Professional Documents
Culture Documents
Sangidu
Guru Besar Sastra Arab Modern Fakultas Ilmu Budaya UGM Yogyakarta
sangidu@ugm.ac.id
Abstract
The stories of the Arabian Nights were written by many people over the course of
hundreds of years. The core of original stories came out of Persia and India in the early
eighth century. They were translated into Arabic and given the name Alfu Laylah wa
laylah or The Thousand Nights and One Night. This set of stories was few in number and
fell far short of living up to the number in its title.
The Arabian Nights stand near the top of the list of literary works that have
influenced western literature. The first stories from the Nights to reach Europe did so
around the 12th century. Chaucer's Horse, for example, is evidently The Enchanted Horse
from the Arabian Nights. The real influence began, however, Galland's translation
brought the full set of the tales to Europe in the early 1700's.
The application of narrative structure to alfu lailah wa can be conducted by
focusing on the study of the plot which makes up series of events. The analysis is made
on the experiences undergone by King Syahriar and his wife, Syahrazad from the
beginning to the end of the story.
The result of the analysis shows that generally the narrative structure of the story
can be divided into three parts, namely prologue, body, and epilogue. In the body of the
story, there are many stories of which narrative structures are different among them.
Beside that, the Arabian Night's Entertainments stand out as one of the stellar
achievements in literature. Hundreds of people contributed to their form and substances
over the hundreds of years of their development. The result has entertained and
influenced readers for generations.
Keywords: Alfu Lailah wa Lailah (the Arabian Nights), King Syahriar, Syahrazad,
Dinazade, narrative structure analysis.
ملخص
وجاء أصل احلكايات.كانت حكايات ألف ليلة وليلة كتبها كثَت من الناس على مدار مئات السنُت
وكان، مث ترمجت إىل اللغة العربية حتت عنوان ألف ليلة وليلة،األصلية من بالد فارس واذلند يف أوائل القرن الثامن
.عدد القصص ىف الكتاب قليل ال يرتقى إىل العدد ادلذكور ىف العنوان
أول حكاية من.كادت حكايات ألف ليلة وليلة حتتل قمة األعمال األدبية الىت أثرت األدب الغريب
على سبيل ادلثال حصان تشوسر.حكايات ألف ليلة وليلة وصلت إىل مجيع أضلاء أوربا حوايل القرن الثاىن عشر
وبدأ التأثَت احلقيقي عندما أحضرت ترمجة غاالن ىف رلموعة.فهو بوضوح احلصان ادلسحور ىف ألف ليلة وليلة
.1000 كاملة من احلكايات إىل أوربا ىف أوائل
112
Jurnal CMES Volume VII Nomor 2 Edisi Juli - Desember 2014
Jurusan Sastra Arab Bekerjasama dengan PSTT FSSR UNS
وميكن إجراء تطبيق البنية السردية ىف حكايات ألف ليلة وليلة من خالل الًتكيز على دراسة حبكة
ويتم حتليل القصة على التجارب اليت مر هبا ادللك شهريار وزوجتو.احلكايات اليت تشكل سلسلة من األحداث
.شهرزاد من بداية القصة إىل هنايتها
وجسد، وىي مقدمة،وأوصلت نتيجة التحليل إىل أن البنية السردية للقصة تنقسم إىل ثالثة أجزاء
باإلضافة إىل أن. ىناك العديد من القصص البنية السردية فيما بينها سلتلفة، يف جسد القصة. وخادتة،القصة
وقد سامهت مئات من.التسليات ىف حكايات ألف ليلة وليلة تربز كواحدة من اإلصلازات ادلمتازة ىف العمل األديب
. وقد سلَّت وأثرت أجياال كثَتة من القراء.الناس ىف تشكيل القصص ومضموهنا خالل مئات السنُت من التطوير
. حتليل البنية السردية، دينازاد، شهرزاد، ادللك شهريار، حكايات ألف ليلة وليلة:الكلمات الدليلية
113
Jurnal CMES Volume VII Nomor 2 Edisi Juli - Desember 2014
Jurusan Sastra Arab Bekerjasama dengan PSTT FSSR UNS
114
Jurnal CMES Volume VII Nomor 2 Edisi Juli - Desember 2014
Jurusan Sastra Arab Bekerjasama dengan PSTT FSSR UNS
tujuan praktis dan tujuan teoretis. Tujuan yaitu al-chikayah (cerita), asy-
praktis penelitian ini adalah syakhshiyyah (penokohan), al-chabkah
mengungkapkan struktur narasi Alfu Lailah (alur), az-zamān wal-makān (latar waktu
wa Lailah secara gaaris besar. Sementara dan tempat), dan al-Fikrah (ide, gagasan).
