You are on page 1of 8

Agustina et al. (2015) J.

Floratek 10: 46 -53

PENGARUH JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN


HASIL DUA VARIETAS TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill L.)

Effect of Organic Matters on Growth and Yield of Two Tomato Variety (Lycopersicum
esculentum Mill L.)

Agustina, Jumini, dan Nurhayati

Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Darussalam


Banda Aceh. Email: jumini_fp@yahoo.com

ABSTRACT

This study was aimed at determining type of organic material suitable for the
growth and yield of two varieties of tomatoes and the interaction between the two factors.
This experiment was conducted at the experimental field of the Agriculture Faculty,
Syiah Kuala University, Darussalam, Banda Aceh. The experiment was arranged in a
randomized complete block design, 4 x 2 with three replications. There were two factors
investigated: organic material consisting 4 levels (control, manure, compost peat, and
compost), varieties consisting two levels (Permata and Lentana F1). Variables observed
were height and stem diameter, fruit weight per plant, number of fruits per plant, number
of bunches per plant, number of fruits per bunch, average weight per fruit and yield
potential. The results showed that the type of organic material highly significantly
affected plant height and stem diameter at the ages of 30 and 45 days after planting, fruit
weight per plant, number of fruits per plant, and significantly affected plant height at the
age of 15 HST but did not significantly affect the number of bunches per plant, number of
fruits per bunch, average weight per fruit and yield potential. Growth and yield were
better at manure compared to compost, peat compost, and control. Varieties significantly
affected stem diameter at the age of 15, 30 and 45 days after planting, fruit weight per
plant, number of fruits per plant, number of bunches per plant, number of fruits per
bunch, average weight per fruit and potential results. Growth and yield were better found
in varieties Permata. There were significant interactions between types of organic
materials and varieties in all observed variables on growth and yield of tomato.

Keywords: Tomato, varieties, Lentana F1, Permata, compost, peat, manure

PENDAHULUAN varietas unggul dan pemupukan yang


tepat (Bernardinus, 2007).
Tomat (Lycopersicum esculentum Pupuk organik merupakan pupuk
Mill) merupakan salah satu jenis tanaman yang berasal dari pelapukan sisa-sisa
sayuran yang memiliki nilai ekonomi makhluk hidup, seperti tanaman, kotoran
tinggi. Kebutuhan pasar akan buah tomat hewan dan manusia, umumnya
dari tahun ke tahun terus meningkat, mengandung unsur hara makro dan mikro
sehingga mendorong para petani yang diperlukan oleh tanaman. Salah satu
membudidayakan tanaman tomat secara cara yang dilakukan untuk
optimal untuk mendapatkan produktivitas mempertahankan lahan pertanian agar
yang tinggi. Salah satu usaha yang paling tetap produktif yaitu dengan cara
penting adalah dengan menggunakan

