You are on page 1of 8

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN PENGETAHUAN TENTANG

PENYAKIT TB TERHADAP MOTlVASl UNTUK SEMBUH PENDERITA


TUBERKULOSIS PARU YANG BEROBAT Dl PUSKESMAS

Tety Rachrnawati', Turniani L'

ABSTRACTS
Tuberculosis p)treatment needs a relatively long time atabout six months and that the medications should be regularly
taken. Because of the long duration, it is very often that tuberculosis patients. Drop Out from the treatment. For the reason
in taking the medications TB patients are attended by Drugs Taking Supervisors (DTS), besides of their high motivation.
This study aimed to determine the effective social supports enhancing TB patiants'motivation during treatment. The
total respondents were 86 TBpatients who at least having treatment within two months. The study was cunductedin health
centers in Sidoarjo. Lamongan, and Jombang Districts. The independent variable was social supports, either material or
immaterial support from DTS to the TB patients. The supports could be emotionalsupport, reward, information associated
with Tuberculosis and the instruments, cash or things. The intermediate variable was knowledge, the important information
on tuberculosis as cause, symptoms, transmission, prevention, medications. way of treatment, and side effects of the
medications.
Results showed that social supports influencing motivation and knowledge with the coefficients of g = 0.71 (T value =
5.82 D 1.96) and of g = 0.57 (T value = 3.51 > 1.96), respectively Or there was a direct effect of socialsupport but no direct
effect of support on knowledge to the motivation for being cured. The strongest emotional support was in a cuntract way
in which TB treatment in health centers. Also Network support was imoortant
, in a contract wav in which TB treatment in
health centers developing a network among TB patients. TB-patiel~t families ;2s DTS, and TB staffs or health center staffs
who treating during six months.
So it is important to enhance the roles of DTS, not only supervi!sing but s p?cifically to give social support to TB patients
.. . . ..
by training the supervisors using cuunselingprinciplas. Besides, itshourdennance r e supervrsors'~now1edge orinformative
support of the DTS as to enhance the TB patients'knowledge by providing handbook on tuberculosis disease for the
supervisors.

-
Key words: Motivation Socialsupport - Knowledge - TB patient
-

PENDAHULUAN (PMO). Pengawas Minum Obat diharapkan berfungsi


sebagai pengawas keteraturan minum obat pasien
WHO memperkirakan setiap tahun terjadi 583.000
-,selama pengobatan sehingga teratur dalam minum
kasus baru Tuberkulsis (TB) dan kematian sekitar
obat dan akhirnya kesembuhan dapat tercapai.
140.000 di Indonesia pada tahun 1999. Secara kasar
Sampai saat ini mash ada anggapan yang
diperkirakan setiap 100.000 penduduk terdapat 130
berkembangdi rnasyarakat bahwa TB adalah penyakit
penderita baru TB paru dengan Bakteri Tahan Asam
keturunan yang berakibat tetap sulitnya dalam
(ETA) positip.(l)
penanggulangan. Anggapan ini mengakibatkan
Sejak tahun 1995, Program Pemberantasan
banyak penderita tidak mau berobat karena malu atau
Penyakit Tuberkulosis Pam telah dilaksanakan dengan
keluarga cenderung menutup-nutupi keadaan
strategi DOTS (Directly Observed Treatment.
penyakitnya. (1). (Gerdunas TBC. 2002). lial ini
Shortcourse chemotherapyj di mana dalam program
disebabkan karena penyakit TB di masyarakat rnasih
ini setiap penderita TB yang sedang menjalani
merupakan stigma, walaupun tidak separah stigma
pengobatan didampingi oleh Pengawas Menelan Obat

