You are on page 1of 601

101-200

Distribusi Materi TO 1

1. Skizofrenia: diagnosis

2. Psikotik post partum: tatalaksana

3. Gangguan panik: diagnosis

4. Insomnia: diagnosis

5. Withdrawal opioid: tatalaksana

6. Ekshibisionisme: diagnosis

7. Pica: diagnosis

8. Fobia sosial: diagnosis

9. Gangguan konversi: diagnosis

10. Mekanisme defensif: diagnosis

11. Gangguan disosiasi diagnosis

12. Bulimia nervosa: diagnosis

13. Striktur uretra: diagnosis

14. BPH: pemeriksaan penunjang

15. Epididimitis: diagnosis

16. Hipospadia: diagnosis

17. Sindrom nefrotik: diagnosis

18. Sistitis: diagnosis

19. Vesicolitiasis: diagnosis

20. Hidronefrosis: diagnosis

21. Parafimosis: tatalaksana

22. Priapismus: diagnosis


23. Ruptur uretra; diagnosis

24. Pemeriksaan laboratorium BPJS


25. Iuran BPJS
26. Hipertensi: Diagnosis
27. Hipertensi: tatalaksana
28. Cardiac arrest: algoritma
29. Cardiac arrest: algoritma
30. Takiaritmia: algoritma
31. Takiaritmia: EKG
32. Bradiaritmia: algoritma
33. Syok hipovolemik: tatalaksana
34. Gambaran EKG
35. CHF: tatalaksana
36. Efusi perikardium
37. PJB: diagnosis
38. PJR: pemeriksaan penunjang
39. Silikosis: Diagnosis
40. TB-HIV: Tatalaksana
41. TB: Diagnosis
42. HMD: Pemeriksaan Penunjang
43. Bronkiolitis: Etiologi
44. Pneumonia: Tatalaksana
45. Pertusis: Diagnosis
46. Asma: Derajat
47. Efusi Pleura: Diagnosis
48. Pneumotoraks: Diagnosis
49. TB: Tatalaksana
50. TB Anak: Skoring
51. Diagnosis botulisme
52. Etiologi parkinson
53. Pemeriksaan penunjang GBS
54. Etiologi APCD
55. Pemeriksaa fisik khas pada cervical radiculopathy
56. Diagnosis poliomyelitis akut
57. Pemeriksaan penunjang absans
58. Diagnosis topis stroke hemoragik
59. mekanisme TTH
60. Pemeriksaan myasthenia gravis
61. Diagnosis meningitis bakterial
62. Fungsi saraf kranial
63. Pemeriksaan penunjang HNP
64. Pemeriksaan fisik CTS
65. Lokasi kelainan Cerebral Palsy
66. Diagnosis torticolis
67. Diagnosis ruptur tendon achiles
68. Diagnosis sindroma kompartemen
69. Diagnosis fraktur colles
70. Diagnosis Duchene muscular dystrophy
71. Tatalaksana RA
72. Diagnosis osteoporosis post menopause
73. Diagnosis spondilolisthesis
74. Klasifikasi fraktur terbuka
75. Etiologi cedera ligamen
76. Konjungtivitis: Diagnosis
77. Pterigium: Tatalaksana
78. Hordeolum eksterna
79. Blefaritis anterior: diagnosis
80. Keratitis herpetik : pemeriksaan penunjang
81. Hemianopia homonym kiri dengan macular sparring
82. Oftalmopati graves: pemeriksaan
83. Pinguekula: diagnosis