46
Agustina et al. (2015) J. Floratek 10: 46 -53

mengembalikan bahan organik ke dalam Disamping pupuk kompos yang


tanah (Marsono dan Sigit, 2001). telah ada, kompos yang menggunakan
Penggunaan pupuk dewasa ini bahan pencampur berupa gambut lebih
terus meningkat dalam mewujudkan sesuai untuk digunakan oleh para petani
pertanian yang ramah lingkungan. Salah dalam budidaya tanaman hortikultura
satu cara yang ditempuh agar tujuan (buah-buahan dan bunga-bungaan),
tersebut tercapai yaitu pemupukan dengan karena selain kandungan yang terdapat di
menggunakan pupuk kandang. kompos, dalamnya, yaitu hara makro dan mikro
guano dan pupuk hijau (Pracaya, 2004). seperti N, P, K, Fe, dan Mn, kompos ini
Pupuk kandang merupakan juga dapat mengikat air yang mencapai
kotoran padat dan cair dari hewan ternak enam kali beratnya. Oleh karena itu perlu
yang bercampur sisa makanan, dapat dilakukan penelitian untuk mengetahui
menambah unsur hara dalam tanah tingkat efektivitas dan efisiensi kompos
(Sarief, 1989). Pemberian pupuk kandang gambut (Muslihat, 2003).
selain dapat menambah tersedianya unsur Selain bahan organik, penggunaan
hara, juga dapat memperbaiki sifat fisik varietas yang dapat beradaptasi dan
tanah. Beberapa sifat fisik tanah yang berproduksi tinggi juga merupakan pilihan
dapat dipengaruhi pupuk kandang antara dalam pengembangan tanaman tomat,
lain memantapkan agregat, bobot karena tanaman tomat yang diusahakan
volume, total ruang pori, plastisitas dan masih didominasi varietas lokal.
daya pegang air (Soepardi, 1983). Pengembangan varietas berdaya hasil
Kandungan unsur hara dalam tinggi di dataran rendah mengalami
pupuk kandang yaitu air 30-40%, bahan hambatan karena tidak tahan terhadap
organik 60-70%, N 1,64%, P2O5 0,36%, temperatur tinggi dan terkena penyakit
K2O 0.77%, CaO 0.21% dan MgO 0.21%. layu bakteri. Namun pada saat ini sudah
Dosis anjuran pupuk kandang berkisar banyak dihasilkan varietas-varietas yang
antara 20-30 ton/ha. Cara pemberiannya berdaya hasil tinggi dan dapat beradaptasi
tergantung pada jenis tanaman yaitu di dataran rendah baik varietas unggul
dengan cara di sebar merata di atas maupun varietas hibrida (Nurita et al.,
permukaan tanah atau dibenamkan ke 2004).
dalam tanah. Penggunaan varietas unggul
Bahan dasar kompos berasal dari sangat penting untuk mengurangi risiko
sisa-sisa tanaman yang telah mengalami kegagalan akibat perubahan lingkungan
proses pelapukan oleh mikroorganisme yang tidak dapat diramalkan. Varietas
pengurai. Kompos tidak hanya menambah merupakan salah satu faktor penentu
unsur hara bagi tanaman, tetapi juga dapat dalam pertumbuhan dan hasil tanaman
memperbaiki struktur tanah, menjaga (Anonymous, 2010). Varietas Permata
fungsi tanah sehingga tanaman dapat merupakan salah satu jenis tomat hibrida
tumbuh dengan baik. Aplikasi kompos turunan pertama (F1) yang memiliki tipe
hampir sama dengan pupuk kandang yaitu tumbuh determinate, bentuk buah oval,
dapat diberikan 10-20 ton/ha, untuk keras dengan bobot buah 70-100 g, dapat
polibag atau pot diberikan 1/3 dari media ditanam di dataran rendah dan tahan
tanam (Lingga dan Marsono, 2005). genangan air, toleran terhadap layu
Menurut Simamora dan Salundik (2008) bakteri dan layu fusarium, dapat dipanen
kandungan unsur hara dalam pupuk pada umur 68-70 HST dengan potensi
kompos yaitu N 1,33%, P2O5 0,85%, K2O hasil mencapai 3 kg/tanaman (Agrina,
0,36%, Ca 5,61%, Fe 2,1%, Zn 2,5 ppm, 2008). Benih tomat varietas Lentana F1
Cu 65 ppm dan humus 53,7%. merupakan contoh benih tomat varietas

