You are on page 1of 16

c

Jahe (Zingiber officinale Rosc)

Ú   
Zingiber officinale Rosc.

Ú  

Nama-nama daerah bagi jahe tersebut antara lain halia (Aceh), bahing (Batak karo), sipadeh
atau sipodeh (Sumatera Barat), Jahi (Lampung), jae (Jawa), Jahe (sunda), jhai (Madura), pese
(Bugis) lali (Irian).

 
Ditanam dikebun atau pekarangan rumah.

 

Tanaman jahe telah lama dikenal dan tumbuh baik di negara kita. Jahe merupakan
salah satu rempah-rempah penting. Rimpangnya sangat luas dipakai, antara lain sebagai
bumbu masak, pemberi aroma dan rasa pada makanan seperti roti, kue, biskuit, kembang
gula dan berbagai minuman. Jahe juga digunakan dalam industri obat, minyak wangi dan
jamu tradisional. Jahe muda dimakan sebagai lalaban, diolah menjadi asin an dan acar.


 

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

 

 
  

Aman

   

Kerajaan: Plantae
(tidak termasuk) Monocots
(tidak termasuk) Commelinids
Ordo: Zingiberales
Famili: Zingiberaceae
Genus: p  
Spesies: p 

Ú     

p
 
Roscoe[1]
 (p   
), adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-
rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas -ruas
tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron.

Jahe termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe diberikan oleh William
Roxburgh dari kata Yunani   , dari bahasa Sansekerta, 
 .

Jahe diperkirakan berasal dari India. Namun ada pula yang mempercayai jahe berasal dari
Republik Rakyat Cina Selatan. Dari India, jahe dibawa sebagai rempah perdagangan hingga
Asia Tenggara, Tiongkok, Jepang, hingga Timur Tengah. Kemudian pada zaman kolonialisme,
jahe yang bisa memberikan rasa hangat dan pedas pada makanan segera menjadi
komoditas yang populer di Eropa.

Karena jahe hanya bisa bertahan hidup di daerah tropis, penanamannya hanya bsia
dilakukan di daerah katulistiwa seperi Asia Tenggara, Brasil, dan Afrika. Saat ini Equador dan
Brasil menjadi pemasok jahe terbesar di dunia.





Batang jahe merupakan batang semu dengan tinggi 30 hingga 100 cm. Akarnya berbentuk
rimpang dengan daging akar berwarna kuning hingga kemerahan dengan bau menyengat.
Daun menyirip dengan panjang 15 hingga 23 mm dan panjang 8 hingga 15 mm. Tangkai
daun berbulu halus.

Bunga jahe tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telu r dengan panjang 3,5 hingga 5 cm
dan lebar 1,5 hingga 1,75 cm. Gagang bunga bersisik sebanyak 5 hingga 7 buah. Bunga
berwarna hijau kekuningan. Bibir bunga dan kepala putik ungu. Tangkai putik berjumlah
dua.

     




Rimpang jahe, terutama yang dipanen pada umur yang masih muda tidak bertahan lama
disimpan di gudang. Untuk itu diperlukan pengolahan secepatnya agar tetap layak
dikonsumsi.

Terdapat beberapa hasil pengolahan jahe yang terdapat di pasaran, yaitu:

c Jahe segar
c Jahe kering
c Awetan jahe
c Jahe bubuk
c Minyak jahe
c Oleoresin jahe

 


Merupakan potongan jahe yang kemudian dikeringkan. Jenis ini sangat populer di pasar
tradisional.

   

Merupakan hasil pengolahan tradisional dari jahe segar, terutama jahe muda. Yang paling
sering ditemui di pasaran adalah acar, asinan, sirup, dan kristal jahe. Jenis ini disukai
konsumen dari daerah Asia dan Australia.

  

Merupakan hasil pengolahan lebih lanjut dari jahe menggunakan teknologi industri. Bubuk
jahe diperlukan untuk keperlu an farmasi, minuman, alkohol dan jamu. Biasanya
menggunakan bahan baku jahe kering.

  
 

Adalah hasil pengolahan lebih lanjut dari tepung jahe. Bentuknya berupa cairan cokelat
dengan kandungan minyak asiri 15 hingga 35%.

