Professional Documents
Culture Documents
ABSES PARU
Dr. H. HARRY SUSANTO
4. Pemeriksaan Penunjang
4.1. Umum : a. Foto toraks PA & lateral
Laboratorium darah : leukosit,LED
meninggi.
b. Sediaan apus sputum pulasan gram,
biakan dan uji resistensi tertahab kuman
7. Terapi
Umum
7.1. Terapi nonmedikamentosa : Istirahat
Fisioterapi bila sputum banyak
8. Standard rumah sakit : Rumah Sakit tipe C/D bila tidak begitu
berat .
Rumah Sakit Tipe B/A, bila perlu tindakan
operasi.
15. PA : -
Catatan :
Gejala klinis tidak khas seperti batuk, sesak
(takipnea), takikardia, ronki di kedua paru.
4. Pemeriksaan Penunjang
4.1. Umum : Foto toraks
AGDA (Analisis Gas Darah Arteri).
4.2. Khusus : -
7. Terapi
Umum
7.1. Terapi nonmedikamentosa : Oksigen
Cairan infus
9. Penyulit
9.1. Karena Penyakit : Gagal nafas
Sepsis
Payah jantung
ABSES PARU
Dr. H. HARRY SUSANTO
4. Pemeriksaan Penunjang
4.1. Umum : c. Foto toraks PA & lateral
Laboratorium darah : leukosit,LED
meninggi.
d. Sediaan apus sputum pulasan gram,
biakan dan uji resistensi tertahab kuman
7. Terapi
Umum
7.1. Terapi nonmedikamentosa : Istirahat
Fisioterapi bila sputum banyak
8. Standard rumah sakit : Rumah Sakit tipe C/D bila tidak begitu
berat .
Rumah Sakit Tipe B/A, bila perlu tindakan
operasi.
15. PA : -
ASMA BRONKIALE
Dr. H. HARRY SUSANTO
4. Pemeriksaan Penunjang
4.1. Umum : Laboratorium :
- darah rutin
- kadar eosinofil total
7. Terapi
Terapi jangka panjang
7.1. Terapi nonmedikamentosa : 1. “Avoidance” (menghilangkan factor pencetus)
2. fisioterapi
3. Senam Asma
4. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan
9. Penyulit
9.1. Karena Penyakit : sinusitis
emfisema subkutis
pneumotoraks
gagal nafas
10. Informed consent : Perlu bila ada gagal nafas dan membutuhkan
pemasangan mesin Bantu nafas (ventilator
mekanik).
18. Fasilitas khusus : ICU dengan ventilator mekanik bila disertai gagal
nafas.
BRONKITIS AKUT
Dr. H. HARRY SUSANTO
4. Pemeriksaan Penunjang
4.1. Umum : a. Foto toraks PA dan lateral
b. Laboratorium rutin darah
Hitung leukosit mungkin meninggi
Pada hitung jenis, terdapat dominasi
sel leukosit PMN
c. Sputum mikroorganisme atas indikasi
7. Terapi
Umum
7.1. Terapi nonmedikamentosa : Istirahat
O2
Hidrasi (terapi cairan)
9. Penyulit
9.1. Karena Penyakit : Pneumonia
Abses Paru
Empiema
Septicemia
BRONKIEKTASIS
Dr. H. HARRY SUSANTO
4. Pemeriksaan Penunjang
4.1. Umum : Foto toraks PA & lateral
Laboratorium rutin darah : hitung leukosit
meninggi
7. Terapi
Terapi jangka panjang
7.1. Terapi nonmedikamentosa : Oksigen
Fisioterapi :
“ postural drainage” bila dahak amat
banyak.
“ Breathing Exercises”
“ Coughing atau “bronchial toilet” bila
produksi sputum amat banyak.
9. Penyulit : Sepsis
Hemoptisis massif
Gagal nafas
15. PA -
EDEMA PARU
Dr. H. HARRY SUSANTO
4. Pemeriksaan Penunjang
4.1. Umum : Foto toraks
7. Terapi
Terapi jangka panjang
7.1. Terapi nonmedikamentosa : Oksigen
Infus cairan
CPAP
15. PA -
BRONKIEKTASIS
Dr. H. HARRY SUSANTO
4. Pemeriksaan Penunjang
4.1. Umum : Foto toraks PA & lateral
Laboratorium rutin darah : hitung leukosit
meninggi
7. Terapi
Terapi jangka panjang
7.1. Terapi nonmedikamentosa : Oksigen
Fisioterapi :
“ postural drainage” bila dahak amat
banyak.
“ Breathing Exercises”
“ Coughing atau “bronchial toilet” bila
produksi sputum amat banyak.
