Professional Documents
Culture Documents
Bagikan :
Dalam tatanan keperawatan kritis, ada 8 langkah yang bisa diaplikasikan sebagai upaya penerapan
manajemen resiko, yaitu :
Konteks merupakan dasar/pijakan bagi proses manajemen risiko selanjutnya. Indikator yang bisa
dijadikan dasar penilaian di area keperawatan kritis antara lain :
Contoh : Dengan data banyaknya kejadian VAP di area kritis, maka perlu dibuat protab untuk
menekan angka kejadian VAP bagi pasien yang terpasang ventilator.
Contoh : dengan membuat peta 10 besar penyakit yang sering dirawat di area keperawatan kritis.
3. Adanya peta risiko korporat di area kepereawatan kritis (gunakan pendekatan masukan, proses,
keluaran).
Contoh : ada laporan tentang kondisi pasien mulai dari masuk ruangan, proses perawatan, sampai
akhir proses perawatan dan pasien meninggalkan ruangan tersebut.
Indikator yang bisa dijadikan dasar penilaian di area keperawatan kritis antara lain :
Contoh : jika suatu rumah sakit belum memiliki oksigen sentral, maka perlu diantisipasi adanya
tabung oksigen yang jatuh dan bisa menimpa pasien.
Risk register mencatat semua sumber bahaya, lokasi, tingkat risiko dan rencana pengendaliannya.
Contoh : pada kasus VAP, sumber bahaya bisa dari pemakaian ventilator dalam jangka waktu lama,
petugas kesehatan yang tidak melakukan prosedur cuci tangan saat dan setelah melakukan intervensi
ke pasien, serta aktivitas lain yang bisa menjadi faktor risiko VAP, serta rencana pengendaliannya
harus dicatat dan perlu dijadikan suatu protab yang harus dipatuhi oleh seluruh tenaga kesehatan
yang ada pada area keperawatan kritis.
Penilaian risiko merupakan proses menganalisa tingkat resiko, pertimbangan tingkat bahaya, dan
mengevaluasi apakah sumber bahaya dapat dikendalikan atau tidak, dengan memperhitungkan
segala kemungkinan yang terjadi.
Indikator yang bisa dijadikan dasar penilaian di area keperawatan kritis antara lain :
Untuk mengidetifikasi potensi kerugian gunakan tabel matriks kualitatif. Menentukan Nilai
probabilitas kerugian menggunakan 3 kategori: Critical, Very Serious and Less Serious. Contoh risk
matrix :
Penilaian matriks risiko adalah suatu metode analisa kualitatif untuk menentukan derajat risiko suatu
insiden berdasarkan dampak dan probabilitasnya.
a. Dampak (Consequences)
Penilaian dampak / akibat suatu insiden adalah seberapa berat akibat yang dialami pasien mulai dari
tidak ada cedera sampai meninggal.
Penilaian tingkat probabilitas / frekuensi risiko adalah seberapa seringnya insiden tersebut terjadi.
Setelah nilai dampak dan probabilitas diketahui, dimasukkan dalam Tabel Matriks Grading Risiko
untuk menghitung skor risiko dan mencari warna bands risiko.
a. SKOR RISIKO
Bands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam empat warna yaitu : Biru, Hijau, Kuning
dan Merah. Warna “bands” akan menentukan Investigasi yang akan dilakukan :
Contoh : Pasien jatuh dari tempat tidur dan meninggal, kejadian seperti ini di RS X terjadi pada 2
tahun yang lalu
Skoring risiko : 5 x 3 = 15
Misalnya : di ruang ICU harus ada pemetaan jenis kuman yang berkembang.
Indikator yang bisa dijadikan dasar penilaian di area keperawatan kritis antara lain :
1. Adanya analisa secara kualitatif atau kuantitatif terhadap setiap risiko di area keperawatan kritis
Indikator yang bisa dijadikan dasar penilaian di area keperawatan kritis antara lain :
Adanya langkah pengendalian sampai risiko mencapai batas yang dapat diterima. Langkah
pengendalian risiko merupakan eliminasi bahaya dengan desain dan metode penilaian resiko yang
sesuai. Semua resiko harus dikurangi ke arah tingkat As Low As Reasonable Practical (ALARP).