47
Agustina et al. (2015) J. Floratek 10: 46 -53

hibrida, varietas ini memiliki keunggulan- Rancangan percobaan yang


keunggulan seperti produksi mencapai 68 digunakan pada penelitian ini adalah
ton/ha, umur panen 60 HST dan memiliki Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola
tipe pertumbuhan determinate (Bintang faktorial 4 x 2 dengan 3 ulangan, terdapat
Asia, 2009). 8 kombinasi perlakuan dan 24 unit
percobaan. Faktor yang diteliti adalah
Berdasarkan masalah di atas maka jenis bahan organik (B) dan Varietas (V).
penelitian ini perlu dilakukan untuk Faktor jenis bahan organik (B) terdiri atas
mengetahui jenis bahan organik yang 4 taraf, yaitu:
sesuai terhadap pertumbuhan dan hasil B0 = Kontrol (tanah)
dua varietas tomat. B1 = Pupuk kandang
Penelitian ini bertujuan untuk B2 = Kompos
mengetahui jenis bahan organik yang B3 = Kompos gambut
sesuai untuk pertumbuhan dan hasil dua Faktor varietas (V) terdiri atas 2 taraf,
varietas tomat serta interaksi antara kedua yaitu:
faktor tersebut. V1 = Varietas Permata
V2 = Varietas Lentana F1
METODE PENELITIAN Apabila hasil uji F pada analisis
ragam menunjukkan pengaruh yang nyata,
Penelitian dilaksanakan di Kebun maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata
Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Terkecil ( BNT) pada taraf 5%.
Syiah Kuala Banda Aceh, yang Benih sebelum disemai terlebih
berlangsung dari bulan Juli sampai dahulu direndam selama 5 menit yang
dengan Oktober 2011. bertujuan untuk memisahkan antara benih
Bahan dan alat yang digunakan dalam bernas dan benih hampa. Media
penelitian ini adalah: benih tomat hibrida persemaian yang digunakan adalah tanah
varietas Permata dan Lentana F1 yang top soil dan pupuk kandang dengan
diproduksi oleh PT. East West Seed perbandingan 2:1, setelah itu media tanam
Indonesia. Masing-masing dibutuhkan diisi dalam polibag, setiap polibag
sebanyak 5 g (1 kemasan). ditanami 1 benih dengan kedalaman
Polibag yang digunakan untuk tanam 1 cm dan dikelompokkan sesuai
persemaian sebanyak 536 buah dengan dengan varietas yang dicobakan.
diameter 6 cm dan tinggi 10 cm. Pupuk Persemaian diberi naungan agar terhindar
organik yang digunakan adalah pupuk dari penyinaran matahari dan curah hujan
kandang, kompos dan kompos gambut, secara langsung.
masing-masing dibutuhkan sebanyak 72 Tanah yang sudah dibajak
kg . Pupuk anorganik NPK Mutiara Yara dibersihkan dari gulma kemudian
Mila 16:16:16 dibutuhkan sebanyak 2700 diberakan selama seminggu. Selanjutnya
g. Biopestisida yang digunakan adalah dibuat plot dengan ukuran 2m x 2m dan
daun nimba dan daun sirsak masing- tinggi 30 cm, sebanyak 24 plot dengan
masing sebanyak 100 g, bawang putih 10 jarak antar plot 50 cm dan jarak antar blok
g, deterjen 2 g dan air 1 liter. 60 cm yang berfungsi sebagai saluran
Alat-alat yang digunakan dalam drainase.
penelitian ini adalah: hand tractor, Pupuk organik berupa pupuk kandang,
cangkul, hand sprayer, meteran, jangka kompos dan kompos gambut diberikan
sorong, gembor, timbangan analitis, sesuai perlakuan yang dicobakan,
timbangan duduk dan alat tulis menulis. diberikan setelah pengolahan tanah atau 7
hari sebelum tanam dengan dosis 20

48
Agustina et al. (2015) J. Floratek 10: 46 -53

ton/ha (8 kg/bedeng). Pupuk diberikan Pemanenan dilakukan berdasar-


dengan cara disebar kemudian diaduk rata kan umur tanaman dan sesuai dengan
dengan tanah. Pupuk majemuk NPK varietas yang digunakan. Varietas Lentana
Mutiara Yara Mila (16:16:16) sebagai F1 dipanen pada umur 59 HST,
pupuk susulan dengan dosis 1000 kg/ha sedangkan varietas Permata dipanen pada
(12.5 g/tanaman) diberikan dua kali, ½ umur 67 HST. Kriteria buah yang sudah
dosis pada saat tanam dan ½ dosis dapat dipanen jika 90% dari buah tomat
berikutnya diberikan pada umur 30 HST terlihat perubahan warna dari hijau
(6,25 g/tanaman). Pupuk diberikan dengan menjadi merah. Pemanenan dilakukan
cara larikan . sebanyak 5 kali dengan interval waktu 4
Bibit dipindahkan ke lapangan hari sekali.
setelah berumur 3 minggu di persemaian. Pengamatan tinggi tanaman
Penanaman dilakukan pada sore hari dilakukan pada umur 15, 30 dan 45 HST.
dengan jarak tanam 50 cm x 50 cm. Pengukuran dilakukan dari pangkal
Penanaman bibit pada setiap plot batang yang diberi tanda 4 cm di atas
disesuaikan dengan varietas yang permukaan tanah sampai titik tumbuh
dicobakan. tertinggi. Diameter batang diukur pada
Penyiraman dilakukan pada waktu pangkal batang dengan menggunakan
pagi dan sore hari kecuali hari hujan. jangka sorong pada umur 15, 30 dan 45
Penyulaman dilakukan dengan mengganti HST. Jumlah buah per tandan dihitung
tanaman yang mati, rusak atau kurang pada saat tanaman berumur 58 HST.
baik pertumbuhannya dengan bibit baru Jumlah buah per tanaman dihitung dengan
yang telah dipersiapkan sebagai cadangan. menjumlahkan buah selama 5 kali panen.
Penyulaman dilakukan seminggu setelah Jumlah tandan buah per tanaman
tanam. dihitung pada saat tandan buah telah
Penyiangan dilakukan sekaligus berbuah sebesar bola pingpong. Berat
dengan pembumbunan pada umur16 dan buah per tanaman diperoleh dari berat
31 HST yang bertujuan untuk buah tomat secara keseluruhan pada
memperbaiki peredaran udara dalam tanaman sampel selama 5 kali panen.
tanah. Rata-rata berat per buah diperoleh dari
Pemasangan ajir yang terbuta dari hasil penimbangan buah setiap 5 kali
bambu dilakukan pada saat tanaman tomat panen selanjutnya dibagi dengan jumlah
berumur 15 HST dengan jarak 10 cm dari seluruh buah. Potensi hasil (PT) dihitung
tanaman tomat. Pemangkasan daun tua, dengan menggunakan rumus:
tunas air, dan daun yang terserang hama
dan penyakit dilakukan pada umur 25 dan Luas lahan 1 ha
30 HST. PT = ------------------- x Berat buah per tanaman
Jarak tanam
Untuk pengendalian hama dan
penyakit digunakan pestisida organik
yang terbuat dari ekstrak daun nimba HASIL DAN PEMBAHASAN
(Azadirachta indica). Penyemprotan
dilakukan pada umur 14 HST. Kemudian Pengaruh Jenis Bahan Organik
penyemprotan Dithane M-45 dengan Hasil uji F pada analisis ragam
konsentrasi 2 g/L air diberikan pada saat menunjukkan bahwa jenis bahan organik
tanaman terkena layu Fusarium yaitu berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi
pada umur 25 HST dengan interval 7 hari tanaman dan diameter batang umur 30 dan
sekali. 45 HST, berat buah per tanaman, jumlah

