Professional Documents
Culture Documents
JUDUL PROGRAM
IbIKK PERAHU NELAYAN FIBREGLASS
Oleh :
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
RINGKASAN
iii
PRAKATA
Puji dan syukur kami panjatkan ke khadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
izinNya jualah sehingga penyelenggaraan kegiatan program IbIKK yang berjudul “Perahu
Nelayan Fiberglass” untuk kegiatan tahun I (2015) dapat terlaksana, sebagaimana yang
diinginkan bersama. Semoga hasil-hasil dari kegiatan tersebut dapat bermanfaat lanjut khususnya
kepada penerima manfaat (Universitas Halu Oleo) guna meningkatkan produksi usaha
perkapalannya dan berperan aktif dalam pengadaan kapal fiberglass kepada pihak pengguna
secara berkelanjutan.
Kami tim pelaksana kegiatan di lapangan tak lupa menyampaikan ucapan terimakasih
kepada Direktur DP2M Dikti, Rektor dan Ketua LP2M Universitas Halu Oleo, atas
komitmennya dalam pelaksanaan kegiatan ini. Hal yang sama pula disampaikan kepada
Direktur CV. Wahana dan masyarakat konsumen dari Kelurahan Sambuli, Kelurahan Ranomeeto
dan Kecamatan Pagala yang berkenan mendukung dan menjadi pelanggan produk kegiatan
program IbIKK ini.
Laporan pelaksanaan kegiatan tahap I ini merupakan bentuk pertanggung jawaban
realisasi pelaksanaan di lapangan. Semoga laporan ini dapat menjadi bahan yang bermanfaatdan
diterima baik oleh pihak-pihak terkait khususnya lembaga penyandang dana dan lembaga
pelaksana kegiatan. Demikian halnya keberlanjutan dari program ini sangat diharapkan guna
mengungkit kreatifitas, kerjasama dan pengabdian kepada masyarakat yang didambakan.
Tim Pelaksana
iv
DAFTAR ISI
Halaman
v
4.3 Hubungan IbIKK dengan perguruan tinggi................................................................................ 16
4.4 Akuntabilitas pengelolaan keuangan IbIKK .............................................................................. 16
BAB 5. HASIL YANG DICAPAI ...................................................................................................................... 17
5.1 Penyediaan Bahan Baku, Sarana dan Prasarana ..................................................................... 17
5.2 Rekrutmen Sumberdaya Manusia ........................................................................................... 17
5.3 Produk ...................................................................................................................................... 18
5.4 Hasil Uji Performa Perahu ......................................................................................................... 18
5.5 Promosi dan Pemasaran .......................................................................................................... 22
5.6 Posisi Terakhir Usaha dalam Kegiatan IbIKK ........................................................................... 23
BAB 6. RENCANA TAHAP BERIKUTNYA ....................................................................................................... 26
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................................... 27
7.1 Kesimpulan ............................................................................................................................... 27
7.2 Saran ......................................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 28
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Target luaran tahunan IbIKK perahu pancing fiberglass pada tiga tahun kegiatan ............................... 3
3. Kualifikasi, jumlah dan gaji karyawan yang akan dipekerjakan dalam 3 tahun dan peluang
pengembangan kemampuannya pada masing-masing level organisasi .............................................. 12
4. Perkiraan modal kerja yang diperlukan dalam operasional produksi perahu nelayanfibreglass
selama 3 tahun awal kegiatan IbIKK ..................................................................................................... 14
5. Kompartemen Kapal 3 GT..................................................................................................................... 19
6. Kondisi Distribusi Muatan Kapal 3 GT pada Kondisi Kosong ............................................................... 19
7. Kondisi Distribusi Muatan Kapal 3 GT pada Kondisi Beroperasi ......................................................... 19
8. Hasil uji stabilitas Kapal 3 GT pada kondisi kosong berdasarkan kriteria IMO..................................... 22
9. Hasil uji stabilitas Kapal 3 GT pada kondisi kosong berdasarkan kriteria IMO..................................... 22
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Foto Sekretariat dan Ruang Kerja dalam Kegiatan IbIKK UHO 2015 .................................................... 29
2. Foto Tenaga Kerja yang direkrut dalam Kegiatan IbIKK UHO 2015...................................................... 30
3. Foto Pegadaan Alat dan Bahan dalam Kegiatan IbIKK UHO 2015 ........................................................ 31
4. Proses Produksi dalam Kegiatan IbIKK UHO 2015 ................................................................................ 32
5. Foto Produk dan Pameran Produk dalam Kegiatan IbIKK UHO 2015................................................... 33
6. Foto Pengujian dan Serah Terima Produk dalam Kegiatan IbIKK UHO 2015 ....................................... 34
7. Berita Acara Serah Terima Barang Hasil Pekerjaan Pembuatan Perahu Nelayan Fiberglass ............... 35
ix
BAB 1. PENDAHULUAN
Produk IbIKK yang dihasilkan adalah perahu nelayan berbahan dasar fiberglass dengan
daya saing yang relatif tinggi. Produk IbIKK yang direncanakan tersebut, selain kuat, daya
apung, kecepatan, dan stabilitas yang relatif tinggi, juga mempunyai tingkat keamanan
operasional yang baik terhadap kondisi lingkungan perairan yang relatif ekstrim. Olehnya,
1
spesifikasi produk perahu yang dihasilkan dan dikembangkan adalah tipe/model yang sesuai
dengan kekuatan (HP) mesin penggerak, metode operasional serta peruntukannya.
Beberapa spesifikasi tipe/model perahu yang dikembangkan diantaranya, perahu pancing
tonda ikan tuna, perahu pancing ikan dasar, perahu mini purse seine, perahu penampung/
pengangkutan ikan, dan lainnya yang sejenis. Ukuran/kapasistas perahu yang diproduksi adalah
≤ 3 GT, 5-7 GT, dan 12-15 GT.
Pengembangan produk IbIKK perahu dilakukan dengan pengembangan konsep efisien,
kuat, dan elegant. Olehnya, pengembangan model perahu juga dilakukan melalui riset-riset
penerapan dan penyesuaian dengan kondisi-kondisi lingkungan perairan, tipe dan kekuatan
mesin yang tersedia di pasaran, dan perkembangan permintaan kebutuhan pasar (termasuk
ukuran-ukuran perahu/kapal fiberglass yang berukuran GT lebih besar).
Perahu nelayan fiberglass yang dihasilkan merupakan produk yang memiliki daya saing
tinggi dengan spesifikasi produk yang sesuai dengan ukuran dan tingkat keamanan operasional
penangkapan ikan pada kondisi lingkungan perairan yang relatif ekstrim, dan sesuai dengan
peruntukannya. Meskipun temuan-temuan model/desain kapal fiberglass oleh La Anadi (2012)
belum mendapatkan HKI, namun dengan melalui kegiatan IbIKK ini akan terus dikembangkan
baik dalam kaitannya dengan model dan stabilitas dari setiap ukuran kapal/perahu yang lebih
besar, kesesuaian rasio dimensi utama, tipe mesin pendorong, maupun kesesuaian dengan
peruntukannya. Pada tahun ketiga (tahun akhir) kegiatan, diharapkan dapat dihasilkan HKI bagi
Perguruan Tinggi Universitas Halu Oleo.
