You are on page 1of 20

ASOSIASI AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI INDONESIA

(A2K4-INDONESIA)

WOKSHOP PENGEMBANGAN KEPROFESIAN


BERKELANJUTAN (PKB) TENAGA AHLI K3 KONSTRUKSI
LIFTING STUDY

Disampaikan Oleh: Ir. Prijono Wiryodiningrat, MM, CSP


Nangro Aceh Darussalam
13 SEPTEMBER 2018
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 1
PERKENALAN

NAMA : IR. PRIJONO WIRYODININGRAT, MM, CSP


TEMPAT/ TGL LAHIR : YOGYAKARTA, 6 SEPTEMBER 1948
STATUS : KAWIN
ALAMAT : Jl. JENGGALA NO. 12, RT.05, RW.06B, KRANJI BEKASI
PENGALAMAN KERJA :
1. PT. PP (Persero), Tbk. Dari tahun 1975 - 1999
2. PT. Mitra Cipta Polasarana > Komisaris
3. PT. Swadaya Graha > Direktur Teknik
4. PT. NAMES > Direktur Utama
5. PT. ALKON INDO SEJAHTERA, AUDITOR SMK3 PP 50,
6. Kepala Departemen Litbang. A2K4 - Indonesia
7. ASESOR KOMPETENSI TENAGA KERJA (AKTK) LPJKN
8. Nara Sumber, Pembicara dan Konsultan SMK3 Konstruksi

SERTIFIKASI PERSONIL : - AHLI UTAMA K3 KONSTRUKSI


- AHLI UTAMA TEKNIK BENDUNGAN BESAR
- AHLI MADYA SISTEM MANAJEMEN MUTU
- AHLI MADYA MANAJEMEN KONSTRUKSI
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 2
TUJUAN K3 PADA PEKERJAAN LIFTING

1. Memberikan perlindungan terhadap setiap orang yang berada


ditempat kerja sehingga terjamin keselamatan dan
kesehatannya akibat dari proses Lifting.
2. Memberikan jaminan perlindungan terhadap segala sumber
produksi yaitu pekerja, bahan, mesin / instalasi dan peralatannya
sehingga dapat digunakan secara efisien dan terhindar dari
kerusakan.
3. Memberi jaminan perlindungan dan rasa aman bagi pekerja
didalam melakukan pekerjaan sehingga tercapai tingkat
produktifitas.

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 3


PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PADA PEKERJAAN LIFTING
Dasar hukum • Menjamin keselamatan kerja
• UU No. 1 / 1970 operator & orang lain
• UU. No.13/2013 • Menjamin penggunaan perlatan
• UU No.2/2017 mekanik aman dioperasikan
• PP No 50/ 2012 • Menjamin proses produksi
• Permen PU No.05/2014 aman dan lancar
• Permen Naker No. 05/Men/1985
• Safety device terpasang dan
• Permen Naker No. 09/Men/2010 berfungsi baik
• Lifting sesuai load chart
Obyek pembinaan
dan pengawasan

• Gunaan wire rope sesuai standar


• Rigger kompeten/bersertifikat
Tujuan • M/R sesuai manual / SOP dan di
lakukan oleh orang yang kompeten
• Tentukan area berbahaya
MEKANIK • Organisasi tim dan Job desc.nya
• Pesawat angkat &
angkut Bagaimana cara membina dan
• Operator mengawasinya
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 4
PENGENDALIAN OPERASI K3 JEMBATAN DALAM PENGANGKATAN GIRDER

LIFTING STUDY

SEBUAH RENCANA PENGANGKATAN YANG KOMPREHENSIP MULAI DARI


PROSEDUR, GAMBAR DAN SPESIFIKASI ALAT & PERALATAN ANGKAT
YANG DIPERLUKAN UNTUK MENILAI SECARA AKURAT SEMUA FAKTOR
BEBAN DAN FAKTOR-FAKTOR PENTING YANG BERKAITAN DENGAN
PROSES PENGANGKATAN.
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP
5
PENGENDALIAN OPERASI K3 JEMBATAN DALAM PENGANGKATAN GIRDER

LIFTING STUDY

Lifting study diperlukan apabila proses pekerjaan


pengangkatan merupakan jenis risiko:

