PANDUAN LENGKAP JAMUR
Penyusun:
Dr. Ir Achmad, M.S
Mugiono, S.P.
Tias Ariianti, S.P.
Chotimatul Azmi, S.P.
Foto sampul
Dok. Penebar Swadaya
Foto ilustrasi
Dok. Penebar Swadaya, dok Trubus,
dok. Rial Aditya, dan
Anggoro Wibowo
Katalog dalam terbtan (KOT)
‘Achmad
Penerbit:
Penebar Swadaya, anggota Ikapi
Wisma Hijau, JI. Raya Bogor Km. 30,
Mekarsari, Cimanggis, Depok 16952
Telp. (021) 8728060, 8729061
Faks. (021) 87711277
E-mail. ps@penebar-swadaya.com
Hitt vw penebar-swadaya.com
Pemasaran
Niaga Swadaya
Ji, Gunung Sahar Ill/7, Jakarta 10610
Telp. (021) 4204402, 4255354,
Faks. (021) 4274821
Cetakan,
| Jakarta 2014
Panduan lengkap jamur/Achmad, Mugiono, Tias Ariianti, Chotimatul Azmi
—Cet 1. — Jakarla: Penebar Swadaya, 2011
y+ 252 him: ilus. 26 cm
ISBN (10) 979-002-505-x
ISBN (13) 978-979-002-505-9Daftar Isi
Prakata, 3
1. Sekilas Tentang Jamur, 5
‘A.Mengenal Hubungan Jamur dan Fungi, 5
BMorfologi Jamur, 7
CTaksonomi Jamur, 8 6.
D, Pentingnya Jamur, 9
E.Membedakan Jamur Edibel dan
Jamur Non-edibel, 10 7
F.Nilal GiziJamur Pangan secara Umum, 20
2. Bisnis Jamur, 23
A. Prospek Bisnis Jamur, 23
B. Jen's Bisnis Jamur, 25
C.Manajemen Bisnis Jamur,27
D, Aspek Penting Bisnis Jamur, 30
E.Kiat Bisnis Jamur, 33, 8,
F.Langkan Sukses Bisnis Jamu, 35
3. Biologi Jamur, 39
A, Struktur Somatik, 39
B, Reproduksi, 41
C.Cara Hidup, 43
D. Kebutuhan Nutrisi Jamu, 43
E. Faktor Lingkungan Pertumbuhan Jamut, 44
4, Sarana dan Prasarana Usaha a
Jamur, 45
A.Lokasi Usaha, 45
B.Bangunan, 46
C. Prasarana, 55
5. Membibitkan Jamur, 63
A. Pembuatan Kultur Murni, 63
B, Pembuatan Bibit induk, 69
C. Pembuatan Bibit Semal, 75
. Pengemasan bibitjamur 78
E. Merawat Bibit Jamur 79
F Pemanenan Bibit Jamur, 80
G. Kontaminasi dan Cara Mengatasinya, 80
Persiapan Budi Daya, 83
A, Sterlisas| Ruang an/Kumbung dan Peralatan, 83
8. Persiapan Bibit, 85
Budi Daya Jamur Kancing
(Agaricus bisporus), 89
A Taksonomi, 89
8, Morfolagi dan Anatomi, 90
C.Ragam Jenis 90
. Habitat, 91
E. Manfaat Kandungan Gizi, 91
F.Proses Budi Daya, 91
Budi Daya Jamur Kuping
(Auricularia auricula-judae), 105
A, Taksonomi, 105
B, Morfologi dan Anatomi, 106
C. Habitat, 107
. Kandungan, 107
E. Manfaat, 107
F. Poses Budi Daya, 108
Budi Daya Jamur Shiitake
(Lentinula edodes), 113
A. Taksonomi, 113
B. Morfologi dan Anatomi, 114
CHabitat, 114
D, Kandungan, 115
E. Manfaat, 115,
F. Proses Budi Daya, 116Bab 1 ap
Sekilas
Tentang Jamur
ndonesia merupakan salah satu
pusat dunia untuk keanekaragaman
hayati, Namun, kekayaan hayati
tersebut belum termanfaatkan secara
maksimal. Salah satu jenis keragaman
hayatinya, yaitu jamur. Adapun untuk
memanfaatkan jamur atau fungi,
lazimnya diawali dengan eksplorasi yang
diikuti identifikasi, baik terkait dengan
taksonomi, potensi, serta lingkungan
tumbuh optimalnya.
A, MENGENAL
HUBUNGAN JAMUR
DAN FUNGI
Jamur dan fungi adalah dua istilah yang
agak berbeda. Jamur merupakan salah
satu kelompok fungi. Artinya, fungi tidak
hanya jamur. Fungi adalah sebutan bagi
regnum atau kerajaan dari sekelompok
besar makhluk hidup eukariotik
heterotrof yang mencerna makanannya
di luar tubuh, kemudian menyerap
molekul nutrisi ke dalam sel-selnya.
Awalnya, fungi digolongkan ke dalam
dunia tumbuhan dan disebut sebagai
‘tumbuhan tingkat rendah. Dengan
semakin majunya pengetahuan, fungi
menjadi kerajaan tersendiri terpisah
dari kerajaan tumbuhan karena terlihat
jelas perbedaannya dengan tumbuhan.
