Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
MAHASISWA PRAKTEK
0
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
A. Latar Belakang
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai
oleh kadar glukosa darah melebihi normal dan gangguan metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin secara relatif
maupun absolut. Pada diabetes, kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin
dapat menurun, atau pankreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin
(Brunner & Suddarth, 2011).
Menurut laporan WHO, prevalensi DM di Indonesia beranjak naik dari
tahun ke tahun. Indonesia menempati urutan ke empat terbesar dari jumlah penderita
diabetes melitus dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk, sedangkan posisi urutan
diatasnya yaitu India (31,7 juta jiwa), China (20,8 juta jiwa), dan Amerika Serikat
(17,7 juta jiwa). Prevalensi penderita diabetes mellitus di Indonesia mengalami
kenaikan drastis dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun
2030 (Darmono, 2008). Sicree, Shaw, dan Zimmet (2009), dalam International
Diabetes Foundation IDF mengemukakan bahwa, penderita DM 58,7 juta jiwa, yang
merupakan 7,6 % dari total populasi pendudik Asia Tenggara. Perkiraan jumlah
penderita DM tahun 2030 akan meningkat 2,5 % dari jumlah penduduk DM pada
tahun 2010. Penderita DM di dunia saat ini mencapai 285 juta orang, separuhnya
berada pada usia 20-60 tahun (Departemen Kesehatan [DepKes], 2012).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali pada tahun 2011,
jumlah penderita DM di Bali tercatat sekitar 2280 kasus dan jumlah ini meningkat
pada tahun 2012 yaitu sebanyak 3004 kasus dengan 52% jumlah kasus merupakan DM
tipe II yaitu sebanyak 1469 kasus. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut
Suarjaya menambahkan, jumlah penderita diabetes di Bali menduduki peringkat kedua
dibawah penderita hipertensi. Tahun 2011 lalu, jumlah penderita diabetes di Bali
tercatat 2210 kasus. (Tribun Bali)
Diabetes melitus terbagi atas diabetes melitus tipe I dan diabetes melitus
tipe II. Pada DM Tipe I pankreas hanya menghasilkan sedikit atau sama sekali tidak
menghasilkan insulin sehinggga penderita selamanya akan tergantung terhadap insulin
dari luar. DM Tipe I ini biasa terjadi pada usia kurang dari 30 tahun. Diabetes melitus
1
tipe II adalah keadaan dimana pankreas tetap menghasilkan insulin, kadang lebih dari
normal tetapi tubuh membentuk kekebalan terhadap efeknya. Biasanya DM tipe II ini
terjadi pada usia diatas 30 tahun, karena kadar gula darah cenderung meningkat secara
ringan, tetapi progresif setelah usia 50 tahun terutama pada orang dengan pola hidup
yang tidak sehat dan kurang melakukan aktivitas fisik (Smeltzer dan Suzanne, 2002).
Senam kaki diabetes adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh
pasien diabetes melitus untuk membantu melancarkan peredaran darah kaki dan dapat
menurunkan derajat neuropati (Suriadi, 2004). Senam kaki ini memiliki banyak
manfaat baik bagi pasien yang mengalami neuropati maupun yang belum
mengalaminya. Diantaranya dapat memperkuat otot-otot kecil, otot betis, dan otot
paha, serta mengatasi keterbatasan gerak sendi yang sering dialami oleh penderita
diabetes melitus (Wibisono, 2009). Senam kaki diabetes ini dapat diberikan kepada
DM Tipe 1 dan DM Tipe 2. Namun sebaiknya diberikan sejak pasien didiagnosa
diabetes melitus sebagai tindakan pencegahan dini. Gerakkan dalam senam kaki
diabetik seperti yang di sampaikan dalam American Diabetes Assosiation tahun 2011
dapat mengurangi keluhan dari neuropati sensorik seperti rasa pegal, kesemutan di
kaki. Manfaat lain dari senam kaki adalah meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
serta dapat membuat otot-otot di bagian yang bergerak berkontraksi (Soegondo , et.al.
