Gtukosa Darah dan Candia Albicans
Pakultas Kedokteran Gif
Universitas Indonesia
Indonesian Journal of Dentistry 2007; 14(2):123-126
Diterbtkan di. Jakaria
ISSN 1693-9697
HUBUNGAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN
PERTUMBUHAN CANDIDA ALBICANS PADA PENDERITA
DIABETES MELLITUS
Sri Hernawati
Bagian Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jemberlember-Indonesia,
Abstract
Diabetes mellitus is comma only hereditary metabolic disorder. The signs were
hyperglycemic and glucosuric with or without acute or chronic clinically symptoms. It
‘was cause effectively insulin deficiency. The primary was carbohydrate metabolism
disorder which followed lipid and protein metabolism disorders. The increase of blood.
Glucose concentration could increcesing salivary glucose concentration. Glucose was a
‘good media for the growth of microorganism, for example: candida albicans. The most
frequently infection on oral mucous diabetes mellitus patients was candidacies. ‘The
purpose of the study was to determine the relation of blood glucose concentration and C.
albicans growth on oral cavity diabetes mellitus patients. The subject consisted of 8 non
regulated diabetes mellitus, 8 regulated diabetes mellitus, and 8 normal patients,
respectively. The assessment of blood glucose concentration used Bio-Rad Diastat
Halmoglobine Aye method. The growth of C. albicans was determined using swab on
oral mucous. The result of swab was into culated on sabaurond agar, than gram sainning
and glucose test was done. Data was analyzed using speaman test. The result indicated
that the growth of C. albicans was eughen on non regulated diabetes mellitus than
regulated diabetes mellitus. Its also on regulated diabetes mellitus that normal patient,
Key words: C. albicans, blood glucose concentration, Diabetes Mellitus
Pendahuluan
Diabetes mellitus adalah penyakit metabolik
Diabetes militus merupakan faktor predisposist
terhadap infeksi terutama pada dacrah orofasial,
yang umumnnya bersifat herediter dtandai adanya
hiperglikemia dan glukosuria dengan tau tanpa
dlisertai gejala kts akut maupun kronik. Penyakit
sebagai akibat kekurangan insulin efektif di
dalam tubuh. Gangguan primer terletak pada
metabotisme karbohidrat, namun juga disertai
gangguan meubolisme lemak dan protein,
Salah satu infeksi yang paling sering mengenai
‘mukosa mulut penderita diabeies mellitus adalah
kandidiasis. Kandidiasis merupakan infeksi yang
disebabkan oleh C. albicans.
. albicans merupakan flora normal ronges
‘mulut, Prevalensi pada rongea mulut normal
dilaporkan —berkisar 33-40%, Peningkatan
‘Alamat Korespondensi: Bagian Penyakit Mulut Fakultas Kedokieran Gigh Universitas Jember ember Indonesia
51 Kalimantan No. 37 Kampus TegalbotoJemiber 68131 Indonesiaprevalensi C. albicams serta perubshan sifat
komensal menjadi patogen terjadi akibat adanya
Kesehatan _mulut yang buruk, hipoprotemia dan
kenaikan y globulin (Hadi Sonartyo, 1987).
iantara spesies yang patogen dari candida adalah
‘T,T% C. albicans, 9.8% candida glabrata, 1,7%
candida tropicalis. Spesies candida dapat
jitemukan di mulut sekitar 35% subyek normal
dalam jumlah 800 cfu ml-1, sedangkan pada
infeksi candida dapat meneapai 10.000 cfu ml-1.
Faktor yang mempermudah _terjadinya
kandidiasis di rongga mulut ada dua faktor yaitu
factor sistemik dan faktor lokal. Faktor sistemik
‘meliput = fisiologis (umur tua kehamilan), kelainan
endoktrin (penyakit diabetes mellitus,
hepathyroidism), defisiensi, nultisi, malignance,
enurunan sistem imu. Sedang faktor lokal
meliputi : pemakalan denture, perubahan
(atropi, Ayperplasia, dysplasia). Sekresi saliva
menurun (zerostemia, syogren’s syndroma, efek
radio terapi), pH saliva menurun, perubahan sistem
flora rongga mulut, karbohidrat tinggi, merokok.
Keadaan karbohidrat tinggi dengan
tecjadinya infeksi C. albicams diterangkan oleh
‘Samaranayake (1986) sebagai berikut
Samaranayake (1986)
Kandidisis pada penderita diabetes
melts merupakan omplikasi yang dapat
memperparah Keadaan penderica, sebab kandidiasis,
pada penderita diabetes melius bersfatkrois dan
Diasanya tidak menimbulkan gejala. Menurut
Regesi!” andidisis ons yang. tidak asi
9 Hernavwat
dapat berkembang menjadi Kandida leukoplakia
yang bersifat praganas dan selanjuinya dapat
‘berkembang menjadi karsinoma sel skuamous yang
Dersifat ganas. Selain itu kandidia dapat
berkembang menjadi infeksi sistemik melalui
aliran limfe yang dapat menyerang organ vital
seperti ginjal, paru, otak, dan dinding pembuluh
darah yang berakibat fatal
Prevalensi kandidiasis oral pada penderita
diabetes mellitus menurut Harlina (2002)
menunjukkan (100%) terdapat koloni C. albicans
sedang kontrol, hanya 42,8% yang mempunyai
koloni C. albicans. Prevalensi yeng pernah
Gilaporkan oleh Darwazeh (1991) bervariasi
antar 60% sampai 80%. Kadar glukose yang tinggi
pada —penderita diabetes mellitus ada
Kecenderungan lebih tinggi untuk menderita
kandidiasis oral,
HbA, adalah Hb yang mengalami
alikosilasi yang berkaitan “dengan glukosa
membentuk glikohemeglobin, Dengan demikian
HbAic erat kaitannya dengan diabetes mellitus
sehingga digunakan sebagai parameter untuk
mengetahu status diabetes mellirus,
Bahan dan Metode
Penelitian observasional ini dilakukan
terhadap delapan penderita dibetes mellitus tidak
teregulasi, delapan penderita dibets mellitus
teregulasi, dan delapanpenderta normal
(kelompok kontrol). Setiap subyek diminta untuk
‘menandatangani informed consent,
Pengukuran kedar A,, dengan menggunakan
metode Bio-Rad Diastat Haemogobin AIC.
