You are on page 1of 10

ISSN 2338-4514

36 JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOLUME V NO 1 AGUSTUS 2017

KARAKTERISTIK PENYEBAB TERJADINYA DEPRESI POSTPARTUM


PADA PRIMIPARA DAN MULTIPARA

Prima Daniyati Kusuma*


*
Dosen Akademi Keperawatan Notokusumo Yogyakarta

ABSTRACT

Background: Getting pregnant, delivering baby and becoming a mother were physiologic conditions. Some postpartum
women could adapt role changes as mother and some others couldn’t adapt, resulted in stress condition that, if it was
continue, became postpartum depression. The lightest form of postpartum depression usually unrecognized because it
presumed to be normal. Primiparous motherhood and multiparous mother during the postpartum period may experience
a very wide range of emotional response disorders, depression is the most common feature of receiving the baby's
presence. Many women, especially multiparas who experience feelings of disappointment after childbirth are associated
with the great experience of childbirth and in primiparous moms doubt the ability to address the need to raise children
effectively.
Objective: To determine the difference in causes of postpartum depression events in primiparous and multiparous.
Method: Analytical survey research using cross sectional research method.
Result: . The incidence of postpartum depression was greater in the primiparous mother group of 24 people (70.59%)
than the multiparous mother group of 20 people (58.82%). There is no relationship between age, education level, and
maternal delivery with postpartum depression. There is a relationship between employment and maternal marital status
with postpartum depression
Conclusion: Obtained a value of 0.310, sig value> 0.05, it can be concluded, there is no significant difference between
primiparous variables with multiparous in the incidence of postpartum depression.

Keywords: postpartum depression, primiparous, multiparous

PENDAHULUAN ke tahap baru dalam siklus kehidupannya.1


Namun dapat juga bermakna negatif sehingga
Kehamilan, melahirkan dan menjadi
dapat menimbulkan berbagai gangguan
seorang ibu merupakan hal yang fisiologis.
emosional pada periode setelah melahirkan
Peristiwa-peristiwa tersebut mempunyai
(postpartum periode). Salah satu variasi
makna yang berbeda-beda bagi setiap wanita
gangguan emosional pada wanita periode
dan keluarganya. Bagi banyak wanita,
postpartum adalah depresi postpartum.2
peristiwa tersebut bermakna positif dan
merupakan fase transisi yang menyenangkan
ISSN 2338-4514
JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOLUME V NO 1 AGUSTUS 2017 37

Depresi postpartum merupakan depresi merupakan gambaran paling umum


gangguan mood setelah melahirkan yang dalam menerima kehadiran bayinya. Banyak
merefleksikan disregulasi psikologikal yang ibu khususnya multipara yang mengalami
merupakan tanda dari gejala-gejala depresi perasaan kekecewaan setelah melahirkan
3
mayor. Penelitian lain mengatakan bahwa berhubungan dengan hebatnya pengalaman
depresi pasca melahirkan yang berat kira-kira melahirkan dan pada ibu primipara keraguan
terjadi pada 25% ibu yang baru pertama kali akan kemampuan untuk mengatasi kebutuhan
melahirkan dan 20% pada ibu yang membesarkan anak secara efektif. Biasanya
melahirkan anak selanjutnya, depresi pasca depresi ini ringan dan sementara, yang
persalinan yang parah ini dialami sekitar 3000 dimulai 2 sampai 3 hari setelah melahirkan
4
ibu di Amerika Serikat setiap tahunnya. dan selesai dalam 1 sampai 2 minggu.4
Sebuah review yang luas pada 59 studi
didapat bahwa 13% dari primipara mengalami METODE PENELITIAN
depresi postpartum selama 12 minggu pasca Penelitian ini adalah penelitian survey
melahirkan.5 analitik dengan menggunakan metode
Angka kejadian postpartum blues di penelitian cross sectional. Populasi dalam
Asia cukup tinggi dan sangat bervariasi antara penelitian ini adalah semua ibu postpartum
26%–85%, sedangkan di Indonesia angka pada bulan Agustus – September 2015 yang
kejadian postpartum blues antara 50%–70% melakukan kunjungan maternal di RSIA
dan angka kejadian depresi postpartum 11%– Sakina Idaman Yogyakarta. Pengambilan
30% ibu.6 Prevalensi depresi postpartum sampel menggunakan purposive sampling,
berdasarkan penelitian bagian kebidanan jumlah sampel dari penelitian ini adalah 34
RSIA Sakina Idaman Yogyakarta diperoleh orang ibu postpartum primipara dan 34 orang
11,3% ibu mengalami depresi ringan; 1,9% ibu postpartum multipara.
mengalami depresi sedang dan 0,5%
mengalami depresi berat setelah melahirkan.7
Sebagian ibu postpartum menyesuaikan
dirinya dengan baik, tetapi sebagian yang lain
tidak berhasil menyesuaikan diri dan
mengalami gangguan psikologis. Keadaan ibu
primipara dan ibu multipara selama periode
postpartum dapat mengalami gangguan
respon emosi yang sangat beraneka ragam,
ISSN 2338-4514
38 JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOLUME V NO 1 AGUSTUS 2017

