Professional Documents
Culture Documents
PERANGKAT PEMBELAJARAN
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
MATA PELAJARAN :
SENI BUDAYA
KALENDER AKADEMIK
SK MENGAJAR
PROGRAM TAHUNAN
PROGRAM SEMESTER
SILABUS
ANALISIS
RPP
JADWAL MENGAJAR
DISUSUN OLEH :
ANDRIYANTI, S.Pd.
Mengesahkan,
Kepala SMK Negeri 1 Karawang
PROGRAM TAHUNAN
Andriyanti, S.Pd.
F.7.5.1.WBKR.4 –POS PROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH
PROGRAMTAHUNAN
Kompetensi Inti :
KI -1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, serta
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang di pelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Alokasi
Semester Kompetensi Dasar Materi Pokok
Waktu
Semester 1 1.1 Menunjukkan sikap penghayatan Bahan, media, jenis, 5x 2 JP
dan pengamalan serta bangga dalam proses
terhadap karya seni rupa berkarya seni rupa
sebagai bentuk rasa syukur dua dimensi.
terhadap anugerah Tuhan
2.1 Menunjukkan sikap kerjasama,
bertanggung jawab, toleran, Simbol, fungsi, nilai
dandisiplin melalui aktivitas estetis karya seni
berkesenian rupa dua dimensi
2.2 Menunjukkan sikap santun,jujur,
cinta damai dalam mengapresiai
seni dan pembuatnya Membuat hasil karya
2.3 Menunjukkan sikap responsif seni rupa dua
dan pro-aktif, peduli terhadap dimensi
lingkungan dan sesama,
menghargai karya seni dan
Alokasi
Semester Kompetensi Dasar Materi Pokok
Waktu
pembuatnya Teknik
3.1 Mengevaluasi bahan, media dan dalam proses
teknik yang digunakan dalam berkarya seni rupa
berkarya seni rupa. dua dan tiga dimensi.
4.1 Berkreasi karya seni rupa dua
dimensi
3.1 Memahami musik kreasi Fungsi, Konsep dan 4 x 2 JP
berdasarkan jenis dan fungsi Jenis Musik
4.1 Menampilkan musik kreasi
berdasarkan pilihan sendiri
Penampilan Seni
3.1 Mengevaluasi konsep, teknik dan Musik
prosedur yang digunakan dalam
berkarya tari
Konsep, Teknik dan 5 x 2 JP
3.2 Mengkreasi karya tari
Prosedur Tari
berdasarkan simbol, jenis, dan
fungsi dengan beragam teknik.
Simbol dan Makna
Tari
4.1 Berkreasi karya tari sesuai dengan Jenis dan Fungsi Tari
hitungan
Praktik Tari
4.2 Berkreasi karya tari sesuai dengan
iringan
3.1 Mengevaluasi konsep, teknik dan Konsep, teknik dan
prosedur berkarya teater prosedur Film Pendek 4 x 2 JP
4.1 Mengkreasi naskah drama
4 x 2 JP
4.4 Membuat tulisan mengenai
Kritik Musik
musik berdasarkan jenisnya
3.3 Mengevaluasi hasil pergelaran Pergelaran Tari 4 x 2 JP
tari berdasarkan konsep, teknik
dan prosedur tari
Alokasi
Semester Kompetensi Dasar Materi Pokok
Waktu
4.3 Mempergelarkan karya seni tari
hasil kreasi sendiri/kelompok
sesuai dengan tata pentas
Kreasi Tari
3.4 Mengevaluasi naskah drama dan
pergelaran teater berdasarkan
simbol, jenis, fungsi dan nilai
estetis serta tokohnya dalam
kritik teater. 4 x 2 JP
Evaluasi Teater
4.4 Membuat tulisan kritik teater
mengenai simbol, jenis, nilai
estetis, fungsi dan tokohnya
berdasarkan hasil evaluasi
Kritik Teater
JUMLAH SEMESTER 1 36 JP
JUMLAH SEMESTER 2 32 JP
JUMLAH 1 TAHUN 68 JP
b. KD dan KI Keterampilan
4.1 Membuat karya seni rupa dua dimensi menggunakan berbagai media dan
teknik
dengan melihat model
D. Tujuan Pembelajaran
3.1.1 Dengan mengapresiasi Gambar, peserta didik mampu mengidentifikasi konsep,
unsur, prinsip, bahan, dan teknik dalam karya seni rupa secara jujur.
3.1.2 Melalui rasa ingin tahu dengan ditampilkan video, peserta didik mampu
memahami teknik dalam berkarya seni rupa.
4.1.1 Setelah disajikan contoh seni rupa 2 dimensi peserta didik mampu mereplikasi
karya seni rupa dua dimensi dengan melihat model benda mati, benda hidup dan
foto/gambar secara tanggung jawab
4.1.2 Disajikan gambar dua dimensi peserta didik mampu membuat karya seni rupa 2
dimensi dengan berbagai media dan teknik secara kreatif
E. Materi Pembelajaran
1. PENGERTIAN SENI RUPA
Seni rupa merupakan sebuah cabang seni yang mengapresiasikan
pengalaman artistik manusia kedalam sebuah bentuk yang dapat diraba oleh
tangan dan ditangkap oleh mata dan dapat dinikmati dalam jangka waktu yang
lama atau berulang-ulang.
Seni rupa merupakan realisasi imajinasi seseorang yang tanpa batasan
sehingga tak akan kehabisan ide dan dapat terus berimajinasi. Seni rupa atau
seni yang tampak adalah satu bentuk kesenian visual atau tampak ada yang
tidak hanya oleh indra penglihatan, tetapi juga bisa oleh indra peraba.
2. KONSEP SENI RUPA
Konsep seni rupa meliputi hakikat seni rupa, aspek-aspek seni rupa dan ragam seni
rupa. Berikut penjelasan per-poinnya :
1. Hakikat Seni Rupa
Ekspresi seni dimuka bumi ini tidaklah seragam. Perbedaan budaya, kondisi sosial,
ekonomi, politik dan perbedaan alam sekitar akan membentuk seni yang berbeda
dan beragam. Keragaman seni berkembang sesuai dengan masyarakat yang
bersangkutan. Setiap zaman dan setiap lingkungan budaya memberi batasannya
sendiri tentang seni.
Manifestasi atau ungkapan rupa dapat kita jumpai pada berbagai ilustrasi pada buku,
iklan, motif hias, lukisan, patung, keramik, anyaman tikar, kursi rotan dll merupakan
hasil kreasi manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup.
2. Aspek-Aspek Seni Rupa
2a. Wujud dan isi
Wujud visual karya seni rupa merupakan wadah sedangaakan yang ada di dalamnya
disebut isi. Isi atau ideoplastik adalah aspek ide gagasan atau tema yang ada dalam
seni rupa. Aspek ini sangat bergantung satu sama lain.
2b. Media, pokok-soal, material, teknik
Media atau medium dapat diartikan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan.
Pokok soal adalah menggambarkan apa saja yang disajikan dalam karya itu.
Interaksi antara material dan teknik serta penguasaan teknik tertentu sangat penting
untuk mengetahui hasilnya.
3. Ragam Seni Rupa
Klasifikasi berdasarkan bentuk dan dimensi
Klasifikasi berdasarkan dungi
PRINSIP SENI RUPA
1. Kesatuan
Kesatuan (unity) adalah kesan yang timbul dari unsur-unsur seni rupa yang terpadu
menjadi satu bentuk dan menghasilkan suatu ungkapan. Kesatuan merupakan
integritas jalinan unsur yang menjadi kebulatan konsep/gagasan. Karya lukis
misalnya merupakan tatanan unsur-unsur yang sudah diolah oleh pencipta dengan
cara diselaraskan, diseimbangkan, disebandingkan dan sebagainya. Jadi
sebenarnya kesatuan akan terjadi jika ada keselarasan, keseimbangan, proporsi
maupun ritme.
2. Garis
Menurut jenisnya, garis dapat dibedakan menjadi garis lurus, lengkung,
panjang, pendek, horizontal, vertikal, diagonal, berombak, putus-putus, patah-
patah, spiral dan Iain-Iain. Kesan yang ditimbulkan dari macam-macam garis
dapat berbeda-beda, misalnya garis lurus berkesan tegak dan keras, garis
lengkung berkesan lembut dan lentur, garis patah-patah berkesan kaku, dan
garis spiral berkesan lentur.
Sedangkan menurut wujudnya garis dapat dibedakan menjadi:
a. Garis nyata, merupakan garis yang dihasilkan dari coretan atau
goresan lengkung.
b. Garis semu, merupakan garis yang muncul karena adanya kesan
balans pada bidang, warna atau ruang.
3. Bidang
Bidang merupakan pengembangan garis yang membatasi suatu bentuk
sehingga membentuk bidang yang melingkupi dari beberapa sisi. Bidang
mempunyai sisi panjang dan lebar, serta memiliki ukuran.
4. Bentuk
Bentuk juga dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:
a. Bentuk geometris
Bentuk geometris merupakan bentuk yang terdapat pada ilmu ukur
meliputi:
1. Bentuk kubistis, contohnya kubus dan balok.
2. Bentuk silindris, contohnya tabung, kerucut, dan bola.
b. Bentuk nongeometris
Bentuk nongeometris berupa bentuk yang meniru bentuk alam, misalnya
manusia, tumbuhan, dan hewan.
5. Ruang
Ruang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: Ruang dalam bentuk
nyata, misalnya ruangan pada kamar, ruangan pada patung. Ruang dalam
bentuk khayalan (ilusi), misalnya ruangan yang terkesan dari sebuah lukisan.
6. Warna
Kesan yang timbul oleh pantulan cahaya pada mata disebut warna.
Warna dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a. Warna pokok atau primer, yaitu warna yang tidak berasal dari warna
apapun, meliputi warna merah,
kuning, dan biru.
b. Warna sekunder merupakan campuran dari warna primer.
Contoh:
merah + kuning : jingga
biru + kuning : hijau
merah + biru : ungu
c. Warna tertier merupakan hasil campuran antara warna primer dan
warna sekunder.
Contoh:
kuning + hijau : kuning kehijau-hijauan
biru + ungu : ungu kebiruan
jingga + merah : jingga kemerahan
Selain jenis-jenis warna di atas terdapat pula warna netral, yaitu warna
putih dan hitam.
7. Tekstur
Tekstur adalah sifat dan keadaan suatu permukaan bidang atau
permukaan benda pada sebuah karya seni rupa. Setiap benda mempunyai
sifat permukaan yang berbeda. Tekstur dibedakan menjadi tekstur nyata dan
tekstur semu.Tekstur nyata adalah nilai raba yang sama antara penglihatan
dan rabaan. Sedangkan tekstur semu adalah kesan yang berbeda antara
penglihatan dan perabaan.
