You are on page 1of 23

TRANSP ORT ASI FLUIDA

Fluida adalah suatu zat yang tak dapat menahan distorsi terus
menerus sehingga bentuknya selalu berubah-ubah sesuai dengan
wadahnya. Bila kita mencoba mengubah bentuk suatu massa fluida, maka di dalam fluida
tersebut akan terbentuk lapisan-lapisan di mana lapisan yang satu akan
m e n g a l i r d i a t a s lapisan yang lain, sehingga tercapai bentuk baru. Selama perubahan
bentuk tersebut, terdapat tegangan geser (shear stress), yang besarnya bergantung
pada viskositas fluida dan laju alir fluida yang relatif terhadap arah tertentu.
Bila fluida telah mendapatkan bentuk akhirnya, semua tegangan geser
tersebut akan hilang sehingga fluida berada dalam keadaan kesetimbangan. Pada
temperatur dan tekanan tertentu, setiap fluida mempunyai densitas tertentu.
Ada dua macam fluida :
a. Incompressible Fluid : Densitas tak dipengaruhi atau hanya sedikit
terpengaruh oleh perubahan yang suhu dan tekanan yang relative besar.
Misalnya : zat cair
b. Compressible Fluid : Densitasnya dipengaruhi oleh perubahan suhu dan
tekanan yang relative besar. Misalnya : gas

Fluida yang sebenarnya adalah cairan dan gas, tetapi sekarang padatan pun dapat
digolongkan sebagai fluida bila padatan itu berupa butiran-butiran kecil (serbuk). Pada
umumnya transportasi fluida lebih mudah bila dibandingkan dengan zat padat.

Untuk memilih alat-alat yang akan dipergunakan untuk pengaliran fluida


perlu diperhatikan sifat fisis dan kimia dari fluida tersebut, serta kondisi pengerjaannya.
Sifat-sifat fisis dan kondisi yang dimaksud adalah :

1. A p a k a h f l u i d a i t u b e r s i f a t k o r o s i f a t a u t i d a k
2. B a g a i m a n a k e k e n t a l a n d a r i f l u i d a t e r s e b u t
3. Apakah fluida itu mengandung bagian-bagian bagian kecil zat padat
atau tidak

4. B e r a p a t e k a n a n k e r j a n y a

Sifat fisis dari suatu fluida dapat didefinisikan dengan berdasarkan pada tekanan,
temperature, density dan viskositas. Penanganan fluida merupakan aktivitas yang sangat
penting pada sebagian besar proses plant. Dalam menangani bahan-bahan proses di satu

1
pabrik, dapat digunakan berbagai macam cara perpindahan, untuk bahan yang berupa fluida
atau yang dapat diperlakukan seperti fluida salah satu caranya adalah mengalirkan bahan yang
bersangkutan melalui saluran tertutup, umumnya saluran tersebut mempunyai penampang
lingkaran dan sering disebut pipa.

Dalam industry kimia, transportasi fluida dilakukan di dalam channel (saluran,


kerangan dan pendorong) dengan fasilitas-fasilitas sebagai berikut :

a. Conduit (saluran) : Pipa dan Tube


b. Valve (kerangan) : Gate Valve, Globe Valve
c. Impeller (pendorong) : Pompa, Blower, fan

1. PIPA DAN TUBE


Dalam perencanaan conduit (piping system) harus diperhatikan factor-faktor seperti
diusahakan tekanan seminimum mungkin untuk mengurangi energi pengaliran, jangan
kotor dan jangan sampai ada kebocoran pada pipa atau tube yang digunakan.

Perbedaan pipa dan tube adalah dalam hal ukuran panjangnya, ukuran tebal
dindingnya, dan bahan konstruksi dari pipa tube tersebut. Fluida cair dapat dialirkan
dalam pipa atau tube yang berpenampang bundar dan dijual dipasaran dengan berbagai
ukuran, tebal dinding, dan bahan konstruksi.

PIPA TUBE
Paling panjang 20 – 40 ft Bisa berates ft
Pada umumnya dindingnya tebal Dindingnya tipis
Pipa apat di buat ulir Tidak dapat di buat ulir
Disambung dengan screw, flange dan Di sambung dengan compression fitting
las soldered, dan flare fitting
Dindingnya kasar Dindingnya kasar
cara pembutanya Cara pembutannya
Las, casting (pelebura) dan piercing Extrusion (cara membuat mie) dn cold
( penembusnya ) drawn.

2
A. Bahan-bahan Konstruksi Pipa
Dalam pemilihan bahan yang digunakan untuk pembuatan pipa harus
diperhatikan sifat ductulitnya (Mudah bengkok), brittleness (Mudah rapuh), sifat
plastis, ketahanan terhadap korosi, kekuatan pipa, metode pembuatan, dan cara
penyambungannya.
Bahan konstruksi pipa terdiri dari 3 macam :
1. Ferrous Metal
Umumnya bahan yang digunakan untuk pipa ferrous metal adalah baja
(campuran besi dan karbon), besi lunak (besi tempa), cast iron, dan pig iron. Contoh
dari ferrous metal adalah : Baja, cast iron, whrought iron, SS (stainless steel), dan
beberapa alloy lainnya.
2. Non Ferrous Metal
Non ferrous metal umumnya digunakan dalam bentuk campuran (alloy) yaitu
campuran antara :
 Ni dan Cu (monel)
 Du dan Al (durion)
 Zn dan Cu (hastelloy)
 Su dan Cu (bronze)
3. Non Metal
Kelemahan dari non metal adalah tidak kuat seperti metal atau logam dan
biasannya hanya digunakan sebagai pelapis (lining). Contoh Non metal : Plastik, Kaca,
Semen, PVC, dll.

