PEMANFAATAN ASBUTON - -
UNTUK LASBUTAG DAN LATASBUSIR
OLEH:
IR. ABDULLAH
Digandakan oleh :
‘SURDIT PENYUSUNAN STANDAR DIREKTORAT AINA TEKNIK
DIREKTORAT JE?"PRAKATA
Sehubungan dengan pelaksanaan program penanganan jalan secara padat
karya guna meningkatkan kesempatan Kerja dengan penggunaan material dan
peralaian produksi dalam negeri, yang dimulai pada tahun anggaran
1998/1999, perlu dikeluarkan buku-buku petunjuk teknis bagi para petugas di
lapangan.
Buku "Pemanfaatan Asbuton untuk Lasbutag dan Latasbusir" ini, yang
telah ditulis oleh Ir. Abdullah berdasarkan pengalamannya di lapangan selama
bertahun-tahun dalam pengembangan Asbuton dengan tetap berpegang pada
Buku Petunjuk Bina Marga tentang Lasbutag dan Latasbusir No.
15/TP/B/1989, kiranya dapat dipergunakan sebagai tambahan referensi bagi
para teknisi di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga baik yang bertugas
sebagai perencana, pelaksana, maupun pengawas. Untuk itu, kami sampaikan
penghargaan sebesar-besarnya kepada Penulis.
Menyadari akan belum sempurnanya buku ini, maka masukan berupa
pendapat dan saran dari semua pihak terutama pemakai, sangat diharapkan
guna perbaikan dan penyempurnaannya.
Jakarta, April 1998
DIREKTUR BINA TEKNIK
oO pees
Ir, MOHAMAD ANAS ALYKATA PENGANTAR
A. PRODUK ASPAL MINYAK
Dengan semakin meningkatnya kecanggihan teknologi pembuatan
Hydrocrecker maka, ada kecenderungan bahwa untuk aspal pada saat
ini semakin menurun mutunya yang disebabkan oleh karena ada upaya
untuk meningkatkan volume bahan yang mempunyai nilai ekonomis
tinggi, sehingga aspal berubah menjadi benar-benar sebagai “ampas”
dari hasil pengilangan. Oleh karena itu ada kecenderungan orang untuk
melakukan modifikasi terhadap produk aspal tersebut dengan
memasukan bahan tambahan (additive) seperti : serat cellulose, latex,
polyolifin, styrene, styrene butadiene, ethyline vinil acetate dan entah
apalagi yang kelak akan ditambahkan.
Dengan demikian, ada kecenderungan semakin mahainya harga aspal
yang berkwalitas dan pemakaian aspal tanpa additive dapat berakibat
mutu jalan semakin menurun.
B. ASPAL BATU BUTON (ASBUTON)
Kita patut bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, karena
Bangsa Indonesia telah dikaruniai aspal alam (Asbuton) dalam jumlah
yang sangat besar (+ 200.000.000 Ton), yang kwalitasnya sangat baik.
Ini harus benar-benar disadari oleh masyarakat pelaksana jalan bahwa
aspal alam itu adalah aspal yang mutunya telah disempumakan sesuai
dengan firman Tuhan datam Al Quran Surat 87 Ayat 2 Bahwa * Tuhan
telah menyempumakan penciptaannya’. Sebagai orang beragama kita
harus Mengimani firman Tuhan tersebut.
Menurut para ahli geologi, hal tersebut dapat dimaklumi kebenarannya
karena pembentukan Asbuton itu terjadi akibat proses destilasi alami
yang berlangsung dalam keadaan:
= Temperatur sangat tinggi (temperatur magma)
* Tekanan sangat besar (tekanan kerak bumi)
«Waktu sangat lama (ratusan juta tahun)
Ada teori yang mengatakan bahwa minyak bumi berasal dari endapan
plankton, sedangkan plankton tersebut mulai muncul diperairan pada +
400 juta tahun yang lalu (jaman Davonian). Dengan kata lain proses
yang berlangsung sedemikian lama dalam tekanan dan temperatur
tinggi musti yang dihasilkan adalah bahan yang sempuma, seperti
firman Tuhan di atas. Secara fisik temyata bahwa aspal Asbuton itu
mempunyai berat jenis yang lebih tinggi dari asmin biasa yaitu aspal
Asbuton y = 109 sedangkan aspal minyak y = 103. Ini disebabkan oleh
karena_ struktur molekul aspal Asbuton merupakan rangkaian