49
Agustina et al. (2015) J. Floratek 10: 46 -53

buah per tanaman, berpengaruh nyata penelitian menunjukkan pertumbuhan dan


terhadap tinggi tanaman umur 15 HST hasil tomat yang lebih baik diperoleh pada
dan tidak berpengaruh nyata terhadap perlakuan bahan organik yang berasal dari
jumlah tandan buah per tanaman, jumlah pupuk kandang (B1) namun tidak berbeda
buah per tandan, rata-rata berat per buah nyata dengan kompos (B2) dan kompos
dan potensi hasil per hektar. Rata-rata gambut (B3), sedangkan pertumbuhan dan
nilai peubah yang diamati dapat dilihat hasil terendah dijumpai pada perlakuan
pada tabel 1. kontrol. Hal ini diduga karena pemberian
Tabel 1 menunjukkan bahwa pupuk kandang tidak hanya mampu
tinggi tanaman dan diameter batang umur meningkatkan kandungan dan
30 dan 45 HST, jumlah buah dan berat ketersediaan hara makro dan mikro, tetapi
buah per tanaman tidak menunjukkan juga meningkatkan resistensi air atau
perbedaan yang nyata akibat perlakuan kemampuan tanah dalam menahan air.
pupuk kandang (B1), Kompos (B2) dan Setiawan (2002) menyatakan bahwa
kompos gambut (B3), akan tetapi berbeda pupuk kandang mempunyai sifat alami,
nyata dengan perlakuan tanpa bahan tidak merusak tanah, menyediakan unsur
organik. Tinggi tanaman pada umur 15 hara makro (N, P, K, Ca, Mg dan S) dan
HST tidak berbeda nyata antara bahan mikro (Fe, Zn, Br, Co, dan Mo). Sutejo
organik yang berasal dari kompos dengan dan Kartasapoetra (1990) menyatakan
tanpa bahan organik, akan tetapi berbeda bahwa untuk dapat tumbuh dengan baik
nyata dengan B1 (pupuk kandang) dan B3 tanaman membutuhkan hara N, P dan K
(kompos gambut). Sedangkan jumlah yang merupakan unsur hara esensial di
buah per tandan, jumlah tandan buah per mana unsur hara ini sangat berperan
tanaman, rata-rata berat buah per buah dan dalam pertumbuhan tanaman secara
potensi hasil per hektar tidak berbeda umum pada fase vegetatif.
pada semua jenis bahan organik. Hasil