Peneliti PuslBbang Sistem dan Kebilakan Kesehatan. JI. lndrapura 17 Surabaya

134
Pengaruh Dukungan Sosial dan Pengetahuan (Tety Rachmawati, Turniani L)

pada Human Immunodeficiency Virus/Autiolmmune yang lama. Belum diteliti peranan keluarga atau
Disease Syndroms (HIVIAIDS), sehingga orang yang dukungan keluarga dalam kaitannya pengaruh
divonis menderita TB akan mengalami tekanan atau terhadap motivasi sembuh penderita sehingga
stress. Menurut Social Readjustment Rating Scale mengurangi angka D0.(3,5).
(SRRS) stress dapat diukur, untuk kejadian hidup Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap
seperti sakit fisik rnenurut SRRS skomya atau nilai motivasi untuk sembuh dari penderita TB dalam
kaitannya dengan Dukungan Sosial yang diberikan
rata-rata(mean value) adalah 53 berada di ranking ke
PMO terhadap penderitaTB dan pengetahuan tentang
6 dari 43 kejadian hidup yang menyebabkanstress.(2)
penyakit TB.
Diagosis penyakit kronis juga merupakan salah Dengan penelitian ini diharapkan akan diketahui
satu yang dapat menyebabkanstress sehingga dapat bentuk-bentuk dukungan sosial yang efektif yang
menimbulkan tekanan dan ketakutan yang berlebihan dapat meningkatkan motivasi dari penderita TB
ketika pasien menyadari bahwa hidupnya, aktivitasnya selama masa pengobatan sehingga dapat
mungkin dibatasi oleh kondisi ini. Oleh karena menyelesaikan pengobatan sampai selesai dan tidak
perubahan fisik yang terjadi, hilangnya pendapatan terjadi drop out, serta untuk mengetahuipengetahuan
dalam kaitan dengan pembatasan pekerjaan, atau penderita tentang penyakit TB.
ketergantunganakan bantuan dari keluarga dan para
teman sering mempengaruhi seseorang dengan
penyakit kronis (2). (Turk and Kerns, 1985).
Penderita TB akan mengalami stress yang cukup
Design penelitian ini adalah eksplorasi dengan
berat sehingga selain diperlukan pengobatan secara
jenis penelitian potong lintang (cross-sectional).
medis juga diperlukan dukungan sosial dari keluarga
maupun orang di sekitarnya. PMO yang sebagian Menurut Woodwort (dalam Djalali. 2001) rnotivasi
besar adalah orang yang memiliki hubungan merupakan suatu konstruksi dengan 3 (tiga)
kekeluargaandengan penderitaTBwalaupun ada juga karakteristik yaitu: intensitas, arah, dan persisten.
yang langsung diawasi oieh petugas kesehatan, tokoh Untuk variabei-variabel ini termasuk variabel