8. Gelap Terang
Suatu objek bisa memiliki intensitas cahaya yang berbeda pada setiap
bagiannya. Demikian pula pada karya seni rupa. Seperti lukisan
pemandangan alam. Adanya perbedaan intensitas cahaya akan menimbulkan
kesan mendalam. Amati gambar di bawah ini.
MEDIA BERKARYA SENI RUPA
Media berkarya seni rupa dua dimensi meliputi bahan dan alat untuk menggambar.
Beragam pilihan media ber- karya seni rupa dua dimensi antara lain sebagai berikut.
1. Pensil, merupakan alat yang dapat digunakan meng- gambar secara utuh atau
sketsa saja. Kepekatan warna pensil dibedakan dengan inisial, yaitu H, B, dan HB.
2. Konte, warnanya sangat hitam dan lunak. Cocok untuk membuat gambar potret atau
3. Pastel dan crayon, mempunyai bentuk dan bahan yang hampir sama, hanya berbeda
kandungan kapurnya. Warnanya cerah, cocok untuk teknik dussel atau arsir.
4. Drawing pen dan milipen tersedia dalam berbagai ukuran. Hasil gambar antara
drawing pen dan milipen hampir sama, bedanya ujung pena drawing pen lebih lunak daripada
6. Cat poster (poster colour) dan cat air (water colour), gambar yang dihasilkan dari
kedua media ini hampir sama, bedanya warna cat poster lebih cerah.
7. Tinta bak atau tinta Cina, ada yang berupa cairan dan ada yang batangan, warnanya
pekat, sesuai untuk membuat blog, dan cara penggunaannya dengan bantuan kuas.
8. Cat minyak (acrylic), terdiri atas beragam warna yang disertai minyak pengencernya.
9. Kain kanvas dan spanram, merupakan satu kesatuan bahan. Kain kanvas menyatu
dengan spanram (bingkai kayu yang berguna untuk merentangkan kain). Kain kanvas adalah
10. Kuas, untuk cat minyak berambut lebih kaku daripada yang digunakan untuk cat
air. Bentuknya ada yang pipih, ada pula yang runcing dengan berbagai ukuran.
11. Palet, merupakan bidang datar yang dibuat untuk mengolah cat. Palet untuk cat air
dibuat dari plastik, sedangkan untuk cat minyak terbuat dari kayu.
12. Komputer, merupakan media berkarya yang dewasa ini telah populer. Teknologi
digital saat ini memungkin- kan untuk membuat teknik gambar yang beragam.
Media berkarya seni rupa tiga dimensi sangat beragam tergantung dari teknik yang
1. Teknik pahat, yaitu mengurangi bahan menggunakan alat pahat. Misalnya, membuat
2. Teknik butsir, yaitu membentuk benda dengan mengurangi dan menambah bahan.
3. Teknik cor, yaitu membuat karya seni dengan membuat alat cetakan kemudian
dituangkan adonan berupa semen, gips, dan sebagainya sehingga menghasilkan bentuk
4. Teknik las, yaitu membuat karya seni dengan cara menggabungkan bahan satu ke
bahan lain untuk mendapatkan bentuk tertentu. Misalnya, membuat patung kontemporer
5. Teknik cetak, yaitu membuat karya seni dengan cara membuat cetakan terlebih
dahulu. Misalnya, membuat keramik dan patung dengan bahan dasar tanah liat dan semen.
Membuat karya seni merupakan wujud ekspresi dari suatu ide atau gagasan. Ide
adalah hasil pemikiran yang berawal dari suatu inspirasi atau imajinasi. Gambaran yang
tertangkap melalui ruang imajinasi seseorang dapat diwujud- kan dalam bentuk karya seni.
Kamu dapat menggali ide untuk berkarya seni sendiri dengan membuat lukisan menggunakan
1. Contoh Gambar
a.
b.
c.
b. Kolase
c. Desain
F. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Strategi/Metode : Apresiasi, Diskusi, Tanya Jawab, Resitasi
Model : Pembelajaran Berbasis Proyek
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Kesatu:*)
a. Pendahuluan ( 15 Menit)
1) Mengucapkan salam dan menanyakan keadaan siswa.
2) Mendata kehadiran siswa
3) Menanyakan beberapa pertanyaan dasar sebagai review pembelajaran
4) Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa yaitu
dengan cara kerjasama dan kelompok, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai
demokratis, bersahabat, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Fase2: MendesainPerencanaanProyek
Mengamati
1. Siswa menelaah gambar yang tengah ditampilkan
2. Siswa membaca literaturberkenaanbahan, media dan teknik karya seni
rupa dua dimensi
Menanya
1. Guru bertanya pada siswa berkenaan alat dan bahan yang terdapat dalam
contoh gambar yang ditampilkan.
2. Siswa mengidentifikasi bahan dan media yang digunakan pada gambar
tersebut
c. Penutup (5 Menit)
Mendorong siswa untuk menyimpulkan, merefleksikan, dan menemukan nilai-
nilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
Aspek Nilai
Berdiri tegap menghadap dan dapat menjaga kontak mata dengan guru
Dapat menyampaikan pendapat dengan suara yang baik, bahasa yang
santun dan sistematis
Menyampaikan pendapat dengan intonasi dan bahasa tubuh yang
meyakinkan
Pendapat mencerminkan penerapan konsep yang dijelaskan
Nilai rata-rata
Kriteria Penilaian
Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
A > 85
B 78 - 85
C 70 - 77
D < 70
1) Contoh Instrumen
a) Lembar Pengamatan Sikap
No Aspek yang dinilai 3 2 1 Keterangan
1 Menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan
2 memiliki rasa ingin tahu (curiosity)
3 menunjukkan ketekunan dan tanggungjawab
dalam belajar dan bekerja baik secara individu
maupun berkelompok
Kriteria Penilaian
Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
A > 85
B 78 - 85
C 70 - 77
D < 70
a) Program Remedial
NAMA SEKOLAH : BENTUK SOAL :
KELAS : TANGGAL TES :
MAPEL : KKM :
NAMA TES : JUMLAH SISWA :
NAMA GURU : TANGGAL REMEDIAL :
b) Program Pengayaan
NAMA SEKOLAH : BENTUK SOAL :
KELAS : TANGGAL TES :
MAPEL : KKM :
NAMA TES : JUMLAH SISWI :
NAMA GURU : TANGGAL REMEDIAL :
Andriyanti, S.Pd.
Drs. Agus Rukmawan, S.Ip, MM
NIP: 19611111 198603 1 008
Konsep:
Penyajian karya seni musik pada umumnya melalui tahap penciptaan, penulisan partitur, latihan
dan penyajian/konser.Tentunya banyak hal yang harus diperhatikan diantaranya : Teori dasar seni
musik, Notasi Musik, Teknik Vokal dan instrument
Prinsip:
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Kesatu:*)
a. Pendahuluan ( 15 Menit)
1) Mengucapkan salam dan menanyakan keadaan siswa.
2) Mendata kehadiran siswa
3) Menanyakan beberapa pertanyaan dasar sebagai review pembelajaran
4) Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa yaitu dengan cara
kerjasama dan kelompok, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai demokratis,
bersahabat, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Menanya :
1) Memberi kesempatan kepada siswa untuk diskusi atau bertanya
2) Siwa saling bertanya tentang hasil pengamatan siswa tentang Penyajian karya musik.
Mencoba :
1) Siswa dibagi dalam 4 (empat) kelompok.
2) Siswa dalam kelompok diminta untuk mengidentifikasi musik mp3 dan video musik yang
telah diperolehnya kedalam Penyajian karya musik.
3) Siswa diminta mengelompokkan Penyajian karya musik menurut jenis, media dan ide
penciptaannya.
4) Masing-masing kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka secara
bergantian.
5) Guru menilai sikap siswa dalam kerja kelompok dan presentasi serta membimbing
diskusi mereka.
Mengasosiasi :
1) Siswa menyimpulkan jenis Penyajian karya musik
2) Masing-masing kelompok berdiskusi tentang jenis dan simbol Penyajian karya musik.
3) Masing-masing kelompok berdiskusi tentang nilai estetis dalam Penyajian karya musik.
4) Guru membimbing dan menilai aktifitas siswa dalam mengidentifikasi Penyajian karya
musik.
Mengomunikasikan :
1) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka secara bergantian
2) Guru menilai kemampuan siswa dalam berkomunikasi secara lisan
c. Penutup (5 Menit)
Mendorong siswa untuk menyimpulkan, merefleksikan, dan menemukan nilai-nilai
yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
2. Pertemuan Kedua:*)
a. Pendahuluan ( 15 Menit)
1. Mengucapkan salam dan menanyakan keadaan siswa.
2. Mendata kehadiran siswa
3. Menanyakan beberapa pertanyaan dasar sebagai review pembelajaran
4. Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa yaitu dengan cara
kerjasama dan kelompok, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai demokratis,
bersahabat, peduli sosial, dan tanggung jawab.
b. Inti (70 Menit)
Membimbing siswa secara berkelompok untuk :
Mengamati dan Menanya
1) Dua orang siswa dari kelompok berbeda diminta untuk memaparkan hasil tugas baca
2) Browsing tentang Penyajian karya musik
Mencoba
1) Kelompok diminta untuk mencoba membuat perencanaan untuk penampilan musik di
depan kelas.
2) Setiap kelompok diberikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan Penyajian
karya musik
3) Kelompok mendiskusikan pemecahan masalah Penyajian karya musik
4) Guru menilai sikap siswa dalam kerja kelompok dan kemampuan menerapkan konsep
dan prinsip dalam pemecahan masalah dan keterampilan mencoba instruksi kerja
Mengasosiasi
1) Kelompok mendiskusikan hasil kegiatan tentang hubungan antara music vocal dan
instrumental dan bagaimana menggabungkannya.
2) Dengan fasilitasi guru, siswa merumuskan Penyajian karya musikgabungan antara
vocal dan instrumental.