Perbedaan yang mencolok terlihat dari sisi
metabolismenya. Fungi bersifat heterotrof
sehingga memerlukan sumber C-organik,
sedangkan tumbuhan bersifat ototrof yang
mampu memfiksasi karbon dari udara.
Adapun tahap perkembangbiakan seksual
fungi dan tumbuhan juga berbeda. Fungl
memiliki tahap plasmogami (penyatuan
plasma kedua sel tetua) yang tidak selalu
segera diikuti kariogami (peleburan inti
kedua sel tetua), Ada rentang waktu
antara plasmogami dengan kariogami.
Sementara itu, kariogami pada tumbuhan
terjadi secara langsung tanpa didahului
plasmogami. Inti sel tetua jantannya
melebur ke dalam inti sel tetua betina
pada proses pembuahan.Fungi memiliki bermacam-macam
bentuk. Bentuk tubuh fungi, mulai dari
yang sederhana, yaitu satu sel atau
uniseluler, bentuk serat atau filamen,
sampal dengan bentuk lengkap berupa
tubuh buah. Sering kali awam mengenal
sebagian anggota fungi hanya dari
penampilan luar yang tampak, seperti
jamur, kapang, dan khamir atau ragi.
Jamur adalah salah satu kelompok
Jasad hidup dalam regnum Fungi, Jamur
merupakan istilah bagi fungi filum
Basidiomycota yang memiliki tubuh buah,
seperti payung.
&heae
oo e
MoeLE
Macam-macam bentuk jamur. Tubuh buahnya
seperti payung
Kapang (mold) merupakan anggota
fegnum Fungi. Biasanya kapang tumbuh
pada permukaan makanan basi,
terlalu lama tidak diolah, atau sebagai
kontaminan pada permukaan media yang
telah diproses secara khusus, tetapi tidak
berlangsung sempurna. Sebagian besar
kapang merupakan anggota dari kelas
Ascomycetes dari filum Ascomycota.
Kapang (landa
lingkaran).
Tumbuh pada
permukaan
roti
Khamir adalah fungi uniselular
yang beberapa jenis digunakan dalam
pembuatan roti atau fermentasi minuman
beralkohol. Bahkan, khamir digunakan.
untuk pembuatan sel bahan bakar
biologi. Umumnya khamir merupakan
anggota divisi Ascomycota, tetapi
ada juga yang digolongkan dalam
Basidiomycota. Khamir yang paling
umum digunakan adalah Saccharomyces
cerevisiae yang dimanfaatkan untuk
produksi anggur, roti, dan bir dalam.
bentuk ragi.
Merupakan fungi
uniselularJamur. Bentuk
tubuh buahnya
indah
B. MORFOLOGI JAMUR
Jamur merupakan fungi yang memiliki
bentuk luar berupa tubuh buah
berukuran besar sehingga dapat diamati
mata secara langsung. Umumnya
bentuk tubuh buah jamur yang tampak
di permukaan media tumbuh seperti
payung, Tubuhnya terdiri dari bagian
tegak yang berfungsi sebagai batang
penyangga tudung serta tudung yang
berbentuk mendatar atau membulat.
Bagian tubuh lainnya adalah jaring-jaring
di bawah permukaan media tumbuh
berupa miselia yang tersusun dari berkas-
Jamur berjala
dari ordo
Agaricales kelas
MpAhy | Bazidiomycetes
Pm Ditemukan
di Hutan
Mamberamo,
Papua
berkas hifa. Morfologi jamur sangat
bervariasi, terutama bentuk tudungnya.
yf! Pileus (cap). Tudung
ee Universalvell — __ Kult tudung
z ° (warts)
i Hymenium (gills) ___ Lamela/bilah
‘Annulus (ring) Cincin
WY) SS stipe (sterm) —— Batang
= Volva (cup) —— Cawan
$$ Mycelial threads Miselia
Gambar 1. Morfologi umum jamurC.TAKSONOMI JAMUR
Klasifikasi fungi terus berkembang
sejalan dengan makin berkembangnya
pengetahuan tentang fungi. Saat ini
klasifikasi tidak lagi hanya berdasar
pengenalan morfologi dan anatomi saja,
melainkan juga telah mendasarkan pada
biokimia, sitologi, bahkan genetika fungi.
Klasifikasi memiliki manfaat
ganda. Pertama, mendirikan suatu
sistem klasifikasi yang memungkinkan
pengenalan suatu organisme yang
telah diketahui sebelumnya secara
tepat dengan cara secermat mungkin.
Selain itu, pemberian nama kepada
organisme yang belum diketahui serta
penempatannya dalam klasifikasi
tersebut. Dengan demikian, para
ahli yang berkepentingan dengan
klasifikasi organisme tersebut (misalnya
mikologiwan atau botaniwan) dapat
saling berkomunikasi dalam kesepakatan
yang sama. Manfaat kedua, untuk
menunjukkan hubungan antarsesama
fungi maupun antarfungi dengan
organisme hidup lainnya. Satu hal
yang perlu diingat bahwa dapat terjadi
perbedaan pendapat di antara para
ahli perihal klasifikasi suatu jenis fungi.
