You are on page 1of 5

 Apa dx dan dd nyonya hemmi?

Dx:clavus
Dd:
-Verucca adalah salah satu diagnosis banding yang harus disingkirkan. Verucca disebabkan oleh
Human Papilloma Virus HPV 1 (dikaki),kalau hpv 2 (ditangan), dapat berupa filiform dan menyerupai
klavus dan umumnya nyeri apabila ditekan
-Helloma miliare ini berbentuk kecil, dan terdapat pada tumit atau area plantar yang tidak
membawa beban tubuh. Helloma miliare ini biasanya tidak terasa sakit
-Plantar keratosis adalah lesi yang terfokus dan nyeri, biasanya dalam bentuk kallus yang
terlokalisasi dengan ukuran sekitar 1 cm pada aspek plantar kaki. Disebabkan oleh akumulasi sel
kulit mati yang mengeras dan menebal pada area kaki.
-klavus neurovascular adalah klavus yang diinfiltrasi oleh pembuluh darah dan/atau ujung saraf
sensoris, sehingga terasa nyeri.

 Bagaimana tatalaksana untuk nyonya emmi (clavus)


Bila tidak menganggu,dibiarkan saja.tetapi jika menganggu dibutuhkan pengobatan ataupun operasi
Tujuan penatalaksanaan:
1.Mengatasi gejala simtomatik
2.Mencari sumber stress mekanik yang abnormal
3.Menyembuhkan penyebab
4.Mempertimbangkan tindakan bedah bila upaya penatalaksanaan tersebut tidak berhasil
A.NON BEDAH
-Pengobatan klavus yaitu faktor trauma dan tekanan sebaiknya dihindarkan (memakai alas kaki yg
lembut).
-Untuk mengatasi gejala simptomatik yang disebabkan oleh klavus, dapat dilakukan mengelupasan
lapisan secara hari-hati dan rutin. Pengelupasan rutin membantu mengurangi tekanan yang
disebabkan oleh klavus tersebut. Prosedur ini sebaiknya dilakukan dengan menggunakan scalpel dan
terapi lanjutan dengan alat penggosok
-untuk mengurangi nyeri sementara dapat ditempelkan plester tebal pada clavus
-Pengobatan berupa pengolesan salep asam salisilat 40% sebagai agen keratolitik atau suspense
triklorasetat 40 mg/ml atau krim urea 40%
B.bedah
penatalaksanaan bedah dengan minor eksisi berupa pengelupasan klavus dengan electrocauter.
Electric cauter adalah sejenis alat yang cara kerjanya membakar kulit secara electir dan dengan
menggunakan metode tertentu sehingga kutil akan terbakar dan lepasdengan sendirinya sampai
keakar-akarnya dan bedah koreksi jika terdapat deformitas kaki.
 Bagaiamana prognosis dan komplikasi nyonya emmi (clavus)
umumnya pasien dengan klavus prognosisnya baik.tetapi jika klavus yg yg tidak ditangani,pasien
akan merasakan perasaan nyeri dan juga pada subheloma bursitis akan menyebabkan permukaan
rupture
komplikasi
karena klavus berdekatan dengan sendi dan tulang,sehingga komplikasi yang dapat terjadi adalah:
-artritis septik
-osteomyelitis
dan serta gaya mekanik yg menyebabkan klavus dapat juga menyebabkan ruptur pleksus pembuluh
darah subkutan,yg akan mengakibatkan pendarahan ke dalam jaringan keratotik.
dan jika clavus terjadi pada pasien diabetes pasien ini rentan terkena ulkus kulit dan vaskulitis.