3) Guru menilai keterampilan mengolah dan menalar
Mengomunikasikan
1) Perwakilan kelompok memaparkan hasil diskusi pemecahan masalah
2) Guru menilai keterampilan menyaji dan berkomunikasi
c. Penutup (5 Menit)
Mendorong siswa untuk menyimpulkan, merefleksikan, dan menemukan nilai-nilai
yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
3. Pertemuan Ketiga:*)
a. Pendahuluan ( 15 Menit)
1. Mengucapkan salam dan menanyakan keadaan siswa.
2. Mendata kehadiran siswa
3. Menanyakan beberapa pertanyaan dasar sebagai review pembelajaran
4. Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa yaitu dengan cara
kerjasama dan kelompok, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai demokratis,
bersahabat, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Menanya
1) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang prosedur/langkah kerja
praktik yang perlu dikonfirmasi
2) Siswa bertanya tentang prosedur/langkah kerja praktik yang perlu dikonfirmasi
Mencoba
1) Siswa dibagi dalam kelompok, masing-masing terdiri dari 5 – 7 orang siswa
2) Siswa bekerja dalam kelompok sesuai langkah kerja dalam lembar kerja untuk
mendapatkan data
3) Guru menilai keterampilan menggunakan alat, mengolah, dan menyaji data, serta
kejujuran dan ketelitian dlam memperoleh data, serta kerjasama dalam kelompok
Mengasosiasi
1) Kelompok mendiskusikan penyajian dan pengolahan data serta menyiapkan bahan
Penyajian karya musik kelompok
2) Guru menilai kerjasama dan tanggungjawab siswa dalam kerja kelompok
Mengomunikasikan
1) Kelompok mempresentasikan/menampilkan hasil kerja kelompok (penampilan musik di
kelas)
2) Guru menanggapi hasil penampilan untuk memberi penguatan pemahaman dan/atau
mengklarifikasi miskonsepsi
3) Guru menilai keeterampilan menyaji dan menalar, serta kesantunan dan kemampuan
berkomunikasi
c. Penutup (5 Menit)
Mendorong siswa untuk menyimpulkan, merefleksikan, dan menemukan nilai-nilai
yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
4. Pertemuan Keempat:*)
a. Pendahuluan ( 15 Menit)
1) Mengucapkan salam dan menanyakan keadaan siswa.
2) Mendata kehadiran siswa
3) Menanyakan beberapa pertanyaan dasar sebagai review pembelajaran
4) Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa yaitu dengan
cara kerjasama dan kelompok, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai demokratis,
bersahabat, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Menanya
1) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang prosedur/langkah
kerja praktik yang perlu dikonfirmasi
2) Siswa bertanya tentang prosedur/langkah kerja praktik yang perlu dikonfirmasi
Mencoba
1) Siswa dibagi dalam kelompok, masing-masing terdiri dari 5 – 7 orang siswa
2) Siswa bekerja dalam kelompok sesuai langkah kerja dalam lembar kerja untuk
mendapatkan data
3) Guru menilai keterampilan menggunakan alat, mengolah, dan menyaji data, serta
kejujuran dan ketelitian dlam memperoleh data, serta kerjasama dalam kelompok
Mengasosiasi
1) Kelompok mendiskusikan penyajian dan pengolahan data serta menyiapkan bahan
Penyajian karya musik kelompok
2) Guru menilai kerjasama dan tanggungjawab siswa dalam kerja kelompok
Mengomunikasikan
1) Dua orang siswa dari kelompok berbeda yang dipilih secara acak diminta untuk
mempresentasikan tugasnya
2) Siswa lain dari kelompok berbeda bertanya dan menanggapi presentasi
3) Satu siswa diminta menyampaikan refleksi pengalaman belajar tentang Penyajian
karya musik
4) Guru menilai kemampuan menyaji dan menalar, serta komunikasi
c. Penutup (5 Menit)
Mendorong siswa untuk menyimpulkan, merefleksikan, dan menemukan nilai-nilai
yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
Aspek Nilai
Berdiri tegap menghadap dan dapat menjaga kontak mata dengan guru
Dapat menyampaikan pendapat dengan suara yang baik, bahasa yang santun
dan sistematis
Menyampaikan pendapat dengan intonasi dan bahasa tubuh yang meyakinkan
Nilai rata-rata
Kriteria Penilaian
Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
A > 85
B 78 - 85
C 70 - 77
D < 70
2) Contoh Instrumen
Lembar Pengamatan Sikap
Kriteria Penilaian
Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
A > 85
B 78 - 85
C 70 - 77
D < 70
2. Cara Mengeksplorasi Teknik Olah Tubuh, Olah Pikir, dan Olah Suara
a. Olah Tubuh
Hal yang paling penting dimiliki oleh seorang pemain adalah memiliki tubuh yang sehat dan
mampu menciptakan variasi bisnis act. Karena tubuh atau raga adalah bagian estetika visual
yang bisa dinikmati dengan cara visual atau lihatan, maka perwujudan peran dengan
sendirinya akan memanfaatkan raga secara total, lahir batin, dan kasat mata. Pemeranan akan
enak dilihat jika pemain memiliki syarat-syarat dasar penampilannya, yaitu tubuh yang sehat,
kuat, dan luwes, tidak soal bagaimana bentuk tubuhnya.
Dengan memiliki tubuh yang sehat, latihan akan terus berlangsung dan menciptakan
koordinasi tubuh untuk melakukan tugas akting yang baik dan dapat mengembangkan
keleluasaan, penciptaan gesture, kemungkinan-kemungkinan gerak di mana improvisasi
terwujud. Olah tubuh bisa dilakukan dengan berbagai hal sebagai berikut:
Pemanasan (Lari, Push-up, Sit-up, dan sebagainya)
b. Stretching (Peregangan Sendi-sendi Tubuh). Latihan stretching sangat dibutuhkan bagi
para pemain, karena selain usaha mencapai bahasa tubuh yang indah di panggung, juga
diharapkan tidak ada kekakuan pada setiap otot. Perlu disadari tubuh yang kaku akan
menampakkan sebuah gesture yang kurang menarik untuk ditonton.
c. Intensitas Gerak dan Kelenturan. Contoh gerakan intensitas agar mencapai kelenturan
gesture. Latihan intensitas gerak dan kelenturan akan lebih baik apabila dilakukan jauh-jauh
hari dan secara terus-menerus. Latihan tubuh bertujuan agar fisik terbiasa saat berakting dan
tidak mudah lelah ketika hari pertunjukan.
b. Olah Pikir
Seorang pemain haruslah cerdas, cerdik, cendekia, dan tangkas. Hal itu hanya mungkin
dipunyai bila ia terlatih menggunakan pikiran. Pikiran adalah tenaga rohani yang paling tinggi.
Dalam bersikap, ia akan bekerja sama dengan hati. Dan dari kerja sama itu, akan menciptakan
kolaborasi cipta, rasa, dan karsa (kehendak) yang sangat erat Kebiasaan mengolah pikiran
membuat seseorang kritis menghadapi berbagai persoalan yang pelik. Latihan mengolah
pikiran dilakukan dengan membaca, berimajinasi, dan memunculkan tenaga jiwa.
Metode latihan tenaga jiwa yang kita pakai adalah metode empiris (menurut
pengalaman) dan metode observasi (menurut pengamatan).Metode empiris. (i) observasi,
(ii) pengumpulan, (iii) klinis, (iv) percobaan. Metode observasi. (i) introspeksi (pengamatan
tindak jiwa sendiri), (ii) ekstrospeksi (pengamatan tindak jiwa orang lain).
c. Olah Vokal
Vokal adalah hal yang paling dominan dalam pertunjukan teater karena vokal adalah sarana
komunikasi yang berkaitan dengan isi cerita apa yang ingin disampaikan. Vokal adalah “unsur
paling utama untuk menyampaikan pikiran dan perasaan secara verbal dari rangkaian dialog
yang dihafal aktor”. (Japi Tambayong, 2000:19). Vokal adalah kunci pertunjukan teater. Untuk
itu, diperlukan latihan vokal agar tidak terjadi kemubaziran maksud yang akan disampaikan.
Ukuran baik buruknya sebuah vokal terletak pada kuat tidaknya suara itu diproduksi lewat
mulut dan juga keutuhan kandungan suara yang keluar lewat mulut. Perlu diperhatikan di sini
adalah tenaga suara dari perut yang didorongkan ke atas melalui ruang resonansi dan diolah
di daerah artikulasi diimbangi dengan napas yang tepat. Sehingga syaratsyarat teknis itu bisa
sampai ke telinga penonton dengan jelas. Dari berbagai hal teknis di atas dinyatakan bahwa
alat vokal haruslah terlatih setiap saat agar suara yang dihasilkan bisa sampai ke telinga
pendengar.
a. Latihan Pernapasan
1) Mula-mula melakukan penghimpunan napas yang sangat lembut dan intens melalui
hidung. Bersamaan itu naikkan kedua belah tangan pelan-pelan secara berangsur-angsur
sesuai hitungan. Saat tangan berada pada posisi atas berhenti sembari menahan napas lalu
menurunkan tangan dan melepas napas melalui mulut secara intens pula, usahakan dalam
penghimpunan napas; penarikan napas, penahanan napas dari perut, dan pelepasan
menggunakan waktu hitung yang sama. Hal ini dilakukan sampai terjadi penghangatan dari
perut naik ke atas rongga resonansi sampai artikulasi.
2) Tahap kedua dinamakan latihan vokal getaran dalam. Teknik yang dilakukan masih sama
yaitu penghimpunan dan penahanan napas hanya saja waktu pelepasan menggunakan
getaran dalam. Hal ini bertujuan agar pemain memiliki vokal dalam yang mantap. Bunyi yang
dihasilkan adalah {hhmmmm}. Minimal melakukannya latihan vokal getaran dalam adalah 20
menit untuk para pemain yang memiliki jam terbang tinggi. Bagi pemain yang baru, latihan
vokal getaran dalam bersifat kondisional karena tingkat kekuatan alat artikulasi setiap individu
berbeda-beda, tentunya dibutuhkan waktu yang lebih lama lagi.
3) Tahap ketiga adalah latihan vokal getaran luar. Teknik yang dilakukan adalah melakukan
penghimpunan napas dan penahanan napas, sedangkan pengeluaran napas menggunakan
getaran luar. Hal ini bertujuan agar suara menjadi lantang dan keras. Bunyi yang biasa
dihasilkan adalah pelafalan {aaaaaaaa} yang panjang sampai udara dalam perut habis. Durasi
latihan sama dengan teknik latihan vokal dalam.
b. Latihan Pengucapan
Tahap setelah segala rongga artikulasi penghasil suara dari perut sampai mulut mengalami
penghangatan dan keutuhan adalah latihan pengucapan. Hal ini bertujuan agar suara pemain
jelas secara fonem, diksi, maupun kalimat yang hendak disampaikan.
1) Tahap pertama, latihan pengucapan adalah senam mulut. Senam mulut dilakukan agar
mulut menjadi luwes dan tidak kaku. Segala yang berada pada wilayah mulut dan alat
penghasil bunyi sebisa mungkin digerakkan dari lidah, gigi, dan juga bibir.