Umumnya mereka memiliki alasan untuk
Klasifikasi yang diajukan.
Kategori yang lazim digunakan dalam
klasifikasi fungi adalah sebagai berikut.
Sebagaimana dikemukakan,
Jamur terutama tergolong dalam
kelas Basidiomycetes. Fungi kelas ini
membentuk tubuh buah berukuran
besar sehingga dapat diamati langsung
tanpa bantuan alat, Ciri-ciri lain dari fungi
kelas ini, diantaranya miselium bersepta
serta adanya sambungan apit (clamp
connection) pada septa, membentuk
spora yang dinamakan basidiospora
pada sel khusus yang kemudian
menyangganya yang disebut basidium,
dan lazimnya terdapat empat spora
dalam setiap basidium.D.PENTINGNYA JAMUR
Aktivitas jammur atau fungi dapat
ditinjau dari dua sisi yang berlainan,
yaitu merusak dan berguna. Aktivitas
‘merusak’ dari fungi berakibat sakitnya
manusia, tumbuhan, serta hewan
atau rusaknya benda-benda sehingga
merugikan bagi manusia. Namun,
akibat dari aktivitas merusak’ pulalah
yang membuat fungi berperan sebagai
dekomposer dan memiliki pengaruh
besar dalam menjaga keseimbangan
ekosistem alam. Aktivitas ‘merusak’
tersebut dalam perkembangannya dapat
menguntungkan. Misalnya, pemanfaatan
fungi parasit untuk pengendalian hayati
patogen atau hama tanaman. Fungi juga
dapat dimanfatkan secara langsung
bagi manusia. Misalnya, jamur merang
serta jamur kuping yang dapat dimakan
langsung.
Dalam ekologi hutan, peranan fungi
dapat ditinjau melalui saprob, parasit,
bahan makanan, dan simbion. Jamur
saprofit berperan penting sebagai
perombak bahan-bahan berselulosa dan
berlignin, seperti kayu. Karbondioksida
yang dihasilkan melalui perombakan
tersebut merupakan sumbangan yang
sangat berarti dalam siklus karbon pada
ekosistem hutan. Jamur parasit dapat
mengakibatkan sakitnya tanaman hutan,
tetapi perannya bagi masyarakat hutan
tidak begitu besar. Beberapa jenis jamur
dapat menjadi sumber makanan bagi
berbagai bentuk kehidupan dalam hutan.
Namun, ada juga jamur yang beracun.
Selain itu, ada yang memiliki peran
penting dalam meningkatkan ketegaran
tanaman hutan untuk menghadapi
deraan lingkungan biotik maupun abiotik,
yaitu mikoriza yang merupakan struktur
hasil asosiasi akar tanaman hutan dengan
fungi simbion.
Banyak jenis fungi yang dimanfaatkan
dalam kegiatan bioteknologi di bidang
industri, pertanian, dan farmasi. Fungi
yang telah dimanfaatkan dalam bidang
industri, antara lain Saccharomyces
cerevisiae (penghasil alkohol atau
karbondioksida), Penicillium chrysogenus
(penghasil antibiotika penisilin),
Cephalosporium acremomium (penghasil
antibiotika sefalosporin), dan Rhizopus
(jamur tempe).
Beberapa fungilain menghasilkan
enzim ekstraseluler yang dimanfaatkan
dalam industri. Sebagai contoh, enzim
amiloglukosidase untuk menghidrolisis
pati menjadi glukosa (Rhizopus oryzae),
enzim amilase untuk merombak pati
dan dekstrin menjadi maltosa serta
maltotriosa, digunakan dalam industri
roti (Aspergillus oryzae), enzim protease
untuk menghidrolisis rangkaian peptida,
digunakan dalam pembuatan keju dan
roti (Aspergillus oryzae), serta enzim lipase
untuk memecah lemak menjadi gliserol
dan asam lemak, diperlukan dalam
industri deterjen (Penicillium roqueforti).10
Selulase adalah enzim ekstraseluler
lain yang dihasilkan oleh fungi,
berguna untuk merombak selulosa dan
menghasilkan rantai linear glukosa.
Secara umum fungi penghasil selulase
disebut fungi selulolitik. Penyebaran
fungi ini dalam dunia fungi sangat
luas. Kemampuan selulolitik yang
kuat ditemukan pada fungi-fungi dari
Hymenomycates dan Gasteromycetes,
Basidiomycotina seperti Agaricales,
Aphylloporales, dan Lycorpedales.
Pemanfaatan fungi selulolitik untuk
menanganilimbah saat ini telah
mendapat perhatian berbagai kalangan.
E. MEMBEDAKAN JAMUR
EDIBEL DAN JAMUR
NON-EDIBEL
Berdasarkan manfaatnya, jamur secara
umum dikelompokkan menjadi tiga
golongan, yaitu jamur yang dapat
dikonsumsi, jamur yang digunakan
sebagai obat, dan jamur yang beracun.
Jamur yang dikonsumsi memiliki
nilai nutrisi yang baik. Kandungan
nutrisi jamur berupa kalori dan lemak
tergolong rendah. Namun, kandungan
proteinnya tinggi. Adapun kandungan
karbohidratnya yang rendah cocok untuk
penderita diabetes. Oleh karena itu, jamur
juga bisa digunakan sebagai obat.