2009). Kontraksi otot ini akan menyebabkan terbukanya kanal ion yang
mengakibatkan ion positif dapat masuk. Masuknya ion positif akan mempermudah
aliran dan penghantaran impuls saraf (Guyton dan Hall, 2006).
I. TUJUAN
A. Tujuan instruksional umum ( TIU )
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, keluarga dan pasien
diharapkan sasaran dapat mengetahui dan memahami diabetes mellitus
serta dapat mengimplementasikan senam kaki diabetes dengan baik dan
rutin.
2
Setelah diberikan penyuluhan mengenai Cegah Ganggrean
dengan Senam Kaki Diabetes Melitus selama 30 menit diharapkan
sasaran dapat:
III. KEGIATAN
3
NO LANGKAH- WAKTU KEGIATAN KEGIATAN
LANGKAH PENYULUH SASARAN
1 Pendahuluan 2 menit - Salam Pembukaan Sasaran antusias
- Perkenalan Diri atas kedatangan
- Penyampaian Tujuan kami
4
3 Evaluasi 6 menit - Menjawab pertanyaan Sasaran merasa
yang diajukan pasien antusias saat
dan keluarga pasien bertanya
IV. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
V. MEDIA
1. Laeflet
VI. ALAT
1. Kursi
2. Koran bekas
VII. SUMBER:
AskandarTjokroprawiro, 2000, Simposium Diabetes Mellitus, FakultasKedokteran
UNAIR RSUD DrSotomo, Surabaya
Brunner &Suddart, 2001. Buku Ajar KeperawatanMedikalBedah, Edisi 8 Volume
2. EGC: Jakarta.
IrawanSusiloImim, dkk, 2000, Waspadai Diabetes Mellitus, CahayaRemadja
Bandung.
Sarwono, W, DKK, 2001, Buku Ajar IlmuPenyakitDalamJilid I, BalaiPenerbit ,
FKUI, Jakarta
Sidarwan, S, 2002, PetunjukPraktisPengelolaan DM Perkeni 2002, FKUI-RSU
pnCipto Jakarta.
5
Smaltzer, Bare, 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, EGC, Jakarta
Anonim. 2013. Diabetes melitus :Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya.
(Online). Available : http://info-kesehatan.net/diabetes melitus-gejala-
penyebab-dan-pencegahannya/ Diunduh pada 21 November 2016
Anonim. 2012. Data Statistik Jumlah Penderita Diabetes Di Dunia Versi WHO.
(Online). Available:http://indodiabetes.com/data-statistik-jumlah-
penderita-diabetes-di-dunia-versi-who.html. Diunduh pada 21
November 2016
Andrian. 2015. SAP Senam Kaki Diabetes Militus. (Online). Available at
http://dokumen.tips/documents/sap-senam-kaki-diabetes.html.
Diunduh pada 21 November 2016
Nofriadi Lyse, Mse. Pengaruh Senam Kaki Diabetik Terhadap Penurunan
Derajat Neuropati Pasien Diabetes Mellitus Diwilayah Kerja
Puskesmas Pauh Padang. Maret 2016. (Online). Available:
http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/2392/. Diunduh pada 21 November
2016
Sukarja, I Made.2014. Jurnal Grma Keperawatan. Available : http://poltekkes-
denpasar.ac.id/files/JURNAL%20GEMA
%20KEPERAWATAN/DESEMBER%202014/ARTIKEL%20I
%20Made%20Sukarja%20dkk,.pdf . Diunduh pada 21 November
2016
VIII. PESERTA
Seluruh pasien dan anggota keluarga yang dapat mengikuti kegiatan di
Ruang Dahlia Garing BRSU Tabanan
IX. WAKTU
Hari :
Tanggal :
Jam :
6
X. TEMPAT : Banjar Apuan Desa Sukawati Kecamatan Sukawati
Kabupaten Gianyar
B. Proses penyuluhan :
1. Kegiatan penyuluhan yang akan diberikan diharapkan berjalan
lancar dan sasaran memahami tentang penyuluhan yang diberikan.
2. Dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara
penyuluh dan sasaran yang akan diharapkan penyuluhan
3. Peserta diharapkan memperhatikan materi yang diberikan
C. Hasil penyuluhan :
1. Sasaran paham seluruh materi yang diberikan
2. Sasaran paham dan bisa mempraktekkannya di rumah mengenai
senam kaki diabetes dengan baik dan rutin yaitu sebanyak 3-4 kali
seminggu untuk mengontrol kadar gula darah dan memperlancar
aliran darah di kaki.
7
Lampiran I
2. Diabetes tipe II
8
Faktor genetik diperkirakan memegang peranan dalam proses
terjadinya resistensi insulin. Selain itu terdapat pula faktor-faktor resiko
tertentu yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes melitus II.
Faktor-faktor ini adalah :
a. Usia resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun.
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
(Irawan Susilo Imim, dkk, 2000)
E. Komplikasi DM
Komplikasi yang dapat terjadi bila penderita DM tidak dirawat dengan baik
sehingga gula darah selalu tinggi adalah :
1. Kardiopati diabetic
Kardiopati diabetik adalah gangguan jantung akibat diabetes.
Glukosa darah yang tinggi dalam jangka waktu panjang akan menaikkan
kadar kolesterol dan trigliserida darah. Lama-kelamaan akan terjadi
aterosklerosis atau penyempitan pembuluh darah. Maka bagi para
9
penderita diabet perlu pemeriksaan kadar kolesterol dan trigliserida darah
secara rutin. Usahakan tidak makan nasi pada malam hari.
2. Nefropati diabetik
Nefropati diabetik adalah gangguan fungsi ginjal akibat kebocoran
selaput penyaring darah. Sebagaimana diketahui, ginjal terdiri dari jutaan
unit penyaring (glomerulus).
3. Retinopati diabetik
Diabetes juga dapat menimbulkan gangguan pada mata. Yang
terutama adalah retinopati diabetik. Keadaan ini, disebabkan rusaknya
pembuluh darah yang memberi makan retina. Bentuk kerusakan bisa bocor
dan keluar cairan atau darah yang membuat retina bengkak atau timbul
endapan lemak yang disebut eksudat.
Cara mencegah atau menghindari agar tidak terjadi luka pada kaki pada
penderita DM:
1. Hindari terlalu sering merendam kaki
2. Hindari penggunaan botol panas/penghangat kaki dari listrik
3. Hindari penggunaan pisau/silet untuk memotong kuku atau
menghilangkan kalus
4. Hindari kaos kaki / sepatu yang terlalu sempit
5. Hindari Rokok
10
1. Bila luka kecil : bersihkan dengan antiseptik, tutup luka dengan kasa
steril dan bila dalam waktu dua hari tidak sembuh segera periksa ke
dokter
2. Bila luka cukup besar / kaki mengalami kelainan segera pergi ke
dokter.
11
d. Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan
mengupayakan kadar glukosa darah mendekati normal melalui
cara-cara yang aman dan praktis
e. Menurunkan kadar lemak darah jika kadar meningkat.
2. Latihan
Manfaat dilakukannya latihan bagi penderita diabetes :
a. Mengendalikan kadar glukosa darah
b. Menurunkan kelebihan berat badan (mencegah kegemukan)
c. Membantu mengurangi stess
d. Memperkuat otot dan jantung
e. Meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL)
f. Membantu menurunkan tekanan darah
3. Pemantauan
Pada penderita diabetes diperlukan pemantauan kadar glukosa darah
secara mandiri agar tidak terjadi komplikasi yang nantinya menimbulkan
akibat yang fatal, penderita diabetes kini dapat mengatur terapinya untuk
mengendaliakan kadar glukosa darah secara optimal. Cara ini
memungkinkan deteksi dan pencegahan hpoglikemia dan hiperglikemia,
dan berperan dan menentukan kadar glukosa darah normal yang
kemungkinan akan mengurangi akan mengurangi komplikasi diabetes
jangka panjang.
