Professional Documents
Culture Documents
AIR DENGAN STATUS HIDRASI PADA SISWI SMP UNGGULAN BINA INSANI
SURABAYA
ABSTRACT
Currently many teenagers only drinking when they are thirsty, while the thirst is a sign
of dehydration. Moreover they have another habit, they didn’t allocate their money for buying drink
and they also didn’t bring a tumblr at school. That unhealthy habit can lead dehydration. One of the
dehydration’s impact was fatigue and lost of focus. The purpose of this research was to analyze the
relationship between drink’s expense and water consumption patterns with the hydration status at SMP
Unggulan Bina Insani Surabaya. This study was an observational study with cross sectional design using
simple random sampling technique. The sample was 50 students. The variables were drink’s expense,
water consumption patterns, and hydration status. This study was conducted at SMP Unggulan Bina
Insani Surabaya. Data analysis using spearman/pearson and chi-square test with α = 0.05. The result of
this study showed that most of the student had average drink’s expense, less water consumption patterns,
and Minimal Dehydration. There was a relationship between drink’s expense (p = 0.047), and drinking
pattern (p = 0.000) with hydration status. The conclusion of this study was the two independent variables
such drink’s expense and water consumption patterns show a significant relationship with hydration
status at SMP Unggulan Bina Insani Surabaya. Suggestions for the school was to provide counseling
about the definition, signs, impact, and how to prevent dehydration in students in order to avoid the
incidence of dehydration.
ABSTRAK
Kebiasaan yang sering dilakukan oleh remaja pada era ini adalah hanya mengonsumsi air
saat dirasa haus, sedangkan rasa haus itu sendiri merupakan tanda dehidrasi. Selain itu, remaja saat
beraktivitas jarang membawa minum dari rumah dan jarang membeli minum menggunakan uang
sakunya saat di sekolah. Kebiasaan tidak sehat tersebut dapat mengakibatkan dehidrasi. Dampak
dehidrasi bagi remaja salah satunya dapat mengakibatkan kelelahan sehingga tubuh menjadi lemas dan
kehilangan fokus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pengeluaran untuk
minum dan pola konsumsi air dengan status hidrasi pada SMP Unggulan Bina Insani Surabaya. Jenis
penelitian ini adalah observasional dengan studi cross sectional dan menggunakan teknik simple random
sampling. Jumlah sampel penelitian adalah 50 siswi. Variabel yang diteliti adalah pengeluaran untuk
minum, pola konsumsi air, dan status hidrasi. Penelitian dilakukan di SMP Unggulan Bina Insani
Surabaya. Analisis data menggunakan uji statistic spearman/pearson dan chi-square dengan nilai
α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar siswi memiliki pengeluaran untuk minum rata
antara kategori pengeluaran untuk minum yang tinggi dan rendah, pola konsumsi air yang kurang, dan
status hidrasi yang menunjukkan dehidrasi ringan. Selain itu hasil penelitian menggunakan uji statistic
spearman/pearson dan chi square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pengeluaran untuk
minum (p = 0,047), dan pola minum (p = 0,000) dengan status hidrasi. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah dua variabel bebas pada penelitian ini yakni pengeluaran untuk minum dan pola konsumsi air
menunjukkan adanya hubungan yang bermakna dengan status hidrasi pada siswi SMP Unggulan Bina
Insani Surabaya. Saran untuk pihak sekolah yaitu memberikan penyuluhan terkait pengertian, tanda,
dampak, dan cara pencegahan dehidrasi pada siswa agar siswa dapat menghindari kejadian dehidrasi.
Kata kunci: pola minum, remaja, status hidrasi, pengeluaran untuk minum
Tabel 6. Analisis hubungan pengeluaran untuk minum dan pola konsumsi air dengan status
hidrasi
Status Hidrasi
Coef.