1. Jamur Edibel
Jamur edibel adalah semua jenis jamur
yang dapat dimakan dan atau dapat
diolah sebagaimana lazimnya bahan
Pangan lainnya. Jamur yang memi
potensi edibel tidak kurang dari 600
jenis, sekitar 200 jenis di antaranya sudah
dimanfaatkan, dan 35 jenis di antaranya
telah dibudidayakan secara komersial.
Jamur edibel yang telah dikonsumsi
secara luas oleh masyarakat di seluruh
dunia, antara lain jamur kancing (Agaricus
bisporus), jarnur kuping (Auricularia
polytrica), jamur shiitake (Lentinula edodes),
jamur tiram (Pleurotus ostreatus), dan
jamur merang (Volvariella volvacea). Untuk
selanjutnya jamur edibel disebut sebagai
jamur pangan. Penjelasan secara rinci jenis
jamur tersebut akan dibahas pada bab
selanjutnya.
Jamar kuping (atas) dan jamur kancing
(bawah)Masih banyak spesies jamur lain
yang juga tergolong jamur yang lezat.
Berikut beberapa jenis jamur pangan lain
yang tumbubh di daratan Eropa dan juga
ditemui di daerah tropis. Jamur tersebut
dapat dibudidayakan dan dikonsumsi.
@._ Tricholoma sejunctum
Etimologi: artinya terpisah-pisah (bahasa
latin).
Deskcripsi: diameter tudung berukuran
7,5—10 cm, berwarna kuning
kehijauan pucat, seperti Amanita
phalloides dengan fibril-fibril hitam
tersusun radial. Bagian tengah
tudung lebih gelap, berwarna kuning
pucat atau keputih-putihan ke arah
tepian tudung, dan agak lengket
dalam cuaca basah. Insang (gills)
putih dengan bayangan kekuningan,
dan agak berjarak. Diameter dan
panjang tangkai (stipe) berukuran
1,5—2,5 cm x 6—12,5 cm, berwama
putih dengan tanda-tanda kuning,
ventrikosa kemudian menjadi silindris.
Tidak memiliki cincin (ring) dan volva
Daging (flesh) berwarna putih, kuning
pucat di bawah kutikel dan di bagian
samping tangkai, serta mudah pecah.
Aroma seperti tepung, rasa agak pahit.
Spora berwarna putih, subglobose,
halus, dan berukuran 5—7 mikron.
Edibility: edible, tetapi kurang lezat.
Habitat (di Eropa): di kayu pohon
berdaun lebar, terutama oak dan
chesnut, serta kayu pohon campuran.
Merupakan fungi simbion
6. Cantharellus cibarius
Etimologi: artinya baik untuk dimakan
(bahasa latin).
Deskripsi: diameter tudung berukuran
2—10 cm, kadang lebih besar,
cembung, berbentuk seperti corong,
tepian bergelombang, kutikel sangat
tipis, transparan, dan berwarna kuning
telur. Insang (gills) seperti lipatan-
lipatan himenium dan berwarna
kuning telur. Diameter dan panjang
tangkai (stipe) 1-2 cm x 3—6 cm,
menempel dari atas hingga bawah,
penuh, padat, dan berwarna seperti a
warna tudung. Daging (flesh) kompak,
agak berserat di bagian tangkai, dan
berwarna kuning pucat. Aroma tajam,bahkan seperti apricot, dan rasanya
manis. Spora berwarna kuning pucat,
elips, halus, dan berukuran 7—11
mikron x 4—6 mikron.
Edibility: \ezat dikonsumsi dalam keadaan_
segar, dikalengkan, atau dimasak
sebentar, Tidak disarankan dikeringkan
karena akan mengeras.
Habitat (di Eropa): di bawah pohon
konifer atau pohon berdaun lebar.
Merupakan fungi simbion.
¢._Cantharellus lutescens
Sumter Paced (1985
Etimologi: artinya berubah menjadi
kuning (bahasa latin),
Deskripsi: tubuh buah berbentuk
terompet kecil dengan bagian atas
seperti tudung, berukuran 2—6 cm,
dan seperti membran. Berbentuk
cembung ketika muda, kemudian.
membuka dan berbentuk corong.
Berwarna cokelat atau kelabu
kecokelatan dengan dasar oranye
dan bergelombang. Himenium dari
tudung hingga sepertiga panjang
tangkai. Awalnya himenium halus,
kemudian agak berlipat-lipat. Diameter
dan panjang tangkai (stipe) 0,5—1
cm x 5—8 cm, tidak beraturan,
semakin ke bawah makin menyempit,
melengkung, bersinar, berwarna
oranye-kuning. Daging (ffesh) tipis,
agak keras, dan berwarna kuning
pucat. Aroma buah agak beralkohol,
rasa manis. Spora putih, elips, halus,
dan berukuran 10—12 mikron x 6—7
mikron,
Edibility: lezat.
Habitat (di Eropa): di bawah tegakan
hutan konifer. Merupakan fungi
simbion.
d._Volvariella bombycina
Etimologi: artinya seperti sutra (bahasa
latin).
