You are on page 1of 15

Email : uneslawreview@gmail.com Online : http://review-unes.com/index.

php/law/index
Volume 1, Issue 4, Juni 2019 E-ISSN : 2622-7045
P-ISSN : 2654-3605
LEGALITAS PENGGUNAAN GPS SELAMA BERKENDARA MELALUI
SMARTPHONE PASCA PUTUSAN MK NO. 23/PUU-XVI/2018

Xavier Nugraha1, Anneta Cornelia Budianto2, Rizky Hadiwidjayanti3


1
Masyarakat Yuris Muda Airlangga, Universitas Airlangga
Email : xavier.nugraha-2015@fh.unair.ac.id
2
Masyarakat Yuris Muda Airlangga, Universitas Airlangga
Email : anneta_cornelia@yahoo.com
3
Masyarakat Yuris Muda Airlangga, Universitas Airlangga
Email : Rizkyhadiwidjayanti@gmail.com

ABSTRACT

Nowadays, using GPS as a navigator from smartphone is increasing, but it turns out there is a
legal issue. This is related to the concept of driving with full concentration in Article 106
paragraph (1) of Law Number 22 Year 2009. In the explanation of Article 106 paragraph (1), there
is an ambiguity in the interpretation between being able to use GPS, as long as it does not cause a
concentration disturbance in driving or it is prohibited from using a cellphone at all, which means,
using GPS via a smartphone is not allowed. This research is a study using normative law, with
primary legal materials is legislation related to the use of GPS through smartphones during
driving, such as, Law Number 22 Year 2009 concerning Road Traffic and Transportation and
Constitutional Court Decision No. 23 / PUU-XVI / 2018, while materials Secondary law consists of
books, journals, and other sources that are relevant. Based on the results of this study, it was found
that the Constitutional Court provided an interpretation, that using GPS via a smartphone during
driving was permitted, but it should not cause a concentration disturbance while driving and the
application of such sanctions was casuistic.

Keywords: GPS, smartphone, driving with full concentration

PENDAHULUAN inovasi teknologi yang diciptakan oleh


Saat ini, manusia telah berada berada manusia tersebut, bertujuan untuk
dalam sebuah era yang sarat dengan memudahkan manusia dalam beraktivitas.
kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi Hal tersebut terbukti dengan banyaknya
tersebut adalah suatu hal yang tidak bisa inovasi-inovasi teknologi yang telah
dihindari dalam kehidupan ini, karena dihasilkan dalam dekade terakhir ini yang
kemajuan teknologi akan berjalan sesuai secara faktual memudahkan hidup manusia.2
dengan kemajuan ilmu pengetahuan.1 Setiap

Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan


Aplikasi, Volume 2, Nomor 1 Juni 2012. Hlm. 34.
1 2
Muhamad Ngafifi, Kemajuan Teknologi Dan Ahmar Amad, Perkembangan Teknologi
Pola Hidup Manusia Dalam Perspektif Sosial Budaya, Komunikasi Dan Informasi: Akar Revolusi Dan

350
Salah satu inovasi yang lahir dalam rangka Dengan fungsi-fungsi yang dimiliki
memudahkan hidup manusia tersebut adalah oleh GPS tersebut, tentu sangat membantu
Global Positioning System (selanjutnya kehidupan manusia, khususnya terkait
disebut GPS). informasi koordinat suatu benda/orang.
GPS merupakan sebuah sistem untuk Bahkan, dalam perkembangannya GPS
menentukan posisi dan navigasi secara global tersebut digunakan dalam hampir di setiap
dengan menggunakan satelit dan metode sendi-sendi kehidupan. Misal digunakan
Triangulasi.3 Ada 4 (empat) fungsi pokok untuk mendukung sistem pertahanan militer
4
dari GPS, antara lain : dengan jalan memantau pergerakan musuh
1. Lokasi saat terjadi peperangan, menjadi penuntun
Digunakan untuk menentukan
arah jatuhnya bom,dsb.6 GPS juga berfungsi
dimana lokasi suatu titik dipermukaan
bumi berada, untuk memantau pergerakan tanah di bumi.
2. Navigasi
Dengan hal itu maka para pakar Geologi
Membantu mencari lokasi suatu
titik di bumi dapat memperkirakan kemungkinan
3. Tracking
terjadinya gempa di suatu wilayah.7
Membantu untuk memonitoring
pergerakan obyek dan membantu Salah satu fungsi GPS yang sering
memetakan posisi tertentu, dan
digunakan oleh khalayak umum adalah
perhitungan jaringan terdekat
4. Timing sebagai alat navigasi. GPS digunakan untuk
Dapat dijadikan dasar penentuan
mempermudah untuk menemukan titik
jam seluruh dunia, karena memakai jam
atom yang jauh lebih presesi di banding koordinat suatu lokasi, khususnya ketika
dengan jam bisa.
berpergian menuju lokasi yang tidak
GPS juga dapat menentukan variabel- diketahui. GPS sering sekali diandalkan
variabel turunan terkait lokasi, seperti: (1) untuk memandu menuju lokasi yang dituju.
kecepatan, (2) percepatan (Akselerasi), (3) Dalam rangka menggunakan GPS sebagai
5
arah laju, (4) jarak, dan (5) selang waktu. navigator, umumnya ada 2 (dua) tipe GPS
yang digunakan, yaitu GPS yang menjadi

Berbagai Standarnya, Jurnal Dakwah Tabligh, Volume kesatuan tak terpisahkan dalam perangkat
13, Nomor 1 Juni 2012.Hlm. 138.
3
Yosephat Suryo Susilo et.al., Sistem
Pelacakan Dan Pengamanan Kendaraan Berbasis Gps
Dengan Menggunakan Komunikasi Gprs, Jurnal Ilmiah
Widya Teknik, Volume 13, Nomor 1 Mei 2014.Hlm.22.
4
Putu Agus Yudisuda Indrakarna et.al.,
Rancang Bangun Sistem Informasi Pelacakan Dan
Pemantauan Paket Kiriman Berbasis Web Dengan Application and Research in Industrial Technology
Bantuan Mobile Android, Volume 1,Nomor 2 (SMART), Yogyakarta,2010.Hlm.84.
6
2012.Hlm.7. (Nadia, “Fungsi GPS”), http://www. Fungsi
5
Oktri Mohammad Firdaus, Analisis klopedia.com/fungsi-gps/, diunduh pada Jumat, 8 Maret
Implementasi Global Positioning System (Gps) Pada 2019, jam 22.00WIB)
7
Moda Transportasi Di Pt. “X”, Proceeding Seminar on Ibid.

