You are on page 1of 94

ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA

NY. S DENGAN MENORAGIA DI RUMAH SAKIT


UMUM ASSALAM GEMOLONG SRAGEN
TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :
HERVI HILDA JUNISTIAN
NIM B11 025

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2014

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi
pada Ny. S di Rumah Sakit Umum Assalam Gemolong Sragen Tahun 2014”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir
sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu RetnoWulandari S.ST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Retno Wulandari S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. dr. Wiwiek Irawati, M.Kes selaku direktur RSU Assalam Gemolong Sragen
yang telah bersedia memberikan ijin untuk melakukan studi kasus.
5. Ny. S, yang telah bersedia menjadi responden dalam Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,.......................2014

Penulis

iv
Program Studi Diploma III Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014
Nama : Hervi Hilda Junistian
NIM : B11 025

ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA NY. S


DENGAN MENORARGIA DI RUMAH SAKIT UMUM ASSALAM
GEMOLONG SRAGEN
TAHUN 2014

( xi halaman + 80 halaman + 12 lampiran)

INTISARI

Latar Belakang : Perubahan fisiologi dalam tubuh wanita yang terjadi secara
berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Menoragia adalah haid yang
lama dan lebih banyak dari jumlah normal atau lebih dari 8 hari. Pada kasus
gangguan reproduksi dengan menoragia dapat menyebabkan terjadinya anemia.
RSU Assalam Gemolong Sragen pada bulan Januari – Oktober 2013 terdapat 200
orang, terdiri dari kistoma ovari sebanyak 62 orang (31%), endometriosis
sebanyak 60 orang (30%), prolap uteri grade IV sebanyak 45 orang (23%), dan
menoragia sebanyak 33 orang (16%).
Metodologi : Metode yang digunakan adalah deskriptif. Studi kasus ini
mengambil lokasi di RSU Assalam Gemolong Sragen dengan subyek studi kasus
pada Ny. S dengan menoragia pada tanggal 15 Januari – 21 Januari 2014.
Pengumpulan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.
Hasil : Hasil studi kasus setelah diberikan asuhan kebidanan selama 7 hari.
Didapatkan hasil keadaan umum baik, kesadaran composmentis, vital sign dalam
batas normal, pengeluaran pervaginam berhenti, tidak terjadi infeksi pada daerah
vagina, dan bisa melakukan aktifitas sehari - hari dengan baik serta menoragia
teratasi.
Kesimpulan : Pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
praktek di lahan.

Kata Kunci : Asuhan Kebidanan, Gangguan Reproduksi, menoragia.


Kepustakaan : literatur ( Tahun 2004 - 2013 )

v
MOTTO

Allah itu selalu dekat dihati kita walaupun kita tidak dapat menyentuhnya
tetapi akal kita dapat menjangkaunya.
Jangan pernah menyesali dengan kegagalan yang pernah kamu alami, karena
Allah hanya ingin menunda untuk menyiapkan dirimu menerima kesuksesan
yang tertunda.
Jangan pernah merobohkan semangat juangmu dan membiarkannya merusak
dan mematahkan semua keinginan dan cita-citamu.
Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan (QS. Al-
insyiroh:6)
Kehidupan adalah sumber inspirasi luar biasa, setiap kelokan kehidupan
adalah guru yang sangat berharga.
Beranilah untuk menulis mimpi, untuk masa depanmu karena dengan itu
kamu memiliki semangat untuk mewujudkan semua mimpimu, walaupun
semua orang menganggap itu semua diluar batas kemampuanmu.
Tuhan telah menciptakan rezeki kita, bukan pada jumlahnya tetapi pada
syaratnya. Maka, jadikanlah dirimu pandai, rajinkanlah dirimu, jujurkanlah
dirimu, jadikanlah yang kau lakukan sebagai bukti kebenaran yang kau
katakan. Dan janganlah kau katakan yang tidak pernah kau lakukan, setialah
kepada yang benar. (Mario Teguh)
Jadikan setiap yang kita lakukan adalah ibadah dan lakukan itu semua dengan
ikhlas untuk mencapai Ridho-Nya (Penulis)
Dengan senyum, semua pekerjaan yang berat akan menjadi lebih ringan.
Maka lakukan semua hal dengan tersenyum (Penulis)

vi
PERSEMBAHAN

Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan kepada :

1. Allah SWT, yang telah memberikan petunjuk, kelancaran, kemudahan, rahmad


dan hidayah-Nya dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Papa dan mama tercinta terima kasih atas cinta kasihnya selama ini, yang
selalu memberikan semangat dan dukungan, tetesan air mata, cucuran keringat,
serta doa yang selalu mengalir kepada penulis untuk hidup dan masa depan.
3. Adikku tercinta (Megi) yang selalu memberikan support setiap langkahku.
4. Bu Retno yang telah sabar membimbingku hingga penulis mengerti tentang
Karya Tulis Ilmiah ini.
5. RSU Assalam Gemolong Sragen, terima kasih telah diperkenankan mengambil
kasus untuk Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Sahabat-sahabatku (Mbak Fina, Mbak Diana, Mbak Ria, Mbak Dita, Mbak
Liya, Mbak Wahyu, Mbak Enggar, Mbak Trias,dan Kecil Nurul ) serta teman-
teman seperjuangan angkatan 2011 di STIKes Kusuma Husada Surakarta yang
telah berpartisipasi dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Untuk seorang yang aku sayangi (Unyun), terimakasih atas dukungan dan
doanya.
8. Almamater tercinta.

vii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Perumusan Masalah .......................................................................... 3
C. Tujuan Studi Kasus ........................................................................... 3
D. Manfaat Studi Kasus ......................................................................... 4
E. Keaslian Studi Kasus......................................................................... 5
F. Sistematika Penelitian ....................................................................... 6
BABII TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis ....................................................................................... 9
1. Gangguan Reproduksi ................................................................. 9
2. Menstruasi ................................................................................... 11
3. Menoragia ...................................................................................14
B. Teori Manajemen Kebidanan ............................................................ 19
C. Landasan Hukum .............................................................................. 38
D. Informed Consent .............................................................................. 40
BABIII METODOLOGI
A. Jenis Studi ......................................................................................... 41
B. Lokasi Studi Kasus ............................................................................ 41
C. Subjek Studi Kasus ........................................................................... 41
D. Waktu Studi Kasus ............................................................................ 42
E. Instrumen Studi Kasus ...................................................................... 42
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 42

ix
G. Alat-alat Yang Dibutuhkan ............................................................... 45
H. Jadwal Penelitian .............................................................................. 46
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus ................................................................................. 47
B. Pembahasan ...................................................................................... 71
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 77
B. Saran ................................................................................................. 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Studi Kasus (dalam bentuk tabel)


Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Penggunaan Lahan
Lampiran 5. Surat Balasan dari Lahan
Lampiran 6. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 7. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent)
Lampiran 8. Lembar Pedoman Wawancara (Format ASKEB)
Lampiran 9. Lembar Observasi
Lampiran 10. Satuan Acara Penyuluhan
Lampiran 11. Leaflet
Lampiran 12. Lembar Konsultasi

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Data di beberapa negara industri menyebutkan bahwa seperempat

penduduk perempuan dilaporkan pernah mengalami menoragia, 21%

mengeluh siklus haid memendek, 17% mengalami perdarahan antar haid, dan

6% mengeluh perdarahan pasca senggama. Selain menyebabkan gangguan

kesehatan, gangguan haid ternyata berpengaruh pada aktivitas sehari-hari yaitu

28% dilaporkan merasa terganggu saat bekerja sehingga berdampak pada

bidang ekonomi (Anwar dkk, 2011).

Keadaan kesehatan reproduksi di Indonesia saat ini masih belum seperti

yang diharapkan dibandingkan dengan keadaan di negara-negara lain.

Indonesia masih tertinggal dalam banyak aspek kesehatan reproduksi. Masalah

kesehatan reproduksi menjadi perhatian bersama bukan hanya individu yang

bersangkutan, karena dampaknya menyangkut berbagai aspek kehidupan dan

menjadi parameter kemampuan Negara dalam menyelenggarakan pelayanan

kesehatan terhadap masyarakat (Manuaba, 2009).

Upaya untuk meningkatkan derajat kehidupan wanita melalui perluasan

lapangan kerja, meningkatkan pendidikan, dan persamaan kewajiban dan hak,

masih memerlukan perjuangan untuk dapat ikut serta menurunkan angka

kematian dan meningkatkan kesehatan wanita khususnya kesehatan reproduksi

(Manuaba, 2009).

1
2

Untuk mencapai sasaran agar tercapai kesehatan alat reproduksi

sehingga dapat menghasilkan generasi sehat rohani dan jasmani, perlu

dilakukan berbagai upaya pencegahan dan diagnosis dini, melalui pengobatan

yang tepat dan berhasil guna. Dapat dikatakan alat reproduksi adalah alat untuk

prokreasi dan kreasi diupayakan semaksimal mungkin sehingga tercapai well

health mother for well born baby(Manuaba, 2009).

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2010, dinyatakan bahwa

presentasi wanita usia subur di Indonesia sebanyak 10% mengalami haid tidak

teratur.

Salah satunya gangguan haid adalah menoragia. Menoragia adalah

haid yang lama dan lebih banyak dari jumlah yang normal atau lebih dari 8 hari

(Proverawati dan Siti, 2009). Menstruasi yang berlangsung berkepanjangan

dengan jumlah darah yang terlalu banyak untuk dikeluarkan setiap harinya

dapat menyebabkan tubuh kehilangan terlalu banyak darah sehingga memicu

terjadinya anemia. Gejala-gejala yang timbul akibat anemia diantaranya adalah

nafas menjadi pendek, mudah lelah, jari tangan dan kaki menjadi lemas, sakit

kepala, depresi, dan konsentrasi menurun (Manuaba, 2010).

Berdasarkan studi awal atau pendahuluan yang dilakukan pada bulan

Oktober di RSU Assalam Gemolong Sragen, didapatkan jumlah kasus

gangguan reproduksi pada bulan Januari sampai Oktober tahun 2013 berjumlah

200 orang, terdiri dari kistoma ovari sebanyak 62 orang (31%), endometriosis

sebanyak 60 orang (30%), prolap uteri grade IV sebanyak 45 orang (23%) dan

menoragia sebanyak 33 orang (16%).


3

Berdasarkan data diatas, angka kejadian menoragia masih tinggi. Maka

penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dengan judul “Asuhan kebidanan

gangguan reproduksi pada Ny. S dengan menoragia di RSU Assalam

Gemolong Sragen tahun 2014“.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan

masalah sebagai berikut “Bagaimana penatalaksanaan asuhan kebidanan

gangguan reproduksi pada Ny. S dengan menoragia di RSU Assalam

Gemolong Sragen dengan menggunakan manajemen 7 langkah Varney?”.

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Penulis mampu mempelajari, memahami dan menerapkan asuhan

kebidanan gangguan reproduksi dengan menoragia menggunakan

manajemen kebidanan menurut 7 langkah varney.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu :

1) Melakukan pengkajian pada Ny. S dengan menoragia di RSU

Assalam Gemolong Sragen.

2) Menginterpretasikan data meliputi diagnosa kebidanan, masalah,

dan kebutuhan pada Ny. S dengan menoragia di RSU Assalam

Gemolong Sragen.
4

3) Mampu merumuskan diagnosa potensial pada Ny. S dengan

menoragia di RSU Assalam Gemolong Sragen.

4) Mampu mengidentifikasi kebutuhan yang memerlukan tindakan

segera, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain secara rujukan

pada Ny. S dengan menoragia di RSU Assalam Gemolong Sragen.

5) Menyusun rencana asuhan kebidanan yang menyeluruh pada Ny. S

dengan menoragia di RSU Assalam Gemolong Sragen.

6) Melaksanakan tindakan pada Ny. S dengan menoragia di RSU

Assalam Gemolong Sragen.

7) Mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. S dengan

menoragia di RSU Assalam Gemolong Sragen.

b. Menggali kesenjangan antara teori dan praktek dalam melaksanakan

asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. S dengan menoragia di

RSU Assalam Gemolong Sragen.

c. Memberikan alternatif pemecahan masalah jika terjadi kesenjangan

studi kasus pada Ny. S dengan menoragia di RSU Assalam Gemolong

Sragen.

D. Manfaat Studi Kasus

1. Bagi Penulis

Memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan

asuhan kebidanan pada kasus gangguan reproduksi dengan menoragia.


5

2. Bagi Profesi

Sebagai bahan masukkan atau informasi bagi pelayanan kebidanan

dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kebidanan dan

mengembangkan asuhan kebidanan pada kasus gangguan reproduksi

dengan menoragia.

3. Bagi Instansi Rumah Sakit

Hasil kasus studi ini dapat dimanfaatkan sebagai tolak ukur dalam

meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan standar asuhan

kebidanan pada kasus gangguan reproduksi dengan menoragia di RSU

Assalam Gemolong Sragen.

4. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat menambah pengetahuan atau referensi bacaan untuk institusi

pendidikan, terutama pengetahuan tentang asuhan kebidanan dalam

penanganan menoragia di RSU Assalam Gemolong Sragen.