 

Jahe tumbuh subur di ketinggian 0 hingga 1500 meter di atas permukaan laut, kecuali jenis
jahe gajah di ketinggian 500 hingga 950 meter.

Untuk bisa berproduksi optimal, dibutuhkan curah hujan 2500 hingga 3000 mm per tahun,
kelembapan 80% dan tanah lembab dengan PH 5,5 hingga 7,0 dan unsur hara tinggi. Tanah
yang digunakan untuk penanaman jahe tidak boleh tergenang.

!
  

Terdapat tiga jenis jahe yang populer di pasaran, yaitu:

   "   

Merupakan jahe yang paling disukai di pasaran internasional. Bentukn ya besar gemuk dan
rasanya tidak terlalu pedas. Daging rimpang berwarna kuning hingga putih.

 

Merupakan jahe yang banyak dipakai sebagai bumbu masakan, terutama untuk konsumsi
lokal. Rasa dan aromanya cukup tajam. Ukuran rimpang sedang dengan warna kuning.
 


Jahe jenis ini memiliki kandungan minyak asiri tinggi dan rasa paling pedas, sehingga cocok
untuk bahan dasar farmasi dan jamu. Ukuran rimpangnya paling kecil dengan warna merah.
Dengan serat lebih besar dibanding jahe biasa.


 

Di masyarakat barat,  


 merupakan produk yang digemari. Sementara Jepang dan
Tiongkok sangat menyukai asinan jahe. Sirup jahe disenangi masyarakat Tiongkok, Eropa
dan Jepang.

Di Indonesia, sekoteng, bandrek, dan wedang jahe merupakan minuman yang digemari
karena mampu memberikan rasa hangat di malam hari, terutama di daerah pegunungan.

Ô 


c Harmono, STP dan Drs Agus Andoko, Budidaya dan Peluang Bisnis Jahe, Penerbit
Agromedia Pustaka, 2005.

1. c  Zingiber officinale information from NPGS/GRIN . www.ars-grin.gov. Diakses pada 3


Maret 2008.

   Ô  

     Ô 

1. Pendahuluan
Saat ini telah dikenal berbagai macam obat tradisional salah satunya adalah rimpang jahe
yang banyak digunakan oleh kebanyakan masyarakat pada umumnya, karena harganya
murah, mudah didapat dan dapat diperbanyak menjadi tanaman obat tradisional di setiap
rumah tangga.
Berikut ini adalah identifikasi tanaman jahe menyangkut kandungan kimia kandungan,
manfaat, dan macam-macam kegunaan lainnya. Zingiber officinale merupakan tumbuhan
herbal menahun yang tumbuh liar di ladang -ladang berkadar tanah lembab dan
memperoleh banyak sinar matahari. Batangnya tegak, berakar serabut dan berumbi dengan
rimpang mendatar. Tumbuhan semak berbatang semu ini tingginya bisa mencapai 30 cm - 1
m. Rimpang jehe berkulit agak tebal membungkus daging umbi yang berserat dan berwarna
coklat beraroma khas. Bentuk daun bulat panjang dan tidak lebar. Berdaun tunggal,
berbentuk lanset dengan panjang antara 15 - 28 mm. Bunganya memiliki 2 kelamin dengan
1 benang sari dan 3 putik bunga. Bunga ini muncul pada ketiak daun dengan posisi duduk.
Biasanya jahe di tanam pada dataran rendah sampai dataran tinggi (daerah subtropis &
tropis) di ketinggian 1500 m di atas permukaan laut. Akarnya akar serabut.
Kandungan Kimia :
Sifat khas jahe disebabkan adanya minyak atsiri dan oleoresin jahe. Aroma harum jahe
disebabkan oleh minyak atsiri, sedangkan oleoresinnya menyebabkan rasa pedas. Minyak
atsiri dapat diperoleh atau diisolasi dengan destilasi uap dari rhizoma j ahe kering. Ekstrak
minyak jahe berbentuk cairan kental berwarna kehijauan sampai kuning, berbau harum
tetapi tidak memiliki komponen pembentuk rasa pedas. Kandungan minyak atsiri dalam jahe
kering sekitar 1 ʹ 3 persen. Komponen utama minyak atsiri jahe ya ng menyebabkan bau
harum adalah zingiberen dan zingiberol. Rimpang jahe juga mengandung minyak damar,
mineral sineol, fellandren, kamfer, borneol, zingiberin, zingiberol, gigerol (misalnya di
bagian-bagian merah), zingeron, lipidas, asam aminos, niacin, vi tamin A, B1, C dan protein.
Minyak jahe berwarna kuning dan kental. Minyak ini kebanyakan mengandung terpen,
fellandren, dextrokamfen, bahan sesquiterpen yang dinamakan zingiberen, zingeron damar,
pati.

