7
Jurnal
Ilmu Dertanian
Indonesia
Volume 9 Nomor 1 Maret 2000
Likuida Kayu untuk Perekat Kayu Lapis Eksterior. Surdiding Ruhendi , Fauzi
Febrianto dan Nanik Sahriawati eae .
Pemanfaatan Tanin Kulit Kayu Acacia decurrens Willd sebagai Bahan Baku
Perekat untuk Pembuatan Papan Serat. Wasrin Syafii
Pengaruh Media Simpan, Suhu dan Kelembaban Ruang Simpan dan Lama
Penyimpanan Propagul Rhizophora apiculata terhadap Viabilitasnya. Cecep
Kusmana, Yulianti Bramasto dan Yanik Novi Anggraini ..........ssesee»
Keragaan Beberapa Sifat Dimensi Tegakan pada Hutan Mangrove yang
Dikelola dengan Sistem Silvikultur Pohon Induk. Cecep Kusmana
srbitkan oleh Institut Pertanian BogorJALPert.indon, Vol. 9(1}. 2000
LIKUIDA KAYU UNTUK PEREKAT KAYU LAPIS EKSTERIOR
. Oleh
Surdiding Ruhendi
‘auzi Febriante’, dan Nanik Sahriawati”
ABSTRACT
WOOD LIQUIDS FOR EXTERIOR PLYWOOD ADHESIVES.
Four hinds of adhesives were derived from woods of Agatis 5p, Pas sp. and Shorea sp and thelr mistare, Wosd materials (smdus) were
Sauce by eng te mtr a TC for 30s he rnc of hin ue bead afi
-srength of plywood wing wood liquids of Apu
tps Pin sp. tnd mined igus and sel reapecive husk ponders ip fol Julfed the SNF aI-2700- 199% requirement
ayy, Filer, Kualius Peat, Kadar Ait, Keeguhar
Relat
Kata kc
PENDAHULUAN
dastri perkayuan, Khususnya industri ayu lapis
yang saat ini mempunyai ailai ekspor 7,7 jum m’
dengan nilai 2,7 milliar dolar AS (APKINDO 1999)
‘membutuhkan perekat sebagai salah satu Komponen
ppenyusun produknya. Industri perekatan Indonesia dapat
‘memproduksi perekat sebanyak 821.737.232 kg pada tahun
1997 (BPS, 1997), Angka ini lebih rendsh dari jumlah
perckat yang harus dipenubi untuk keperluan industri kayu
lapis daiam negeri. Perckat yong dibutubkan untak industri
Jaayu lapis saja adalah sebanyak 1 juta ton pertahun (AIFTA,
1993), Selain tidak memenuhi kebutuban pasar, sebagian
besar perekat yang diproduksi adalah perekat sinetik
+ Saf Pemesiae pad Jorscan Teknologi Hail Hutan, Fabults
Kehutaran FB.
+ Alamos alias Kehutnan IP
Perekat sineik yang banyak digunakan untuk memprodsksi
ayu lapis adalah Urea Formaldehida (80%), Fenol
Formaldehida (10%) dan Melamin Formaldehids (10%).
Sifat perekat sintetis memang cakup bai, namun harganya
lebih mahal karena dibuat dari bahan kimia yang jumlahnya
terbatas dan elatif mahal
Secara umum depat dikatskan bahwa Indonesia masih
sangat bores dilam memanfiatkan sumber daya slam
Kayunys, Angkaangka limbah dari hasil penetidan baik
Jimbah eksploitasi maupun limbah industri pergolaan telah
banyak dikemulakan Penelitian Abidin (1983), dalam
Divektorat Pengolahas Hasil Hatan (1989) mengemukakan
bbahwa limbsh etsploitasi rata-rata adalah 30% dari total
ays bulat bebae cabang. yong ditebang. Sementara
produksi log pada tahun 199 adalah 25,492 juta m? (DPH,
1997 dalam Febrianio, 1999), sechingga potcnsi linbeh
‘ksploitai adalah 7,65 jutam?.
‘Samber limbah iain yaitu industri pengolahan kayu.
Di Indonesia terdapat $18 perusabean kayu gergajian dan
olshan (ISA, 1997), dengan nilai produksi 3.426740 my.