E. Keaslian Studi Kasus

Keaslian dari Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Kebidanan

pada Ny. S dengan Menoragia”, sudah pernah dilakukan penelitian oleh :

1. Artika Citra Resmi (2009) dengan judul “Asuhan kebidanan gangguan

reproduksi pada Nn. I umur 17 tahun dengan menoragia dan anemi

ringan di BPS Ny. E Mungseng Kabupaten Temanggung“. Hasil studi

telah menggunakan manajemen Asuhan kebidanan dalam mengatasi

masalah menoragia dengan cara pemberian terapi injeksi kalk 1 amp


6

500 mg/12 jam intravena, Asam mefenamat 500 mg 3 x 1 tablet/hari,

sulfus ferrosus (fe) 1 x 1 tablet/hari, CTM (chlorpheniramin maleat) 1

x 1 tablet/hari, Amoxsan 500 mg 3 x 1 tablet/hari. Setelah 5 hari

perawatan keadaan nona mulai membaik, perdarahan berhenti, dan

boleh pulang.

2. Rini Wulandari (2013) dengan judul “Asuhan kebidanan gangguan

reproduksi pada Ny. I P1A0 umur 27 tahun dengan menoragia di

RSUD Karanganyar“. Hasil studi telah menggunakan manajemen

Asuhan kebidanan dalam mengatasi masalah menoragia dengan cara

pemberian terapi Amoxillin 500 mg 3 x 1 tablet/hari, Kalnex 500 mg 3

x 1 tablet/hari, Asam mefenamat 500 mg 3 x 1 tablet/hari. Setelah 4

hari perawatan keadaan ibu sudah membaik, perdarahan berhenti, dan

boleh pulang.

Persamaan studi kasus ini terletak pada terapi yang diberikan, sedangkan

perbedaan studi kasus ini terletak pada judul, subyek, waktu, dan lokasi

pengambilan kasus.

F. Sistematika

Sistematika penulisan dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini terbagi

menjadi 5 BAB yang terdiri dari :


7

BAB I PENDAHULUAN

Pada BAB ini diuraikan mengenai latar belakang, perumusan

masalah, tujuan studi kasus, manfaat studi kasus, keaslian studi

kasus, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada BAB ini terdiri dari pengertian gangguan reproduksi,

etiologi, dan jenis - jenis gangguan reproduksi, pengertian

menstruasi, siklus menstruasi, dan gangguan menstruasi, definisi

menoragia, etiologi, tanda dan gejala, patofisiologi,

penanggulangan, penanganan, dan komplikasi menoragia. Latar

teori tentang asuhan kebidanan yang berisi tentang manajemen

kebidanan 7 langkah varney yaitu pengkajian, interpretasi data,

diagnosa potensial, antisipasi masalah, perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi, data perkembangan menggunakan SOAP,

landasan hukum, serta informed consent.

BAB III METODOLOGI

BAB ini berisi tentang jenis studi kasus, lokasi studi kasus,

subjek studi kasus, waktu studi kasus, instrumen studi kasus,

teknis pengumpulan data, alat - alat yang dibutuhkan, dan

jadwal penelitian.

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

Dalam BAB ini terdiri dari tinjauan kasus dan pembahasan.

Tinjauan kasus ini berisi tentang pengkajian, interpretasi data,


8

diagnosa potensial, tindakan segera, perencanaan, pelaksanaa,

dan evaluasi. Pembahasan berisi tentang kesenjangan studi

kasus antara praktek dan teori yang diambil pada bab IV dan

dasar teori yang diambil dari bab II mulai dari pengkajian

sampai evaluasi.

BAB V PENUTUP

BAB ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan

merupakan inti pembahasan asuhan kebidanan pada ibu dengan

menoragia. Saran merupakan alternatif pemecahan masalah dan

tanggapan. Kesimpulan yang berupa kesenjangan pemecahan

masalah hendaknya bersifat realistis dan operasional yang

artinya saran itu pun dapat dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TEORI MEDIS

1. Gangguan Reproduksi

a. Pengertian

Gangguan reproduksi adalah kegagalan wanita dalam

manajemen kesehatan wanita (Manuaba, 2010). Permasalahan dalam

bidang kesehatan reproduksi salah satunya adalah masalah reproduksi

yang berhubungan dengan gangguan sistem reproduksi. Hal ini

mencakup infeksi, gangguan menstruasi, masalah struktur reproduksi,

keganasan pada alat reproduksi wanita, infertilitas, dan lain – lain

(Baradero dkk, 2007).

b. Etiologi

Gangguan reproduksi disebabkan oleh ketidakseimbangan

hormon. Gangguan reproduksi yang biasanya terjadi, misal kista

endometrium yang banyak dialami wanita yang memiliki kadar FSH

dan LH (Kasdu, 2004).

c. Jenis - jenis Gangguan Reproduksi

1) Gangguan Menstruasi

Gangguan menstruasi menurut Manuaba (2009), terbagi

menjadi :

9
10

a) Gangguan jumlah darah dan lama haid

(1) Menoragia yaitu jumlah darah dan lamanya lebih dari batas

normal.

(2) Hipomenorea yaitu jumlah darah yang keluar sedikit.

b) Gangguan siklus menstruasi

(1) Polimenorea yaitu menstruasi yang sering terjadi.

(2) Oligomenorea yaitu siklus menstruasi melebihi 35 hari.

(3) Amenorea yaitu keterlambatan menstruasi lebih dari 3

bulan berturut - turut.

c) Gangguan menstruasi / perdarahan di luar haid

Perdarahan di luar haid disebut juga metroragia, yaitu

perdarahan disebabkan oleh keadaan yang bersifat hormonal

dan kelainan anatomis.

2) Nyeri Abdomen dan Panggul

Nyeri abdomen dan panggul terbagi menjadi 2 yaitu :


a) Nyeri akut

Kemampuan untuk mengenali dan menangani nyeri

abdomen akut secara akurat merupakan keahlian penting

dalam perawatan kesehatan wanita.

b) Nyeri kronis

Wanita yang mengalami nyeri panggul kronis adalah orang

yang sering kali mengunjungi pemberi layanan kesehatan

dalam jangka waktu yang lama.


11

2. Menstruasi

a. Definisi

1) Menurut Wiknjosastro (2006), haid adalah perdarahan secara

periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi)

endometrium.

2) Menurut Anwar, dkk (2011), menstruasi adalah penumpahan

lapisan uterus yang terjadi setiap bulan berupa darah dan jaringan,

yang dimulai pada masa pubertas, ketika seorang perempuan mulai

memproduksi cukup hormon tertentu (‘kurir’ kimiawi yang

dibawa didalam aliran darah) yang menyebabkan mulainya aliran

darah.

b. Siklus Menstruasi

Siklus haid merupakan waktu sejak hari pertama haid sampai

datangnya haid periode berikutnya. Sedangkan panjang siklus haid

adalah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid

berikutnya (Wiknjosastro, 2006).

Pada masa reproduksi dan dalam keadaan tidak hamil, selaput

lendir uterus mengalami perubahan - perubahan yang berkaitan erat

dengan aktifitas ovarium. Menurut Proverawati dan Siti (2009), siklus

menstruasi terdiri dari 4 fase, yaitu :

1) Fase proliferasi / fase folikuler (hari ke-5 sampai hari ke-14)

Fase ini ditandai dengan menurunnya hormon progesteron

sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan


12

merangsang folikel dalam ovarium, serta dapat membuat hormon

estrogen diproduksi kembali. Sel folikel berkembang menjadi

folikel de Graaf yang masak dan menghasilkan hormon estrogen

yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen dapat

menghambat sekresi FSH tetapi dapat memperbaiki dinding

endometrium yang robek.

2) Fase ovulasi / luteal (hari ke-14 sampai hari ke-28)

Fase ini ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel

ovum pada hari ke-14 sesudah menstruasi. Sel ovum yang matang

akan meningggalkan folikel dan folikel akan mengkerut dan

berubah menjadi corpus luteum. Corpus luteum berfungsi untuk

menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi untuk

mempertebal dinding endometrium yang kaya akan pembuluh

darah.

3) Fase menstruasi (hari ke-28 sampai hari ke-2 atau 3)

Fase menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang

tidak dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang robek.

Dapat diakibatkan juga karena berhentinya sekresi hormon

estrogen dan progesteron sehingga kandungan hormon dalam darah

menjadi tidak ada.

4) Fase pasca ovulasi / fase sekresi (hari ke-1 sampai hari ke-5)

Pada fase ini ditandai dengan corpus luteum yang mengecil dan

menghilang, dan berubah menjadi corpus albicans yang berfungsi


13

untuk menghambat sekresi hormon estrogen dan progesteron

sehingga hipofise aktif mensekresikan FSH dan LH. Dengan

terhentinya sekresi progesteron maka penebalan dinding

endometrium akan terhenti sehingga menyebabkan endometrium

mengering dan robek.

c. Gangguan menstruasi

Menurut Manuaba (2009), setelah memahami siklus

menstruasi sebagai titik awalnya, dapat dikemukakan beberapa

gangguan menstruasi seperti :

1) Gangguan jumlah darah dan lama haid

a) Menoragia, adalah bentuk gangguan siklus menstruasi tetap

teratur, jumlah darah yang dikeluarkan banyak, terlihat dari

jumlah pembalut yang dipakai dan disertai dengan gumpalan

darah, serta lama haid lebih dari 8 hari.

b) Hipomenorea, yaitu siklus menstruasi tetap teratur sesuai

dengan jadwal menstruasi, jumlahnya sedikit, dengan

kenyataan tidak banyak berdarah.

2) Gangguan siklus menstruasi

a) Polimenorea, yaitu menstruasi yang sering terjadi dan

abnormal.

b) Oligomenorea, siklus menstruasi melebihi 35 hari, jumlah

perdarahan tetap sama.


14

c) Amenorea, yaitu keterlambatan menstruasi lebih dari tiga

bulan berturut-turut.

3) Gangguan menstruasi / perdarahan di luar haid

Perdarahan di luar haid disebut juga metroragia, yaitu perdarahan

disebabkan oleh keadaan yang bersifat hormonal dan kelainan

anatomis.

3. Menoragia

a. Definisi

1) Menurut Proverawati dan Siti (2009), menoragia adalah

perdarahan menstruasi yang banyak dan lebih lama dari normal,

yaitu lebih dari 8 hari dan ganti pembalut 5 – 6 kali per hari.

2) Menurut Anwar, dkk (2011), menoragia adalah perdarahan lebih

dari 80 ml atau ganti pembalut lebih dari 6 kali per hari dengan

siklus yang normal teratur, jumlah darah sering kali tidak sesuai

dengan jumlah perdarahan yang keluar.

b. Etiologi

Menurut Proverawati dan Siti (2009), menoragia disebabkan

oleh :

1) Hipoplasia uteri, dapat mengakibatkan amenorea, hipomenorea,

menoragia.

2) Asthenia, terjadi karena tonus otot kurang sehingga menyebabkan

kualitas miometrium yang tidak baik (Dewi, 2012).


15

3) Myoma uteri, disebabkan oleh kontraksi otot rahim kurang, cavum

uteri luas, bendungan pembuluh darah balik.

4) Hipertensi, karena dapat menurunkan kualitas pembuluh darah.

5) Dekompensio cordis, karena dapat menurunkan kualitas pembuluh

darah.

6) Infeksi, dimana dapat menurunkan kualitas pembuluh darah

misalnya endometritis, salpingitis.

7) Retofleksi uteri, dikarenakan bendungan pembuluh darah balik.

8) Penyakit darah, misalnya Werlhoff, hemofili.

c. Tanda dan Gejala :

Menurut Manuaba (2010), tanda dan gejala menoragia antara

lain :

1) Masa menstruasi lebih dari 8 hari.

2) Aliran menstruasi yang terus-menerus selama beberapa jam.

3) Membutuhkan pembalut wanita secara berlapis.

4) Membutuhkan penggantian pembalut pada tengah malam.

5) Mengganti pembalut lebih dari 6 kali per hari.

6) Pendarahan berat hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

7) Siklus menstruasi tetap / teratur.

8) Merasa lemas dan pusing (Sjanhidajat, 2004).

9) Nyeri terus menerus pada perut bagian bawah selama masa

menstruasi.
16

10) Keletihan, kelelahan dan nafas pendek - pendek (mirip gejala

anemia).

11) Terdapat gumpalan darah dalam jumlah tidak sedikit dan

perdarahan pervaginam lebih dari 80 ml/hari.

12) Conjungtiva pucat.

13) Terdapat adanya masa dalam ovarium dan uterus, serta adanya

nyeri (Wiknjosastro, 2006).