masyarakat atau tetangga dekatnya. Dari penelitian tergantung, yang dinyatakan dengan Y.(6).
Wignyohadi (1986) didapatkan bahwa peran petugas Variabel bebas adalah dukungan sosial (XI) yaitu
kesehatan sebagai PMO memberi kontribusi paling bantuan berupa moril maupun material dari PMO
besar dalam pengobatan penderita TB, tapi melihat kepada penderita TB. Dukungan dapat berupa
banyaknya penderita paru tidak mungkin petugas dukungan emosional, penghargaan, informasi
kesehatan bekerja sendiri dalam memberi dukungan berkaitan dengan penyakit TB dan instrumen atau
terhadap penderitaTB. Diperlukan kerja sama antara berupa uang atau barang. Variabel antara adalah
petugas kesehatan dengan masyarakat yang dalarn
Pengetahuan (X3) yaitu informasi penting yang
ha1 ini adalah keluarga dari penderita untuk bersama-
sama memberikan dukungan.(3) berkaitan dengan penyakit TB seperti: tentang
Penelitian Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur penyebab dan gejala, cara penularan dan
(2004) menunjukkan bahwa pengawasan minum obat pencegahan, obat dan cara pengobatan serta
oleh PMO yang mempunyai hubungan kekeluargaan pengetahuan tentang efek samping obat.
dan serurnah lebih teratur daripada bila PMOnya tidak Hubungan motivasi terhadap dukungan sosial dan
mempunyai hubungan kekeluargaan.(4) pengetahuan ini dilihat dari sisi penderita TB.
Pengobatan TB memerlukan waktu yang relatif Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan
lama yaitu sekitar 6 bulan dan memerlukan keteraturan wawancara dengan penderita TB dibantu kuesioner.
dalam meminum obat untuk sembuh. Karena
pengobatan memerlukan waktu yang lama maka
- --
Sebaaai alat ukur menaounakan Skala Likert untuk
motivasi dan dukungan sosial, sedangkan variabel
sering penderita TB mengalarni Drop Out (DO) dari pengetahuan diukur dengan memberikan skor
pengobatan. Menurut Wignyohadi (1986) faktor-faktor terhadap pilihan jawaban yang benar dan jawaban
yang mempengaruhi DO secara bermakna adalah
yang salah.
pengetahuan penderita tentang TB paru, pendidikan
formal penderita, tingkat ekonomi keluarga, peranan Subjek yang dijadikan responden dalam peneltian
petugas kesehatan dalam memotivasi penderita, adalah penderitaTB di Kabupaten: Sidoajo, Jombang,
keterlibatan kader kesehatan dalam memotivasi dan Lamongan di Provinsi Jawa Timur yang
penderita, dan kebosanan penderita pada pengobatan dikategorikan kabupaten dengan angka kesembuhan