84. Kelainan refraksi: astigmatisma


85. Hipermetropia: tatalaksana
86. Konjungtivitis chlamydia
(Trakoma)

87. Katarak traumatika: diagnosis


88. Uveitis: Tatalaksana
89. Xeroftalmia
90. Pendarahan subkonjungtiva: tatalaksana
91. Metode sampling
92. Uji hipotesis
93. Desain penelitian
94. Parameter tabel diagnostik
95. Interpretasi OR dan CI
96. Nilai duga positif
97. Parameter case control
98. Etika kedokteran
99. Kaidah dasar bioetika
100. Clinical ethical decision making
101. Diare Akut
102. Hirschprung
103. Kolesistitis
104. Hepatitis
105. Disentri Amuba
106. Kandidiasis oral
107. Ascariasis
108. Hipertrofi stenosis pilorus
109. Sindrom reye
110. Fisura Ani
111. Gastritis
112. Food Poisoning
113. Hernia ingunalis
114. Hernia
115. Diare Dehidrasi Berat
116. Anemia Defisiensi Besi
117. Leukemia
118. Hemofilia
119. HIV
120. Anemia Hemolitik
121. SLE
122. Polisitemia
123. Multiple myeloma
124. DHF
125. Malaria
126. Diagnosis KET
127. Perkiraan usia kehamilan
128. Dosis pematangan paru
129. Kelainan cairan ketuban
130. Diagnosis solutio plasenta
131. Diagnosis mola
132. Diagnosis mioma
133. Diagnosis ruptur perineum
134. Diagnosis prolaps uteri
135. Perkiraan hari lahir
136. Diagnosis KPD
137. Pencegahan defek tabung saraf
138. Gambaran PCOS
139. Tatalaksana presentasi wajah
140. Diagnosis toksoplasma akut
141. Diagnosis mastalgia
142. Kelainan presentasi
143. Diagnosis atonia uteri
144. AKDR postplasental
145. Komplikasi anemia defisiensi besi
146. Terapi awal pre-eklampsia dengan gejala berat
147. Tatalaksana tromboflebitis
148. Etiologi kondiloma akuminata
149. Tatalaksana herpes genital rekuren
150. LGV
151. Diabetes insipidus : Diagnosis dan etiologi
152. Addison disease : diagnosis
153. Struma : diagnosis
154. Grave’s disease : tanda khas
155. DM tipe lain : terapi
156. Kretinisme : Diagnosis dan etiologi
157. Akromegali : patofisiologi
158. Pellagra/defisiensi vitamin B3
159. Folikulitis : diagnosis
160. Urtikaria
161. Dermatitis paederus : etiologi
162. Herpes zoster: terapi
163. Acne vulgaris : terapi
164. Lepra : Terapi
165. Kondiloma akuminata : etiologi
166. Skabies : tatalaksana
167. Eritrasma : diagnosis
168. Eritrasma : terapi
169. Alopesia androgen : terapi
170. Veruka vulgaris: tatalaksana
171. Karsinoma Sel Basal : diagnosis
172. TEN : diagnosis
173. CLM : terapi
174. Selulitis : terapi
175. Pemfigus vulgaris : diagnosis
176. Diagnosis otomikosis
177. Polip nasal vs hipertrofi konka
178. Obat ototoksik
179. Tatalaksana OMSK
180. Epistaksis posterior
181. Penunjang rinitis alergi
182. Tatalaksana rinitis alergi
183. Tatalaksana benda asing telinga
184. Diagnosis hematom aurikula
185. Diagnosis fistula
186. Sindrom Ramsay-Hunt; tatalaksana
187. Diagnosis abses bezold
188. Mekanisme meniere
189. Diagnosis otosklerosis
190. Kejadian tidak diharapkan
191. Insidens
192. Kubler Ross
193. Consent
194. CSDR
195. Jenis posyandu
196. Fogging fokus vs fogging massal
197. Intoksikasi sianida vs CO
198. Diagnosis infantisida
199. Luka sambar petir
200. DVI


101 B. RL 30 cc/kgBB/ 30’

• Anak 2 tahun
• Bab cair
• Tidak rewel, mata cekung, bokong keriput
• CRT > 2”
• Diagnosis : Dehidrasi Berat
• Terapi ?
Diare pada Anak
• Diare akut (<7 hari), prolonged (7-14 hari),
persisten (>14 hari)
• Lima pilar tatalaksana diare:
üRehidrasi (terapi A, B, atau C)
üZink (10 mg untuk < 6 bulan, 20 mg untuk ≥6
bulan) selama 10-14 hari
üAntibiotik selektif (disentri, kolera)
üNutrisi
üEdukasi
Klasifikasi Dehidrasi
Klasifikasi Tanda dan Gejala
Dehidrasi Berat Minimal 2 dari:
(Kehilangan cairan >10% berat •Lemah, letargis, atau tidak sadar
badan) •Mata cekung
•Tidak bisa minum/ malas minum
•Turgor kulit sangat lambat (≥2
detik)
Dehidrasi ringan-sedang Minimal 2 dari:
(Kehiangan cairan 5-10% berat •Rewel, gelisah, cengeng
badan) •Mata cekung
•Haus/minum dengan lahap
•Turgor kulit lambat
Tanpa dehidrasi •Tidak cukup tanda untuk klasifikasi
(Kehilangan cairan <5% berat ringan-sedang atau berat
badan)
Terapi Rehidrasi
• A (untuk tanpa dehidrasi)
ü< 2 tahun: 50-100 mL setiap kali diare
ü≥2 tahun: 100-200 mL setiap kali diare

• B (untuk dehidrassi ringan-sedang)


üOralit sebanyak 75 cc/Kg dalam 3 jam
Terapi rehidrasi
• C (untuk dehidrasi berat)
Usia 30 cc/Kg BB dalam 70 cc/Kg BB dalam

< 12 bulan 1 jam 5 jam

≥12 bulan 30 menit 2,5 jam

Alternatif: Intraoseus, NGT (20 cc/Kg/jam selama 6


jam)
Jawaban lain
• A. RL 30 cc/kgbb/jam à diare berat pada anak
dibawah satu tahun
• C. RL 70 cc/kgbb/jam
• D. Oralit 50 ml tiap diare à diare akut tanpa
dehidrasi
• E. Oralit saat pasien mau
101 Jadi, terapi pasien adalah…