HASIL PENELITIAN terbanyak adalah kelompok dengan tingkat


1. Distribusi Kejadian Risiko Depresi pendidikan tinggi sebanyak 24 orang
Postpartum pada Ibu Primipara (70,6%). Berdasarkan pekerjaan, yang
terbanyak adalah kelompok ibu bekerja
Tabel 1. Distribusi Kejadian Risiko Depresi
Postpartum pada Ibu Primipara (n=34) sebanyak 22 orang (64,7%). Berdasarkan
Primipara proses persalinan, yang terbanyak adalah
KATEGORI
Depres Tidak
i
%
Depresi
% kelompok persalinan spontan sebanyak 21
Usia
orang (61,8%). Berdasarkan status
≤ 21 tahun 7 20,6 0 0,0
21 - 35 tahun 16 47,1 10 29,4
> 35 tahun 1 2,9 0 0,0
pernikahan, kehamilan diinginkan, dan
Tingkat
Pendidikan dukungan keluarga sebanyak 24 orang
Rendah 0 0,0 1 2,9
Tinggi 24 70,6 9 26,5 (70,6%).
Pekerjaan Istri
Bekerja 22 64,7 1 2,9 2. Distribusi Kejadian Risiko Depresi
Tidak bekerja 2 5,9 9 26,5
Status Penikahan
Menikah 24 70,6 10 29,4
Postpartum pada Ibu Multipara
Tidak menikah 0 0,0 0 0,0
Proses
persalinan Tabel 2. Distribusi Kejadian Risiko Depresi
Spontan 21 61,8 10 29,4 Postpartum pada Ibu Multipara (n=34)
SC 3 8,8 0 0,0
Kehamilan Multipara
diinginkan
Ya 24 70,6 10 29,4 KATEGORI
Tidak
Tidak 0 0,0 0 0,0 Depresi % %
Depresi
Dukungan Usia
Keluarga ≤ 21 tahun 2 5,9 1 2,9
Ya 24 70,6 10 29,4
21 - 35 tahun 17 50,0 10 29,4
Tidak 0 0,0 0 0,0
> 35 tahun 1 2,9 3 8,8
Tingkat Pendidikan
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa Rendah 1 2,9 2 5,9
Tinggi 19 55,9 12 35,3
dari 34 responden penelitian ibu primipara, Pekerjaan Istri
Bekerja 2 5,9 10 29,4
Tidak bekerja 18 52,9 4 11,8
responden yang memiliki risiko depresi Status Penikahan
Menikah 20 0,0 14 41,2
postpartum lebih tinggi dibandingakan Tidak menikah 0 58,8 0 0,0
Proses persalinan
dengan yang tidak memiliki risiko depresi Spontan 16 47,1 8 23,5
SC 4 11,8 6 17,6
postpartum. Responden yang memiliki risiko Kehamilan diinginkan
Ya 20 58,8 14 41,2
depresi postpartum dikelompokkan dalam Tidak 0 0,0 0 0,0
Dukungan Keluarga
Ya 20 58,8 14 41,2
beberapa kategori, didapatkan hasil bahwa
Tidak 0 0,0 0 0,0
responden yang memiliki risiko depresi
postpartum berdasarkan usia yang terbanyak Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa dari