351
mobil/kendaraan (integrated) dan GPS pengguna jasa dan dan menentukan posisi
8
melalui smartphone. pengemudi transportasi online agar bisa
Tipe GPS yang pertama, yaitu GPS sampai ke lokasi dimana pengguna jasa
yang terpasang menjadi satu dengan tersebut berada.12 Sehingga bisa dikatakan
kendaraan, umumnya hanya terpasang pada bahwa penggunaan GPS untuk navigasi
mobil saja, seperti mobil-mobil keluaran tipe melalui smartphone tersebut merupakan hal
terbaru dari Hyundai, sepeti New Santa Fe, yang esensial dalam pekerjaan pengemudi
New Tucson, New i-20, New Grand Avega ojek/taksi online. Bahkan bisa dibilang
sudah dilengkapi dengan alat GPS di bahwa pekerjaan tersebut akan sangat sulit
9
mobilnya. Tipe yang kedua, yaitu GPS dilakukan jika tidak memiliki GPS melalui
melalui smartphone. Tipe ini umumnya smartphone, karena selain sulitnya
paling banyak digunakan oleh masyarakat, menentukan titik koordinasi penjemputan dan
karena hampir seluruh masyrakat kini pengantaran, model aplikasi transportasi
memiliki smartphone, bahkan pada tahun online juga hanya dapat dipasang dan
2019, diprediksi ada sekitar 92 juta pengguna dioperasikan melalui Smartphone.
smartphone di Indonesia.10 Meskipun penggunan GPS untuk
Dewasa ini, penggunan sistem GPS navigasi melalui smartphone ini banyak
untuk navigasi melalui smartphone juga digunakan oleh masyarakat, bahkan menjadi
digunakan untuk mencari nafkah oleh unsur esensial bagi beberapa orang untuk
pengemudi ojek/taksi online.11 Pengemudi mencari nafkah, namun terkait legalitas akan
transportasi online (mitra) menggunakan penggunan GPS melalui smartphone ini
GPS untuk menentukan titik pemesanan ternyata belum memiliki kejelasan. Hal ini
disebabkan dalam Pasal 106 ayat (1)
8
( Arris Riehady, “Nasib GPS di Mobil Setelah Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
Ada Larangan Menggunakannya”), https://www.seva.id
/otomotif/blog/nasib-gps-di-mobil-setelah-ada- Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
larangan-menggunakannya//, diunduh pada Jumat, 8
Maret 2019, jam 22.43 WIB) (selanjutnya disebut UU LLAJ), dikatakan
9
(Edi Nugroho, “Simak, Keuntungan Membeli
Mobil yang Dilengkapi GPS”), http://banjarmasin bahwa, setiap orang yang mengemudikan
.tribunnews.com/2017/02/14/simakkeuntunganmembeli
-mobil-yang-dilengkapi-gps, diunduh pada Jumat, 8
kendaraan bermotor di jalan wajib
Maret 2019, jam 23.01 WIB) mengemudikan kendaraannya dengan wajar
10
(Emanuel Kure dan Abdul Muslim,
“Pengguna Smartphone RI Tumbuh 30%”), dan penuh konsentrasi. Dalam penjelasan
https://id.beritasatu.com/home/pengguna-smartphone-
ri-tumbuh-30/143720, diunduh pada Jumat, 8 Maret
12
2019, jam 23.10 WIB) (Eko Aria Wibowo, “GPS Ponsel Akan
11
(Irman Rismawan, “GOJEK Beri Cara Aman Dirazia, Ini Trik Pengemudi Ojek Online”),
Driver Ojek Online Gunakan GPS”), https://otomotif.tempo.co/read/1172340/gps-ponsel-
http://www.tribunnews.com/techno/2019/02/12/gojek- akan-dirazia-ini-trik-pengemudi-ojek-online/full&view
beri-cara-aman-driver-ojek-online-gunakan-gps, =ok, diunduh pada Sabtut, 9 Maret 2019, jam 00.07
diunduh pada Jumat, 8 Maret 2019, jam 23.50WIB) WIB)