Deskripsi: diameter tudung berukuran
5—20 cm, berwarna putih kuning-
tanah ke arah pusat tudung, dan
berwarna putih keperakan ke arah
tepi tudung. Awalnya tubuh jamur
parabolik, kemudian cembung atau
hampir datar. Tubuhnya mengilap,
seperti sutra dengan tepian membulat
dan melengkung, kemudian lurus
dan teratur. Insang (gills) berwarna
putih kemudian menjadi merah
jambu-putih, kadang cokelat, padat,
dan terpisah dengan banyak lamella.
Diameter dan panjang tangkai (stipe)
berukuran 0,6—2 cm x 7—10 em,
dan berwarna putih satin. Bagian
bawah kuning pucat, mudah dilepas
dari tudung, semakin ke atas semakin.
kecil, padat, halus, dan agak berserat
jika tua. Volva berwarna keputih-putihan atau putih kuning-tanah,
persisten, terpisah, lebar, besar, dan
bermembran. Kutikel bagian luarnya
sering bertanda warna cokelat
kekuningan atau kecokelatan. Daging
berwarna putih bersih dan tipis di
bagian pinggir. Kuat beraroma kayu,
rasa enak. Spora merah jambu pucat,
eliptik, halus, dan berukuran 7—9
mikron x 5—6 mikron.
Edibility: cukup enak hingga enak.
Habitat (di Eropa): umumnya tumbuh
soliter pada cabang pohon daun lebar
yang melapuk, lubang pada pohon
hidup, dan kadang berada beberapa
meter di atas permukaan tanah.
Merupakan jamur saprob, jarang
ditemui.
e._ Boletus parasiticus
Etimologi: artinya parasit (bahasa Yunani).
Deskripsi: diameter tudung berukuran
38 cm dan berbentuk hemisperikal,
kemudian cembung, akhimnya datar.
Kutikel berbulu, Cenderung retak
jika kering, tidak mudah dilepas,
dan berwarna kuning-tanah terang,
Tabung pendek, kuning, berwarna
cokelat-olive jika masak, berpori-pori
besar, membulat atau poligonal,
terdapat tanda-tanda seperti karat
cokelat. Diameter dan panjang tangkai
(stipe) 0,5—1,5 cm x 2,5—7 cm,
melengkung di bagian dasar, fibrilosa,
dan berwarna kekuningan. Daging
(flesh) lunak, jarang membusuk, tetapi
mengering secara alami, berwarna
kuning, kadang berubah menjadi
biru pada bagian tabung menempel
dan pada bagian tepian tangkai
Aroma tidak tajam, rasa manis. Spora
berwarna kuning olive, berbentuk
silindris atau fusiform, bertekstur halus,
dan berukuran 10—17 mikron x 4—6
mikron.
Edibility: enak.
Habitat (di Eropa): tumbuh menyendiri
atau berkelompok. Merupakan parasit
jamur Scleroderma sp.
f._Vascellum pratense
Etimologi: artinya dari lapangan (bahasa
Yunani).
Deskripsi: tubuh buah dengan tinggi
2—4 cm dan umumnya berwarna
putih, kadang cokelat kekuningan.
Peridium dilindungi oleh ornamen
fukosa atau granul yang mudah retak
Saat dewasa terbentuk lubang, tetapi
secara bertahap dengan bagian atas
tubuh buah menggumpal. Gleba
bertepung dan berwarna cokelat tua
13ketika masak. Terpisah cukup jelas
dari bagian yang steril oleh diafragma,
subgleba selular, dan berwarna tua
ketika masak. Daging muda berwama
putih. Spora berwarna cokelat muda,
subglobose atau ovoid, dan berukuran
3—4,5 mikron.
Edibility: cukup lezat saat masih muda.
Habitat (di Eropa): tersebar luas pada
iklim sedang, padang rumput, dan
sering ditemukan bersama Bovista
plumbea,
g._ Stropharia rugoso-annulata
Etimologi: artinya tudung berwarma
anggur (minuman).
Deskripsi: diameter tudung jamur
berukuran 4—13 cm.Warna tudung
jamur merah kecokelatan. Tudung
jamnur datar pada saat jamur sudah
dewasa. Batang jamur tebal dari
akar sampai tudung. Tinggi batang
jamur berukuran 10—15 cm dengan
diameter batang berukuran 1—2 cm.
Nama lain: king stropharia, garden giant
mushroom.
Habitat (di Eropa): umumnya tumbuh
pada kayu keras yang sudah mati atau
tanah yang banyak mengandung
bahan kayu keras yang belum
terdekomposisi.
Edibility: \ezat dimakan saat jamur
masih muda dan lamellanya belum
membentuk spora.
h._ Pleurotus pulmonarius
Etimologi: artinya tudung seperti paru-
paru.
Deskripsi: diameter tudung jamur
berukuran 5—20 cm. warna tudung
Jamur putih keabu-abuan. Tepian
tudung jamur halus bergelombang.
Tinggi batang jamur berukuran 0—5S
cm dengan diameter batang 1—2 cm.
Nama lain: phoenix oyster mushroom.