9. Penyulit : Sepsis
Hemoptisis massif
Gagal nafas
15. PA -
EFUSI PLEURA
Dr. H. HARRY SUSANTO
4. Pemeriksaan Penunjang
4.1. Umum : Foto toraks PA dan lateral (sesuai letak
cairan)
Analisis cairan pleura : kimia, hitung sel.
Mikrobiologi
Sitologi
7. Terapi
Terapi jangka panjang
7.1. Terapi nonmedikamentosa : -
7.3. Terapi khusus : Punksi cairan pleura dan bila cairan cukup
banyak dilakukan pemasangan WSD
9. Penyulit :
9.1. Karena Penyakit : Empiema
Penekanan paru dan organ-organ di
mediastinum
Schwarte ( penebalan pleura)
EMBOLI PARU
Dr. H. HARRY SUSANTO
4. Pemeriksaan Penunjang
4.1. Umum : Laboratorium : leukosit, serum LDH,
enzym transaminase, bilirubin.
Foto toraks
EKG
AGDA
7. Terapi
7.1. Emboli Submasif
7.1.1. Terapi nonmedikamentosa Istirahat
Oksigen
9. Penyulit :
9.1. Karena Sakit : Infark Paru
Hemoptisis masif
ARDS
15. PA -
EMPIEMA
Dr. H. HARRY SUSANTO
4. Pemeriksaan Penunjang
4.1. Umum : a. Foto toraks PA dan lateral
b. Laboratorium
Darah rutin hitung sel dimensi leukosit
PMN.
Analisis cairan pleura.
Pemeriksaan mikrobiologi
- sediaan apus cairan pleura dengan
pulasan gram
bakteriologi + BTA
- biakan kuman dan uji resistensi untuk
kuman TB dan kuman non TB.
- Bila diduga kuman anaerob sebagai
7. Terapi
7.1. Terapi nonmedikamentosa : Istirahat
9. Penyulit :
9.1. Karena Penyakit : Septicemia
Fistula
GAGAL NAFAS
Dr. H. HARRY SUSANTO
Etiologi
1. Gagal napas tipe I
saluran napas dan parenkim paru :
a. Infeksi (virus, bakteri, jamur parasit
dll)
b. Trauma (kontusio paru, laserasi paru)
c. Lain-lain (neoplasma, narkotika, akibat
payah jantung, ADS, emboli paru,
atelektasis, perdarahan alveolar,
volume overload)
7. Terapi
7.1. Terapi nonmedikamentosa : Terapi oksigen
Fisoterapi
9. Penyulit :
9.1. Karena Penyakit : Gagal Jantung
15. PA -
KANKER PARU
Dr. H. HARRY SUSANTO
Derajat III A
9. Penyulit :
9.1. Karena Penyakit : Sindrom vena kava superior.
Gawat napas (penekanan bronkus besar)
Batuk darah.
Infeksi sekunder
Nyeri akibat metastasis
Hiperkalsemia
Berbagai gangguan hormonal.
11. Standard
tenaga :
11.1.Diagnostik + pengobatan dokter spesialis paru
definitive : dokter Spesialis Radiologi
11.3.Pengobatan paliatif bebas Dokter umum dan spesialis lain yang terkait.
nyeri :
4. Pemeriksaan Penunjang
4.1. Umum : Laboratorium
- darah rutin : Hb, leuko, LED, hitung
jenis, eosinofil total
- feses : rutin + telur cacing
- serologi : jamur
foto toraks PA dan lateral.
Uji mantoux
4.2. Khusus :
CT Scanning toraks
Bronkoskopi + biopsy transbronkial (TBLB)
Catatan :
Bila rawat inap diagnostik lebih cepat.
7. Terapi
Umum
7.1. Terapi nonmedikamentosa : -
9. Penyulit ( komplikasi )
9.1. karena penyakit : Batuk darah
Kanker, penyakit memburuk
Mikosis, infeksi sistemik
10. Infeormed consent (tertulis ) : Perlu, karena banyak dilakukan tindakan invasif
PENYAKIT JAMUR
PARU Dr. H. HARRY SUSANTO
Factor predisposisi :
Penderita diabetes mellitus
Penderita yang mendapat antibiotika atau
steroid untuk jangka waktu yang lama.
Penderita yang mendapat sitostatika.
Penderita dengan defisiensi imunologis
4. Pemeriksaan Penunjang
4.1. Umum : Foto toraks.
6. Perawatan rumah sakit : Rawat inap untuk pasien dengan batuk darah,
atau keadaan umum buruk.