2) Pada tahap kedua, mulai mempraktikkan penggunaan ilmu-ilmu lingustik, semisal contoh
dalam ilmu fonologis pengucapan fonem vokal {a,i,u,e,o}, konsonan bilabial {p,b}, opiko-
palatal {dh}. Contoh vokal {a} Contoh vokal {i} Contoh vokal {u} Contoh vokal {e} Contoh vokal
{o} memanfaatkan fonem.
3) Tahap ketiga adalah menghentakkan suara sekeras dan sejelas mungkin, (contoh, “B”),
kemudian dilanjutkan dengan satu kata, (contoh,”B-A-B-U’). Hal ini dilakukan berulang-ulang
dengan variasi fonem dan kata selanjutnya dikembangkan menjadi satu kalimat.
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Kesatu:*)
a. Pendahuluan ( 15 Menit)
1. Mengucapkan salam dan menanyakan keadaan siswa.
2. Mendata kehadiran siswa
3. Menanyakan beberapa pertanyaan dasar sebagai review pembelajaran
4. Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa yaitu dengan cara
kerjasama dan kelompok, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai demokratis,
bersahabat, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Fase 4 Pembuktian
(menalar dan mengeneralisasikan)
1. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membacakan hasil analisis
tiap kelompok.
2. Siswa secara acak (2-3 orang) diminta untuk membandingkan hasil analisis bentuk
penyajian dan musik iringan yang terdapat dalam pertunjukan karya tari yang
ditampilkan.
e. Penutup (5 Menit)
Mendorong siswa untuk menyimpulkan, merefleksikan, dan menemukan nilai-nilai
yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
2. Pertemuan Kedua:*)
a. Pendahuluan ( 15 Menit)
1. Mengucapkan salam dan menanyakan keadaan siswa.
2. Mendata kehadiran siswa
3. Menanyakan beberapa pertanyaan dasar sebagai review pembelajaran
4. Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa yaitu dengan cara
kerjasama dan kelompok, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai demokratis,
bersahabat, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Fase 4 Pembuktian
(menalar dan mengeneralisasikan)
1. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membacakan hasil analisis
tiap kelompok.
2. Siswa secara acak (2-3 orang) diminta untuk membandingkan hasil analisis bentuk
penyajian dan musik iringan yang terdapat dalam pertunjukan karya tari.
c. Penutup (5 Menit)
Mendorong siswa untuk menyimpulkan, merefleksikan, dan menemukan nilai-nilai
yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
3. Pertemuan Ketiga:*)
a. Pendahuluan ( 15 Menit)
1. Mengucapkan salam dan menanyakan keadaan siswa.
2. Mendata kehadiran siswa
3. Menanyakan beberapa pertanyaan dasar sebagai review pembelajaran
4. Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa yaitu dengan cara
kerjasama dan kelompok, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai demokratis,
bersahabat, peduli sosial, dan tanggung jawab.
c. Penutup (5 Menit)
Mendorong siswa untuk menyimpulkan, merefleksikan, dan menemukan nilai-nilai
yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
4. Pertemuan Keempat:*)
a. Pendahuluan ( 15 Menit)
1) Mengucapkan salam dan menanyakan keadaan siswa.
2) Mendata kehadiran siswa
3) Menanyakan beberapa pertanyaan dasar sebagai review pembelajaran
4) Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa yaitu dengan cara
kerjasama dan kelompok, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai demokratis,
bersahabat, peduli sosial, dan tanggung jawab.
c. Penutup (5 Menit)
Mendorong siswa untuk menyimpulkan, merefleksikan, dan menemukan nilai-nilai
yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
5. Pertemuan Kelima:*)
a. Pendahuluan ( 15 Menit)
1) Mengucapkan salam dan menanyakan keadaan siswa.
2) Mendata kehadiran siswa
3) Menanyakan beberapa pertanyaan dasar sebagai review pembelajaran
4) Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa yaitu dengan cara
kerjasama dan kelompok, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai demokratis,
bersahabat, peduli sosial, dan tanggung jawab.
c. Penutup (5 Menit)
Mendorong siswa untuk menyimpulkan, merefleksikan, dan menemukan nilai-nilai
yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
Aspek Nilai
Berdiri tegap menghadap dan dapat menjaga kontak mata dengan guru
Dapat menyampaikan pendapat dengan suara yang baik, bahasa yang santun
dan sistematis
Menyampaikan pendapat dengan intonasi dan bahasa tubuh yang meyakinkan
Nilai rata-rata
Kriteria Penilaian
Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
A > 85
B 78 - 85
C 70 - 77
D < 70
Contoh Instrumen
Lembar Pengamatan Sikap
No Aspek yang dinilai 3 2 1 Keterangan
1 Menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan
2 memiliki rasa ingin tahu (curiosity)
3 menunjukkan ketekunan dan tanggungjawab dalam
belajar dan bekerja baik secara individu maupun
berkelompok
Kriteria Penilaian
Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
A > 85
B 78 - 85
C 70 - 77
D < 70
Program Remedial
NAMA SEKOLAH : BENTUK SOAL :
KELAS : TANGGAL TES :
MAPEL : KKM :
NAMA TES : JUMLAH SISWA :
NAMA GURU : TANGGAL REMEDIAL :
c) Program Pengayaan
NAMA SEKOLAH : BENTUK SOAL :
KELAS : TANGGAL TES :
MAPEL : KKM :
NAMA TES : JUMLAH SISWA :
NAMA GURU : TANGGAL REMEDIAL :
Pada hakikatnya film pendek bukan merupakan reduksi dari film dengan cerita
panjang, atau sebagai wahana pelatihan bagi pemula yang baru masuk kedunia
perfilman.Film pendek memiliki ciri/karakteristik sendiri yang membuatnya berbeda dengan
film cerita panjang, bukan karena sempit dalam pemaknaan atau pembuatannya lebih
mudah serta anggaran yang minim.Tapi karena film pendek memberikan ruang gerak
ekspresi yang lebih leluasa untuk para pemainnya.
Sejarah Film Pendek
Istilah film pendek mulai populer sejak tahun 50-an, sedangkan alur perkembangan
film pendek dimulai dari Jerman dan Perancis. Para penggagas film pendek itu ialah
Manifesto Oberhausen di Jerman dan kelompok Jean Mitry di Perancis. Kemudian muncul
Oberhausen Kurzfilmtage yang sekarang menjadi festival film pendek tertua di dunia,
tepatnya di kota Oberhausen sendiri. Tidak menunggu waktu yang lama Paris pun menjadi
saingan dengan kemunculan Festival du Court Metrage de Clermont-Ferrand yang diadakan
tiap tahun.Festival-festival film pendek di Eropa menjadi ajang eksibisi utama yang sarat
pengunjung, apalagi didukung dengan munculnya cinema house bervolume kecil.
Masyarakat pun dapat menyaksikan pemutaran film-film pendek ini di hampir setiap sudut
kota di Eropa.
Di Indonesia film pendek sampai sekarang masih menjadi sosok yang termarjinalkan
dari sudut pandang pemirsa.Film pendek Indonesia mulai muncul di kalangan pembuat film
Indonesia sejak munculnya pendidikan sinematografi di IKJ. Perhatian para film-enthusiasts
di era tahun 70-an bisa dikatakan cukup baik dalam membangun atmosfer positif bagi
perkembangan film pendek di Jakarta. Bahkan, Dewan Kesenian Jakarta mengadakan
Festival Film Mini setiap tahunnya semenjak tahun 1974, dimana format film yang diterima
hanyalah seluloid 8mm. Tapi, sangat disayangkan pada tahun 1981 Festival Film Mini
berhenti karena kekurangan dana.
Tahun 1975 mulai muncul Kelompok Sinema Delapan yang dimotori Johan Teranggi
dan Norman Benny.Kelompok ini secara simultan terus mengkampanyekan pada masyarakat
bahwa seluloid 8mm dapat digunakan sebagai media ekspresi kesenian.Hingga pada tahun
1984 munculnya hubungan internasional diantaranya dengan para filmmaker Eropa
terutama dengan Festival Film Pendek Oberhausen.Hal itu, membuat film pendek mulai
berani unjuk gigi dimuka dunia.Keadaan ini memancing munculnya Forum Film Pendek di
Jakarta, yang berisikan para seniman, praktisi film, mahasiswa dan penikmat film dari
berbagai kampus untuk secara intensif membangun networking yang baik di kalangan
pemerhati film.
Tapi, tetap saja hal itu tidak berlangsung lama karena Forum Film Pendek hanya
bertahan selama dua tahun saja.Secara garis besar, keadaan film pendek di Indonesia
memang dapat dikatakan ironis.Karena film pendek Indonesia hampir tidak pernah
tersampaikan ke pemirsa lokal-nya secara luas karena miskinnya ajang-ajang eksibisi dalam
negeri. Tetapi di sisi lain, di dunia internasional film pendek Indonesia cukup mampu
berbicara dan eksis. Dari sejak karya-karya Slamet Rahardjo, Gotot Prakosa, Nan T. Achnas,
Garin Nugroho, sampai ke generasi Riri Riza dan Nanang Istiabudi.By Wikipedia.
2. Struktur Film Pendek
Skenario Film Pendek itu bisa menjadi pusaka bagi filmnya.Kenapa ? Karena penulis
skenario film pendek dalam prosesnya, butuh keterampilan yang sama persis seperti penulis
naskah film layar lebar biasanya, meskipun ini skala-nya lebih kecil. Dengan teknologi yang
baru-baru ini berkembang, filpen kini mulai banyak diminati masyarakat, hingga mereka
ramai-ramai memposting karyanya di internet.
Sebelum membuatnya biasanya buat dulu satu ide, lalu kemudian dituangkan ke
teks script atau naskah. Kemudian barulah ke tahap proses produksi. Namun, tetap masih
ada juga tahapan lain yang mesti diperhatikan. Ok, dalam membuat skenario film pendek,
ada 7 aturan yangsaya simak dari raindance.org, yang tulis oleh Joalland Stephanie. Saya juga
tidak begitu tahu tolak ukur aturan ini dari mana, tapi saya share aja, siapa tahu bermanfaat.
Langsung saja, bagaimana cara membuat skenario film pendek ?berikut ulasan 7 aturan
dalam penulisan script-nya:
Lalu ada lagi rahasianya kenapa harus sangat pendek, yaitu Festival Film Pendek
Internasional. Kalau mau ikutan festival, pastikan filpenmu jangan sampai berdurasi lebih
dari 10 menit !Karena mereka suka melirik filpen yang sependek mungkin namun
berkualitas.Jika filpen kurang dari 10 menit, biasanya skenario film nya ditulis maksimum 7-
8 halaman.
