Professional Documents
Culture Documents
(A2K4-INDONESIA)
LIFTING STUDY
LIFTING STUDY
Medium risk
High risk
LIFTING STUDY
Medium risk
Pengangkatan dibawah 75% dari kapasitas Crane
High risk
Pengangkatan melebihi atau sama dengan 75% dari kapasitas crane sesuai
loadchart
Pengangkatan dengan berat beban 20 ton atau lebih.
Pengangkatan dimana crane mengangkat ke atau dari air (seperti di pelabuhan).
Pengangkatan beban yang mengan-dung cairan lebih dari 1000 liter.
Pengangkatan dimana beban sulit untuk diikatkan ke lifting gear.
LIFTING STUDY
Pengangkatan lebih dari 90% dari kapasitas crane sesuai load chart
Pengangkatan lebih dari satu crane
Pengangkatan dimana crane ditempatkan diatas Landing Craft Tank (LCT )/
Tongkang
Pengangkatan dilakukan diatas landasan gantung (Jembatan)
load chart dari crane yang akan digunakan untuk mengetahui kapasitas
angkat crane optimum pada derajat boom,panjang boom yang akan digunakan
(working radius), panjang outrigger dan jarak as ke as antar crane dan beban
yang akan diangkat).
alat bantu angkat (lifting gear) apa saja yang akan digunakan.
hasil inspeksi crane dan lifting gear (untuk crane dapat dilakukan inspeksi
visual,load test (untuk testing ada nya kebocoran pada hydraulic system atau
tidak, ada keretakan atau kerusakan pada hook dan wire sling atau tidak, dll)
untuk mengetahui ada cacat atau keretakan atau tidak.
Lokasi pengangkatan (area yang lapang atau kah ada existing facility di area
tersebut)
1. Pesawat angkat dan angkut adalah suatu pesawat atau alat yang digunakan untuk
memindahkan, mengangkat muatan baik bahan atau orang secara vertikal dan/atau horizontal
dalam jarak yang ditentukan.
2. Peralatan angkat adalah alat yang dikonstruksi atau dibuat khusus untuk mengangkat naik
dan menurunkan muatan
3. Operator adalah tenaga kerja yang mempunyai kemampuan dan memiliki keterampilan
khusus dalam pengoperasian pesawat angkat dan angkut.
4. Teknisi adalah petugas pelaksana pemasangan, pemeliharaan, perbaikan dan/atau
pemeriksaan peralatan/ komponen pesawat angkat dan angku.
5. Petugas adalah tenaga kerja yang mempunyai kemampuan dan memiliki keterampilan khusus
di bidang pesawat angkat dan angkut yang terdiri dari juru ikat (rigger) dan teknisi.
6. Juru ikat (rigger) adalah tenaga kerja yang mempunyai kemampuan dan memiliki
keterampilan khusus dalam melakukan pengikatan barang serta membantu kelancaran
pengoperasian peralatan angkat.
7. Lisensi K3 adalah kartu tanda kewenangan seorang operator untuk mengoperasikan pesawat
angkat dan angkut sesuai dengan jenis dan kualifikasinya atau petugas untuk penanganan
pesawat angkat dan angkut
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 13
Permen Naker No.05/Men/1985 TENTANG
PESAWAT ANGKAT
Keran Menara
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 17
Permen Naker No. 09/ 2010
Operator Pesawat Angkat dan Angkut
1. Pesawat angkat dan angkut harus dioperasikan oleh operator pesawat angkat
dan angkut yang mempunyai Lisensi K3 dan buku kerja sesuai jenis dan
kualifikasinya
2. Operator peralatan angkat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. operator kelas I;
b. operator kelas II; dan
c. operator kelas Ill.
OPERATOR KLAS 1
a. sekurang-kurangnya berpendidikan SLTA/sederajat;
b. berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun membantu pelayanan
di bidangnya;
c. berbadan sehat menurut keterangan dokter;
d. umur sekurang-kurangnya 23 tahun; dan
e. memiliki Lisensi K3 dan buku kerja.
Kewenanganna wenang:
a. mengoperasikan peralatan angkat sesuai dengan jenisnya dengan
kapasitas lebih dari 100 ton atau tinggi menara lebih dari 60 meter;
b. mengawasi dan membimbing kegiatan operator Kelas II dan/atau operator
Kelas III, apabila perlu didampingi oleh operator Kelas II dan/atau Kelas III.
OPERATOR KLAS 2
a. sekurang-kurangnya berpendidikan SLTA/sederajat;
b. berpengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun membantu pelayanan
di bidangnya;
c. berbadan sehat menurut keterangan dokter;
d. umur sekurang-kurangnya 21 tahun; dan
e. memiliki Lisensi K3 dan buku kerja.
berwenang:
a. mengoperasikan peralatan angkat sesuai dengan jenisnya dengan kapasitas
lebih dari 25 - 100 ton atau tinggi menara lebih dari 40 - 60 meter;
b. mengawasi dan membimbing kegiatan operator Kelas II dan/atau operator
Kelas III, apabila perlu didampingi oleh operator Kelas III.