Menart Padlinuraji (1989) nilairta-ata Kimbah save
adilah 54% dari bahan bakuaya yang terdii dari 32%
sebetan, 11% serbuk dan 11% potongan ujung dengan
Volume sebesar 4.022.694 m’.
Permasalatan cibidang sin adalah readahaya xilai
guna sckam sebagai limbah industri penggilingan padi.
Sekam yang dibasikan dari industri penggiligan padi dan
penyosohan beras di Indonesia pada tahun 1997 adalah 130
134,25 ton dengan harga Rp. 59,47/Kg_ (BPS, 1997).
Juliano dalam Abbas eta. (1985) telah menganalva sekam
dari 55 varietas padi di lima negara Asia dan dikemukakan
Dbahwa Kadar sckam berkisar atara 16,3-26% dari jumlah
sgabah yang digiling, Sckam mempunyai nisi rupih yang
Fendah, padshal sekam mempunyai kandungan baban kimia
yang. tidak jauh berbeda dengan Tayo ait sekam
mengandung 40% sclulosa, 20% lignin, dan 20% abu
(Gomastmadja, 1980)
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut
ddan untuk meminimatkan ketergantungen pada Komponen
impor, maka diperiakan perckat altematif yang dapat2
rmemanfaathan sumber daya alam terbaberui adalah dengan
rmengadopsi sebuah tcknologi pembuatan perekat oleh Pu et
ai (1991) yaitu dengan mengkonversi sebuk kayu dengan
proses kimia sederbana. Metode ini memanfaatkan serbuk
Kaya sebagai bahan baku pembuatan perekat. Perekat
liguifk ays merupakan basil ceaksi antara lignin yang ada
dalam serbuk kayu dan seayawa aromatik alkohol pada sub
wei, schingga dilapatkan suat lerutan yang dapat
digunakan sebagai perekat
‘roses pembuatan perekat dari secbuk kay menurut
Shiraishi (1993) dalam Widiana (1998) adalah dengan
rmereaksikan seibuk kayu dan fenol beserta katalis asam
pPhenomulfonic atau seam Ininnya dengan pertentase 1,25-
10% pada subu 150°C selama 30 menit. Lanutan fenol dan
serbuk yang tela diiquticasi dicampur dengan NsO11 40%
sampai mencapsi pH 1, selanjutnya formalin ditumbehkan
dengan molar rasio berkisar 1,8-3,0 (FP) (Nakarai dalam
SPueral, 1991)
Perckat likuida kaya ini oleh Pu (1991) diaplikasikan
‘pada pembuatan kay lapis struktural(tripleks) dengan venit
dar jenis-jenis Edge-Grained Makambe yang telah dioven
parla suhu 60°C sclama lebih deri semalam sampai mcncapai
kadar air 5.6% Pengujian keteguhan rekat kayu lapis
diakukan berdasarkan JIS Uapan Industrial’ Standard)
sebagai kayu lapis stuktual.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa perekat lquifik
‘eayu dengan katalis 5% dan waktn pematangan 30 menit
yang dikempa selama 9 menit mempunyai keteguhan rekat
Tataraia sebesar 16,6 kgficm? dan kerusakan kayu 100%.
Sedangkan kayu lapis dari perekat yang sama dengan waktu
kempa 12 merit mempunyai Keteguhan rekst rate-rats
stb 179 kf danni kersakan kyu 10% Pu
al 1991),
‘Teknologi pembuatan perekat oleh Pu ef al. telah
dlaplikasikan pada jenis kayu Indonesia yaita kayu sengon
(Widiana, 1998). Peneitan ini juga menceba untuk
mengaplikasikan teknologi_tersebut terhadap_jenisjenis
Jay lan yang ada di Indonesia, yatu kayu agathis (Agarhis
sp), meranti merah (Shorea sp.) dan pins (Pinus sp).
Serbuk Ketiga jenis kayu tesebut digunakan sebagai bahan
haku perekat dengan tepung sekam sebagai filer- nya.
Dengan demikian diharapkan serbuk kayu dan sekam yang
pada awalnya hanya dinilai sebagai limbah industri dapat
dimanfeatkan untuk bahan perekat.
Penelitan ini bernjuan unuk mengetahui kualtas
pereka ikuida kayu dari serbuk kayu Agathis sp, Pim sp,
dan Shorea sp. serta kinerjarya sebagai perekat kayu lapis
meranti. Hipotesa dalam penelitin ini adalah Keteguhan
reat, kadar air, peryerapan air din pengembangan tebal
aya’ lapis dipengaruhi oleh jenisserbuk kay dan
persenase tepung sekam dalam pereat.