135
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 9 No. 3 Juli 2006: 134-141

Kerangka Konsep:

P Dukungan emoslonal
> Dukungan penghargaan
P Dukungan instrumental

Pengetahuan tentang TB
P penyebab TI3 dan gejala - Intensitas KETERATURAN
P Cara penularandan pencegahan MINUM OBAT
P Oba, cara pengobatan dan elek
samping : RAT^

Gambar 1. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi untuk sembuh penderita TB Pam

tinggi (cure rate > 85%). Populasi adalah pasien Likehood Estimates (MLE) dapat memprediksikan
tuberkulosis dengan pengobatan Kategori I (satu) hubungan yang akurat. Karena data yang digunakan
Program DOTS di wilayah Kabupaten Sidoarjo, data ordinal, maka uji normalitas dapat dilakukan
Jombang, dan Lamongan. dengan tes non parametrik, uji Kolgomorov-Smirnov
Populasi penelitian ini adalah pasien TB yang 1 (satu) sampel, untuk intensitas dengan rata-rata
sedang mendapat pengobatan Kategori I program 16,09 dan standard deviasi 4.74; dan persistensi
DOTS pada tahap lanjutan pada Puskesmas di dengan rata-rata 15,99 dan standard deviasi 4,75
Kabupaten dengan angka kesembuhan tinggi. Kriteria merupakan distribusi normal. Sedang arah dengan
responden yang diambil: (a) PenderitaTBdengan ETA rata-rata 14,14 dan standard deviasi 2,70 merupakan
positip dan BTA negatip de ltgen pos8 itip. distribusi ti'dak normal (p = 0 ,009) tetapi karena
(b) Telah menjalani pengobat, ari satu buIan. datanya ordinal maka tidak terlalu berpengaruh.
(c) Mendapat pengobatan Kategon I. ( d). Ada PMO Prasyar;at kedua besar samr,el. Chou dan Bentler
selama menjalani pengobatan. Dan puskesmas yang menyarankan 5 sampel untuk tiap parameter yang
terpilih yaitu 6 Puskesmas di I<abupaten Sidoarjo dan diestimasi. Pada model yang akan diuji pada penelitian
ini jumlah parameter yang diestimasi 14 (dengan error
..L :.
masing-masing2 PIJ S ~ ~di S
..,. ..
Kabupaten
I ~ ~ S Mojokerto
dan Lamongan, diarnoll seluruh pasien yang datang variance) maka minimal sampel penelitian ini
sesuai dengan kriteria. Didapatkan 86 responden sebanyak 14 x 5 atau 70 sampel. Prasyarat ketiga tidak
yang berasal dari Kabupaten Sidoarjo sebanyak ada outlier. Pada uji outlier multivariate dengan
74 orang. Kabupaten Lamongan: 7 orang, dan penghitungan Mahalanobis, didapat Chi-square
KabupatenJombang: 5 orang. dengan a = 0,001 atau berarti tidak ada oulier pada
Data dianalisis dengan SEM (StructuralEquation data yang akan dianalisis dengan SEM. Prasyarat
Modelling) untuk melihat pengaruh dukungan sosial keempat tidak adanva kolinieritas multivariate, tidak
dan pengetahuanterhadap motivasi. Pada pengujian ada harga r!lang lebih besar atau sama dengan 0.800.
SEM ada beberapa prasyarat yaitu pertama-tama
membutuhkandistribusidata yang normal. Untuk data
interval atau rasio, selain uji normalitas dibutuhkan uji Motivasisembuh penderita TB Pam
normalitas multivariate. Menurut Arbucle (2004) Motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang
disyaratkan paling tidak terdapat normalitas mendorong keinginan individu melakukan kegiatan
multivariate agar SEM dengan metode Maxium tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi
Pengaruh Dukungan Sosial dan Pengetahuan (Tety Rachmawati, Tumiani L)