14) Kenaikan tekanan darah (Proverawati dan Siti, 2009).

d. Patofisiologi

Pengetahuan tentang fungsi haid yang normal adalah sangat

penting dalam memahami etiologi dari menoragia. Empat fase

merupakan siklus menstruasi, follicular, luteal, implantasi, dan

menstruasi. Menanggapi gonadotropin - releasing hormone (GnRH)

dari hypothalamus, kelenjar hipofisis mensintesis yang mendorong

ovarium untuk menghasilkan estrogen dan progesteron. Selama fase

folikuler, hasil stimulasi estrogen dalam peningkatan ketebalan

endometrium. Ini juga dikenal sebagai fase proliferatif. Fase luteal

rumit terlibat dalam proses ovulasi. Selama fase ini, juga dikenal

sebagai fase sekretori, progesteron menyebabkan pematangan

endometrium. Jika pembuahan terjadi, fase implantasi dipertahankan.

Tanpa pemupukan, estrogen dan progesteron dalam hasil penarikan

menstruasi (Manuaba, 2010).


17

Menurut Prawirohardjo (2009), adanya mioma uteri dengan

permukaan endometrium lebih luas dari biasa dan dengan kontraktilitas

yang terganggu, polip endometrium, gangguan pelepasan endometrium

pada waktu haid.

e. Pananggulangan

Menurut Dewi (2012), ada beberapa penanggulangan untuk

menoragia antara lain :

1) Perbanyak asupan cairan untuk menghindari dehidrasi. Kekurangan

cairan akan membuat nyerinya semakin terasa. Usahakan untuk

meminum air hangat, untuk meningkatkan aliran darah ke daerah

panggul.

2) Perbanyak mengkonsumsi banyak sayuran hijau karena bisa

membantu menambah darah dan tinggi protein untuk pertumbuhan

jaringan.

3) Tempatkan handuk hangat disekitar perut bagian bawah.

4) Hindari meminum - minuman yang mengandung kafein, karena

bisa memicu iritasi pada usus halus.

5) Meminum teh beraroma mint, lebih baik dalam keadaan hangat.

6) Melakukan peregangan pada pagi hari, dapat melancarkan

peredaran darah dan sekaligus mengurangi rasa nyeri.

f. Penanganan

Menurut Anwar, dkk (2011), pengobatan medikamentosa

untuk menoragia dapat dilakukan dengan cara :


18

1) Kombinasi estrogen progestin, tata cara pengobatan sesuai pada

pengobatan perdarahan ireguler seperti pemberian dengan pil KB

dosis 1 x 1 tablet sehari, diberikan secara siklik selama 3 bulan.

2) Progestin, diberikan bila terdapat kontraindikasi pemakaian

estrogen serta tata cara pengobatan sesuai pada pengobatan

perdarahan ireguler seperti MPA 10 mg/hari dosis 1 x 1 tablet per

hari pada hari ke 16 - 25 siklus menstruasi.

3) NSAD (obat anti inflamasi nonsteroid) dapat memperbaiki

hemostasis endometrium dan mampu menurunkan jumlah darah

haid 20 - 50%. Seperti asam mefenamat dosis 250 - 500 mg 2 - 4

kali sehari dan ibuprofen diberikan dengan dosis 600 - 1200 mg

per hari.

4) Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) berisi Levonorgestrel yang

terbukti efektif dan efisien dibandingkan operasi histerektomi

pada kasus menoragia. Efek samping alat KB IUD yang sering

ditemui adalah pendarahan menstruasi hebat.

5) Bila perdarahan lebih dari 8 hari atau terapi dengan obat gagal,

pemeriksaan lanjut menggunakan USG transvagina dan biopsi

endometrium serta dianjurkan untuk pemeriksaan darah rutin.

6) Pada wanita usia 40 tahun keatas, wajib dilakukan kuret

bertingkat (fractional curretage) untuk menyingkirkan

kemungkinan keganasan (Proverawati dan Siti, 2009).


19

g. Komplikasi

Sebagai akibat dari perdarahan lama dan banyak, maka

komplikasi yang sering terjadi yaitu anemia (Datta dkk., 2010).

B. Teori Manajemen Kebidanan

1. Pengertian Manajemen

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah. Penemuan - penemuan keterampilan dalam

rangkaian tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang

berfokus untuk klien (Varney, 2007).

2. Langkah - langkah Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah yang berurutan

membentuk kerangka yang lengkap yang bisa diaplikasikan dalam situasi.

Akan tetapi langkah tersebut biasa dipecah - pecah ke dalam tugas - tugas

tertentu dan semuanya bervariasi sesuai dengan kondisi klien. Menurut

Varney (2007), ada 7 langkah manajemen kebidanan :

Langkah I : Pengkajian / Pengumpulan Data

Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan

semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien.

Merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan semua informasi yang

akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien

(Ambarwati dan Wulandari, 2008).


20

a. Data subyektif

Data subyektif adalah data yang didapat dari klien sebagai langkah

awal dari mengidentifikasi masalah dan menganalisis masalah

(Estiwidani dkk, 2008).

Pengkajian pasien meliputi :

1) Identitas pasien

a) Nama pasien

Dikaji pasien dengan nama jelas dan lengkap, untuk menghindari

adanya kekeliruan atau membedakan dengan pasien lainnya

(Depkes, 2009).

b) Umur

Umur pasien dikaji untuk mengetahui faktor resiko yang ada

hubungannya dengan pasien (Varney, 2007).

c) Agama

Dengan mengetahui agama pasien, maka petugas dapat

memberikan dukungan moril sesuai dengan kepercayaannya

(Depkes, 2009).

d) Suku / bangsa

Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari - hari

(Ambarwati dan Wulandari, 2008).


21

e) Pendidikan

Latar belakang pendidikan akan mempengaruhi pengertian dan

tingkat pengetahuan pasien terhadap masalah kesehatan

reproduksi (Depkes, 2009).

f) Pekerjaan

Pekerjaan akan mempengaruhi aktivitas, istirahat, gizi, tingkat

sosial ekonomi, dan besarnya penghasilan (Depkes, 2009).

g) Alamat

Untuk mengetahui tempat tinggal pasien (Depkes, 2009).

2) Keluhan utama

Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan saat pemeriksaan

serta berhubungan dengan gangguan menoragia (Varney, 2007).

Sedangkan menurut Anwar, dkk (2011), pada pasien menoragia

mengatakan menstruasi tetap / teratur, darah yang keluar banyak,

dan lamanya tidak seperti biasa yaitu lebih dari 8 hari. Klien

mengatakan merasa lemas dan pusing (Sjanhidajat, 2004). Serta

mengatakan nyeri pada perut bagian bawah selama masa menstruasi

(Manuaba, 2010).

3) Riwayat haid

Riwayat menstruasi meliputi :

a) Menarche untuk mengetahui usia menstruasi pertama

(Varney, 2007).
22

b) Siklus haid perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah siklus

haid teratur atau normal (2 - 40), karena siklus haid setiap

wanita berbeda - beda, berkaitan dengan usia klien

(Dito dan Ari, 2011). Pada kasus menoragia siklus haidnya tetap

/ teratur (Anwar dkk, 2011).

c) Lama haid perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah lama haid

dari klien normal (3 - 7 hari), karena lama haid setiap wanita

bebeda - beda (Dito dan Ari, 2011). Pada kasus menoragia lama

haid lebih dari 8 hari (Anwar dkk, 2011).

d) Banyaknya haid dapat diketahui dengan menanyakan jumlah

pembalut yang digunakan tiap harinya. Apabila penggunaan

pembalut kurang dari 2 per hari berarti normal dan lebih dari 5

per harinya patologi, normalnya yaitu 30 ml per hari

(Wiknjosastro, 2006). Pada kasus menoragia jumlah haid yang

keluar lebih dari 80 ml dan ganti pembalut lebih dari 6 kali per

hari (Anwar dkk, 2011).

e) Keluhan yang dirasakan klien ditanyakan untuk mengetahui

apakah ada nyeri perut bagian bawah, pegal pada pinggang, dan

paha serta gejala yang menyertai menoragia. Pada kasus

menoragia pasien mengeluh nyeri perut bagian bawah selama

masa menstruasi (Manuaba, 2010). Sedangkan menurut

Wiknjosastro (2006), saat dilakukan palpasi abdomen terdapat

masa dalam ovarium dan uterus, serta adanya nyeri.


23

4) Riwayat perkawinan

Berapa kali kawin, berapa usia kawin pertama, berapa lama

perkawinan, dan suami yang ke berapa (Wiknjosastro, 2006).

5) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang perlu

ditanyakan yaitu mengetahui riwayat obstetrik pasien yaitu berapa

umur tiap kali melahirkan, cara persalinannya, tempat persalinan,

penolong, apakah ada penyulit saat persalinan dan nifas, berapa lama

masa nifas (hal ini dilakukan untuk mengetahui adanya infeksi

selama nifas), jenis kelamin anak yang dilahirkan, dan kondisinya

sekarang (Ferrer, 2004).

6) Riwayat KB

Riwayat KB ditanyakan untuk mengetahui pasien pernah

menggunakan KB jenis apa, lama penggunaan, serta keluhan selama

pemakaian kontrasepsi. Menoragia dapat terjadi akibat latrogenik :

misal akibat pemakaian IUD, hormon steroid, obat - obatan

kemoterapi, obat - obatan anti imflamasi, dan obat - obatan anti

koagulan (Varney, 2007).

7) Riwayat kesehatan

a) Riwayat kesehatan sekarang

Untuk mengetahui keadaan pasien saat ini dan mengetahui

adakah penyakit lain yang biasa memperberat keadaan pasien

(Wiknjosastro, 2006).
24

b) Riwayat kesehatan yang lalu

Apakah penderita pernah menderita suatu penyakit kronis,

menular, penyakit infeksi, apakah pernah menjalani operasi, dan

jenis operasi apa yang dialami serta kapan operasi tersebut

(Wiknjosastro, 2006).

c) Riwayat kesehatan keluarga

Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang menderita

penyakit menular, penyakit menurun, serta keturunan kembar.

Pada pasien menoragia anamnesa mengenai riwayat kesehatan

perlu diperhatikan tentang adanya penyakit metabolik, penyakit

endokrin, penyakit menahun yang dicurugai sebagai penyebab

perdarahan (Wiknjosastro, 2006).

8) Pola kebiasaan sehari - hari

a) Pola nutrisi

Menggambarkan tentang pola makan, jenis, dan frekuensi minum.

Pada kasus menoragia disarankan untuk mengkonsumsi banyak

sayuran hijau karena bisa membantu menambah darah dan tinggi

protein untuk pertumbuhan jaringan (Dewi, 2012).

b) Pola eliminasi

Apakah ada keluhan BAK, bagaimana warnanya, berapa kali

kencing dalam sehari, apakah ada keluhan BAB, bagaimana

konsistensinya, berapa kali BAB dalam sehari

(Wiknjosastro, 2006).
25

c) Istirahat

Pola istirahat dikaji mengenai kebiasaan ibu tidur malam dan

siang hari (Wiknjosastro, 2006).

d) Personal hygine

Berapa kali dalam sehari aktivitas mandi, gosok gigi, dan ganti

pakaian serta bagaimana kebersihan daerah kelamin

(Wiknjosastro, 2006).

e) Hubungan seksual

Untuk mengetahui berapa kali ibu melaksanakan hubungan

seksual dalam seminggu (Saifuddin, 2004). Pada kasus

menoragia ibu tidak melakukan hubungan seksual karena darah

yang keluar sangat banyak dan nyeri perut bagian bawah selama

masa menstruasi (Manuaba, 2010).

f) Data psikologis

Untuk mengetahui perasaan pasien. Pada kasus menoragia pasien

mengatakan cemas, letih, dan lelah (Manuaba, 2010). Sedangkan

menurut Sjanhidajat (2004), pasien mengatakan merasa lemas dan

pusing.

b. Data obyektif

Data obyektif adalah data yang sesungguhnya dapat diobservasi dan

dilihat oleh tenaga kesehatan (Nursalam, 2009).


26

1) Pemeriksaan umum

a) Keadaan umum

Untuk mengetahui keadaan umum pasien secara keseluruhan.

Menurut Sulistyawati (2009), hasil pengamatan dengan kriteria

sebagai berikut :

(1) Baik yaitu jika pasien memperlihatkan respon yang baik

terhadap lingkungan dan orang lain, serta secara fisik pasien

tidak mengalami ketergantungan berjalan.

(2) Sedang yaitu pasien memperlihatkan respon baik terhadap

lingkungan dan orang lain, serta pasien tidak mampu berjalan

sendiri.

(3) Lemah yaitu pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika

kurang atau tidak memberikan respon yang baik terhadap

lingkungan dan orang lain, serta pasien sudah tidak mampu

berjalan sendiri.

Pada menoragia keadaan umum ibu sedang (Kumalasari, 2012).

b) Kesadaran pasien

Untuk mengetahui tingkat kesadaran. Menurut Varney (2007),

tingkat kesadaran meliputi :

(1) Composmentis yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya,

dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan

sekelilingnya.
27

(2) Apatis yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk

berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.

(3) Somnolen yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang

lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila

dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi,

mampu memberi jawaban verbal.

(4) Delirium yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu),

memberontak, berteriak - teriak, berhalusinasi, kadang

berkhayal.

(5) Supor yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon

terhadap nyeri.

(6) Koma yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon

terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea

maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon

kuping terhadap cahaya).

