Professional Documents
Culture Documents
Artikel Maria Yovita - Docx
Artikel Maria Yovita - Docx
Abstract
Key Words: biotechnology concept, problem based learning, higher order thinking
skills
METODE
Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (Research &
Development) menggunakan model pengembangan ASSURE. Langkah-langkah
dalam penelitian dan pengembangan menggunakan model ASSURE sebagai berikut:
1. Analisis karakteristik siswa
Analisis karakteristik siswa meliputi identifikasi keterampilan awal spesifik
(pengetahuan), motivasi, dan gaya belajar siswa. Analisis terhadap siswa diharapkan
memudahkan peneliti dalam tahap berikutnya. Teknik yang akan digunakan peneliti
dalam menganalisis karakteristik siswa melalui observasi dan angket.
2. Menentukan tujuan pembelajaran dan kompetensi
Perumusan tujuan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti ialah dengan
menggunakan format ABCD (Audience, Behavior, Condition, Degree). Berikut ini
merupakan tujuan pembelajaran yang dirancang oleh peneliti berdasarkan silabus
yang dikembangkan pada konsep bioteknologi.
3. Memilih metode, media dan materi pembelajaran
Metode yang digunakan peneliti adalah ceramah, diskusi, tanya jawab. Media
yang digunakan adalah slide power point dan bahan ajar. Pemilihan materi
pembelajaran dapat diperoleh dengan memilih satu dari tiga kegiatan yaitu memilih
materi yang tersedia, memodifikasi yang sudah ada, atau dapat pula dengan
mendesain materi baru.
4. Memanfaatkan bahan dan media pembelajaran
Tahapan berikutnya ialah guru menyiapkan penggunaan kelas dan alat-alat
perlengkapan yang diperlukan dan fasilitasnya.Siswa menggunakan media dan bahan
ajar secara individu dan belajar bekerjasama. Siswa dapat memanfaatkan buku
penunjang lain atau hasil penelusuran internet.
5. Melibatkan siswa dalam aktivitas pembelajaran
Pada tahapan ini guru meminta siswa memberikan umpan balik pada konsep
bioteknologi yang dipelajari. Pada tahapan ini proses pembelajaran diupayakan
berpusat kepada siswa karena meminta peran serta siswa sebanyak mungkin.
Keterlibatan siswa dapat diberikan dalam bentuk menyampaikan ide/pendapat dan
mengajukan pertanyaan pada guru atau siswa lain. Siswa harus dapat menunjukkan
karakter kerjasama dalam kelompok dan teliti dalam mengerjakan tugas baik secara
individu maupun kelompok.
6. Evaluasi dan Revisi
Evaluasi merupakan langkah akhir dalam model ASSURE. Peneliti
melakukan evaluasi terhadap hasil pembelajaran dan perangkat pembelajaran.
Evaluasi hasil belajar bertujuan untuk menguji signifikansi hasil belajar yang dicapai
siswa pada konsep sistem bioteknologi pada siswa kelas IXB SMPN 8 Banjarbaru
Evaluasi perangkat pembelajaran bertujuan untuk menguji keefektifan dan
keefisienan perangkat pembelajaran dalam menunjang berlangsungnya proses
pembelajaran.
Uji lapangan
Eksp 1 15 13 2 20 5 1 9 19 77
Eksp 2 15 13 5 14 3 6 10 18 76
30 26 7 34 8 7 19 37
(54%) (46%) (13%) (61%) (14%) (13%) (34%) (66%)
Implementasi 13 14 5 20 2 0 9 18 76
(48%) (52%) (19%) (74) (7%) (0%) (33%) (67%)
Catatan: L = Laki-laki A = Audio K = Kinestetik
P = Perempuan V = Visual
a. Uji perseorangan
Hasil pada tahapan analisis karakteristik siswa, penentuan tujuan
pembelajaran dan pemilihan metode, media dan bahan menghasilkan draft perangkat
pembelajaran konsep bioteknologi.Hasil validasi sintaks dan isi menunjukkan
perlunya perbaikan pada semua komponen pada hasil validasi sintaks dan isi pada
perangkat pembelajaran seperti Tabel 3. Hasil penilaian rumusan tujuan yang
divalidasi oleh validator 2 menunjukkan bahwa pada komponen audience, behavior,
dan conditions sudah dirumuskan dengan baik. Komponen degree diberikan penilaian
Tabel 3 Hasil Validasi Sintaks dan Isi Perangkat Pembelajaran
Keterangan: 1 = dirumuskan dengan baik, 2 = sebagian dirumuskan dengan baik, 3 = tidak lengkap
organisme yang aktif terlibat, menghilangkan hidroponik dan aeroponik karena bukan
merupakan contoh bioteknologi, dan menambahkan contoh makanan lokal
merupakan hasil fermentasi asam laktat seperti mandai dan jaruk tigaron seperti
disajikan Tabel 5.