Kandungan & Manfaat :


Jahe terdiri dari ratusan substansi, termasuk didalamnya kandungan phenol yang bersifat
anti-radang dan sudah terbukti dalam berapa penelitian dapat meredakan radang sendi dan
ketegangan otot. Kandungan shogaol dan zingilberene dalam jahe, memiliki kemampuan
sebagai antioksidan yang mencegah penyakit jantung dan kanker. Zingiber Rhizoma
(Rhizoma Zingiberis- akar jahe) yang berupa umbi Zingerber officinale mengandung 6%
bahan obat-obatan yang sering dipakai sebagai rumusan obat-obatan., jahe merupakan
tanaman obat-obatan yang paling banyak dipakai di dunia. Sejak dulu Jahe dipergunakan
sebagai obat, atau bumbu dapur dan aneka keperluan Iainnya. Jahe dapat merangsang
kelenjar pencernaan, baik untuk membangkitkan nafsu makan dan pencernaan. Jahe
berguna sebagai obat gosok untuk penyakit encok dan sakit kepala. Jahe segar yang
ditumbuk halus dapat digunakan sebagai obat luar untuk sebagai obat mulas. Rasa dan
aromanya pedas dapat menghangatkan tubuh dan mengeluarkan keringat. Minyak atsirinya
bermanfaat untuk menghilangkan nyeri, anti infla masi dan anti bakteri. Air perasan umbinya
(akar tongkat) digunakan untuk penyakit katarak. Pada umumnya jahe dipakai sebagai
pencampur beberapa jenis obat yaitu sebagai obat batuk, rnengobati Iuka luar dan dalam
,melawan gatal (umbinya ditumbuk haIus)
 #$%
&  Ô&'(

 
- Zingiber officinale Rosc.
- Z.o. var. amarun (pahit)
- Z.o. var. rubrum (merah)
)  
- Jahe pahit (Z.o. var. amarun)
- HaIia padi (rasanya amat tajam)
- Sunti (Z.o. var. rubrum)
- Halia barah atau H. udang (merah)
- Jae / Jhai
- Bahing / Pemedas / Sipadeh
#  Ginger

*   Zingiberaceae

+ , 
Tumbuhan ini berasal dari Asia Selatan (India)dan RRC, kini ditemukan di wilayah tropis dan
subtropis, contohnya di Indo nesia. Tanaman jahe biasanya ditanam di daerah beriklim
panas, terutama di tanah gembur, kering dan subur. Jahe yang amat baik dihasilkan di
Jamaika. Sri Langka dan Cina. Tanaman jahe bisa dipanen apabila daunnya telah menguning.

-
 .   
Zingiber officinale merupakan tumbuhan herba menahun yang tumbuh liar di ladang -ladang
berkadar tanah lembab dan memperoleh banyak sinar matahari. Batangnya tegak, berakar
serabut dan berumbi dengan rimpang mendatar. Tumbuhan semak berbatang semu ini
tingginya bisa mencapai 30 cm - 1 m. Rimpang jehe berkulit agak tebal membungkus daging
umbi yang berserat dan berwarna coklat beraroma khas. Bentuk daun bulat panjang dan
tidak lebar. Berdaun tunggal, berbentuk lanset dengan panjang antara 15 - 28 mm.
Bunganya memiliki 2 kelamin dengan 1 benang sari dan 3 putik bunga. Bunga ini muncul
pada ketiak daun dengan posisi duduk. Biasanya jahe di tanam pada dataran rendah sampai
dataran tinggi (daerah subtropis & tropis) di ketinggian 1500 m di atas permukaan laut.
Akarnya akar serabut.