adalah kelompok usia produktif (21 – 35 34 responden penelitian ibu multipara,

tahun) sebanyak 16 orang (47,1%). responden yang memiliki risiko depresi

Berdasarkan tingkat pendidikan, yang postpartum lebih tinggi dibandingakan


dengan yang tidak memiliki risiko depresi
ISSN 2338-4514
JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOLUME V NO 1 AGUSTUS 2017 39

postpartum. Responden yang memiliki risiko variabel bebas terhadap variabel terikat,
depresi postpartum dikelompokkan dalam dilakukan uji statistik (chi-square) dengan
beberapa kategori, didapatkan hasil bahwa confidence interval 95% sebagai berikut:
responden yang memiliki risiko depresi Chi-Square Tests

postpartum berdasarkan usia yang terbanyak Asy mp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 1,030b 1 ,310
adalah kelompok usia produktif (21 – 35 Continuity Correctiona ,580 1 ,446
Likelihood Ratio 1,034 1 ,309
tahun) sebanyak 17 orang (50%). Berdasarkan Fisher's Exact Test ,447 ,223
Linear-by-Linear
tingkat pendidikan, yang terbanyak adalah Association
1,015 1 ,314

N of Valid Cases 68
kelompok dengan tingkat pendidikan tinggi a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
sebanyak 19 orang (55,9%). Berdasarkan 12,00.

pekerjaan, yang terbanyak adalah kelompok


Didapatkan nilai 0.310, nilai sig > 0.05,
ibu bekerja sebanyak 18 orang (52,9%).
maka bisa disimpulkan, tidak terdapat
Berdasarkan proses persalinan, yang
perbedaan yang bermakna antara variabel
terbanyak adalah kelompok persalinan
primipara dengan multipara dalam kejadian
spontan sebanyak 16 orang (47,1%).
depresi postpartum.
Berdasarkan status pernikahan, kehamilan
diinginkan, dan dukungan keluarga sebanyak
PEMBAHASAN
20 orang (58,8%).
1. Perbedaan Risiko Tingkat Depresi
Postpartum pada Ibu Primipara dan
3. Perbedaan Risiko Depresi Postpartum
Multipara
pada Ibu Primipara dan Multipara
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa
Tabel 3. Perbedaan Risiko Depresi Postpartum pada
Ibu Primipara dan Multipara depresi postpartum pada ibu primipara ada
Depresi Postpartum N(%) 24 orang (70,59%) dan pada ibu multipara
Paritas
Depresi Tidak Depresi ada 20 orang (58,82%). Dalam sebuah
Primipara 24 (70,59%) 10 (29,41%) penelitian menyatakan bahwa ibu primipara
Multipara 20 (58,82%) 14 (41,18%)
berisiko lebih besar mengalami depresi
postpartum,8 namun penelitian lain
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa
menyatakan tidak ada perbedaan antara ibu
depresi postpartum pada ibu primipara ada 24
primipara dengan ibu multipara dalam
orang (70,59%) dan pada ibu multipara ada
mengalami depresi postpartum.9
20 orang (58,82%). Untuk mengetahui ada
Hal ini dimungkinkan karena ibu
tidaknya hubungan yang bermakna antara
multipara secara psikologis lebih siap
ISSN 2338-4514
40 JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOLUME V NO 1 AGUSTUS 2017