Pada pasien menoragia kesadaran composmentis

(Kumalasari, 2012).

c) Tanda - tanda Vital

(1) Tekanan Darah : Untuk mengetahui faktor resiko

hipertensi. Batas normal 120/80 mmHg

(Saifuddin, 2007). Pada kasus menoragia

disebabkan karena kenaikan tekanan darah

(Proverawati dan Siti, 2009).


28

(2) Nadi : Untuk mengetahui nadi pasien yang

dihitung dalam menit (Saifuddin, 2007).

Denyut nadi normal 80 - 100 x/mnt

(Perry, 2005).

(3) Suhu : Untuk mengetahui suhu basal pada ibu,

suhu badan yang normal adalah 36,5˚C

sampai 37˚C (Prawirohardjo, 2009).

(4) Respirasi : Untuk mengetahui frekuensi pernafasan

yang dihitung dalam 1 menit batas normal

dalam menit atau lebih dari 12 – 20 x/mnt

(Saifuddin, 2004).

d) Tinggi Badan : Untuk mengetahui tinggi badan ibu

(Varney, 2007).

e) Berat Badan : Untuk mengetahui berat badan ibu

(Varney, 2007).

2) Pemeriksaan fisik

a) Rambut : Untuk mengetahui apakah rambutnya

bersih, mudah rontok, dan berketombe

(Nursalam, 2009).

b) Muka : Keadaan muka pucat atau tidak, adakah

kelainan, adakah oedema

(Nursalam, 2009).
29

c) Mata : Apakah conjungtiva anemia atau tidak,

apakah sklera tampak ikterik atau tidak

(Depkes, 2009). Pada pasien menoragia

conjungtiva pucat (Manuaba, 2010).

d) Hidung : Untuk mengetahui ada benjolan atau tidak

(Alimul, 2006).

e) Telinga : Bagaimanakah keadaan telinga, ada

serumen atau tidak (Depkes, 2009).

f) Mulut / gigi / gusi : Apakah ada stomatitis, bersih atau kotor,

pada gigi caries atau tidak, pada gusi

bengkak atau mudah berdarah atau tidak

(Depkes, 2009).

g) Leher : Apakah ada pembesaran kelenjar gondok,

tumor, dan pembesaran kelenjar limfe atau

tidak (Depkes, 2009).

h) Dada dan Axilla

(1) Dada : Untuk mengetahui normal atau tidak

(Alimul, 2006).

(2) Mammae : Untuk mengetahui bentuk buah dada, ada

tumor tidak, simetris tidak, kolustrum ada

tidak, dan hiperpigmentasi puting susu

serta menonjol tidak (Alimul, 2006).


30

(3) Axilla : Adakah tumor dan nyeri tekan atau tidak

(Alimul, 2006).

i) Abdomen : Adakah pembesaran hati, benjolan, nyeri

tekan, adakah luka bekas operasi atau

tidak (Depkes, 2009). Pada pasien dengan

menoragia terdapat adanya nyeri tekan

(Manuaba, 2010).

j) Anogenital : Untuk mengetahui oedema atau tidak dan

keadaan darah yang keluar normal atau

tidak (Nursalam, 2009). Pada pasien

menoragia darah yang keluar lebih dari 80

ml/hari (Anwar dkk, 2010).

k) Anus : Apakah ada haemoroid dan ada keluhan

lain atau tidak (Depkes, 2009).

l) Ekstremitas : Simetris atau tidak, ada oedema dan

varices tidak (Depkes, 2009).

3) Pemeriksaan penunjang

Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium,

pemeriksaan rontgen, ultrasonografi (USG), biopsi endometrium,

serta pemeriksaan darah rutin. Pada kasus menoragia dilakukan

USG, biopsi endometrium, pemeriksaan darah rutin

(Anwar dkk, 2011). Hasil USG untuk mengetahui adakah kelainan

dan polip endometrium atau tidak, hasil biopsi endometrium untuk


31

mengetahui terdapat masa dalam ovarium dan uterus atau tidak, serta

adanya nyeri (Wiknjosastro, 2006), sedangkan pemeriksaan darah

rutin untuk mengetahui adakah pembekuan darah atau tidak, serta

untuk mengetahui Hb.

Langkah II : Interpretasi Data

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap

masalah atau diagnosa dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi data

yang benar atas data - data yang dikumpulkan, diinterpretasikan sehingga

dapat dirumuskan diagnosa dan masalah digunakan karena masalah yang

spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah digunakan karena masalah tidak

dapat diidentifikasikan serta diagnosa tetap membutuhkan penanganan

(Varney, 2007).

a. Diagnosa kebidanan

Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan oleh

bidan dalam lingkup praktik kebidanan (Varney, 2007). Diagnosa

yang dapat ditegakkan adalah “Ny. S P...A... umur... tahun dengan

menoragia”.

Dasar diagnosa tersebut adalah :

Data Subyektif (Manuaba, 2010) :

1) Klien mengatakan siklus menstruasi tetap / teratur, darah

yang keluar banyak, dan lamanya tidak seperti biasa.

2) Klien mengatakan cemas, lelah dan pusing.


32

3) Klien mengatakan nyeri perut bagian bawah selama masa

menstruasi.

4) Klien mengatakan ganti pembalut lebih dari 6 kali per hari.

Data Obyektif (Varney, 2007) :

1) Keadaan umum : sedang kesadaran : composmentis

2) Vital sign :

a) TD… mmHg (kenaikan tekanan darah)

b) S….°C

c) N….x/mnt

d) R…x/mnt

3) Conjungtiva pucat.

4) Palpasi abdomen terdapat nyeri dan masa dalam ovarium

dan uterus.

5) Terdapat perdarahan pervaginam dalam jumlah lebih dari

80 ml/hari.

6) Hasil pemeriksaan laboratorium

7) USG adanya polip endometrium dan pemeriksaan darah

rutin untuk mengetahui Hb.

b. Masalah

Masalah adalah masalah yang berkaitan dengan

pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian / yang

menyertai diagnosa sesuai dengan keadaan pasien (Varney, 2007).

Masalah yang muncul pada ibu dengan menoragia berkaitan


33

dengan ketakutan pasien terhadap keadaan yang dialami seperti

cemas, lelah, dan letih (Manuaba, 2010).

c. Kebutuhan

Kebutuhan adalah hal - hal yang dibutuhkan pasien dan

belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan

dengan melakukan analisa data (Varney, 2007). Kebutuhan ibu

dengan menoragia adalah konseling, dukungan moral, dan tentang

gizi untuk mengatasi anemia serta memberikan cara

penanggulangan menoragia pada klien (Dewi, 2012).

Langkah III : Diagnosa Potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasikan diagnosa potensial lain

berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa baru. Langkah ini

membutuhkan antisipasi pencegahan bila memungkinkan, menunggu

sambil mengamati dan bersikap siap bila hal tersebut benar - benar terjadi

(Varney, 2007). Diagnosa potensial pada kasus menoragia adalah anemia

(Datta dkk, 2010).

Langkah IV : Antisipasi

Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses

manajemen kebidanan. Manajemen bukan hanya selama asuhan primer

periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama klien tersebut

bersama bidan terus - menerus.

Beberapa data mungkin mengidentifikasikan situasi yang gawat

dimana bidan terus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa


34

ibu. Dalam kondisi tertentu klien mungkin juga akan memerlukan

konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam manajemen asuhan

kebidanan (Varney, 2007).

Pada kasus menoragia perlu tindakan segera oleh bidan atau dokter

untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim

kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah ini

mencerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanaan kebidanan.

Jadi penatalaksanaan bukan hanya selama asuhan primer periodik atau

kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan.

Pada gangguan reproduksi dengan menoragia diberikan tablet Fe untuk

membantu menambah darah dan agar tidak terjadi anemia serta kolaborasi

dengan dokter spOG (Kumalasari, 2012).

Langkah V : Perencanaan

Perencanaan yaitu merencanakan asuhan yang menyeluruh

ditentukan oleh langkah - langkah sebelumnya (Varney, 2007). Langkah

ini merupakan lanjutan dari diagnosa yang telah diidentifikasikan atau

diantisipasi setiap rencana harus dapat disetujui oleh kedua belah pihak

yaitu bidan dan pasien agar dapat dilaksanakan dengan efektif. Pada

langkah ini tugas seorang bidan merumuskan rencana asuhan sesuai

dengan hasil pembahasan bersama sebelum melaksanakannya. Semua

petugas yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus

mencerminkan nasional yang benar - benar valid berdasarkan pengetahuan

teori yang berhubungan dan up to date (Varney, 2007).


35

Rencana tindakan menurut Dewi (2012), pada menoragia antara lain :

a. Perbanyak asupan cairan untuk menghindari dehidrasi.

b. Perbanyak mengkonsumsi banyak sayuran hijau.

c. Tempatkan handuk hangat disekitar perut bagian bawah.

d. Hindari meminum - minuman yang mengandung kafein.

e. Minum teh beraroma mint, lebih baik dalam keadaan hangat.

f. Lakukan peregangan pada pagi hari, dapat melancarkan peredaran

darah dan sekaligus mengurangi rasa nyeri.

Rencana tindakan menurut Anwar dkk, (2011), pada menoragia

antara lain :

a. Beri kombinasi estrogen progestin selama 3 bulan.

b. Beri terapi progestin, misal MPA 10 mg/hari dosis 1 x 1 tablet per hari.

c. Beri NSAD (obat anti inflamasi nonsteroid) seperti asam mefenamat

dosis 250 - 500 mg 2 - 4 kali sehari dan ibuprofen diberikan dengan

dosis 600 - 1200 mg per hari.

d. Pasang alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) berisi Levonorgestrel.

e. Lakukan USG transvagina dan biopsi endometrium, bila perdarahan

lebih dari 8 hari atau terapi obat gagal.

f. Lakukan kuret bertingkat pada pasien yang berusia 40 tahun keatas.

Langkah VI : Pelaksanaan

Langkah keenam adalah pelaksanaan rencana asuhan menyeluruh

seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara

aman dan efisien. Perencanaan ini dilakukkan seluruhnya oleh bidan,


36

pasien, dan tim kesehatan lainnya. Menurut Varney (2007), jika bidan

tidak melaksanakan sendiri, bidan tetap memikul tanggung jawab untuk

mengarahkan pelaksanaan (memastikan langkah - langkah tersebut).

Pelaksanaan asuhan gangguan reproduksi dengan menoragia dikerjakan

sesuai dengan rencana asuhan yang telah dibuat.

Langkah VII : Evaluasi

Langkah ini merupakan evaluasi apakah rencana asuhan yang

meliputi kebutuhan benar - benar telah terpenuhi secara efektif atau tidak

(Varney, 2007). Menurut hellen varney, alur berfikir bidan saat

menghadapi klien meliputi 7 langkah untuk mengetahui apa yang telah

dilakukkan oleh seorang bidan melalui proses berfikir sistematis.

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah

diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar -

benar terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi

didalam diagnosa dan masalah (Varney, 2007). Rencana tersebut dapat

efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaanya seperti keadaan

umum baik, vital sign meliputi nadi, suhu, respirasi, dan tekanan darah

dalam batas normal, perdarahan berhenti dan kembali normal, tidak terjadi

infeksi pada daerah vagina, dan bisa melakukan aktifitas sehari - hari

dengan baik (Wiknjosastro, 2006).

3. Data Perkembangan

Dari hasil evaluasi sebelumnya dapat dilakukan asuhan kebidanan

menggunakan langkah SOAP. 7 langkah Varney disarikan menjadi 4


37

langkah, yaitu SOAP (Subjektif, Objektif, Assesment, dan Planing). SOAP

disarikan dari proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan sebagai

perkembangan catatan kemajuan keadaan klien. Menurut Kepmenkes RI

No.369/Menkes/SK/VII/2007 adalah sebagai berikut :

S : Subjektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien,

melalui anamnesa sebagai langkah I Varney.

O : Objektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,

hasil laboratorium, dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data

fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I Varney.

A : Assesment

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data

subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi

1) Diagnosa atau masalah.

2) Antisipasi diagnosa atau masalah potensial.

3) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi atau

kolaborasi, dan rujukan sebagai langkah II, III, dan IV Varney.

P : Planing

Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan dan evaluasi

perencanan berdasarkan Assesment sebagai langkah V, VI, dan VII

Varney.
38

C. Landasan Hukum

1. Keputusan Menteri Kesehatan No.369/Menkes/SK/VII/2007 dalam

Kompentensi Bidan yang ke-9 tentang Asuhan pada Wanita atau Ibu

Gangguan Reproduksi yang berisi :

Melaksanakan asuhan kebidanan kepada wanita atau ibu yang mengalami

gangguan sistem reproduksi.

a. Pengetahuan dasar

1) Penyuluhan kesehatan mengenai kesehatan reproduksi, penyakit

menular seksual (PMS), HIV/AIDS.

2) Tanda dan gejala infeksi saluran kemih serta penyakit seksual yang

lazim terjadi.