7. Terapi
Umum
7.1. Terapi nonmedikamentosa : Istirahat
Fisioterapi (atas indikasi)
7.2. Terapi medikamentosa :
Tergantung jenis jamur, umumnya dipakai obat
golongan ketokonazol, itrakonakol atau
7.3. Terapi bedah : flukonazol. Kadang-kadang perlu amfoterisin B.
9. Penyulit ( komplikasi )
9.1. karena penyakit : Batuk darah
Sepsis
4. Pemeriksaan Penunjang
4.1. Umum : Foto toraks.
Uji faal paru.
6. Perawatan rumah sakit : Pada kasus berat dan atau dengan kasus-kasus
komplikasi kardiopulmoner dan komplikasi lain.
Catatan :
Pemeriksaan kesehatan berkala termasuk
pemeriksaan fungsi paru memegang
peranan utama untuk deteksi sedini
mungkin dan mencegah kecacatan tetap.
Prinsip-prinsip kesehatan kerja perlu selalu
ditaati.
9. Penyulit ( komplikasi )
9.1. karena penyakit : Korpulmonale
Gangguan paru dan pernafasan yang
menetap
Mesotelioma dan kanker paru pada
paparan debu asbes.
Tuberculosis paru pada paparan debu
silica.
15. PA : -
PLEURITIS
EKSUDATIVA TB Dr. H. HARRY SUSANTO
4. Pemeriksaan Penunjang
4.1. Umum : Foto toraks PA dan lateral.
Foto toraks lateral dekubitus bila cairan
sedikit.
Uji tuberculin
7. Terapi :
Umum
7.1. Terapi nonmedikamentosa : -
PNEUMONIA
Dr. H. HARRY SUSANTO
4. Pemeriksaan Penunjang
4.1. Umum : Foto toraks PA dan lateral.
Laboratorium rutin darah
- jumlah leukosit meninggi
- pada hitung jenis terdapat dominasi sel
leukosit PMN.
Pemeriksaan bakteriologik sputum.
7. Terapi :
Umum
7.1. Terapi nonmedikamentosa : Istirahat
O2
Hidrasi (terapi cairan)
9. Penyulit
9.1. Karena Penyakit : Abses paru
Empiema
Atelektasis
Septicemia
Gagal napas
15. PA : -
PNEUMOTORAKS
Dr. H. HARRY SUSANTO
4. Pemeriksaan Penunjang
4.1. Umum : Foto toraks PA
Kadang-kadang diperlukan foto dalam
ekspirasi maksimal bila diduga disertai
7. Terapi :
Umum
7.1. Terapi nonmedikamentosa : Pemasangan “mini WSD”
Oksigen
Fisioterapi
8. Standard rumah sakit : Rumah Sakit tipe C dan D bila gejala lebih
ringan dan kalau paru kolaps sebagian
kecil (< 10 % ). Rumah Sakit tipe B
dengan dokter spesialis paru untuk
tindakan khusus.
9. Penyulit
9.1. Karena Penyakit : Emfisema subkutis.
Efusi pleura
Empiema
Pada pneumotoraks tekan dapat terjadi
torsi jantung dan pembuluh darah besar.
Gagal nafas
9.2. Karena Tindakan :
Emfisema subkutis
Edema paru
Perdarahan
Empiema
15. PA : -
PNEUMONIA
Dr. H. HARRY SUSANTO
4. Pemeriksaan Penunjang
4.1. Umum : Foto toraks PA dan lateral.
Laboratorium rutin darah
- jumlah leukosit meninggi
- pada hitung jenis terdapat dominasi sel
leukosit PMN.
Pemeriksaan bakteriologik sputum.
7. Terapi :
Umum
7.1. Terapi nonmedikamentosa : Istirahat
O2
Hidrasi (terapi cairan)
9. Penyulit
9.1. Karena Penyakit : Abses paru
Empiema
Atelektasis
Septicemia
Gagal napas
15. PA : -
PENYAKIT PARU
OBSTRUKTIF KRONIK Dr. H. HARRY SUSANTO
Emfisema
Sesak napas menetap dengan progresif.
Pada pemeriksaan fisik, dada cembung,
hipersonor, suara napas melemah,
mungkin terdengar mengi.
Spirometri
Uji bronkodilator
4.2. Khusus : 1 anti tripsin
DLCO
7. Terapi :
Jangka Panjang
7.1. Terapi nonmedikamentosa : “Domiciliary oxygen therapy” dengan
aliran rendah + 15 jam/hari bila PaO2 <
55 mmHg
fisioterapi
- latihan relaksasi
- latihan bernafas
Rehabilitasi psikis
Rehabilitasi pekerjaan
Pendidikan kesehatan kepada
keluarganya.