menghadapi kelahiran bayi dibandingkan ditandai dengan kondisi ibu masih sangat
dengan ibu primipara. Ibu multipara sudah membutuhkan perlindungan dan pelayanan
memiliki pengalaman menghadapi kelahiran karena ibu memfokuskan energinya pada
anak sebelumnya. Dapat dimungkinkan juga bayinya yang baru lahir; 2) Fase yang kedua
karena mayoritas ibu primipara mengalami yaitu fase ketidaktergantungan (taking hold),
stres ketika menghadapi kelahiran anak fase ini terjadi hari ketiga dan berakhir
pertama.2 sampai minggu ke-empat atau kelima.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Selama fase ini sistem pendukung (support)
penelitian yang dilakukan oleh O’Hara dan menjadi sangat bernilai bagi ibu primipara
Swain (1996) bahwa kejadian depresi nifas yang membutuhkan sumber informasi dan
ini banyak dialami terutama oleh para wanita pemulihan fisik (involusi) sehingga ia dapat
yang baru melahirkan pertama kali yaitu beristirahat dengan baik.
13% wanita melahirkan anak pertama Berdasarkan hasil uji statistik (chi-
mengalami depresi nifas pada periode tahun square) dengan confidence interval 95%,
pertama nifas.10 Keadaan ini dapat juga penelitian ini menunjukkan tidak ada
diperburuk oleh situasi eksternal misalnya perbedaan bermakna antara variabel
konflik keluarga. Selain itu, faktor primipara dengan multipara dalam kejadian
pengalaman menghadapi kelahiran dan depresi postpartum dengan nilai 0.310, nilai
faktor genetik juga sangat memegang sig > 0.05. Dapat dikatakan bahwa hasil
peranan penting menentukan derajat risiko yang terjadi pada penelitian ini tidak
depresi nifas. Sementara itu, bahwa periode dipengaruhi oleh karakteristik subjek
nifas (puerperium remote) yaitu waktu yang penelitian. Menurut Ling dan Duff,
diperlukan untuk pulih dan sehat secara gangguan postpartum berkaitan dengan
sempurna adalah cukup lama yaitu sekitar 6 status paritas adalah riwayat obstetri pasien
minggu. Keadaan demikian juga yang meliputi riwayat hamil sampai bersalin
mempengaruhi kondisi psikologis ibu nifas serta apakah ada komplikasi dari kehamilan
terutama primipara. Ibu primipira biasanya dan persalinan sebelumnya dan terjadi lebih
akan mengalami banyak kesulitan dalam banyak pada wanita primipara.11 Wanita
proses adaptasi peran menjadi orang tua yang melahirkan pertama kali (primipara)
(bonding parenting). Sebenarnya terdapat akan mempunyai pengalaman yang lebih
beberapa fase adaptasi peran parenting sedikit dibandigkan dengan yang pernah
yaitu: 1) Fase ketergantungan (taking-in), melahirkan (multipara). Hal ini akan
fase ini terjadi pada hari 1–3 nifas yang berpengaruh terhadap cara adaptasi klien,
ISSN 2338-4514
JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOLUME V NO 1 AGUSTUS 2017 41

dimana wanita primipara lebih sering disebabkan karena faktor usia perempuan
mengalami postpartum blues karena setelah yang bersangkutan saat kehamilan dan
melahirkan wanita primipara mengalami persalinan seringkali dikaitkan dengan
proses adaptasi yang lebih dibandingkan kesiapan mental perempuan tersebut untuk
12
pada multipara. menjadi seorang ibu.11 Selain itu juga
Hasil analisis penelitian ini disebabkan karena faktor eksternal yang tidak
menghasilkan bahwa variabel paritas tidak diteliti oleh peneliti seperti psikologis ibu
menunjukkan hubungan yang bermakna sendiri.
dengan kejadian depresi postpartum. Hal ini
bisa disebabkan karena kesiapan mental dari Hubungan Tingkat Pendidikan dengan
responden dalam menerima kelahiran Kejadian Depresi Postpartum
bayinya. Walaupun baru pertama kali Hasil analisis pada penelitian ini
melahirkan, responden bisa menangani menghasilkan bahwa variabel tingkat
bayinya sendiri dengan rasa percaya diri. pendidikan tidak mempunyai hubungan yang
Rasa percaya diri muncul bisa karena ibu bermakna dengan kejadian depresi
sudah mengetahui tentang kehamilan, postpartum. Walaupun ibu berpendidikan
persalinan dan cara marawat bayi. Seperti rendah ataupun tinggi semua bisa mengalami
yang dikatakan oleh Ling dan Duff, kesiapan depresi postpartum. Akan tetapi, untuk wanita
mental perempuan untuk menjadi seorang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi
ibu seringkali dikaitkan dengan saat untuk menangani masalah depresi postpartum
kehamilan dan persalinan.11 lebih mudah daripada wanita yang memiliki
pendidikan rendah. Tidak adanya hubungan
2. Kejadian Depresi Postpartum antara tingkat pendidikan dengan kejadian
Dihubungkan Dengan Karakteristik depresi postpartum bisa disebabkan karena
Responden wanita sekarang terutama responden mudah
mendapatkan informasi-informasi kesehatan
Hubungan Usia dengan Kejadian Depresi dari berbagai macam media. Keterbatasan
Postpartum media tidak mempengaruhi ibu mendapatkan
Hasil analisis pada penelitian ini ilmu pengetahuan, ibu bisa menanyakan pada
menghasilkan bahwa variabel umur tidak tetangga yang lebih berpengalaman, jadi ibu
mempunyai hubungan yang bermakna dengan tersebut dapat belajar mengenai kehamilan,
kejadian depresi postpartum pada ibu persalinan dan merawat bayi secara jelas.
primipara dan multipara. Hal ini mungkin
ISSN 2338-4514
42 JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOLUME V NO 1 AGUSTUS 2017