Langkah pengendalian risiko yang bisa diterapkan dalam area keperawatan kritis diantaranya :
3. Tanggap darurat
Indikator yang bisa dijadikan dasar penilaian di area keperawatan kritis antara lain :
2. Adanya media untuk menyebarkan hasil ke seluruh pihak terkait dengan kegiatan
Indikator yang bisa dijadikan dasar penilaian di area keperawatan kritis antara lain :
2. Adanya dokumen hasil identifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian yang dilakukan
Contoh program yang bisa dilakukan di area keperawatan kritis antara lain :
SUMBER :
Komite Keselamatan Rumah Sakit. 2007. Meningkatkan Kepercayaan Dengan Patient Safety.
http://www.inapatsafety-persi.or.id
Konsep Safety dan Manajemen
Risiko dalam Akreditasi
PUSKESMAS dan FKTP (#5)
Manajemen Risiko
Salah satu upaya untuk menurunkan KTD adalah dengan menerapkan manajemen risiko.
Risiko adalah kerugian yang mungkin terjadi pada suatu waktu atau kegiatan. Manajemen
risiko dapat didefinisikan sebagai proses mengenal, mengevaluasi, mengendalikan,
meminimalkan risiko dalam suatu organisasi secara menyeluruh.
Kita sebelumnya harus membedakan dulu antara Risk dengan Hazard. Risiko adalah kejadian
yang tidak diharapkan yang mungkinterjadi pada suatu waktu atau suatu kegiatan. Sedangkan
hazard adalah Sesutu yang bisa menimbulkan kerugian atau korban. Sesuatu yang terpapar
hazard akan menimbulkan risiko.
Apabila kita merujuk pada multi causal theory dengan menggunakan Swiss Cheese diagram
(Reason, 1991) maka trigger atau pemicu terjadinya KTD adalah lack of procedures, punitive
policies, mixed message, production pressures, sporadic training, clumsy technology, zero
fault tolerance, attention distraction, deferred maintenance. Hal-hal yang bisa dilakukan
untuk menangkal pemicu-pemicu tersebut adalah kebijakan dan prosedur, profesionalisme,
team, invididual, lingkungan dan equipment.
Secara umum risiko-risiko tersebut dapat digolongkan menurut proses sebagai berikut:
2. Risiko pada saat pendaftaran (kekeliruan identitas rekam medis, rekam medis tidak
ditemukan, kartu identitas tertukar, rekam medis tertukar)
3. Risiko pada saat pengkajian dan penyusunan rencana asuhan (salah baca hasil
pemeriksaan penunjang, salah intepretasi hasil, salah menyusun rencana terapi)
4. Risiko pada pelaksanaan (tidak sesuai rencana, kesalahan tindakan, kesalahan diit,
kesalahan penulisan resep, kesalahan penyediaan obat, pelayanan tidak hygienis, tidak
melakukan monitoring)
5. Financial risks
6. Other risks
Langkah awal yang harus kita lakukan adalah risk analysis yaitu kegiatan menentukan
estimasi risiko secara kuantitatif dan kualitatif. Proses mengenali hazard yang mungkin
terjadi dan potensi kegawatan dari hazard tersebut. Lingkup dari analisis risiko
2. Identifikasi risiko
1. Risk identification
1. Risk analysis
1. Risk evaluation
3. Pengendalian risiko
1. Risk reduction
2. Risk acceptance
4. Output
5. Review
7. Risk Documentation
1. Severity Assessment
Severity assessment menentukan tingakt keparahan risiko, variable yang digunakan untuk
menilai keparahan adalah dampak risiko dan probabilitas.
