You are on page 1of 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 2, April 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STRES KERJA


PADA STAF ADMINISTRASI RUANGAN
DI RSUD K.R.M.T. WONGSONEGORO KOTA SEMARANG

`
Nur Sa’idah* , Ekawati, SKM, M.Sc** , dr. Baju Widjasena, M.Erg**)
) )

*)Mahasiswa Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, FKM UNDIP


Semarang
**)Dosen Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, FKM UNDIP Semarang
Email : nurrsaiidah96@gmail.com

ABSTRACT

Abstract: Stress occurs in almost all workers, both at the executive and lower
levels. Work stress occurs mostly in individuals who work in the service field.
Hospital is one of the community service centers who has responsibility to
provide maximum health care to its patients. The purpose of this research is to
analyze the factors related to work stress on hospital administration staff in the
hospital. This research is a quantitative research with descriptive research
method and cross sectional approach. The population of this study is the room
administrative staff that amounted to 34 people and the sampling method is total
sampling. The dependent variable in this research is job stress and the
independent variables are mental work load, physical workload, physical
condition of work environment, work routine, individual role in work/ organization,
career development, and personality type. Data collection in this study was
conducted using questionnaires and also observation to the respondent’s
activities. The data were analyzed using Chi-Square correlation test. The result of
the statistical test shows that there is a relationship between mental workload,
work routine, career development and personality type with work stress on the
room administrative staff. While there is no relationship between the physical
workload, the physical condition of the work environment, and individual role in
work/ organization with work stress on the room administrative staff. Hospital
should organize relaxation activities such as character building training and insert
some materials about stress management, create a program that can display
video about stretching in the computer’s worker at certain hours, and organizing
career development training activities.

Keywords : Work Stress, Mental Workload, Work Routine, Career


Development, Personality Type

PENDAHULUAN akan menuntun ke suatu tantangan


Latar Belakang baru yaitu bagaimana suatu
Pada era yang kompetitif organisasi dapat memelihara skill
seperti sekarang ini, organisasi SDM nya. Salah satu fenomena
ataupun perusahaan selalu yang banyak dihadapi oleh suatu
berusaha untuk mencari cara organisasi saat ini yaitu stres kerja
meningkatkan kemampuan sumber yang dialami oleh SDM akibat
daya manusia (SDM) mereka. Ini berbagai faktor.1

94
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 2, April 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Menurut World Health untuk persyaratan administratif


Organization, stres kerja merupakan maupun keuangan (BPJS, Jasa
suatu respon yang muncul ketika Raharja) dan membuat laporan serta
tekanan dan tuntutan pekerjaan entry data, mendata pasien yang
tidak sesuai dengan pengetahuan akan operasi ataupun konsul dengan
dan keahlian yang dimiliki seseorang dokter, serta memastikan keperluan
untuk membuatnya merasa ruangan selalu tersedia. Staf
tertantang dalam mengatasi administrasi ruangan di RSUD
masalah pekerjaan.2 Stres kerja K.R.M.T Wongsonegoro Kota
dapat menyebabkan SDM Semarang tidak hanya berkutat
mengalami penurunan kinerja dan dengan dokumen administrasi saja,
penurunan motivasi kerja bahkan namun tetap harus berhubungan
dapat berakibat pada SDM dengan keluarga pasien terlebih
3
meninggalkan pekerjaannya. ketika pasien masuk dan keluar
Menurut hasil penelitian ruangan, dan staf administrasi
Cooper, stres kerja banyak terjadi ruangan juga harus memastikan
pada individu dengan latar belakang bahwa persyaratan administratif dan
pekerjaan dibidang pelayanan, yaitu keuangan pasien telah sesuai
orang-orang yang bekerja pada dengan prosedur dari rumah sakit
bidang pelayanan yang berkaitan sehingga pasien dapat dirawat,
erat dengan orang banyak atau mendapat penanganan lebih lanjut,
masyarakat.4 Salah satu sektor dan dapat keluar dari rumah sakit
industri yang perlu mendapat dengan lancar. Selain itu, ada
perhatian khusus dalam hal sumber beberapa pekerjaan staf administrasi
daya manusia (SDM) adalah rumah ruangan yang mengharuskan proses
sakit. SDM di rumah sakit terdiri dari administrasi selesai kurang dari 24
banyak macam profesi, salah jam, karena sebelum pasien
satunya adalah staf bagian mendapatkan pelayanan dan
administrasi. Peran pegawai meninggalkan rumah sakit, semua
administrasi sangat penting karena proses administrasi sudah harus
sebagai salah satu ujung tombak selesai. Prosedur ini dimaksudkan
rumah sakit dan merupakan tenaga agar pasien tidak perlu menunggu
yang sering kontak dengan pasien lama, namun hal ini berakibat
maupun pekerja rumah sakit lainnya. terhadap tekanan waktu yang tinggi
Hal ini dapat menjadi stresor yang pada staf administrasi ruangan.
kuat pada staf bagian administrasi di
lingkungan pekerjaannya.5 METODE PENELITIAN
RSUD K.R.M.T Penelitian ini merupakan
Wongsonegoro Kota Semarang jenis penelitian kuantitatif dengan
adalah salah satu layanan metode penelitian deskriptif dan
kesehatan milik Pemkot Kota pendekatan cross sectional. Tujuan
Semarang yang berbentuk RSU, dari penelitian ini adalah untuk
dinaungi oleh Pemerintah Kota mengetahui hubungan antara
Semarang dan termasuk kedalam variable bebas dan variable terikat.
Rumah Sakit Tipe B. Pekerjaan dari Populasi dalam penelitian ini adalah
staf administrasi ruangan RSUD seluruh staf administrasi ruangan di
K.R.M.T Wongsonegoro Kota RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Kota
Semarang adalah mendata status Semarang. Teknik sampling yang
pasien dan membuat laporannya, digunakan dalam penelitian ini yaitu
meminta data pasien, baik data total sampling, dimana sampel