 Apa diagnosis dan diagnosis banding nyonya emi (sindrom steven johnson)
Dx: sindrom steven Johnson
Dd:
-Eritema multiformis(EM)
yg membedakan EM dan sjs adalah permukaan tubuh yg terkena.dimana ada EM <10% sedangkan
pada sjs adalah 30%
-Nekrolisis Epidermal Toksik (NET)
(ini paling dekat dan biasanya keadaan NET lebih buruk dan berat)
-Eritroderma dan erupsi obat eritematosa
-erupsi postural obat
-staphylococcal scalded skin syndrome
untuk membedakannya dengan diagnosis pemeriksaan histologis
-Toxic shock syndrome(TSS) yang klasik disebabkan oleh Staphylococcus aureus

 Bagaimana tatalaksana pada kasus di atas (SSJ)


Pada umumnya penderita SJS datang dengan keadaan umum berat sehingga terapi yang
diberikan biasanya adalah :
-Terapi cairan dan elektrolit, serta kalori dan protein secara parenteral.
-Antibiotik spektrum luas, selanjutnya berdasarkan hasil biakan dan uji resistensikuman dari
sediaan lesi kulit dan darah.
-Kotikosteroid parenteral: deksamentason dosis awal 1mg/kg BB bolus, kemudianselama 3 hari
0,2-0,5 mg/kg BB tiap 6 jam. Penggunaan steroid sistemik masihkontroversi, ada yang
mengganggap bahwa penggunaan steroid sistemik pada anak bisa menyebabkan penyembuhan
yang lambat dan efek samping yang signifikan,namun ada juga yang menganggap steroid
menguntungkan dan menyelamatkannyawa.
-Antihistamin bila perlu. Terutama bila ada rasa gatal.Feniramin hidrogen maleat(Avil) dapat
diberikan dengan dosis untuk usia 1-3 tahun 7,5 mg/dosis, untuk usia 3-12 tahun 15 mg/dosis,
diberikan 3 kali/hari. Sedangkan untuk
setirizin dapatdiberikan dosis untuk usia anak 2-5 tahun : 2.5 mg/dosis,1 kali/hari; > 6 tahun : 5-
10mg/dosis, 1 kali/hari. Perawatan kulit dan mata serta pemberian antibiotik topikal.
-Bula di kulit dirawat dengan kompres basah larutan Burowi.
-Tidak diperbolehkan menggunakan steroid topikal pada lesi kulit.
-Lesi mulut diberi kenalog in orabase.
-Terapi infeksi sekunder dengan antibiotika yang jarang menimbulkan alergi, berspektrum luas,
bersifat bakterisidal dan tidak bersifat nefrotoksik, misalnya klindamisinintravena 8-16
mg/kg/hari intravena, diberikan 2 kali/hari.
-Intravena Imunoglobulin (IVIG). Dosis awal dengan 0,5 mg/kg BB pada hari 1, 2, 3,4, dan 6
masuk rumah sakit. Pemberian IVIG akan menghambat reseptor FAS dalam proses kematian
keratinosit yang dimediasi FAS
-Sedangkan terapi sindrom Steven Johnson pada mata dapat diberikan dengan :
-Pemberian obat tetes mata baik antibiotik maupun yang bersifat garam fisiologissetiap 2 jam,
untuk mencegah timbulnya infeksi sekunder dan terjadinya kekeringan pada bola mata.
-Pemberian obat salep dapat diberikan pada malam hari untuk mencegah terjadinya perlekatan
konjungtiva

 Bagaimana prognosis dan komplikasi

-prognosis:buruk. Prognosis lebih berat bila terjadi purpura yang lebih luas

-SJS adalah merupakan reaksi yg gawat,sehingga reaksi ini dapat menyebabkan kematian
umumnya sekitar 5-20 persen(yg disebabkan oleh gangguan keseimbangan cairandan elektrolit,
bronkopneumonia, serta sepsis) .walaupun angka ini dapat dikurangi dengan pengobatan yg
baik sebelum menjadi gawat,tetapi reaksi ini dapat menyebabkan seperti kebutaan
total,kerusakan pada paru dan beberapa masalah lain yg tidak dapat disembuhkan.
-Pada kasus yang tidak berat prognosisnya baik, dan penyembuhan terjadi dalamwaktu 2-3
minggu

