You are on page 1of 2

Skip to main content

Credit: pixabay.com

Bersedekah harta merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan. Selain bernilai
sebagai ibadah vertikal, yakni ibadah antara seorang hamba dengan Allah subhanahu
wata’ala, sedekah juga bernilai sebagai ibadah horizontal, yakni ibadah antara seorang
hamba dengan hamba yang lain.

Betapa tidak, karena mendapatkan sedekah, kehidupan seseorang bisa terjamin, setidaknya
untuk beberapa hari. Oleh karena itu, sedekah tidak hanya menambah pahala, tetapi juga
menambah keberlangsung kehidupan seseorang.

Sayangnya, tidak semua orang mampu mengerjakan ibadah satu ini. Orang-orang yang tidak
memiliki keuangan yang cukup, tentu tidak mampu untuk melaksanakan ibadah ini.

Mengenai hal ini Rasulullah pernah memberikan salah satu amalan yang kedudukannya dapat
menyamai pahala sedekah. Dalam sebuah hadits riwayat Imam al-Baihaqi dalam Sunan al-
Kubra dan juga diriwayatkan Imam Bukhari, Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:

‫ َعلَى ُك ِل ُم ْس ِل ٍم‬: -‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫َّللا‬ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫سى َع ْن أَبِي ِه َع ْن َج ِد ِه قَا َل قَا َل َر‬ َ ‫س ِعيد ُ ْبنُ أَبِى ب ُْردَة َ ب ِْن أَبِى ُمو‬ َ ‫َحدَّثَنَا‬
‫ فَيُ ِعينُ ذَا ْال َحا َج ِة‬: ‫ فَإ ِ ْن لَ ْم َي ْست َِط ْع أَ ْو لَ ْم َي ْف َع ْل قَا َل‬: ‫ قَالُوا‬.‫صد َُّق‬ َ ‫ت‬‫ي‬ ‫و‬ ُ ‫ه‬ ‫س‬ ْ
‫ف‬
َ َ َ َ ُ َ َِ َ ْ َ ‫ن‬
َ ‫ع‬ َ ‫ف‬‫ن‬ْ ‫ي‬‫ف‬َ ‫ه‬
ِ ‫د‬
ِ ‫ي‬‫ب‬ ُ
‫ل‬ ‫م‬‫ع‬‫ي‬َ ‫ف‬ : ‫ل‬َ ‫ا‬ َ ‫ق‬ ‫ْ؟‬ ‫د‬ ِ َ ْ ِ ‫ قَالُوا‬.ٌ‫صدَقَة‬
‫ج‬ ‫ي‬ ‫م‬ َ ‫ل‬ ْ
‫ن‬ ‫إ‬َ ‫ف‬ : َ
َُ‫ش ِر فَإِنَّهُ له‬ ْ ْ َ
ْ ‫ فَلي ُْمس‬: ‫ فَإ ِ ْن ل ْم يَفعَ ْل قَا َل‬: ‫ قَالوا‬.‫وف‬
َّ ‫ِك َع ِن ال‬ ُ ْ َ ْ ْ
ِ ‫ فَيَأ ُم ُر بِال َخي ِْر أ ْو قَا َل بِال َم ْع ُر‬: ‫ فَإ ِ ْن ل ْم يَفعَ ْل قَا َل‬: ‫ قَالُوا‬.‫وف‬
ْ َ َ ‫ْال َم ْل ُه‬
ٌ‫صدَقَة‬ َ

"Wajib bagi setiap Muslim untuk bersedekah." Kemudian beberapa orang bertanya, "Jika ia
tidak mampu, wahai Rasul?" Rasul kemudian menjawab, "Hendaknya bekerja dengan
tangannya sendiri, kemudian bermanfaat bagi dirinya dan bersedekah." Mereka kemudian
bertanya kembali, "Jika tidak bisa?" Rasul pun menjawab, "Maka boleh dengan menolong
orang yang sedang membutuhkan pertolongan." Mereka masih saja bertanya, "Jika tidak
dikerjakan wahai Rasul?" Rasul menjawab, "Maka boleh dengan meneggakkan kebenaran
atau mengatakan yang jujur." Mereka bertanya kembali, "Jika masih belum bisa
melakukan?" Rasul menjawab, "Maka sebaiknya menahan diri berbuat kejelekan, karena hal
itu bernilai sedekah baginya." (Abu Bakar Ahmad bin al-Husain al-Baihaqi, al-Sunan al-
Kubra, Hederabad, Majelis Dairah al-Maarif, 1344 H, juz 4, halaman 188)

Setidaknya dari hadits di atas, ada 4 (empat) hal yang bisa dilakukan seseorang sebagai
amalan pengganti sedekah.