itu, tujuan teoretisnya adalah membuktikan Struktur naratif (struktur
bahwa Timur pada waktu itu telah penceritaan) dalam kaitannya dengan
memiliki budaya yang sangat tinggi, yang analisis Alfu Lailah wa Lailah ini
berupa karya sastra yang dapat memikat, merupakan pengembangan dari al-
bagi para peneliti, kritikus, maupun Chabkah (alur cerita). Al-chabkah adalah
ilmuwan lainnya, baik dalam negeri bangunan atau alur cerita yang dijalankan
maupun luar negeri. oleh tokoh dominan melalui peristiwa-
peristiwa yang dialaminya. Bangunan
3. Landasan Teori dan Metode cerita ini dapat dimulai dari suatu peristiwa
Memahami sebuah karya sastra atau awal ke peristiwa lainnya lalu menanjak
mengkongkretisasi sebuah teks sastra, menuju klimaks cerita dan menurun lagi
seperti yang telah diarahkan oleh Abrams sampai cerita berakhir (Farhud, 1981).
(1981:8-26) dapat dilakukan dari empat Peristiwa-peristiwa yang menjadi unsur-
arah, yaitu dari arah dunia nyata yang unsur teksnya ditata sedemikian rupa
menjadi acuannya (mimetik), dari arah sehingga membentuk satu rangkaian
penciptanya (ekspresif), dari arah peristiwa (alur) yang disebut plot. Dari plot
pembacanya (pragmatik), dan dari arah inilah dikembangkan dan difokuskan
karya sastranya itu sendiri (objektif). analisisnya pada struktur naratif atau
Pemahaman dan pengungkapan teks struktur penceritaannya (Chamamah-
sastra yang difokuskan pada karya Soeratno, 1991:16, 91). Di dalam struktur
sastranya itu sendiri dapat dipandang naratif terdiri atas unit-unit atau unsur-
bahwa karya sastra dibangun dalam satu unsur naratif. Unit-unit atau unsur-unsur
struktur yang bulat dan utuh. Artinya, naratif menurut Aristoteles (dalam
semua unsur struktur yang terdapat di Chatman, 1978:78 dan dalam Martin,
dalam sebuah karya sastra masing-masing 1986:81) meliputi pembuka (prolog),
memiliki koherensi intrinsik yang saling tengah (batang tubuh), dan penutup
berkaitan, saling mendukung, saling (epilog). Dalam kaitannya dengan analisis
membina, dan saling berperan sesuai struktur naratif terhadap Alfu Lailah wa
fungsinya masing-masing dalam Lailah terfokus pada Raja Syahriar dan
membentuk makna totalitas yang permaisurinya yang bernama Syahrazad,
komprehensif (Chamamah-Soeratno, mulai dari peristiwa awal yang mereka
1991:15). alami sampai peristiwa akhir.