3) Tanda, gejala, dan penatalaksanaan kelainan ginekologi, meliputi

keputihan, perdarahan tidak teratur, dan penundaan haid.

b. Pengetahuan tambahan

1) Mikroskop dan penggunaannya.

2) Teknik pengambilan dan pengiriman sediaan apusan.

c. Keterampilan dasar

1) Mengidentifikasi gangguan dan kelainann sistem reproduksi.

2) Melaksanna pertolongan pertama pada wanita atau ibu yang

mengalami gangguan reproduksi.

3) Melaksanakan kolaborasi dan atau rujukan secara cepat dan tepat

pada wanita atau ibu gangguan sistem reproduksi.


39

4) Memberi pelayanan dan pengobtan sesuai dengan kewenangan

pada kelainan ginekologi, meliputi keputihan, perdarahan tidak

teratur, dan penundaaan haid.

5) Mendokumentasikan temuan dan intervensi yang dilakukan.

d. Keterampilan tambahan

1) Mempersiapkan wanita menjelang klimakterium dan menopause.

2) Mengobati perdarahan abnormal dan abortus spontan (jika belum

sempurna).

3) Melaksanakan kolaborasi dan atau rujukan secara tepat pada

wanita atau ibu yang mengalami gangguan reproduksi.

4) Memberi pelayanan dan pengobatan sesuai dengan kewenangan

pada gangguan sistem reproduksi, meliputi keputihan, perdarahan

tidak teratur, dan penundaan haid.

5) Mengguanakan mikroskop untuk pemeriksaan apusan vagina.

6) Mengambil dam memproses pengiriman sediaan apusan vagina.

2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1464/Menkes/PER/X/2010 tentang izin dan penyelenggarakan praktik

bidan.

Terutama pasal 9 berisi tentang bidan dalam menjalankan praktik,

berwenang untuk memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan

dan keluarga berencana.


40

Juga dalam pasal 12 menyebutkan bahwa bidan dalam memberikan

pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana

sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 9 huruf c, berwenang untuk :

a. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi

perempuan dan keluarga berencana, dan

b. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom (Suryani, 2007).

D. Informed Consent

Persetujuan yang diberikan oleh klien atau kelurga atas dasar

informasi dan kejelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan

terhadap klien tersebut (Saifuddin, 2004). Persetujuan sepenuhnya yang

diberikan oleh klien / pasien atau walinya kepada bidan untuk melakukan

tindakan sesuai kebutuhan (IBI, 2005).


BAB III

METODOLOGI

A. Jenis Studi Kasus

Jenis laporan ini adalah laporan studi kasus dengan metode deskriptif

yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memaparkan

atau membuat gambaran tentang studi keadaan secara obyektif. Studi kasus

adalah studi yang dilakukan dengan cara mengkaji suatu permasalahan

melalui suatu proses yang terdiri dari unit tunggal (Notoatmodjo, 2010). Studi

kasus ini menggambarkan tentang asuhan kebidanan gangguan reproduksi

pada Ny. S dengan menoragia.

B. Lokasi Studi Kasus

Lokasi merupakan tempat pengambilan kasus dilaksanakan

(Notoatmodjo, 2010). Pada studi kasus ini lokasi yang digunakan adalah RSU

Assalam Gemolong Sragen.

C. Subyek Studi Kasus

Subyek adalah sumber utama data studi kasus, yaitu yang memiliki

data mengenai variabel - variabel yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Subyek

yang digunakan dari studi kasus ini adalah Ny. S dengan menoragia.

41
42

D. Waktu Studi Kasus

Waktu studi kasus adalah rentang waktu yang digunakan untuk

pelaksanaan studi kasus (Notoatmodjo, 2010). Studi kasus ini dilakukan pada

tanggal 15 Januari – 21 Januari 2014.

E. Instrumen Studi Kasus

Instrumen studi kasus adalah alat - alat yang digunakan untuk

pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Pada studi kasus dengan menoragia,

penulis menggunakan format asuhan kebidanan 7 langkah varney dengan

gangguan reproduksi dan data perkembangan SOAP.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data berdasarkan cara memperoleh dibagi menjadi 2 yaitu data primer

dan data sekunder (Riwidikdo, 2009).

1. Data Primer

Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subyek

atau obyek penelitian oleh perorangan maupun organisasi

(Riwidikdo, 2009). Pada Ny. S dengan menoragia cara mendapatkan data

primer dalam pengumpulan data antara lain :

a. Pemeriksaan Fisik

Menurut Nursalam (2009), pemeriksaan fisik dipergunakan

untuk mengetahui keadaan fisik pasien secara sistematis.

Pemeriksaan fisik secara sistematis yaitu :


43

1) Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilakukan sistematik,

dengan menggunakan indera penglihatan, pendengaran, dan

penciuman sebagai suatu alat untuk mengumpulkan data

(Nursalam, 2009). Inspeksi dilakukan secara berurutan mulai dari

kepala sampai kaki. Pada kasus menoragia inspeksi yang

digunakan adalah melihat ada pengeluaran darah pervaginam

(Varney, 2007).

Pada studi kasus ini terdapat pengeluaran pervaginam dari pembalut

±80 cc berupa darah merah kecoklatan dan menggumpal.

2) Palpasi adalah suatu teknis yang menggunakan indera peraba,

tangan, dan jari - jari adalah suatu instrumen yang sensitif dan

digunakan untuk mengumpulkan data tentang temperatur, turgor,

bentuk kelembaban, vibrasi, dan ukuran (Varney, 2007). Pada kasus

menoragia dilakukan pemeriksaan bimanual atau palpasi mencakup

pengkajian terhadap adanya masa dalam ovarium dan uterus, serta

adanya nyeri (Wiknjosastro, 2006).

Pada studi kasus ini terdapat massa dalam ovarium dan uterus serta

Ny. S merasa nyeri.

3) Auskultasi adalah mendengarkan bunyi yang terbentuk dalam organ

untuk mendeteksi perbedaan dari normal (Varney, 2007). Pada

kasus menoragia pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa

tekanan darah ibu normal atau tidak (Wiknjosastro, 2006).


44

Pada studi kasus ini pemeriksaan tekanan darah pada Ny. S dalam

batas normal.

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk

mengumpulkan data dimana pewawancara mendapat keterangan

langsung atau pendirian secara lisan dari seorang sasaran studi kasus

(responden) atau bercakap - cakap bertatap muka dengan orang tersebut

(Notoatmodjo, 2010). Wawancara akan dilakukan dengan tanya jawab

langsung pada pasien Ny. S, keluarga, dan tenaga kesehatan untuk

mendapatkan keterangan yang lengkap.

c. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara

mengamati subyek dan melakukan berbagai macam pemeriksaan yang

berhubungan dengan kasus yang diambil. Observasi dapat berupa

pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang

(Notoatmodjo, 2010).

Menurut Salmah (2006), observasi yang dilakukan antara lain :

1) Keadaan umum

2) Kesadaran

3) Tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu, dan respirasi.

4) Observasi output : pengeluaran pervaginam.

Pada kasus Ny. S, observasi yang dilakukan antara lain :

keadaan umum, kesadaran, vital sign, serta pengeluaran pervaginam.


45

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari

obyek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder dapat diperoleh dari :

a. Dokumentasi

Dokumentasi adalah semua bentuk informasi yang

berhubungan dengan dokumen, baik dokumen resmi maupun tidak

resmi, dokumen resmi dibawah tanggung jawab instansi resmi,

misalnya laporan, catatan - catatan di dalam kartu klinik, sedangkan

tidak resmi adalah segala bentuk dokumen dibawah tanggung jawab

instansi tidak resmi, seperti biografi, catatan harian

(Notoatmodjo, 2010). Dalam studi kasus menoragia dokumentasi

diambil di rekam medis RSU Assalam Gemolong Sragen.

b. Studi Kepustakaan

Menurut Notoatmodjo (2010), studi kepustakaan adalah

memperoleh berbagai informasi baik berupa teori - teori, generalisasi,

maupun konsep yang dikembangkan oleh berbagai ahli dari buku - buku

sumber yang ada. Pada kasus menoragia penulisan menggunakan bahan

referensi dari tahun 2004 sampai tahun 2013.

G. Alat - alat yang dibutuhkan

Dalam melaksanakan studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan

Gangguan Reproduksi dengan Menoragia”, penulis menggunakan alat -

alat sebagai berikut :


46

1. Alat - alat dan bahan dalam pengambilan data :

a. Format asuhan kebidanan gangguan reproduksi

b. Alat tulis : buku tulis dan bolpoin

2. Alat dan bahan untuk melakukan pemeriksaan fisik dan observasi :

a. Vital sign

1) Tensimeter

2) Stetoskop

3) Termometer

4) Jam tangan

5) Timbangan berat badan

b. Perawatan

1) Sarung tangan

2) Air hangat

3. Alat dan bahan pendokumentasian adalah menggunakan lembar

observasi.

4. Pemeriksaan Laboratorium

Alat untuk pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan Hb.

H. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian adalah menguraikan langkah - langkah kegiatan

dari mulai menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan

laporan penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap

kegiatan (Notoatmodjo, 2010). Jadwal (terlampir).


BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN KASUS

Ruang : Anissa

Tanggal masuk : 15 Januari 2014

Pukul : 08.10 WIB

No Register : 07-50-47

I. PENGKAJIAN

A. IDENTITAS PASIEN IDENTITAS SUAMI

1. Nama :Ny. S Nama : Tn. Y

2. Umur : 30 tahun Umur : 35 tahun

3. Agama : Islam Agama : Islam

4. SukuBangsa : Jawa SukuBangsa :Jawa

5. Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

6. Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta

7. Alamat : Gomok Rejo Rt. 6, Gondang Rawe, Andong, Boyolali

B. ANAMNESA

1. Keluhan Utama

Ibu mengatakan sejak tanggal 25 Desember 2013 sampai sekarang

menstruasinya terus - menerus dengan jumlah lebih banyak dari

47
48

biasanya dan darahnya menggumpal dengan ganti pembalut 5 -

7 kali/hari sampai penuh, badan lemas dan pusing.

2. Riwayat Menstruasi

a. Menarche : Ibu mengatakan menstruasi pertama kali

umur 13 tahun.

b. Siklus : Ibu mengatakan siklus menstruasi ± 30 hari.

c. Lama

Sebelum sakit : Ibu mengatakan lama menstruasi ± 6 hari.

Selama sakit : Ibu mengatakan sejak tanggal 25 Desember

2013 sampai sekarang masih menstruasi.

d. Banyaknya

Sebelum sakit : Ibu mengatakan dalam sehari 3 kali ganti

pembalut.

Selama sakit : Ibu mengatakan dalam sehari 5 - 7 ganti

pembalut.

e. Teratur / tidak teratur

Ibu mengatakan menstruasinya 1 bulan ini teratur.

f. Sifat darah

Sebelum sakit : Ibu mengatakan sifat darah menstruasinya

encer dan merah kecoklatan.

Selama sakit : Ibu mengatakan sifat darah menstruasinya

menggumpal dan merah kecoklatan.


49

g. Dismenorhoe

Sebelum sakit : Ibu mengatakan kadang-kadang nyeri perut

saat menstruasi.

Selama hamil : Ibu mengatakan nyeri perut.

3. Riwayat Perkawinan

Ibu mengatakan status perkawinan syah, kawin 1 kali, umur 20 tahun

tahun dengan suami umur 25 tahun, lama pernikahan 10 tahun,

mempunyai 1 orang anak.

4. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu

No Tgl/thn Tempat Umur Jenis Peno Anak Nifas Keadaan

Partus Partus Khmln Partus Long JK BB PB Keadaan Laktasi Anak

Sekarang

1 25-08- Bidan 9 bulan Spontan Bidan P 3300 48 Baik Lancar Hidup


2005

5. Riwayat KB

Ibu mengatakan menggunakan alat kontrasepsi sejak kelahiran anak

pertama selama 8 tahun dengan metode senggama terputus dan

tidak ada keluhan saat berhubungan seksual.

6. Riwayat Penyakit

a. Riwayat Penyakit Sekarang

Ibu mengatakan saat ini tidak sedang sakit apapun seperti batuk,

pilek, dan panas.


50

b. Riwayat Penyakit Sistemik

1) Jantung : Ibu mengatakan tidak merasa berdebar-debar saat

melakukan aktifitas ringan dan tidak berkeringat

dingin ditelapak tangan.

2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah merasa sakit

pinggang dan saat buang air kecil tidak sakit.

3) Asma : Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas.

4) TBC : Ibu mengatakan tidak pernah batuk berkepanjangan

selama 3 bulan.

5) Hepatitis : Ibu mengatakan pada mata, kuku, dan kulit tidak

pernah berwarna kuning.

6) DM : Ibu mengatakan tidak pernah lapar, haus, dan

buang air kecil pada malam hari.

7) Hipertensi: Ibu mengatakan tidah pernah merasakan sakit

kepala hebat, pandangan kabur, dan tekanan darah

> 140/90 mmHg.

8) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami kejang

yang disertai keluar busa dari mulut.