Tabel 1. Rata-rata nilai peubah pertumbuhan dan hasil tanaman tomat yang diamati
Jenis Bahan Organik (B)
Peubah Tanah Pupuk Kompos Kompos Nilai
(B0) kandang (B1) (B2) gambut (B3) BNT 0.05
Tinggi tanaman umur (cm)
15 HST 61.93 a 76.28 b 71.16 ab 76.02 b 9.57
30 HST 73.28 a 90.81 b 88.85 b 86.31 b 6.39
45 HST 89.38 a 105.96 b 105.0 b 103.8 b 7.46
Diameter batang (mm)
15 HST 3.59 a 3.99 ab 4.32 b 4.52 b 0.65
30 HST 5.77 a 8.02 b 6.72 b 6.64 b 0.48
45 HST 7.35 a 8.73 b 8.71 b 8.67 b 0.77
Jumlah buah/tanaman (buah) 21.75 a 32.84 b 31.88 b 31.09 b 2.90
Jumlah buah/tandan (buah) 4.32 6.44 5.85 6.11 -
Jumlah tandan buah/tanaman 5.09 4.38 6.04 5.83 -
Berat buah/tanaman (g) 1081.96 a 1681.12 b 1613.04 b 1649.13 b 170.95
Rata-rata berat buah/buah (g) 49.56 50.26 52.14 53.20 -
Potensi hasil (ton/ha) 43.28 53.77 60.08 59.65 -
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama berbeda
tidak nyata pada taraf 5% (BNT 0.05)

50
Agustina et al. (2015) J. Floratek 10: 46 -53

Darmawan dan Baharsyah (1983) tanah berada pada kondisi yang kurang
menyatakan bahwa ketersediaan hara menguntungkan bagi pertumbuhan dan
yang cukup dan seimbang akan perkembangan tanaman. Hal ini sejalan
mempengaruhi proses metabolisme pada dengan pernyataan Sutedjo (2002) bahwa
jaringan tanaman. Proses metabolisme tanaman tidak akan memberikan hasil
merupakan pembentukan dan perombakan yang maksimal apabila unsur hara yang
unsur-unsur hara dan senyawa organik diperlukan tidak tersedia. Kemudian
dalam tanaman. Lebih lanjut Rinsema Jacob dan Sutedjo (1990) juga
(1986) menyatakan bahwa kekurangan menyatakan bahwa kekurangan bahan
unsur hara tertentu pada tanaman dapat organik dalam tanah menyebabkan tanah
berakibat buruk seperti pertumbuhan akar, mudah menjadi padat dan kemampuan
batang atau daun yang terhambat (kerdil) menyerap air rendah sehingga kurang
dan klorosis} atau nekrosis pada berbagai menguntungkan bagi pertumbuhan akar
organ tanaman dan bila terlalu berlebihan tanaman. Selanjutnya Sarief (1986)
dapat merusak pertumbuhan tanaman itu menambahkan bahwa pada keadaan tanah
sendiri karena dapat menyebabkan yang padat, pori-pori tanah menyempit
keracunan terhadap tanaman tersebut. dan dalam keadaan tanah demikian akar
Bahan organik seperti pupuk akan mengalami kesukaran dalam
kandang, kompos dan kompos gambut menembus tanah sehingga berpengaruh
merupakan bagian penting dalam tanah. buruk terhadap pertumbuhan dan
Setiawan (2005) menyatakan bahwa, perkembangan tanaman.
peran utama kompos adalah dapat
memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah Pengaruh Varietas
dan menambah unsur hara. Bahan organik Hasil uji F pada analisis ragam
memiliki peran penting di dalam tanah menunjukkan bahwa perlakuan varietas
karena membantu menahan air, sehingga berpengaruh nyata terhadap diameter
ketersediaan air lebih terjaga, batang umur 30 HST akan tetapi
meningkatkan kapasitas tukar ion atau berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi
ketersediaan hara, menambah unsur hara tanaman umur 15, 30 dan 45 HST,
terutama N, P dan K setelah bahan diameter batang umur 15 dan 45 HST,
organik terdekomposisi sempurna, jumlah buah per tanaman, jumlah buah
membantu granulasi tanah sehingga tanah per tandan, jumlah tanda buah per
menjadi lebih gembur atau remah, yang tanaman, berat buah per tanaman, rata-rata
akan memperbaiki aerasi tanah dan berat per buah dan potensi hasil per
perkembangan sistem perakaran, serta hektar. Untuk lebih jelasnya rata-rata nilai
memacu pertumbuhan mikroorganisme peubah yang diamati dapat dilihat pada
tanah yang sangat membantu proses Tabel 2.
dekomposisi bahan organik tanah. Tabel 2 menunjukkan bahwa
Pertumbuhan dan hasil tanaman diameter batang tomat pada umur 30 HST
tomat terendah dijumpai pada perlakuan terbesar dijumpai pada varietas Permata
kontrol (B0). Rendahnya pertumbuhan (V1) yang berbeda nyata dengan varietas
tanaman pada perlakuan tanpa bahan Lentana (V2). Untuk peubah pertumbuhan
organik disebabkan kurangnya bahan dan hasil lainnya tidak ada perbedaan
organik di dalam tanah dan tidak yang nyata antara varietas Permata (V1)
tersedianya unsur hara baik makro dengan varietas Lentana (V2).
maupun mikro yang cukup serta struktur

