Problem dan Ess
SOAL I: Investment Decision Criteria (nitai 40)
Dalam pembahasan anggaran tahun 2019, Direktur Pengembangan Bisnis mengajukan satu
usulan proyek investasi baru yang dinamakan Proyek Bravo, dengan proyeks! pencapatan dan
biaya proyek investasi ini dalam kondisi ekonomi normal sebagai berikut:
+ Unit produksi terjual 100.000 unit
+ Harga jual per unit $200
+ HPP ~ Biaya variabel per unit $125
+ HPP — Biaya tetap (kas) per tahun $1.260.000
+ Blaya tetap operasional (kas) per tahun $550.00
+ Tarif pajak yang beriaku 30%
Estimasi kebutuhan biaya investasi adalah sebagai berikut:
* Blaya pengadaan lokasi proyak, bangunan, mesin pengotahan, dan peraltan pendukungnya
berjumiah $8.500.000.
«= Tambahan modal kerja tambahan untuk mengoperasikan proyek berjumlah $2.500.000
* Diperkirakan memiliki uur operasi selama 5 tahun dan di akhir pelaksanaan proyek taksiran
nila jual sisa aktiva tetap proyek adalah sebesar $760.00.
+ Penyusutan aset proyek dilakukan sesual dengan kebijakan penyusutan perusahaan, yaitu
metode garis lurus,
Berdasarken analisis Divisi Litbang, pemicu nilai bigya (cost driver) pada proyek ini adalah unit
produksi, harga jual per unit, dan biaya variabel per unit. Karena dana internal terbatas, maka
untuk membiayai proyek ini perusahaan harus mencari dana segar dari investor baru dengan
cara menerbitkan saham dan/atau obligasi (debf). Bankir investasi perusahaan memberiken
informasi bahwa jika perusahaan menerbitkan obligesi (Debt) maka floating cost yang menjadi
beban perusahaan adalah 0,65%, jika menerbitkan saham preferen floating cost-nya sebesar
0,45%, sedangkan jika menerbitkan saham biasa beban floating costnya adelah 0,75%.
Direksi Perusahaan akan meminta Komisaris Perusahan untuk menyetujui pendanaan proyek-
dengan menggunakan 25% obligasi dengan fingkat bunga 8% (Debt), 25% saham preferen, dan
50% saham biasa,
‘Saudara Dimin
Sebelum dilakukan rapat dengan Dewan Komisaris, iakukaniah analisis terhadap usulan proyek
tersebut dengan menggunaken NPV (Net Present Value) dan Pl (Profitability Index) sebagai
erangkat analisis untuk pengambilan keputusannya.
Seperti biasa, tingkat diskonto yang digunaken adalah nilai WACC berdasarkan laporan
keuangan terakhir perusahaan (Laporan Keuangan per tanggal 31 Desember 2017) yaitu 11%.