95
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 2, April 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

dalam penelitian ini diambil dari kuesioner tentang variabel lain yang
seluruh populasi staf administrasi berhubungan dengan stres kerja,
ruangan di RSUD K.R.M.T angket tipe kepribadian serta
Wongsonegoro Kota Semarang observasi aktivitas tenaga kerja.
yang berjumlah 34 orang. Data kemudian dianalisis dengan
Data dikumpulkan menggunakan SPSS. Uji analisis
menggunakan kuesioner HRS-A data yang digunakan yaitu berupa
(Hamilton Rating Scale Anxiety), analisis univariat dan bivariat
kuesioner NASA-TLX (National dengan menggunakan uji korelasi
Aeronautics and Space Chi Square.
Administration-Task Load Index),

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hubungan antara Beban Kerja Mental dengan Stres Kerja pada Staf
Administrasi Ruangan di RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Kota Semarang
Tabel 1 Tabulasi Silang antara Beban Kerja Mental dengan Stres Kerja pada
Staf Administrasi Ruangan di RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Kota
Semarang
Stres Kerja
Beban Kerja p-
Berat Sedang Ringan Total
Mental value
f (%) f (%) f (%) f (%)
1 62,
Tinggi 4 2 12,5 16 100,0
0 5 25,0 0,001
Rendah 1 5,6 5 27,8 12 66,7 18 100,0
Dari hasil uji Chi-Square antara beban kerja mental
antara variabel beban kerja dengan stres kerja dengan nilai
mental dengan stres kerja p-value sebesar 0,002.6
diperoleh nilai p-value = 0,001 Semakin tinggi beban kerja
(<0,05), sehingga secara mental pada tenaga kerja, maka
statistik dapat diartikan bahwa semakin besar pula tingkat
ada hubungan yang signifikan risiko stres kerja yang dialami
antara beban kerja mental oleh tenaga kerja.6
dengan stres kerja pada staf Beban kerja mental yang
administrasi ruangan di RSUD lebih besar dari pada
K.R.M.T. Wongsonegoro Kota kemampuan tubuh dapat
Semarang. Hal ini sejalan menyebabkan rasa tidak
dengan hasil penelitian yang nyaman (tahap awal), kelelahan
dilakukan oleh Dikki Fahamsyah (over stress), cedera,
pada karyawan di Instalasi kecelakaan, rasa sakit, penyakit
CSSD (Central Steril Supply dan produktivitas menurun
7
Department) Rumah Sakit (tahap akhir).
Umum Haji Surabaya yang
menyatakan ada hubungan
2. Hubungan antara Beban Kerja Fisik dengan Stres Kerja pada Staf
Administrasi Ruangan di RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Kota Semarang
Tabel 2 Tabulasi Silang antara Beban Kerja Fisik dengan Stres Kerja pada
Staf Administrasi Ruangan di RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Kota
Semarang