B. Cara Pembuatan Pipa


Metode yang paling umum digunakan dalam pembuatan pipa yaitu : Welding
(las), Piercing (penembusan), Casting (cetak), dan Extrusion.
1. Welding (Las), biasannya digunakan untuk material yang bersifat plastic, dan pipa
yang digunakan kebanyakan berukuran 2”. Metode las ada 2 macam yaitu :

3
a. Butt welding, dilakukan dengan memanaskan kepingan pipa (plate) yang tidak
lebar (skelp), hingga suhu 2600 0F. Skelp dipanaskan pada suatu welding belt
yang dibengkokkan menjadi bentuk sirkulair dan pinggirannya sekaligus dilas.
b. Lap welding, sama seperti butt welding, tetapi pada lap welding kedua tepi
yang akan dilas dipotong miring. Cara ini akan memberikan sambungan yang
lebih kuat daripada butt welding.
2. Piercing (Penembusan)
Cara ini menghasilkan seamless pipe. Biasannya untuk pipa yang berukuran
pendek. Seamless pipe adalah pipa yang tak memakai garis las. Pipa ini lebih kuat
dibandingkam dengan pipa yang dibuat dengan car alas karena dindingnya yang
homogeny dan dibuat dengan cara piercing. Cara piercing adalah sebagai berikut :
 Suatu batang baja berbentuk sirkular atau billet, dimasukkan kedalam piercing
mill pada suhu yang sangat tinggi.
 Piercing mill terdiri dari 2 roll yang menekan billet secara radial yang dapat
membuat lubang ditengah-tengahnya pada suhu yang sangat tinggi. Pada suhu
ini baja akan bersifat plastis. Ukuran pipa dan posisi lubang diatur dengan
mandrel, kemudian diameter dan tebal dinding pipa diatur dengan seamless pipe
melalui dies.
Untuk pipa-pipa yang berukuran pendek seamless pipe dibentuk dengan cara
forging atau cupping. Bukan sentral dibentuk dengan pukulan terhadap billet sirkular
yang panas.
3. Casting (Cetak)
Casting dipakai untuk material yang rapuh karena material rapuh tidak dapat di
roll atau di-piercing. Satu-satunya cara adalah logam harus dicairkan, kemudian di
cetak didalam cetakan yang bernama centrifugal casting. Dengan cara ini dihasilkan
pipa yang berdinding tebal, homogeny, dan tidak ada lubang pada dinding-dindingnya.
4. Extrusion

4
Extrusion sering digunakan untuk pipa yang terbuat dari Pb (timbale). Cairan
pipa dari materil yang bersifat sengat elatis ini dilakukan melalui extruder sehingga
dihasilkan seamless pipe. Selai pipa, tube dari materil ini sangat plastis dan dapat
dibuat dengan cara ini.
C. Ukuran Pipa dan Tube
Ukuran pipa ini dispesifikasikan oleh diameter dan tebal dindingnya. Diameter
pipa dan tube dinyatakan dengan Nominal Diameter. Untuk pipa baja standar besarnya
berkisar antara 1/8 – 30 inch. Untuk pipa dengan diameter :
 12” disebut juga dengan pipa besar, nominan diameternya sama dengan luas pipa.
 3” – 12” nominan diameternya mendekati diameter dalam pipa.
 <3” disebut juga pipa kecil, nominan diameternya tidak sama dengan diameter
dalam dan diameter luar.
Selain pipa baja, pipa yang terbuat dari bahan lain ukuran standarnya sama
seperti pipa baja ch IPS, artinya pipa nikel yang mempunyai diameter luar seperti pipa
baja standar 2 inch. yang dikenal sebagai IPS (Iron Pipe Size) atau NPS (Normal Pipe
Size). Misalnya pipa nikel berukuran 2 in.
Tebal dinding pipa dinyatakan dengan Schedule number dan untuk tube
dinyatakan dengan Birminghams Wires Gauge (BWG). Schedule pipa dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
1. Schedule 5, 10, 20, 30, 40, 60, 80, 100, 120, 160
2. Schedule standard
3. Schedule Extra Strong (XS)
4. Schedule Double Extra Strong (XXS)
5. Schedule special
Perbedaan schedule ini dibuat untuk menahan ternal pressure dari aliran,
kekuatan dari material itu sendiri (Strength of Material), mengatasi karat, dan mengatasi
kegetasan pipa.
Ukuran dari tube ditunjukan oleh diameter luarnya, nilai nominalnya adalah
besarnya diameter bagian luarnya. Tebal dinding tube digunakan BWG (Birmingham
Wire Gauge) dengan selang antara 24 untuk yang paling ringan dan 7 untuk yang paling
berat.
D. Pemilihan Ukuran Pipa
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan pipa untuk keperluan tertentu
adalah sebagai berikut :
1. Initial Cost ( Biaya awal )
5
2. Maintenance Cost ( Biaya pemeliharaan )
3. Stock ukuran yang ada
Faktor ekonomi sangat mempengaruhi dalam pemilihan pipa. Secara umun
ukuran pipa baja yang ekonomis untuk aliran turbulen dinyatakan dengan persamaan
Sarchet dan Colburn berikut :
De’ = Diameter pipa yang ekonomis
W’ = Laju aliran massa (lb/hr)
ρ = Densitas fluida (lb/ft3)
E. Penyambungan
Cara penyambungan umumnya ada 2 macam yaitu :
 Joints : merupakan cara penyambungan dimana hanya sebagian kecil dari
material yang disambung dan tidak menggunakan material ketiga
 Fitting : merupakan cara penyambungan pipa dimana digunakan material
ketiga sebagai penyambung.
Cara penyambungan pipa tergantung dari sifat material pipa dan tebal dindingnya.
Pipa dan tube yang memiliki dinding tebal biasannya disambung dengan jalan : Screw
Fitting, Flange, atau Welding (las).