Variabel Well Minimal Significant p
Correlation
Hydrated Dehydration Dehydration
Pengeluaran Untuk Minum
Rendah 3 (12%) 11 (44%) 11 (44%)
0,047 -0,283
Tinggi 7 (28%) 13 (52%) 5 (20%)
Pola konsumsi air
Kurang 1 (2,9%) 18 (51,4%) 16 (45,7%)
0,000 -0,895
Cukup 9 (60%) 6 (40%) 0 (0%)
282 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 12 No. 2, Desember 2017: 276–285
Unggulan Bina Insani Surabaya. Pada untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan
koefisien korelasi menunjukkan arah (Napitu, 1994).
negative yang artinya semakin tinggi jumlah Hasil analisis hubungan antara
pengeluaran untuk minum maka nilai berat pengeluaran untuk minum dan status hidrasi
jenis urin akan semakin rendah atau disebut adalah status hidrasi Well Hydrated banyak
hidrasi baik. terdapat pada responden dengan jumlah
Dari analisis hubungan antara pola pengeluaran untuk minum yang tinggi
konsumsi air dengan status hidrasi diperoleh sebesar 28% sementara pada responden
hasil bahwa status hidrasi yang Well Hydrated dengan jumlah pengeluaran untuk minum
banyak terjadi pada kategori pola minum yang rendah hanya 12%. Hasil uji statistik
yang cukup sebanyak 9 responden dengan korelasi rank spearman menunjukkan bahwa
persentase 60%, sementara responden sig (2-tailed) atau p = 0,047 dengan koefisien
dengan kategori pola minum yang kurang korelasi -0.283. Dinyatakan bahwa p < 0.05
hanya 1 responden (2.9%). Sedangkan pada sehingga ada korelasi antara pengeluaran
status hidrasi yang Significant Dehydration untuk minum dengan status hidrasi pada
banyak terjadi pada pola minum yang kurang siswi SMP Unggulan Bina Insani Surabaya.
sebanyak 16 responden dengan persentase Pada koefisien korelasi menunjukkan arah
45.7%, sementara pada responden dengan negative yang artinya semakin tinggi jumlah
kategori pola minum yang cukup tidak ada pengeluaran untuk minum maka nilai berat
yang mengalami Significant Dehydration. jenis urin akan semakin rendah atau disebut
Hasil uji statistik korelasi rank spearman hidrasi baik.
menunjukkan bahwa sig (2-tailed) atau Dilihat pada segi persentase, status
p = 0,000 dengan koefisien korelasi -0,895. hidrasi yang Well Hydrated banyak ditemui
Dinyatakan bahwa p < 0.05 dan koefisien pada responden dengan jumlah pengeluaran
korelasi -0,895 sehingga ada korelasi yang untuk minum yang tinggi. Hal ini terjadi
tinggi antara pola minum dengan status dikarenakan responden dengan uang saku
hidrasi pada siswi SMP Unggulan Bina yang tinggi lebih banyak membeli makanan
Insani Surabaya. Pada koefisien korelasi atau minuman yang kadar air nya tinggi,
menunjukkan arah negative yang artinya sedangkan responden dengan uang saku yang
dengan cukupnya pola minum maka nilai rendah mengutamakan membeli makanan
berat jenis urin akan semakin rendah atau yang dapat mengenyangkan atau yang
disebut hidrasi baik. banyak mengandung karbohidrat (Winarno,
1993). Pengeluaran untuk minum oleh siswa
PEMBAHASAN biasanya digunakan untuk membeli berbagai
Hubungan Pengeluaran untuk Minum macam minuman yang diperjualbelikan
dan Status Hidrasi di kantin sekolah maupun di luar sekolah
Pada siswa, uang saku merupakan seperti es blender dan the. Harga minuman
salah satu tanggung jawab dari orang tua ini berkisar antara 1000 hingga 2000 rupiah.
terhadap anaknya. Oleh karena itu jumlah Bagi yang memiliki uang saku yang lebih
uang saku seorang anak dipengaruhi oleh maka bisa menjangkau minuman yang lebih
tingkat pendapatan orang tuanya. Semakin mahal seperti susu kemasan dan botol air
besar pendapatan orang tua, maka uang putih yang berkisar 3000–5000 rupiah.