Hubungan Pekerjaan dengan Kejadian dan keluarga suami setelah kelahiran bayi.
Depresi Postpartum Mulai membina keluarga dan membina rumah
Hasil analisis pada penelitian ini tangga sendiri sebagai tugas perkembangan
menghasilkan bahwa variabel pekerjaan yang harus dijalani semakin diperkuat karena
mempunyai hubungan yang bermakna dengan kehadiran buah hati. Selain itu, hubungan
kejadian depresi postpartum. Hal ini dapat dengan orang lain akan mengalami perubahan
disebabkan karena keadaan ibu yang harus yang tidak terelakkan. Seorang ibu mungkin
kembali bekerja setelah melahirkan atau merasakan adanya perbedaan pendapat
kesibukan dan tanggung jawab dalam dengan mertua tentang perawatan bayi setelah
pekerjaan ini dapat memicu depresi melahirkan. Konsekuensi lain dari perluasan
postpartum. Wanita yang tidak berhasil keluarga dan juga penting adalah keadaan
menyesuaikan diri dengan peran dan aktivitas sosial ketika bayi dilahirkan, terutama jika
barunya tersebut dapat mengalami gangguan bayi mengakibatkan beban finansial atau
psikologis atau depresi postpartum.13 emosional bagi keluarga.14

Hubungan Status Pernikahan dengan Hubungan Proses Persalinan dengan


Kejadian Depresi Postpartum Kejadian Depresi Postpartum
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil analisis pada penelitian ini
pada status ibu yang tidak menikah dapat menghasilkan bahwa variabel proses
mempengaruhi adanya depresi postpartum. persalinan tidak dapat diuji chi square karena
Demikian pula pada ibu dengan status variabel bebas seragam, yaitu semua
menikah pun juga sebagian besar mengalami mendapatkan dukungan, tidak terdapat
depresi postpartum. Gejala depresi perbandingan. Berdasarkan jenis proses
postpartum muncul sebagai reaksi yang persalinannya, persentase depresi postpartum
dipicu oleh situasi stres karena adanya lebih banyak terjadi pada ibu dengan
ketidaksesuaian antara harapan dan persalinan spontan. Depresi pada persalinan
kenyataan, atau peristiwa-peristiwa lain yang spontan dapat dipengaruhi oleh lama
dinilai sebagai potensial stres bagi seorang persalinan. Lama persalinan adalah waktu
ibu setelah melahirkan. Situasi stres tersebut yang dibutuhkan dari mulai tanda-tanda awal
diantaranya berkaitan dengan konsekuensi persalinan antara lain yaitu kontraksi uterus
perluasan keluarga, yaitu munculnya harapan- disertai pengeluaran lendir dan darah
harapan pribadi dalam membina rumah pervaginam dan pelunakan, penipisan serta
tangga atau harapan-harapan dari orang tua pembukaan serviks sampai dengan
ISSN 2338-4514
JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOLUME V NO 1 AGUSTUS 2017 43