Jumlah unsur struktur dan urut- Fungsi yang dominan pada tokoh
urutannya antara kritikus yang satu dan Raja Syahriar dan putri seorang menteri
kritikus lainnya masing-masing yang bernama Syahrazad dapat dilihat dari
mempunyai model sendiri-sendiri dan bentuk penataan peristiwanya yang
sesuai dengan genre sastra yang diteliti. dikemas sedemikian rupa, mulai dari
Menurut Stanton (1965) unsur-unsur peristiwa (cerita) awal pada malam
struktur dalam karya sastra terdiri atas pertama (fil-lailatil-ūlā) sampai peristiwa
tema, fakta cerita (literary facts) yang (cerita) akhir pada malam ke-1001 (fil-
meliputi plot, tokoh, dan latar (setting), lailatil-chādiyah ba`dal-alfi) yang
dan sarana cerita (literary devices) yang diceritakan oleh Syahrazad hingga larut
meliputi sudut pandang, gaya dan nada, malam sehingga ceritanya menjadi sangat
simbolisme, dan ironi. Sementara itu, memukau. Karena itu, secara garis besar
Farhud (1981:147-150) berpendapat bahwa struktur naratif di dalam Alfu Lailah wa
prosa Arab terdiri atas lima unsur struktur, Lailah meliputi prolog (pembuka), isi
115
Jurnal CMES Volume VII Nomor 2 Edisi Juli - Desember 2014
Jurusan Sastra Arab Bekerjasama dengan PSTT FSSR UNS
(batang tubuh, tengah), dan epilog ingin diyakinkannya pada audiens. Karena
(penutup). Namun demikian, di dalam isi itu, di dalam mengakhiri ceritanya atau
(batang tubuh, tengah) terdapat juga pidatonya, ia sebaiknya menyampaikan
banyak cerita yang struktur naratifnya secara singkat, namun mengesankan (bdk
berbeda antara yang satu dengan lainnya. Al-Iskandary, t.t.).
Karena itu, secara metodologis ketiga Kedua pendapat, baik dari
unsur struktur naratif dalam Alfu Lailah wa Aristoteles maupun Al-Iskandary di atas
Lailah tersebut secara garis besar akan sangat menarik untuk diaplikasikan dalam
diuraikan satu persatu dalam pembahasan menganalisis karya-karya sastra Arab.
di bawah ini. Karena itu, di dalam menganalisis hikayat
Alfu Lailah wa Lailah dari aspek struktur
4. Pembahasan naratifnya di bawah ini dimanfaatkan
Telah dikemukakan di atas bahwa formula dari Aristoteles, yaitu sebagai
unit-unit atau unsur-unsur naratif menurut berikut.
Aristoteles (dalam Chatman, 1978:78 dan
dalam Martin, 1986:81) meliputi pembuka 4.1 Pembuka (Prolog)
(prolog), tengah (batang tubuh), dan Diceritakan dua orang kakak
penutup (epilog). Sementara itu, Badr beradik, masing-masing memerintah
(1991, 170-171) mengemukakan bahwa dengan baik dan adil. Yang besar bernama
bercerita atau berpidato memiliki unsur- Syahriar, yang kecil bernama Syahzaman.
unsur pokok yang menjadi pilar dalam Suatu ketika, Syahriar merasa amat rindu
menyampaikan pesan kepada kepada adiknya, lalu diutuslah seorang
pendengarnya, yaitu (a) Pendahuluan utusan yang intinya meminta agar adiknya
merupakan kesempatan pertama seorang datang di kerajaannya sebagaimana
narator atau pun orator menyapa kutipan tekstual di bawah ini.
audiensnya. Karena itu, mukaddimah “Dahulu kala, ada 2(dua)
sebuah ceramah harus menarik perhatian orang raja, kakak beradik.
dengan efek gaya dan substansi yang Mereka adalah Syahriyar dan
disampaikan. Ia juga harus bisa menjadi Syahzaman, keduanya hidup
pengantar yang tepat bagi permasalahan bahagia, dan adil dalam
inti yang akan diceritakan atau kerajaannya. Akan tetapi,
disampaikannya; (b) Isi merupakan kasus kebahagiaan kedua saudara itu
atau permasalahan yang dikemukakan tidak berlangsung lama dalam
dalam cerita atau pun dalam ceramah. Di kehidupan keduanya.” (Anonim,
sini seorang narator atau orator harus bisa tt: 5)
sebaik mungkin menyusun ceritanya atau Syahzaman memenuhi permintaan
ceramahnya. Dimulai dari hal-hal yang kakaknya dan ia berangkat pada suatu hari
mikro (kecil) ke hal-hal yang makro ke istana kakaknya sebagaimana kutipan
(besar). Dari hal-hal yang sudah diketahui tekstual berikut ini.