B. RL 30 cc/kgBB/ 30 menit
102 E. Hirschprung Disease
• Bayi 4 hari
• Muntah berulang
• Muntah menyemprot setelah menyusu
• Sulit BAB
• Distensi abdomen
• Saw tooth appearance

• Diagnosis
Hirchprung Disease
• Penyebab obstruksi saluran cerna terbanyak pada
neonatal ( 15-20%)
• Disebabkan karena aganglionosis kolon
• Lebih sering pada bayi laki laki (M: F = 3.5 :1)
• Angka kejadian 1: 5000-8000
Manifestasi
• Keterlambatan mekonium (lebih dari 24 jam)
• Sebagian kecil kasus muncul diusia remaja atau
dewasa
• Bisa ditandai dengan tanda obstruksi usus
• Distensi abdomen
• Muntah bilious
• Bisa menimbulkan komplikasi hingga enterokolitis dan
perforasi
Evaluasi
• Radiologi
• Tanda obstruksi usus
(dilatasi usus bagian
proksimal)
• Fluoroskopi
• Gambaran fasikulasi atau
Saw tooth iregularity
• Diagnosis definitif
• biopsi
• Tatalaksana
• Operatif
Jawaban lain
• a. Spasme recti à jarang pada neonatus
• b. Perforasi colon à gambaran udara subdiafragma
• c. Enterokolitis à gambaran penebalan dinding
usus
• d. Meconium ileus à bubbly appearance
102 Jadi, diagnosis kasus ini adalah…

E. Hirschprung Disease
103 A. USG Abdomen

• Laki laki 40 tahun


• Nyeri perut kanan atas
• Mual muntah
• Suhu 38
• Murphysign (+). ALT 130 AST 1000
• Pemeriksaan penunjang
Kata Kunci:
üJika terdapat ikterus
à Koledokolitiasis atau
Batu à
Kolelitiasis
kolangitis
üJika murphy sign
Inflamasi à
Kolesistitis positif à Kolesistitis
atau Kolangitis
Batu à üFaktor risiko
Koledokolitia kolesistitis à
sis
kolelitiasis
üFaktor risiko
Inflamasi à kolangitis à
Kolangitis koledokolitiais
Kolelitiasis Koledokolitiasis Kolesistitis Kolangitis

Nyeri kolik + + +/- +/-

Nyeri - - + +
tekan/Murphy’s
sign

Demam - - + (low- + (high-


grade) grade)

Ikterus - + - +
Kolelitiasis - Koledokolitiasis
• Faktor risiko yaitu 4F (fat, female, forty, fertile).
• Berdasarkan kandungan zat: batu kolesterol (70-
80%), batu pigmen (20-30%), dan sisanya kalsium.
• Tahapan dalam pembentukan batu:
üSupersaturasi kolesterol
üNukleasi kristal
üPertumbuhan batu
• Diagnosis: USG
(acoustic shadow)
Patogenesis Kolesistitis

Menyumbat
Batu di vesica felea duktus sistikus
(asimptomatik) (simptomatik)

Inflamasi vesica felea


(kolesistitis)
Pilihan Tatalaksana
• Eksplorasi menggunakan ERCP
• Kolesistostomi à dekompresi dan drainase
kandung empedu dengan menggunakan
kateter/drain
• Kolesistektomi à pengangkatan kandung empedu
Jawaban lain
• B. Esofagogasterduodenoskopi à Endoskopi
• C. IgM H pylori à Kecurigaan ulkus peptikum
• D. Abdomen 3 posisi à Ileus
• E. CT Scan abdomen dengan kontras.
103 Jadi, Pemeriksaan penunjang untuk
kasus Tn Faizal adalah…

A. USG Abdomen
104 A. Hepatitis A

• An 10 tahun
• Keluhan muntah muntah
• Nyeri perut demam tinggi
• Muntah
• Riwayat serupa teman sekolah
• igM Anti HAV
• Pemeriksaan
Hepatitis A
• Virus RNA : positive single stranded
golongan Picornavirus
• Pathogenesis
• Transmisi : fecal oral, person to person
• Reservoir : manusia, inkubasi pendek
• Hepatitis A “ A is acute only” namun bisa subklinis
Serologi hepatitis A
• IgM anti HAV : infeksi
aktif, baik untuk deteksi
infeksi aktif
• IgG anti HAV
• Riwayat infeksi
• Tidak ada penyakit aktif
• Pasien terproteksi
Terapi
• Self limiting
Jawaban lain
• b. Hepatitis B à hbsAg (+)
• c. Hepatitis C à anti HCV (+)
• d. Kolesistitis à usg penebalan kantong empedu
• e. Abses hepar
104 Jadi, diagnosis yang tepat untuk
pasien adalah..