‘Tabung uji yang berisi darah anti keagulasi dan
bbahan kontrol dicampur sampai_homogen,
Selanjutnya ditambahkan 1 mol reagen hemolis,
tabung ditutup dan dikocok. Tabung diinkubasi
selama 30 menit pada suhu 37°C. sampel
diletakkan pada penampan (cray) sampel dan
dlitempatkan ke dalam pin stainless steel pada
agian bawah tray. Anelisis dimulai dengan
‘menekan ibu run sample, tray akan berotasi ke
posisi I. Pesan dihilangkan dengan menekan icon
fabandon hand. Setelah selesai nun, hasil akan
dicetak dalam bentuk sebuah laporan yang sudeh
ada, yaitunilainilai kadar Ave,
Penilaian ada tidaknya koloni C. albicans
dimulai dengan pengambilan spesimen melalui
swab pada mukosa mulut. Hasil swab ditanam pada
‘media sabouroud agar, diinkubasi selama 48 jam
pada suhu 37°C. Pengamaten adanya C. albican
124Gtukosa Darah dan Candida Albicans
dilokukan melalui adanya Koloni ukuran diameter
2-5 mm, cembung dan Kering.Selanjutnya
dilehukan pengocatan gram. C. albicans
‘merupakan gram pest. Tes selanjutnya adalah tes
agulagulalfermentasi. Apabila posi? C. albicans
ditandai dengan hasil tes glukosa (+), maltosa (+),
sukrosa (+), dan laksota().
Data hasil pefitan ditabulasi dalam bentuk
tabel Untuk mengetahui hubungan antara kada A
dengan pertumbuhan C. albicans pada penderi
diabetes melitus tidak teregulasi,—pender
diabetes melts teegulsi dan kontrol, dilakukan
aif Speamen,
Data hasil penelitan disajikan dalam skema
ddan tabel
Skema Hasil Penetitian
Tabel 1. Rata-rata kadar glukosa darah pada
penderita diabetes mellitus tidak
teregulasi, teregulasi, kontrol dan
rosentase—pertumbuhan—C.
albicans
ne Sonoma
serry [ine] ve | aoe
—ottoeuss| eerie | os am
tert [som] om | oe
Tabel_T menunjukkan bahwa kadar Ay
‘ertinggi pada kelompok penderita diabetes
‘mellitus tidak teregulasi. Kadar Aj, terendah pada
kkelompok kontrol prosentase perturnbuhan
125
albicans tertinggi adalah pada penderita diabetes
mellitus tidak teregulasi. Sedangkan peda diabetes
mellitus teregulasi dan kontrol adalah sama
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
‘gambaran di bawah int
60%
50% jy
40%
30%
20%
10%
0%
DMT? DMT — Kontrol
Uji. spearman digunakan untuk menguji
hhubungan antara kadar glukosa darah (Ae) dengan
Perturnbuhan C. albicans pada masing-masing
kelompok, Hail uji spearman menunjulkkan bahia,
ada hubungan yang bermakna aniara kadar A,
dengan perturnbuhan C. albicans pada penderita
diabetes. mellitus tidak ——tereguhasi
(P=0,0043p0,04). Tidak ada hubungan yang
bermakna antaraglukosa darah (A\,) dengan
Perturnbuhan C. albicans pada penderita diabetes
mellitus teregulasi dan kontrol, masing-masing
P=0,540 dan p=0,650 (p<0,05)..
Pembaha
Diabetes mellitus adalah suatu gangguin
‘metabolisme karbobidrat_yang_ditandai dengan
hiperglikemia kronik dan kurang efektifnya
emakaian glukosa, Diabetes mellitus terjdi
sebagai akibat kekurangan insulin yang bersifat
alselut atau relat,
Kecenderungan keberadaan C. albicans
pada penderita diabetes mellitus, disebabkan kadar
slukosa darah yang tinggi dan tidak terkontrol. Hal
{ni sesuai dengan pendapat (Hadi Soenartyo, 1987)
‘menyatakan bahwa makanan yang kaya dengan
karbohidrat mempermudah timbulnya C. albicans
dan infeksi C. albicans.
Hasil_ yji_ spearman _menunjukkan bahvwa
pada penderita diabetes mellitus tidak teregulesi
terdapat hubungan yang bermakna antara kadar
slukosa darah dengan pertumbuhan C, albicans.
Hal ini sesusi dengan pendapat Aly (1992) yaitu
kadar glukosa darah yang tinggi dan tidak
terkontrol_mempengaruhi Kejadian infeksi C.
albicans. Lancy (1988) juga berpendapat bani