IbIKK perahu nelayan yang diusulkan akan memberikan dampak dan manfaat positif.
Perguruan Tinggi Universitas Halu Oleo akan mendapatkan tambahan HKI dan sumber
perolehan pendapatan mandiri, termanfaatkannya secara ekonomi fasilitas kampus, dan peluang
pengembangan industri penunjang perikanan dan kelautan. Di bidang lingkungan, akan
mengurangi penggunaan bahan kayu hutan. IbIKK perahu pancing ini akan memudahkan pula
bagi pemerintah, pemda dan masyarakat dalam mengembangkan pembangunan sosial dan
ekonomi di bidang perikanan dan kelautan, khususnya dalam peningkatan produksi perikanan
tangkap.
2
BAB 2. TARGET LUARAN
Target luaran IbIKK perahu nelayan fiberglass pada tahun pertama hingga tahun ketiga
kegiatan (2014-2016), diprediksikan sebagaimana tertera dalam Tabel 1.
Tabel 1. Target luaran tahunan IbIKK perahu pancing fiberglass pada tiga tahun kegiatan
3
Tabel 1. ….. (lanjutan)
Target Tahun I Tahun II Tahun III
Luaran
Manajemen Terbentuknya organisasi Perencanaan produksi Akuntabilitas dan
: tata kelola usaha dan pemasaran sudah transparasi
berjalan dengan baik pengelolaan semakin
Hasil audit. dengan mantap
katEgori yang sangat
memuaskan
Pemasaran Promosi dan penawaran Perluasan wilayah Peningkatan wilayah
: produk perahu pancing pasar meningkat 80% pemasaran sedikitnya
toda tuna di wilayah Kota Penjualan produk 50 % dari yang
Kendari dan sekitarnya perahu berukuran ≤ 3 sebelumnya
GT sudahberlangsung Penjualan produk
tiap bulan semakin lancar
setiap bulannya
SDM : Terekrutnya karyawan Kemampuan Kesejahteraan
yang profesional sesuai profesional karyawan semakin
dengan bidang kerja karyawan yang membaik
yang diperlukan meningkat
Fasilitas : Tersedianya ruang-ruang Fasilitas pengelolaan Fasilitas-fasilitas
manajemen, produksi, IbIKK semakin produksi dan
dan peralatan dengan lengkap pemasaran yang
kapaitas yang memadai semakin bertambah
Terlengkapinya
beberapa fasilitas
produksi dan pemasaran
serta penunjang lainnya
Finansial: Tercukupinya Meningkatnya Semakin sehatnya
pembiayaan produksi dan kemampuan finansial kondisi keuangan
berlanjutnya kegiatan produksi IbIKK secara penghasilan IbIKK
tahun berikutnya signifikan
4
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
Bahan baku utama kebutuhan pembuatan produk perahu nelayan adalah fiberglass yang
terdiri dari: Resin, Mat, Woven Rovin, Catalyst Mepoxe, Mirror Wax, PVA Liquid, Aerosil
Wacker HDK, Talk Lioning, Piqment, Gel-coat; dan bahan penguat seperti: besi, pasir, suplit,
dan semen PC. Bahan-bahan fiberglass meskipun belum banyak tersedia secara lokal, namun saat ini
sudah ada beberapa toko dan perusahaan khusus yang menyediakannya di Kota Kendari. Selain itu,
alternatif suplai bahan fiberglass dapat pula diupayakan melalui kerjasama dengan toko-toko yang ada di
Kota Bau-Bau ataupun di Kota Surabaya dan Jakarta yang selama ini sering menawarkan produk
dagangannya kepada pengusul. Sedangkan kebutuhan bahan-bahan beton dan bahan penunjang lainnya
seperti tripleks melamin, kuas rol, paku, dan lainnya cukup tersedia di toko-toko bahan bangunan di Kota
Kendari. Bahan-bahan fiberglass umumnya berupa bahan kimia yang tidak mudah rusak sepanjang proses
penyimpanannya dapat berjalan dengan baik, sehingga proses pengadaannya dapat dilakukan dalam
jumlah yang relatif besar meskipun dalam waktu yang bersamaan. Bahan-bahan yang berupa bahan
bangunan proses pengadaannya dapat dilakukan sesuai dengan keperluan oleh karena ketersediaannya
secara lokal cukup banyak.
3.2 Produksi
Peralatan-peralatan produksi yang saat ini telah dipunyai untuk kegiatan IbIKK Perahu
Nelayan Fiberglass adalah mesin las listrik 3500 Watt (1 unit), 1 unit las karbit, borlistrik duduk
(1 unit), bor listrik tangan (1 unit), sumur bor (1 unit), Gurinda listrik duduk (1unit), Gurinda
listrik tangan (1 unit), compressor (1 unit), dan catok besi (1 unit). Peralatan-peralatan tersebut
adalah peralatan unit workshop UHO yang saat ini tidak difungsikan lagi. Ke depan (3 tahun),
beberapa peralatan yang diperlukan adalah mesin-mesin perahu berupa mesin tempel (8 HP dan
15 HP) dan mesin dalam (10,5 HP dan 24 HP), beberapa tambahan peralatan kerja kecil lainnya
(gurinda elektrik, bor tangan elektrik, dan lainnya), dan alat peluncur perahu/kapal (lori) yang
berukuran 15 GT atau lebih.
Tanah, bangunan bengkel dan peralatan yang ada saat ini adalah asset UHO yang
pengelolaannya dibawah UPT Workshop UHO. Sayangnya sejak tahun 2007 hingga sekarang,
asset-aset tersebut sudah tidak termanfaatkan lagi. Nilai investasi dari asset-asset yang telah ada
tersebut sebesar Rp. 749.500.000,-. Pemanfaatan asset dimaksud untuk pengelolaan unit usaha
IbIKK Perahu Nelayan Fibreglass sebagaimana yang direncanakan pengembangannya dalam tiga
tahun ke depan, masih diperlukan nilai investasi peralatan tambahan sebesar Rp. 84.155.000,-.
Berjalannya kegiatan IbIKK yang diusulkan secara baik sangat tergantung pada
ketersediaan fasilitas-fasilitas penunjangnya. Beberapa fasilitas yang telah dipunyai saat ini
adalah bangunan workshop permanen seluas 564 m2, meubelair, sumur bor (1 unit), jalanan
beraspal, dan tanah sekeliling bangunan workshop yang cukup luas. Ruang bangunan workshop
yang ada sudah cukup untuk kebutuhan kantor, ruang peralatan, ruang produksi perahu/kapal,
dan showroom produk yang dihasilkan. Sedangkan fasilitas yang masih diperlukan berupa
fasilitas telepon/faximile.
5
a. Pembuatan mal dan cetakan
Perahu fiberglass dapat dibuat dengan terlebih dahulu menyiapkan cetakan sesuai dengan bentuk
dan ukuran dari spesifikasi perahu yang diinginkan. Cetakan dibuat dari rangkaian bahan kayu balok,
papan, dan tripleks melamin sebagai bahan dasar cetakan. Cetakan tersebut bentuk jadinya harus sesuai
dengan bentuk, ukuran lunas dan badan luar perahu yang sesungguhnya sebagaimana gambar desain
perahu/kapal yang direncanakan.