Hal yang hebat tentang filpen adalah ceritanya itu bisa apa saja. Namun, jangan
membuang daya praktis atau kemudahan dalam produksi anda.Misalnya naskah film dengan
cerita adegan aksi kejar-kejaran, kecelakaan mobil, kebakaran dan lain-lain.Banyak penulis
tampaknya tidak menyadari betapa lamanya waktu dan banyaknya biaya dikeluarkan dalam
produksi. Contoh terbaik adalah short movie asia ‘Just A Love Story’ berlangsung hampir
seluruh adegannya berada di dalam lift. Maka tulislah lokasi semenarik mungkin namun
praktis, pikirkanlah akses dan kontrol.
"Film adalah media visual disertai audio”, meski pun dulu sempat ada film bisu.Sebuah
Film itu menceritakan kisah-kisah dalam gambar. Buatlah gaya artistik visual untuk karakter
di filpen anda. Ini berfungsi untuk mengeksternalisasi atau penekanan visual pada
temperamen karakter, profesinya, statusnya dan lain-lain.
Contohnya dalam filpen ‘Lunch Date’, ada wanita bergaya mewah yang mempoles garpu
makannya sebelum ia gunakan untuk makan siang. Apa persepsi anda tentang wanita ini ?
Coba anda bayangkan, bagaimana tidak filpen tanpa dialog ini, memenangkan Academy
Award untuk film pendek terbaik live action.
6. Libatkanlah pembaca
Jika anda menulis dan membuat kesan tertentu dalam satu halaman dirasa penting,
sepertinya yang lebih penting adalah menghubungkan pembaca dalam 10 halaman pertama
dalam naskah film pendek.Namun, ending juga penting, karena mampu memberi makna dan
rasa puas di akhir.
Ada banyak klise dalam filpen.Kenapa semua orang menulis tentang pembunuh
bayaran yang disewa, perampokan, orang melihat dirinya meninggal dan lain-lain.Hindarilah
stereotipe.Itulah yang dilakukan 'Descendent'.Dalam filpen ini beberapa pria sebenarnya
bingung karena harus membunuh seorang anak kecil yang lucu dan salah satu dari mereka
mendapati kaki anak itu dingin sekali. Sampai ia sadar bahwa anak itu adalah makhluk gaib.
Jadi, tulislah apa yang sudah akrab dengan anda, daripada menulis sesuatu dari film-
film lain. Jangan menghindari cerita-cerita kecil, filpen adalah karya yang sempurna untuk
mereka yang mau menceritakan kisah-kisah kecil sebagai penulis profesional.
Sumber:
Joalland,Stéphanie.2013.7 rules for writing short films.Raindance Toronto,Canada
Via: raindance.org
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Kesatu:*)
a. Pendahuluan ( 15 Menit)
1) Mengucapkan salam dan menanyakan keadaan siswa.
2) Mendata kehadiran siswa
3) Menanyakan beberapa pertanyaan dasar sebagai review pembelajaran
4) Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa yaitu dengan
cara kerjasama dan kelompok, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai demokratis,
bersahabat, peduli sosial, dan tanggung jawab.
2. Pertemuan Kedua:*)
a. Pendahuluan ( 15 Menit)
1) Mengucapkan salam dan menanyakan keadaan siswa.
2) Mendata kehadiran siswa
3) Menanyakan beberapa pertanyaan dasar sebagai review pembelajaran
4) Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa yaitu dengan cara
kerjasama dan kelompok, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai demokratis,
bersahabat, peduli sosial, dan tanggung jawab.
b. Inti (70 Menit)
Membimbing siswa secara berkelompok untuk :
a) Penentuan proyek
1) Guru memberi tugas membuat naskah film pendek
2) Peserta didik diberi kesempatan untuk memilih/menentukan tugas yang akan
dikerjakannya baik secara kelompok ataupun mandiri.
b) Perancangan langkah-langkah penyelesaian proyek
a. Peserta didik merancang langkah-langkah pembuatan naskah film pendek
b. Peserta didik menentukan tema, latar, tokoh, watak, alur serta dialog dalam naskah
pembuatan film pendek.
c) Penyusunan jadwal pelaksanaan proyek
1) Film pendek yang telah rampung dibuat dijadwalkan akan tampil dalam kurun
waktu dua kali pertemuan selanjutnya
2) Selama dua kali pertemuan selanjutnya, pada tahap minggu petama adalah latihan
persiapan pembuatan film pendek (penentuan karakter) yang terdapat dalam
naskah yang telah dibuat. Kemudian di pertemuan selanjutnya film pendek dapat
ditampilkan dalam bentuk video.
c. Penutup (5 Menit)
Mendorong siswa untuk menyimpulkan, merefleksikan, dan menemukan nilai-nilai
yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
3. Pertemuan Ketiga:*)
a. Pendahuluan (15 Menit)
1. Mengucapkan salam dan menanyakan keadaan siswa.
2. Mendata kehadiran siswa
3. Menanyakan beberapa pertanyaan dasar sebagai review pembelajaran
4. Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa yaitu dengan cara
kerjasama dan kelompok, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai demokratis,
bersahabat, peduli sosial, dan tanggung jawab.
c. Penutup (5 Menit)
Mendorong siswa untuk menyimpulkan, merefleksikan, dan menemukan nilai-nilai
yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
4. Pertemuan Keempat:*)
a. Pendahuluan ( 15 Menit)
1. Mengucapkan salam dan menanyakan keadaan siswa.
2. Mendata kehadiran siswa
3. Menanyakan beberapa pertanyaan dasar sebagai review pembelajaran
4. Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa yaitu dengan cara
kerjasama dan kelompok, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai demokratis,
bersahabat, peduli sosial, dan tanggung jawab.
b) Menanya (Questioning)
1) Mampu mengajukan pertanyaan seperti “Pesan atau Amanah apa yang didapatkan
setelah menapresiasi karya film pendek siswa?”.
2) Mampu memberikan komentar terhadap keunikan khasil karya film pendek yang
dibuat siswa
c) Pengumpulan data (Experimenting)
1) Mengumpulkan informasi tambahan tentang hal-hal yang berkaitan dengan film
pendek
2) Mencatat hal-hal penting yang ditemukan seputar informasi tambahan.
d) Mengasosiasi (Associating)
1) Menyimpulkan tentang pesan atau pengalaman pada saat melihat tayang video
film pendek
2) Memberikan bantuan seperlunya kepada setiap siswa agar mereka mampu
menyimpulkan materi dengan baik dan benar.
e) Menkomunikasikan (Communicating)
2) Mengecek dan memberikan penilaian terhadap hasil kerja siswa.
3) Mendiskusikan hasil laporan dan menyimpulkan keterkaitan karya film pendek
dengan manfaat dalam kehidupan sehari-hari yang dapat diterapkan pada diri
siswa masing-masing.
2. Penutup (5 Menit)
Mendorong siswa untuk menyimpulkan, merefleksikan, dan menemukan nilai-nilai
yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
H. Penilaian Pembelajaran, Remedial dan Pengayaan
1. Instrumen dan Teknik Penilaian
Aspek Nilai
Berdiri tegap menghadap dan dapat menjaga kontak mata dengan guru
Dapat menyampaikan pendapat dengan suara yang baik, bahasa yang santun
dan sistematis
Menyampaikan pendapat dengan intonasi dan bahasa tubuh yang meyakinkan
Nilai rata-rata
Kriteria Penilaian
Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
A > 85
B 78 - 85
C 70 - 77
D < 70
Contoh Instrumen
Lembar Pengamatan Sikap
R
Rubrik Penilaian Sikap
Penokohan
Nama Siswa Nilai Rata-rata
Olah Suara Olah Ekspresi
Kriteria Penilaian
Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
A > 85
B 78 - 85
C 70 - 77
D < 70
Program Remedial
Program Pengayaan
NAMA SEKOLAH : BENTUK SOAL :
KELAS : TANGGAL TES :
MAPEL : KKM :
NAMA TES : JUMLAH SISWA :
NAMA GURU : TANGGAL REMEDIAL :
I. Media, Alat, Bahan, dan Sumber Belajar
1. Media : Video
2. Alat : Laptop, Proyektor, Speaker
3. Bahan : Silabus Kurikulum 2013/Nasional, Buku Catatan, Buku Paket
4. Sumber Belajar :Buku Seni Budaya kelas XII, wikipedia.com, google.com,
Joalland,Stéphanie.2013.7 rules for writing short films.Raindance Toronto,CanadaVia:
raindance.org, buku relevan yang mendukung.
2. Kritik Seni
Kritik seni merupakan kegiatan menanggapi karya seni untuk menunjukkan
kelebihan dan kekurangan suatu karya seni. Keterangan mengenai kelebihan dan
kekurangan ini dipergunakan dalam berbagai aspek, terutama sebagai bahan untuk
menunjukkan kualitas dari sebuah karya.
Para ahli seni umumnya beranggapan bahwa kegiatan kritik dimulai dari
kebutuhan untuk memahami kemudian beranjak kepada kebutuhan memperoleh
kesenangan dari kegiatan memperbincangkan berbagai hal yang berkaitan dengan
karya seni tersebut.
Sejalan dengan perkembangan pemikiran dan kebutuhan masyarakat
terhadap dunia seni, kegiatan kritik kemudian berkembang memenuhi berbagai
fungsi sosial lainnya. Kritik karya seni tidak hanya meningkatkan kualitas
pemahaman dan apresiasi terhadap sebuah karya seni, tetapi dipergunakan juga
sebagai standar untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil berkarya seni.
Tanggapan dan penilaian yang disampaikan oleh seorang kritikus ternama
sangat mempengaruhi persepsi penikmat terhadap kualitas sebuah karya seni
bahkan dapat mempengaruhi penilaian ekonomis (price) dari karya seni tersebut.
Kritik Seni dalam dunia Seni Rupa sangat penting. Malalui Kritik Seni, kita
bisa melihat kelebihan dan kekurangan yang tampak dalam sebuah karya
seni. Terjadinya kritik disebabkan adanya ketidak sesuaian, penyimpangan ataupun
lepasnya batas-batas normatif dalam pandangan obyektif pelaku kritik. Tentu
pandangan masing-masing pelaku kritik didasari dari latar belakang ilmu
pengetahuan dan pengalamannya secara menyeluruh.
Artinya kritik pun bisa bermakna subyektif bisa pula bermakna obyektif.
namun nilai kritik akan sangat bisa diterima, tentunya, jika sudah melalui seleksi
mayoritas atas pandangan yang obyektif.