Penilaian yang diberikan validator menunjukkan perangkat pembelajaran
yang telah dikembangkan masih memerlukan beberapa perbaikan sebelum bisa
diujicobakan.Peneliti melakukan beberapa perbaikan sesuai dengan saran-saran dan
masukan yang diberikan masing-masing validator terhadap bagian-bagian yang
seharusnya direvisi.Hasil revisi perangkat diujicobakan oleh peneliti terhadap
sekelompok siswa dalam uji coba kelompok kecil.
Tabel 5 Hasil Validasi Bahan Ajar Siswa
Keterangan: 1-1,9 : Kurang Sekali, 2-2,9 : Kurang, 3-3,9 : Baik, > 4 : Sangat Baik
Tabel 6 menunjukkan bahwa 5 dari 6 siswa memberikan skor penilaian di atas angka
tiga.Secara umum, LKS yang dikembangkan oleh peneliti dapat dikategorkan baik
meskipun ada beberapa harus diperbaiki sesuai komentar siswa. Beberapa komentar
siswa terhadap LKS yang dikembangkan antara lain kejelasan istilah dan perbaikan
kalimat agar mudah dipahami siswa.
Tabel 7. menunjukkan seluruh siswa memberikan skor penilaian di atas angka tiga
yang berarti bahwa bahan ajar yang disusun dapat dikategorikan baik. Beberapa
komentar siswa terhadap bahan ajar yang dikembangkan antara lain kejelasan istilah
dan perbaikan kalimat agar mudah dipahami siswa. Saran perbaikan terhadap LKS,
dan bahan ajar digunakan sebagai perbaikan sebelum peneliti melaksanakan uji
separuh kelas.
Keterangan kategori: 76-100% = Baik; 56-75% = Cukup Baik; 40-55% = Kurang; <40% = Buruk
(Arikunto, 2010)
Penilaian Makalah
No. Nama Jml Kategori
1 2 3 4 5 6 7
1 ER 5 8 12 25 15 12 4 81 Baik
2 HR 3 10 15 22 12 15 4 81 Baik
3 LM 5 8 12 20 15 10 3 73 Cukup Baik
4 MP 5 8 12 22 15 10 5 77 Baik
5 MI 3 10 15 25 15 8 3 79 Baik
6 MFS 5 10 15 22 12 15 4 83 Baik
7 MPR 5 7 10 25 15 12 4 78 Baik
8 MY 3 8 15 22 12 12 5 77 Baik
9 NS 5 8 12 20 12 15 5 77 Baik
10 PP 5 10 15 20 15 12 2 79 Baik
11 PM 2 10 10 22 15 12 3 74 Cukup Baik
12 R 2 10 10 25 15 12 4 78 Baik
Rata2 4 8.92 12.75 22.50 14.00 12.08 3.83 78.08 Baik
Keterangan kategori: 76-100% = Baik; 56-75% = Cukup Baik; 40-55% = Kurang; <40% = Buruk
(Arikunto, 2010)
Kategori: 76-100% = Baik; 56-75% = Cukup Baik; 40-55% = Kurang; <40% = Buruk (Arikunto,
2010).