352
Pasal 106 ayat (1) UU LLAJ tersebut, Banyak kalangan di masyarakat
dikatakan bahwa: merasa, bahwa UU LLAJ tersebut adalah
Yang dimaksud dengan ”penuh produk legislasi yang ketinggalan zaman,
konsentrasi” adalah setiap orang yang karena menggangap ketika UU tersebut
mengemudikan Kendaraan Bermotor dengan dibuat, tidak ada orang yang menggunakan
penuh perhatian dan tidak terganggu GPS untuk navigasi melalui smartphone,
perhatiannya karena sakit, lelah, mengantuk, bahkan pada saat itu, pekerjaan sebagai
menggunakan telepon atau menonton televisi ojek/taksi online belumlah menjamur seperti
atau video yang terpasang di Kendaraan, atau sekarang.
meminum minuman yang mengandung Dalam rangka memberikan kepastian
alkohol atau obat-obatan sehingga hukum terkait indikator ”menggunakan
memengaruhi kemampuan dalam telepon genggam seperti apa yang dapat
mengemudikan Kendaraan. menggangu konsentrasi” sesuai jaminan
Dalam penjelasan pasal tersebut, secara pasal Pasal 28D ayat (1) Undang-Undang
gramatikal seolah penggunan GPS melalui Dasar Negara Republik Indonesia
smartphone diperbolehkan, asal tidak 1945(selanjutnya disebut UUD NRI 1945)14
menggangu konsentrasi. Namun pasal dan dalam rangka menjamin hak untuk
tersebut dapat pula ditafsirkan, bahwa bekerja sesuai pasal 28D ayat (2) UUD NRI
penggunan telepon genggam seperti apapun 1945, maka, masyrakat mengajukan gugatan
tidak diperbolehkan. Tafsiran inilah yang terkait Pasal 106 ayat (1) dan Pasal 283 UU
13
acapkali digunakan oleh penegak hukum. LLAJ ke Makahamah Konstitusi , mengingat
Ambiguitas ini mengakibatkan, orang yang Makhamah Konstitusi adalah pengawal hak-
menggunakan GPS untuk navigasi melalui hak konsitusional warga negara (the
smartphone, dapat terancam melanggar Pasal guardian of citizen’s constitutional rights).15
106 ayat (1) UU LLAJ dan terancam sanksi Dalam putusannya, Makhamah
pidana, sebagaimana diatur dalam ketentuan Konstitusi secara bulat menolak pengujian
Pasal 283 UU LLAJ, yaitu dipidana dengan Pasal 106 ayat (1) dan Pasal 283 UU LLAJ,
pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan yang berarti kedua pasal yang mewajibkan
atau denda paling banyak Rp750.000,00 pengendara penuh konsentrasi/perhatian itu
(tujuh ratus lima puluh ribu rupiah).

14
Penggunan Frasa UUD NRI 1945 dipilih
13
(Mohammad Zacky, “Pakai GPS Sambil karena UUD NRI 1945 adalah UUD hasil amandemen
15
Nyetir Ditilang, Driver Online: Jangan Hanya Kami”), Janedri M.Gaffar, Peran Makhamah
https://news.detik.com/berita/d-3898409/pakai-gps- Konstitusi dalam Perlindungan Hak Asasi Manusia,
sambil-nyetir-ditilang-driver-online-jangan-hanya- Jurnal Konstitusi, Volume 10, Nomor 1 Maret
kami, Sabtu, 9 Maret 2019, jam 06.00 WIB) 2013.Hal.13.

353
dinyatakan tetap konstitusional dan tetap METODE PENELITIAN
16
berlaku. Sifat penelitian yang digunakan
Dalam pertimbangannya Makhamah adalah penelitian yuridis normatif.
Konstitusi menilai, bahwa menggunakan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
GPS yang terdapat dalam smartphone dapat hukum normatif ini adalah pendekatan
17
menggangu konsentrasi , sehingga peraturan perundangu-ndangan (statute
permohonan pemohon untuk mengecualikan approach) pendekatan konseptual
larangan dalam Pasal 106 ayat (1) dan Pasal (conceptual approach), dan pendekatan
283 UU LLAJ untuk penggunaan aplikasi kasus (case approach).
sistem navigasi yang berbasiskan satelit yang Penelitian ini dilakukan melalui
biasa disebut GPS yang terdapat dalam penelitian kepustakaan dengan cara
smartphone tidak dapat dikabulkan. meneliti bahan pustaka atau data sekunder,
Dengan dikeluarkannya putusan yang dalam hal ini berupa peraturan
Makahamah Konstitusi tersebut, semakin perundang-undangan dan data lain yang
menambah polemik di masyrakat terkait dapat digunakan untuk mendidentifikasi dan
legalitas penggunan GPS tersebut. Apakah mengevaluasi legalitas penggunan GPS di
penggunan GPS melalui smartphone pasti Indonesia.18
dikatakan menggangu konsentrasi? Apakah
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
penggunan GPS melalui smartphone sama
Ambiguitas Larangan Penggunan GPS
sekali tidak diperbolehkan? Apakah ada
melalui Smartphone dalam Undang-
kondisi-kondisi tertentu dimana masyrakat Undang Nomor 22 Tahun 2009
dapat menggunakan GPS melalui Dalam Pasal 3 UU LLAJ, dikatakan
smartphone? Berdasarkan latar belakang di bahwa lalu lintas dan angkutan jalan
atas, penulis tertarik untuk menganalisa dilaksanakan dengan tujuan:
terkait” Legalitas Penggunaan Global 1. terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan yang aman, selamat,
Positioning System (GPS) Pasca Putusan
tertib, lancar, dan terpadu dengan moda
Makhamah Konstitusi No 23/PUU- angkutan lain untuk mendorong
perekonomian nasional, memajukan
XVI/2018”.
kesejahteraan umum, memperkukuh
persatuan dan kesatuan bangsa, serta
mampu menjunjung tinggi martabat
bangsa;
2. terwujudnya etika berlalu lintas dan
16
(Agus Sahbani, “Alasan MK Tetap Larang budaya bangsa; dan
Penggunaan GPS”), https://www.hukumonline.com
/berita/baca/lt5c542c0cb2fdf/alasan-mk-tetap-larang-
18
penggunaan-gps, diunduh pada Sabtu,9 Maet 2019, jam Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme
08.00 WIB) Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, Pustaka
17
Ibid. Pelajar, Yogyakarta,2013. Hlm.185

