You are on page 1of 4

SOP perawatan pasien HIV pada bayi

Dosen pembimbing; nurul laili S. Kep. Ns. M. Kep


Mata kuliah; HIV/AIDS

Disusun oleh kelompok 1


Wulandari suciwati
Sri wahyuni
Ayuk yuliantika
Hozaimatul hilalia
M jefri BMH
Imron bukhori
Malinda
Luluk wahyuni
Aliatur rofiah

PRODI SARJANA KEPERAWATAN STIKES


HAFSAHWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
GENGGONG-PROBOLINGGO
2019
SOP RAWAT BAYI DENGAN IBU HIV/AIDS

STIKES pesantren
zainul hasan genngong-
probolinggo

pengertian AIDS adalah penyakit defisiensi imunitas seluler akibat kehilangan


kekebalan yang dapat mempermudah terkena berbagai infeksi seperti
bakteri, jamur, parasit dan virus tertentu yang bersifat oportunistik.
indikasi  bayi harus mendapat sirup zidovudin (2 mg/kg setiap 6 jam
selama usia 6 minggu pertama yang mulai dan8 jam sesudah
lahir).
 Jika ibu HIV-1 positif dan tidak mendapatkan zidovudin,
zidovudin harus dimulai pada bayi baru lahir sesegera mungkin
sesudah lahir
 Status imun didasarkan pada jumlah CD$ atau persentase CD4
yang tergantung usia anak
 Azidomitidin ( Zidovudin), videks dan Zalcitacin (DDC) adalah
obat-obatan untuk infeksi HIV dengan jumlah CD4 rendah
 Status nutrisi
 Imunisasi disarankan untuk anak-anak dengan infeksi HIV,
sebagai pengganti vaksin poliovirus (OPV), anak-anak diberi
vaksin vorus polio yang tidak aktif (IPV)

Kontra indikasi  jangan pisahkan ibu dengan bayi


 khususkan semua peralatan bayi. Seperti bak amndi dll, jangan
sampai di pakai bayi sehat lainnya
 ibu di larang menyusui bayinya

Tujuan 1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi


2. Memenuhi hak ibu dan bayi untuk selalu berada disamping ibu
setiap saat.
3. Memperoleh stimulasi mental dini untuk tumbuh kembang anak.
Persiapan alat

Prosedur 1. Tempatkan ibu dan bayi dalam satu ruangan sedemikian rupa
sehingga ibu dapat melihat dan menjangkau bayi.Bayi dapat
diletakkan ditempat tidur bersama ibunya (bedding in) atau
dalam boks disamping tempat tidur ibu.
2. Berikan konseling pada ibu mengenai pemberian ASI,terangkan
mengenai penularan melalui ASI dan jelaskan mengenai
kerugian pemberian susu formula.
3. Berikan konseling pada ibu agar mutlak tidak menyusui bayinya.
4. Berikan penjelasan pada ibu mengenai cara dan waktu
pemberian susu formula pada bayi.
5. Jagalah kehangatan bayi didalam ruangan dengan mengatur suhu
lingkungan terhadap bayi guna mencegah hipotermi.
6. Gunakan APD dalam melakukan setiap tindakan keperawatan.
7. Tetap berikan imunisasi rutin pada bayi tersebut.
8. Pisahkan bak mandi bayi dari bayi sehat lainnya.
9. Lakukan uji virology untuk neonatus dengan pemeriksaan
CPR.Pada anak > 18 bulan dapat dilakukan pemeriksaan Ig G
anti HIV dengan pemeriksaan elisa dan blot.
10. Jagalah kerahasiaan ibu dan keluarga dari pasien lainnya.
11. Lakukan kunjungan ulang berikutnya setelah bayi dipulangkan.

dokumentasi Catat hasil dan evaluasi dengan pasien

You might also like