You are on page 1of 3

MA’RIFATUL JANNAH (161810301055)

Munculnya Teori Mekanika Kuantum


Awalnya atom dianggap sebagai sebuah partikel, anggapan ini munculah teori
mekanika klasik yaang terdiri dari Mekanika Newtonian ( non-kuantum) dan
Elektromagnetika . Elektromagnetika klasik membicarakan medan listrik, medan magnet dan
sumber-sumbernya, yaitu muatan listrik dan arus listrik. Mekanika newtonian membahas
partikel-partikel yang dianggap bergerak di bawah pengaruh gaya-gaya, yang mengikuti
hukum gerak (Hukum Newton). Hukum II Newton dan Hukum Gerak Newton yang
ditemukan oleh Ilmuwan bernama Newton menjelaskan pergerakan suatu materi baik
translasi, rotasi ataupun vibrasi. Teori ini gagal menjelaskan pergerakan elektron disebabkan
oleh massa yang dimilikinya sangat kecil hingga dapat dianggap tidak berpengaruh (me = 9,
109. 10-31 kg).
Hal lain yang juga mempengaruhi Mekanika klasik hingga memunculkan Mekanika
Kuantum adalah Radiasi Benda Hitam. Benda hitam adalah suatu benda yang
berkemampuan menyerap semua cahaya (berbagai panjang gelombang), sehingga radiasi dari
benda tersebut akan menghasilkan suatu spektrum warna yang kontinyu (mejikuhibiniu).
Fakta dalam eksperimen menyebutkan adiasi benda hitam tidak menghasilkan spektrum
cahaya yang terletak pada panjang gelombang pendek. Fakta ini berusaha dijelaskan melalui
teori Hukum Pergeseran Wien dan Hukum Rayleig-Jeans.
Berikut ini terdapat dua teori klasik yang mencoba menjelaskan spektrum radiasi benda
hitam yaitu teori Wien dan teori Rayleigh Jeans :
1. Teori Wien menyatakan hubungan antara intensitas radiasi dengan panjang
gelombang menggunakan analogi antara radiasi dalam ruangan dan distribusi
kelajuan molekul gas. Ternyata persamaan tersebut hanya mampu menjelaskan
radiasi benda hitam untuk λ pendek, tetapi gagal untuk λ panjang.
2. Teori Rayleigh-Jeans menyatakan hubungan antara intensitas dan panjang gelombang
radiasi dengan menggunakan penurunan dari teori klasik murni. Ternyata persamaan
tersebut berhasil menjelaskan radiasi benda hitam untuk λ yang panjang, tetapi gagal
untuk λ yang pendek
Teori ini belum berhasil dan pada tahun 1900,f isikawan berkebangsaan Jerman Max Planck
(1858-1947), memutuskan untuk mempelajari radiasi benda hitam. Beliau berusaha untuk
mendapatkan persamaan matematika yang menyangkut bentuk dan posisi kurva pada grafik
distribusi spektrum. Planck menganggap bahwa permukaan benda hitam memancarkan
radiasi secara terus-menerus, sesuai dengan hukum-hukum fisika yang diakui pada saat itu.
Hukum-hukum itu diturunkan dari hukum dasar mekanika yang dikembangkan oleh Sir Isaac
Newton. Asumsi tersebut ternyata Planck gagal, baru dijelaskan oleh hipotesis max plank
yang dikolaborasikan dengan teori Einstein. Max plank menyebutkan bahwa benda hitam
hanya mampu memancar atau menyerap radiasi elektromagnetik dalam ukuran atau paket-
paket kecil sebesar hν, dimana ν merupakan frekuensi radiasi dan h merupakan suatu
konstanta yang dikenal dengan konstanta Plank yang bernilai 6,6 x 10-34 J. s . Besarnya
ukuran atau paket radiasi yang dihasilkan ini l sebagai KUANTUM. Sedangkan einstein
menyebutkan bahwa radiasi elektromagnetik mempunyai sifat sebagai partikel, partikel ini
disebut foton, dimana setiap foton akan memiliki energi tertentu sesuai dengan frekuensi
yang dimiliki.
E = hf
Keterangan:
E adalah energi (Joule)
h adalah tetapan Planck, h = 6.63× (Js)
f adalah frekuensi dari cahaya (Hz)
Dari persamaan tersebut, diketahui bahwa radiasi benda hitam sebenarnya merupakan
radiasi yang sifatnya diskontinyu berlawanan dengan teori fisika klasik. Teori max plank –
Einstein ini dianggap sebagai tonggak dimulainya pemikiran mekanika kuantum. Gagasan
persamaan Max plank – Einstein diterapkan dalam Teori Atom Bohr bahwa elektron
bergerak dalam lintasan yang terletak pada tingkat energi tertentu yang disebut ORBIT.
Teori ini tidak dapat digunakan untuk atom yang berelektron banyak dan tidak dapat
menjelaskan mengapa elektron hanya terdapat pada tingkatan-tingkatan energi tertentu saja.
Seorang Fisikawan dari Prancis “Louis de Brouglie” berusaha menjelaskan alasan tingkatan
energi yang dimiliki elektron. Ia berpendapat bahwa jika cahaya yang merupakan gelombang
memiliki sifat partikel seperti yang telah dijelaskan Max Plank – Einstein pada fenomena
radiasi benda hitam, maka partikel juga dapat berperilaku seperti gelombang. Teori ini
dikenal dengan nama “Dualisme Gelombang-Partikel”,teori ini hanya berlaku untuk
partikel dengan massa sangat kecil dan tidak berlaku pada benda dengan massa besar
jikaditerapkan menghsikan panjang geombang besardimana benda tersebut tidak teramati
oleh mata. Werner Heisenberg ahli Fisika asal Jerman berpendapat bahwa posisi dan
momentum elektron tidak mungkin dapat ditentukan bersamaan dengan ketelitian tinggi.
Pendapat ini kemudian dikenal dengan “Prinsip ketidakpastian Heisenberg”dijadikan dasar
pemikiran munculnya teori Mekanika Kuantum oleh Erwin Schrodinger (1927),
mendeskripsikan pada sisi elektron tersebut dengan fungsi gelombang (wafe function) yang
memiliki satu nilai pada setiap posisi di dalam ruang.

You might also like