96
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 2, April 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Stres Kerja
Beban Kerja p-
Berat Sedang Ringan Total
Fisik value
f (%) f (%) f (%) f (%)
Sedang 8 34,8 6 26,1 9 39,1 23 100,0 0,90
Ringan 3 27,3 3 27,3 5 45,5 11 100,0 2
Dari hasil uji Chi-Square rentang umur tersebut
antara variabel beban kerja fisik seseorang belum mengalami
dengan stres kerja diperoleh penurunan kekuatan otot serta
nilai p-value = 0,902 (>0,05), kemampuan motoris dan
9
sehingga secara statistik dapat sensoris yang berarti. Oleh
diartikan bahwa tidak ada karena itu, aktivitas fisik yang
hubungan yang signifikan antara dilakukan oleh sebagian besar
beban kerja fisik dengan stres staf administrasi ruangan di
kerja pada staf administrasi RSUD K.R.M.T Wongsonegoro
ruangan di RSUD K.R.M.T. Kota Semarang tidak dirasakan
Wongsonegoro Kota Semarang. sebagai beban kerja yang dapat
Hal ini sejalan dengan hasil menimbulkan stres kerja. Selain
penelitian yang dilakukan oleh itu, pola kerja yang tidak
Murni Murnia Kasmarani pada menentu membuat staf
perawat di Instalasi Gawat adminitrasi ruangan dapat
Darurat (IGD) RSUD Cianjur melakukan istirahat di sela-sela
yang menyatakan bahwa tidak jam kerja dan dapat
ada hubungan antara beban memberikan kesempatan untuk
kerja fisik dengan stres kerja melakukan penyegaran kembali,
dengan nilai p-value 0,332.8 melakukan kontak sosial dan
Tidak adanya hubungan mencegah kelelahan (fatigue)
antara beban kerja fisik sehingga dapat terhindar dari
terhadap stres kerja pada staf stres kerja.8
administrasi ruangan di RSUD
K.R.M.T Wongsonegoro Kota
Semarang dapat dikarenakan
sebagian besar staf administrasi
ruangan masih berumur <35
tahun (dewasa awal). Pada
3. Hubungan antara Kondisi Fisik Lingkungan Kerja dengan Stres Kerja pada
Staf Administrasi Ruangan di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Kota
Semarang
Tabel 3 Tabulasi Silang antara Kondisi Fisik Lingkungan Kerja dengan Stres
Kerja pada Staf Administrasi Ruangan di RSUD K.R.M.T.
Wongsonegoro Kota Semarang
Stres Kerja
Kondisi Fisik
Berat Sedang Ringan Total p-value
Lingkungan Kerja
f (%) f (%) f (%) f (%)
Buruk 6 42,9 3 21,4 5 35,7 14 100,0
0,545
Baik 5 25,0 6 30,0 9 45,0 20 100,0
Dari hasil uji Chi-Square statistik dapat diartikan bahwa
antara variabel kondisi fisik tidak ada hubungan yang
lingkungan kerja dengan stres signifikan antara kondisi fisik
kerja diperoleh nilai p-value = lingkungan kerja dengan stres
0,545 (>0,05), sehingga secara kerja pada staf administrasi

97
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 2, April 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