1. Screw Fitting
Ujung pipa yang akan disambung diderat atau dibuat ulirnya pada bagian luat
dengan menggunakan suatu alat. Pembuatan ulir ini harus tapered (makin keujung
makin mengerucut). Oleh karena itu dinding pipa dapat menjadi lemah dan sambungan
yang terjadi tidak terlalu kuat. Untuk itu dipakai sambungan dengan schedule number
yang dua kali lebih besar. Screw fitting jarang digunakan untuk pipa yang besar dari
12” karena kesukaran dalam membuat ulir dan pipa nya terlalu berat. Biasannya screw
fitting digunakan untuk pipa antara 3” – 12”.
Beberapa jenis screw fitting yaitu :
 Close nipple
 Short nipple
 Long nipple
 Coupling
 Union
 Elbow street
 Elbow tee

6
 Reducer
 Plug
 Cross
 Cap
 Busching
2. Flange
Cara flange digunakan untuk menyambung pipa yang lebih panjang dari 2”.
Selain dengan cara ini dapat pula digunakan cara welding. Penyambungan flange
dilakukan dengan cara mempertemukan disk (cakram) atau cincin metal dan diikat
bersama gasket diantara kedua flange yang diikat. Flange ini diikat ke pipa dengan
cara screw atau welding.
Macam – macam tipe flange tergantung dari penggunaanya pada sambungan,
yaitu : raised face, male and female, tongue and groove, ring joint, full face, dan knife
eage. Keuntungan dari penggunaan flange dalam sambungan adalah sambungannya
yang dapat dibuka, dan kerugiannya karena konstruksinya yang akan menjadi berat
karena berat flange itu sendiri. Kekuatan sambungan menggunakan flange ini
tergantung dari penggunaan gasket yang disisipkan diantara kedua flange.
Macam – macam tipe gasket
a. Untuk pemakaian yang mempunyai tekanan rendah digunakan gasket yang lunak
seperti gabus atau karet.
b. Untuk pemakaian yang mempunyai tekanan tinggi digunakan gasket yang keras
seperti Pb, Cu, Al, dan Baja.
c. Untuk pemakaian yang tekanannya sangat tinggi biasannya tidak menggunakan
gasket tetapi sambungan antara flange diperkuat.
3. Welding ( las )
a. Las
Digunakan untuk menyambung pipa yang diameternya lebih dari 2”, dan
merupakan metode standar untuk menyambung pipa pada flange dengan tekanan
tinggi. Macam – macam las yaitu Butt Welding dan Lap Welding.
Keuntungan dari sambungan menggunakan metode las yaitu :
1. Merupakan sambungan yang kuat dan tidak melemahkan dinding pipa.
2. Murah dan tahan kebocoran.
3. Lebih enteng dibandingkan tipe sambungan lain.
4. Tidak mengganggu aliran dengan sambungan uliran.

7
Kerugiannya yaitu sambungan dengan las tidak dapat dilepas kecuali dengan
memotong atau merusak sambungan tersebut.
b. Soldering
Untuk pipa dan tube dengan permukaan yang sangat kecil biasannya
disambung dengan cara solder. Seperti halnya dengan cara welding, maka
sambungan ini tidak akan melemahkan dinding pipa. Sambungan dengan
menggunakan solder ini dapat dibuka kembali dengan melebur bahan solder
(remelting) tanpa merusak pipa. Biasannya bahan solder yang digunakan adalah
timah.
c. Brazing
Digunakan untuk melekatkan flange ke pipa induknya. Begitu juga untuk
menyambung flange dengan tube nya. Bahan brazing yang biasannya digunakan
adal tembaga atau perak.

2. POMPA
Pompa adalah alat untuk memindahkan zat cair. Istilsh pompa (pump), kipas (fan),
blower (penghembus) dan kompressor tidaklah mempunyai arti yang tepat. Misalnya
pompa angin (air pump) dan pompa vakum (vacuum pump) adalah mesin-msin untuk
memampatkan gas. Namun demikian, pompa adalah alat untuk memindahkan zat cair,
sedangkan kipas, blower atau kompressor berfungsi untuk menambahkan energi pada
gas. Kipas membuang gas (biasanya udara) dalam volume besar ke ruang terbuka atau
talang besar, biasanya berupa mesin putar kecepatan rendah dan tekanan yang
dibangkitkannya hanyalah beberapa inchi air saja. Setiap pompa mempunyai karakteristik
yang berbeda-beda tergantung pabrik yang membuatnya.
Pompa dapat digolongkan menjadi 2 golongan :
1. Positive Displacement Pump (PDP)
a. Reciprocating pump
b. Rotary pump
2. Variable Head Capacity Pump (VHCP)
a. Pompa sentrifugal
b. Pompa turbin
Perbedaan kedua golongan pompa itu antara lain :
1. Pada VHCP, kapasitas dan headterbentuk karena adanya putaran kipas
2. Pada PDP, kapasitas dan headterbentuk karena adanya gerakan perpindahan