Habitat (di Eropa) : Jamur ini umumnya
sebagai pengurai (dekomposer)
kayu keras, dan biasanya tumbuh
pada musim semi dan musim panas.
Jamur ini juga, banyak ditemukan
pada ketinggian 1.200—3.000 di atas
permukaan laut (dp!) yang terdapat
hutan tanaman pinus.2. Jamur Non-edibel
Non-edibel merupakan lawan dari kata
edibel, Jamur non-edibel artinya jamur
tidak dapat dimakan. Istilah ini juga sering
disandingkan dengan istilah beracun
(poisonous). Oleh karena itu, kategori
non-edibel adalah jamur obat dan jamur
beracun.
Jamur kerap kali digunakan dalam
pengobatan dan upaya peningkatan
kesehatan. Beberapa jenis jamur obat yang
telah dikenal luas, antara lain reishi/lingzhi
(Ganoderma lucidum dan Ganoderma
tsuigae), maitake (Grifola frondosa),
enokitake (Flammulina velutipes), dan
Agaricus blazei (Agaricus subrufescens).
Enokitake (Flammulina velutipes)
Lingzhi (Ganoderma lucidum)
Jamur lainnya seperti jamur shitake,
Jamur kuping, jamur merang/jamur
tiram, dan jamur kancing/champignon
merupakan jamur pangan sekaligus jamur
obat. Tiap jenis jamur tersebut memiliki
khasiat yang khas sebagai obat.
b
Jamur non-edibel ada yang berbahaya
jika dikonsumsi karena beracun.
Beberapa jenis jamur beracun memiliki
‘tampilan yang mirip dengan jamur
yang bisa dimakan. Kemiripan ini
yang sering menjadi sebab kesalahan
mengidentifikasi sehingga jamur beracun
disangka jamur pangan.
Sebagai contoh, stadia jamur kancing
Amanita phalloides mirip dengan jamur
merang. Padahal, Amanita phalloides
adalah salah satu jamur yang dapat
menyebabkan kematian karena memiliki
kandungan racun a-amanitin. Perbedaan
keduanya terdapat pada warna jejak
sporanya. Jejak spora Amanita berwarna
merah muda, sedangkan jamur merang
berwarna merah jambu. Demikian juga
dengan stadia bola Amanita caesarea
(jamur pangan) dapat tertukar dengan
stadia bola jamur Amanita phalloides yang
beracun karena sangat mirip. Omphalotus
olearius atau“jack-o-lantern mushroom”
(jamur beracun) yang dapat tertukar :
dengan Cantharellus cibarius karena
bentuk dan warna tubuh buahnya sangat
mirip.16
Tubuh buah Amanita phalloides dewasa (Kiri) dan pada stadia kancing (tengah) yang kadang
tertukar dengan jamur merang (kanan)
Sinebesntchipe
Cantharellus cibarius (kanan)
Daya racun jamur dapat berasal dari
senyawa beracun yang dikandungnya
atau racun dari lingkungan. Toksisitas
Jamur biasanya bersifat genetik atau
bawaan. Artinya, sifat tersebut berasal
dari jamnur sendiri, khas untuk setlap
Jenis, dan diwariskan kepada generasi
berikutnya. Sifat beracun jamur tersebut
tidak akan berubah walaupun ditanam
di daerah mana pun. Berdasarkan
morfologinya, sukar diketahui ciri suatu
jamur beracun atau tidak. Namun, jamur
yang rasanya cenderung pahit lebih
wagessanebgeegiecom
Kemiripan tubuh buah jamur beracun Omphalotus olearius (Kiri) dengan jamur pangan
mungkin mengandung senyawa yang
bersifat racun.
Dari faktor lingkungan, bahan
beracun, seperti pestisida, dapat
menjadikan jamur beracun jika terdapat
kontak. Hal yang hampir serupa adalah
jamur yang tumbuh di lingkungan
dengan polusi udara berat akibat asap
kendaraan bermotor atau kegiatan
industri. Jamur tersebut dapat menjadi
beracun meskipun kondisi normal lezat
dimakan. Kondisi tersebut, jamur akan,
menjadi semacam spons yang menimbunzat beracun dalam tubuh buahnya.
Metal beracun, seperti timah dan
merkuri (air raksa), terakumulasi dalam
tanah, lalu miselia fungi menyerap dan
menimbunnya dalam tubuh buah.
Keracunan jamur akibat senyawa
beracun yang dihasilkan atau
terkandung dalam tubuh buah dapat
menimbulkan efek dengan cepat
pada level gastrotestinal. Akibatnya,
timbul rasa mual, lalu diikuti muntah.
Senyawa beracun dapat pula masuk ke
dalam aliran darah dan mempengaruhi
berbagai organ. Beberapa kasus
keracunan berakibat fatal atau tidak
dapat disembuhkan. Jika berakibat
fatal, pengaruh racun dapat dicegah
atau dihilangkan selama tidak terjadi
komplikasi dengan terjadinya muntah.
Sebaliknya, jika tidak dapat disembuhkan,
terjadi kerusakan organ penting,
seperti hati dan ginjal, yang dapat
mengakibatkan kematian, Kedua kasus
tersebut perlu dilakukan perawatan di
rumah sakit jika digunakan obat khusus
atau perlu perawatan dengan infus cairan,
gula, ataupun garam.