5. Pendidikan
Edukasi diabetes adalah pelatihan mengenai pengetahuan dan
keterampilan bagi penderita DM dengan tujuan merubah perilaku pasien
untuk meningkat pengetahuan pasien dalam mengatasi penyakitnya.
Pendidikan awal akan membahas pentingnya konsistensi atau kontinuitas
pada kebiasaan makan, hubungan antara makanan dengan insulin, dan
adanya rencana makan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
12
Berdasarkan anjuran dari PERKENI (perkumpulan Endokrinologi Indonesia)
diet penderita DM disusun sebagai berikut:
1. Karbohidrat : 60-70 %
2. Protein : 10-15%
3. Lemak : 20-25%
Jenis Makanan yang Harus diKonsumsi yang dikonsumsi oleh penderita
DM diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Jenis Makanan yang TIDAK BOLEH dikonsumsi :
a) Manisan Buah
b) Gula pasir
c) Susu Kental Manis
d) Madu
e) Abon
f) Kecap
g) Sirup
h) Es Krim
2. Jenis makanan Yang BOLEH DIMAKAN TETAPI HARUS DIBATASI ;
a) Nasi
b) Singkong
c) Roti
d) Telur
e) Tempe
f) Tahu
g) Kacang Hijau
h) Kacang Tanah
i) Ikan
3. Jenis Makanan YANG DIANJURKAN UNTUK DIMAKAN :
a) Kol
b) Tomat
c) Kangkung
d) Oyong
e) Bayam
f) Kacang Panjang
g) Pepaya
h) Jeruk
i) Pisang
13
j) Labu Siam
14
Senam kaki ini sangat dianjurkan untuk penderita diabetes yang
mengalami gangguan sirkulasi darah dan neuropathy di kaki, tetapi
disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan tubuh penderita. Latihan
senam kaki DM ini dapat dilakukan dengan cara menggerakkan kaki dan
sendi-sendi kaki misalnya berdiri dengan kedua tumit diangkat,
mengangkat dan menurunkan kaki. Gerakan dapat berupa gerakan
menekuk, meluruskan, mengangkat, memutar keluar atau ke dalam dan
mencengkram pada jari-jari kaki (Soegondo, et al. 2004).
2. Tujuan
Adapun tujuan yang diperoleh setelah melakukan senam kaki ini
adalah memperbaiki sirkulasi darah pada kaki pasien diabetes, sehingga
nutrisi lancar kejaringan tersebut (Tara, 2003).
Gerakan dalam senam kaki DM tersebut seperti yang disampaikan
dalam 3rd National Diabetes Educators Training Camp tahun 2005 dapat
membantu memperbaiki sirkulasi darah di kaki. Bisa mengurangi keluhan
dari neuropathy sensorik seperti: rasa pegal, kesemutan, gringgingen di
kaki. Manfaat dari senam kaki DM yang lain adalah dapat memperkuat
otot-otot kecil, mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki, meningkatkan
kekuatan otot betis dan paha (gastrocnemius, hamstring, quadriceps), dan
mengatasi keterbatasan gerak sendi (Soegondo, et al. 2004).
Senam kaki DM dapat menjadi salah satu alternatif bagi pasien
DM untuk meningkatkan aliran darah dan memperlancar sirkulasi darah,
hal ini membuat lebih banyak jala-jala kapiler terbuka sehingga lebih
banyak reseptor insulin yang tersedia dan aktif (Soegondo, et al. 2004).