 Medium risk

 High risk

 Critical & Extrime risk

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP


6
PENGENDALIAN OPERASI K3 JEMBATAN DALAM PENGANGKATAN GIRDER

LIFTING STUDY

Medium risk
Pengangkatan dibawah 75% dari kapasitas Crane

High risk
 Pengangkatan melebihi atau sama dengan 75% dari kapasitas crane sesuai
loadchart
 Pengangkatan dengan berat beban 20 ton atau lebih.
 Pengangkatan dimana crane mengangkat ke atau dari air (seperti di pelabuhan).
 Pengangkatan beban yang mengan-dung cairan lebih dari 1000 liter.
 Pengangkatan dimana beban sulit untuk diikatkan ke lifting gear.

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP


7
PENGENDALIAN OPERASI K3 JEMBATAN DALAM PENGANGKATAN GIRDER

LIFTING STUDY High risk lanjutan

 Pengangkatan yang urutannya kompleks.


 Pengangkatan ditempat umum (Jalan umum).
 Pengangkatan yang melewati plant yang beroperasi
 Pengangkatan untuk pembongkaran (termasuk mencabut tiang pancang)
 Pengangkatan didekat jalur listrik (listrik tegangan tinggi)
 Pengangkatan beban yang memiliki efek kapal layar.
 Pengangkatan dimana radius putar operasi crane dapat mengganggu operasi
crane yang lain.
 Pengangkatan pada kemiringan pembuatan beton, pembuatan panel atau
pembuatan balok girder/beam untuk jembatan.
 Pengangkatan pemancangan pada crane tower

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP


8
PENGENDALIAN OPERASI K3 JEMBATAN DALAM PENGANGKATAN GIRDER

LIFTING STUDY

Critical & Extrime risk

 Pengangkatan lebih dari 90% dari kapasitas crane sesuai load chart
 Pengangkatan lebih dari satu crane
 Pengangkatan dimana crane ditempatkan diatas Landing Craft Tank (LCT )/
Tongkang
 Pengangkatan dilakukan diatas landasan gantung (Jembatan)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP


9
PENGENDALIAN OPERASI K3 JEMBATAN DALAM PENGANGKATAN GIRDER
LIFTING PLAN

dimensi dan berat beban yang akan diangkat

jenis dan kapasitas crane yang akan digunakan

load chart dari crane yang akan digunakan untuk mengetahui kapasitas
angkat crane optimum pada derajat boom,panjang boom yang akan digunakan
(working radius), panjang outrigger dan jarak as ke as antar crane dan beban
yang akan diangkat).

 alat bantu angkat (lifting gear) apa saja yang akan digunakan.

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP


10
PENGENDALIAN OPERASI K3 JEMBATAN DALAM PENGANGKATAN GIRDER
LIFTING PLAN

hasil inspeksi crane dan lifting gear (untuk crane dapat dilakukan inspeksi
visual,load test (untuk testing ada nya kebocoran pada hydraulic system atau
tidak, ada keretakan atau kerusakan pada hook dan wire sling atau tidak, dll)
untuk mengetahui ada cacat atau keretakan atau tidak.

 Lokasi pengangkatan (area yang lapang atau kah ada existing facility di area
tersebut)

total beban dari lifting gear yang akan digunakan

panjang webbing / wire sling yang akan digunakan

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP


11
Dasar Hukum Pengawasan K3 Mekanik

Jembatan Holtekamp, Kota Jayapura, Papua,

a. Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang kesehatan kerja


b. Undang-undang no. 13/2003 tentang Tenaga Kerja
c. Undang-undang No.2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
d. PP No.50 /2012 SMK3
e. Permen PU No.05/ 2014 SMK3 bidang PU
c. Permen Naker No.05/Men/1985 tentang pesawat angkat dan angkut
d. Permen No.09/Men/2010 tentang Operator Dan Petugas Pesawat Angkat
Dan Angkut
9/9/2018 12
Permen Naker No: PER.09/MEN/VII/2010 TENTANG
OPERATOR DAN PETUGAS PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT

1. Pesawat angkat dan angkut adalah suatu pesawat atau alat yang digunakan untuk
memindahkan, mengangkat muatan baik bahan atau orang secara vertikal dan/atau horizontal
dalam jarak yang ditentukan.
2. Peralatan angkat adalah alat yang dikonstruksi atau dibuat khusus untuk mengangkat naik
dan menurunkan muatan
3. Operator adalah tenaga kerja yang mempunyai kemampuan dan memiliki keterampilan
khusus dalam pengoperasian pesawat angkat dan angkut.
4. Teknisi adalah petugas pelaksana pemasangan, pemeliharaan, perbaikan dan/atau
pemeriksaan peralatan/ komponen pesawat angkat dan angku.
5. Petugas adalah tenaga kerja yang mempunyai kemampuan dan memiliki keterampilan khusus
di bidang pesawat angkat dan angkut yang terdiri dari juru ikat (rigger) dan teknisi.
6. Juru ikat (rigger) adalah tenaga kerja yang mempunyai kemampuan dan memiliki
keterampilan khusus dalam melakukan pengikatan barang serta membantu kelancaran
pengoperasian peralatan angkat.
7. Lisensi K3 adalah kartu tanda kewenangan seorang operator untuk mengoperasikan pesawat
angkat dan angkut sesuai dengan jenis dan kualifikasinya atau petugas untuk penanganan
pesawat angkat dan angkut
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 13
Permen Naker No.05/Men/1985 TENTANG
PESAWAT ANGKAT

1. dongkrak mekanik (lier), 10. keran menara,


2. takal, 11. keran gantry,
3. alat angkat listrik/lift barang/penumpang 12. keran overhead,
4. pesawat hidrolik, 13. keran portal,
5. pesawat pneumatik, 14. keran magnet,
6. gondola, 15. keran lokomotif,
7. keran mobil, 16. keran dinding,
8. keran kelabang, 17. keran sumbu putar,
9. keran pedestal 18. mesin pancang
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 14
Permen Naker No.05/Men/1985 TENTANG
PESAWAT ANGKAT

dongkrak mekanik (lier),

takal, passenger hoist


Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 15
Permen Naker No.05/Men/1985 TENTANG
PESAWAT ANGKAT

keran mobil (Mobile crane) keran kelabang (Crawler crane)

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 16


Permen Naker No.05/Men/1985 TENTANG
PESAWAT ANGKAT

Keran Menara
Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 17
Permen Naker No. 09/ 2010
Operator Pesawat Angkat dan Angkut

1. Pesawat angkat dan angkut harus dioperasikan oleh operator pesawat angkat
dan angkut yang mempunyai Lisensi K3 dan buku kerja sesuai jenis dan
kualifikasinya
2. Operator peralatan angkat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. operator kelas I;
b. operator kelas II; dan
c. operator kelas Ill.

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 18


SYARAT & KEWENANGAN

OPERATOR KLAS 1
a. sekurang-kurangnya berpendidikan SLTA/sederajat;
b. berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun membantu pelayanan
di bidangnya;
c. berbadan sehat menurut keterangan dokter;
d. umur sekurang-kurangnya 23 tahun; dan
e. memiliki Lisensi K3 dan buku kerja.

Kewenanganna wenang:
a. mengoperasikan peralatan angkat sesuai dengan jenisnya dengan
kapasitas lebih dari 100 ton atau tinggi menara lebih dari 60 meter;
b. mengawasi dan membimbing kegiatan operator Kelas II dan/atau operator
Kelas III, apabila perlu didampingi oleh operator Kelas II dan/atau Kelas III.

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 19


SYARAT & KEWENANGAN

OPERATOR KLAS 2
a. sekurang-kurangnya berpendidikan SLTA/sederajat;
b. berpengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun membantu pelayanan
di bidangnya;
c. berbadan sehat menurut keterangan dokter;
d. umur sekurang-kurangnya 21 tahun; dan
e. memiliki Lisensi K3 dan buku kerja.
berwenang:
a. mengoperasikan peralatan angkat sesuai dengan jenisnya dengan kapasitas
lebih dari 25 - 100 ton atau tinggi menara lebih dari 40 - 60 meter;
b. mengawasi dan membimbing kegiatan operator Kelas II dan/atau operator
Kelas III, apabila perlu didampingi oleh operator Kelas III.

Oleh: Kusumo DS,MSi,CSP 20

You might also like