Prosedur pencetakan lapisan luar lunas dan badan kapal, sebagai berikut :
- Membuat campuran gelcoat (resin : erosit : pigmen = 1 : 0,3 : 0,01) dengan cara memblender
campuran bahan tersebut di dalam wadah ember atau baskom. Piqmen yang digunakan tergantung
dari warna yang diinginkan pada bagian tersebut, sehingga proses finishing berupa pelapisan cat
warna sudah tidak diperlukan lagi. Lapisan gelcoat ini tidak akan berubah maupun terkelupas
warnanya, sehingga berbeda jika menggunakan lapisan cat warna.
- Campuran gelcoat tersebut di tambahkan dengan bahan katalis secukupnya dan diblender kembali.
- Bahan yang telah dicampur tersebut, langsung dilumurkan di atas permukaan melamin dari mal
cetakan body kapal secara merata dengan menggunakan kuas hingga permukaan melamin tidak
nampak yang ketebalannya ± 1 – 3 mm.
- Sesaat setelah lapisan terluar (gelcoat) terpasang, selanjutnya memasang met pada seluruh lapisan
atas permukaan lapisan gelcoat dengan ketebalan ± 1 mm,
- Campuran resin dan katalis di lumurkan pada seluruh bagian permukaan met sehingga membentuk
lapisan met + resin setebal ± 1 mm.
- Roping dipasang pada lapisan berikutnya + campuran resin dan katalis secara merata sehingga
terbentuk lapisan baru dengan ketebalan ± 1 mm
- Khusus pada lapisan ruang lunas, dibuat ketebalan fibreglas (lapisan met dan lapisan roping secara
berselang-seling) hingga mencapai ketebalan 20 mm
Ruang lunas yang sudah dibentuk sebelumnya, diisi dengan bahan beton bertulang dengan cara
sebagai berikut:
- Membuat rangkaian tulang beton sebagaimana pada gambar spesifikasi yang terdiri dari batang besi
ukuran diameter 12 mm, 10 mm, dan 8 mm (behel), dan diikat dengan kawat beton.
- Memasang rangkaian besi tulang beton tersebut pada ruang lunas.
- Membuat campuran beton (mortar) dari campuran bahan semen, suplit, dan pasir dengan
perbandingan bahan berturut-turut 1:2:3.
- Mengisi ruang tulang besi tersebut dengan campuran beton hingga ruang lunas penuh dan dibiarkan
hingga campuran beton menjadi keras.
- Setelah bahan pengisi lunas mengeras, dilakukan penutupan ruang lunas dengan lapisan fiberglass
(lapisan met dan roping secara berselang-seling) hingga mencapai ketebalan 15 mm.
6
Gading-gading dan senta kapal dibuat dengan cara sebagai berikut :
- Mencetak lembaran fiberglass setebal 5 mm, kemudian menggunting/mengiris lembaran tersebut
sesuai dengan bentuk dan ukuran tinggi serta lebar gading dan senta di tempat bagian bodi akan
terpasang,
- Lembar irisan tersebut dipasang/dirangkai sesuai bentuk dan ukuran gading dan senta pada masing-
masing penempatannya.
- Mengikat gading dan senta tersebut ke body dan lunas kapal dengan membuat lapisan fibreglass
(lapisan met dan lapisan roping secara berselang-seling) pada permukaan gading/senta dan
permukaan dalam bodi hingga mencapai ketebalan lapisan baru 5 mm, sehingga ketebalan
keseluruhan bodi dan gading/senta (lapisan lama dan baru) menjadi 10 mm. Sedangkan ketebalan
lapisan bagian atas lunas (lapisan lama dan baru) mencapai 20 mm.
Proses produksi perahu nelayan berbahan dasar fiberglass dilaksanakan di dalam lokasi
IbIKK. Masing-masing fasilitas/peralatan IbIKK yang sudah dimiliki dan yang akan diadakan
sebagaimana pada Gambar 1. Seluruh aktivitas pengelolaan IbIKK dapat dilakukan di dalam
bangunan workshop yang telah dimiliki, baik keperluan kegiatan manajemen, gudang peralatan,
ruang produksi, maupun kebutuhan showroom.
7
Gambar 1. Lay-out pemanfaatan ruang IbIKK perahu nelayan fiberglass.
Produk-produk perahu IbIKK yang dihasilkan harus mempunyai standar mutu yang baik
sehingga tidak merugikan konsumen atau pengguna produk. Olehnya dalam setiap langkah
proses produksi dibuatkan manual prosedur pelaksanaan. Demikian hasil-hasil produk, akan
dilakukan pengujian sesuai standar hasil yang telah ditetapkan (ketebalan plat pada setiap
bagian, stabilitas, dan daya apung).
8
3.4 Manajemen
a) Organisasi
9
b) Perencanaan produksi (production planning)
Lokasi
Kegiatan produksi IbIKK akan dilakukan di dalam areal kampus UHO, tepatnya di gedung
workshop UHO. Lokasi bangunan tersebut dekat dengan jalan raya kampus dan relatif jauh
dari gedung-gedung perkuliahan maupun laboratorium.
Peralatan dan bahan
Semua fasilitas peralatan dan bahan produksi serta prosedur kerja dipersiapkan sebelum proses
produksi berlangsung. Kebutuhan bahan baku untuk produksi mal/cetakan dan produksi
perahu dalam setiap unitnya dipersiapkan secara cermat. Demikian peralatan-peralatan kerja
harus dalam kondisi baik dan tercukupi kebutuhan dalam memproduksi setiap unit perahu.
Penyediaan fasilitas peralatan dan bahan disesuaikan dengan kebutuhan dalam setiap rencana
jadwal produksi.
Penyusunan jadwal dan metode operasional
Sebelum kegiatan proses produksi dilakukan, terlebih dahulu dibuat jadwal induk kegiatan
pada masing-masing rangkaian siklus produksi. Jadwal tersebut disusun berdasarkan target-
target produksi menyangkut volume dan waktu pencapaiannya. Volume dan waktu pencapaian
juga disesuaikan dengan informasi dari luar (permintaan pasar) dan kapasitas produksi.
Penjadwalan kegiatan dalam setiap sikulus produksi meliputi: input, proses, output, dan
penjualan. Metode produksi secara sederhana digambarkan dalam bagan Gambar 2. Dalam
mencapai target akhir kegiatan, sangat ditentukan oleh penyediaan input yang memadai dalam
satu siklus produksi sebelum proses produksi dilaksanakan. Input- input yang dibutuhkan dalam
proses produksi berupa tenaga kerja (SDM), modal, bahan baku, keahlian/teknologi,
mesin/peralatan, dan informasi dari target pasar.
Pelaksanaan proses produksi tergantung dari tipe output produksi yang diinginkan.