9) Lain – lain: Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit

apapun seperti HIV/AIDS, TBC, dan ISK.

c. Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suami tidak

ada yang menderita penyakit menurun seperti jantung, DM dan


51

hipertensi serta tidak ada yang menderita penyakit menular seperti

TBC, hepatitis, dan HIV/AIDS.

d. Riwayat Keturunan Kembar

Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suami tidak ada

yang mempunyai riwayat keturunan kembar.

e. Riwayat Operasi

Ibu mengatakan belum pernah melakukan tidakan operasi atau

tindakan bedah lainnya.

7. Pola Kebiasaan

a. Pola nutrisi

Sebelum sakit : Ibu mengatakan makan 3 x/hari porsi sedang,

jenis makanan nasi, sayur, lauk, serta minum 6-7

gelas/hari jenis air putih dan teh.

Selama sakit : Ibu mengatakan makan 2 x/hari porsi sedang,

jenis makanan nasi, sayur, lauk, buah, serta

minum 5-8 gelas/hari jenis air putih dan teh

hangat.

b. Pola eliminasi

Sebelum sakit : Ibu mengatakan BAB 1 kali/hari konsistensi

lembek serta BAK 3-5 kali/hari, warna urine

kuning jernih, bau khas urine.


52

Selama sakit : Ibu mengatakan BAB 1 kali/hari konsistensi

lembek serta BAK 4-5 kali/hari, warna kuning

jernih, bau khas.

c. Aktifitas

Sebelum sakit : Ibu mengatakan bekerja sebagai karyawan swasta

di pabrik rokok dan ibu rumah tangga.

Selama sakit : Ibu mengatakan cuti bekerja dan melakukan

pekerjaan rumah seperti memasak, menyapu,

menyuci serta mengurangi pekerjaan yang berat -

berat.

d. Istirahat / Tidur

Sebelum sakit : Ibu mengatakan tidak pernah tidur siang dan tidur

malam 7 - 8 jam per hari.

Selama sakit : Ibu mengatakan tidur siang 1 - 2 jam per hari dan

tidur malam 6 - 7 jam per hari.

e. Personal Hygiene

Sebelum sakit : Ibu mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi 2x

sehari, ganti pakaian 2x sehari dan keramas 3x

dalam seminggu.

Selama sakit : Ibu mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi 2x

sehari, ganti pakaian 2x sehari, keramas 3x dalam

seminggu dan ganti pembalut 5 - 7 kali/hari.


53

f. Hubungan seksual

Sebelum sakit : Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 1

Minggu 3x dan tidak ada keluhan.

Selama sakit : Ibu mengatakan tidak melakukan hubungan

seksual karena darah yang keluar banyak dan

terasa nyeri.

8. Psikososial Budaya

a. Hubungan Ibu dengan Keluarga

Ibu mengatakan hubungan dengan keluarga harmonis, pengambil

keputusan dalam keluarga adalah suami.

b. Hubungan dengan Masyarakat

Ibu mengatakan hubungan dengan masyarakat sangat baik.

c. Keadaan Psikologi

Ibu mengatakan merasa cemas dengan kondisinya saat ini.

C. PEMERIKSAAN FISIK ( DATA OBYEKTIF )

1. Status generalis

a. Keadaan Umum :Sedang

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV TD : 120/80 mmHg S : 36,5 ˚C

N : 82 x/mnt R : 22 x/mnt

d. TB :Tidak dilakukan

e. BB : 58 kg
54

2. Pemeriksaan Sistematis

a. Kepala

1) Rambut : Bersih, tidak berketombe, dan tidak

mudah rontok.

2) Muka : Bersih, pucat, tidak oedema, dan tampak

menahan sakit.

3) Mata

a) Oedema : Tidak oedema

b) Conjungtiva : Pucat

c) Sklera : Putih

4) Hidung : Bersih, tidak ada secret, dan tidak ada

benjolan.

5) Telinga : Simetris, bersih, dan tidak ada serumen.

6) Mulut / gigi / gusi : Bersih, tidak stomatitis / tidak caries /

tidak bengkak dan tidak berdarah.

b. Leher

1) Kelenjar Gondok : Tidak ada pembesaran kelenjar gondok.

2) Tumor : Tidak ada benjolan.

3) Kelenjar Limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.

c. Dada dan Axilla

1) Dada : Normal, simetris.

2) Mammae

a) Membesar : Normal.
55

b) Tumor : Tidak ada benjolan.

c) Simetris : Simetris kanan dan kiri.

d) Areola : Warna coklat.

e) Putting susu : Menonjol.

f) Kolostrum : Tidak ada.

3) Axilla

a) Benjolan : Tidak ada benjolan.

b) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan.

d. Abdomen

1) Benjolan/Tumor : Tidak ada benjolan.

2) Nyeri tekan : Ada nyeri tekan.

3) Bekas luka operasi : Tidak ada bekas operasi.

e. Anogenital

1) Vulva Vagina

a) Varices : Tidak ada varices.

b) Luka : Tidak ada luka.

c) Kemerahan : Tidak ada kemerahan.

d) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan.

e) Kelenjar Bartholini :Tidak ada pembesaran.

f) PPV

(1)Keputihan : Tidak terdapat keputihan.


56

(2)PPV : Terdapat pengeluaran pervaginam dari

pembalut ±80 cc berupa darah merah

kecoklatan dan menggumpal.

2) Inspekulo : Tidak dilakukan.

3) Pemeriksaan dalam

a) Porsio : Lunak.

b) Tumor : Tidak ada benjolan.

c) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan.

4) Anus

a) Haemorhoid : Tidak ada Haemoroid.

b) Lain - lain : Tidak ada.

f. Ektremitas

1) Simetris : Simetris. Tangan sebelah kiri terpasang

infus RL 20 tpm.

2) Varices : Tidak ada varices.

3) Oedema : Tidak ada oedema.

4) Reflek Patella : Tidak dilakukan.

3. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal 15 Januari 2014 Pukul 10.00 WIB.

Pemeriksaan Hasil Normal

Golongan Darah A+ A, AB, B, O

Hemoglobin 11,3 L : 14 – 18 gr%


57

P : 12 – 16 gr%

Leukosit 5,8 5000 – 10.000/mmt

Eritrosit 4,36 L : < 10 juta/mmt

P : < 15 juta/mmt

Hematokrit 38,2 L : 40 – 43 vol%

P : 37 – 47 vol%

Limfosit 17,8* 20 – 40 %

Granulosit 77,8*

MCV 88 82 – 92 mikront

MCH 32,7* 27 – 31 pikogram

MCHC 37,4* 32 – 37 %

Jml Trombosit 388

Sumber Lab. RSU Assalam Gemolong Sragen

b. Pemeriksaan penunjang lain

USG : adanya polip endometrium dan uterus 8,6 x 5,0

II. INTERPRETASI DATA

Tanggal 15 Januari 2014 Pukul 08.10 WIB

A. DIAGNOSA KEBIDANAN

Ny. S P1A0 umur 30 tahun dengan menoragia.


58

Data Dasar :

DS :

1. Ibu mengatakan bernama Ny. S umur 30 tahun memiliki 1 orang

anak dan belum pernah keguguran.

2. Ibu mengatakan selama sakit tidak pernah melakukan hubungan

seksual.

3. Ibu mengatakan sejak tanggal 25 Desember 2013 sampai

sekarang menstruasinya terus-menerus dengan jumlah lebih

banyak dari biasanya dan darahnya menggumpal dengan ganti

pembalut 5 - 7 kali/hari, siklus teratur serta warna darah merah

kecoklatan.

4. Ibu mengatakan merasa cemas dengan keadaan saat ini.

5. Ibu mengatakan badannya lemas dan pusing.

6. Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah selama menstruasi.

7. Ibu mengatakan mengeluarkan darah banyak.

DO :

1. Keadaan umum : Sedang Kesadaran : Composmentis

2. Vital sign TD : 120/80 mmHg S : 36,5˚C

N : 82 x/menit R : 22 x/menit

3. Conjungtiva pucat.

4. Ekstremitas tangan sebelah kiri terpasang infus RL 20 tpm.

5. Palpasi abdomen terdapat nyeri dan masa dalam ovarium dan

uterus.
59

6. Terdapat pengeluaran pervaginam dari pembalut ±80 cc berupa

darah merah kecoklatan dan menggumpal.

7. USG adanya polip endometrium dan uterus 8,6 x 5,0

8. HB 11,3 gr%

B. MASALAH

Ibu mengatakan merasa cemas dengan keadaan saat ini.

C. KEBUTUHAN

Konseling, dukungan moral, dan gizi untuk mengatasi anemia.

III. DIAGNOSA POTENSIAL

Anemia.

IV. TINDAKANSEGERA

Kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk kuretase.

Pemberian terapi : Inj. Kalnex 500 mg/8jam, Terapi obat : Pil kombinasi

dosis 1x1 tablet sehari, Citrostol250 mg 2 tablet/oral, Kuret

V. RENCANA TINDAKAN

Tanggal 15 Januari 2014 Pukul 08.20 WIB

1. Beritahu Ibu dan keluarga tentang kondisi Ibu.

2. Kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemberian terapi yaitu :

a. Injeksi Kalnex 500 mg/8jam

b. Terapi obat : Pil kombinasi dosis 1x1 tablet sehari, Citrostol250

mg 2 tablet/oral

c. Sore – Kuret

3. Observasi infus RL dengan durasi 20 tts/mnt.


60

4. Pemberian asupan nutrisi.

5. Observasi keadaan umum, kesadaran, dan vital sign.

6. Pemberian injeksi cefotaxime 1 gr/8 jam, serta terapi clenjos 300 mg

2x1 kapsul, inbion dosis 50 mg 1x1 tablet.

7. Observasi keadaan umum, kesadaran, vital sign, serta pengeluaran

pervaginam per 8 jam.

8. Beritahu Ibu untuk skeren.

9. Pemberian asupan nutrisi.

10. Siapkan alat kuretase.

11. Beritahu Ibu bahwa akan dilakukan kuretase.

12. Kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk kuretase.

13. Observasi keadaan umum, kesadaran, vital sign, serta pengeluaran

pervaginam.

14. Pindahkan Ibu ke Bangsal Anissa Ruang 2 dan anjurkan Ibu untuk

istirahat.

VI. IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN

1. Pukul 08.30 WIB, Memberitahu Ibu dan keluarga tentang kondisi

Ibu bahwa Ibu mengalami menoragia dan kurang darah yaitu Hb-

nya 11,3 gr%.

2. Pukul 08.40 WIB, Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG

untuk pemberian terapi yaitu :

a. Injeksi Kalnex 500 mg/8jam


61

b. Terapi obat : Pil kombinasi dosis 1x1 tablet sehari, Citrostol 250

mg 2 tablet/oral

c. Sore – Kuret

3. Pukul 10.00 WIB, Mengobservasi Infus RL yang sudah terpasang

dengan durasi 20 tts/mnt.

4. Pukul 11.30 WIB, Memberi asupan nutrisi seperti nasi, sayur, dan

lauk serta minum 1 gelas teh hangat.

5. Pukul 12.00 WIB, Mengobservasi keadaan umum, kesadaran, vital

sign per 4 jam.

6. Pukul 15.00 WIB, Memberikan injeksi cefotaxime 1gr/8 jam secara

IV, serta memberi terapi Clenjos 300 mg 2x1 kapsul, Inbion dosis

50 mg 1x1tablet.

7. Pukul 16.00 WIB, Mengobservasi keadaan umum, kesadaran, vital

sign, serta pengeluaran pervaginam per 8 jam.

8. Pukul 16.30 WIB, Memberitahu Ibu untuk menyukur rambut pada

alat kemaluan.

9. Pukul 17.00 WIB, Memberi asupan nutrisi seperti nasi, sayur, dan

lauk serta minum 1 gelas teh hangat.

10. Pukul 18.30 WIB, Menyiapkan alat-alat

a. Penolong : Penutup kepala, kacamata, masker, celemek.

b. Pasien : Perlak, selimut.


62

c. Kuretase : Bak instrumen berisi speculum sym 2, tampon

tang, tenakulum, sonde uterus, klem ovum lengkung, sendok

kuret 1 set, bak instrumen berisi sarung tangan DTT / steril.

11. Pukul 19.00 WIB, Memberitahu Ibu bahwa akan dilakukan kuretase.

12. Pukul 19.40 WIB, Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG

untuk melakukan kuretase.

13. Pukul 19.50 WIB, Mengobservasi keadaan umum, kesadaran, vital

sign, serta pengeluaran pervaginam.

14. Pukul 20.05 WIB, Memindahkan Ibu ke Bangsal Anissa Ruang 2

dan menganjurkan Ibu untuk istirahat.

VII. EVALUASI

Tanggal 15 Januari 2014 Pukul : 20.10 WIB

1. Pukul 08.35 WIB, Ibu dan keluarga sudah mengetahui tentang

kondisi ibu.