Situasi kondisi dalam hal ini sangat mudah kita saksikan, baik itu di wilayah
publik, maupun dalam wilayah-wilayah yang lebih kecil. Misalnya lingkungan sekitar.
Atau bisa juga dalam sebuah komunitas tertentu. Prilaku kritik mengkritik sangat
mudah dijumpai di mana saja dalam konteks sesuai dengan wilayah masing-masing.
Mengkritik sebaiknya dibarengi dengan semangat untuk menciptakan kondisi
yang lebih baik dari sebelumnya bukan sebaliknya. Jadi jikapun terjadi sebaliknya,
berarti ada yang konslet dari proses kritik mengkritik itu. Dan disitulah yang musti
dibenahi.
Dalam kehidupan sosial secara umum, kritik mengkritik kerap terjadi. saya
yakin dengan menjaga prinsip-prinsip saling menghormati, realistis dan menggunakan
teknik komunikasi yang cerdas, maka kritik akan menjadi perbuatan yang
menyenangkan.
Selain jenis kritik yang disampaikan oleh Feldman, berdasarkan titik tolak
atau landasan yang digunakan, dikenal pula beberapa bentuk kritik yaitu: kritik
formalistik, kritik ekspresivistik dan instrumentalistik :
1. Kritik Formalistik
Melalui pendekatan formalistik, kajian kritik terutama ditujukan terhadap karya
seni sebagai konfigurasi aspek-aspek formalnya atau berkaitan dengan unsur-unsur
pembentukannya. Pada sebuah karya lukisan, maka sasaran kritik lebih tertuju
kepada kualitas penyusunan (komposisi) unsur-unsur visual seperti warna, garis,
tekstur, dan sebagainya yang terdapat dalam karya tersebut. Kritik formalistik
berkaitan juga dengan kualitas teknik dan bahan yang digunakan dalam berkarya
seni.
2. Kritik Ekspresivistik
Melalui pendekatan ekspresivistik dalam kritik seni, kritikus cenderung menilai
dan menanggapi kualitas gagasan dan perasaan yang ingin dikomunikasikan oleh
seniman melalui sebuah karya seni. Kegiatan kritik ini umumnya menanggapi
kesesuaian atau keterkaitan antara judul, tema, isi dan visualisasi objek-objek yang
ditampilkan dalam sebuah karya.
3. Kritik Instrumentalistik
Melalui pendekatan instrumentalistik sebuah karya seni cenderung dikritisi
berdasarkan kemampuananya dalam upaya mencapai tujuan, moral, religius, politik
atau psikologi. Pendekatan kritik ini tidak terlalu mempersoalkan kualitas formal dari
sebuah karya seni tetapi lebih melihat aspek konteksnya baik saat ini maupun masa
lalu. Lukisan berjudul ”Penangkapan Pangeran Diponegoro” karya Raden Saleh
misalnya, dikritisi tidak saja berdasarkan kualitas teknis (formal) nya saja tetapi
keterkaitan antara objek, isi, tema dan tujuan serta pesan moral yang ingin
disampaikan pelukisnya atau interpretasi pengamatnya terhadap konteks ketika
karya tersebut dihadirkan.
2. Pertemuan Kedua:*)
a. Pendahuluan ( 15 Menit)
1) Mengucapkan salam dan menanyakan keadaan siswa.
2) Mendata kehadiran siswa
3) Menanyakan beberapa pertanyaan dasar sebagai review pembelajaran
4) Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa yaitu dengan
cara kerjasama dan kelompok, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai demokratis,
bersahabat, peduli sosial, dan tanggung jawab.
b. Inti (70 Menit)
Membimbing siswa secara berkelompok untuk :
a) Mengamati (Observing)
1) Mengamati gambar yang ditampilkan oleh guru
2) Mengapresiasi tayangan yang ditampilkan oleh guru melalui proyektor atau
gambar cetak
b) Menanya (Questioning)
1) Mengajukan pertanyaan seperti “Apa saja yang membedakan antara karya
seniman satu dengan lainnya?”.
2) Mampu memberikan komentar terhadap keunikan karya seni teater
c) Pengumpulan data (Experimenting)
1) Mengumpulkan informasi tambahan tentang hal-hal yang berkaitan dengan
simbol, jenis, fungsi dan nilai estetis yang dibuat tokoh karya seni rupa
2) Mencatat hal-hal penting yang ditemukan seputar informasi tambahan.
d) Mengasosiasi (Associating)
1) Menyimpulkan bahwa terdapatsimbol, jenis, fungsi dan nilai estetis pada setiap
karya dari tokoh yang ditampilkan
2) Memberikan bantuan seperlunya kepada setiap siswa agar mereka mampu
menyimpulkan materi dengan baik dan benar.
e) Menkomunikasikan (Communicating)
1) Mengecek dan memberikan penilaian terhadap hasil kerja siswa.
2) Mendiskusikan hasil laporan dan menyimpulkan keterkaitansimbol, jenis, fungsi
dan nilai estetis beserta tokoh karya seni rupadengan senimannya.
c. Penutup (5 Menit)
Mendorong siswa untuk menyimpulkan, merefleksikan, dan menemukan nilai-nilai
yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
3. Pertemuan Ketiga:*)
a. Pendahuluan ( 15 Menit)
1. Mengucapkan salam dan menanyakan keadaan siswa.
2. Mendata kehadiran siswa
3. Menanyakan beberapa pertanyaan dasar sebagai review pembelajaran
4. Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa yaitu dengan cara
kerjasama dan kelompok, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai demokratis,
bersahabat, peduli sosial, dan tanggung jawab.
c. Penutup (5 Menit)
Mendorong siswa untuk menyimpulkan, merefleksikan, dan menemukan nilai-nilai
yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
4. Pertemuan Keempat:*)
a. Pendahuluan ( 15 Menit)
1. Mengucapkan salam dan menanyakan keadaan siswa.
2. Mendata kehadiran siswa
3. Menanyakan beberapa pertanyaan dasar sebagai review pembelajaran
4. Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa yaitu dengan cara
kerjasama dan kelompok, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai demokratis,
bersahabat, peduli sosial, dan tanggung jawab.
b. Inti (70 Menit)
Membimbing siswa secara berkelompok untuk :
a) Mengorientasikan peserta didik terhadap masalah
1) Mengamati benda yang dibawa oleh siswa
2) Mengapresiasi benda yang dibawa sesui ketentuan yang diberikan guru
b) Mengorganisasi peserta didik untuk belajar
1) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menganalisis
2) Menyampaikan pendapat yang berkaitan dengan materi yang diberikan
c) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
1) Menanyakan nama, fungsi, jenis, simbol dan nilai estetis serta pembuat benda
yang dibawa
2) Menyampaikan hal-hal yang berkaitan pertanyaan di atas
d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
1. Memberi kesempatan untuk mempresentasikan benda yang dibawa
2. Menjelaskan tahap pembuatan benda yang dibawa
e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
1) Menugaskan membuat kritik seni buatan sendiri
2) Membuat karya tulis kritik seni rupa berkenaan dengan fungsinya
c. Penutup (5 Menit)
Mendorong siswa untuk menyimpulkan, merefleksikan, dan menemukan nilai-
nilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
(Tugas terstruktur)
Aspek Nilai
Berdiri tegap menghadap dan dapat menjaga kontak mata dengan guru
Dapat menyampaikan pendapat dengan suara yang baik, bahasa yang santun
dan sistematis
Menyampaikan pendapat dengan intonasi dan bahasa tubuh yang meyakinkan
Pendapat mencerminkan penerapan konsep yang dijelaskan
Nilai rata-rata
Kriteria Penilaian
Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
A > 85
B 78 - 85
C 70 - 77
D < 70
Contoh Instrumen
b. Lembar Pengamatan Sikap
a) Program Remedial
3. Jenis Musik
A. BLUES
Blues adalah sebuah aliran musik yang berasal dari Amerika Serikat (AS). Blues berkembang dari
musik-musik spiritual dan puji-pujian yang muncul dari komunitas budak-budak Afrika di AS silam.
Sebelum abad ke-20, musik blues hanya populer di kalangan orang Amerika berkulit hitam. Ciri-
ciri musik ini yaitu pola irama yang sering digunakan yaitu pola AAB. Musik blues terkesansedih.
Permainan gitarnya selalu penuh dengan improvisasi. Contoh musisi yang menggunakan genre
ini, yaitu B.B King.
B. COUNTRY
Musik country adalah musik tradisional rakyat pendatang Amerika yang mulai berkembang di
daerah Amerika Serikat bagian barat dan selatan sekitar (Nashville, Tennessee). Musik
inimerupakan perkembangan dari musik kelt dan musik gospel. Musik country awalnya dikenal
dengan nama Old Time yaitu pada sekitaran tahun 1920-an. Kemudian selanjutnya pada tahun
1940-an istilahnya berubah menjadi musik Bluegrass. Hingga akhirnya sekitar tahun 1950 hingga
sekarang istilah country mulai dipakai. Di Britania Raya dan Irlandia musik country sering
dipanggil dengan musik Western. Ciri khas dari genre musik ini yaitu sebagian besar menggunakan
instrumen string seperti banjo, gitar akustik, gitar listrik, biola, dan harmonika. Musik ini identik
dengan kebudayaan tradisional Amerika yaitu pakaian koboi. Contoh musisi dari genre ini yang
C. JAZZ
Jazz adalah aliran musik yang berasal dari masyarakat Afro-Amerika Selatan pada akhir abad ke-
19 dan awal abad ke-20. Kata Jazz berasal dari bahasa slang (bahasa daerah pinggiran pantai
barat Amerika Serikat, yang untuk pertama kali dipakai istilah jazz ini pada tahun 1915 di
Chicago.Musik jazz tumbuh dari penggabungan blues, ragtime, dan musik Eropa. Alat musik yang
biasa digunakan adalah gitar, trombon, piano, trompet, dan saksofon. Nada-nada dari musik jazz
memiliki ciri khas yang unik dalam permainanya . Ciri-ciri dari genre ini yaitu vokal dan
liriknyacenderung dianggap sebagai bagian dari bunyi instrumen. Ritme dan melodinya memiliki
cenderung mengimprovisasi. Jason Mraz adalah salah satu musisi terkenal dari genre ini.