Sebagaimana tujuan kegiatan IbIKK, maka output yang ditetapkan adalah berupa perahu nelayan
10
fiberglass. Untuk menghasilkan produk dilakukan melalui proses pencetakan/laminasi yang
dimulai dari lambung (hull) hingga penataan ruang interior kapal. Dalam memaksimalkan
kapasitas produksi, dilakukan upaya produksi secara kontinuitas sehingga dapat melakukan
penjualan produksi setiap bulannya. Strategi produksi ini harus pula ditunjang oleh upaya
pemasaran yang baik. Perluasan wilayah pemasaran dan pengaturan jadwal suplai yang berbeda-
beda pada setiap wilayah pemasaran akan mendukung rencana produksi ini.
Manajemen pembukuan dalam suatu usaha sangat memainkan peranan dalam menunjang
akuntabilitas dan transparansi pengelolaan. Sungguhpun produk IbIKK ini merupakan produk
industri yang masih dalam skala sederhana, namun diharapkan sistem pengelolaannya dapat
secara professional. Untuk itu sistem pembukuan yang akan dianut adalah sistem pembukuan
ganda. Hal ini dimaksudkan agar dalam proses auditing dapat dilakukan secara lebih mudah dan
lebih informatif. Prinsipnya bahwa sistem akuntansinya dapat menyajikan informasi tentang
keseimbangan biaya dengan manfaatnya, luwes dan dapat memenuhi perkembangan, dapat
sebagai pengendali internal yang memadai, dan dapat menghasilkan pelaporan yang efektif.
Akuntabilitas pengelolaan usaha IbIKK harus ditonjolkan. Transparansi dan peningkatan
kinerja dalam setiap kurun waktu satu tahun akan dilakukan sistem audit oleh auditor dari
satuan pengawas internal (SPI) UHO. Demikian sistem perpajakan, setiap penjualan produk
IbIKK dikenakan PPN, penggajian/honor-honor dilakukan pemungutan PPh sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, serta laba usaha dikenakan PPh. PPN dan PPh penggajian/honor akan
disetorkan setiap bulan ke kas penerimaan negara dan PPh keuntungan usaha akan disetor pada
setiap selesai laporan tahunan dibuat.
Pola manajemen yang diterapkan harus sesuai dengan standar dan berorientasi pada
pengembangan dan keterbukaan. Diharapkan semua sumberdaya dapat terkelola dan
termanfaatkan secara maksimal, efektif dan efisien. Dua hal penting yang menjadi titik perhatian
dalam pola manajemen IbIKK adalah transparansi dan kesejahteraan. Berkaitan dengan
pengaturan sistem persedian barang, dalam IbIKK akan diterapkan model inventory FIFO.
Model FIFO ini dianggap akan lebih menunjang proses produksi yang berlangsung di IbIKK
perahu nelayan fiberglass.
3.5 Pemasaran
Luasan pasar yang potensial menerima produk perahu/kapal fiberglass adalah seluruh
masyarakat nelayan dan industri pemancing tuna, pemancing ikan dasar dan ikan pelagis, pukat
cincin (mini purse seine), dan lainnya yang sejenis. Perairan laut Sulawesi Tenggara ±114.879
km² (sekitar 2/3 dari total luas wilayahnya) dan pulau-pulau kecil sebanyak 538 buah
merupakan wilayah yang sangat membutuhkan sarana transportasi dan peralatan dalam
pengembangan produksi perikanan tangkap. Eksploitasi sumberdaya ikan tuna di LautBanda dan
Laut Flores yang ada di sekelilingnya membutuhkan sarana peralatan tangkap (perahu/kapal)
yang kuat, efisien, stabilitas tinggi, dan dapat menjamin keselamatan para nelayan dalam
beroperasi dengan kondisi fishing ground yang relatif ekstrim.
Produk IbIKK dipasarkan secara lokal dan nasional. Digunakan teknik pemasaran produk
melalui promosi (presentasi), mengikuti pameran industri, brosur, dan website. Harga jual (tidak
11
termasuk PPN dan aksesoris) produk perahu/kapal fiberglass berkapasitas ≤ 3 GT sebesar Rp.
5.000.000 – Rp. 24.000.000 per unit; 5-7 GT seharga Rp. 30.000.000 – Rp. 64.000.000, dan
kapasitas 12-15 GT seharga Rp. 75.000.000 – Rp. 150.000.000. Target level konsumen adalah
proyek-proyek (pemerintah, pemda provinsi, pemda kabupaten/kota,dan perusahaan tambang di
pesisir), industri perikanan, masyarakat nelayan pemancing tuna maupun jenis ikan lainnya,
pedagang pengumpul hasil perikanan, masyarakat yang gemar memancing ikan di laut.
Berdasarkan pengalaman pengusul, permintaan dari proyek-proyek pemerintah dan proyek
swasta terhadap perahu/kapal setiap tahun semakin meningkat. Demikian kemampuan
masyarakat nelayan pemancing tuna, dengan harga ikan tuna yang semakin membaik, menjadi
target pemasaran produk IbIKK.
Harapan, industri perahu/kapal nelayan bermaterial fiberglass ini, sekali berdiri tetap
eksis dan maju selamanya. SDM yang akan digunakan dalam kegiatan usaha pada tiga tahun
program IbIKK ini, sebagaimana yang tersaji dalam Tabel 3. Penggunaan SDM ini didasarkan
pada berbagai pertimbangan untuk keberlanjutan usaha. Pertimbangan tersebut meliputi
kesehatan organisasi usaha, perkembangan kapasitas usaha, keberadaan usaha dilingkungan
intelektual kampus yang sangat memadai, dan sifat pekerjaan.
Tabel 3. Kualifikasi, jumlah dan gaji karyawan yang akan dipekerjakan dalam 3 tahun dan peluang
pengembangan kemampuannya pada masing-masing level organisasi
Berhubung dengan kegiatan IbIKK di bidang perikanan, maka usaha ini sedapatnyadi
pimpin oleh seorang manajer yang berlatar belakang ilmu manajemen bisnis perikanan dengan
kualifikasi minimal S2 dan telah memiliki pengalaman kerja minimal 3 tahun. Pada lima level
bagian masing-masing akan ditempatkan SDM dengan kualifikasi pendidikan minimal S1
dengan pengalaman di bidangnya minimal 3 tahun. Bagian perencanaan dan desain
diprioritaskan yang berlatar belakang ilmu teknik perkapalan atau teknologi penangkapan ikan.
12
Bagian produksi akan diisi oleh yang berlatar belakang ilmu teknologi industri. Bagian
pemasaran akan diisi oleh yang berlatar belakang ilmu agribisnis.
Pengelolaan administrasi dan keuangan sebagai penunjang utama kegiatan usaha akan
ditempatkan tenaga berpendidikan S1 dengan berlatar belakang ilmu akuntansi dan perpajakan
dengan pengalaman kerja minimal 2 tahun. Sedangkan para staf pada masing-masing bagian (1
orang D2 atau S1 bidang arsitektur sebagai staf perencanaan dan desain produksi; 1 orang
D2/S1 bidang akuntansi sebagai staf administrasi, 4 orang kualifikasi SMK/D2 industri kimia
dan teknik bangunan; 1 orang S1 bidang agribisnis perikanan sebagai staf bagian pemasaran;
dan 1 orang SMK listrik sebagai staf bagian logistik).