1. Extreme
2. Major
3. Moderate
4. Minor
5. Minimal
Kedua hal tersbut kalau dikombinasikan akan menghasilkan tingkatan keparahan yang dibagi
menjadi 4 yaitu
1. Extreme risk
2. High risk
3. Moderate risk
4. Low risk
Berikut ini adalah table yang menggambarkan tingkat risiko dan contohnya
· Berkurangnya fungsi
3 Moderat motoric/sensorik/psikologis atau intelektual
(reversible, tidak berhubungan dengan penyakit
Matrik risiko gabungan yaitu perkalian dampak dan probability akan terlihat seperti matriks
berikut ini:
Dampak Tak
MINOR Moderat Mayor Katatrospik
Significant
Probabilitas 2 3 4 5
1
Sangat sering terjadi
(Tiap minggu/bulan)
Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
5
Sering terjadi
(bbrp kali/tahun)
Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
4
Mungkin terjadi
(1 – < 2 tahun/kali)
Rendah Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
3
Jarang terjadi
( > 5 thn/Kali)
Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
1
Berdasarkan tingkatan risiko tersebtu akan diambil tindak lanjut, seperti yang terlihat
dibawah ini:
LEVEL/BANDS TINDAKAN
EKSTREM
HIGH
Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari, kaji dng detail &
(TINGGI) perlu tindakan segera, serta membutuhkan tindakan top
manajemen
MODERATE
Risiko sedang dilakukan investigasi sederhana paling lama 2
(SEDANG) minggu. Manajer/pimpinan klinis sebaiknnya menilai dampak
terhadap bahaya & kelola risiko
LOW
Risiko rendah dilakukan investigasi sederhana paling lama 1
(RENDAH) minggu diselesaikan dng prosedur rutin
Kita sebelumnya harus membedakan dulu antara Risk dengan Hazard. Risiko
adalah kejadian yang tidak diharapkan yang mungkinterjadi pada suatu waktu
atau suatu kegiatan. Sedangkan hazard adalah Sesutu yang bisa menimbulkan
kerugian atau korban. Sesuatu yang terpapar hazard akan menimbulkan risiko.
Apabila kita merujuk pada multi causal theory dengan menggunakan Swiss
Cheese diagram (Reason, 1991) maka trigger atau pemicu terjadinya KTD
adalah lack of procedures, punitive policies, mixed message, production
pressures, sporadic training, clumsy technology, zero fault tolerance,
attention distraction, deferred maintenance. Hal-hal yang bisa dilakukan
untuk menangkal pemicu-pemicu tersebut adalah kebijakan dan prosedur,
profesionalisme, team, invididual, lingkungan dan equipment.
5. Financial risks
6. Other risks
Langkah awal yang harus kita lakukan adalah risk analysis yaitu kegiatan
menentukan estimasi risiko secara kuantitatif dan kualitatif. Proses
mengenali hazard yang mungkin terjadi dan potensi kegawatan dari hazard
tersebut. Lingkup dari analisis risiko
2. Identifikasi risiko
1. Risk identification
1. Risk analysis
1. Risk evaluation
1. Pengendalian risiko
1. Risk reduction
2. Risk acceptance
2. Output
3. Review
5. Risk Documentation
1. Severity Assessment
Severity Assessment
1. Extreme
2. Major
3. Moderate
4. Minor
5. Minimal
1. Extreme risk
2. High risk
3. Moderate risk
4. Low risk
Berikut ini adalah table yang menggambarkan tingkat risiko dan contohnya
Tingkat DeskripsiDampak
Risiko
2 Minor Cedera Ringan misalnya luka lecet, dapat diatasi dengan P3K
Matrik risiko gabungan yaitu perkalian dampak dan probability akan terlihat
seperti matriks berikut ini:
Sangat jarang terjadi( > 5 thn/Kali)1 Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
Berdasarkan tingkatan risiko tersebtu akan diambil tindak lanjut, seperti yang
terlihat dibawah ini:
LEVEL/BANDS TINDAKAN
EKSTREM(SANGAT Risiko ekstrem, dilakukan RCA paling lama 45 hari, membutuhkan tindakan
TINGGI) segera, perhatian sampai ke Direktur RS
HIGH(TINGGI) Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari, kaji dng detail & perlu
tindakan segera, serta membutuhkan tindakan top manajemen