A. Hepatitis A
105 D. Metronidazol 3 x 500
mg
• Pria, 27 tahun
• Diare berdarah
• Pemeriksaan :
eritrofagositosis

• Terapi
Disentri
• Infeksi saluran cerna mengakibatkan diare berdarah
• Bisa disertai dengan
• Abdominal Cramp
• Mual muntah
• Demam
• Jenis disentri
• Disentri basiler : shigella, salmonela. Yersinia
• Disentri amuba
Disentri amoeba (Kolitis amebik)
Gambaran Klinis
Disentri
• Klinis:
• Nyeri perut
• Diare
• Demam
• Turun berat badan
• Gejala gradual
• Hematologi: leukositosis, anemia ringan,
• Mikroskopik tinja segar: trofozoit yang menelan
eritrosit, leukosit lebih sedikit dibanding infeksi
shigella, eritrosit banyak, occult blood test (+)
• Terapi : Metronidazol 10 mg/kgbb (3x sehari)
Jawaban lain
• A. Cefixime 2x 200 mg à bakteri gram (-)
• B. Kloramfenikol 4x 500 mg à thyphoid
• C. Ciprofloxacin 2 x 500 mg à thyphoid pada
dewasa
• E. Metronidazol 3x 250 mg à giardia
105 Jadi, terapi yang tepat untuk pasien
adalah..

D. Metronidazol 3x500 mg
106 B. Nistatin

• An 9 tahun
• Bercak putih di mulut
• Bercak berdarah bila diangkat

• Terapi
Oral thrush
• Kandidiasis = penyakit infeksi akibat Candida
albicans atau spesies Candida lainnya
• Kandidiasis mukosa oral:
• Kandidiasis pseudomembran akut = oral thrush
Bercak berwarna putih tebal (pseudomembran)
pada mukosa lidah, palatum, buccal, dan/atau
gusi yang berkonfluens maupun diskret.
• Kandidiasis atrofik akut
• Kandidiasis atrofik kronis
• Keilosis akibat Candida

Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI; Panduan


pelayanan medis PERDOSKI 2011
• Pada membran mukosa
• Sering terjadi pada bayi atau
penggunaan kortikosteroid
inhalasi pasien asma,perokok
• Mengorek lesi menyebabkan
eritem dan perdarahan di
dasarnya
• Terapi : Nistatin suspensi oral
• 4-6 ml (400.000-600.000 iu), 4 x /
hari sesudah makan
• Harus ditahan di mulut beberapa
menit sebelum ditelan
Sumber : emedicine
• Dosis untuk bayi 2 ml (200.000
: nystatin dosing
iu), 4 x / hari - Perlu 10-14 hari
untuk kasus akut atau beberapa
bulan untuk kasus kronis
Jenis-jenis
Pilihan : Nistatin, preparat azol
Nystatin oral suspension is the drug of choice (DOC) for oral
candidiasis. It is a fungicidal and fungistatic antibiotic obtained
from Streptomyces noursei (Medscape)
Jawaban lain
• A. Ketokonazol à pengobatan jamur kulit/sistemik
• C. Griseovulfin à pengobatan jamur kulit/sistemik
• D. Flukonazol à juga bisa diberikan sebagai
alternatif (flukonazol 100 mg)
• E. Mupirocin à Antibiotik
106 Jadi, terapi yang tepat untuk pasien
adalah..

B. Nistatin
107 D. Albendazol 1x 400 mg

• An 7 tahun
• Berat badan tidak kunjung naik
• Gizi kurang
• Pemeriksaan tinja didapatkan

• Faktor yang mempengaruhi


Ascariasis (Roundworm)
• Infeksi cacing tersering
• Banyak didaerah tropis dan negara berkembang
• Gejala
• Batuk, wheezing, nyeri dada (migrasi ke paru)
• Nyeri perut
• Kolik
• Muntah
• Anoreksia
• Diarea
• Malnutrisi
Siklus hidup ascariasis
Terapi
Jawaban lain
• A. Albendazol 1 x 500 mg à harusnya 400 mg
• B. Mebendazol 1x 250 mg à harusnya 2x 100 mg
• C. Pyrantel Pamoat 1x 250 mg à bukan DOC
• B. Mebendazol 1x 400 mg à harus 500 mg
Jadi, tatalaksana pasien ini adalah…
107

D. Albendazol 1x 400 mg
108 B. Intoleransi Laktosa
• Anak 1 tahun
• Bab cair dari lahir
• Lendir darah (-)
• Gagal tumbuh. Kemerahan pada anus (eritema
natum)