Masing-masing level organisasi mempunyai peluang pengembangan karier maupun
keahlian. Ke depan dengan selesainya pelaksanaan 3 (tiga) tahun program rintisan usahadari
IbIKK, sejalan dengan perkembangan kapasitas usaha yang dijalankan sangat berpeluang untuk
semakin berkembangnya level organisasi. Untuk menunjang pengelolaan usaha sehingga dapat
berjalan secara profesional dalam menuju perkembangan yang berkelanjutan, dilakukan
peningkatan kemampuan masing-masing staf. Program-program peningkatan kemampuan staf
dilakukan melalui pelatihan. Pada tiga tahun pelaksanaan IbIKK masing-masing staf akan
diikutkan pada pelatihan yang ada dilaksanakan oleh pihak luar, baik di dalam Kota Kendari
maupun di luar daerah lainnya. Selain itu, peningkatan kemampuan staf juga diharapkan dari
kesempatan untuk dapat mengakses perkembangan informasi terkini yang dapat memperluas
wawasannya. Olehnya pada IbIKK akan dilengkapi dengan fasilitas internet yang dapat
digunakan oleh karyawan untuk tujuan tersebut.
3.7 Fasilitas
Beberapa fasilitas yang digunakan dalam pengelolaan kegiatan program IbIKK (sesuai
Gambar 1), dapat dinyatakan sebagai berikut :
a) Ruang administrasi
Ruang administrasi dan manajemen IbIKK yang terdiri dari 7 ruangan, yang masing-masing
berukuran luas 4x4 m2 sebanyak 2 buah (ruang manajer dan ruang tamu) dan 3,5x4 m2
sebanyak 5 buah untuk ruang bagian-bagian.
b) Ruang produksi dan showroom
Ruang untuk produksi perahu nelayan fiberglass diporsikan seluas 268 m2 dan ruang untuk
showroom seluas 90 m2.
c) Ruang peralatan dan bahan
Peralatan-peralatan produksi perahu/kapal nelayan fiberglass merupakan peralatan kecil yang
dapat dipindah-pindahkan sesuai tempat kebutuhan penggunaannya, demikian pula bahan-
bahan produksi yang volumenya tidak besar. Ruang penyimpanan peralatan dan bahan
masing-masing disiapkan 1 ruang yang berukuran 4x7,5 m2.
d) Akses ke jalan raya kampus
Lokasi kegiatan IbIKK yang berada di dalam areal kampus UHO mempunyai akses ke jalan
raya kampus yang sangat baik. Lokasi IbIKK berada di pinggir jalan lingkar dalam kampus
dan posisi terdepan dekat dengan jalan raya depan kampus. Posisi demikian, akan mudah
terlihat dari jalan raya utama oleh para stakeholders.
d) Instalasi listrik dan telekomunikasi
13
Kebutuhan energi listrik bagi kegiatan IbIKK sangat terjamin dimana daya terpasang listrik di
bangunan workshop sangat memadai (10.000 watt). Demikian instalasi listrik sudah cukup
terpasang untuk kebutuhan-kebutuhan pengelolaan IbIKK.
Persoalan telekomunikasi yang berupa telepon, saat ini sudah bukan halangan lagi.
Mungkin masing-masing staf akan lebih nyaman menggunakan HP dibanding dengan telepon
residen dalam berkomunikasi jarak jauh. Sehingga pada 3 tahun pelaksanaan IbIKK tidak perlu
dilengkapi fasilitas telepon kantor. Sekalipun dalam keadaan tertentu sangat diperlukan seperti
kebutuhan komunikasi melalui faximile, hal ini dapat menggunakan telepon/fax yang ada di
ruang LP2M UHO.
3.8 Finansial
Setelah proses investasi selesai pada sebagian peralatan yang dilaksanakan pada dua
bulan pertama, akan langsung dilanjutkan dengan kegiatan produksi. Kegiatan operasional
dapatdilaksanakan bilamana bahan-bahan produksi yang diperlukan sudah cukup tersedia.
Dalam memulai proses produksi beberapa modal kerja yang diperlukan untuk memproduksi
perahu/kapal nelayan meliputi biaya pengadaan bahan baku berupa bahan fiberglass dan juga
biaya tenaga kerja. Modal kerja yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan operasional
selama periode tahun produksi tersebut (di luar keperluan investasi), disajikan dalam Tabel 4.
Tabel 4. Perkiraan modal kerja yang diperlukan dalam operasional produksi perahu nelayanfibreglass
selama 3 tahun awal kegiatan IbIKK
14
BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
IbIKK Perahu Nelayan Fiberglass yang didirikan merupakan bagian yang tak
terpisahkan dengan perguruan tinggi Universitas Halu Oleo. Pengelolaan IbIKK di bawah
koordinasi Wakil Rektor II dan LP2M UHO.
Meskipun IbIKK merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari UHO, namun
pengelolaan keuangannya dapat berdiri sendiri. Hanya saja pengelolaan keuangan IbIKK akan
dilaporkan setiap triwulan kepada Rektor UHO melalui LP2M dan Wakil Rektor II UHO.
Selain itu, adanya satuan pengawas internal (SPI) UHO akan berperan dalam melakukan audit
terhadap pengelolaan keuangan IbIKK.
16
BAB 5. HASIL YANG DICAPAI
Sebagaimana disebutkan diawal bahwa bahan baku utama kebutuhan pembuatan produk
perahu nelayan adalah fiberglass yang terdiri dari: Resin, Mat, Woven Rovin, Catalyst
Mepoxe, Mirror Wax, PVA Liquid, Aerosil Wacker HDK, Talk Lioning, Piqment, Gel-coat; dan
bahan penguat seperti besi, suplit, pasir, dan semen PC. Bahan baku ini telah semuanya diadakan
dalam kegiatan awal program IbIKK. Demikian pula dengan kuantitas masing-masing jenis
bahan baku telah sepenuhnya diadakan. Penyediaan bahan baku ini dilakukan melalui
kerjasama dengan CV. Wahana berdasarkan proses transaksi pembelian.
Kerjasama dengan CV. Wahana dilakukan juga terhadap penyediaan peralatan kerja bagi
konstruksi dan mesin-mesin perahu/kapal berupa mesin tempel (setara 8 HP dan 15 HP) dan
beberapa tambahan peralatan kerja kecil lainnya(gurinda elektrik, bor tangan elektrik, dan
lainnya). Demikian pula dengan alat pengangkut perahu/kapal yang berukuran 3 GT (lori).
Mekanisme kerjasama yang dilakukan adalah transaksi sewa dan pembelian. Dalam kegiatan
awal program IbIKK, penyediaan peralatan ini masih terbatas pada peralatan kerja kecil seperti
gurinda elektrik, bor tangan elektrik, dan peralatan tukang kayu lainnya. Untuk sementara,
penyediaan alat ini masih dilakukan dengan menggunakan sistem transaksi sewa.