8
3. Pada PDP, tidak memerlukanpriming, sedangkan pada VHCP sangat diperlukan
priming.

a. Priming
Priming atau pemula (pemancing) adalah cara yang dilakukan di pompa VHCP
agar dapat terjadi aliran. Cara-cara priming :
1. Dengan jalan pengisian : secara langsung atau secara tak langsung
2. Dengan cara vakum : pengaliran berlangsung karena adanya vakum. Keadaan vakum
ini diciptakan dengan melakukan penyedotan atau menggunakan jet ejektor.

b. Head
Head merupakan besaran energi yang terdapat di dalam persamaan neraca energi
dari sistem aliran fluida, yaitu persamaan Bernoulli. Satuan dari setiap headadalah energi
per satuan berat fluida, misalnya ft-lb/lb atau cm-gr/gr. Secara umum satuan yang biasa
dipakai adalah satuan panjang dari kolom fluida, ft atau cm.
Di dalam sistem aliran fluida terdapat dua macam head, yaitu :
1. Static Head : energi yang diakibatkan adanya perbedaan tinggi antara permukaan
liquid dengan pusat pompa (∆Z). Berdasarkan perbedaan dengan posisi pompa, maka
static headdibedakan atas : static head dan static discharge head.
2. Dynamic Head ; terdiri dari :
 Tekanan pada discharge yang diinginkan
 Velocity discharge yang diinginkan
 Hf pada sistem (friksi)
Dynamic Head adalah energi yang diakibatkan oleh adanya sifat air fluida, seperti
velocity head,pressure head, dan friction head(energi yang diakibatkan oleh adanya
kecepatan air fluida atau tekanan fluida atau energi yang hilang karena adanya friksi dari
fluida).
c. Net Positive Suction Head (NPSH)
Definisi dari NPSH adalah selisih tekanan pada pompa inlet dengan tekanan uap
likuid, yang dinyatakan dalam ft dari likuid. Ada dua harga NPSH yang dikenal, yaitu :
NPSH available (NPSHav) yaitu NPSH yang dibentuk karena sitem pengaliran fluida.,
dan NPSH required(NPSHreq) yaiutu NPSH yang tentukan oleh pabrik pembuatnya.
Dimana :
PB = tekanan pada pompa inlet
PB, = tekana upa dari liquid
9
Harga NPSHav harus lebih besar dari NPSHreq. Bila hal ini terjadi kebalikannya, maka
akan terjadi pemutusan aliran ( aliran tidak ada ). Bila PB > PB, maka harga NPSHav
positif.
Pada keadaan ini akan terjadi aliran. Bila PB’ > PB maka harga NPSHav akan negatif
sehingga cairan pada pompa casing akan menguap. Bila terjadi penguapan akan terjadi :
pemutusan aliran atau kerusakan pada bagian pompa. Besarnya PB dan PB’ tergantung
dari jenis dan rancangan pompa.
d. WHP dan BHP
WHP adalah likuid horse power, merupakan tenaga yang dibawa oleh fluida keluar
dari suatu pompa, yang satuanya HP (horse power). Sedangkan BHP (brake horse power)
adalah tenaga yang digunakan untuk mengerakan pompa, yang berasal dari steam atau
power.
e. Kavitasi
Kavitasi adalah kondisi dari pompa dimana terjadi lokal pressure drop sehingga
ruangan pompa menjadi terisi oleh uap air. Kavitasi ini terjadi karena harga NPSH¬ = 0.
Hal ini terjadi karena :
1. Static suction lift bertambah (Zb>>)
2. Fraksi antara permukaan fluida yang akan dipompakan dengan pomnpa inlet (Hfs>>)
3. Menurunnya tekanan atau karena ketingggian (Pa>>)
4. Naiknya temperatur dari pompa likuid (Pv>>)
5. Terjadinya penurunan tekanan absolut dari sistem fluida itu sendiri, misalnya :
pemompaan dari vessel yang vakum.
Tanda-tanda kavitasi :
1. Adanya noise dan vibrasi dari pompa.
2. Terjadi penurunan kurva dari head capcity dan efisiensi sehingga karakteristik pompa
akan lebih rendah dari semula (yang akan merugikan operasi).
3. Terjadinya lobang-lobang pada impeller, karena adanya uap air.
4. Korosi terhadap logam pompa, yang akan merusak pompa tersebut.

2.1 Positive Displacement Pump ( PDP )


1. Reciprocating Pump
Reciprocating Pump adalah suatu jenis dari PDP yang menggunakan aksi
displacement. Pompa ini digunakan untuk :
a. Proses yang memerlukan head yang tinggi.
b. Kapasitas fluida yang rendah.

