You are on page 1of 8
KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR (© /K/XIX.TIS/06/2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PEDOMAN OPERASIONAL STANDAR SEBAGAI PANDUAN BAGI SELURUH SUB BAGIAN DI LINGKUNGAN BPK PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA KEPALA PERWAKILAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN Menimbang Mengingat PROVINSI KALIMANTAN UTARA bbahwa dalam rangka tetib administrasi pada Unit Kerja Sekretariat Pewakilan, maka dipandang perlu dibuat pedoman_penyusunan POS; bvahwa dalam rangke keseragaman pencrapan den pelaksanaan POS secara efektif, perlu memberikan pedoman penyusunan, penetapan, ddan pelaksanaan i lingkungan Perwakilan Provinsi Kalimantan Utara; bbahvva sehubungan dengan hal tersebut pada butir a dipandang peru menetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Kalimantan Utara. Undang-undang No. 15 Tahun 2006 Tentang Badan Pemeriksa Keuangan; Surat Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 31/SK/I- VIIL3/8/2006 tentang Tata Cara Pembentukan Perafuran, Keputusan, dan Naskah Dinas pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia; Surat Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 3 /SK/I-VIIL2/7/2014 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Pelaksana Badan Pemeriksa Keuangan; Surat Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara No, 13 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat Il, Il, IV; Keputusan Sekretaris Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 47S/K/X-X.3/12/2011 tentang Pelimpahan Wewenang Sekretaris Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia dalam Bidang Kepegawaian kepada para Pejabat Siruktural di Lingkungan Badan Pemeriksa Keuangan MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA — PERWAKILAN _ PROVINSI KALIMANTAN UTARA TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR SEBAGAI PANDUAN BAGI SELURUH SUB BAGIAN DI LINGKUNGAN BPK PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA Pasal 1 Dalam Keputusan Kepala Perwakilan ini, yang dimaksud dengan = 1. Pedoman Operasional Standar yang selanjutnya disingkat POS adalah pedoman pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di BPK RI serta ketentuan umum penyelenggaraan organisasi dan tata kerja Perwakilan Provinsi Kalimantan Utara di bidang kelembagaan dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, kehumasan, dan ketentuan umum lainnya. 2. Unit Kerja adalah unit organisasi di tingkat pusat dan perwakilan berdasarkan ketentuan organisasi. Pasal 2 1, POS disusun atas setiap kegiatan penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dengan tujuan untuk menyederhanakan dan membakukan proses. bisnis Kegiatan, untuk memberikan transparansi kepada pemangku kepentingan (stakeholder) seria untuk digunakan sebagai salah satu ukuran dalam menilai kinerja pelaksanaan organisasi dan tata kerja Perwakilan Provinsi Kalimantan Utara. 2. POS disusun dan dirumuskan oleh Kepala Sekretariat berdasarkan hasil koordinasi dan pembahasan dengan Unit Kerja yang mempunyai tugas dan fungsi terkait. 3. POS dirumuskan dengan menggunakan format dan contoh pengisian sebagaimana Lampiran yang terdiri dari a. Lampiran J, yaitu Lembar Pertama/Penjelasan POS yang menjelaskan Dasar Hukum, Deskripsi, Persyaratan, Biaya, dan Waktu Pembuatan. b. Lampiran Il, yaitu Lembar Kedua/Flow Chari POS yang menjelaskan aktivitas, diagram flow chart mengenai alir bisnis sejak proses awal (star!) sampai dengan akhir kegiatan (end), unit kerja struktural pelaksana POS. 4, Simbol yang digunakan dalam perumusan diagram flow chart scbagaimana terscbut pada ayat ) huruf b, menggunakan contoh sebagaimana Lampiran III Surat Keputusan i Pasal 3 1, POS yang telah disusun dan dirumuskan sebagaimana tersebut dalam Pasal 2 ayat (2) dan (3) disampaikan oleh Kepala Perwakilan kepada Direktorat Penelitian dan Pengembangan untuk dilakukan review dan mendapat rekomendasi 2. POS ditetapkan berdasarkan legislasi Kaditama Binbangkum setelah mendapat rekomendasi dari Kaditama Revbang, Pasal 4 1. POS sebagaimana terscbut dalam Pasal 3 ayat (2) dilaksanakan oleh Unit Kerja dan menjadi pedoman bagi setip pejubat atau pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsi organises 2. Agar pelaksanaan POS sebagsimana tersebut pada ayat (1) dapat dilakukan secara efetif, Unit Kerja perl melakukan intemalisasi dan sosalsas 3. Untuk pengukuran kinerja pelaksanaan POS sebagaimana tersebut pada ayat (1), setiap Unit Kerja berkewajibanmemonitor POS dan melakukan evaluasi pelaksanaannya di lingkungan Kerjanya, Pasal S Unit Kerja berkewajiban membuat laporan monitor dan evaluasi pelaksanaan POS sebagaimana tersebut dalam Pasal 4 ayat (3), disertai hasil analisa tingkat Kepuasan pemangku Kepentingan (stakeholder), serta menyampaikan laporan tersebut secara periodik kepada Kepala Perwakilan setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewakiu-wakiu diperluken, dengan format laporan sebagaimana Lampiran IV Surat Keputusan ini, Pasal 6 1, SOP bersifat dinamis yang terus berkembang mengikuti setiap perubshan kebijakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku... 2. SOP adalah pedoman yang bersifat praktis, yang apabila terdapat kendala ateu terjadi permasalahan dalam pelaksanzannya, diselesaikan dengan tetap _mempertimbangkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar hukum penetapannya. Pasal 7 Keputusan Kepala Perwakilan ini mulai berlaku paca tanggal ditetapkan, XKepatusan ini moi beri pada tage Juni 2015 Ditetapkan di = Pada Tanggal —: O4Juni 2015 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN KEPALA PERWAKILAN PROYINSI KAT{MANTAN UTARA, aptiwy xGSWANA 4 xamaiys07061990031003 ‘Tembusan Keputusn ni disampalan kepad: Sekactris Jenderal Kaditama Revbang Kaditama Binbangkum Kepala Sobbagian SDM Kepala Subbagian Umum dan TL Kepala Subbagian Kevangan Kepala Subbagian Humes dan TU Kepala Subbagion Huleum

You might also like