Tabel 12 menunjukkan secara umum siswa mendapatkan nilai baik. Nilai tertinggi
terletak pada aspek kebersihan dan terendah pada aspek warna produk. Kebersihan
diperlukan dalam menghasilkan suatu produk karena dalam proses pembuatan tidak
terjadi kontaminasi. Kontaminasi terjadi bila terdapat mikroorganisme yang bekerja
selain mikroorganisme yang diinginkan. Dampak dari kehadiran mikroorganisme
yang tidak diinginkan adanya kegagalan mikroorganisme mengubah suatu bahan
baku menjadi produk yang diharapkan.
Ringkasan penilaian terhadap makalah siswa menunjukkan siswa pada kedua
kelas eksperimen mendapatkan nilai baik.Penyusunan makalah mendorong siswa
untuk mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis seperti Tabel 13.
Penilaian Makalah
No. Kelas Jml Kategori
1 2 3 4 5 6 7
1 Eksperimen 1 4.57 8.36 13.04 21.04 12.46 14.18 4.036 77.68 Baik
2 Eksperimen 2 4.56 8.67 12.78 22.56 13.59 13.04 4.333 79.52 Baik
Rata-rata 4.56 8.51 12.91 21.80 13.03 13.61 4.18 78.60 Baik
Keterangan: 76-100% = Baik; 56-75% = Cukup Baik; 40-55% = Kurang; <40% = Buruk (Arikunto,
2010).
2. Hasil belajar kognitif proses siswa
Hasil belajar kognitif produk pada kelas eksperimen yang dalam proses
pembelajaran menggunakan model PBM berbeda signifikan dengan kelas kontrol
yang dalam pembelajaran menggunakan model kooperatif (F = 102,14; Pr = 0,0001).
Kesignifikan sebesar 65,62% disebabkan oleh pengaruh pemberian pembelajaran
berdasarkan masalah pada siswa di kelas eksperimen sisanya belum terungkapkan
dalam penelitian seperti Tabel 14.
Keterangan:
a. Rincian Penilaian Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
1 = Menentukan permasalahan di dalam artikel (nilai maksimal 10)
2 = Merumuskan masalah (nilai maksimal 10)
3 = Merumuskan hipotesis (nilai maksimal 10)
4 = Merancang percobaan (nilai maksimal 25)
5 = Melaksanakan penyelidikan (nilai maksimal 20)
6 = Menganalisis data (nilai maksimal 20)
7 = Merumuskan kesimpulan (nilai maksimal 5)
b. Kategori: 76 -100% = Baik; 56-75% = Cukup Baik; 40-55% = Kurang; <40% = Buruk
(Arikunto, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat. 2012. Penerapan Model Problem Based Learning pada Pembelajaran Optik
untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar Siswa
SMP.Jurnal Fisika UM.2(1): 1-8.
Kartini, N.H. 2011. Hasil Belajar dan Keterampilan Bertanya Siswa Madrasah
Aliyah pada Pembelajaran Konsep Virus melalui Penerapan Model PBM
dengan Stratedi Debat.Tesis tidak diterbitkan. Banjarmasin: Program
Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat.
Klegeris, A., dan Hurrent, H., 2011.Problem Based Learning in aLarge Classroom
Setting Methodology. Student Perception and Problem Solving
Skills.Proceeding of Edulearn 11 Conference. 4-6 July 2011. Barcelona.
Spain.
Masek, A., 2013. The Effect of Problem Based Learning on Critical Thinking Ability:
A Theoretical and Empirical Review. International Review of Social Sciences
and Humanities. 2(1) 215-221.
Singleton, C., Omar, A., and Belmasrour, R., 2013. Assessment of Students’
Outcomes in Mathematics: Using the ASSURE Model as a Strategy for
Selecting Effective Multimedia. American Journal of Advanced scientific
Research.1(2) 257-263.
Yulinda, R. 2011. Hasil Belajar, Kinerja, dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
Siswa SMA pada Pembelajaran Konsep Daur Ulang Limbah melalui
Pendekatan Problem Solving. Tesis tidak diterbitkan. Banjarmasin: Program
Pascasarjana Universitas Lambung Mangkurat.