• Penyebab diare pada anak adalah


Laktase << à laktosa tidak dicerna
à fermentasi oleh bakteri à gejala
kembung, diare asam, eritema anal
CLINITEST à menilai ada tidaknya
karbohidrat pereduksi (laktosa)
Alergi Susu Sapi vs Intoleransi
Laktosa
Lactose Intolerance
• Intolernasi laktosa adalah ketidakmampuan
mencerna laktosa menjadi glukosa dan galaktosa
akibat kurang enzim lactase di duodenum
• Gejala berupa BAB cair, kembung, nyeri, banyak
buang gas, mual, dan borborigmi
• Pada pemeriksaan fisik ditemukan eritema natum

Sumber: medscape
Primary lactose intolerance
• Merupakan bentuk intoleransi laktosa paling umum
• Pada awal kehidupan memiliki lactase dalam jumlah banyak,
penting bagi balita karena sumber energi utamanya adalah
susu
• Saat anak-anak mengganti sumber makanan dari susu ke
makanan lain, produksi lactase berkurang, tapi cukup tinggi
untuk mencerna produk susu, tapi pada penderita
intoleransi primer, produksi lactase berkurang signifikan
sehingga sulit mencerna produk susu

Sumber: www.nhs.uk
Secondary lactose intolerance
• Kekurangan lactase akibat masalah di usus,
biasanya sekunder dari:
• Gastroenteritis
• Celiac disease
• Crohn’s disease
• Ulcerative colitis
• Kemoterapi
• Antibiotik yang lama

Sumber: www.nhs.uk
Congenital lactose intolerance
• Kondisi langka, ditemukan pada bayi baru lahir
• Diturunkan secara resesif autosomal, sehingga bayi
tidak memproduksi lactase
• Gagal tumbung kembang sejak lahir

Sumber: www.nhs.uk
Jawaban lain
• A. Rotavirus
• C. Malabsorbsi à terlalu luas. Malabsorbsi lemak
bisa ditandai dengan bab berlemak
• D. Shigella
• E. Amoeba
Jadi, diagnosis pasien ini
108 adalah…

D. Intoleransi laktosa
109 E. Sindrom Reye

• An 7 tahun
• Bicara meracau
• Pasien riwayat, demam, batuk, pilek
• Konsumsi aspirin
• Kejang
• TD 120/75 Nadi 56 RR 25 suhu 36.7
• Diagnosis
Sindrom Reye
• Ensefalopati akut degenerasi hepar berkaitan dengan
konsumsi aspirin pada flu like illness
• Patogenesis tidak jelas
• Umumnya usia 4-12 tahun
• Gejala
• Awitan bifasik dengan demam prodromal, interval
asimtomatik, diikuti dengan
• Muntah
• Delirium
• Stupor
• Hepatomegali
• Peningkatan TIK
Reye Syndrome
Evaluasi dan Terapi

Pemeriksaan Terapi
• Enzim hepar dan • Monitor TIK
amonia • Manitol
• Biopsi hepar à • Retriksi cairan
vakuolisasi hepar
Jawaban lain
• A. Ensefalopati hepatikum à ada faktor risiko
peningkatan amonia seperti sirosis hepatik
• B. Ensefalopati uremikum à peningkatan urea
• C. Ensefalopati hipertensi à pada kasus hipertensi,
bisa pada anak dengan sindrom nefritik
• D. Ensefalopati diabetikum
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
109

E. Sindrom Reye
110 E. Fisura Ani
• Laki laki, 30 tahun
• buang air besar berdarah
• jarang makan sayur sehingga sering sulit
BAB.
• garis lecet anus di arah jam 7.

diagnosis pada pasien?


Fisura Ani
• Robekan pada anus
• Faktor risiko: Konstipasi
• Gejala: ada darah pada
saat BAB, NYERI
Pilihan lain
• A; salah karena pada
PF tidak ada benjolan,
melainkan lecet
• B. Tidak ada benjolan
di bawah linea dentata
• C. Salah, fistula ani
adalah adanya saluran
selain anus yang
biasanya terbentuk
akibat abses
• D. Tumor rektum,
salah, seharusny ada
benjolan
110 Jadi, diagnosis yang tepat untuk
pasien adalah..

E. Fisura Ani
111 B. Omeprazol
• Laki laki 62 tahun,
• BAB hitam
• Riwayat nyeri kedua lutut dan konsumsi anti
nyeri
• NGT perdarahan aktif
• Hb 4,8

Terapi yang paling tepat untuk pasien?


Terapi pasien dengan perdarahan
saluran cerna
• Penilaian awal
• Resusitasi cairan
• Pemberian PPI
• Terapi berikutnya tergantung tipe:
• Variceal
• non variceal
Jawaban lain
• a. Ranitidin à pada perdarahan saluran cerna PPI
lebih diutamakan
• c. Sukralfat à mucous protector, PPI lebih
diutamakan
• d. Rebamipid à mucous protector
• e. Simetidine
111 Jadi, terapi yang tepat untuk pasien
adalah..

