Awalnya atom dianggap sebagai sebuah partikel, anggapan ini munculah teori mekanika klasik yaang terdiri dari Mekanika Newtonian ( non-kuantum) dan Elektromagnetika . Elektromagnetika klasik membicarakan medan listrik, medan magnet dan sumber-sumbernya, yaitu muatan listrik dan arus listrik. Mekanika newtonian membahas partikel-partikel yang dianggap bergerak di bawah pengaruh gaya-gaya, yang mengikuti hukum gerak (Hukum Newton). Hukum II Newton dan Hukum Gerak Newton yang ditemukan oleh Ilmuwan bernama Newton menjelaskan pergerakan suatu materi baik translasi, rotasi ataupun vibrasi. Teori ini gagal menjelaskan pergerakan elektron disebabkan oleh massa yang dimilikinya sangat kecil hingga dapat dianggap tidak berpengaruh (me = 9, 109. 10-31 kg). Hal lain yang juga mempengaruhi Mekanika klasik hingga memunculkan Mekanika Kuantum adalah Radiasi Benda Hitam. Benda hitam adalah suatu benda yang berkemampuan menyerap semua cahaya (berbagai panjang gelombang), sehingga radiasi dari benda tersebut akan menghasilkan suatu spektrum warna yang kontinyu (mejikuhibiniu). Fakta dalam eksperimen menyebutkan adiasi benda hitam tidak menghasilkan spektrum cahaya yang terletak pada panjang gelombang pendek. Fakta ini berusaha dijelaskan melalui teori Hukum Pergeseran Wien dan Hukum Rayleig-Jeans. Berikut ini terdapat dua teori klasik yang mencoba menjelaskan spektrum radiasi benda hitam yaitu teori Wien dan teori Rayleigh Jeans : 1. Teori Wien menyatakan hubungan antara intensitas radiasi dengan panjang gelombang menggunakan analogi antara radiasi dalam ruangan dan distribusi kelajuan molekul gas. Ternyata persamaan tersebut hanya mampu menjelaskan radiasi benda hitam untuk λ pendek, tetapi gagal untuk λ panjang. 2. Teori Rayleigh-Jeans menyatakan hubungan antara intensitas dan panjang gelombang radiasi dengan menggunakan penurunan dari teori klasik murni. Ternyata persamaan tersebut berhasil menjelaskan radiasi benda hitam untuk λ yang panjang, tetapi gagal untuk λ yang pendek Teori ini belum berhasil dan pada tahun 1900,f isikawan berkebangsaan Jerman Max Planck (1858-1947), memutuskan untuk mempelajari radiasi benda hitam. Beliau berusaha untuk mendapatkan persamaan matematika yang menyangkut bentuk dan posisi kurva pada grafik distribusi spektrum. Planck menganggap bahwa permukaan benda hitam memancarkan radiasi secara terus-menerus, sesuai dengan hukum-hukum fisika yang diakui pada saat itu. Hukum-hukum itu diturunkan dari hukum dasar mekanika yang dikembangkan oleh Sir Isaac Newton. Asumsi tersebut ternyata Planck gagal, baru dijelaskan oleh hipotesis max plank yang dikolaborasikan dengan teori Einstein. Max plank menyebutkan bahwa benda hitam hanya mampu memancar atau menyerap radiasi elektromagnetik dalam ukuran atau paket- paket kecil sebesar hν, dimana ν merupakan frekuensi radiasi dan h merupakan suatu konstanta yang dikenal dengan konstanta Plank yang bernilai 6,6 x 10-34 J. s . Besarnya ukuran atau paket radiasi yang dihasilkan ini l sebagai KUANTUM. Sedangkan einstein menyebutkan bahwa radiasi elektromagnetik mempunyai sifat sebagai partikel, partikel ini disebut foton, dimana setiap foton akan memiliki energi tertentu sesuai dengan frekuensi yang dimiliki. E = hf Keterangan: E adalah energi (Joule) h adalah tetapan Planck, h = 6.63× (Js) f adalah frekuensi dari cahaya (Hz) Dari persamaan tersebut, diketahui bahwa radiasi benda hitam sebenarnya merupakan radiasi yang sifatnya diskontinyu berlawanan dengan teori fisika klasik. Teori max plank – Einstein ini dianggap sebagai tonggak dimulainya pemikiran mekanika kuantum. Gagasan persamaan Max plank – Einstein diterapkan dalam Teori Atom Bohr bahwa elektron bergerak dalam lintasan yang terletak pada tingkat energi tertentu yang disebut ORBIT. Teori ini tidak dapat digunakan untuk atom yang berelektron banyak dan tidak dapat menjelaskan mengapa elektron hanya terdapat pada tingkatan-tingkatan energi tertentu saja. Seorang Fisikawan dari Prancis “Louis de Brouglie” berusaha menjelaskan alasan tingkatan energi yang dimiliki elektron. Ia berpendapat bahwa jika cahaya yang merupakan gelombang memiliki sifat partikel seperti yang telah dijelaskan Max Plank – Einstein pada fenomena radiasi benda hitam, maka partikel juga dapat berperilaku seperti gelombang. Teori ini dikenal dengan nama “Dualisme Gelombang-Partikel”,teori ini hanya berlaku untuk partikel dengan massa sangat kecil dan tidak berlaku pada benda dengan massa besar jikaditerapkan menghsikan panjang geombang besardimana benda tersebut tidak teramati oleh mata. Werner Heisenberg ahli Fisika asal Jerman berpendapat bahwa posisi dan momentum elektron tidak mungkin dapat ditentukan bersamaan dengan ketelitian tinggi. Pendapat ini kemudian dikenal dengan “Prinsip ketidakpastian Heisenberg”dijadikan dasar pemikiran munculnya teori Mekanika Kuantum oleh Erwin Schrodinger (1927), mendeskripsikan pada sisi elektron tersebut dengan fungsi gelombang (wafe function) yang memiliki satu nilai pada setiap posisi di dalam ruang.