51
Agustina et al. (2015) J. Floratek 10: 46 -53

Tabel 2. Rata-rata nilai peubah pertumbuhan dan hasil tanaman tomat akibat perlakuan
varietas
Peubah yang diamati Perlakuan Varietas BNT 0.05
Permata (V1) Lentana F1 (V2)
Tinggi tanaman Umur (cm)
15 HST 72.59 70.31 -
30 HST 84.58 85.04 -
45 HST 101.05 102.54 -
Diameter batang (mm)
15 HST 4.19 4.02 -
30 HST 9.52 8.58 a 0.73
45 HST 11.13 11.17 -
Jumlah buah/tanaman (buah) 2.52 29.19 -
Jumlah buah/tandan (buah) 4.98 6.38 -
Jumlah tandan buah/tanaman 6.44 5.27 -
Berat buah/tanaman (g) 1489.96 1522.67 -
Rata-rata berat buah/buah (g) 50.08 51.70 -
Potensi hasil (ton/ha) 57.83 50.55 -
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama berbeda
tidak nyata pada taraf 5% (BNT 0.05)

Akan tetapi pada peubah tinggi adaptasi produksi lebih rendah daripada
tanaman dan diameter batang umur 15 seharusnya. Lingkungan dapat
HST dan 30 HST, jumlah buah per menyebabkan sifat yang beragam dari
tanaman, jumlah tandan buah per tanaman tanaman. Kondisi lingkungan selalu
dan potensi hasil per hektar, ada mengalami perubahan, sering kali
kecenderungan lebih baik pada varietas perubahan lingkungan menyebabkan
Permata (V1) dibandingkan dengan menurunnya produktivitas bahkan
Lentana F1 (V2), sedangkan pada peubah kematian pada tanaman (Pitojo, 2005).
tinggi tanaman 30 dan 45 HST, diameter Pertumbuhan tanaman akibat
batang umur 45 HST, jumlah buah per adanya interaksi antara faktor internal dan
tanaman, berat buah per tanaman dan faktor eksternal (Gardner, Pearce dan
berat per buah cenderung lebih baik pada Mitchelli, 1991). Perbedaan tumbuh antar
perlakuan varietas Lentana F1 (V2). Tidak varietas yang berbeda ditentukan oleh
berbedanya pertumbuhan dan hasil tomat faktor genetiknya (Sadjad 1993).
varietas Lentana F1 (V2) dengan varietas Salisbury dan Ross (1995) menambahkan,
Permata (V1) diduga kedua varietas setiap varietas memiliki ketahanan yang
tersebut sedang beradaptasi dengan berbeda, beberapa tanaman dapat
keadaan lingkungan, mengingat kedua melakukan adaptasi dengan cepat, namun
varietas tersebut merupakan varietas ada tanaman baru dapat beradaptasi
hibrida. Menurut Simatupang (1997) dengan lingkungan dalam waktu yang
tingginya produktivitas suatu varietas sangat lama.
karena varietas tersebut mampu
beradaptasi dengan lingkungan SIMPULAN
tumbuhnya meskipun secara genetik
varietas tersebut mempunyai potensi yang Jenis bahan organik berpengaruh
baik, tetapi karena masih dalam tahap sangat nyata terhadap tinggi tanaman dan