B. Omeprazol
112 A. Resusitasi Cairan
• Wanita 25 tahun
• Muntah setelah makan nasi bungkus
• TV 90/80 N 105x RR 24x /menit Suhu 38oC

Terapi awal?
Keracunan Makanan
• Penyakit yang disebabkan memakan makanan
terkontaminasi
• Umumnya membaik tanpa terapi
• Penyebab tersering
• Salmonella
• E coli
• Norovirus
• Gejala muncul dalam beberapa jam
• Mual
• Muntah
• Diare
• Keram perut
• Demam
Tatalaksana
• Mengatasi dehidrasi dengan mengkonsumsi cairan
• Oralit
• Antibiotik bila ada bukti infeksi bakteri
• Anti emetik bila muntah hebat
• Syok à rehidrasi cairan
Jawaban lain
• B. Antipiretik à atasi masalah sirkulasi terlebih
dahulu
• C. Antiemetik à atasi masalah sirkulasi terlebih
dahulu
• D. Antikoagulan à tidak berhubungan
• E. Rujuk à bisa difaskes primer
112 Jadi, terapi yang tepat untuk pasien
adalah..

A. Resusitasi Cairan
A.Hernia inguinalis
113 lateral sinistra
• Laki laki 23 tahun
• Benjolan hilang timbul di selangkangan kiri
• Muncul saat mengangkat benda
• Benjolan bisa mencapai skrotum
• Kemungkinan diagnosis yang tepat?
Jenis-jenis hernia
Hernia Inguinal: PENTING
Indirek=lateral à mencapai skrotum
Direk=medial à tidak mencapai skrotum
Hernia – Klasifikasi Kondisi
TIPE HERNIA MENURUT SIFATNYA

• Reponibilis : bisa dimasukkan


• Ireponibilis : tidak bisa dimasukkan
• Inkarserata : terjadi obstruksi (muntah, konstipasi),
tanda nyeri belum adaà GEJALA GI TRACT
• Strangulata : terjadi iskemia (nyeri)
Hernia – Diagnosis, Tatalaksana
PF Penunjang
Masukkan jari dari skrotum ke Tidak rutin dilakukan, kecuali
arah kanalis inguinalis. Bila ada komplikasi atau untuk
hernia menyentuh ujung menyingkirkan diagnosis
jari, maka hernia tersebut banding.
adalah indirek. Bila hernia
menyentuh sisi jari, maka Tata laksana
hernia tersebut adalah • Reduksi manual kalau belum
hernia direk. strangulata
Hernia skrotalis sudah pasti • Operasi elektif (reponibilis dan
merupakan hernia inguinalis ireponibilis)
lateralis, tidak perlu
pemeriksaan di atas. • Operasi cito (inkarserata dan
strangulata)
Hernia femoralis teraba di
bawah ligamentum inguinal.
Tatalaksana
• Definitif: pembedahan
• Herniotomi à membuka dan melepaskan kantung
hernia
• Herniorafi à memperbaiki dinding posterior kanalis
inguinalis
• Hernioplasti à memperbaiki dengan menggunakan
MESH
113 Jadi, diagnosis yang paling tepat adalah:

A. HIL sinistra
114 A. Ileus Obstruktif
• Wanita 50 tahun
• Abdomen membuncit
• Metallic sound
• Abdomen: air fluid level
Ileus obstruksi Ileus paralitik
Tidak bisa BAB, kembung, Tidak bisa BAB, kembung, nyeri
muntah, nyeri perut perut (-)
Bising usus meningkat, dapat Bising usus menghilang
menghilang jika sudah lama
Dilatasi usus proksimal saja, distal Dilatasi usus proksimal – distal
cenderung tidak ada udara
Gambaran foto khas: step ladder,
herring bone
Dekompresi dengan NGT, Atasi penyebabnya, misal
laparotomi imbalans elektrolit (hipokalemia)

• Ileus :
- Obstruktif à bising usus meningkat
Foto polos abdomen 3 posisi : gambaran step ladder,
gambaran herring bone.
Tatalaksana: dekompresi NGT, kateter, pasang IV line,
laparotomi

- Paralitik à bising usus (-), pasca operasi


Foto polos abdomen 3 posisi : usus penuh udara
Tatalaksana: sesuai penyebabnya.
Herring bone vs step ladder
Pilihan lainnya
• B. Ileus paralitikà bising usus menurun, tidak
ada herring bone dan stepladder
• C. Hernia umblikalis à penonjolan di daerah
umbilikal
• D. Hernia inguinalis medialis à penonjolan di
daerah lipatan paha, tidak mencapai skrotum
• E. Sirosis hepatis à PF hepar tidak teraba,
tampak ascites, spider naevi, telangiektasi.
Riwayat alcohol/hepatitis sebelumnya
114 Jadi, Diagnosis kasus diatas
adalah