ruangan di RSUD K.R.M.T. sudah terbiasa dengan kondisi


Wongsonegoro Kota Semarang. dan keadaan ruang kerjanya.
Hal ini sejalan dengan hasil Stressor yang sama dapat
penelitian yang dilakukan oleh dipersepsikan secara berbeda
Hasbi Ibrahim dkk yang oleh masing-masing individu,
menyatakan bahwa tidak ada yaitu dapat diartikan sebagai
hubungan antara kondisi fisik peristiwa yang positif dan tidak
lingkungan kerja dengan stres berbahaya, atau menjadi
kerja, dengan nilai p-value peristiwa yang berbahaya dan
0,500.10 mengancam. Penilaian individu
Tidak adanya hubungan dalam hal ini sangat
antara kondisi fisik lingkungan menentukan apakah stressor itu
kerja terhadap stres kerja pada dapat berakibat positif atau
staf administrasi ruangan di negatif, dan penilaian kognitif
RSUD K.R.M.T Wongsonegoro tersebut sangat berpengaruh
Kota Semarang dapat terhadap respon yang akan
disebabkan karena sebagian muncul.11
besar staf administrasi ruangan
4. Hubungan antara Rutinitas Kerja dengan Stres Kerja pada Staf Administrasi
Ruangan di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Kota Semarang
Tabel 4 Tabulasi Silang antara Rutinitas Kerja dengan Stres Kerja pada Staf
Administrasi Ruangan di RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Kota
Semarang
Stres Kerja
Rutinitas Kerja Berat Sedang Ringan Total p-value
f (%) f (%) f (%) f (%)
Monoton 10 50,0 5 25,0 5 25,0 20 100,0
0,020
Tidak monoton 1 7,1 4 28,6 9 64,3 14 100,0
Dari hasil uji Chi-Square diantaranya adalah melakukan
antara variabel rutinitas kerja pendataan pasien, entry data
dengan stres kerja diperoleh dan membuat laporan. Kegiatan
nilai p-value = 0,020 (<0,05), ini dilakukan setiap hari secara
sehingga secara statistik dapat berulang sehigga dapat
diartikan bahwa ada hubungan menimbulkan kebosanan karena
yang signifikan antara rutinitas pekerjaan yang dilakukan
kerja dengan stres kerja pada bersifat monoton. Berdasarkan
staf administrasi ruangan di hasil pengisian kuesioner
RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro tentang faktor yang
Kota Semarang. Hal ini sejalan berhubungan dengan stres
dengan hasil penelitian yang kerja, 52,9% staf administrasi
dilakukan oleh Anissa Apsari ruangan menyatakan setuju (S)
Zainiyah yang menyatakan pada pernyataan bahwa mereka
bahwa ada hubungan yang melakukan pekerjaan yang
signifikan antara rutinitas kerja monoton, dan 32,4% bahkan
dengan stres kerja, dengan nilai memilih sangat setuju (SS). Hal
p-value 0,006.12 ini menunjukkan bahwa
Kegiatan utama yang pekerjaan yang monoton
dilakukan oleh staf administrasi memang dapat memicu
ruangan di RSUD K.R.M.T kebosanan yang dalam konteks
Wongsonegoro Kota Semarang penelitian ini dapat berakibat

98
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 2, April 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

pada timbulnya stres kerja dimana banyak terjadi


apabila terjadi secara terus pengulangan gerak akan timbul
menerus. Hal ini sesuai dengan rasa bosan atau rasa monoton.
teori Hurrel dkk yang Kebosanan dalam pekerjaan
menyatakan bahwa salah satu rutin sehari- hari, dapat
faktor yang mempengaruhi menghasilkan berkurangnya
stres kerja adalah rutinitas. perhatian terhadap pekerjaan.4
Pada pekerjaan yang sederhana
5. Hubungan antara Peran Individu dalam Pekerjaan/ Organisasi dengan Stres
Kerja pada Staf Administrasi Ruangan di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro
Kota Semarang
Tabel 5 Tabulasi Silang antara Peran Individu dalam Pekerjaan/ Organisasi
dengan Stres Kerja pada Staf Administrasi Ruangan di RSUD
K.R.M.T. Wongsonegoro Kota Semarang
Stres Kerja
Peran Individu
Berat Sedang Ringan Total p-value
dalam Pekerjaan
f (%) f (%) f (%) f (%)
Buruk 6 40,0 5 33,3 4 26,7 15 100,0
0,311
Baik 5 26,3 4 21,1 10 52,6 19 100,0
Dari hasil uji Chi-Square Tidak adanya hubungan
antara variabel peran individu antara peran individu dalam
dalam pekerjaan/ organisasi pekerjaan/ organisasi dengan
dengan stres kerja diperoleh stres kerja pada staf
nilai p-value = 0,311 (>0,05), administrasi ruangan di RSUD
sehingga secara statistik dapat K.R.M.T Wongsonegoro Kota
diartikan bahwa tidak ada Semarang dapat disebabkan
hubungan yang signifikan antara karena sebagian besar staf
peran individu dalam pekerjaan/ administrasi ruangan tidak
organisasi dengan stres kerja memiliki konflik peran maupun
pada staf administrasi ruangan ketaksaan (kebingungan) peran
di RSUD K.R.M.T. dalam melaksanakan
Wongsonegoro Kota Semarang. pekerjaannya, sehingga variabel
Hal ini sejalan dengan hasil peran individu dalam pekerjaan/
penelitian yang dilakukan oleh organisasi tidak menjadi salah
Anissa Rahmaniaty yang satu faktor yang berhubungan
menyatakan bahwa tidak ada dengan stres kerja pada staf
hubungan yang signifikan antara administrasi ruangan di RSUD
peran individu dalam pekerjaan/ K.R.M.T Wongsonegoro Kota
organisasi dengan stres kerja, Semarang.
dengan nilai p-value 0,088.13
6. Hubungan antara Pengembangan Karir dengan Stres Kerja pada Staf
Administrasi Ruangan di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Kota Semarang
Tabel 6 Tabulasi Silang antara Pengembangan Karir dengan Stres Kerja
pada Staf Administrasi Ruangan di RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro
Kota Semarang
Stres Kerja
Pengembangan Karir Berat Sedang Ringan Total p-value
f (%) f (%) f (%) f (%)
Buruk 9 56,3 4 25,0 3 18,8 16 100,0
0,011
Baik 2 11,1 5 27,8 11 61,1 18 100,0