ke hal-hal baru yang ingin diyakinkannya “Dia (Syahriyar)
pada audiens. Dibuka dengan gagasan- memerintahkan menterinya untuk
gagasan singkat untuk kemudian dijelaskan mengunjunginya (Syahzaman),
secara panjang lebar; (c) Argumentasi dan agar dia menghadapnya.
adalah alasan-alasan yang mendukung dan Syahzaman memenuhi panggilan
menguatkan apa yang akan diceritakan kakaknya dengan penuh
sehingga membuat audiens tertarik dan dan ketaatan.” (Anonim, tt: 15)
betah mendengarkannya; dan (d) Penutup Pada malam harinya di tengah-
merupakan bagian akhir cerita atau pidato. tengah perjalanan, ia teringat ada sesuatu
Di sini narator atau orator harus bisa yang tertinggal di kerajaannya, yaitu
mensinergikan simpulan-simpulan yang permata yang menjadi buah tangan untuk
116
Jurnal CMES Volume VII Nomor 2 Edisi Juli - Desember 2014
Jurusan Sastra Arab Bekerjasama dengan PSTT FSSR UNS
kakaknya. Ia pun kembali ke kerajaannya. yang indah itu. Dari kamar itu, ia melihat
Akan tetapi, apa yang didapatinya di istri kakaknya keluar menuju ke taman dan
kamar tidur? Ternyata istrinya sedang tidur diiringi oleh hamba sahaya dan
bersama salah seorang hambanya yang pelayannya, baik laki-laki maupun
hitam, saling berpelukan. Ia sangat terkejut perempuan. Mereka mulai menari
dan ia berkata dalam hatinya, “Jika yang bersama-sama dan perlahan-lahan mereka
semacam ini terjadi terus menerus, padahal mulai melepaskan pakaianya. Syahzaman
saya belum jauh dari luar kota, bagaimana mendengar istri kakaknya memanggil
jadinya jika saya berada di istana kakak nama seseorang, “Wahai Mas‟ud”. Mas‟ud
berhari-hari, berbulan-bulan ?”. Ia pun adalah salah satu hambanya yang kulitnya
langsung mencabut pedangnya dan hitam. Mas`ud pun datang, lalu ia
ditikamnyalah kedua orang itu, istrinya dan memeluk istri kakaknya itu dan begitu pula
hamba sahayanya yang hitam. Setelah itu, sebaliknya istri kakaknya pun juga
ia keluar dan meneruskan perjalanan memeluknya.
menunju istana kakaknya. Syahzaman sangat terkejut atas
Peristiwa yang menimpa dirinya kejadian yang dilakukan istri kakaknya.