2. Pukul 08.45 WIB, Advis dokter Sp.OG untuk pemberian terapi

sudah diberikan yaitu :

a. Injeksi Kalnex 500 mg/8jam

b. Terapi obat : Pil kombinasi dosis 1x1 tablet sehari, Citrostol 250

mg 2 tablet/oral

c. Sore – Kuret

3. Pukul 10.05 WIB, Infus RL lancar dengan tetesan 20 tpm.

4. Pukul 11.45 WIB, Ibu sudah makan dan minum 1 gelas teh hangat.
63

5. Pukul 12.00 WIB, Keadaan umum sedang, kesadaran

composmentis

TTV : TD : 130/90 mmHg R : 22 x/menit

N : 82 x/menit S : 36,5˚C

6. Pukul 15.15 WIB, Ibu sudah diberi Injeksi Cefotaxime 1gr/8 jam

dan Ibu sudah minum obat Clenjos 300mg 1 kapsul, Inbion 50mg 1

tablet.

7. Pukul 16.15 WIB, Keadaan umum sedang, kesadaran

composmentis

TTV : TD : 130/90 mmHg R : 22 x/menit

N : 82 x/menit S : 36,5˚C

Pengeluaran pervaginam : ganti pembalut 5x, warna merah

kecoklatan menggumpal.

8. Pukul 16.40 WIB, Keluarga sudah membantu menyukur rambut

pada alat kemaluan Ibu.

9. Pukul 17.20 WIB, Ibu sudah makan dan minum 1 gelas teh hangat.

10. Pukul 18.40 WIB, Alat - alat kuretase, penolong, serta pasien sudah

disiapkan.

11. Pukul 19.05 WIB, Ibu sudah mengetahui bahwa akan dilakukan

kuretase.

12. Pukul 19.50 WIB, Ibu sudah selesai di kuretase. Hasil kuretase

yaitu berupa darah yang menggumpal, warna merah kecoklatan,

jumlah darah ±80 cc.


64

13. Pukul 20.00 WIB, Keadaan umum sedang, kesadaran

composmentis

TTV : TD : 130/90 mmHg R : 22 x/menit

N : 82 x/menit S : 36,5˚C

Pengeluaran pervaginam dalam batas normal,warna merah

kecoklatan.

14. Pukul 20.10 WIB, Ibu sudah dipindahkan di Bangsal Anissa Ruang

2 serta Ibu bersedia untuk istirahat.


65

DATA PERKEMBANGAN I

Tanggal 16 Januari 2014 Pukul 07.30 WIB

S :

1. Ibu mengatakan badannya sudah sehat.

2. Ibu mengatakan sudah tidak pusing.

3. Ibu mengatakan sudah tidak cemas.

4. Ibu mengatakan sudah makan dengan porsi sedang, jenis nasi, sayur,

lauk, serta minum 1 gelas teh hangat.

5. Ibu mengatakan perutnya terasa mules.

6. Ibu mengatakan masih mengeluarkan darah berupa flek-flek dan

perdarahan sudah berkurang.

O :

1. KU : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV : TD : 110/80 mmHg R : 20 x/menit

N : 82 x/menit S : 36˚C

4. Ekstremitas tangan sebelah kiri terpasang infus RL 20 tpm.

5. Pengeluaran pervaginam berupa flek pada pembalut

A :

Ny. S P1A0 umur 30 tahun post kuretase atas indikasimenoragia

hari ke-2.
66

P : Tanggal 16 Januari 2014

1. Pukul 07.40 WIB, Memberikan pendidikan kesehatan tentang cara

membersihkan dan menjaga alat genetalia yaitu membersihkan

dengan air dari arah depan ke belakang lalu dikeringkan menggunakan

handuk kering serta menjaga alat genetalia agar tetap bersih dan

kering.

2. Pukul 08.00 WIB, Melanjutkan advis dokter untuk pemberian terapi :

a. Injeksi : Kalnex 500 mg per 8 jam, Cefotaxime 1 gr/8 jam.

b. Obat : Pil kombinasi dosis 1x1 tablet sehari, Clenjos 300 mg 2x1

kapsul, Inbion dosis 50 mg 1x1 tablet.

c. Ibu diperbolehkan pulang, up infus.

3. Pukul 08.10 WIB, Memberitahu ibu bahwa nanti siang ibu sudah

boleh pulang.

4. Pukul 12.00 WIB, Memberi asupan nutrisi seperti nasi, sayur, lauk

serta minum 1 gelas teh hangat.

5. Pukul 13.00 WIB, Menganjurkan ibu untuk makan bergizi dan banyak

makan sayuran hijau.

6. Pukul 13.20 WIB, Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.

7. Pukul 13.40 WIB, Melakukan up infus pada tangan kiri Ibu.

8. Pukul 14.00 WIB, Melanjutkan kolaborasi dengan dokter Sp.OG

untuk pemberian terapi selama di rumah :

a. Clenjos 300 mg 2x1 kapsul/hari @ 9 kapsul

b. Inbion dosis 50 mg 1x1 tablet/hari @ 9 tablet


67

9. Pukul 14.10 WIB, Memberitahu Ibu untuk kontrol tanggal 21 Januari

2014 di Poliklinik RSU Assalam Gemolong Sragen.

EVALUASI

Tanggal 16 Januari 2014 Pukul

14.15 WIB

1. Pukul 07.50 WIB, Ibu sudah mengerti dan paham tentang cara

membersihkan dan menjaga alat genetalia.

2. Pukul 08.10 WIB, Ibu sudah diberi injeksi Kalnex 500 mg/8 jam dan

Injeksi cefotaxime 1 gram secara IV serta Ibu sudah minum obat pil

kombinasi 1 tablet, Clenjos 300 mg 1 kapsul, Inbion 1 tablet.

3. Pukul 08.15 WIB, Ibu sudah mengetahui kalau nanti siang sudah boleh

pulang.

4. Pukul 12.00 WIB, Ibu sudah makan dan minum 1 gelas teh hangat.

5. Pukul 13.10 WIB, Ibu bersedia makan-makanan bergizi dan banyak makan

sayuran hijau.

6. Pukul 13.30 WIB, Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup.

7. Pukul 13.450 WIB, Tangan kiri Ibu sudah tidak terpasang infuse.

8. Pukul 14.05WIB, Sudah dilakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk

pemberian terapi selama di rumah :

a. Clenjos 300 mg 2x1 kapsul/hari

b. Inbion 50 mg 1x1 tablet/hari


68

9. Pukul 14.10 WIB, Ibu bersedia untuk kontrol ulang tanggal 21 Januari

2014 di Poliklinik RSU Assalam Gemolong Sragen serta Ibu siap-siap

untuk pulang.

DATA PERKEMBANGAN II

( Kunjungan Ulang )

Tempat : Poliklinik RSU Assalam Gemolong Sragen

Tanggal 21 Januari 2014 Pukul 08.00 WIB

S :

1. Ibu mengatakan badannya sudah sehat.

2. Ibu mengatakan makan 3x sehari porsi sedang, jenis nasi, sayur, lauk,

serta minum 6 - 8 gelas/hari, jenis air putih, dan teh hangat.

3. Ibu mengatakan sudah bisa melakukan aktifitas sehari-hari yaitu

sebagai karyawan dan melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu,

menyuci, memasak.

4. Ibu mengatakan sudah tidak nyeri perut.

5. Ibu mengatakan sudah tidak mengeluarkan darah dari kemaluannya

sejak tanggal 18 Januari 2014.

O :KU : Baik Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 110/80 mmHg R : 20 x/menit

N : 82 x/menit S : 36˚C

Tanggal 21 Januari 2014 Pukul 08.05 WIB

Hb : 13,3 gr%

Pengeluaran pervaginam: Tidak ada perdarahan


69

A :

Ny. S P1A0 umur 30 tahun post kuretase atas indikasi menoragia

hari ke-7.

P : Tanggal 21 Januari 2014

1. Pukul 08.20 WIB, Memberitahu kondisi ibu sekarang bahwa Ibu

sudah sehat dan sudah tidak mengeluarkan darah dari kemaluan serta

Hb-nya normal.

2. Pukul 08.30 WIB, Menganjurkan Ibu untuk istirahat yang cukup yaitu

tidur siang ± 1 - 2 jam dan tidur malam ± 7 - 8 jam/hari.

3. Pukul 08.40 WIB, Menganjurkan Ibu untuk makan - makanan yang

bergizi serta makan sayur - sayuran hijau.

4. Pukul 08.50 WIB, Melanjutkan advis dokter yaitu pemberian terapi

obat :

a. Clenjos 300mg 2x1 kapsul/hari @ 6 kapsul

b. Inbion 50 mg 1x1 tablet/hari @ 6 tablet

5. Pukul 08.55 WIB, Menganjurkan Ibu untuk minum obat secara

teratur.

6. Pukul 09.00 WIB, Memberitahu Ibu untuk menghabiskan obat yang

kemarin dan setelah habis, melanjutkan obat pemberian sekarang.


70

EVALUASI

Tanggal 21 Januari 2014 Pukul

09.05 WIB

1. Ibu dan keluarga sudah tahu kondisi ibu baik.

2. Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup.

3. Ibu bersedia untuk makan-makanan yang bergizi serta makan sayur -

sayuran hijau.

4. Sudah diberikan advis dokter, Clenjos 300mg 2x1 kapsul/hari, Inbion 50

mg 1x1 tablet/hari.

5. Ibu bersedia untuk minum obat secara teratur.

6. Ibu bersedia menghabiskan obat yang kemarin dan sudah mengerti

penjelasan dari bidan.


71

B. PEMBAHASAN

Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. S dengan menoragia

dibangsal Anissa RSU Assalam Gemolong Sragen selama 7 hari, penulis akan

membahas tentang kesenjangan yang terdapat dalam tinjauan teori dengan

kenyataan yang penulis temukan sejak melakukan pengkajian, interpretasi data,

diagnosa potensial, tindakan segera, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi,

maka penulis menguraikan seperti ini :

1. Pengkajian

Dari hasil pengkajian didapatkan data subyektif yaitu Ny. S

mengatakan sejak tanggal 25 Desember 2013 sampai sekarang

menstruasinya terus - menerus dengan jumlah lebih banyak dari biasanya (

ganti pembalut 5 - 7 kali/hari ) dan darahnya menggumpal, siklus teratur

serta warna darah merah kecoklatan. Badannya lemas, pusing, serta nyeri

peru bagian bawah selama menstruasi. Pada data obyektif didapatkan

keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, tekanan darah

130/90mmHg, nadi 82x/menit, respirasi 22x/menit, suhu36,5˚C,

conjungtiva pucat, pengeluaran pervaginam ±80 cc, serta waktu palpasi

abdomen terdapat nyeri dan masa dalam ovarium dan uterus. Pada data

penunjang yaitu pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 11,3 gr% dan

pemeriksaan USG didapatkan adanya polip endometrium dan uterus 8,6 x

5,0.

Menurut Proverawati dan Siti (2009), menoragia adalah perdarahan

menstruasi yang banyak dan lebih lama dari normal, yaitu lebih dari 8 hari
72

dan ganti pembalut 5 – 6 kali per hari. Sedangkan menurut Anwar, dkk

(2011), menoragia adalah perdarahan lebih dari 80 ml atau ganti pembalut

lebih dari 6 kali per hari dengan siklus yang normal teratur, jumlah darah

sering kali tidak sesuai dengan jumlah perdarahan yang keluar. Pada

langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.

2. Interpretasi Data

Pada interpretasi data ini setelah diperoleh data dari Ny. S, maka

didapatkan diagnosa Ny. S P1A0 umur 30 tahun dengan menoragia.

Masalah yang muncul ibu mengatakan cemas dengan kondisi yang sedang

dialami. Kebutuhan yang diperlukan ibu yaitu konseling dukungan moral

dengan memberitahu ibu bahwa perdarahan dapat dihentikan dan meminta

ibu agar banyak berdoa serta konseling gizi untuk mengatasi anemia.

Menurut Manuaba (2010), masalah yang muncul pada ibu dengan

menoragia berkaitan dengan ketakutan pasien terhadap keadaan yang

dialami seperti cemas, lelah, dan letih. Kebutuhan ibu dengan menoragia

adalah konseling, dukungan moral, dan tentang gizi untuk mengatasi anemia

serta memberikan cara penanggulangan menoragia pada klien (Dewi, 2012).

Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.

3. Diagnosa Potensial

Pada kasus Ny. S P1A0 umur 30 tahun dengan menoragia diagnosa

potensialnya yaitu anemia.


73

Menurut Datta, dkk (2010), diagnosa potensial pada kasus

menoragia adalah anemia. Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan

antara teori dan praktek.

4. Antisipasi

Pada kasus Ny. S dengan menoragia antisipasi yang diberikan yaitu

berkolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk kuretase.

Menurut Kumalasari (2012), antisipasi gangguan reproduksi dengan

menoragia diberikan tablet Fe untuk membantu menambah darah dan agar

tidak terjadi anemia serta kolaborasi dengan dokter Sp.OG.Pada langkah

ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.