10
c. Likuid yang kental (viskos) dan slurries (seperti lumpur)
d. Likuid yang mudah menguap (high volatile)
Macam-macam tipe dari reciprocating pump antara lain adalah : pompa plugner dan
pompa diafragma.
Material yang digunakan untuk konstruksi reciprocating pump adalah material yang di
standarisasi oleh SHI (Standard of the Hydraulic Institute), yaitu :
1. Bronze Fitted (BF)
2. Fully Bronze (FBF)
3. Acid Recisting (AR)
4. All Bronze (AB)
5. All Iron (AI)
6. Standard
Bagian-bagian dari reciprocating pump :
 Silinder, ada dua macam, yaitu : liquid silinder dan steam silinder
 Packing, yang materialnya terdiri dari : asbestos, grafit, karet, gabus, kulit, fiber atau
metalic ring (untuk tekanan tinggi)
 Kerangan : disc valve, wing valve, ball valve
 Air Chamber : berisi suatu medium elastis agar aliran menjadi smooth
Kapasitas dari reciprocating pump dibedakan atas kapasitas teoritis dan kapasitas
aktual, dimana kapasitas teoritis tersebut tergantung pada perpindahan dari likuid
pistonnya. Kapasitas teoristis pompa ini tidak pernah tercapai karena adanya slip, yang
dapat disebabkan oleh :
 Tidak sempurnanya packing, kebocoran pada kerangan
 Rusaknya kerangan sehingga tidak menutup sempurna pada saat piston bergerak
kembali.
1.A Pompa Torak

Pompa torak merupakan pompa yang banyak digunakan dalam kelompok pompa
desak gerak bolak-balik. Menurut cara kerjanya pompa torak dapat dikelompokkan dalam
11
kerja tunggal dan kerja ganda. Sedangkan menurut jumlah silinder yang digunakan, dapat
dikelompokkan dalam pompa torak sinder tunggal dan pompa torak silinder banyak.
Cara kerja
Untuk pompa torak kerja tunggal dan silinder tunggal, aliran cairan terjadi sebagai
berikut. Bila batang torak dan torak bergerak ke atas, zat cair akan terisap oleh katup isap
di sebelah bawah dan pada saat yang sama cairan yang ada disebelah atas torak akan
terkempakan ke luar. Jika torak bergerak ke bawah katup isap akan tertutup dan katup
kempa terbuka sehingga cairan tertekan ke atas torak melalui katup kempa. Dengan
gerakan ini maka akan terjadi kerja isap dan kerja kempa secara bergantian. Aliran cairan
yang dihasilkan terputus-putus.
Cara kerja pompa torak kerja ganda pada prinsipnya sama dengan cara kerja pompa
torak kerja tunggal, tetapi pada pompa torak kerja ganda terdapat dua katup isap dan dua
katup kempa yang masing-masing bekerja secara bergantian. Sehingga pada saat yang
sama terjadi kerja isap dan kerja kempa. Karena itu aliran zat cair menjadi relatif lebih
teratur. Untuk memperoleh kecepatan aliran zat cair yang lebih konstan dapat digunakan
pompa torak kerja ganda dengan silinder banyak.
Kegunaan
Pompa torak cocok digunakan untuk pekerjaan pemompaan dengan daya isap
(suction head) yang tinggi disamping itu pompa torak dapat digunakan untuk memompa
udara dalam kapasitas yang besar.

1.B Pompa Plunyer (Plunger Pump)

Cara kerja
Prinsip kerja pompa plunyer sama dengan prinsip kerja pompa torak, tetapi torak
diganti dengan plunyer.
Kegunaan
Pompa plunyer pada umumnya digunakan untuk aliran volum (kapasitas) yang kecil
tetapi tekanan yang dapat dicapai lebih tinggi dari pada yang dapat dicapai dengan pompa
torak. Pompa plunyer banyak digunakan untuk pompa bahan bakar motor diesel.

12
1.C Pompa Membran
Cara kerja
Pada pompa ini, pembesaran dan pengecilan ruang dalam rumah pompa disebabkan
oleh membran yang kenyal. Seperti halnya pompa torak, pompa membran dapat
digunakan sebagai kerja tunggal dan kerja ganda, dan juga memberikan aliran cairan
yang terputus-putus.
Kegunaan
Pompa membran sering digunakan untuk memompa air kotor (pompa kepala kucing)
dan dapat digunakan untuk pompa bahan bakar.

2. Rotary Pump

Rotary Pump adalah suatu jenis dari PDP yang melakukan aksi rotasi. Fluida di trap
dalam suatu expanding chamber di dekat inlet, lalu digerakkan ke outlet dan ditekan ke
luar discharge line. Ciri dari pompa jenis ini adalah :
 Tidak mempunyai check valve
 Tidak terjadi kebocoran atau aliran balik
 Cocok untuk fluida kental (minyak pelumas atau lilin)
 Tekanan dischargenya sampai 3000 psia atau lebih.
Macam-macam tipe dari rotary pump :
1. Lobe Pump : seperti gear pump, tapi giginya lebih sedikit
2. Gear Pump : tipe external dan internal gear pum
3. Screw Pump : one screw dandouble screw pump
4. Vane Pump : sliding vane and bucke vanet pump

2.A POMPA LOBE (LOBE PUMP)

13
Cara kerja
Cara kerja pompa lobe pada prinsipnya sama dengan cara kerja pompa roda gigi
dengan penggigian luar. Pompa jenis ini ada yang mempunyai dua rotor lobe atau tiga
rotor lobe.