saku yang diberikan pada anak juga Hasil diatas sejalan dengan penelitian
semakin besar (Skriptiana, 2009). Uang Putri (2009) yaitu semakin banyak seseorang
saku merupakan bagian dari pengalokasian memiliki uang, maka semakin baik makanan
pendapatan keluarga yang diberikan pada dan minuman yang diperolehnya. Selain
anak-anak dalam jangka waktu tertentu itu juga sesuai dengan hukum Bennet
Yuvienta Ernovitania dan Sri Sumarmi, Hubungan antara Pengeluaran… 283
yang menyatakan bahwa semakin tinggi Hasil diatas sejalan dengan penelitian
pendapatan maka kualitas bahan pangan Shirreffs (2003) yang menyatakan bahwa
semakin baik yang dapat dilihat dari orang yang mengonsumsi cairan dalam
perubahan pembelian bahan pangan yang jumlah yang cukup dan sesuai dengan
harganya murah menjadi bahan pangan kebutuhan tubuh akan memiliki status
yang harganya lebih mahal dengan kualitas hidrasi yang baik, sedangkan orang yang
yang lebih baik. Pendapat tersebut juga tidak cukup atau kurang dalam mengonsumsi
didukung oleh Alford dan Bogle (1982) yang cairan akan mengalami dehidrasi. Hasil
menyatakan bahwa pendapatan yang tinggi penelitian Khairunnisa (2013) di Semarang
dapat berefek pada kemampuan seseorang juga menunjukkan bahwa konsumsi cairan
untuk membeli makanan dan minuman yang berhubungan negative dengan status hidrasi
adekuat. Tinggi dan rendahnya uang saku yang artinya semakin tinggi konsumsi cairan
yang diberikan orangtua bergantung dengan maka akan semakin rendah nilai berat jenis
tingkat sosio-ekonomi seseorang, dimana urin yang menunjukkan status hidrasi baik.
status sosio-ekonomi berhubungan dengan Penelitian Donna (2015) menunjukkan
asupan air total. Dengan uang saku yang adanya hubungan konsumsi cairan dengan
tinggi biasanya lebih banyak mengonsumsi status hidrasi dan menyatakan bahwa siswa
air dari minuman (Drewnowski, 2013). yang konsumsi cairannya kurang memiliki
peluang 9.583 kali mengalami dehidrasi
Hubungan Pola Konsumsi Air dan dibandingkan dengan siswa yang konsumsi
Status Hidrasi cairannya cukup. Hal ini juga sejalan dengan
Dari analisis hubungan antara pola penelitian yang dilakukan Ratnasari (2012)
minum dengan status hidrasi diperoleh yang menyatakan bahwa santriwati yang
hasil bahwa status hidrasi yang Well konsumsi airnya kurang banyak ditemukan
Hydrated banyak terjadi pada kategori mengalami dehidrasi.
pola minum yang cukup dengan persentase Pada tabel 5 terlihat bahwa konsumsi
60%, sementara responden dengan air putih merupakan jenis minuman yang
kategori pola minum yang kurang hanya paling banyak dikonsumsi responden dengan
2.9%. Sedangkan pada status hidrasi yang rata-rata 1130.25 ± 613.52 ml per hari dan
Significant Dehydration banyak terjadi pada dengan frekuensi 4 kali dalam sehari.
pola minum yang kurang dengan persentase Jika dihitung maka konsumsi air putih
45.7%, sementara pada responden dengan menyumbang sekitar 57.3% dari kecukupan
kategori pola minum yang cukup tidak ada konsumsi air minum per harinya. Jumlah
yang mengalami Significant Dehydration. minimal air putih yang dikonsumsi adalah
Hasil uji statistik korelasi rank spearman 225 ml dan jumlah maksimal adalah 2580 ml.
menunjukkan bahwa sig (2-tailed) atau Sementara minuman lainnya, tidak semuanya
p = 0,000 dengan koefisien korelasi -0,895. dikonsumsi responden setiap harinya yang
Dinyatakan bahwa p < 0,05 dan koefisien dapat dilihat dari jumlah minimal minuman
korelasi -0,895 sehingga ada korelasi yang yaitu 0 dengan jumlah maksimal yang
tinggi antara pola minum dengan status bervariasi. Minuman terbanyak kedua yang
hidrasi pada siswi SMP Unggulan Bina dikonsumsi oleh responden adalah pop ice
Insani Surabaya. Pada koefisien korelasi dengan rata-rata 147.40 ± 155.98 ml per hari
menunjukkan arah negative yang artinya dan dengan frekuensi 0.9 kali dalam sehari
dengan cukupnya pola minum maka nilai yang artinya mengonsumsi pop ice hampir
berat jenis urin akan semakin rendah atau sekali dalam sehari. Sementara minuman
disebut hidrasi baik. yang paling sedikit dikonsumsi adalah
Asupan cairan yang tidak memenuhi yoghurt dengan rata-rata 3.80 ± 12.33ml per
kebutuhan dikarenakan faktor pola minum. hari.