A. Ileus obstruktif
115 A. Minggu 1
• Laki laki 25 tahun
• Demam 5 hati
• Mual dan muntah
• Diagnosis: Tifoid
• Waktu kultur terbaik?
Demam Tifoid
• Gejala khas pada typhoid
ØStepwise fever pattern
ØGejala gastrointestinal (nyeriperut,
konstipasi), batuk, sakit kepala.
ØBradikardi relatif
ØLidah tifoid
ØLeukopenia

Referensi : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam


Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan tifoid: pada minggu pertama dapat
dilakukan pemeriksaan tubex atau kultur darah
dengan media empedu

• Pada minggu kedua, mengalami bakteremia


sehingga dapat diperiksa menggunakan tes widal
• Hasil positif jika terjadi kenaikan titer 4x lipat atau Anti-
O 1/320 atau anti-H 1/640
Jawaban lain
• b. Minggu 2
• c. Minggu 3
• d. Minggu 4
• e. Minggu 5
Jadi, waktu pemeriksaan
115 kultur terbaik kasus diatas
adalah

A. Minggu 1
116 B. Anemia Defisiensi Besi
• Laki laki 27 tahun
• Lemah tidak bergairan
• Konjungtiva pucat, kuku sendok, papil atrofi
• Hb 8 MCV 62 à Anemia mikrositer

• Diagnosis?
Pendekatan Anemia
Pilihan Lain
• A. Anemia hemolitik à pucat, ikterik,
hepatosplenomehali
• C. Anemia defisiensi folat à anemia megaloblastik
• D. Anemia aplastik à pansitopenia
• E. Anemia pernisiosa à anemia def B12
Jadi, Diagnosis pada pasien tersebut
116 adalah..

B. Anemia Defisiensi Besi


117 A. Benzena
• Wanita 48 tahun
• Cepat lelah, badan lemah
• Pabrik plastik
• Hb 8,2, leuko 45000, trombosit 40.000
• Sel mieloblast ganas
• Diagnosis (leukimia)

• Bahan kimia penyebab


Manifestasi
• Gejala
• most common symptom is fever
• acute onset
• recurrent infections
• bleeding
• fatigue
• Pemeriksaan FIsik
• mediastinal mass from infiltration of thymus
• hepatosplenomegaly
• lymphadenopathy
• Pemeriksaan penunjang
• Pansitopenia/bisitopenia
• Diagnosis pasti: Biopsi sumsum tulang dan pemeriksaan
sitogenetika
Hasil Pemeriksaan pada Leukemia
Leukemia akut à Sel blas (+), lebih
dari 20%. Bukan dari lamanya gejala
AML vs. CLL
Jawaban lain
• b. Benzo(a)pyrene à produk pembakaran tidak
sempurna (asap rokok), karsinogen namun tidak
spesifik leukemia
• c. Carbon tetraklor (tetraklorometana) à untuk
pemadam api dan kulkas. Bisa menyebabkan liver
tumor
• d. Gliserin
• e. Trikloretilen (TCE) à zat untuk pembersih,
pelarut, plating logam. Bisa menyebabkan kidney
cancer, limfoma
Jadi, faktor risiko pada pasien
117 tersebut adalah..

A. Benzene
118 B. Syok Sepsis
• Laki laki 56 tahun
• Penurunan kesadaran
• Riwayat demam, batuk
• TD 80/40 N 135
• Leukosit 27000
• Tidak membaik dengan resusitasi cairan
• Diagnosis
SSC 2012
Jawaban lain
• A. Syok hypovolemik à merespon dengan cairan
• B. Syok sepsis
• C. DIC à sepsis disertai dengan komplikasi
koagulopati
• D. Severe Sepsis
• E. Syok kardiogenik à disebabkan masalah pompa
(kontraktilitas jantung)
Jadi, diagnosis pada pasien tersebut
118 adalah..

B. Syok Sepsis
B. Pemeriksaan HIV
119 Strategi 3
• Laki laki 36 tahun
• Diare lama
• Sariawan berulang
• Penurunan berat badan
• IVDU

• Diagnosis?
Jawaban lain
• a. Pemeriksaan HIV strategi 1 dan darah lengkap à
untuk skrining transfusi darah
• c. Pemeriksaan HIV strategi 2 + limfosit + darah
lengkap à untuk surveilans
• d. Pemeriksaan HIV strategi 3 + urinalisis à tidak
perlu urinalisis
• e. Pemeriksaan HIV strategi 2 + CD4 + urinalisis à
untuk surveilans.
Jadi, pemeriksaan pada pasien
119 tersebut adalah..
B. Pemeriksaan HIV
strategi 3 + CD4 + Darah
lengkap
120 B. Prednison