begitu mencekam dan membekas sehingga Akan tetapi, dalam keterkejutannya itu ia
berhari-hari ia berada di istana kakaknya, berkata pada dirinya, “Apa yang telah
ia tetap saja wajahnya muram. Kakaknya menimpa diri saya ternyata masih lebih
mengira, kesedihannya itu disebabkan oleh ringan daripada yang menimpa kakak
perpisahannya dengan istri dan istananya. saya”. Sejak kejadian itu wajah Syahzaman
Karena itulah, kakaknya berusaha berubah sedikit lebih cerah dari
menghiburnya dengan mengajaknya sebelumnya. Setelah kakaknya datang, ia
berburu, tetapi ditolaknya ajakan kakaknya heran melihat perubahan wajah adiknya. Ia
itu. Kakaknya pun pergi berburu disertai bertanya pada adiknya: apa sesungguhnya
dengan pengiring-pengiringnya, sedangkan yang terjadi ?. Adiknya pun menceritakan
adiknya tetap saja di istana kakaknya. kesedihan yang dialaminya dan mengapa
Syahzaman selalu teringat ia juga menjadi lebih gembira ?. Adiknya
akan peristiwa yang menimpa tidak mau menceritakan sebab-
istrinya, maka dia semakin sedih, musababnya dan kakaknya disuruh melihat
wajahnya pucat, dan badannya sendiri peristiwanya. Untuk itu, diaturlah
lemas. Ketika kakaknya suatu perburuan, tetapi Syahriyar
mengetahui akan keadaan menyelinap masuk ke istananya kembali
adiknya, dia hanya mengira- tanpa seorang pun mengetahuinya tatkala
ngira, bahwa hal itu disebabkan rombongan mulai berangkat. Bersama
karena perpisahannya dengan adiknya, ia pun melihat sendiri apa yang
negeri dan kerajaannya. dilakukan istrinya di taman yang indah itu.
(Anonim, tt: 16) Syahriar berkata kepada adiknya:
Saudara laki-lakinya (Raja “Dunia ini terasa terbang Persetan dengan
Syahriyar) berkata: “Aku ingin kekuasaan dan istana, persetan dengan
mengajakmu turut bersamaku segalanya, tidak ada lagi arti hidup ini
untuk berburu, dengan begitu untuk kita berdua, mari kita pergi
hatimu akan lapang!”Akan tetapi, meninggalkan istana”.
Syahzaman menolak ajakan itu. Raja Syahriyar berkata kepada
Akhirnya saudara laki-lakinya adiknya, Syahzaman: “Mari kita
(Syahriyar) pergi untuk berburu mengembara ke mana saja, kerajaan ini
sendirian. (Anonim, tt: 16) bukanlah kebutuhan kita sampai akhirnya
Kamar yang ditempati Syahzaman kita dapat menemukan seseorang yang
menghadap ke taman istana yang luas dan bernasib seperti kita dahulu. Apakah
dari jendela adiknya dapat melihat taman kematian kita itu akan menjadi lebih baik
117
Jurnal CMES Volume VII Nomor 2 Edisi Juli - Desember 2014
Jurusan Sastra Arab Bekerjasama dengan PSTT FSSR UNS
dari pada kehidupan kita? “ (Anonim, tt: Syahriar dan Syahzaman di atas pohon.
17) Dengan bahasa isyarat, putri itu meminta
Dua orang kakak beradik itu pun agar mereka turun. Mereka pun tidak mau
pergi meninggalkan istana, entah ke mana turun karena takutnya. Karena mereka
tujuannya. Mereka meninggalkan istana tidak mau turun, Sang putri berkata
dan mengembara dari satu tempat ke “Turunlah, kalau kau berdua tak mau
tempat yang lain. Mereka meninggalkan turun, saya akan membangunkan raksasa
istana berhari-hari dan bermalam-malam ini biar dia membunuh kalian”.
sampai di tepi pantai yang di dekatnya Setelah ada jaminan dari Sang putri
terdapat pohon besar. Di bawah pohon bahwa mereka tidak akan diapa-apakan,
besar itu ada mata air, mereka minum dari mereka pun turun. Putri itu pun bangkit
mata air itu dan beristirahat. Tiba-tiba air dan berkata kepada mereka berdua:
laut bergelombang besar dan muncullah “Sekarang, berbuatlah dengan saya”. Dua
batu hitam menjulang ke langit. Batu hitam orang kakak beradik itu hanya saling
tersebut terbang menuju ke pohon besar memandang saja. “Kenapa kalian berdua
tempat mereka beristirahat. Karena hanya saling pandang saja? Atau saya
takutnya, Syahriar dan Syahzaman bangunkan raksasa ini”. Syahriar berkata
memanjat pohon sampai di atas. Tiba-tiba kepada adiknya. “Kerjakan apa yang
muncullah dari batu itu raksasa yang tinggi diminta Sang putri”. Syahzaman
besar. Raksasa itu mengeluarkan sebuah menjawab: “Saya tidak mau “berbuat”
kotak dan membukanya. Dari kotak itu sebelum kakak “berbuat” lebih dahulu”.