D. KLASIK
Musik klasik biasanya merujuk pada musik klasik Eropa. Di negara- negara Eropa musik klasik
dibedakan menjadi musik klasik populer dan musik klasik en Eropa. Musik klasik mengacu pada
musik yang berakar dari tradisi kesenian barat, musik kristiani, dan musik orkestra. Musik klasik
beranjak pada abad ke-9 hingga abad ke-21. Ciri-ciri musik klasik yakni penggunaan dinamika
crescendo dan decrescendo. Crescendo yaitu perubahan dinamika lagu dari lembut menjadi keras
dan nyaring. Sedangkan decrescendo sebaliknya, perubahan dinamikanya dari keras menjadi
lembut. Ciri lainnya yaitu perubahan temponya menggunakan accelerando semakin cepat) dan
ritarteando (semakin lembut).
4. Apresiasi Musik
Apresiasi musik adalah mengajarkan orang-orang apa maksud mendengarkan musik dan
mengapresiasi berbagai jenis musik. Biasanya, kelas apresiasi musik mencakup
pelajaran sejarah untuk menjelaskan mengapa orang-orang dari zaman tertentu menyukai musik
yang mereka buat.[1] "Apresiasi", dalam hal ini berarti memahami nilai dan keistimewaan setiap
gaya musik.
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Kesatu:*)
a. Pendahuluan ( 15 Menit)
1) Mengucapkan salam dan menanyakan keadaan siswa.
2) Mendata kehadiran siswa
3) Menanyakan beberapa pertanyaan dasar sebagai review pembelajaran
4) Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa yaitu dengan cara
kerjasama dan kelompok, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai demokratis,
bersahabat, peduli sosial, dan tanggung jawab.
e. Penutup (5 Menit)
Mendorong siswa untuk menyimpulkan, merefleksikan, dan menemukan nilai-nilai
yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
2. Pertemuan Kedua:*)
a. Pendahuluan ( 15 Menit)
1. Mengucapkan salam dan menanyakan keadaan siswa.
2. Mendata kehadiran siswa
3. Menanyakan beberapa pertanyaan dasar sebagai review pembelajaran
4. Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa yaitu dengan
cara kerjasama dan kelompok, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai demokratis,
bersahabat, peduli sosial, dan tanggung jawab.
b. Inti (70 Menit)
Membimbing siswa secara berkelompok untuk :
a) Mengorientasikan peserta didik terhadap masalah
1) Menganalisis jenis musik
2) Mengapresiasi musik yang disajikan guru
b) Mengorganisasi peserta didik untuk belajar
1) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menganalisis
2) Menyampaikan pendapat yang berkaitan dengan materi yang diberikan
c) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
1) Menanyakan berapa jenis musik yang telah didengar
2) Menyampaikan hal-hal yang berkaitan pertanyaan di atas
d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
1. Memberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok
2. Menjelaskan ciri khas jenis musik yang telah diapresiasi
e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
2) Menugaskan membuat contoh pergelaran musik kreasi sendiri
3) Membuat tulisan berkenaan jenis musik
c. Penutup (5 Menit)
Mendorong siswa untuk menyimpulkan, merefleksikan, dan menemukan nilai-
nilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
3. Pertemuan Ketiga:*)
a. Pendahuluan (15 Menit)
1. Mengucapkan salam dan menanyakan keadaan siswa.
2. Mendata kehadiran siswa
3. Menanyakan beberapa pertanyaan dasar sebagai review pembelajaran
4. Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa yaitu dengan cara
kerjasama dan kelompok, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai demokratis,
bersahabat, peduli sosial, dan tanggung jawab.
4. Pertemuan Keempat:*)
a. Pendahuluan ( 15 Menit)
1. Mengucapkan salam dan menanyakan keadaan siswa.
2. Mendata kehadiran siswa
3. Menanyakan beberapa pertanyaan dasar sebagai review pembelajaran
4. Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa yaitu dengan cara
kerjasama dan kelompok, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai demokratis,
bersahabat, peduli sosial, dan tanggung jawab.
c. Penutup (5 Menit)
Mendorong siswa untuk menyimpulkan, merefleksikan, dan menemukan nilai-nilai
yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
(Tugas terstruktur)
Aspek Nilai
Berdiri tegap menghadap dan dapat menjaga kontak mata dengan guru
Dapat menyampaikan pendapat dengan suara yang baik, bahasa yang santun
dan sistematis
Menyampaikan pendapat dengan intonasi dan bahasa tubuh yang meyakinkan
Nilai rata-rata
Kriteria Penilaian
Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
A > 85
B 78 - 85
C 70 - 77
D < 70
Contoh Instrumen
b. Lembar Pengamatan Sikap
1) Program Remedial
2) Program Pengayaan
c. Tari Kelompok
Tari kelompok adalah tari yang disajikan oleh sekelompok penari yang tidak
berpasangan. Jumlah penari bisa 3,4,5 atau lebih.
d. Tari Massal
Tari massal adalah tarian yang dimainkan oleh banyak penari. Penyajiannya
memerlukan tempat yang luas seperti lapangan , aula dan lain sebagainya.Tari yang banyak
melibatkan penari dibedakan menjadi 2 yaitu ;
1) Tari kelompok non cerita artinya tari dengan bentuk koreografi. Susunan gerak
tari kelompok yang bertemakan ( nondramatik). Contoh tari tunggal gambyong,
jaranan, tayub, tari dolanan anak
2) Tari kelompok yang menggunakan cerita (dramatik) dapat berwujud fragmen
atau cerita singkat. Contohnya tari pejuang, sendratari jaka tarub, langendriyan
menak jingga.
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Kesatu:*)
a. Pendahuluan (15 Menit)
1) Mengucapkan salam dan menanyakan keadaan siswa.
2) Mendata kehadiran siswa
3) Menanyakan beberapa pertanyaan dasar sebagai review pembelajaran
4) Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa yaitu dengan cara
kerjasama dan kelompok, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai demokratis,
bersahabat, peduli sosial, dan tanggung jawab.
c. Penutup (5 Menit)
Mendorong siswa untuk menyimpulkan, merefleksikan, dan menemukan nilai-nilai
yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
2. Pertemuan Kedua:*)
a. Pendahuluan (15 Menit)
1) Mengucapkan salam dan menanyakan keadaan siswa.
2) Mendata kehadiran siswa
3) Menanyakan beberapa pertanyaan dasar sebagai review pembelajaran
4) Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa yaitu dengan cara
kerjasama dan kelompok, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai demokratis,
bersahabat, peduli sosial, dan tanggung jawab.
c. Penutup (5 Menit)
Mendorong siswa untuk menyimpulkan, merefleksikan, dan menemukan nilai-
nilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
3. Pertemuan Ketiga:*)
a. Pendahuluan (15 Menit)
1) Mengucapkan salam dan menanyakan keadaan siswa.
2) Mendata kehadiran siswa
3) Menanyakan beberapa pertanyaan dasar sebagai review pembelajaran
4) Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa yaitu dengan
cara kerjasama dan kelompok, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai demokratis,
bersahabat, peduli sosial, dan tanggung jawab.
c. Penutup (5 Menit)
Mendorong siswa untuk menyimpulkan, merefleksikan, dan menemukan nilai-
nilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
4. Pertemuan Keempat:*)
a. Pendahuluan (15 Menit)
1) Mengucapkan salam dan menanyakan keadaan siswa.
2) Mendata kehadiran siswa
3) Menanyakan beberapa pertanyaan dasar sebagai review pembelajaran
4) Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa yaitu dengan cara
kerjasama dan kelompok, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai demokratis,
bersahabat, peduli sosial, dan tanggung jawab.
c. Penutup (5 Menit)
Mendorong siswa untuk menyimpulkan, merefleksikan, dan menemukan nilai-nilai
yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
Aspek Nilai
Berdiri tegap menghadap dan dapat menjaga kontak mata dengan guru
Dapat menyampaikan pendapat dengan suara yang baik, bahasa yang santun
dan sistematis
Menyampaikan pendapat dengan intonasi dan bahasa tubuh yang meyakinkan
Nilai rata-rata
Kriteria Penilaian
Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
A > 85
B 78 - 85
C 70 - 77
D < 70
Contoh Instrumen
b. Lembar Pengamatan Sikap
b. Program Pengayaan
30 Hari Mencari
2003
Cinta
Catatan Akhir
2004 Arian
Sekolah
Catatan Akhir
2004 Arian
Sekolah
Realita, Cinta dan
2005 Ipang
Rock'n Roll
Pemenang Pasangan
Terbaik Indonesian Movie Awards
2008
Tansen Roy
2013 Madre (film)
Wuisan
Warkop DKI
2016 Reborn: Jangkrik Kasino
Boss! Part 1
2006
2008
Pemeran Utama Aktor
Indonesian Movie
Terfavorit dalam film Radit dan Menang
Awards
Jani
Gadis Magz Most Favorite Actor Menang
2009
Festival Film Pemeran Utama Aktor Terbaik
Nominasi
Indonesia dalam film Serigala Terakhir
Johnny Andrean
Best Hair Do in Actor Menang
Awards
2010
Panasonic Gobel
Aktor Terfavorit Nominasi
Awards
Yahoo! OMG
Most Wanted Male Menang
Awards
2013
Panasonic Gobel
Aktor Terfavorit Nominasi
Awards
Indonesia Choice
Actor of the year Menang
Awards NET.TV
2014
Indonesia Choice
Actor of the year Menang
Awards NET.TV
Reza Rahadian
2010
Jakarta Twilight
? Soleh
2011
Dilema Adrian
2012
Isyarat
Yasmine Fahri
2014
Talak 3 Bagas
2016
Terpana
TBA
Kartini Kartono
4th Guardians e-
Best Leading Actor Won
Awards
2010
2011
Won
5th Indonesian Movie
Actors Awards
Best Couple with Laura 3 Hati Dua Dunia,
Nominated
Basuki Satu Cinta
5th Guardians e-
Best Leading Actor ? Nominated
Awards
Tenggelamnya Kapal
ME Movie Festival Most Favourite Boy Nominated
van der Wijck
Tenggelamnya Kapal
59th Indonesian Film
Best Supporting Actor van der Wijck Nominated
Festival
Di Bawah Lindungan
Best Serial TV Actor Nominated
Abah
28th Bandung Film
Festival
Guru Bangsa:
4th Maya Awards Best Actor Nominated
Tjokroaminoto
2016
Aktris
2. Jenis-jenis Teater
1. Teater Boneka
Pertunjukan boneka telah dilakukan sejak Zaman Kuno. Sisa peninggalannya ditemukan di
makam-makam India Kuno, Mesir, dan Yunani. Boneka sering dipakai untuk menceritakan
legenda atau kisah-kisah yang bersifat religius (keagamaan). Berbagai jenis boneka dimainkan
dengan cara yang berbeda. Boneka tangan dipakai di tangan sementara boneka
tongkat digerakkan dengan tongkat yang dipegang dari bawah. Marionette atau boneka tali,
digerakkan dengan cara menggerakkan kayu silang tempat tali boneka diikatkan.
