilai. Tiap sub-sub komponen akan
4 P2.1 40 4 1.6
dinilai berdasarkan tingkat kategori
kondisi kerusakannya yang disebut 5 P2.2 20 5 1
dengan penilaian indeks kondisi. Tiap
6 P3.1 4 4 0.16
sub-sub komponen juga akan diberikan
bobot berdasarkan kontribusi dan 7 P3.2 5 4 0.2
kepentingan pengaruh terhadap fungsi
8 P3.3 5 4 0.2
sistem (bangunan) pelimpah. Jumlah
nilai kondisi pada sub-sub komponen 9 P3.4 6 5 0.3
pelimpah akan memberikan gambaran
Nilai Kondisi
nilai kondisi pelimpah bendungan 100 Σ Wn x Cn
Manggar untuk kemudian sebagai = 4.26
dasar untuk menentukan penanganan
tindakan pemeliharaan yang
dibutuhkan.

55
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU NO. 1 VOL. 3 JUNI ISSN 2338 - 6649

Dengan menggunakan penilaian jumlah nilai kondisi sub-sub


metode indeks kondisi gabungan komponen pelimpahnya.
diperoleh nilai kondisi keseluruhan 3) Berdasarkan penyusunan kategori
komponen pelimpah yaitu 4,26. Dari kondisi tingkat kerusakan pada
indeks katergori kerusakan 1 – 5 komponen pelimpah diperoleh
dengan nilai kondisi yang diperoleh beberapa kriteria kondisi yang
maka komponen pelimpah termasuk masing-masing kriteria memiliki
kategori kondisi baik, tetapi terdapat nilai indeks kondisi yaitu :
beberapa kerusakan yang dapat a. Kondisi baik dengan nilai indeks
dikategorikan kondisi kerusakan kondisi 5
ringan.
b. Kriteria rusak ringan dengan
8. Kesimpulan nilai indeks kondisi 4

Dari hasil pembahasan diatas, c. Kriteria rusak sedang dengan


didapat beberapa kesimpulan sebagai nilai indeks kondisi 3
berikut :
d. Kriteria rusak parah dengan nilai
1) Prosedur penilaian kondisi indeks kondisi 2
pelimpah bendungan Manggar
yang disusun, berisi tata cara e. Kriteria rubuh atau hancur
penilaian kondisi bangunan dengan nilai indeks kondisi 1
pelimpah dengan menggunakan 4) Dari hasil perhitungan nilai kondisi
metode indeks kondisi gabungan. pada sub-sub komponen pelimpah
maka diperoleh nilai indeks kondisi
2) Tahapan penilaian dengan metode pelimpah bendungan Manggar
indeks kondisi gabungan yaitu a) yaitu 4,26. Dari skala kerusakan 1 –
menyusun komponen dan sub-sub 5, dengan nilai kondisi yang
komponen pelimpah yang akan diperoleh maka keseluruhan
dinilai. b) Tiap sub-sub komponen komponen pelimpah bendungan
akan dinilai berdasarkan tingkat Manggar termasuk dalam kategori
kategori kondisi kerusakannya kondisi baik.
yaitu terdapat 5 kategori kondisi Penurunan nilai kondisi komponen
yang diberi nilai skala 1 - 5 yang pelimpah mengindikasikan bahwa
disebut sebagai nilai skala indeks diperlukan kegiatan-kegiatan
kondisi. c) Pemberian bobot pemeliharaan yang bersifat rutin
berdasarkan kontribusi dan seperti pembersihan material
kepentingan pengaruh terhadap endapan dari tumbuh-tumbuhan
fungsi sistem (bangunan) pelimpah. yang telah mati dan batang-batang
d) Nilai kondisi pelimpah pohon, juga penambalan pada
bendungan Manggar merupakan dinding-dinding pelimpah

55
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU NO. 1 VOL. 3 JUNI ISSN 2338 - 6649

yang bocor. Pemeliharaan yang Kementrian Pekerjaan Umum, 2004,


kurang baik dapat mempercepat Undang-Undang No. 7 tahun 2004
penurunan nilai kondisi pada tentang, Sumber Daya Air, Jakarta.
bangunan bendungan Manggar. Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 37/2010 tentang
9. Daftar Pustaka Bendungan (Lembaran Negara RI
Tahun 2010 No. 45, Tambahan
Asdak Chay. 2002 Hidrologi Dan Lembaran Negara RI No. 5117).
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Presiden Republik Indonesia,
UGM, Yogyakarta. Ditetapkan di Jakarta, tanggal 18
Anonim, 2006, Master Plan PDAM Februari 2010.
Kota Balikpapan Peraturan Pemerintah Republik
Anonim. 2006, Master Plan Drainase Indonesia Nomor 92 tahun 2000
Kota Balikpapan, Dinas Pekerajaan tentang Penyelenggaraan Jasa
Umum Kota Balikpapan. Konstruksi, Jakarta.
Anonim, 2003 Pedoman Operasi, Radhi Sinaro,dkk., 2007, Menyimak
Pemeliharaan dan Pengamatan Bendungan di Indonesia (1910-
Bendungan, Komisi Keamanan 2006), Yayasan Kilas Teknologi
Bendungan (Balai Keamanan Konstruksi Indonesia, Jakarta.
Bendungan) Sosrodarsono, Suyono & Takeda
Anonim. 2007, Pedoman Operasi Kensaku, 1989, Bendungan Tipe
dan Pemeliharaan Bendungan Urugan, Pradnya Paramita, Jakarta.
Manggar, Balai Bendungan Besar Suyono S.,Kensaku Takeda., 1993,
Wilayah Sungai Kalimantan Timur. Hidrologi untuk pengairan. Pradnya
Balai Keamanan Bendungan, Ditjen paramita, Jakarta.
Sumber Daya Air, 2003. Pedoman Soetjiono, C., 2006. Pengkajian
Inspeksi Keamanan Bendungan. Instrumentasi Geoteknik pada
Januari 2003 Bendungan Tipe Urugan. Buletin
Gabbrielli, E., 2006, Why Integrated PUSAIR Vol.XV No. 45, Desember
Water Resources Management is 2006, ISSN: 0852-5919
relevan to water utilities, Diakses 11 Soetjiono, C., 2010. Perilaku dan
oktober 2013, dari http Keamanan Bendungan Manggar
://www.adb.org/water/operations/200 Kalimantan Timur. Buletin PUSAIR
6/Gabbrielli.pdf. Vol. VI No. 2, November 2010,
Hudson, W.R., Haas, R., Uddin, W., ISSN: 1829-9644
1997, Infrastructure Management Soekirno, Purnomo (2011):
Imonisawa & Vemuri, 1975, Manajemen Pemeliharaan
Hidrology & Hidraulic System. Infrastruktur, Program Studi
Magister Teknik Sipil, Institut
Teknologi Bandung

55

You might also like