-Komplikasi awal yang mengenai mata dapat timbul dalam hitungan jam sampaihari, dengan
ditandai timbulnya konjungtivitis yang bersamaan pada kedua mata. Akibatadanya perlukaan di
konjungtiva dapat menyebabkan pseudomembran atau konjungtivitismembranosa, yang dapat
mengakibatkan sikatrik konjungtivitis. Pada komplilasi yang lebihlanjut dapat menimbulkan
perlukaan pada palpebra yang mendorong terjadinya ektropion,entropion, trikriasis dan
lagoftalmus. Penyembuhan konjungtiva meninggalkan perlukaan
yang dapat berakibat simblefaron dan ankyloblefaron. Defisiensi air mata seringmenyebabkan
masalah dan hal tersebut sebagai tanda menuju ke fase komplikasi yang terakhir.

 Apa factor resiko terjadi melanoma ?


l. Faktor genetik. Adalah keluarga yang menderita keganasan ini meningkatkan risiko 200 kali
terjangkitnya Melanoma Maligna. Ditemukan Melanoma Maligna familial pada 8% kasus baru.
Terjadinya Melanoma Maligna jugu dihubungkan dengan terjadinya keganasan lainnya misalnya
retinoblastoma dan beberapa sindroma keganasan dalam keluarga.
2. Melanocytic nevi Keadaan ini dapat timbul berhubungan dengan kelainan genetik atau
dengan lingkungan tertentu. Jumlah nevi yang ditemukan berkaitan dengan jumlah paparan
sinar matahari pada masa kanak-kanak dan adanya defek genetik tertentu. Sejumlah 30 - 90%
Melanoma Maligna terjadi dari nevi yang sudah ada sebelumnya.
3. Faktor biologik Trauma yang berkepanjangan merupakan risiko terjadinya kegansan ini,
misalnya pada iritasi akibat ikat pinggang. Keadaan biologik lainnya yang mempengaruhi adalah
berkurangnya ketahanan imunologik, misalnya pada penderita pengangkatan ginjal dan juga M.
Hodgkin akan meningkatkan kejadian Melanoma Maligna. Perubahan keadaan hormonal juga
meningkatkan kejadian Melanoma Maligna dan juga meningkatkan kekambuhan setelah
pengobatan pada penderita Melanoma Maligna.
4. Faktor lingkungan Paparan sinar UV dari matahari merupakan faktor penting yang dikaitkan
dengan peningkatan terjadinya Melanoma Maligna, terutama bila terjadi sun burn yang
berulang pada orang yang berpigmen rendah.
Paparan radiasi ultraviolet (UV) dari matahari menjadi faktor penting dikaitkan dengan
peningkatan kejadian melanoma maligna, terutama pada sinar matahari yang membakar kulit
dalam waktu singkat tapi berulang-ulang (Putra, 2008). Dari hasil penelitian yang lain juga
memperlihatkan bahwa paparan sinar matahari yang berlebihan, berulang-ulang tetapi dalam
waktu singkat (intermittent), dan lama dapat menyebabkan terjadinya melanoma maligna.
Terutama pada waktu intens terpapar oleh sinar matahari seperti membakar kulit pada waktu
anak-anak ataupun remaja menjadi faktor risiko melanoma maligna (Holterhues, 2011).
Perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih menyukai berjemur ataupun karena pekerjaan
yang memang harus terpapar matahari juga menjadi risiko terjadinya melanoma. Sama halnya
dengan pemakaian sunbed.

 Bagaimana cara menegakkan dxnya?


Manifestasi klinis ditemukan pada melanoma maligna sudah dikenal dengan “Melanoma
Maligna ABCDEF”, sebagai berikut:
A-Asymetry, yaitu bentuk tumor yang asimetris
B-Border irregularity, yaitu garis batas yang tidak teratur
C-Color variegation, yaitu memiliki lebih dari satu warna seperti cokelat atau hitam. Bisa juga
merah, biru, abu-abu, hipopigmentasi atau depigmentasi
D-Diameter, yaitu diameter tumor lebih dari 6 mm
E-Evolution atau change, yaitu ada perubahan dari warna, ukuran, simetris, dan gejala
F-Funny-looking lesions
Diagnosa ditegakkan dengan Biopsi dengan mengangkat semua pertumbuhan yang
mencurigakan. Apabila jaringan terlalu besar untuk diangkat, maka cukup diangkat contoh
jaringannya saja (biopsy).