   
Rimpang jahe mengandung minyak atsiri, damar, mineral sineol, fellandren, kamfer,
borneol, zingiberin, zingiberol, gigerol ( misalnya di bagian-bagian merah), zingeron, lipidas,
asam aminos, niacin, vitamin A, B1, C dan pr otein. Minyak jahe berwarna kuning dan kental.
Minyak ini kebanyakan mengandung terpen, fellandren, dextrokamfen, bahan sesquiterpen
yang dinamakan zingiberen, zingeron damar, pati.

  /0  


Menurut Farmakope Belanda, Zingiber Rhizoma (Rhiz oma Zingiberis- akar jahe) yang berupa
umbi Zingerber officinale mengandung 6% bahan obat -obatan yang sering dipakai sebagai
rumusan obat-obatan atau sebagai obat resmi di 23 negara. Menurut daftar prioritas WHO,
jahe merupakan tanaman obat-obatan yang paling banyak dipakai di dunia. Di negara
Malaysia, Filipina dan Indonesia telah banyak ditemukan manfaat therapeutis. Sejak dulu
Jahe dipergunakan sebagai obat, atau bumbu dapur dan aneka keperluan Iainnya. Jahe
dapat merangsang kelenjar pencernaan, baik untuk membangkitkan nafsu makan dan
pencernaan. Jahe berguna sebagai obat gosok untuk penyakit encok dan sakit kepala. Jahe
segar yang ditumbuk halus dapat digunakan sebagai obat luar untuk sebagai obat mulas.
Rasa dan aromanya pedas dapat menghangatkan tubuh dan mengeluarkan keringat. Minyak
atsirinya bermanfaat untuk menghilangkan nyeri, anti inflamasi dan anti bakteri. Air perasan
umbinya (akar tongkat) digunakan untuk penyakit katarak. Pada umumnya jahe dipakai
sebagai pencampur beberapa jenis obat yaitu sebagai obat batuk, rnengobati Iuka luar dan
dalam ,melawan gatal (umbinya ditumbuk haIus) dan untuk mengobati gigitan ular.

   


1. Sakit kepala / migrain
2. Batuk
3. Masuk Angin
4. Rematik, nyeri pinggang, nyeri punggung
5. Mengeluarkan gas dari perut
6. Bengkak-bengkak (rimpangnya)
7. Mual, mabuk di perjalanan
8. Eksem
9. Panu
10. Terkilir
11. Vitiligo (bercak putih karefla kehilangan pigmen)
12. Borok
13. Digigit ular
14. Gatal karena gigitan serangga
15. Penyakit cacing gelang

Ekstraksi

 
 

Ekstraksi adalah penyarian zat-zat aktif dari bagian tanaman obat. Adapun tujuan dari
ekstraksi yaitu untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam simplisia.

. #


Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam
simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam
pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi
masuk ke dalam pelarut.

Secara umum, terdapat empat situasi dalam menentukan tujuan ekstraksi:

1. c Senyawa kimia telah diketahui identitasnya untuk diekstraksi dari organisme. Dalam

kasus ini, prosedur yang telah dipublikasikan dapat diikuti dan dibuat modifikasi yang

sesuai untuk mengembangkan proses atau menyesuaikan dengan kebutuhan


pemakai.

2. c Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu, misalnya


alkaloid, flavanoid atau saponin, meskipun struktur kimia sebetulnya dari senyawa
ini bahkan keberadaannya belum diketahui. Dalam situasi seperti ini, metode umum
yang dapat digunakan untuk senyawa kimia yang diminati dapat diperoleh dari

pustaka. Hal ini diikuti dengan uji kimia atau kromatografik yang sesuai untuk
kelompok senyawa kimia tertentu

3. c Organisme (tanaman atau hewan) digunakan dalam pengobatan tradisional, dan


biasanya dibuat dengan cara, misalnya Tradisional Chinese medicine (TCM) seringkali
membutuhkan herba yang dididihkan dalam air dan dekok dalam air untuk diberikan

sebagai obat. Proses ini harus ditiru sedekat mungkin jika ekstrak akan melalui kajian
ilmiah biologi atau kimia lebih lanjut, khususnya jika tujuannya untuk memvalidasi
penggunaan obat tradisional.

4. c Sifat senyawa yang akan diisolasi belum ditentukan sebelumnya dengan cara
apapun. Situasi ini (utamanya dalam program skrining) dapat timbul jika tujuannya

adalah untuk menguji organisme, baik yang dipilih secara acak atau didasarkan pada
penggunaan tradisional untuk mengetahui adanya senyawa dengan aktivitas biologi
khusus.

Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman yaitu pelarut organik
akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat
aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi
keluar sel dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara
konsentrasi cairan zat aktif di dalam dan di luar sel.


 



0 


Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia
dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar terlindung
dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel
akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan
di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh
cairan penyari dengan konsentrasi rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut
berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di
dalam sel. Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan
penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.



 

Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia dimaserasi
selama 3 jam, kemudian simplisia dipindahkan ke dalam bejana silinder yang bagian
bawahnya diberi sekat berpori, cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui
simplisia tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia
yang dilalui sampai keadan jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan oleh karena
gravitasi, kohesi, dan berat cairan di atas dikurangi gaya kapiler yang menahan
gerakan ke bawah. Perkolat yang diperoleh dikumpulkan, lalu dipekatkan.


1   

Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia


ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa,
cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan
dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul -molekul cairan penyari yang
jatuh ke dalam klonsong menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari
telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas
bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai bila
cairan di sifon tidak berwarna, tidak tampak noda jika di KLT, atau sirkulasi telah
mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.


Ô 

Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke


dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap
cairan penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan
penyari yang akan turun kembali menuju labu alas bulat, akan menyari kembali
sampel yang berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya berlangsung secara
berkesinambungan sampai penyarian sempurna, penggantian pelarut dilakukan
sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.


  - 

Penyarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air ditempatkan dalam
labu berbeda. Air dipanaskan dan akan menguap, uap air akan masuk ke dalam labu
sampel sambil mengekstraksi minyak menguap yang terdapat dalam simplisia, uap
air dan minyak menguap yang telah terekstraksi menuju kondensor dan akan
terkondensasi, lalu akan melewati pipa alonga, campuran air dan minyak menguap
akan masuk ke dalam corong pisah, dan akan memisah antara air dan minyak atsiri.


Ô  

Proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan yang


dipercepat oleh putaran dari labu alas bulat, cairan penyari dapat menguap 5 -10º C
di bawah titik didih pelarutnya disebabkan oleh karena adanya penurunan tekanan.
Dengan bantuan pompa vakum, uap larutan penyari akan menguap naik ke
kondensor dan mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut
murni yang ditampung dalam labu alas bulat penampung.

Ôc 
#
 
2 

Ekstraksi cair-cair (corong pisah) merupakan pemisahan komponen kimia di


antara 2 fase pelarut yang tidak saling bercampur di mana sebagian komponen larut
pada fase pertama dan sebagian larut pada fase kedua, lalu kedua fase yang
mengandung zat terdispersi dikocok, lalu didiamkan sampai terjadi pemisahan
sempurna dan terbentuk dua lapisan fase cair, dan komponen kimi a akan terpisah ke
dalam kedua fase tersebut sesuai dengan tingkat kepolarannya dengan
perbandingan konsentrasi yang tetap.

Ôc 

 
 .

Pemisahan komponen kimia berdasarkan prinsip adsorbsi dan partisi, yang


ditentukan oleh fase diam ( adsorben) dan fase gerak (eluen), komponen kimia
bergerak naik mengikuti fase gerak karena daya serap adsorben terhadap
komponen-komponen kimia tidak sama sehingga komponen kimia dapat bergerak
dengan kecepatan yang berbeda berdasarkan tingkat kepolarannya, hal inilah yang
menyebabkan terjadinya pemisahan.

Ôc 
    Ú

  -!345

Pada UV 254 nm, lempeng akan berflouresensi sedangkan sampel akan


tampak berwarna gelap.Penampakan noda pada lampu UV 254 nm adalah
karena adanya daya interaksi antara sinar UV dengan indikator fluoresensi yang
terdapat pada lempeng. Fluoresensi cahaya yang tampak merupakan emisi
cahaya yang dipancarkan oleh komponen tersebut ketika elektron yang
tereksitasi dari tingkat energi dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi kemudian
kembali ke keadaan semula sambil melepaskan energi.