merupakan suatu konstruksi dengan 3 (tiga) dapat berupa bantuan langsung berupa materi seperti:
karakteristik yaitu intensitas, arah, dan persisten.(6). memberi pinjamanlmemberi uang kepada penderita
Motivasi dengan intensitas yang cukup akan TB jika memerlukan bantuan uang untuk biaya
memberikan arah pada individu untuk melakukan transport berobat atau menolong dengan
suatu secara tekun dan kontinyu. lndikator Motivasi mengambilkan obat ke puskesmas pada waktu yang
sebagai berikut: (1) Intensitas: keadaan yang diperlukan. 4) Dukungan lnformasi yaitu dukungan
memperkuat motivasi, hai ini tergantung dari besar yang diberikan berupa informasipengetahuantentang
kecilnya motivasi. Keadaan yang menggambarkan penyakit TB, nasihat jika penderita mengalami stress
intensitas seperti keinginan sembuh yaitu untuk karena efek samping obat atau petunjuk saran dan
mengetahui seberapa besar keinginan sembuh dari umpan balik. 5) Dukungan Jaringan yaitu mempunyai
penderitaTB, persepsitentang prognosa penyakit yaitu rasa menjadi bagian dari kelompok dalam group yang
untuk mengetahui bagaimana persepsi penderita saling tertarik dalam berbagi dan kegiatan sosial.
tentang harapan untuk sembuh dari penyakit TB, Dalam ha1 ini adanya jaringan antara penderita TB,
pendapat tentang lamanya pengobatan untuk PMO, dan petugas kesehatan terutama selama
mengetahui bagaimana penderita mempersepsikan menjali pengobatan selama kurang lebih 6 bulan.
lamanya pengobatan 6 bulan. (2) Arah:Arah perilaku
penderita TB yang dilakukan jika ingin sembuh.
Pengetahuan penderita tentang penyakit TB
Keadaan ini dapat digambarkan dari perilaku
lnformasi penting tentang penyakit TB yang
pengobatan, perilaku terhadap tindak lanjut terhadap
seharusnya diketahui oleh penderita TB agar dapat
penyakitnya misainya pemeriksaan dahak sesuai
memahami: penyebabdan gejala, cara penularandan
jadwal dan pemeriksaan fisik secara rutin.
pencegahan, menjalankan pengobatan dengan baik
(3) Perslsten: perilaku yang terjadi secara kontinyu
dan benar, serta efek samping pengobatan.
untuk tujuan tertentu. Keadaan ini terlihat dari
Pengetahuan TB Paru dibagi: 1) Penyebab dan
keteraturan minum obat untuk mengetahui apakah
gejala TB Paru yang terdiri dari mengetahui apa
penderita teratur dalam minum obat. Keteraturan
penyebab dan memahami gejala dini dari penyakiiTB.
minum obat ditanyakan untuk 2 minggu terakhir
2) Cara penularan dan pencegahan yang terdiri dari
dengan asumsi dalam waktu tersebut penderita masih
mengetahuicaracara penularan dan memahami cara-
dapat mengingat suatu kejadian dengan benar.
cara pencegahan dari penyakit
. . TB. 3) Obat, cara
pengobatan, dan efeksamping obat ying terdiri dari
Dukungan Sosial yang diterlma penderita TB mengetahui obat TB yang harus diminum,
Dukungansosial terdiri dari informasi atau nasihat membiasakan cara minum obat yang benar, serta
verbal danlatau nonverbal, bantuan nyata atau mengetahui efek samping obat dan memahami cara
tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau penanganan efek samping.
didapat karena kehadiran mereka dan mempunyai Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian
manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak kuesioner oleh pasien TB.
penerima.
Ada 5 (lima) dukungan sosial yaitu (7): HASlL DAN PEMBAHASAN
1) Dukungan emosional yaitu yang mencakup
ungkapan empati, kepedulian, dan perhatian terhadap Menu~tjeni.5 kelamin keseluruhan89 responden
orang yang bersangkutan dalam ha1ini yang diberikan dari 10 Puskesmas di 3 (tiga) Kabupaten yaitu
PMO terhadap penderita TB. Misalnya PMO ikut Sidoarjo, Lamongan, dan Jombang lebih banyak,
merasakan sakit penderitaTB (empati), ikut peduli jika 52,3%, laki-laki daripada 47,7% perempuan. Umur
ada keluhan yang dirasakan, dsb. 2) Dukungan responden sangat bervariasi, yang terrnuda berusia
penghargaan yaitu ungkapan hormat (penghargaan) 9 tahun dan yang tertua berusia 78 tahun yaitu
positif untukorang itu, dorongan maju atau persetujuan masing-masing satu orang. Kelompok umur
dengan gagasan atau perasaan individu, dan terbanyak. 29,4%, yaitu antara 36-45 tahun. Dan bila
perbandingan positif orang itu dengan orang-orang dilihat secara keseluruhan penderita TB terbanyak
lain. 3) Dukungan Instrumental yaitu dukungan pada umur antara 16-45 tahun, di mana merupakan
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan - Vol. 9 No. 3 Juli 2M6: 134-141