Selain itu, contoh teater boneka yang cukup populer ialah pertujukan wayang kulit. Dalam
pertunjukan wayang kulit, wayang dimainkan di belakang layar tipis dan sinar lampu
menciptakan bayangan wayang di layar. Penonton wanita duduk di depan layar, menonton
bayangan tersebut. Penonton pria duduk di belakang layar dan menonton wayang secara
langsung.
Beralih ke luar negeri, pertujukan Boneka Bunraku dari Jepang mampu melakukan banyak
sekali gerakan sehingga diperlukan tiga dalang untuk menggerakkannya. Dalang berpakaian
hitam dan duduk persis di depan penonton. Dalang utama mengendalikan kepala dan lengan
kanan. Para pencerita bernyanyi dan melantunkan kisahnya.
2. Drama Musikal
Drama musikal merupakan pertunjukan teater yang menggabungkan seni tari, musik, dan seni
peran. Drama musikal lebih mengedepankan tiga unsur tersebut dibandingkan dialog para
pemainnya. Kualitas pemainnya tidak hanya dinilai pada penghayatan karakter melalui untaian
kalimat yang diucapkan tetapi juga melalui keharmonisan lagu dan gerak tari. Disebut drama
musikal karena dalam pertunjukannya yang menjadi latar belakangnya merupakan kombinasi
antara gerak tari, alunan musik, dan tata pentas. Drama musikal yang cukup tersohor ialah
kabaret dan opera. Perbedaan keduanya terletak pada jenis musik yang digunakan. Dalam
opera, dialog para tokoh dinyanyikan dengan iringan musik orkestra dan lagu yang dinyanyikan
disebut seriosa. Sedangkan dalam drama musikal kabaret, jenis musik dan lagu yang
dinyanyikan bebas dan biasa saja.
3. Teater Dramatik
Istilah dramatik digunakan untuk menyebut pertunjukan teater yang berdasarkan pada
dramatika lakon yang dipentaskan. Dalam teater dramatik, perubahan karakter secara
psikologis sangat diperhatikan. Situasi cerita dan latar belakang kejadian dibuat sedetil
mungkin. Rangkaian cerita dalam teater dramatik mengikuti alur plot dengan ketat. Fokus
pertujukan teater dramatik ialah menarik minat dan rasa penonton terhadap situasi cerita
yang disajikan. Dalam teater dramatik, laku aksi pemain sangat ditonjolkan. Satu peristiwa
berkaitan dengan peristiwa lain hingga membentuk keseluruhan cerita. Karakter yang
disajikan di atas pentas adalah karakter tanpa improvisatoris. Teater dramatik mencoba
mementaskan cerita seperti halnya realita.
4. Teatrikalisasi Puisi
Teatrikalisasi puisi merupakan pertunjukan teater yang dibuat berdasarkan karya sastra puisi.
Karya puisi yang biasanya hanya dibacakan, dalam teatrikal puisi dicoba untuk diperankan di
atas pentas. Karena bahan dasarnya adalah puisi maka teatrikalisasi puisi lebih
mengedepankan estetika puitik di atas pentas. Gaya akting para pemain biasanya bersifat
teatrikal. Tata panggung dan blocking dirancang sedemikian rupa untuk menegaskan makna
puisi yang dimaksud.
Teatrikalisasi puisi memberikan kesempatan bagi seniman untuk mengekspresikan
kreativitasnya dalam menerjemahkan makna puisi ke dalam tampilan lakon dan tata artistik di
atas pentas.
5. Teater Gerak
Teater gerak merupakan pertunjukan teater dengan unsur utamanya adalah gerak dan
ekspresi wajah pemainnya. Dalam pementasannya, penggunaan dialog sangat minimal atau
bahkan dihilangkan seperti dalam pertunjukan pantomim klasik. Seiring perkembangannya,
pemain teater dapat bebas bergerak mengikuti suasana hati (untuk karakter tertentu) bahkan
lepas dari karakter tokoh dasarnya untuk menarik minat penikmat. Dari kebebasan ekspresi
gerak inilah gagasan mementaskan pertunjukan dengan berbasis gerak secara mandiri
muncul.
Teater gerak yang paling populer dan bertahan sampai saat ini adalah pantomim. Sebagai
sebuah pertunjukan yang sunyi karena tidak menggunakan suara, pantomim mencoba
mengungkapkan ekspresinya melalui tingkah laku gerak dan mimik para pemainnya. Makna
pesan yang hendak direalisasikan dipertunjukkan dalam bentuk gerak.
3. Jenis-jenis Film
Action
Action adalah Jenis film yang mengandung banyak gerakan dinamis para aktor dan aktris
dalam sebagian besar adegan film, seperti halnya adegan baku tembak, perkelahian, kejar
mengejar, ledakan, perang dan lainnya.
Adventure
Adventure adalah Jenis film yang menitik beratkan pada sebuah alur petualangan yang sarat
akan teka teki dan tantangan dalam berbagai adegan film.
Animation
Animation adalah Jenis film kartun animasi dengan berbagai alur cerita. Biasanya genre film
ini memiliki sub genre hampir sama dengan genre utama film non animasi.
Biography
Biography adalah Jenis film yang mengulas sejarah, perjalanan hidup atau karir seorang
tokoh, ras dan kebudayaan ataupun kelompok.
Comedy
Comedy adalah Jenis film yang dipenuhi oleh adegan komedi dan lelucon sebagai benang
merah alur cerita film.
Crime
Crime adalah Jenis film yang menampilkan skenario kejahatan kriminal sebagai inti dari
keseluruhan film.
Documentary
Documentary adalah Jenis film yang berisi tentang kejadian dan peristiwa yang terjadi secara
nyata .
Drama
Drama adalah Jenis film yang mengandung sebuah alur yang memiliki sebuah tema tertentu
seperti halnya percintaan, kehidupan, sosial, dan lainnya.
Family
Family adalah Jenis film yang sangat cocok untuk dapat di saksikan bersama keluarga.
Fantasy
Fantasy adalah Jenis film yang penuh dengan imajinasi dan fantasy.
History
History adalah Jenis film yang mengandung cerita masa lalu sesuai dengan kejadian dan
peristiwa yang telah menjadi sebuah sejarah.
Horror
Horror adalah Jenis film yang berisi tentang kejadian mistis dan berhubungan dengan
kejadian-kejadian yang menyeramkan dan menakutkan sebagai nyawa dari film tersebut.
Musical
Mystery
Mystery adalah Jenis film yang mengandung alur cerita yang penuh akan teka-teki untuk
mengungkap inti dari film tersebut.
Romance
Sci-Fi
Sci-Fi adalah Jenis film fantasi imajinasi pengetahuan khususnya yang bersifat exact yang
dikembangkan untuk mendapatkan dasar pembuatan alur film yang menitikberatkan pada
penelitian dan penemuan-penemuan teknologi.
Sport
Thriller
Thriller adalah Jenis film yang penuh dengan aksi menegangkan dan mendebarkan dan
biasanya tipe alur ceritanya biasanya berupa para jagoan yang berpacu dengan waktu, penuh
aksi menantang, dan mendapatkan berbagai bantuan yang kebetulan sangat dibutuhkan
yang harus menggagalkan rencana-rencana kejam para penjahat yang lebih kuat dan lebih
lengkap persenjataannya.
War
War adalah Jenis film yang sesuai dengan kategorinya yaitu memiliki inti cerita dan latar
belakang peperangan.
Western
Western adalah Jenis film yang berkaitan dengan suku di amerika dan kehidupan pada zaman
kebudayaan suku indian masih ada yang biasanya memiliki tokoh koboi berkuda, sherif dan
aksi khas duel menembak.
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Kesatu:*)
a. Pendahuluan (15 Menit)
1) Mengucapkan salam dan menanyakan keadaan siswa.
2) Mendata kehadiran siswa
3) Menanyakan beberapa pertanyaan dasar sebagai review pembelajaran
4) Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa yaitu dengan cara
kerjasama dan kelompok, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai demokratis,
bersahabat, peduli sosial, dan tanggung jawab.
c. Penutup (5 Menit)
Mendorong siswa untuk menyimpulkan, merefleksikan, dan menemukan nilai-nilai
yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
2. Pertemuan Kedua:*)
a. Pendahuluan (15 Menit)
1) Mengucapkan salam dan menanyakan keadaan siswa.
2) Mendata kehadiran siswa
3) Menanyakan beberapa pertanyaan dasar sebagai review pembelajaran
4) Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa yaitu dengan cara
kerjasama dan kelompok, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai demokratis,
bersahabat, peduli sosial, dan tanggung jawab.
c. Penutup (5 Menit)
Mendorong siswa untuk menyimpulkan, merefleksikan, dan menemukan nilai-
nilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
3. Pertemuan Ketiga:*)
a. Pendahuluan (15 Menit)
1) Mengucapkan salam dan menanyakan keadaan siswa.
2) Mendata kehadiran siswa
3) Menanyakan beberapa pertanyaan dasar sebagai review pembelajaran
4) Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa yaitu dengan cara
kerjasama dan kelompok, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai demokratis,
bersahabat, peduli sosial, dan tanggung jawab.
f. Penutup (5 Menit)
Mendorong siswa untuk menyimpulkan, merefleksikan, dan menemukan nilai-
nilai yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
4. Pertemuan Keempat:*)
a. Pendahuluan (15 Menit)
1) Mengucapkan salam dan menanyakan keadaan siswa.
2) Mendata kehadiran siswa
3) Menanyakan beberapa pertanyaan dasar sebagai review pembelajaran
4) Menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa yaitu dengan cara
kerjasama dan kelompok, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai demokratis,
bersahabat, peduli sosial, dan tanggung jawab.
c. Penutup (5 Menit)
Mendorong siswa untuk menyimpulkan, merefleksikan, dan menemukan nilai-nilai
yang dapat dipetik dari aktivitas hari ini.
Aspek Nilai
Berdiri tegap menghadap dan dapat menjaga kontak mata dengan guru
Dapat menyampaikan pendapat dengan suara yang baik, bahasa yang santun
dan sistematis
Menyampaikan pendapat dengan intonasi dan bahasa tubuh yang meyakinkan
Nilai rata-rata
Kriteria Penilaian
Nilai Kualitatif Nilai Kuantitatif
A > 85
B 78 - 85
C 70 - 77
D < 70
Contoh Instrumen
b. Lembar Pengamatan Sikap
c. Program Pengayaan