354
3. terwujudnya penegakan hukum dan dilakukan dengan mengkaji UU LLAJ secara
kepastian hukum bagi masyarakat.
komperhensif, dimana terkait konsep
Dari pasal tersebut, dapat dilihat “mengemudikan secara wajar” ini harus
bahwa, UU LLAJ ini bertujuan untuk dikaitkan dengan pasal 106 ayat (4 ) UU
membina dan menyelenggarakan lalu lintas LLAJ.21 Hal serupapun disampaikan oleh
dan angkutan jalan yang aman, tertib, Nurhasan Ismail22, bahwa indikator
berfokus pada keselamatan, dan kelancaran mengendari dengan wajar atau tidak adalah
untuk kepentingan semua lapisan bila seseorang mengendarai sesuai dengan
masyarakat. Hal tersebut menunjukkan, ketentuan dalam pasal 106 ayat (4) UU
bahwa segala ketentuan yang ada dalam UU LLAJ.
LLAJ pada pokoknya akan bermuara Kedua, adalah “penuh konsentrasi”.
bagaimana terselenggaranya keamanan, Mengacu pasal 176 Lampiran II Undang-
ketertiban, keselamatan, dan kelancaran Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang
19
dalam berlalu lintas itu sendiri. Pembentukan Peraturan Perundang-
Dalam rangka menciptakan kondisi Undangan, dikatakan bahwa, penjelasan
lalu lintas yang aman tersebut, salah satu berfungsi sebagai tafsir resmi pembentuk
aturan yang diatur adalah terkait pasal 106 Peraturan Perundang-undangan atas norma
ayat (1) UU LLAJ, yang menjelaskan bahwa tertentu dalam batang tubuh. Dalam
Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan penjelasan pasal 106 ayat (1) UU LLAJ
Bermotor di Jalan wajib mengemudikan tersebut, dikatakan bahwa:
kendaraannya dengan wajar dan penuh Yang dimaksud dengan ”penuh
konsentrasi. Berdasarkan ketentuan tersebut, konsentrasi” adalah setiap orang yang
terdapat 2 (dua) hal yang wajib dilakukan mengemudikan Kendaraan Bermotor dengan
oleh seorang pengemudi yaitu: pertama, penuh perhatian dan tidak terganggu
seorang pengemudi wajib mengemudikan perhatiannya karena sakit, lelah, mengantuk,
kendaraannya dengan wajar. Mengenai menggunakan telepon atau menonton televisi
konsep “mengemudikan kendaraan dengan atau video yang terpasang di Kendaraan, atau
wajar” tersebut,secara ekplisiti kita tidak meminum minuman yang mengandung
akan menemukan aturannya. Namun,
21
mengacu pendapat Marcus Priyo Gunarto20, Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan
Bermotor di Jalan wajib mematuhi ketentuan:a. rambu
bahwa untuk menemukan makna perintah atau rambu larangan; b. Marka Jalan; c. Alat
Pemberi Isyarat Lalu Lintas; d. gerakan Lalu Lintas; e.
“mengemudikan secara wajar” tersebut dapat berhenti dan Parkir; f. peringatan dengan bunyi dan
sinar; g. kecepatan maksimal atau minimal; dan/atau h.
tata cara penggandengan dan penempelan dengan
19 Kendaraan lain vide pasal 106 ayat (4) UU LLAJ
Putusan MK No 23/PUU-XVI/2018 Hal.125.
20 22
Putusan MK No 23/PUU-XVI/2018 Hal.93. Putusan MK No 23/PUU-XVI/2018 Hal.104.

355
alkohol atau obat-obatan sehingga Jika digunakan penafsiran original
memengaruhi kemampuan dalam intent (penafsiran sesuai kehendak pembuat
mengemudikan Kendaraan. peraturan perundang-undangan)24, dari UU
Jika dilihat dari unsur-unsur konsep LLAJ, maka harus melihat perdebatan di
“penuh konsentrasi” dalam penjelasan Pasal dalam Buku Kompilasi Risalah atau Memorie
106 ayat (1) tersebut seolah menimbulkan van Toelichting (MvT) Pembahasan
ambiguitas. Jika digunakan penafsiran Rancangan Undang-Undang tentang LLAJ.
gramatikal (menafsirkan kata-kata dalam Di dalam MvT terkait pasal 106 yang
undang-undang sesuai kaidah bahasa dan dulunya pasal 77 ini, Pemerintah yang
23
kaidah hukum tatabahasa) , maka dapat diwakili Menteri Perhubungan
dilihat bahwa unsur penuh konsentrasi menyampaikan bahwa:”…yang kedua, wajib
adalah: konsentasi artinya tidak telepon genggam dan
1. penuh perhatian; sebagainya”.25 Artinya jika dilihat dari
2. tidak terganggu perhatiannya karena:
kehendak pembuat undang-undang, maka
a. sakit,
b. lelah, segala kegiatan yang berhubungan dengan
c. mengantuk,
menggunakan telepon genggam, termasuk
d. menggunakan telepon,
e. menonton televisi atau video yang menggunakan GPS melalui smartphone dapat
terpasang di Kendaraan, atau
dikatakan menggangu konsentrasi.
f. meminum minuman yang mengandung
alkohol atau obat-obatan; Ambiguitas akan konsep “penuh
3. memengaruhi kemampuan dalam
konsentrasi” dalam Pasal 106 ayat (1) UU
mengemudikan Kendaraan.
LLAJ ini, berkolerelasi dengan ambiguitas
Jika dilihat dari unsur dalam penjelasan
dari penerapan sanksi pidana dalam Pasal
pasal 106 ayat (1) tersebut, dapat dilihat
283 UU LLAJ yang merupakan konsekuensi
bahwa 3 (tiga) unsur tersebut adalah
yuridis dari pelanggaran Pasal 106 ayat (1)
kumulatif. Jika penafsiran gramatikal ini
tersebut.
dikaitkan dengan penggunan GPS melalui
Ambiguitas dalam pasal 106 ayat (1)
smartphone, maka seseorang masih dapat
jo. Pasal 283 UU LLAJ ini menyebakan
menggunakan GPS melalui smartphone,
penegak hukum mengambil tindakan untuk
asalkan orang tersebut tidak terganggu
meberi sanksi pidana kepada setiap pengguna
perhatiannya.
24
Tanto Lailam, Penafsiran Konstitusi Dalam
23
Agus Priono et.al., Penerapan Teori Pengujian Konstitusionalitas Undangundang Terhadap
Penafsiran Hukum Oleh Hakim Sebagai Upaya Undang-undang Dasar 1945. Jurnal Media Hukum,
Perlindungan Hukum Terhadap Notaris (Studi Atas Volume 21, Nomor 1, Juni 2014 .Hal 92.
25
Putusan Hakim Terhadap Tindak Pidana Pemalsuan Buku Kompilasi Risalah Pembahasan
Akta Otentik). Jurnal Hukum Pembangunan dan Rancangan Undang-Undang tentang Lalu Lintas dan
Ekonomi, Volume 5, Nomor 2, Juli 2017 .Hal 127. Angkutan Jalan