BAHAN DAN METODE,
Peneitian ini menggunakan behan baka berups
serbuk kayu berakuran 60 mesh dai jens Pinus sp, Agarhis
sp dan Shorea sp. Bahan ainnya adalah venir kaya meranti,
Jarutan fenol teknis, formalin, NaOH 40%, tepung. sekam
dinar destlata,
JALPert.indon. Vol. 91). 2000
Rancangerpercobaan yang digunskan _uatuk
‘mengetahui pengaruh jenis serbuk kayu din persentase
‘epung sekam adilah snalissfaktorisl 4X3 dalam rancangan
scik Tengkap. Parameter yang diukur adalah Keteguhan
relat, nilai Kadar air dan stabiltas dimensi produk olshan
dalam hal ini kaya lapis.
Untuk mengetahui perbedian pengaruh setiap
pelakuan, maka dilabukan Uji Wilayah Bergands Duncan
ddan untuk mengetahui taraf yang paling optimal dilakukan
anulisisregresikuadatik
Peneltian ini terdii dari beberapa tahsp_yaitu
liguifkasi serbuk kaya, pembuatan perekat, peraktan kayu
lapis, analisis kualitas perekat, dan pengyjan kuaitas kaya
lapis
roses liquifiasi scrbuk kaya dimulai dengan
ppenentuan kadar air setiap jenis serbuk kayu. Cara yang
igunakan untuk menentukan kadar air adalah meiode
gravimetri atau Kering tanur. Serbuk kayu dari salah satu
Jenis dambil beberapa gram untuk disimpan dalam oven
‘pada suhu 10342°C sampai beratnya konstan (+ 24 jem)
Kadar air dihiting dengan metode ASTM 2016-74
(Reapproved 1983).
Serbuk kayu (KA + 5,65%) diliquikasi dengan
rmengacu pada proses liquifikasi yang dilaiakan oleh Pu
(2991). Fetol dicampur dengan 12504 98% sebanyak 5%
dari jumlah larutan fenol dan dtambsh serbuk kaya ukeran
140 meth, perbundingan serbuk dan fenol adalah 1:5
(berdasarkan bert). Campuran ketiga bahan yang telah
merata tersebut dipanaskan peda suhu 100°C selama 30
rmenit atau sampsi laratan menjadi homogen. Larutan yang
sudah homogen tersebut didinginkan din siap digunskan
sebagai bahan utama perekat.
Perekat uiama hasil liquifitasi dicampur: dengan
NsOH 40% sampsi pHeny: ‘menjadi 11, kemulian
ditambshkan formalin pada molar rasio F/P : 2,1 Setclah
erate, segera ditambehkan filer sebanyek 0%,
10% dan 20% (berdasarkan berat perekat). Selanjunya
perekat yang teh jadi sip diaplikasixan sebagai perekat
aya lapis.
Kayu lapis dirakit dari venir kayu meranti dengan
‘wlaran 30 em > 30 cm. Tebal venir muka/belakang adalah
1, mm, sedangkan venir inti adalah 2,4 mm dengan KA
sckitar5-6% Brat Iabur perckat adalah 200g/* untuk
dun permukaan. Lembaran contch yang telah dinkit
‘ikempa dingin selama 10 menit dengan tekanan 10 kg/cm
ddan dikemps panas pada suhu 160°C dengan tekanan 10
kkglem selama 10 menit (Widiana, 1998).
‘Analisis Kualitas perekatberupa Berai_Jenis,
Viskosias, Kadir Padaten, Gelatin Time, dan Derajat
Keasarian (pH) dilakukan dengan mengacu pads JIS K
6833-1980, Air destiata éimasukkan ke dalam piknometer
50 ml yang telah dikeringkan dan diketahui beramya,
kemudian ditimbang. Setelah air dibuarg dan piknometer
dikeringkan, maka sumpel perekat dimasukkan ke dalam
piknometer San dtimbang
Viskosita perekat dapat ditentukan berdasarkan JIS
K 6833-1980 yaitu dengan memasukkan perckat ke dalam
gelas piala 100 ml dan diaduk hingga tidak ada udara di