Fasilitas lain yang telah disediakan untuk menunjang pelaksanaan program IbIKK adalah
tempat kerja. Sedianya, tempat kerja dimaksud adalah memanfaatkan gedung UPT Workshop
UHO. Namun, karena gedung tersebut telah alihfungsikan sebagai tempat layanan P2T UHO,
maka tempat pelaksanaan program IbIKK disediakan pada gedung laboratorium Teknologi
Penangkapan Ikan Fakutas Perikanan dan Ilmu Kelautan UHO sebagai tempat layanan
pemasaran dan showroom. Gedung ini memiliki komposisi ruangan yang mirip dengan gedung
UPT Workshop UHO. Selanjutnya, tempat kerja bagi konstruksi perahu nelayan fiberglass untuk
sementara masing menggunakan fasilitas halaman rumah milik ketua pelaksana sambil
menunggu rampungnya galangan milik mitra (CV. Wahana) yang saat ini masih dalam tahap
penyelesaian.
Rekrutmen SDM pada pelaksanaan program IbIKK ini didasarkan pada berbagai
pertimbangan untuk keberlanjutan usaha. Pertimbangan tersebut meliputi kesehatan organisasi
usaha, perkembangan kapasitas usaha, keberadaan usaha di lingkungan intelektual kampus
yang sangat memadai, dan sifat pekerjaan. Karenanya terdapat tiga level organisasi dalam
menjalankan program IbIKK yaitu manager, kepala dan staf. Level manager terbagi kedalam
tiga komponen yaitu manager utama yang diamanatkan kepada ketua Tim Pelakana Program
IbIKK, Manager Personalia yang diamanatkan kepada anggota1 Tim Pelakana dan manager
keuangan yang diamanatkan kepada anggota 2 tim pelaksana. Level kepala dibentuk sebanyak 5
bagian yaitu (1) Administrasi dan keuangan diamanatkan kepada Sri Eka Agusliana M.
berdasarkan pengalaman sebagai bendahara oganisasi selama3 tahun; (2) Perencanaan desain dan
pengujian mutu diamanatkan kepada Ridwan, ST berdasarkan kualifikasi S1 teknik arsitektur;
(3) Produksi diamanatkan kepada Andi Nur Fajar berdasarkan pengalaman produksi kapal
fiberglass selama 3 tahun; (4) pemasaran diamanatkan kepada Achmad Jumring, S.Pd.
17
berdasarkan kualifikasi S1 pendidikan ekonomi koperasi; (5) logistik diamanatkan kepada
Syahdan Sarif berdasarkan pengalaman mengurus gudang selama 3 tahun. Level staf masih
difokuskan kepada rekrutmen SDM untuk menunjang bidang produksi yaitu SDM dengan
keterampilan tukang mall kayu, tukang laminasi fiberglass dan tukang cet. Secara berurutan,
masing-masing diamanatkan kepada Joni, Ridwan, dan Hasim. Dengan demikian, program
IbIKK telah merekrut SDM sebanyak 8 (delapan) orang sebagai tenaga kerja baru.
5.3 Produk
Sedianya, produk tahun pertama yang dihasilkan dalam program IbIKK adalah perahu
nelayan fiberglass dengan kapasitas 2-3 GT. Namun akibat dari rentang waktu produksi yang
tidak memungkinkan untuk mencapai target pelaksanaan pameran produksi yang
diselenggarakan oleh UHO (tanggal 20 s/d 25 Agustus 2015) maka jenis produk yang dapat
dimungkinkan adalah perahu layar (koli-koli). Pemilihan jenis produk ini didasarkan pula pada
tema pelaksanaan pameran “lestarikan hutan dan budaya maritim”. Melirik tema tersebut, maka
koli-koli sebagai perahu tradisional nelayan masyarakat Sulawesi Tenggara diangkat sebagai
jenis produk pertama dalam program IbIKK.
Kuantitas produksi dalam kegiatan tahun pertama program IbIKK adalah sebanyak satu
unit mal koli-koli, masing-masing satu unit mal perahu nelayan kapasitas 1 GT, 2 GT dan 3
GT serta satu unit mal kapal speed boat yang terbuat dari material fiberglass. Dimenasi utama
masing mal perahu yang telah dibuat adalah:koli-koli (L = 5 m; B = 0,6 m; D = 0,4 m), 1 GT (L
= 6,15 m; B = 0,8 m; D = 0,4 m), 2 GT (L = 8,57 m; B = 0,94 m; D = 0,72 m), 3 GT (L = 11,60
m; B = 1,5 m; D = 0,85 m), dan speed boat (L = 4,40 m; B = 2 m; D = 0,9 m). Hasil produksi
ikutannya adalah 5 (lima) unit landasan mal dari kayu bagi tiap jenis mall yang telah ada yang
dilengkapi dengan 1 unit landasan mal dari PVC 3” sebagai landasan promosi untuk jenis produk
koli-koli. Selain produk dalam bentuk fisik, IbIKK juga telah melayani jasa desain kapal speed
boat dari pemerintah Kabupaten Konawe Kepulauan. Dimensi utama kapal yang telah didesain
ini adalah L = 11 m; T. Kap = 2,84 m;B = 2,80 m; D = 1,40 m; d-min = 0,32 m; d-max = 0,65 m.
Produksi terakhir dalam tahun pertama kegiatan IbIKK adalah sebanyak 5 unit koli-koli yang
telah dipesan oleh masyarakat nelayan individu dari Kelurahan Sambuli. Saat ini, pemenuhan
permintaan komsumen tersebut telah mencapai tahap serah terima produk dengan berita acara
terlampir. Berdasarkan hasil negosiasi dengan konsumen dalam hal ini adalah CV. Wahana
yang bermitra dengan DKP Provinsi Sultra untuk pengadaan perahu nelayan, maka melalui
kegiatan IbIKK telah diproduksi jenis perahu pancing tonda tuna dengan kapasitas 1 GT
sebanyak 3 unit, 2 GT sebanyak 3 unit dan 3 GT sebanyak 2 Unit. Semua jenis produk ini juga
telah mencapai tahap serah terima barang (terlampir). melakukan produk IbIKK dari jenis
perahu transpor ikan kapasitas 5GT dan perahu nelayan purseseine kapasitas 30 GT masih
berada dalam tahap desain dan negosiasi. Dengan demikian kegiatan IbIKK pada tahun pertama
pelaksanaannya telah menghasilkan sebanyak 4 (empat) jenis perahu nelayan yang memenuhi
total kuantitas sebanyak 13 unit.
Uji performa perahu/kapal hasil kegiatan IbIKK dilakukan pada komposisi kompartemen
dan distribusi muatan sebagaimana disajikan pada tabel berikut.