356
telepon genggam, baik yang konvensional dibayangkan olehnya dapat menimbulkan
ataupun smartphone Hal ini karena Undang- akibat yang dilarang?28
Undang tidak merumuskan secara eksplisit Jika teori relevansi ini dikaitkan
larangan penggunaan GPS. Artinya, dengan larangan penggunan GPS melalui
menggunakan (memainkan) fitur-fitur GPS smartphone, dikarenakan kehendak pembuat
yang terdapat pada smartphone sambil undang-undang adalah melarang segala jenis
26
mengemudi, akan ditindak oleh petugas. kegiatan berkaitan dengan telepon genggam
Tindakan polisi yang menindak pengguna pada saat berkendara, maka penegak hukum
telepon genggam tanpa pandang bulu tidak mempersoalkan parameter “yang
tersebut, karena teori hubungan kausalitas menganggu konsentrasi”, di mana yang
yang dianut petugas polisi di lapangan adalah dipentingkan adalah perbuatan, bukan akibat
berdasarkan teori relevansi. perbuatan.
Teori relevansi ini dianut oleh Legalitas Penggunan GPS melalui
Smartphone Pasca Putusan Makhamah
Langenmeijer dan Mezger. Teori ini tidak
Konstitusi No. 23/PUU-XVI/2018
dimulai dengan mengadakan perbedaan
Dalam Putusan Makhamah Konstitusi
antara musabab dan syarat seperti teori
Nomor 005/PUU-III/2005, terkait dengan
menggeneralisir dan teori mengindividualisir,
keraguan dalam implementasi suatu undang-
tetapi dimulai dengan menginterprestasi
undang, dikatakan bahwa:
rumusan delik yang bersangkutan.27 Dari
“Adanya keragu-raguan dalam
rumusan delik yang hanya memuat akibat implementasi suatu undang-undang akan
memunculkan ketidakpastian hukum
yang dilarang dicoba untuk menentukan
dalam praktik. Keadaan demikian dapat
kelakuan-kelakuan apakah kiranya yang menimbulkan pelanggaran terhadap hak
konstitusional sebagaimana diatur dalam
dimaksud pada waktu membuat larangan
Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 yang
tersebut. Jadi pada teori relevansi ini menyatakan, “Setiap orang berhak atas
pengakuan, jaminan, perlindungan dan
pertanyaan pentingnya adalah : pada waktu
kepastian hukum yang adil serta
undang-undang menentukan rumusan delik perlakuan yang sama di hadapan
hukum.” Ketidakpastian hukum
itu, kelakuan-kelakuan yang manakah yang
demikian tidak sesuai dengan semangat
untuk menegakkan prinsipprinsip negara
hukum sebagaimana diamanatkan oleh
Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 yang secara
26
(Akhdi Martin Pratama, “Dirlantas: tegas menyatakan bahwa Indonesia
Pengendara yang Main HP Akan Ditilang, termasuk adalah negara hukum dimana kepastian
Ojek Online”), https://megapolitan.kompas.com/read
/2018/03/04/15411181/dirlantas-pengendara-yang-main hukum merupakan prasyarat yang tak
-hp-akan-ditilang-termasuk-ojek-online, diunduh pada dapat ditiadakan.”
Sabtu,9 Maet 2019, jam 08.00 WIB)
27
Mohammad Ekaputra, Dasar-Dasar Hukum
28
Pidana, cetakan ke-2, USU Press, Medan, 2015. Moeljatno, Asas – Asas Hukum Pidana,
Hlm.130. Rineka Cipta, Jakarta, 2008.Hlml. 121-122)

357
Dari putusan tersebut, dapat ditafsirkan kepastian hukum sesuai Pasal 28D ayat (1)
bahwa ketentuan norma dalam Pasal 106 ayat UUD NRI 1945telah memberikan penafsiran
(1) jo. Pasal 283 UU LLAJ yang terkait Pasal Pasal 106 ayat (1) jo. Pasal 283
menimbulkan keraguan dalam UU LLAJ dalam Putusan Makhamah
implementasinya, dimana sanksi pidana Konstitusi No. 23/PUU-XVI/2018.
dalam norma tersebut dapat diberlakukan Jika membaca sekilas Putusan
sesuai dengan kehendak aparat penegak Makhamah Konstitusi No. 23/PUU-
hukum yang bertugas di jalan, tentunya XVI/2018, maka kita akan melihat bahwa
menimbulkan pelanggaran terhadap hak seolah-olah Makhamah Konstitusi melarang
konstitusional masyarakat yakni secara penuh penggunan GPS melalui
perlindungan dan kepastian hukum yang adil smartphone selama berkendara. Makhamah
serta perlakuan yang sama di hadapan hukum Konstitusi seolah-olah dianggap tidak peka
bagi masyrakat. dengan perkembangan zaman, dimana
Keambigiuitasan akan penafsiran Pasal banyak pengemudi taksi/ojek online yang
106 ayat (1) jo. Pasal 283 UU LLAJ tersebut, mengharuskan mereka menggunakan GPS
sejatinya juga bertentangan dengan asas melalui smartphone selama berkendara.30
nullum crimen nulla poena sine lege certa Ex falso quolibet, salah konsep, salah
(sering disebut sebagai asas Lex Certa atau kesimpulan.31 Kesalahan konsep tersebut
bestimmtheitsgebot) yang berarti rumusan lahir, karena banyak orang hanya melihat
tindak pidana yang dimaksud harus diuraikan bahwa Makhamah Konstitusi menolak
unsur-unsurnya secara jelas, lengkap, dan gugatan dari para pemohon untuk membuat
tidak menimbulkan penafsiran ganda Pasal 106 ayat (1) UU LLAJ, tidak
(ambigu).29 mempunyai kekuatan hukum mengikat secara
Dalam rangka memberikan kepastian bersyarat sepanjang tidak dimaknai
hukum dan mencegah lebih banyaknya “dikecualikan untuk penggunaan aplikasi
ketidakpastian penegakkan hukum akan Pasal sistem navigasi yang berbasiskan satelit yang
106 ayat (1) jo. Pasal 283 UU LLAJ, maka biasa disebut GPS yang terdapat dalam
Makhamah Konstitusi, sebagai pengawal smartphone”. Banyak orang melihat amar
hak-hak konsitusional warga negara,
khususnya terkait hak konstitusional terkait 30
(Muhammad Ridwan, “Putusan MK soal GPS
Dianggap Merugikan Ojol”), https://www.jawapos.com
/nasional/31/01/2019/putusan-mk-soal-gps-dianggap-
29
Muchamad Iksan, Asas Legalitas Dalam merugikan-ojol, diunduh pada Minggu 10 Maret 2019,
Hukum Pidana : Studi Komparatif Asas Legalitas jam 17.00 WIB)
31
Hukum Pidana Indonesia Dan Hukum Pidana Islam Dhia Al Uyun, Sic Et Non: Kebebasan Dan
(Jinayah). Jurnal Serambi Hukum, Volume 11, Nomor Pembatasan Hak Kemudahan Dan Perlakuan Khusus.
1, Februari 2017 .Hal 8. Yuridika, Volume 31, Nomor 1, April 2016 .Hal 4.