99
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 2, April 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Dari hasil uji Chi-Square lakukan. Kurangnya gaji yang


antara variabel pengembangan diterima oleh staf administrasi
karir dengan stres kerja ini dapat disebabkan karena
diperoleh nilai p-value = 0,011 sebagian dari staf administrasi
(<0,05), sehingga secara ruangan masih merupakan
statistik dapat diartikan bahwa tenaga kontrak yang sangat
ada hubungan yang signifikan mungkin memiliki gaji yang lebih
antara pengembangan karir rendah dibandingkan rekan
dengan stres kerja pada staf kerja yang telah PNS dengan
administrasi ruangan di RSUD jenis pekerjaan dan beban kerja
K.R.M.T. Wongsonegoro Kota yang sama. Hal ini sesuai
Semarang. Hal ini sejalan dengan teori dari Cooper yang
dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa faktor yang
dilakukan oleh Diana Aulya dapat mempengaruhi stres kerja
yang menyatakan bahwa ada adalah pengembangan karir
hubungan yang signifikan antara yaitu gaji. Hal ini disebabkan
pengembangan karir dengan karena jika seseorang
stres kerja.11 menganggap gajinya terlalu
Berdasarkan hasil rendah, tenaga kerja akan
pengisian kuesioner tentang merasa tidak puas.
faktor yang berhubungan Ketidakpuasan inilah yang pada
dengan stres kerja, 61,8% staf akhirnya dapat menimbulkan
administrasi ruangan stres kerja. Hal tersebut akan
menyatakan bahwa gaji yang berbeda jika gaji yang diperoleh
mereka terima kurang sesuai sesuai dengan pekerjaan yang
dengan pekerjaan yang mereka dibebankan kepadanya.4
7. Hubungan antara Tipe Kepribadian dengan Stres Kerja pada Staf
Administrasi Ruangan di RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Kota Semarang
Tabel 7 Tabulasi Silang antara Tipe Kepribadian dengan Stres Kerja pada
Staf Administrasi Ruangan di RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Kota
Semarang
Stres Kerja
Tipe Kepribadian Berat Sedang Ringan Total p-value
f (%) f (%) f (%) f (%)
Tipe A 9 64,3 4 28,6 1 7,1 14 100,0
0,001
Tipe B 2 10,0 5 25,0 13 65,0 20 100,0
Dari hasil uji Chi-Square menyatakan bahwa ada
antara variabel tipe kepribadian hubungan yang signifikan antara
dengan stres kerja diperoleh tipe kepribadian dengan stres
nilai p-value = 0,001 (<0,05), kerja, dengan nilai p-value
sehingga secara statistik dapat 0,001.14
diartikan bahwa ada hubungan Adanya hubungan antara
yang signifikan antara tipe antara tipe kepribadian dengan
kepribadian dengan stres kerja stres kerja pada staf
pada staf administrasi ruangan administrasi ruangan di RSUD
di RSUD K.R.M.T. K.R.M.T Wongsonegoro Kota
Wongsonegoro Kota Semarang. Semarang dapat dikarenakan
Hal ini sejalan dengan hasil sebagian besar staf administrasi
penelitian yang dilakukan oleh ruangan yang mempunyai tipe
Raudhatul Jannah yang kepribadian B mengalami stres