284 The Indonesian Journal of Public Health, Vol. 12 No. 2, Desember 2017: 276–285
Hasil diatas sejalan dengan penelitian dehidrasi dapat ditambahkan dalam pelajaran
yang dilakukan Pebriani (2008) dan Paajanen olahraga. Kecukupan kebutuhan per hari
(2007) yang menyatakan bahwa air putih nya.
merupakan minuman yang paling baik Siswa sebaiknya memulai kebiasaan
untuk menjaga tingkat hidrasi, dibandingkan untuk membawa tumblr atau botol minum
dengan jenis minuman lain seperti kopi dari rumah agar dapat memudahkan siswa
atau minuman pemanis lainnya. Kopi dan dalam memperoleh air saat ada di sekolah.
alcohol akan menyebabkan tubuh kehilangan Sehingga siswa dapat terhidrasi dengan baik
banyak air, sedangkan pada minuman dan terhindar dari risiko dehidrasi dan juga
pemanis lain dapat menambah kalori jika terhindar dari dampak dehidrasi
diminum sepanjang hari. Pendapat tersebut
juga didukung oleh Briawan (2011) dan DAFTAR PUSTAKA
Rosmaida (2011) yang menyatakan bahwa Alford Bogle. 1982. Nutrition During The
air putih merupakan konsumsi yang paling Life Cycle. New Jersey: Practice Hall.
tinggi dibandingkan dengan makanan atau Almatsier, S. D. 2009. Prinsip Dasar Ilmu
jenis-jenis minuman yang lain. Gizi. Jakarta: Gramedia.
Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan
SIMPULAN : Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: Buku
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Kedokteran EGC.
dua variabel bebas yakni pengeluaran untuk Briawan, D., Sedayu, T. R. Ekayanti, I. 2011.
minum dan pola konsumsi air menunjukkan Kebiasaan Minu Dan Asupan Cairan
adanya hubungan yang bermakna dengan Remaja Di Perkotaan. Jurnal Gizi Klinik
status hidrasi pada siswi SMP Unggulan Indonesia, Volume 8, Pp. 36–41.
Bina Insani Surabaya. D’anci, K. E., Arjun V., Jordan H.K., Caroline
Penelitian ini menunjukkan status R.M., & Holly A.T. 2009. Voluntary
hidrasi Well Hydrated banyak terjadi pada Dehydration and Cognitive Performance
responden dengan pengeluaran untuk in Trained College Athletes. Perceptual
minum yang tinggi, dibandingkan dengan and Motor Skills, Pp. 251–269.
responden yang pengeluaran untuk minum Donna. 2015. Status Hidrasi Jangka Pendek
rendah. Penelitian ini juga menunjukkan Berdasarkan Pengukuran PURI (Periksa
status hidrasi yang Well Hydrated banyak Urin Sendiri) Menggunakan Grafik
terjadi pada kategori pola minum yang Warna Urin pada Remaja Kelas 1 dan 2
cukup, dibandingkan dengan responden di SMAN 63 Jakarta Tahun 2015. Skripsi.
dengan kategori pola minum yang kurang. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Sedangkan pada status hidrasi yang Hidayatullah Jakarta.
Significant Dehydration banyak terjadi pada Drewnowski. 2013. Water and Beverage
pola minum yang kurang, sementara pada consumption among Children age 4–13 in
responden dengan kategori pola minum yang the United States. Nutrition Journal.
cukup tidak ada yang mengalami Significant Fauziyah. 2011. Sehat Dengan Air Putih.
Dehydration. Surabaya: Stomata.
Untuk meminimalisir jumlah siswa Gustam. 2012. Faktor Risiko Pada Remaja Dan
yang mengalami dehidrasi maka pihak Dewasa, S.L.: Departemen Gizi Masyarakat
sekolah perlu melakukan edukasi terkait Fakultas Ekologi Manusia IPB.
pentingnya kecukupan air minum, tanda- Hardinsyah, D. 2008. Studi Kebiasaan
tanda dehidrasi, dampak dehidrasi, dan cara Minum Dan Hidrasi Pada Remaja Dan
mencegah dehidrasi agar dapat menambah Dewasa Di Dua Wilayah Ekologi Yang
pengetahuan siswa tentang konsumsi air Berbeda. Pergizi Pangan Indonesia.
minum dengan benar. Edukasi mengenai
Yuvienta Ernovitania dan Sri Sumarmi, Hubungan antara Pengeluaran… 285