52
Agustina et al. (2015) J. Floratek 10: 46 -53

diameter batang umur 30 dan 45 HST, Jacob dan Sutedjo. 1990. Peran Bahan Or-
berat buah per tanaman dan jumlah buah ganik. Rineka Cipta. Jakarta. 88 hlm.
per tanaman, serta berpengaruh nyata Lingga, P. dan Marsono. 2005. Petunjuk
Penggunaan Pupuk. Penebar
terhadap tinggi tanaman dan diameter
Swadaya. Jakarta. 36 hlm.
batang umur 15 HST, namun tidak Marsono dan P. Sigit 2001. Pupuk
berpengaruh nyata terhadap jumlah buah Kandang dan Aplikasi Pupuk Akar.
per tandan, jumlah tandan buah per Penebar Swadaya. Jakarta. 96 hlm.
tanaman, rata-rata berat per buah dan Muslihat, L. 2003. Ekologi Gambut.
potensi hasil. Pertumbuhan dan hasil yang Wetlands Internasional Indonesia
lebih baik dijumpai pada perlakuan jenis Programme. Bogor. 25 Maret 2011.
Nurita, N., Fauziani., E. Maftu’ah dan
bahan organik pupuk kandang.
R.S. Simatupang. 2004. Pengaruh
Perlakuan varietas berpengaruh Olah Tanah Konservasi terhadap
nyata terhadap diameter batang umur 30 Hasil Varietas Tomat di Lahan
HST, tetapi tidak berpengaruh nyata Lebak. http://www.balitra.litbang.
terhadap tinggi tanaman umur 15, 30 dan deptan.co.id. 12 hlm.
45 HST, diameter batang umur 15 dan 45 Pitojo, S. 2005. Benih Tomat. Kanisius.
HST, berat buah per tanaman, jumlah Yogyakarta. 93 hlm.
Pracaya. 2004. Bertanam Sayur Organik
buah per tanaman, jumlah tandan buah per
di Kebun, Pot dan Polybag. Penebar
tanaman, jumlah buah per tandan, rata- Swadaya. Jakarta. 112 hlm.
rata berat per buah dan potensi hasil. Rinsema, W. T. 1986. Pupuk dan Cara
Pertumbuhan dan hasil cenderung lebih Pemupukan (Terjemahan H. M.
baik dijumpai pada varietas Permata Saleh). Bharata Karya Aksara.
walaupun tidak berbeda nyata dengan Jakarta. 235 hlm.
Salisburry, F.B. dan C.W. Ross. 1995.
Lentana F1.
Fisiologi Tumbuhan. Terjemahan
Terdapat interaksi yang tidak dari PlantPhysiology oleh D.R.
nyata antara jenis bahan organik dengan Lukman dan Sumaryono. ITB.
varietas terhadap semua peubah yang Bandung. 133-139 hlm.
diamati pada pertumbuhan dan hasil Sadjad. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi
tanaman tomat. Tumbuhan. P.T. raja Grafindo
Persada. Jakarta
Sarief, S. 1986. Kesuburan Tanah dan
DAFTAR PUSTAKA
Pemupukan. Bagian Ilmu Tanah.
Fakultas Pertanian Universitas
Agrina. 2008. Inspirasi Agribisnis Indo- Padjajaran Bandung. 127 hlm.
nesia. http://www.agrina-online.com Simamora, S. dan Salundik. 2006.
Anonymous. 2010. Budidaya Tomat. Meningkatkan Kualitas Kompos.
www.situshijau.co.id. 6 Januari 2011. Agromedia Pustaka. Jakarta. 19 hlm.
Berdinus, T.W. 2007. Bertanam tomat dan Simatupang. 1997. Pupuk dan
Analisis Usaha Tani. Kanisius. Pemupukan. Bina Aksara. Jakarta.
Jakarta. 101 hlm. Setiawan, B.S. 2005. Cara Tepat
Bintang Asia. 2009. PT. Benih Citra Asia. Membuat Kompos. Agromedia
Jember. http//www.benihcitra Pustaka. Jakarta. 74 hlm.
asia.com. Diakses 18 Februari 2011. Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah.
Darmawan, J. dan J. Baharsyah. 1993. IPB. Bogor. 359 hlm.
Dasar-dasar Fisiologi Tanaman. Sutedjo, M.M. dan Kartasapoetra. 1990.
Institut Pertanian Bogor. Bogor. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka
Gardner, F.P., R. B Pearce dan R. L. Cipta Jakarta.
Mitchell. 1991. Fisiologi tanaman
Budidaya (Terjemahan Herawati
susilo). Universitas Indonesia (UI
Press)

53

You might also like