100
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 2, April 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

kerja ringan dan bahkan tidak stres pekerja serta membantu


mengalami stres kerja, pekerja untuk memiliki mindset
sedangkan staf administrasi agar tidak mudah mengalami
ruangan yang mempunyai tipe stress saat bekerja.
kepribadian A lebih banyak b. Diharapkan rumah sakit dapat
mengalami stres kerja sedang membuat program yang dapat
dan berat. menayangakan video tentang
peregangan otot (stretching)
KESIMPULAN singkat dengan durasi sekitar 5
Faktor resiko yang hingga 10 menit yang akan
berhubungan dengan stres kerja terbuka secara otomatis di
pada staf administrasi ruangan di komputer-komputer milik
RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro pekerja pada jam tertentu
Kota Semarang adalah beban kerja untuk membantu memecah
mental, rutinitas kerja, kebosanan dan mengurangi
pengembangan karir dan tipe monotoni yang dirasakan oleh
kepribadian. Sedangkan faktor risiko pekerja.
yang tidak berhubungan dengan c. Diharapkan rumah sakit dapat
stres kerja pada staf administrasi menyelenggarakan kegiatan
ruangan di RSUD K.R.M.T. pelatihan pengembangan karir
Wongsonegoro Kota Semarang kepada pekerja sehingga
adalah beban kerja fisik, kondisi fisik pekerja memahami hak dan
lingkungan kerja, dan peran individu kewajibannya sesuai dengan
dalam pekerjaan/ organisasi. prosedur dan ketetapan yang
berlaku di rumah sakit.
SARAN 2. Bagi Pekerja
1. Bagi Rumah Sakit Diharapkan pekerja tidak
a. Diharapkan rumah sakit dapat menunda-nunda pekerjaan
menyelenggarakan kegiatan sehingga dapat menyelesaikan
relaksasi seperti pelatihan pekerjaannya dengan lebih cepat
pembentukan karakter dengan dan dapat mengurangi stres kerja
memasukkan materi tentang yang diakibatkan oleh tekanan
manajemen stres, sehingga waktu.
dapat menurunkan tingkat
Zaman. Relationship Between
DAFTAR PUSTAKA Job Stress, Workload,
1. Hartomo, A., Indahwaty Sidin, Environment, and Employess
Noer Bachry Noor. Gambaran Turnover Intentions: What We
Beban Kerja Unit Administrasi di Know, What Should We Know.
Rumah Sakit UNHAS. Bagian World Applied Sciences Journal.
Manajemen Rumah Sakit 2013.
Fakultas Kesehatan Masyarakat 4. Munandar AS. Psiklogi Industri
Universitas Hasanuddin. 2014. dan Organisasi. Jakarta : UI
2. World Health Organization. Press; 2008.
Stress at the Workplace 5. Keliat BA. Penatalaksanaan
[Internet]. Available from: Stress. Jakarta: EGC; 1999.
http://www.who.int/occupational 6. Fahamsyah D. Analisis
_health/topics/stressatwp/en/ Hubungan Beban Kerja Mental
3. Qureshi, Muhammad Imran, M dengan Stres Kerja. The
Iftikhar, U Hassan, K Khan, K Indonesian Journal of

101
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 2, April 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Occupational Safety and Health. Intensif Rumah Sakit Umum


2017;6:107-115. Daerah dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh. Universitas Syiah
7. Santoso G. Manajemen Kuala Darussalam Banda Aceh;
Keselamatan Dan Kesehata 2015.
Kerja. Jakarta: Prestasi
Pustaka; 2004.
8. Kasmarani MK. Pengaruh
Beban Kerja Fisik dan Mental
terhadap Stres Kerja pada
Perawat di Instalasi Gawat
Darurat (IGD) RSUD Cianjur.
Jurnal Kesehatan Masyarakat.
2012;1:767-776.
9. Tarwaka AB, Ajeng LS.
Ergonomi Untuk Kesehatan
Keselamatan Kerja Dan
Produktivitas. Surakarta: Uniba
Press; 2004.
10. Ibrahim H, Amansyah M, Yahya
GN. Faktor-Faktor yang
Berhubungan Dengan Stres
Kerja Pada Pekerja Factory 2
PT. Maruki Internasional
Indonesia Makassar Tahun
2016. Al-Sihah Public Health
Science Journal. 2016;8:60-68.
11. Aulya D. Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Stres
Kerja pada Polisi Lalu LIntas d
Polres Metro Jakarta Pusat
Bulan April-Agustus Tahun
2013. Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah; 2013.
12. Zainiyah AA. Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Stres
Kerja pada Pekerja Area
Manufacturing di PT. X
Semarang. Universitas
Diponegoro; 2012.
13. Rahmaniaty. Analisis Faktor-
Faktor yang Berhubungan
dengan Stres Kerja Karyawan di
Bidang Rekam Medik Rumah
Sakit Kanker “Dharmais” Tahun
2010. Universitas Indonesia;
2010.
14. Jannah R. Hubungan
Kepribadian dengan Stres Kerja
pada Perawat di Ruang Rawat

102

You might also like