5. Perencanaan

Pada kasus Ny. S dengan menoragia perencanaan yang diberikan

yaitu beritahu ibu dan keluarga tentang kondisi ibu, observasi keadaan

umum, kesadaran, vital sign, pengeluaran pervaginam per 8 jam,

pemberian asupan nutrisi dengan kolaborasi tim gizi rumah sakit,

observasi infus RL dengan durasi 20 tts/mnt, kolaborasi dengan dokter

Sp.OG untuk pemberian terapi yaitu Injeksi Kalnex 500 mg/8jam,

Cefotaxime 1 gram secara intravena, terapi obat Pil Kombinasi dosis 1x1

tablet sehari, Citrostol 250 mg 2 tablet/oral, Inbion 50 mg 1x1 tablet,

Clenjos 300 mg 2x1 kapsul serta kuret, beritahu Ibu untuk skeren, siapkan

alat kuretase, pindahkan Ibu ke Bangsal Anissa ruang 2, anjurkan Ibu

untuk istirahat, berikan pendidikan kesehatan tentang cara membersihkan


74

dan menjaga alat genetalia, anjurkan Ibu untuk makan bergizi dan banyak

makan sayuran hijau, beritahu Ibu untuk kontrol tanggal 21 Januari 2014.

Menurut Dewi (2012), pada pasien menoragia asuhan yang dapat

direncanakan yaitu perbanyak asupan cairan untuk menghindari dehidrasi,

perbanyak mengkonsumsi banyak sayuran hijau, tempatkan handuk hangat

disekitar perut bagian bawah, hindari meminum - minuman yang

mengandung kafein, minum teh beraroma mint lebih baik dalam keadaan

hangat, lakukan peregangan pada pagi hari, dapat melancarkan peredaran

darah dan sekaligus mengurangi rasa nyeri. Sedangkan menurut Anwar

dkk, (2011), asuhan yang dapat direncanakan pada pasien menoragia

adalah beri kombinasi estrogen progestin selama 3 bulan, beri terapi

progestin, misal MPA 10 mg/hari dosis 1 x 1 tablet per hari, beri NSAD

(obat anti inflamasi nonsteroid) seperti asam mefenamat dosis 250 - 500

mg 2 - 4 kali sehari dan ibuprofen diberikan dengan dosis 600 - 1200 mg

per hari, pasang alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) berisi

Levonorgestrel, lakukan USG transvagina dan biopsi endometrium, bila

perdarahan lebih dari 8 hari atau terapi obat gagal, seta lakukan kuret

bertingkat pada pasien yang berusia 40 tahun keatas.

Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek

di lahan.

6. Pelaksanaan

Pada kasus Ny. S dengan menoragia sesuai dengan perencanaan

yang diberikan yaitu memberitahu Ibu dan keluarga tentang kondisi Ibu,
75

mengobservasi keadaan umum, kesadaran, vital sign, pengeluaran

pervaginam per 8 jam, memberikan asupan nutrisi dengan kolaborasi tim

gizi rumah sakit, mengobservasi infus RL dengan durasi 20 tts/mnt,

melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemberian terapi yaitu

Injeksi Kalnex 500 mg/8jam, Cefotaxime 1 gram secara intravena, serta Pil

Kombinasi dosis 1x1 tablet sehari, Citrostol 250 mg 2 tablet/oral, Inbion

50 mg 1x1 tablet, Clenjos 300 mg 2x1 kapsul, serta kuret, memberitahu

Ibu untuk skeren, menyiapkan alat kuretase, memindahkan Ibu ke Bangsal

Anissa ruang 2, menganjurkan Ibu untuk istirahat, memberikan pendidikan

kesehatan tentang cara membersihkan dan menjaga alat genetalia,

menganjurkan Ibu untuk makan bergizi dan banyak makan sayuran hijau,

memberitahu Ibu untuk kontrol tanggal 21 Januari 2014.

Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek

di lahan.

7. Evaluasi

Pada kasus Ny. S dengan menoragia telah dilakukan asuhan

kebidanan selama 7 hari dari tanggal 15 – 21 Januari 2014 di bangsal

Anissa RSU Assalam Gemolong Sragen. Hasil evaluasi yang didapatkan

yaitu keadaan umum baik, kesadaran composmentis, vital sign dalam batas

normal, pengeluaran pervaginam sudah berhenti, tidak terjadi infeksi pada

daerah vagina, dan bisa melakukan aktifitas sehari - hari dengan baik.

Menurut Wiknjosastro (2006), rencana tersebut dapat efektif jika

memang benar efektif dalam pelaksanaanya seperti keadaan umum baik,


76

vital sign meliputi nadi, suhu, respirasi, dan tekanan darah dalam batas

normal, perdarahan berhenti dan kembali normal, tidak terjadi infeksi pada

daerah vagina, dan bisa melakukan aktifitas sehari - hari dengan baik. Pada

langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan di lahan

praktek.
BAB V

PENUTUP

Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan dengan menggunakan

manajemen kebidanan 7 langkah varney dengan judul “ Asuhan Kebidanan

Gangguan Reproduksi pada Ny. S dengan Menoragia di RSU Assalam Gemolong

Sragen Tahun 2014 “ maka penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran

sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Pengkajian didapatkan data subyektif yaitu Ny. S mengatakan sejak tanggal

25 Desember 2013 sampai sekarang menstruasinya terus – menerus dengan

jumlah lebih banyak dari biasanya dan darahnya menggumpal ( ganti

pembalut 5-7 kali/hari ) siklus teratur, warna merah kecoklatan, badan

lemas dan pusing serta nyeri perut bagian bawah selama menstruasi. Data

obyektif didapatkan keadaan umum sedang, kesadaran composmentis,

tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 82 x/mnt, respirasi 22 x/mnt, suhu

36,5˚C, conjungtiva pucat, terdapat pengeluaran pervaginam ± 80 cc,

palpasi abdomen terdapat nyeri dan masa dalam ovarium serta uterus. Pada

data penunjang yaitu pemeriksaan USG terdapat polip endometrium dan

uterus 8,6 x 5,0 serta pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 11,3 gr%.

2. Interpretasi data yang diperoleh dari Ny. S maka didapatkan diagnosa Ny.

S P1A0 umur 30 tahun dengan menoragia. Masalah yang muncul ibu

mengatakan merasa cemas dengan kondisi yang dialami. Kebutuhan yang

77
78

diperlukan ibu yaitu konseling, dukungan moral dengan memberitahu ibu

bahwa perdarahan dapat dihentikan dan meminta ibu agar banyak berdoa

sesuai keyakinan serta konseling gizi untuk mengatasi anemia.

3. Diagnosa potensial pada kasus Ny. S dengan menoragia yaitu anemia.

4. Antisipasi diberikan pada Ny. S dengan menoragia yaitu kolaborasi dengan

dokter Sp.OG untuk kuretase.

5. Pada kasus Ny. S dengan menoragia perencanaan yang diberikan yaitu

beritahu ibu dan keluarga tentang kondisi ibu, observasi keadaan umum,

kesadaran, vital sign, pengeluaran pervaginam per 8 jam, kolaborasi dengan

tim gizi rumah sakit, observasi infus RL diberikan 20 tpm, kolaborasi

dengan dokter Sp.OG untuk pemberian terapi yaitu Injeksi Kalnex 500

mg/8jam, Cefotaxime 1 gram secara intravena, terapi obat Pil Kombinasi

dosis 1x1 tablet sehari, Citrostol 250 mg 2 tablet/oral, Inbion 50 mg 1x1

tablet, Clenjos 300 mg 2x1 kapsul serta kuret, beritahu Ibu untuk skeren,

siapkan alat kuretase, pindahkan Ibu ke Bangsal Anissa ruang 2, anjurkan

Ibu untuk istirahat, berikan pendidikan kesehatan tentang cara

membersihkan dan menjaga alat genetalia, anjurkan Ibu untuk makan

bergizi dan banyak makan sayuran hijau, beritahu Ibu untuk kontrol tanggal

21 Januari 2014.

6. Pelaksanaan pada kasus Ny. S dengan menoragia sesuai dengan

perencanaan yang ditetapkan sehingga diperoleh hasil yang maksimal.

7. Evaluasi pada kasus Ny. S dengan menoragia telah dilakukan asuhan

kebidanan selama 7 hari, dari tanggal 15 – 21 Januari 2014 di RSU


79

Assalam Gemolong Sragen. Hasil evaluasi yang didapatkan yaitu keadaan

umum baik, kesadaran composmentis, vital sign dalam batas normal,

pengeluaran pervaginam berhenti, tidak terjadi infeksi pada daerah vagina,

dan bisa melakukan aktifitas sehari - hari dengan baik.

8. Penulis tidak mendapatkan kesenjangan antara teori dan praktek di lahan.

B. Saran

1. Bidan

Sebagai tenaga kesehatan khususnya bidan lebih dapat mendeteksi tanda

dan gejala menoragia sehingga dapat melakukan tidakan yang tepat dan

sesuai standar yang berlaku.

2. Rumah Sakit

Rumah sakit untuk lebih ditingkatkan mutunya dalam pelayanan kesehatan

khususnya pada kasus menoragia, dapat ditangani dengan tepat, maka

menoragia tidak menimbulkan komplikasi lebih lanjut.

3. Bagi Pendidikan

Diharapkan dapat memperbanyak bahan pustaka tentang pelaksanaan

asuhan kebidanan pada ibu dengan menoragia sesuai perkembangan teori -

teori yang ada.

4. Bagi Klien

Diharapkan dapat mencari informasi lebih awal tanda - tanda gangguan

menstruasi terutama menoragia dengan datang ketenaga kesehatan


80

sehingga dapat dilakukan antisipasi untuk mencegah terjadinya komplikasi

yang berlanjut.
DAFTAR PUSTAKA

Achadiat, C.M. 2004. Prosedur Tetapan dan Ginekologi. Jakarta : EGC


Alimul, H. 2006. Keterampilan Dasar Praktik untuk Kebidanan. Jakarta :
Salemba Medika

Ambarwati, E.R & Wulandari, D. 2008. Asuhan Kebidanan (nifas). Yogyakarta :


Mitra Cendekia

Anwar, M., Baziad, A., Prabowo, R.P. 2011. Ilmu Kandungan. Edisi 3. Jakarta :
PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Aziz, M.F. 2006. Buku Acuan Nasional Onologi Ginekologi. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Prawirihardjo

Baradero, M. dkk,. 2007. Klien Gangguan Sistem Reproduksi Dan Seksual,


Jakarta : EGC
Datta, M.L., Randall, N., Holmes, N., Karunaharan. 2010. Rujukan Cepat Obstetri
dan Ginekologi. Jakarta : EGC

Depkes, RI. 2009. Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi. (Online) :


Availableon http;//www.google.co.id

Dewi, S.D. 2012. Biologi Reproduksi. Sewon, Bantul, Yogyakarta: Pustaka


Rihama

Dito, A. Ari, W. 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta : ANDI

Estiwidani, dkk. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya

Ferrer, H. 2004. Perawatan Maternitas. Edisi 2. Jakarta : EGC


Kasdu, D. 2004. Kiat Sehat dan Bahagia di Usia Menopause. Jakarta : Puspa
Swara

Kepmenkes. 2007. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


369/Menkes/SK/VII/2007 tentang Standar Profesi Bidan. Jakarta : IBI

. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1464//Menkes/PER/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan praktik
Bidan. Jakarta : IBI

Kumalasari, dkk. 2012. Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Salemba Medika


Manuaba, S.K.D.S. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta :
EGC

S.K.D.S C. Manuaba. F. Manuaba. Manuaba. 2010. Buku Ajar


Ginekologi. Jakarta : EGC

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka


Cipta

Nursalam. 2009. Proses Pendokumentasi Keperawatan: konsep dan praktik.,


Jakarta : Salemba Medika

Perry, P. 2005. Keterampilan Dasar Praktik untuk Kebidanan. Jakarta : Medika


Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prowirohardjo

Proverawati, A., Misaroh, S. 2009. Menarche. Yogyakarta : Nuha Medika


Resmi, C.R. 2009. Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi pada Nn. I Umur 17
Tahun dengan Menoragia dan Anemia Ringan Di BPS Ny. E Mungseng
Kabupaten Temanggung. Karya Tulis Ilmiah. Tidak Dipublikasikan

Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press

Riset Kesehatan Dasar, 2010. Buku Laporan Nasional. (online).Available :


http://www.litbang.depkes.co.id/sites/download/Buku_Laporan/lapnes_riske
sdas2010/laporan_riskesdas_2010.pdf

Saifuddin, B.A. 2004. Anatomi Fisiologi. Jakarta : EGC


Salmah, dkk. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta : EGC
Sjanhidajat. 2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta :
EGC

Sulistyawati, A. 2009. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Salemba Medika

Suryani Soepardan, H. 2007. Etika Kebidanan dan Hukum Kesehatan. Jakarta :


EGC

Varney, et al. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4, volume 1. Jakarta :
EGC

Wiknjosastro, H. 2006. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


Prawirohardjo
Wulandari, R. 2013. Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi pada Ny. I P1A0
Umur 27 Tahun dengan Menoragia Di RSUD Karanganyar. Karya Tulis
Ilmiah. Tidak Dipublikasikan

Yahya, N. 2011. Kesehatan Reproduksi Pranikah. Solo: Tiga Serangkai Pustaka


Mandiri

You might also like