pengeluaran bayi dengan menggunakan jam. perbandingan. Menurut penelitian13


Lama persalinan dapat dihitung atau diketahui menunjukkan bahwa lebih dari 50% ibu
dari lama 4 tahapan persalinan yaitu kala 1, mengalami depresi postpartum berkaitan
kala 2, dan kala 3 tanpa memasukkan kala 4 dengan kehamilan yang diinginkan. Jika
15
yang bersifat observasi. kehamilan itu direncanakan, mungkin saja 40
Lamanya proses persalinan akan minggu bukanlah waktu yang cukup bagi
membuat ibu memiliki pengalaman persalinan pasangan untuk menyesuaikan diri terhadap
yang kurang memuaskan, sehingga ibu perawatan bayi yang ada kalanya
menunjukkan citra diri yang negatif dan dapat membutuhkan usaha yang cukup keras.
berlanjut menjadi kemarahan yang dapat Seorang bayi mungkin dilahirkan lebih awal
mempersulit proses adaptasi ibu terhadap dari perkiraan lahirnya, hal ini juga dapat
peran dan fungsi barunya. Proses persalinan menjadi faktor pemicu terjadinya depresi
yang berlangsung penuh tekanan akan postpartum, karena jika bayi lahir lebih awal
membuat ibu lebih sulit mengontrol dirinya dapat menyebabkan perubahan secara tiba-
sehingga membuat ibu lebih mudah marah tiba, baik di lingkungan rumah maupun
serta dapat menurunkan kemampuan koping perubahan terhadap rutinitas kerja yang tidak
ibu yang efektif. diharapkan oleh orang tua.
Demikian juga menurut pendapat
Bobak, bahwa persalinan merupakan suatu Hubungan Dukungan Keluarga dengan
peristiwa yang rumit dan menimbulkan stress Kejadian Depresi Postpartum
bagi seorang ibu. Pendukung teori stres Hasil analisis pada penelitian ini
menjelaskan bahwa setiap peristiwa yang menghasilkan bahwa variabel dukungan
menimbulkan stres, misalnya proses keluarga tidak dapat diuji chi square karena
persalinan, dapat merangsang reaksi untuk variabel bebas seragam, yaitu semua
terjadinya depresi.16 mendapatkan dukungan, tidak terdapat
perbandingan. Namun, menurut penelitian
Hubungan Kehamilan yang Diinginkan lain17, karakteristik wanita yang berisiko
dengan Kejadian Depresi Postpartum mengalami depresi postpartum adalah wanita
Hasil analisis pada penelitian ini yang mempunyai sejarah pernah mengalami
menghasilkan bahwa variabel kehamilan yang depresi, wanita yang berasal dari keluarga
diinginkan tidak dapat diuji chi square karena yang kurang harmonis, wanita yang kurang
variabel bebas seragam, yaitu semua mendapatkan dukungan dari suami atau
mendapatkan dukungan, tidak terdapat orang–orang terdekatnya selama hamil dan
ISSN 2338-4514
44 JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOLUME V NO 1 AGUSTUS 2017