18
Tabel 5. Kompartemen Kapal 3 GT
Name Aft (m) Fore (m) F Port (m) F Starb (m) F Top (m) F Bott (m)
Mesin 2.015 2.715 -0.45 0.45 0.6 0.05
BBM 1.515 2.015 -0.36 0.36 0.6 0.3
Alat tangkap 1 0.415 0.515 -0.36 0.36 0.4 0.31
Alat tangkap 2 2.715 2.815 -0.36 0.36 0.4 0.31
Alat bantu penangkapan 1 0.115 0.415 -0.36 0.36 0.31 0.1
Alat bantu penangkapan 2 3.715 3.865 -0.36 0.36 0.55 0.35
Palkah umpan hidup 3.515 3.865 -0.4 0.4 0.35 0
Palkah ikan 3.865 6.015 -0.4 0.4 0.5 0.05
Perbekalan 3.515 3.715 -0.36 0.36 0.51 0.35
Perlengkapan 1.215 1.515 -0.36 0.36 0.31 0.08
ABK 1 0.415 0.815 -0.36 0.36 0.31 0.08
ABK 2 2.715 3.115 -0.36 0.36 0.31 0.08
19
a) Hambatan Kapal
Perhitungan hambatan total kapal dilakukan untuk mendapatkan daya mesin yang
dibutuhkan. Hal ini dilakukan dengan metode Holtrop yaitu membagi hambatan total menjadi
tiga komponen sebagai berikut:
1) Visco resistance (Hambatan kekentalan), sebagai fungsi dari mass density salt water
(1025 kb/m3), service speed, dan friction coefficient
2) Appendages resistance (hambatan karena bentuk kapal), sebagai fungsi dari bentuk badan
kapal yang tercelup dalam air, luas permukaan basah kapal yang terdiri dari luas badan
kapal dan luas tonjolan seperti kemudi dan bilge keel.
3) Wave making Resistance (hambatan gelombang), sebagai fungsi dari berat displacement,
sidit masuk, luas bulbous bow dan transom.
Sebagai hasil diperoleh rekomendasi penggunaan tenaga mesin sebesar 80% dari 15 hp,
maka kapal produk IbIKK dapat mencapai kecepatan 19,5 knot pada kondisi kosong dan 16,5
knot pada kondisi kapal beroperasi sebagaimana disajikan pada grafik berikut.
Gambar 5. Kecepatan (knot) Kapal 3 GT pada Kondisi Kosong dengan Power 80%
Gambar 6. Kecepatan (knot) Kapal 3 GT pada Kondisi Beroperasi dengan Power 80%
20
b) Stabilitas Kapal
Stabilitas adalah kemampuan kapal untuk kembali ke posisi semula setelah mengalami
kemiringan akibat gaya yang berasal dari dalam maupun luar kapal. Hal ini dibedakan
menjadi tiga jenis yaitu:
1) Keseimbangan stabil (Stable equilibrium) adalah kondisi dimana kapal mampu kembali
ke posisi tegak semula setelah mengalami olengan akibat gaya-gaya gangguan yang
terjadi. Apabila titik pusat garvitasi (G) berada dibawah titik metacenter (M) dapat
dikatakan kapalmemiliki metacenter positif dengan lengan penegak (GZ) positif sehingga
mampu mengembalikan kapal ke posisi semula.
2) Keseimbangan netral (neutral equilibrium) adalah kondisi dimana kapal tidak mengalami
kemiringan akibat gaya-gaya yang bekerja dan kondisi ini tetap tidak berubah ke posisi
semula ataupun tidak bergerak kea rah kemiringan. Kriterianya adalah apabila posisi titik
G berimpit dengan titik M di satu titik zero GM dan tidak dihasilkan lengan kopel GZ,
maka disebut list.
3) Keseimbangan tidak stabil (Unstable equilibrium) adalah kondisi ketika kapal tidak
mampu kembali ke posisi semula setelah kapal miring akibat gaya-gaya yang bekerja
padanya (kapal akan bergerak terus ke arah kemiringannya). Hal ini terjadi bila pusat G
lebih tinggi dari titik M atau kapal memiliki tinggi GM negatif dan lengan penegak (M)
negatif meneruskan gerak kearah kemiringan kapal.
Sebagai hasil, diperoleh bahwa kapal yang dihasilkan dari kegiatan IbIKK yang diuji pada
kondisi kosong memiliki nilai GZ positif dengan luas kurva hingga 30o sebesar 0,164 meter
radian (lebih besar dari 0,055 sebagai kriteria kapal penangkap ikan), luas kurva hingga 40o
sebesar 0,122 meter (lebih besar dari 0,03 meter radian sebagai kriteria kapal penangkap
ikan), dan memiliki GZ max sebesar 63o (lebih besar dari 57,3o sebagai kriteria kapal
penangkap ikan). Hasil analisis berdasarkan kriteria IMO ditunjukkan pada tabel berikut.
21
Tabel 8. Hasil uji stabilitas Kapal 3 GT pada kondisi kosong berdasarkan kriteria IMO
Berdasarkan hasil uji pada kondisi kapal beroperasi diperoleh bahwa kapal hasil kegiatan
IbIKK memiliki nilai GZ positif dengan luas kurva hingga 30o sebesar 0,202 meter radian
(lebih besar dari 0,055 sebagai kriteria kapal penangkap ikan), luas kurva hingga 40o sebesar
0,162 meter (lebih besar dari 0,03 meter radian sebagai kriteria kapal penangkap ikan), dan
memiliki GZ max sebesar 67o (lebih besar dari 57,3o sebagai kriteria kapal penangkap ikan).
Hasil analisis berdasarkan kriteria IMO ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 9. Hasil uji stabilitas Kapal 3 GT pada kondisi kosong berdasarkan kriteria IMO
22
(Kementerian Ristek Dikti) dan lembaga perguruan tinggi kepada masing-masing pemerintah
kabupaten/kota. Melalui kegiatan sosialisasi ini pula disampaikan beberapa hal penting seperti
harga jual dari setiap jenis produk IbIKK yang akan dibuat. Harga-harga dimaksud memenuhi
nilai: Rp 5 juta,- per unit koli-koli; Rp 10 juta,- per unit perahu 1 GT; Rp 17 juta,- per unit
perahu 2 GT; dan Rp 24 juta,- per unit perahu 3 GT. Demikian pula dengan rencana detail
konstruksi masing-masing jenis produk yang ditawarkan serta keunggulan dari masing-masing
desain tersebut.
Proses produksi membutuhkan waktu (1 – 2 minggu) dan adanya penggunaan dana bagi
kepentingan pelatihan dan uji performa kapal, menyebabkan perkembangan penerimaan
bulanan tidak selalu seiring dengan biaya produksi. Pada awal produksi (Juni dan Juli)
rendahnya penerimaan karena produk IbIKK sebagian besar masih dalam proses uji coba
23
dalam memenuhi kegiatan pameran produksi. Pasca promosi, banyaknya pesanan konsumen
untuk kebutuhan menyebabkan penerimaan bersih usaha mengalami kenaikan signifikan.
Selanjutnya pada bulan berikut dengan semakin menurunnya ketersediaan volume bahan
baku fiberglass menyebabkan produksi mengalami penurunan sehingga berimplikasi pada
turunnya penerimaan.