Kegunaan
Pompa lobe dapat digunakan untuk memompa cairan yang kental (viskositasnya
tinggi) dan mengandung padatan. Pemilihan dua rotor lobe atau tiga rotor lobe didasarkan
atas ukuran padatan yang terkandung dalam cairan, kekentalan cairan, dan kontinyuitas
aliran. Dua rotor lobe cocok digunakan untuk cairan kental, ukuran padatan yang relatif
kasar dengan kontinyuitas kecepatan aliran yang tidak halus.
2.B POMPA RODA GIGI (GEAR PUMP)

Cara kerja
Ketika roda gigi berputar, terjadi penurunan tekanan pada rumah pompa sehingga
cairan mengalir dan mengisi rongga gigi. Cairan yang terperangkap dalam rongga gigi
terbawa berputar kemudian dikempakan dalam saluran pengeluaran, karena pada bagian
ini terjadi pengecilan rongga gigi
Kegunaan

14
Saran umum untuk penggunaan gear pumps yaitu: Untuk mencegah terjadinya
kemacetan dan aus saat pompa digunakan maka zat cair yang dipompa tidak boleh
mengandung padatan dan tidak bersifat korosif.
Pompa dengan penggigian luar banyak digunakan untuk memompa minyak pelumas atau
cairan lain yang mempunyai sifat pelumasan yang baik. Pompa dengan penggigian dalam
dapat digunakan untuk memompa zat cair yang mempunyai kekentalan (viskositas)
tinggi, seperti tetes, sirop, dan cat.

2.C POMPA ULIR (SCREW PUMP)

Cara kerja
Oleh gerak putar poros ulir zat cair mengalir dalam arah aksial. Pompa jenis ini
hanya dapat digunakan untuk tekanan pada saluran kempa lebih rendah dari tekanan pada
saluran isap dan bila zat cair yang dipompa mempunyai kekentalan tinggi. Pada keadaan
kering pompa ini tidak dapat mengisap sendiri, sehingga sebelum digunakan pompa ini
harus terisi cairan yang akan dipompa (dipancing).
Kegunaan
Sama halnya dengan pompa roda gigi, pompa ulir ini cocok untuk memompa zat
cair yang bersih dan mempunyai sifat pelumasan yang baik.
Secara umum pompa rotary mempunyai kecepatan aliran volum yang konstan asal
kecepatan putarannya dapat dipertahankan tetap. Selain itu alirannya lebih teratur (tidak
terlalu pulsatif). Hal ini sangat berbeda dengan pompa reprocating (bandingkanlah setelah
pembahasan pompa reprocating). Pompa rotary cocok untuk operasi pada kisaran tekanan
sedang dan untuk kisaran kapasitas dari kecil sampai sedang (lihat gambar pemilihan
jenis pompa berdasarkan karakteristiknya).
2,D POMPA DINDING (SLIDING-VANE PUMP)
Cara kerja
Pompa berporos tunggal yang di dalam rumah pompa berisi sebuah rotor berbentuk
silinder yang mempunyai alur-alur lurus pada kelilingnya. ke dalam alur-alur ini
dimasukkan sudu-sudu lurus yang menempel pada dinding dalam rumah pompa dan
dapat berputar secara radial dengan mudah. Rotor ini dipasang asimetri dalam rumah
15
pompa. Ketika rotor berputar tekanan dalam rumah pompa turun sehingga terjadi kerja
isap dan pada saluran pemasukkan terjadi pembesaran ruang kosong, sehingga cairan
dapat mengalir dari sumber dan mengisi rongga kosong dalam rumah pompa. Pada
tempat pengeluaran terjadi pengecilan ruang kosong sehingga pada tempat ini terjadi
kerja kempa. Dengan cara ini secara berturut-turut terjadi kerja isap dan kerja kempa.
Kegunaan
Pompa dinding vane dapat digunakan sebagai pompa vakum.
2.2 Variable Head Capacity Pump (VHCP)
1. Centrifugal Pump

Centrifugal Pump : Energi mekanis dari pompa sentrifugal naik karena adanya aksi
sentrifugal (VHCP). Fluida masuk melalui bagian suction yang dihubungkan secara
konsentris dengan suatu poros yang mempunyai elemen berputar secara cepat (berupa
impeller) dengan baling-baling radial.
a. ‘Klasifikasi’ pompa sentrifugal adalah sebagai berikut :
 Ditinjau dari desain impellernya : volute pump, disfusser pump, propeller pump,
turbine pump
 Ditinjau dari shape impellernya : close, semi-open, open, mixed flow, axial flow
 Ditinjau dari jumlah suctionnya : side suction dan double suction
 Ditinjau dari jumlah stagenya : single dan multi stage
 Ditinjau dari drivernya : direct motor, gear motor, belt driver, steam turbin,
gasoline motor, diesel, water turbine, direct gas engine
b. Bermacam ‘kehilangan’ (losses) pada pompa sentrifugal : Mechanical losses
(berasal dari geseran antara impeller, dll), leakage losses (karena kebocoran pada
ujung ataupun suction impeller), recirculation losses (akibat kecepatan fluida),
hydraulic losses (akibat friksi atau geseran likuid).
c. ‘Keuntungan’ pompa sentrifugal dibanding reciprocating : konstruksinya
sederhana dan murah, fluida yang keluar mempunyai tekanan yang seragam, dapat
dihubungkan langsung dengan motor kendali, discharge line nya dapat ditutup
sebagian tanpa merusak pompa, dapat menangani likuid yang mengandung solid

16
banyak, ongkos perawatannya lebih rendah dibanding reciprocating, dan dapat dibuat
dari bahan yang tahan korosi.
d. ‘Keuntungan’ reciprocating pump dibanding pompa sentrifugal : Head yang
tinggi, first cost lebih rendah, tidak terjadi air binding, operasinya lebih fleksibel,
efisiensi operasi tetap, dapat menghandel fluida kental
e. Susunan seri dan paralel pompa : untuk keadaan tertentu sering digunakan susunan
seri dan paralel dari berbagai pompa. Pompa susunan seri digunakan untuk
memperoleh head yang tinggi, yaitu bila untuk sejumlah kenaikan head tidak bisa
dicapai oleh satu pompa saja. Kecepatan alirannya sama dengan pompa tunggal.
Pompa susunan paralel digunakan untuk memperoleh kapasitas yang tinggi, yaitu
apabila sejumlah kapasitas itu tidak bisa dicapai satu pompa saja, tetapi head yang
dihasilkan susunan paralel sama seperti pada pompa tunggal.