Banyak senyawa yang telah diketahui
bertanggung jawab terhadap keracunan
pada jamur dengan cara diisolasi
dan diidentifikasi struktur kimianya.
Bahkan, efek dan jalur metabolismenya
dalam tubuh diketahul. Hal ini sangat
bermanfaat bagi tindakan pengobatan
keracunan. Beberapa sindrom keracunan
jamur dapat dilihat pada Tabel 1.
‘TABEL 1. TOKSISITAS JAMUR, SINDROM, DAN GEJALANYA
Muntah parah mencret | 10—20 harika fatal
dan kram selama |2—24 | dapat mengakibatian
fam dikuti oleh serangan | kematian pada 4—7
pada grial serta disfungsi | har setelah geala awal
a. terihat18
Lanjutan Tabel 1.
Orelianine | Cortinarius orelanus | 5-
Cortinarius
| specosisuimus
15 jam
Amanita muscoria
Amanita pantherina
Muscimol 15 menit—4 jam
Muscarine | Citocybe dealbaca | 30—60 merit.
Chtocybe phyllophila
Sebagian besar spesies
Inoeybe
Immune
injury
Poxilus involutus Peningletan
hipersensitivitas
Keterangan:
Inkuba:
Durasi
Jamanya terjadi gejala keracunan
‘Ada beberapa cara untuk mengenali
jamur beracun, di antaranya sebagai
berikut,
1. Tudung berwarna mencolok, seperti
biru tua, hitam legam, kuning terang,
atau oranye.
secara bertahap. | (pernbuluh pada jantung),
-
Kerusakan liver ginjal, 1
rat saraf tulang belakang,
peneernaan, tidak hyaman,
demam, kedinginan, sakit
kepala. dan nyeri otot,
bulan sering fatal
using, hiperaktif,tidur
nyenyak, mengigau, dan
kadang: berkeringat
Pusing, penglihatan kabur,
mengzigl. berkeringat
banyak a ludah banyak,
dan mual
12—24 jam, kadang
24 han, mungkin
remerlukan pérawatan
di rumah salt, jarang
mengakibatkan
kematian.
Meneret, muntah,
gangguan kardiovaskuler
24 han, jarang fatal
rreaksi alerg. dan
pendarahan,
Surber: Peso, 185
masa dari saat mengonsumnsi jamur hingga muncul gejala keracunan
2. Baunya menusuk, seperti telur busuk
atau amoniak,
3, Tumbuh di tempat kotor.
Ada perubahan warna pada logam
perak atau pisau stainlessteel jika
dikerat,
5, Sangat lunak jika dimasak.Cara lain untuk mengenali toksisitas
jamur, yaitu dengan pengujian. Tujuannya
untuk memastikan bahwa jamur aman
dikonsumsi. Jamur yang akan diuji
dikoleksi semua bagiannya. Tidak boleh
ada bagian yang tertinggal. Jika dikoleksi
beberapa jamur sekaligus, tiap macam
jamur harus dibungkus dalam wadah
terpisah untuk menghindari kontaminasi.
Sebelum melakukan indentifikasi tudung
tubuh buah, sebaiknya mengetahui
dahulu jejak sporanya [spore print). Hal
itu karena warna tudung tidak selalu
menunjukkan warna spora. Selanjutnya
simpan jamur dalam lemari pendingin
agar kondisinya tetap segar.
Jika akan mencoba memakannya,
hendaknya dahulukan jenis jamur yang
sudah lebih dikenal, Jika jenis baru atau
liar, sebaiknya dikonsumsi sedikit dahulu,
Sangat disarankan meminta saran pakar
untuk konfirmasi pengujian.
See MeO ee euici)
MC e rls
1) Jamur yang sudah dimakan
siput atau hewan akan aman
dikonsumsi manusia.
Penjelasan:
Tidak ada jaminan jamur aman
dimakan manusia jika telah
dikonsumsi hewan,
Jamur yang sudah dikeringkan
aman dikonsumsi karena
kandungan toksinnya akan
hilang oleh pengeringan.
Ada jamur yang dapat
dikonsumsi setelah
dikeringkan. Namun, jamur
‘Amanita, contohnya, tidak akan
berkurang toksisitasnya dengan
cara pengolahan apa pun.
3) Gejala keracunan akan tampak
segera sesudah mengonsumsi
jamur.
Penjelasan:
Banyak fungi yang
mengakibatkan gejala
keracunan setengah hingga
satu jam setelah dikonsumsi,
Namun, jamur Amanita belum
menunjukkan gejala keracunan
hingga 8—12 jam kemudian.
Jamur yang tumbuh di pohon
hidup aman dikonsumsi.
Penjelasan:
Toksisitas fungi bersifat
genetik, tetapi kadang dapat
dipengaruhi oleh tempat.
tumbuhnya,F. NILAI GIZI JAMUR
PANGAN SECARA UMUM
Sebagai bahan pangan, jamur
mempunyai nilai gizi tinggi dan daya
cerna yang tinggi. Kandungan protein
jamur tinggi, yaitu hingga 15—20% dari
berat keringnya. Daya cernanya sekitar
34—89%. Kandungan nutrisi, terutama
kelengkapan asam amino, yang dimiliki
oleh jamur lebih menentukan mutu
gizinya.