Kondisi ini akan mempermudah saraf menerima nutrisi dan oksigen yang
mana dapat meningkatkan fungsi saraf (Guyton & Hall, 2006).
Soegondo, et al. (2004), juga menyebutkan bahwa latihan seperti
senam kaki DM dapat membuat otot-otot di bagian yang bergerak
berkontraksi. Kontraksi otot ini akan menyebabkan terbukanya kanal ion,
menguntungkan ion positif dapat melewati pintu yg terbuka. Masuknya
ion positif itu mempermudah aliran penghantaran impuls saraf (Guyton &
Hall, 2006).
Secara garis besar tujuan dari senam kaki diabetik adalah:
a. Memperbaiki sirkulasi darah
15
b. Memperkuat otot-otot kecil
c. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
b. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
c. Mengatasi keterbatasan gerak sendi
5. Prosedur Pelaksanaan
a. Persiapan Alat : Kertas Koran 2 lembar, Kursi (jika tindakan dilakukan
dalam posisi duduk), hanskun.
b. Persiapan Klien : Kontrak Topik, waktu, tempat dan tujuan
dilaksanakan senam kaki
c. Persiapan lingkungan : Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien,
Jaga privacy pasien
d. Prosedur Pelaksanaan :
a. Perawat cuci tangan
b. Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan pasien duduk
tegak diatas bangku dengan kaki menyentuh lantai
c. Dengan Meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki
diluruskan keatas lalu dibengkokkan kembali kebawah seperti
cakar ayam sebanyak 10 kali
16
d. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak
kaki ke atas. Pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai
dengan tumit kaki diangkatkan ke atas. Cara ini dilakukan
bersamaan pada kaki kiri dan kanan secara bergantian dan diulangi
sebanyak 10 kali.
e. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas
dan buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan
kaki sebanyak 10 kali.
f. Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan
memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10
kali.
g. Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari
kedepan turunkan kembali secara bergantian kekiri dan ke kanan.
Ulangi sebanyak 10 kali.
h. Luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki
tersebut dan gerakkan ujung jari kaki kearah wajah lalu turunkan
kembali kelantai.
i. Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah ke 8, namun
gunakan kedua kaki secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali.
j. Angkat kedua kaki dan luruskan,pertahankan posisi tersebut.
Gerakan pergelangan kaki kedepan dan kebelakang.
k. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan
kaki , tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10
lakukan secara bergantian. Gerakan ini sama dengan posisi tidur.
l. Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti
bola dengan kedua belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi
lembaran seperti semula menggunakan kedua belah kaki. Cara ini
dilakukan hanya sekali saja
m. Lalu robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran.
n. Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua
kaki
o. Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki
lalu letakkan sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh.
p. Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola
17
6. Hal yang Harus di Evaluasi Setelah Tindakan
1) Pasien dapat menyebutkan kembali pengertian senam kaki
2) Pasien dapat menyebutkan kembali 2 dari 4 tujuan senam kaki
3) Pasien dapat memperagakkan sendiri teknik-teknik senam kaki secara
mandiri
7. Dokumentasi Tindakan
a. Respon klien
b. Tindakan yang dilakukan klien sesuai atau tidak dengan prosedur
c. Kemampuan klien melakukan senam kaki
Lampiran 2
EVALUASI
A. Pertanyaan
1. Apakah yang dimaksud dengan diabetes melitus ?
2. Apa sajakah klasifikasi dari diabetes melitus ?
3. Apa sajakah hal-hal yang menyebabkan diabetes melitus ?
4. Apa sajakah tanda dan gejala dari diabetes melitus ?
18
5. Apa sajakah komplikasi yang ditimbulkan diabetes melitus ? Jelaskan !
6. Bagaimanakah cara mencegah dan menangani diabetes melitus ?
7. Makanan apa sajakah yang boleh dikonsumsi penderita diabetes
mellitus ?