2.Turbine Pump

Turbine pump adalah salah satu jenis dari VHCP dengan menggunak aksi sentrifugal.
Pompa jenis ini digunakan untuk keperluan yang tidak terus menerus dan untuk flushing
(penyemprotan), misalnya pada pemadam kebakaran.
Kelebihan pompa turbin adalah baik digunakan untuk flushing dengan kapasitas
operasi sekitar 1 - 20 gpm. Sedangkan kekurangannya adalah tidak cocok untuk operasi
yang terus-menerus; cairan yang dipompakan harus jernih, karena kalau tidak jernih akan
merusak blade; cairan yang digunakan tidak boleh korosif; dan temperatur cairan tidak
boleh > 350 oF.

3. KOMPRESSOR DAN BLOWER

17
Kompressor Blower
Kompresor adalah alat mekanik yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan fluida
mampu mampat, yaitu gas atau udara. Tujuan mengikatkan tekanan dapat untuk
menggalirkan atau kebutuhan proses dalam suatu system proses yang lebih besar (dapat
system fisika maupun kimia contohnya pada pabrik-pabrik kimia untuk kebutuhan
reaksi). Secara umum kompresor dibagi menjadi 2 jenis yaitu dinamik dan perpindahan
positif. Kompresor digunakan untuk mengalirkan gas dengan tekanan tertentu.
Pada umumnya kompresor digunakan untuk :

1. Processing ; dimana didalam processing itu sendiri, kompresor berfungsi sebagai :


 Ikut langsung pada proses itu sendiri, misalnya reaksi pembuatan NH3 y6ang
berasal dari H2 dan N2 . Untuk terjadi reaksi diperlukanm suatu tekanan tertentu,
dan untuk memperoleh tekanan kedua gas tersebut di perlukan kompresor
 Hanya diperlukan pada proses fisik saja, misalnya pada proses pengeringan dan
pada proses fluidisasi (menyalurkan zat padat seperti mengalirkan zat cair).

2. Tenaga penggerak : Dalam hal ini udara yang bertekanandari kompresor digunakan
sebagai sumber tenaga penggerak, misalnya untuk mengerakkan alat pemecah batu,
untuk sensing elment (elemen perasa) dari automatic controll dan sebagaianya.

Untuk melakukan hal-hal tersebut digunakan beberapa peralatan seperti : Fan


(untuk tekanan < 1psig 2). ‘Blower ( digunakan untuk menarik udara dari ruangan ke
suatu saluran (pipa) pada tekanan < 40 psig ), 3) . Exhauster ‘ di gunakan untuk menarik
udara dari saluran (pipa) dan menggelurkannya ke udarah sekitar, 4) Compresor
digunakan untuk tekanan > 40 psig. Dalam hal ini, terminologi fan dan blower dapat
dipertukarkan. Fan dapat berfungsi sebagai blower maupun sebagai exhauster, akan tetapi
blower tidak ekivalen dengan exhauster.

18
Gambar Fan

Gambar Blower

Gambar Exhauster

Prinsip kerja kompressor

Bila tekanan dalam fluida mampat dinaikan secara adiabatik, suhu fluida itu akan
naik pula. Kenaikan suhu ini akan menimbukan beberapa kerugian. Oleh karena volume
spesifik fluida itu naik bersama suhu, kerja yang diperlukan untuk memampatkan fluida
itu akan menjadi lebih besar pula, di bandingkan jika kompresi yang di lakukan secara
isoterma.

19
Suhu yang terlalu tinggi akan menimbulkan masalah dengan pelumasan, peti gasket
dan bahan kontruksi. Fluida tersebut mungkin pula merupakan bahan yang tidak dapat
menampung suhu tinggi tanpa terdekomposisi.

Klasifikasi kompresor

1. Positive displacement : reciprocating compressor, rotary compressor ( a.sliding vane


compressor, b. Two impeller compressor dan c. Nash hytor compressor (NHC).
Keuntungan tipe NHC adalah gas dapat di dinginkan oleh liquid, gas dapat di
bersihkan dari debu yang terbawa oleh liquid, dan NHC akan melakukan humidifikasi
dan dehunidifikasi terhadap gas oleh liquid.
2. Centrifugal compressor : a. Kompressor sentrifugal ( impeller forward, backward,
radial yang tersusun radial pada aksis, single dan multi stage) dan b. Kompesor aksia;

Efisiensi kompresor
 Efisiensi volumetrik : Pada keadaan aktual, ada sebagian gas yang tertinggal pada
akhir proses. Gas ini akan ikut berekspansi dan menempatin volume tertentu.
 Efisiensi operasi : Dalam mengoprasikan kompressor akan selalu di jumpai efisiensi
pemanfaatannya, yaitu sebagai usaha untuk mengatasi berbagai irreversible internal
dan bermacam-macam kehilangan energi yang terjadi pada kompresi yang sebenarnya.
Kehilangan energi yang terjadi pada kompresor reciprocating berbeda pada kompresor
sentrifugal .