usia produktif. Tetapi juga cukup banyak. 14,1% Pengawas MinurnObat (PMO) untuk penderitaTB
penderita usia lanjut atau lebih dari 55 tahun. Hal ini yang terbanyak, 93%, adalah keluarga yaitu suarni,
dipahami karena sernakin lanjut usia sernakin rentan istri, orangtua, anak, rnenantu; sebanyak 4.7%:
terhadap penyakit ini. petugas kesehatan; dan sebanyak 2.3%: yang lainnya

HasilAnalisis StructuralEquation Modellingsbb:

Keterangan :
DS : Dukungan Soslal P : Pengetahuan
DS1 : Dukungan ernosional K1 : penyebab dan gejala
DS2 : Dukungan penghargaan K2 : cara penularan dan pencegahan
DS3 : Dukungan instrumental K3 : obat, cara rninurn obat dan efek sarnping
DS4 : Dukungan inforrnasi M : Motlvasl
DS5 : Dukungan jaringan M1 : Intensitas
M2 : Arah
M3 : Penistensi
Pengaruh Dukungan Sosial dan Pengetahuan (Taw Radmawati, Tumiani L)

yaitu kader kesehatan, tetangga. Sesuai dengan hasil 3. Pengetahuantidak berpenga~h tehadap motivasi
penelitian Dinas Kesehatan ProvinsiJawaTimurtahun dengan koefisien p = 0,15 (T-value = 1,04 < 1.96).
2004, bahwa PMO yang paling baik dalam Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada
pengawasan keteraturan minum obat pada penderita efek langsung dukungan sosial ke motivasi dengan
TB adalah keluarga serumah. y = 0.71. Tetapi ada efek tidak langsung dukungan
Model yang diperoleh dari analisis sudah fit sosial melalui pengetahuan terhadap meningkatnya
dengan XZ = 52,36 dan p = 0,12 (p > 0.05). Dan motivasi sembuh penderita.
Goodness of t7t Index(GF1)= Root Mean Square Error Dalam Structural Equation Modelling, pada
of Approximation (RMSEA) = 0,044 (< 0,08) dan analisis konfirmatori ketiga komponen motivasi
Goodness of fit test = 0,90 (> 0,9). Berdasarkan hasii membentuk konstrak terhadap motivasi yaitu
di atas didapatkan bahwa Modelfityang artinya Model intensitasadalah keadaan yang memperkuat motivasi
yang dibentuk sesuai dengan fakta di lapangan. dan tergantung besar kecilnya motivasi, arah yaitu
Dari model yang dihasilkan dapat disimpulkan perilaku penderitaTB yang harus dilakukan jika ingin
sebagai berikut: sembuh meliputi perilaku pengobatan dan perilaku
penderita terhadap tindak lanjut penyakit misalnya
pemeriksaan laboratoriumdan fisik pada waktu-waktu
tertentu, persistensi yaitu perilakuyang terjadi kontinyu
selama pengobatan. Ini dapat dipahami karena jika
ingin sembuh maka penderita hams mempunyai ketiga
komponen motivasi tersebut di mana ketiganya saling
terkait satu sama lain. Motivasi terhadap intensitas
paling kuat membentuk konsep motivasi (A = 0,86, T-
value = 6,39 > 1.96).
Pengobatan TB memerlukan waktu yang lama,
kerutinan dalam minum obat, kerutinan dalam
pengambilan obat ke puskesmas, dan tindak ianjut
(follow up) pengobatan untuk pemeriksaan fisik dan
laboratorium dalam waktu tertentu sehingga pada
analisis konfirmatori yaitu dukungan emosional
(A = 0,73, T-value = 7,26 > 1.96) paling kuat dalam
membentuk konstrak dukungan sosial dalam
mempengaruhi motivasi. Kemudian urutan kedua
paling kuat adalah dukungan jaringan, dukungan
instrumental, dukungan informasi, dan dukungan
penghargaan. Dukungan jaringan adalah kondisi di
mana penderita mempunyai rasa menjadi bagian dari
kelompok yang saling berkaitan dan membutuhkan
antara penderita. PMO, dan petugas kesehatan.
Dukungan jaringan menjadi sangat penting karena
mempengaruhi dukungan sosial yang lain, seperti
dukungan informatif yang diberikan oleh PMO pada
penderita dapat terjadi karena adanya dukungan
1. Dukungan sosial berpengamh terhadap Motivasi
jaringan antara penderita, PMO dan petugas
dengan koefisien jalur y = 0,71 (T-value = 5,81 >
kesehatan. Demikian juga dengan dukungan sosial
1,96).
yang lain, adanya dukungan sosial tersebut karena
2. Dukungan Sosial berpengaruh terhadap
adanya dukungan jaringan yang baik antara penderita
Pengetahuan dengan koefisien jalur y = 0,57
TB, PMO, dan petugas kesehatan. Dukungan jaringan
(t-value = 3.51 > 1,96).
adalah dukungan yang sudah dibentuk dan berjalan
Buletln Penelltian Slstem Kesehatan - Vol. 9 No. 3 Jull2006: 134-141

dalarn proses pengobatan TB di puskesrnas selarna bertahan terhadap pengaruh-pengaruhyang rnungkin