8. Apa itu senam kaki diabetes?
9. Apa tujuan dari senam kaki diabetes?
10. Bagaimanakah cara melakukan senam kaki diabetes ?
B. Kunci Jawaban
1. Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula
(glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolute maupun relatif
(Arjatmo, 2002).
2. Klasifikasi Diabetes Melitus dan Penyebabnya yaitu DM tipe 1 dan DM
tipe
3. Penyebab Diabetes Melitus :
a. Keturunan
b. Usia
c. Kegemukan
d. Kurang gerak
e. Pola makan
f. Alkoholisme
g. Obat-obatan
4. Tanda Dan Gejala Diabetes Melitus :
a. Sering merasa haus
b. Sering kencing terutama malam hari
c. Pandangan menjadi kabur
d. Sering merasa lelah tanpa sebab yang jelas dan mengantuk
e. Penurunan berat badan
f. Kulit terasa kering
g. Sering menderita sariawan atau infeksi (misalnya bisul) yang sulit
sembuh
h. Mati rasa atau kesemutan di kaki dan tangan
i. Mual dan muntah
5. Komplikasi DM yaitu :
a. Kardiopati diabetic adalah gangguan jantung akibat diabetes.
b. Nefropati diabetik adalah gangguan fungsi ginjal akibat kebocoran
selaput penyaring darah.
19
c. Retinopati diabetik Diabetes juga dapat menimbulkan gangguan pada
mata. Yang terutama adalah retinopati diabetik. Pengobatan dan
Pencegahan DM
20
f) Kacang Panjang
g) Pepaya
h) Jeruk
i) Pisang
j) Labu Siam
9. Tujuan melakukan senam kaki diabetes adalah Secara garis besar tujuan dari
senam kaki diabetik adalah:
c. Memperbaiki sirkulasi darah
d. Memperkuat otot-otot kecil
e. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
d. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
e. Mengatasi keterbatasan gerak sendi
21
b. Persiapan Klien : Kontrak Topik, waktu, tempat dan tujuan
dilaksanakan senam kaki
c. Persiapan lingkungan : Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi
pasien, Jaga privacy pasien
d. Prosedur Pelaksanaan :
1) Perawat cuci tangan
2) Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan pasien duduk
tegak diatas bangku dengan kaki menyentuh lantai
3) Dengan Meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki
diluruskan keatas lalu dibengkokkan kembali kebawah seperti
cakar ayam sebanyak 10 kali
4) Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak
kaki ke atas. Pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai
dengan tumit kaki diangkatkan ke atas. Cara ini dilakukan
bersamaan pada kaki kiri dan kanan secara bergantian dan diulangi
sebanyak 10 kali.
5) Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas
dan buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan
kaki sebanyak 10 kali.
6) Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan
memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10
kali.
7) Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari
kedepan turunkan kembali secara bergantian kekiri dan ke kanan.
Ulangi sebanyak 10 kali.
8) Luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki
tersebut dan gerakkan ujung jari kaki kearah wajah lalu turunkan
kembali kelantai.
9) Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah ke 8, namun
gunakan kedua kaki secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali.
10) Angkat kedua kaki dan luruskan,pertahankan posisi tersebut.
Gerakan pergelangan kaki kedepan dan kebelakang.
11) Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan
kaki , tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10
lakukan secara bergantian. Gerakan ini sama dengan posisi tidur
12) Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti
bola dengan kedua belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi
22
lembaran seperti semula menggunakan kedua belah kaki. Cara ini
dilakukan hanya sekali saja. Lalu robek koran menjadi 2 bagian,
pisahkan kedua bagian koran. Sebagian koran di sobek-sobek
menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki Pindahkan kumpulan
sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan
sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh. Bungkus semuanya
dengan kedua kaki menjadi bentuk bola
23
Tabanan,.....................................2017
…………………………………… …………………………..
NIP. NIM.
Mengetahui,
………………….......................... ...............................................
NIP. NIP.
24