 Apa dx dan dd kakaknya?


Dx: Melanoma malignna
Diagnosis Banding: ƒ Nevus pigmentosus ƒ
Blue nevus ƒ
Keratosis seboroika ƒ
Karsinoma sel basal jenis nodula dan berpigmen ƒ
Penyakit Bowen ƒ
Dermatofibroma ƒ
Granuloma piogenikum ƒ
Subungual hematoma

 Apa tatalaksana untuk kakaknya?


A. Eksisi bedah. Dilakukan pada melanoma stadium I dan II
Zitelli dkk. Menyarankan untuk mengambil sampai 1,5 cm diluar tepi lesinya, kecuali bila
dilakukan Moh's microsurgery. Pada melanoma yang terdapat pada kuku dianjurkan untuk
dilakukan amputasi pada seluruh jari yang terkena.
B. Elective Lymph Node Dessection( ELND) Dilakukan pada melanoma stadium III, dimana telah
terdapat metastase ke kelenjar lymph. Hal ini dibuktikan dengan terabanya pembesaran
kelenjar lymph. ELND masih merupakan terapi yang kontroversial. Cara yang lebih dianjurkan
adalah dengan intraoperative lymphatic mapping.
C. Interferon a 2b Dapat digunakan sebagai terapi adjuvan pada melanoma yang berukuran
lebih dari 4 mm (stadium V), tetapi harus dipertimbangkan tingkat toksisitasnya yang masih
tinggi. Tujuan terapi ini diharapkan dapat menghambat metastasis yang lebih jauh lagi.
D. Kemoterapi Dikatakan tidak terlalu bermanfaat pada terapi melanoma. Jenis kemoterapi
yang paling efektif adalah dacarbazine (DTIC = Dimethyl Triazone Imidazole Carboxamide Decarb
zine).
E. Kemoterapi Perfusi Cara ini bertujuan untuk menciptakan suasana hipertermis dan oksigenasi
pada pembuluh-pembuluh darah pada sel tumor dan membatasi distribusi kemoterapi dengan
menggunakan torniquet. Cara ini diharapkan dapat menggantikan amputasi sebagai suatu
terapi. F. Terapi Radiasr Digunakan hanya sebagai terapi simptomatis pada melanoma dengan
metastasis ke tulang dan susunan syaraf pusat (SSP). Meskipun demikian hasilnya tidak begitu
memuaskan.

 Bagaimana prognosis dan komplikasinya?


Komplikasi : metastasis.
Prognosis:
Tanpa pengobatan, kebanyakan melanoma akan bermetastase dan mengakibatkan kematian
pasien. Saat ini, karena diagnosis klinik yang dini, lebih dari 80% melanoma diterapi dengan
bedah eksisi sederhana dan dengan edukasi yang lebih baik mengenai tanda-tanda kinik
melanoma, angka kesembuhannya menjadi 95%.
Usia
Beberapa penelitian melaporkan bahwa seiring bertambah usia pasien menandakan prognosis
buruk sesuai hubungannya dengan overall survival rates. Laki-laki dengan usia lebih dari 60
tahun memiliki mortalitas yang tinggi pada melanoma maligna. Seperti yang diketahui bahwa
semakin bertambah usia berpengaruh terhadap penurunan mekanisme pertahanan imun tubuh.
Letak tumor
Letak melanoma maligna sesuai anatomi berbagai hasil dampaknya terhadap survival rate.
Sesuai penelitian yang dilakukan AJCC, letak melanoma maligna di badan, kepala, dan leher
berhubungan dengan prognosis buruk daripada letak melanoma maligna di ekstremitas.

You might also like