  -!677

Pada UV 366 nm noda akan berflouresensi dan lempeng akan berwarna


gelap. Penampakan noda pada lampu UV 366 nm adalah karena adanya daya
interaksi antara sinar UV dengan gugus kromofor yang terikat oleh auksokrom
yang ada pada noda tersebut. Fluoresensi cahaya yang tampak merupakan emisi
cahaya yang dipancarkan oleh komponen tersebut ketika elektron yang
tereksitasi dari tingkat energi dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi kemudian
kembali ke keadaan semula sambil melepaskan energi. Sehingga noda yang
tampak pada lampu UV 366 terlihat terang karena silika gel yang digunakan tidak
berfluororesensi pada sinar UV 366 nm.


 
 3 589:

Prinsip penampakan noda pereaksi semprot H 2SO4 10% adalah berdasarkan


kemampuan asam sulfat yang bersifat reduktor dalam merusak gugus kromofor
dari zat aktif simplisia sehingga panjang gelombangnya akan bergeser ke arah
yang lebih panjang (UV menjadi VIS) sehingga noda menjadi tampak oleh mata.

 #


1. c Ekstraksi secara dingin

Metode maserasi

Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara


merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada
temperatur kamar dan terlindung dari cahaya.

Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung


komonen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung
benzoin, tiraks dan lilin.

Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana. Sedang


kerugiannya antara lain waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel
cukup lama, cairan penyari yang digunakan lebih banyak, tidak dapat digunakan
untuk bahan-bahan yang mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan
lilin.

Metode maserasi dapat dilakukan dengan modifikasi sebagai berikut :


Modifikasi maserasi melingkar

Modifikasi maserasi digesti

Modifikasi Maserasi Melingkar Bertingkat

Modifikasi remaserasi

Modifikasi dengan mesin pengaduk

Metode Soxhletasi

Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan


penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi
menjadi molekul-molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia
dalam klongsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah
melewati pipa sifon

Keuntungan metode ini adalah :

àc Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan

terhadap pemanasan secara langsung.

àc Digunakan pelarut yang lebih sedikit

àc Pemanasannya dapat diatur

Kerugian dari metode ini :

àc Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di sebelah

bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi


peruraian oleh panas.

àc Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui

kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam


wadah dan membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk
melarutkannya.

àc Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan

pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti metanol atau air, karena
seluruh alat yang berada di bawah komdensor perlu berada pada temperatur

ini untuk pergerakan uap pelarut yang efektif.

Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau campuran
azeotropik dan tidak dapat digunakan untuk ekstraksi dengan campuran pelarut,
misalnya heksan :diklormetan = 1 : 1, atau pelarut yang diasamkan atau
dibasakan, karena uapnya akan mempunyai komposisi yang berbeda dalam
pelarut cair di dalam wadah.

Metode Perkolasi

Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari melalui serbuk


simplisia yang telah dibasahi.Keuntungan metode ini adalah tidak memerlukan
langkah tambahan yaitu sampel padat (marc) telah terpisah dari ekstrak.
Kerugiannya adalah kontak antara sampel padat tidak merata atau terbatas
dibandingkan dengan metode refluks, dan pelarut menjadi dingin selama proses
perkolasi sehingga tidak melarutkan komponen secara efisien.

2. Ekstraksi secara panas

Metode refluks

Keuntungan dari metode ini adalah digunakan untuk mengekstraksi


sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan langsung..

Kerugiannya adalah membutuhkan volume total pelarut yang besar dan


sejumlah manipulasi dari operator.
Metode destilasi uap

Destilasi uap adalah metode yang popular untuk ekstraksi minyak-minyak


menguap (esensial) dari sampel tanaman

Metode destilasi uap air diperuntukkan untuk menyari simplisia yang


mengandung minyak menguap atau mengandung komponen kimia yang
mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal.




Ôc Ditjen POM, (1986), "Sediaan Galenik", Departemen Kesehatan Republik


Indonesia, Jakarta.
Ôc Wijaya H. M. Hembing (1992), ͟Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia͟, Cet 1
, Jakarta .
Ôc Sudjadi, Drs., (1986), "Metode Pemisahan", UGM Press, Yogyakarta
Ôc Alam, Gemini dan Abdul Rahim. 2007. 00
   
. UIN
Ôc Alauddin: Makassar. 24-26.
Ôc Stahl, Egon. 1985. ×
 
 

 

  
    . ITB:
Bandung. 3-5.

You might also like