9. Penyulit
9.1. Karena Penyakit : Kor pulmonale
Gagal napas
15. PA : -
TENGGELAM
Dr. H. HARRY SUSANTO
3. Diagnosis diferensial : -
4. Pemeriksaan Penunjang
4.1. Umum : Laboratorium : hemoglobin, hematokrit
Uji hemolisis
Elektrolit
AGDA
EKG
4.2. Khusus : EEG
Tekanan darah
“Alveolar arterial oxygen gradient”
CVP
Swan Ganz Catheter
9. Penyulit
9.1. Karena Penyakit : Infeksi
Hipoksemia karena aspirasi, edema paru
Fibrilasi ventrikel (tenggelam di air tawar)
9.2. Karena Tindakan : Gangguan fungsi ginjal (albuminuria,
hemoglobulinuria, anuria)
Gangguan saraf : koma lama.
10. Infeormed consent (tertulis ) : Perlu terutama bila akan dilakukan tindakan
ventilator mekanik
15. PA : -
TUBERKULOSIS PARU
Dr. H. HARRY SUSANTO
7. Terapi :
Umum
7.1. Terapi nonmedikamentosa : Perbaikan gizi
Pendidikan kesehatan
b) Kasus
baru BTA negatif
2 RHZ / 4 RH alternatif 2 RHZ / 4 R3H3
2 RHZ / 6 HE
c) TB
Paru kasus gagal yaitu tidak menunjukkan
konversi sputum setelah pengobatan selama
5 – 6 bulan pengobatan.
Bila ada pola resistensi @ 4-5 OAT dengan
2 obat yang sensitive
Bila tidak ada pola resistensi @ RHZE,
sambil menunggu hasil uji resistensi
Lama pengobatan 1-2 tahun
Pengawasan alternatif 2 RHZES/ 1 RHZE /
5 R3H3E3
d) TB
paru kasus kambuh
3 RHZE / 6 RH alternatif 2 RHZES / 1 RHZE /
6 HE
e) Kasus
putus berobat
Riwayat > 4 bulan, BTA negatif, foto
toraks inaktif @ tak perlu diobati.
Pengobatan > 4 bulan, BTA positif
- pengobatan dari awal
- paduan obat lebih kuat
- jangka waktu pengobatan
pengobatan < 4 bulan, BTA negatif,
Keterangan :
R : Rifampisin
7.3. Pengobatan Khusus : N : INH ( Isoniazid)
E : Etambutol
Z : PiraZINAMID
S : Streptomisin
9. Penyulit
9.1. Karena Penyakit : penyebaran milier
TB Ekstrapulmoner
Destroyed lung / lobe
Batuk darah massif / berulang
catatan :
pada pengobatan TB Paru, pemantauan respons
klinik pada awal penyakit amat penting. Usia >
50, sputum BTA (-) perokok berat, sebagian
dilakukan pemeriksaan diagnostik kearah kanker
paru :
Sitologi sputum
Bronkoskopi
TTB
CT Scanning toraks dengan kontras
TUMOR MEDIASTINUM
Dr. H. HARRY SUSANTO
4. Pemeriksaan Penunjang
4.1. Umum : Foto toraks PA dan lateral
Bronkoskopi
7. Terapi :
Umum
7.1. Terapi nonmedikamentosa : -
9. Penyulit
9.1. Karena Penyakit : Sindroma vena cara superior
Disfagia
Miastenia gravis
9.2. Karena Tindakan : Kelumpuhan diafragma
Gagal nafas
15. PA : -
3. Diagnosis diferensial : -
4. Pemeriksaan Penunjang
Anamnesis Keluhan yang ada
Riwayat penyakit paru yang pernah
diderita atau yang masih diderita saat ini.
Riwayat penyakit lainnya yang pernah
atau masih diderita.
Riwayat kebiasaan pribadi : merokok,
minuman keras.
Riwayat pekerjaan : jenis pekerjaan, lama
bekerja, zat yang terpajan, keluhan akibat
pekerjaan.
Riwayat lingkungan tempat tinggal,
tempat bekerja.
catatan :
selain pemeriksaan umum dapat dilakukan
uji faal paru yang bersifat khusus sesuai
kebutuhan.
3. Pemeriksaan lain jika ditemukan kelainan
Dahak :
- BTA 3 hari berturut-turut dengan
biakan dan uji resistensi bila perlu
- Pulasan gram (pada dugaan infeksi
bacterial).
- Jamur (pada dugaan infeksi jamur,
namun harus dikonfirmasi dengan
pemeriksaan lain).
- Sitologi (pada kecurigaan keganasan
paru dan saluran nafas).