ini, ini berbeda dengan bentuk dukungan sosial yang akan rnengubah sikap seseorang. Kornponen sikap
lainnya belurnjelas dalarn uraiantugas (job discriptim) -berisitendensi atau kecenderungan untuk bertindak
seorang PMO. atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara
Pengetahuantentang "cara pengobatan dan efek tertentu.
sarnping TB" (h= 0,72,T-value= 7,06 > 1,96) menurut Pengetahuan dalarn kornponen tersebui rnasuk
analisis konfirrnatori paling kuat dalam rnernbentuk dalam komponen kognitif sedangkan motivasi dalarn
konstrak pengetahuan tentang TB, kernudian kornponen konatif, dan ada satu kornponen yang
pengetahuan tentang 'penyebab dan gejala" dan terlewati yaitu kornponen afektif berupa perasaan
terakhir pengetahuan dengan cara penularan dan individu terhadap objek dan menyangkut rnasalah
pencegahan". Dari sini dapat dilihat bahwa paradigma emosi. DanAspek inilah yang biasanya berakar paling
rnasyarakat terhadap penyakit rnasih bersifat kuratif dalam sebagai kornponen sikap dan paling bertahan
yaitu lebih memperhatikan jika sudah tirnbul gejala terhadap pengaruh yang mungkin akan rnengubah
penyakit dan bagairnana cara pengobatan, serta efek sikap seseorang. Sehingga bias dirnengerti jika
sarnping, tapi rnasih kurang rnenyadari pentingnya pengetahuan tidak berpenga~hlangsung terhadap
upaya preventif dan prornotif terhadap penyakit motivasi.
dengan mengetahui cara penularan dan pencegahan Sebagai contoh perilaku rnerokok pada seseorang
yang benar sehingga tidak perlu sampai tertular yang berpendidikan tinggi, yang dalarn ha1 ini
penyakit. Tujuan program TB adalah pemutusan rantai mengetahui mengenai inforrnasi rnengenai bahaya
penularan penyakit TB, sehingga untuk keberhasilan merokok akan tetapi tidak mengubah sikapnya untuk
program maka aspek preventif dan promotif harus tetap rnerokok. Kepercayaan bahwa rnerokokdidapat
lebih ditekankan pada rnasyarakat untuk yang akan dari apa yang telah kita ketahui. Sekali kepercayaan
datang. itu telah terbentuk, rnaka ia akan menjadi dasar
Dari model struktural dapat disirnpulkan bahwa pengetahuan seseorang rnengenai apa yang dapat
dukungan sosial oleh PMO pada penderitaTBsecara diharapkan dari objek tertentu dalarn ha1 ini adalah
langsung rnernberikan pengaruh positif atau dapat rokok. Akan tetapi kepercayaan sebagai kornponen
rneningkatkan rnotivasi dari penderita TB untuk kognitif tidak seialu akurat. Reaksi ernosional yang
sembuh. Tidak dernikian dengan pengetahuan merupakan komponen-komponen afektif banyak
penderita TB tentang penyakit TB ternyata tidak dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang kita
rnemberikan pengaruh terhadap meningkatnya percayai sebagai benar dan berlaku bagi objek
rnotivasi untuk sernbuh. Hal ini dapat dijelaskan dalarn termaksud (rokok). Bila kita percaya bahwa rokok
struktur sikap terdapat tiga komponen yang saiing berbahaya bagi kesehatan rnakaterbentuk afeksi yang
rnenunjangyaitu komponen kognitif, komponen afektif, unfavorable terhadap rokok. Yang rnenjadi rnasalah
dan komponenkonatii. Kornponen kognitif merupakan adalah efek rokok terhadap kesehatan mernerlukan
representasiapa yang dipercayai oleh individu pernilik waktu yang lama dan tidak langsung tarnpak.
sikap, komponen afektif merupakan perasaan yang Konsistensi antara kepercayaan sebagai kornponen
rnenyangkut aspek ernosional dan kornponen konatif kognitif, perasaan sebagai komponen afektif, dengan
me~pakan aspek kecenderunganberperilaku tertentu tendensi perilaku sebagai kornponen konatii seperti
sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. itulah landasan dalam usaha penyirnpulan sikap yang
Kothandapani (dalarn Middlebrook. 1974) dicerrninkan oleh jawaban terhadap skala sikap.
rnerurnuskan ketiga kornponen tersebut sebagai Narnun dernikian adalah keliru bila rnengharapkan
kornponen kognitif (kepercayaan atau beliefs), adanya hubungan sisternatis yang langsung antara
kornponen ernosional (perasaan) dan kornponen sikap dan perilakunyata dikarenakantidak rnerupakan
perilaku (tindakan). Kornponen afektif rnerupakan satu-satunya determinan dari perilaku. (Azwar, S.
perasaan individu terhadap objek sikap dan 1998). Dernikian juga untuk pengetahuantentang TB
menyangkui masalah ernosi. Aspek ernosional inilah tidak secara otornatis yang pengetahuannya baik
yang biasanya berakar paling dalam sebagai maka rnotivasi untuk sernbuhnya akan rneningkat.
kornponen sikap dan rne~pakanaspek yang paling
Pengaruh Dukungan Sosial dan Pengetahuan (Tety Rachniawati, Tumiani L)