358
putusan tersebut, tanpa melihat pertimbangan dapat dinilai melanggar hukum, sehingga
hukum dari Makahamah Konstitusi. penerapannya harus dilihat secara kasuistis.33
Dalam pertimbangan Putusan (garis bawah dari penulis)
Makhamah Konstitusi No. 23/PUU- Dari pertimbangan Makhamah
XVI/2018, Makhamah Konstitusi menilai Konstitusi tersebut, dapat dilihat bahwa
bahwa lahirnya UU LLAJ adalah untuk sebenarnya Makhamah Konstitusi
menekan angka kecelakaan lalu lintas yang berpendapat bahwa penggunaan GPS dapat
semakin tinggi, sehingga perlu ada upaya dibenarkan, sepanjang tidak mengganggu
pengaturan yang diarahkan salah satunya konsentrasi pengemudi dalam berlalu lintas,
pada penanggulangan angka kecelakaan lalu karena tidak setiap pengendara yang
lintas secara komprehensif mulai dari menggunakan fitur GPS akan serta-merta
pencegahan hingga penegakan hukumnya. dapat dinilai terganggu konsentrasinya dalam
Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengemudi.34 Tentunya, penerapan pasal 106
dengan melakukan pengaturan norma baru ayat (1) tersebut juga harus dilihat secara
terkait “mengendara dengan penuh kasuistis.
konsentrasi”.32 Dari pertimbangan hakim Makhamah
Makhamah Kontitusi menilai, bahwa Konstitusi tersebut, dapat dilihat, bahwa
menggunakan telepon seluler yang di Makhamah Konstitusi melihat penjelasan
dalamnya terdapat berbagai fitur termasuk suatu pasal sebagai klarifikasi undang-
aplikasi sistem navigasi yang berbasiskan undang, yang menekankan pada interpretasi
satelit yang biasa disebut GPS pada saat sebagai proses, yaitu “pemberian suatu
berkendara, dalam batas penalaran yang makna kepada suatu pernyataan melalui
wajar termasuk hal yang dapat mengganggu suatu pernyataan lain, yang mempunyai
konsentrasi berlalu lintas yang dapat makna yang dimaksud”.35 Dalam hal ini
berdampak pada kecelakaan lalu lintas. Penjelasan Pasal 106 ayat (1) UU LLAJ
Dengan kata lain, penggunaan GPS dapat menginterpretasikan suatu pernyataan “penuh
dibenarkan sepanjang tidak mengganggu konsentrasi” dengan memberikan suatu
konsentrasi pengemudi dalam berlalu lintas. alternatif rumusan yang ditegaskan oleh
Artinya, tidak setiap pengendara yang
33
menggunakan GPS serta-merta dapat dinilai Pertimbangan Hakim halaman 154 Putusan
MK No 23/PUU-XVI/2018 Hal.148.
34
mengganggu konsentrasi mengemudi yang Mery Christina Putri, Distorsi Informasi
“Larangan Penggunaan Gps Saat Berkendara”.
membahayakan pengguna jalan lainnya yang Majalah Konstitusi, Nomor 144, Februari 2019 .Hal 9.
35
M.A. Loth, Bahasa dan Hukum Sebuah
Metodologi Kecil, Dirjen Peraturan Perundang-
32
Pertimbangan Hakim halaman 149 Putusan undangan Dep. Hukum dan HAM, Jakarta, 2007, dalam
MK No 23/PUU-XVI/2018 Hal.148. Putusan MK No 23/PUU-XVI/2018