setelah melahirkan. Banyaknya kerabat yang DAFTAR PUSTAKA


membantu pada saat kehamilan, persalinan 1. Sari, L.S. Sindroma Depresi Pasca
dan pascasalin, beban seorang ibu karena Persalinan Di Rumah Sakit Umum Pusat
kehamilannya sedikit banyak berkurang. Haji Adam Malik Medan, diakses pada
Wanita yang didiagnosa secara klinis tanggal 20 Desember 2014 dari
pada masa postpartum mengalami depresi http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234
dalam 3 bulan pertama setelah melahirkan. 56789/6370/3/09E01959. pdf.txt. 2009.
Wanita yang menderita depresi postpartum 2. Soep. Penerapan Edinburgh Post-Partum
adalah mereka yang secara sosial dan Depression Scale Sebagai Alat Deteksi
emosional merasa terasingkan atau mudah Risiko Depresi Nifas Pada Primipara dan
17
tegang dalam setiap kejadian hidupnya. Multipara. Jurnal Keperawatan
Indonesia, volume 14, No. 2; hal 95 –
KESIMPULAN 100. 2011.
Berdasarkan interpretasi dan diskusi 3. Pradnyana, E. Westa, W. Ralep, N.
hasil penelitian, maka dapat disimpulkan Diagnosis dan Tata Laksana Depresi
beberapa hal, yaitu: Postpartum pada Primipara, diakses
1. Kejadian depresi postpartum lebih besar pada tanggal 21 Desember 2014 dari
pada kelompok ibu primipara 24 orang http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/articl
(70,59%) daripada kelompok ibu e/viewFile/4877/3663. 2013.
multipara 20 orang (58,82%). 4. Mustika, E.D. Perbedaan Sikap Adaptasi
2. Tidak ada hubungan antara usia ibu Psikososial Postpartum pada Ibu
dengan depresi postpartum Primipara dan Multipara di Puskesmas
3. Tidak ada hubungan antara tingkat Nalumsari Jepara. Skripsi tidak
pendidikan ibu dengan depresi dipublikasikan. Semarang: Universitas
postpartum Muhammadiyah Semaranag. 2010.
4. Ada hubungan antara pekerjaan ibu 5. Ndokera, R. & MacArthur, C. The
dengan depresi postpartum Relationship Between Maternal
5. Ada hubungan antara status pernikahan Depression And Adverse Infant Health
ibu primipara dengan depresi postpartum Outcomes In Zambia: A Cross-Sectional
6. Tidak ada hubungan antara proses Feasibility Study. Blackwell Publishing
persalinan ibu dengan depresi postpartum Ltd, Ghild: care, health and development,
37, 1, 74 – 81. 2010.
ISSN 2338-4514
JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOLUME V NO 1 AGUSTUS 2017 45

6. Sari, M.E. Perbedaan Risiko Depresi Philadelphia: Lippincott. 2003.


Postpartum Antara Ibu Primipara 13. Kruckman. Maternity Nursing: Family,
Dengan Ibu Multipara Di RSIA ‘Aisyiyah Newborn and Women’s Health Care,
Klaten. Surakarta: Fakultas Ilmu Education (18th ed). Philadelpia:
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Lippincott. 2001.
Surakarta. 2010. 14. Beck, Cheryl Tatano. Teetering on the
7. Ardhilla, Nurlisha. Postpartum Edge: A Substantive Theory Of
Depression. Diakses pada tanggal 21 Postpartum Depression. Nursing
Desember 2014 pada Research, vol. 42 no. 1. p: 42-48. 1993.
http://www.academia.edu/7395708/Postp 15. Muslihin. Variabel Penelitian,
artum_ depression. 2013. Pengertian, Tujuan, dan Jenis. Diakses
8. Afiyanti, Y. Rachmawati, I.N. Nurhaeni, pada tanggal 7 Januari 2015 dari
N. Perbedaan Kepedulian Maternal https://www.mushlihin.com/2013/11/
Antara Ibu Primipara dan Ibu Mutipara penelitian/variabel-penelitian-pengertian-
Pada Awal Periode Postpartum Jurnal tujuan-dan-jenis.php. 2013.
Keperawatan Indonesia, volume 10, no.2, 16. Bobak, I. M. Lowdermilk. & Jensen,
hal 54 – 60. 2006. M.D. Maternity and Womens Health
9. Irham. Perbandingan Risiko Depresi Care (7th ed). St. Louis: Mosby. 2003.
Pascasalin Pada Persalinan Vaginal dan 17. Sherwen, L.N. Maternity Nursing: Care
Seksio Sesarea. Tesis tidak of The Childbearing Family (4th ed).
dipublikasikan. Yogyakarta: FK UGM. Toronto: Appleton and Lange. 2002.
2014.
10. O’Hara M.W. & Swain L.P. Social
Support Life Events and Depression
During Pregnancy and The Puerperium.
Toronto: Prentice Hall Health. 1996.
11. Old, S.B. London, L.M. & Ladewig, P.A.
Maternal Newborn Nursing: A Family
Centered Approach. California: Addison-
Wesley Nursing. 2001.
12. Pilliteri, A. Maternal and Child Health
Nursing: Care of The Childbearing and
Childbearing Family. 4th ed.

You might also like