Adanya hubungan langsung antara dukungan dalam fungsinya rnemberikandukungan sosial kepada
sosial oleh PMO dengan meningkatnya pengetahuan penderita TB. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
penderita, dapat dijelaskan bahwa salah satu bentuk memberikan pelatihan pada PMO dengan
dukungan yang diberikan oleh PMO adalah dukungan menggunakan dasar-dasar konseling.
informasi di mana dukungan tersebut dapat berupa Peningkatan pengetahuan PMO, di rnana
inforrnasi rnengenai penyakit TB dengan segala dukungan sosial PMO (dukungan inforrnasi)
aspeknya, dapat juga berupa saran dan dukungan ini meningkatkan pengetahuan penderita TB, dapat
diberikan dapat berulang-ulang selama masa dilakukan dengan memberikan buku peganganhuku
pengobatannya (6 bulan) atau berdasarkan atas saku untuk PMO rnengenai penyakit TB.
kebutuhan informasi atau saran yang diinginkan oleh Pengembangan uraian tugas (job description)
penderita TB. untuk PMO selain sebagai Pengawas Menelan Obat,
Hal ini juga sesuai dengan yang dilakukan juga melakukan fungsinya dalam memberikan
programTB dengan melakukan pelatihan pada PMO dukungan sosial (dukungan emosional, dukungan
untuk peningkatan pengetahuan penderita TB dalam jaringan, dukungan instrumental, dukungan
rangka menunjang program pemberantasan penyakit penghargaan dan dukungan informative).
TB, khususnya dalam proses pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN DAN SARAN
Djalali, M as'ad, 2001. Psikologi Motivas: Minat Jabatan,
Hasil penelitian menunjukkan ketiga komponen Intelegensi. Bakat dan Motivasi keqa. 1.1.: Wineka
motivasi yaitu intensitas, arah dan persisten secara Madia.
berrnakna dalam membentuk konstrak motivasi. Indonesia. Departemen Kesehatan, 2001. Pedoman
Nasional Penaggulangan Tuberkulosis. Cetakan
Dukungan sosial yang dilakukan oleh PMO
ke-6. Jakarta.
meningkatkan rnotivasi untuk sembuh penderita TB Gunawan LA. 1978. PerananKaderKesehatanDesa Dalam
tetapi yang pengaruhnya paling bermakna adalah PenanggulanganPenyakit Jubsrkulosa Paru-parudi
dukungan jaringan dan emosional. Desa. Jakarta: Balitbang Kesehatan.
Pengetahuan penderita tentang TB tidak Sarafino. Edward P, 1998. Health Psychology.
berpengaruh secara langsung terhadap meningkatnya Biopsychosocial Interactions. Third Edition. John
motivasi. Tetapi dukungan sosial berpengaruh secara Wiley 8 Sons. Inc.
langsung terhadap peningkatan pengetahuan Smet. Bart. 1994. Psikologi Kesehatan. Widiasarana
penderita TB. Aspek pengetahuan yang paling kuat Indonesia, Jakarta: Gramedia.
adalah cara pengobatan dan efek samping. Wignyohadi PM,1986. Fakfor-faktor Yang Mempengaruhi
Drop Out PengobatanPanduan ObatJangka Panjang
Perlunya peningkatan peran PMO tidak hanya TB-Paru Di Kabupaten Sldoaqo. Surabaya: Fakultas
sebagai pengawas minum obat, tetapi secara khusus Pascasajana Universitas Airlangga.

You might also like