Jamur segar umumnya mengandung
85—89% air. Kandungan lemaknya cukup
rendah, yaitu antara 1,08—9,4% berat
kering, yang terdiri atas asam lemak
bebas monoditrigliserida, sterol, dan
fosfolipida.
Tabel 2 memperlihatkan
perbandingan antara kandungan protein,
karbohidrat, dan lemak pada jamur
dengan bahan makanan lain.
Jamur segar. Umumnya mengandung air
sebanyak 85—89%
TABEL 2, PERBANDINGAN KANDUNGAN
GIZI JAMUR DENGAN
MAKANAN LAIN
Jamar merang | 18 | 27 84
Jamar tram [21 7 2
Jemurkuping | _1S = z
Dagingsap | 03 | 16 05
Bayam 55 2 z
Kentang a 13 24
Kubie 4 58 a8
Seledn 0s 209
Buncs | 42 «| 02 a2 |
Jamar tiram, Kandungan asam lemak tak
jenuhnya paling tinggi di antara jamur
konsumsi lainnya1. Karbohidrat
Karbohidrat dalam jamur terdapat dalam
bentuk molekul pentosa, metilpentosa,
dan heksosa, Karbohidrat terbesar pada
jamur berada dalam bentuk heksosan
dan pentosan. Polimer karbohidrat
dapat berupa glikogen, kitin, dan
sebuah polimer N-asetil glikosamin yang
merupakan komponen struktural sel
jamur,
Jamur juga mampu mengubah
selulosa menjadi polisakrida yang
bebas kolesterol sehingga orang yang
mengonsumsinya terhindar dari risiko
terkena stroke,
2. Lemak
Salah satu kelebihan jamur yang
menguntungkan adalah kandungan
lemaknya yang rendah sehingga lebih
sehat untuk dikonsumsi. Lemak jamur
berada pada kisaran 1,08—9,4% (berat
kering) dan terdiri atas asam lemak bebas
monoditrigliserida,
Jamur mengandung asam lemak tak
jenuh yang lebih banyak dibandingkan
dengan asam lemak jenuh. Asam lemak
tak jenuh sangat dibutuhkan tubuh dan
tidak berbahaya jika dikonsumsi dalam
jumlah besar. Sebaliknya, asam lemak.
Jenuh yang berbahaya jika dikonsumsi
secara berlebihan. Adapun kandungan
asam lemak jenuh dan tak jenuh pada
Jamur dapat dilihat secara detail pada
Tabel 3.
‘TABEL 3. KANDUNGAN ASAM LEMAK
JAMUR
‘Agorieus bisporus (jamur
kancing) 19,5 80,5
Aunculona auriculata
Be m2
| (amar kuping)
eee eeee {itt 199 80,1
Pleurots sojor caju 48 854
(jamvur tiram)
‘Tremetla fuciformis
77
{amar huping put) ue °
3. Protein
Jamur memiliki kandungan protein
yang tinggi. Berdasarkan Tabel 2, jamur
tiram memiliki kandungan protein yang
lebih tinggi daripada sayuran lainnya
ataupun daging sapi.
Protein dalam jamur mengandung
‘asam amino esensial. Asam amino
esensial adalah asam amino yang
sangat dibutuhkan tubuh dalam jumlah
cukup, tetapi tidak dapat dihasilkan
oleh tubuh. Terdapat sembilan asam
amino esensial pada jamur, yaitu lisin,
methionin, triptofan, threonin, valin,
leusin, isoleusin, histidin, dan fenilalanin,
Kandungan asam amino esensial
pada jamur setara. Bahkan, beberapa
melebihi persentase yang terdapat
pada telur ayam, Nilai kandungan asam
amino esensial tersebut dapat dilihat
pada Tabel 4.
2122
TABEL 4. KANDUNGAN ASAM AMINO ESENSIAL JAMUR
eee | 75 | 48 o joi} ss 9 7 | 29
el s | 4s | 2s] 20 | or! ss ar | op | 7 |
Lents edodes
func | 79 | 49 | ar ao | 59 so 19 | 19 | x60
Poros foro
ene icm | 7 | St [or] Me foe] os a8 | 30 | 28 | 40
Movoretowhocra | 4s) 34 | 54] as | ai] as a hi) ae | ae
(Gora merare)
Tehran ae | 66 [7a | se los] si se fox | om [a
4. Vitamin dan Mineral
Jamur juga merupakan sumber vitamin,
antara lain tiamin, niasin, biotin, dan
asam askorbat. Vitamin A dan D jarang
diternukan pada jamur, Namun, jamur
tiram putih mengandung ergosterol yang
merupakan prekursor vitamin D,
Umumnya jamur kaya akan mineral,
‘terutama fosfor. Mineral yang paling,
banyak terkandung dalam jamur
adalah potasium, sodium, kalsium, dan
magnesium. Sementara itu, kandungan
besi, seng, tembaga, dan mangan hanya
‘terdapat dalam jumlah kecil.