Pertama, bekerja kemudian dari hasil kerjaan tersebut bisa bermanfaat bagi dirinya
kemudian bersedekah.

Kedua, menolong orang yang sedang membutuhkan bantuan.

Ketiga, menegakkan kebenaran dan berkata jujur.

Keempat, menahan diri agar tidak melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama.
Berdasarkan hadits tersebut, Badruddin al-Aini dalam Umdatul Qari fi Syarhi Sahih al-
Bukhari menjelaskan bahwa sedekah merupakan bentuk kasih sayang kepada makhluk
Allah subhanahu wata’ala. Dan bentuk kasih sayang tidak hanya dihasilkan dari harta, bisa
juga dari amalan atau perilaku kita.

‫ والمال إما حاصل أو مقدور التحصيل له‬،‫ وهي إما بالمال أو بغيره‬،‫يستفاد منه أن الشفقة على خلق هللا تعالى ال بد منها‬
‫ وأعمال الخير إذا حسنت النيات فيها تنزل منزلة الصدقات في‬،‫ اإلمساك‬:‫ أو ترك وهو‬،‫ اإلعانة‬:‫ وهو‬،‫ إما فعل‬،‫والغير‬
‫ ويفهم منه أن الصدقة في حق القادر عليها أفضل من سائر األعمال‬،‫األجور وال سيما في حق من ال يقدر على الصدقة‬
‫القاصرة على فاعلها‬

Artinya: “Dari hadits tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa kasih sayang kepada makhluk
Allah merupakan sebuah keharusan. Hal ini bisa dilakukan dengan harta atau sesuatu yang
lain. Adapun kasih sayang dengan harta bisa atau mampu bermanfaat bagi pemberi dan
yang lainnya (penerima). Dan juga bisa dilakukan dengan amalan atau tindakan, yaitu
dengan menolong atau meninggalkan, yakni seperti menahan (agar tidak berbuat jelek
kepada orang lain). Adapun perbuatan-perbuatan yang baik jika dilandasi dengan niat yang
baik maka setara dengan pahala bersedekah, khususnya bagi orang yang tidak mampu untuk
bersedekah. Dan bisa difahami bahwa sedekah yang sesuai dengan kemampuan lebih utama
daripada banyak amalan akan tetapi hanya terbatas (manfaatnya) bagi orang yang
mengerjakannya saja.” (Badruddin al-Aini, Umdatul Qari fi Syarhi Sahih al-Bukhari, Beirut,
Dar Ihya Turats al-Arabi, t.t., juz 8, halaman 312)

Inti dari pernyataan al-Aini di atas adalah bahwa setiap hal baik, misalnya sedekah sesuai
kemampuan jika dilandasi dengan niat baik dan bermanfaat bagi orang lain, maka pahalanya
setara dengan pahala sedekah serta lebih baik daripada banyaknya amalan akan tetapi hanya
bermanfaat pada diri sendiri.

Menurut al-Aini, keempat amalan ini diurutkan berdasarkan kemampuan seseorang. Sehingga
keempat urutan ini bersifat pilihan, yakni seseorang bisa memilih sesuai amalan yang ia
mampu. Jika ia mampu mengerjakan semuanya, maka hal itu lebih baik.

،‫ وإنما هو لإليضاح لما يفعله من عجز عن خصلة من الخصال المذكورة‬،‫واعلم أنه ال ترتيب فيما تضمنه الحديث المذكور‬
‫ وأن يغيث الملهوف وأن يأمر بالمعروف وينهى عن المنكر‬،‫ فمن أمكنه أن يعمل بيده فيتصدق‬،‫فإنه يمكنه خصلة أخرى‬
‫ويمسك عن الشر فليفعل الجميع‬.

Artinya, “Perlu diketahui bahwa tidak ada urutan secara khusus untuk poin yang terdapat
dalam hadits tersebut. Sebenarnya hal itu merupakan penjelas atas hal yang bisa dilakukan
orang yang tidak mampu mengerjakan salah satu amalan dan bisa memilih untuk
mengerjakan amalan lain yang ia mampu. Jika memungkinkan untuk melakukan semuanya:
bekerja dan bersedekah, menolong orang, menegakkan kebenaran dan mencegah
kemungkaran serta menahan untuk melakukan perbuatan tercela, maka lakukanlah
semuanya.” (Badruddin al-Aini, Umdatul Qari fi Syarhi Sahih al-Bukhari, juz 8, halaman

You might also like