359
suatu instrumen atau kondisi tertentu yang Penggunan GPS melalui Smartphone yang
Tidak Menggangu Konsentrasi
akan mengarah pada maksud “penuh
Meskipun Putusan Makhamah No.
konsentrasi.” Dalam hal ini “penuh
23/PUU-XVI/2018, mengatakan bahwa
konsentrasi” dimaksudkan sebagai makna
penggunan GPS melalui smartphone selama
yang tidak terganggu oleh suatu instrumen
berkendara diperbolehkan, asalkan tidak
atau keadaan. Dengan demikian, penekanan
menganggu konsentrasi, namun Putusan
norma adalah seseorang ketika
Makhamah Konstitusi tersebut tidak
mengemudikan kendaraan wajar dan penuh
memberikan pengaturan teknis terkait, seperti
konsentrasi, dan tidak ada gangguan apapun
apa penggunan GPS melalui smartphone
yang memengaruhi kemampuan dalam
selama berkendara yang tidak menganggu
mengemudikan kendaraan.
konsentrasi. Jika kita lihat, bahwa penggunan
Dengan demikian, ketentuan Pasal 106
GPS yang tidak menganggu konsentrasi
ayat (1) beserta penjelasannya dan Pasal 283
tersebut sebenarnya ada beberapa cara.
UU LLAJ bukan ditujukan pada
Misalkan cara yang diusulkan oleh
instrumennya, tetapi hilang konsentrasinya
Kakorlantas Polri Irjen Pol Royke Lumowa,
akibat segala tindakan yang menyebabkan
adalah dengan menyetel GPS pada tujuan
gangguan konsentrasi dalam mengemudi di
yang hendak dicapai, kemudian meletakkan
jalan. Artinya rumusan ketentuan pasal
smartphone pada tempat yang mudah dilihat
tersebut menggunakan teori relevansi untuk
dan mengaktifkan fitur panduan dengan
menentukan dahulu akibat keterjadian atau
suara, sehingga hanya dipandu oleh suara,
akibat yang terjadi, misalnya pelanggaran
tidak boleh melihat smartphone berulang
marka jalan dan kecelakaan lalu lintas,
kali, cukup sesekali saja secara sekilas.36
kemudian ditentukan sebabnya, misalnya
Cara lain yang disarankan oleh Kadiv Humas
sedang melakukan kegiatan dan keadaan apa
Polri Irjen Setyo Wasisto adalah dengan
saat mengemudikan di jalan, sehingga
mengaktifkan GPS terlebih dahulu untuk
konsentrasi terganggu.
menentukan posisi, kemudian menuju tempat
Hal ini menunjukkan penggunaan
tujuan yang dituju. Jika ingin melihat GPS
telepon dan fiturnya, misalnya penggunaan
lagi, maka menepi untuk berhenti terlebih
GPS, bukanlah syarat pelanggaran yang
dahulu untuk melihat lokasi. Setelah
dituju dalam undang-undang, tetapi
mengetahui lokasi, kembali berjalan lagi
“terganggunya perhatian, yang mengakibat-
kan gangguan konsentrasi dalam mengemudi 36
(Kumparan, “Kakorlantas Polri: Pakai GPS di
HP Boleh, Asal Jangan Dipegang”),
di jalan.” https://kumparan.com/@kumparannews/kakorlantas-
polri-pakai-gps-di-hp-boleh-asal-jangan-dipegang,
diunduh pada Minggu 10 Maret 2019, jam 19.39 WIB)

360
menuju lokasi tersebut.37 Cara ini selain mengganggu konsentrasi pengemudi dalam
dianggap tidak menggangu konsentrasi saat berlalu lintas. Artinya, tidak setiap
berkendara, juga cara ini menjamin pengendara yang menggunakan GPS serta-
keselamatan stakeholder para pengguna merta dapat dinilai mengganggu konsentrasi
jalan. mengemudi yang membahayakan pengguna
jalan lainnya yang dapat dinilai melanggar
PENUTUP
hukum, sehingga penerapannya harus dilihat
Lahirnya Putusan Makhamah
secara kasuistis.
Konstitusi NO 23/PUU-XVI/2018 telah
mengakhiri ambiguitas terkait penafsiran DAFTAR PUSTAKA
Pasal 106 ayat (1) jo. Pasal 238 UU LLAJ. Buku-Buku
Ambiguitas tersebut awalnya muncul terkait M.A. Loth. Bahasa dan Hukum Sebuah
Metodologi Kecil. Dirjen Peraturan
penafsiran “penuh konsentrasi” dalam
Perundang-undangan Dep. Hukum
penjelasan Pasal 106 ayat (1) tersebut. Jika dan HAM, Jakarta, 2007, dalam
Putusan MK No 23/PUU-XVI/2018.
yang digunakan adalah penafsiran
Moeljatno. Asas-Asas Hukum Pidana. Rineka
gramatikal, berarti mengizinkan penggunan
Cipta, Jakarta, 2008.
GPS melalui smartphone selama berkendara
Mohammad Ekaputra. Dasar-Dasar Hukum
asalkan, tidak menganggu konsentrasi, Pidana (cetakan ke-2). USU Press,
Medan, 2015.
namun jika yang digunakan adalah
Mukti Fajar & Yulianto Achmad. Dualisme
penafsiran original intent, dengan Penelitian Hukum Normatif dan
menggunakan pendekatan kausalitas melalui Empiris. Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2013.
teori relevansi, maka yang dilarang adalah
Peter Mahmud Marzuki. Penelitian Hukum.
segala kegiatan yang diatur dalam penjelasan Kencana Prenada Media Group,
Pasal 106 ayat (1). Jakarta, 2005.
Putusan Putusan Makhamah Konstitusi Artikel dalam Jurnal
NO 23/PUU-XVI/2018 yang salah diartikan Agus Priono et.al. Penerapan Teori
Penafsiran Hukum Oleh Hakim
melarang penggunan GPS melalui Sebagai Upaya Perlindungan Hukum
smartphone , karena menolak pemohonan Terhadap Notaris (Studi Atas
Putusan Hakim Terhadap Tindak
penggungat, justru dalam pertimbangan Pidana Pemalsuan Akta Otentik).
hukumnya, mengatakan bahwa penggunaan Jurnal Hukum Pembangunan dan
Ekonomi, Volume 5, Nomor 2, Juli
GPS dapat dibenarkan sepanjang tidak 2017.
37
(Audrey Santoso, “Soal Berkendara Pakai GPS, Ahmar Amad. Perkembangan Teknologi
Ini Klarifikasi Polri”), https://oto.detik.com/berita/d- Komunikasi Dan Informasi: Akar
3901362/soal-berkendara-pakai-gps-ini-klarifikasi- Revolusi Dan Berbagai Standarnya.
polri, diunduh pada Minggu 10 Maret 2019, jam 19.39
WIB)