Macam-macam kehilangan energi pada kompresor

1. Pada tipe reciprocating


 Kehilangan energi termodinamik : pada saat membuka suction valve, pada waktu
membuka discharge valve, turbulensi dari gas yang dikompresi.
 Kehilangan energi mekanik : Gesekan piston ring, gesekan piston packing gesekan
pada bearing
2. Pada tipe sentrifugal
 Kehilangan energi akibat gesekan dari fluida, bocoran yang terjadi pada shaft
(porong) dan antar sage,gesekan disk, dan kehilangan mekanis paa bering dan
packing

Blower dan tipe-tipe blower

20
Turbo blower, tekanannya dapat mencapai 6,5 psi, dengan kecepatan 3000-3600 rpm.
Untuk tekanan rendah di gunakan singel stage blower’ dengan kapasitas 2300 cfm ( pada
1 psi) ,8600 cfm pada 2 psi dan 18000 cfm pada 3,75 psi.

Sebagai penggerak pada singel stage blower digunakan motor. Untuk menghasilkan
tekanan discharge 10-30 psi digunakan unit multi stage, yang disebut ‘turbo blower
dengan kapasitas 40000 cfm yang menghasilkan tekanan hingga 30 psi. Sebagai penguap
digunakan turbin uap dengan tenaga sebesar 4600 hp.

Salah satu tipe blower adalah ‘turbo blower yang dapat mencaqpai tekanan hingga 6,5
psi dengan kecepatan 3000-3600 rpm. Untuk tekanan rendah digunakan ‘singel stage
blower’ dengan kapasitas 2300 cfm (pada 1 psi), 8600 cfm pada 2 psi dan 18000 cfm
pada 3,75 psi. Sebagai penggerak pada singel stage blower di gunkan motor,untuk
menghasilkan tekanan discharge 10-30 psi digunakan multi stage,yang di sebut turbo
kompresor. Sebagai contoh : Pada blast furnace digunakan turbo blower dengan kapasitas
40.000 cfm yang menghasilkan tekanan hingga 30 psi. Sebagai penggerak digunakan
turbin uap dengan tenaga sebesar 4.600 Hp.

PENUTUP
KESIMPULAN
1. Perbedaan pipa dan tube adalah dalam hal ukuran panjangnya, ukuran tebal
dindingnya, dan bahan konstruksi dari pipa tau tube tersebut. Fluida cair dapat
dialirkan dalam pipa atau tube yang berpenampang bundar dan dijual dipasaran
dengan berbagai ukuran, tebal dinding, dan bahan konstruksi. Pada umumnya pipa
berdinding tebal, berdiameter relatif besar, dan tersedia dalam panjang antara 20-40 ft.
Sedangkan tube berdinding tipis dan biasa tersedia dalam bentuk gulungan yang
panjangnya sampai beberapa ratus kaki. Ujung pipa logam biasanya berulir. Dinding
pipa umumnya kesat, sedangkan dinding tube licin. Potongan-potongan pipa
disambung dengan menggunakan ulir (screw), flens (flange), atau las (weld),
sedangkan tube disambung dengan sambungan kompresi (compression fitting), flare
fitting, atau sambungan solder (soldered fitting). Tube biasanya dibuat dengan teknik
ekstrusi atau cold drawn, sedangkan pipa logam biasanya dibuat dengan teknik las, cor
(casting), dan piercing.
21
2. Metode yang paling umum digunakan dalam pembuatan pipa yaitu : Welding
(las),Piercing (penembusan), Casting(cetak), dan Extrusion.
3. Cara penyambungan umumnya ada 2 macam yaitu :
 Joints : merupakan cara penyambungan dimana hanya sebagian kecil dari
material yang disambung dan tidak menggunakan material ketiga
 Fitting : merupakan cara penyambungan pipa dimana digunakan material
ketiga sebagai penyambung.
4. Dua jenis valve yang paling dikenal adalah gate valve danglobe valve. Pada gate
valve,bukaan tempat aliran fluida cair hampir sama besar dengan pipa sehingga aliran
fluida tidak berubah. Akibatnya, gate valve yang terbuka penuh hanya menyebabkan
penurunan tekanan sedikit. Dalam gate valve terdapat piringan tipis yang berada pada
dudukan yang tipis pula. Bilagate valve dibuka, piring naik ke selongsong atas,
sehingga seluruhnya berada di luar lintasan fluida cair. Valve ini tidak cocok
digunakan sebagai pengendali aliran, dan biasanya dipakai dalam keadaan terbuka
atau tertutup penuh.
Sebaliknya, globe valve banyak digunakan sebagai pengendali aliran. Bukaannya
bertambah secara hampir linear menurut posisi batang valve, sehingga keausan di
sekeliling piringan terdistribusi secara seragam. Fluida cair mengalir melalui bukaan
yang terbatas dan berubah arah beberapa kali. Akibatnya, penurunan tekanan pada
globe valve cukup besar.
5. Setiap pompa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda tergantung pabrik yang
membuatnya. Pompa dapat digolongkan m enjadi 2 golongan :
1. Positive Displacement Pump (PDP)
a. Reciprocating pump
b. Rotary pump
2. Variable Head Capacity Pump (VHCP)
a. Pompa sentrifugal
b. Pompa turbin

22
23

You might also like