24
Posisi jumlah kas usaha pada awal Desember 2015 mencapai sekitar Rp 63 juta, dana kas
pada saat ini telah direinvestasi untuk pembuatan mall bagi kapal seperti kapal speed boat
pantai guna memperkuat posisi tawar kemampuan kampus dalam menyediakan dan
memproduksi kapal berdasarkan keanekaragaman permintaan konsumen. Sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi selama proses produksi maka pada saat ini proses
pembangunan galangan perlu dilakukan. Karenanya, kegiatan IbIKK kedepan perlu
memanfaatkan dana kas usaha bagi kepentingan pembangunan dan penyediaan fasilitas
pelengkap lainnya.
25
BAB 6. RENCANA TAHAP BERIKUTNYA
Saat ini, mitra kegiatan IbIKK dalam hal ini adalah CV. Wahana Kendari telah
melaksanakan negosisasi pengadaan perahu nelayan fiberglass dengan pemerintah pusat
sebanyak 100 unit. Karenanya kegiatan IbIKK pada tahun kedua akan lebih difokuskan pada
konstruksi perahu nelayan fiberglass ukuran 3 GT ke atas sebagai langkah antisipatif permintaan
dari mitra dimaksud. Dengan demikian, pada tahun kedua, diharapkan dapat diproduksi sebanyak
1 unit perahu kapasitas 5 GT dan 1 unit perahu 30 GT. Khusus bagi kapal berkapasitas 3 GT ke
atas akan dilakukan uji stabilitas, kecepatan, dan daya apung sebagai jaminan kelayakan operasi
kapal baik ditinjau dari aspek laik laut maupun laik tangkap untuk keperluan data kajian bagi
pengusulan HKI.
Semua hasil kajian ini akan dirangkum dalam sebuah karya ilmiah dalam bentuk jurnal
yang akan diajukan pada jurnal terakreditasi nasional. Adapun model konstruksi lambung dan
sistem penempatan cadangan bouyancy dari perahu yang dibuat akan diajukan sebagai HKI
kepada lembaga pelayanan HKI nasional. Dengan demikian pengembangan produk IbIKK dalam
tahap-tahap produksi selanjutnya akan lebih mudah dilaksanakan. Akan dilakukan pula
peningkatan pengembangan sasaran pasar yaitu dengan lebih intensif mengajukan penawaran
kerjasama kepada beberapa pemerintah daerah dalam lingkup Sulawesi Tenggara untuk setiap
pengadaan kapal kebutuhan pemerintah setempat.
26
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Program IbIKK perahu nelayan fiberglass mampu membuka lapangan kerja baru baik
bagi mahasiswa dan alumni UHO maupun masyarakat di sekitar kampus. Program ini pula
mampu membuktikan adanya keahlian dan keterampilan dosen yang saat ini dimiliki UHO.
Selanjutnya, program IbIKK mampu menambah kepercayaan masyarakat Sulawesi Tenggara
kepada UHO dalam hal penyediaan sarana perahu nelayan yang saat ini semakin sulitdisediakan
akibat kelangkaan material kayu bagi konstruksi perahu. Kegiatan ini pula mampu memberikan
sumber pendapatan baru bagi kampus, dosen, mahasiswa maupun alumni UHO. Demikian
halnya bagi masyarakat sekitar kampus khususnya bagi para pengrajin kapal/perahu.
Berdasarkan pada kegiatan yang telah dilakukan dalam program IbIKK, dapat pula
disimpulkan bahwa:
1. Jenis produk berbasis fiberglass telah dikembangkan dan siap memasuki pasar komersial
adalah perahu nelayan dari jenis koli-koli, perahu nelayan pancing tonda tuna ukuran 1 GT, 2
GT dan 3 GT. Sedangkan untuk jenis perahu lainnya masih sebatas pada desain dan
negosiasi pemenuhan permintaan konsumen.
2. Produksi dan penerimaan dari kegiatan IbIKK masih terbatas pada penjualan perahu
nelayan dari jenis koli-koli dan perahu nelayan pancing tonda tuna ukuran 1 GT, 2 GT dan 3
GT serta jasa desain kapal speed boat, hal ini sangat terkait dengan ketersediaan bahan baku
dan ruang kerja produksi yang terbatas.
3. Kegiatan produksi program IbIKK pada tahun pertama telah mampu meningkatkan kas
tunai usaha sekitar Rp 63 juta dari hasil penjualan produk IbIKK per Desember 2015.
7.2 Saran
Program IbIKK pada dasarnya layak untuk tetap dilanjutkan dengan berbagai
penyempurnaan termasuk dalam memenuhi berbagai kebutuhan untuk aplikasi desain kapal
≤ 3GT, 5 GT dan > 10 GT. Untuk memenuhi permintaan ini, maka diperlukan kearifan dan
kebijaksanaan penyelenggara agar dapat fokus hingga dapat menyelesaikan setiap pesanan tepat
waktu. Diharapkan pula agar pemerintah daerah dalam lingkup Sulawesi Tenggara dapat
membuka ruang kerjasama dalam pengadaan kapal bermaterial fiberglass dengan pihak
penyelenggara kegiatan IbIKK.
27
DAFTAR PUSTAKA
Burger, W., Corbet, A.G., 1966, Ship Stablizers, Pergamon Press, London.
La Anadi. 2011. Desain dan Keragaan Kapal Pancing Tonda Material Fiberglass di Kabupaten
Buton Sulawesi Tenggara. Buletin Penelitian dan Pengembangan Undana. Vol. XII
No. 3. 2011
La Anadi. 2012. Pengembangan Desain Kapal Pancing Tonda dengan Material Fiberglass di
Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara. Buletin PSP Bogor. Vol. XX No. 1. 2012
Mansyur, A. 2012. Manajemen Armada Semut dalam Peningkatan kapasitas produksi perikanan
tangkap tuna di WPP-RI 714. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional,
Membangun Negara Maritim. Kendari.
Semyonov, V.,Tyan, Shansky, 1960, Statics and Dinamics of the Ship, Moskow.
Traung, J.O, 1988. “New Possibilities for Improvement in the Design of Fishing Vessels”,
Fishing Boat of The World 1, FAO, Italy.
Zakki, A.F, 2005. “Deskrispsi kapal ikan tradisional di Propinsi Jawa Tengah”, Kapal Vol. 2.
No. 2, Program Studi Teknik Perkapalan-UNDIP.
Zakki, A.F, 2006. “Pengkajian Karakteristik Ukuran Utama Kapal Tipe Batang”, Kapal Vol. 3.
No. 1, Program Studi Teknik Perkapalan-UNDIP
28
Lampiran 1. Foto Sekretariat dan Ruang Kerja dalam Kegiatan IbIKK UHO 2015
29
Lampiran 2. Foto Tenaga Kerja yang direkrut dalam Kegiatan IbIKK UHO 2015
30
Lampiran 3. Foto Pegadaan Alat dan Bahan dalam Kegiatan IbIKK UHO 2015
31
Lampiran 4. Proses Produksi dalam Kegiatan IbIKK UHO 2015
32
Lampiran 5. Foto Produk dan Pameran Produk dalam Kegiatan IbIKK UHO 2015
33
Lampiran 6. Foto Pengujian dan Serah Terima Produk dalam Kegiatan IbIKK UHO 2015
34
Lampiran 7. Berita Acara Serah Terima Barang Hasil Pekerjaan Pembuatan Perahu
Nelayan Fiberglass
35