361
Jurnal Dakwah Tabligh, Volume 13, Artikel dalam Prosiding
Nomor 1 Juni 2012.
Oktri Mohammad Firdaus. Analisis
Dhia Al Uyun. Sic Et Non: Kebebasan Dan Implementasi Global Positioning
Pembatasan Hak Kemudahan Dan System (Gps) Pada Moda
Perlakuan Khusus. Yuridika, Volume Transportasi Di Pt. “X”. Proceeding
31, Nomor 1, April 2016. Seminar on Application and
Research in Industrial Technology
Janedri M. Gaffar. Peran Makhamah
(SMART), Yogyakarta, 2010.
Konstitusi dalam Perlindungan Hak
Asasi Manusia. Jurnal Konstitusi, Artikel dalam Sumber Online
Volume 10, Nomor 1 Maret 2013.
Agus Sahbani. Alasan MK Tetap Larang
Muchamad Iksan. Asas Legalitas Dalam Penggunaan GPS. Retrieved from
Hukum Pidana: Studi Komparatif https://www.hukumonline.com/berita
Asas Legalitas Hukum Pidana /baca/lt5c542c0cb2fdf/alasan-mk-
Indonesia Dan Hukum Pidana Islam tetap-larang-penggunaan-gps. 2019.
(Jinayah). Jurnal Serambi Hukum,
Akhdi Martin Pratama. Dirlantas:
Volume 11, Nomor 1, Februari 2017.
Pengendara yang Main HP Akan
Muhamad Ngafifi. Kemajuan Teknologi Dan Ditilang, termasuk Ojek Online
Pola Hidup Manusia Dalam . Retrieved from
Perspektif Sosial Budaya. Jurnal https://megapolitan.kompas.com/read
Pembangunan Pendidikan: Fondasi /2018/03/04/15411181/dirlantas-
dan Aplikasi, Volume 2, Nomor 1 pengendara-yang-main-hp-akan-
Juni 2012. Hlm. 34. ditilang-termasuk-ojek-online.
Oly Vina Agustine. Keberlakuan 2019.
Yurisprudensi pada Kewenangan
Arris Riehady. Nasib GPS di Mobil Setelah
Pengujian Undang-Undang dalam
Ada Larangan Menggunakannya.
Putusan Mahkamah Konstitus. Jurnal
Retrieved from
Konstitusi, Volume 15, Nomor 3,
https://www.seva.id/otomotif/blog/na
Juni 2018.
sib-gps-di-mobil-setelah-ada-
Putu Agus Yudisuda Indrakarna et.al. larangan-menggunakannya//. 2019.
Rancang Bangun Sistem Informasi
Audrey Santoso. Soal Berkendara Pakai
Pelacakan Dan Pemantauan Paket
GPS, Ini Klarifikasi Polri. Retrieved
Kiriman Berbasis Web Dengan
from https://oto.detik.com/berita/d-
Bantuan Mobile Android, Jurnal
3901362/soal-berkendara-pakai-gps-
Sistem informasi & Komputer
ini-klarifikasi-polri. 2018.
Akuntansi Volume 1 Nomor 2 2012.
Edi Nugroho. Simak, Keuntungan Membeli
Tanto Lailam. Penafsiran Konstitusi Dalam
Mobil yang Dilengkapi GPS.
Pengujian Konstitusionalitas
Retrieved from
Undang-undang Terhadap Undang-
http://banjarmasin.tribunnews.com/2
undang Dasar 1945. Jurnal Media
017/02/14/simak-keuntungan-
Hukum, Volume 21, Nomor 1, Juni
membeli-mobil-yang-dilengkapi-gps.
2014.
2017.
Yosephat Suryo Susilo et.al. Sistem
Eko Aria Wibowo. GPS Ponsel Akan
Pelacakan Dan Pengamanan
Dirazia, Ini Trik Pengemudi Ojek
Kendaraan Berbasis Gps Dengan
Online. Retrieved from
Menggunakan Komunikasi Gprs.
https://otomotif.tempo.co/read/11723
Jurnal Ilmiah Widya Teknik, Volume
40/gps-ponsel-akan-dirazia-ini-trik-
13, Nomor 1 Mei 2014.

362
pengemudi-ojek- Peraturan Undang-Undang
online/full&view=ok. 2019.
Putusan Makhamah Konstitusi Nomor
Emanuel Kure dan Abdul Muslim. Pengguna 005/PUU-III/2005
Smartphone RI Tumbuh 30%.
Putusan Makhamah Konstitusi Nomor
Retrieved from
23/PUU-XVI/2018
https://id.beritasatu.com/home/pengg
una-smartphone-ri-tumbuh- Undang-Undang Dasar Negara Republik
30/143720 2016 Indonesia 1945
Irman Rismawan. GOJEK Beri Cara Aman Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009
Driver Ojek Online Gunakan GPS. tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Retrieved from Jalan.
http://www.tribunnews.com/techno/2 Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang
019/02/12/gojek-beri-cara-aman- Pembentukan Peraturan Perundang-
driver-ojek-online-gunakan-gps. Undangan
2019.
Kumparan. Kakorlantas Polri: Pakai GPS di
HP Boleh, Asal Jangan Dipegang.
Retrieved from
https://kumparan.com/@kumparanne
ws/kakorlantas-polri-pakai-gps-di-
hp-boleh-asal-jangan-dipegang.
2018.
Mohammad Zacky. Pakai GPS Sambil Nyetir
Ditilang, Driver Online: Jangan
Hanya Kami. Retrieved from
https://news.detik.com/berita/d-
3898409/pakai-gps-sambil-nyetir-
ditilang-driver-online-jangan-hanya-
kami. 2018.
Muhammad Ridwan. Putusan MK soal GPS
Dianggap Merugikan Ojol. Retrieved
from
https://www.jawapos.com/nasional/3
1/01/2019/putusan-mk-soal-gps-
dianggap-merugikan-ojol. 2019.
Nadia. Fungsi GPS. Retrieved from
http://www.fungsiklopedia.com/fung
si-gps/. 2016.
Artikel dalam Majalah
Mery Christina Putri. Distorsi Informasi
“Larangan Penggunaan Gps Saat
Berkendara”. Majalah Konstitusi,
Nomor 144, Februari 2019.

363

You might also like