keluarlah seorang putri yang amat cantik. Akhirnya, mereka pun “berbuat” terhadap
Raksasa itu berkata kepadanya, “Sang Sang putri itu. Setelah mereka berdua
putri, saya ingin tidur”. selesai “berbuat”, Sang putri itu pun
Dia (Syahzaman) menyetujui berkata kepada mereka, “Diamlah kalian di
hal itu, lalu keduanya keluar tempat, sekarang berikan cincinmu itu
melalui pintu rahasia istana. kepadaku”.
Mereka berdua terus berkelana Sang putri itu mengeluarkan
berhari-hari, bermalam-malam, kantong dari sakunya. Di dalam kantong
sampai suatu ketika tiba di bawah itu ada seikat cincin yang jumlahnya 570
sebuah pohon di tepi pantai yang buah. Dia berkata: “Kau tahu cincin ini?”.
di dekatnya terdapat mata air. Mereka berdua menjawab: “Tidak”. “Ini
(Anonim, tt: 17) adalah cincin yang saya minta dari 570
Beberapa saat kemudian orang yang telah berbuat seperti kalian
setelah waktu siang telah berlalu, perbuat terhadapku. Sementara itu, raksasa
tiba-tiba air laut telah yang tidur ini adalah suami saya. Dia telah
bergelombang besar, muncullah menculik saya sewaktu saya sedang
batu besar hitam yang menjulang merayakan perkawinan saya dengan
ke angkasa, dan dia menuju ke seseorang”. Oleh karena itu, sekarang
sebuah pohon... Dia (raksasa) itu berikan cincinmu itu padaku. Raksasa ini
mendatangi pohon tempat kedua pun mengetahui bahwa wanita itu, jika
bersaudara itu berada di atasnya. sudah menginginkan sesuatu, tak ada
Dia duduk di bawahnya, dan seorang pun yang dapat membendung
membuka kotak itu, lalu keinginannya, sebagaimana bunyi syair
mengeluarkan isinya. Dari kotak berikut ini.
itu keluarlah seorang putri yang Jangan percaya pada wanita
sangat cantik bagaikan matahari Jangan percaya pada janjinya
yang bercahaya. (Anonim, tt: 17) Senang mereka, atau benci
Raksasa itu lalu tidur di pangkuan Tergantung pada nafsu birahi
putri. Tanpa disengaja, putri itu melihat
118
Jurnal CMES Volume VII Nomor 2 Edisi Juli - Desember 2014
Jurusan Sastra Arab Bekerjasama dengan PSTT FSSR UNS
119
Jurnal CMES Volume VII Nomor 2 Edisi Juli - Desember 2014
Jurusan Sastra Arab Bekerjasama dengan PSTT FSSR UNS
120
Jurnal CMES Volume VII Nomor 2 Edisi Juli - Desember 2014
Jurusan Sastra Arab Bekerjasama dengan PSTT FSSR UNS
121
Jurnal CMES Volume VII Nomor 2 Edisi Juli - Desember 2014
Jurusan Sastra Arab Bekerjasama dengan PSTT FSSR UNS
122
Jurnal CMES Volume VII Nomor 2 Edisi Juli - Desember 2014
Jurusan Sastra Arab Bekerjasama dengan PSTT FSSR UNS
123
Jurnal CMES Volume VII Nomor 2 Edisi Juli - Desember 2014
Jurusan Sastra Arab Bekerjasama dengan PSTT FSSR UNS
124
Jurnal CMES Volume VII Nomor 2 Edisi Juli - Desember 2014
Jurusan Sastra Arab Bekerjasama dengan PSTT FSSR UNS
125