• Wanita 25 tahun
• Pucat 1 bulan
• Jari membiru ditempat dingin
• BAK kecoklatan
• Hepatosplenomegali. Sklera ikterik
• Hb 10
• Coomb test (+)
Anemia hemolitik
• Pemecahan sel darah merah prematur
• Bila pemecahan melebihi kapasitas kompensasi
sumsum tulang à anemia
• Peningkatan aktivitas sumsum tulang à
peningkatan retikulosit
AIHA
• Gejala
• warm agglutinin disease
• chronic hemolytic anemia
• cold agglutinin disease
• acrocyanosis (different from Raynaud's)
• painful and blue toes/fingers in the cold
• “colder” parts of the body
• numbness
• mottling
• symptoms resolve upon warming that part of the body
• acute hemolytic anemia
• Pemeriksaan Fisik
• splenomegaly
• jaundice
• livedo reticularis
Jawaban
• Sebetulnya paling tepat Rituximab, tapi prednison
paling mendekati dari soal yang ada
Jadi, terapi untuk pasien ini
120 adalah…

E. Prednison
121 E. Metilprednisolon

• Wanita 20 tahun
• Nyeri sendi, lemas, rambut rontok
• Pipi kanan kiri kemerahan, ulukus dimulut
• Hb 9
• Proteinuria
• Terapi?
Klasifikasi Lupus
Klasifikasi Lupus
Jawaban Lainnya
• a. Piroxicam
• b. Sulfasalazine à dihindari pada SLE karena
mengakibatkan drug –induced lupu
• c. Eritromisin
• d. Vit A
Jadi, terapi pasien ini adalah…
121
E. Metilprednisolon
122 C. Flebotomi

• Perempuan 45 tahun
• Sakit kepala, sensasi panas di muka, tinitus,
gangguan penglihatan.
• PF: tanda vital dbn, splenomegali schuffner 3,
Lab: Hb 20,6 g/dL, leukosit 12.300, trombosit
485.000
• Tidak ada riwayat penyakit sebelumya

• tatalaksana?
Polisitemia Rubra (Vera)à
Kelainan Mieloproliferatif
• Tanda dan gejala biasanya berhubungan dengan
hiperviskositas darah
• P : Pletora (muka kemerahan)/Pruritus
(overproduksi histamin)
• R : Ringing in ears (tinitus)
• V : Visual blurriness
Disertai hepatomegali dan atau splenomegali à
hiperaktivitas hematopoesis ekstramedular
(Splenomegali lebih sering dijumpai daripada
hepatomegali)
Diagnosis menurut PVSG
Kriteria A:
- Peningkatan massa sel darah merah ( > 36 mL/kg pada pria, > 32
mL/kg pada wanita)
- Saturasi oksigen normal (> 92%)
- Splenomegali
Kriteria B:
- Trombositosis
- Leukositosis
- Peningkatan leukosit alkalin fosfatase (>100)
- Serum vit B12 >900 atau binding capacity >2200

- Kriteria diagnostik: 3 kriteria A atau A1 + A2+ salah satu B


Diagnosis menurut WHO
Tatalaksana
• Flebotomi: target hematokrit (pria <47%, wanita
<42%)
• Agen sitostatika à Hidroksiurea
• IFN-alfa
• Aspirin 1x80 mg à profilaksis iskemia terhadap
jantung-otak
Jawaban Lainnya
• A. Transfusi berkala à talasemia
• B. Loading cairan kristaloid à syok
• D. Pemberian heparin à DVT
• E. Pemberian FFPà DIC
Jadi, terapi yang tepat untuk pasien
122 adalah …

C. Flebotomi
123 C. Multiple Myeloma

• Wanita 68 tahun
• Nyeri pinggang progresif
• Konjungtiva anemia
• BUN dan Cr Meningkat
• Fraktur kompresi tulang
• Proliferasi sel plasma, imunoglobulin,
gambaran fried egg

• Diagnosis
Multipel Mieloma
• Keganasan sel plasma
• Memproduksi IgG dan IgA
dalam jumlah banyak
• Tumor tulang/sumsum tulang
terbanyak pada usia tua
• Gejala
• Nyeri tulang
• Sekuele berkaitan
hiperkalsemia
• Sekuele berkaitan gagal ginjal
Evaluasi
• Serum protein electrophoresis
• monoclonal immunoglobulin spike (M protein)
• Urinalysis
• Ig light chains (Bence Jones protein)
• Peripheral blood smear
• RBC rouleaux formation
• Bone marrow aspiration
• proliferation of large monoclonal plasma cells
• "fried-egg" appearance
• Serology
• hypercalcemia
• prolonged bleeding time
• Imaging
• punched-out lytic bone lesions on radiograph
Fried Egg appearance (telur
matasapi)
Jawaban lain
• A. Limfoma Non Hodgkin à
sekumpulan limfoma yang tidak
memiliki karakteristik Reed-
Sternberg (+). Klinis awal
berupa adanya benjolan di
leher disertai demam dan nyeri
perut berulang
• B. Limfoma Sel B Besar à
proporsi terbesar NHL
• D. Limfoma Burkit à bagian
dari NHL
• E. Limfoma Hodgkin
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
123
C. Multipel Myeloma
124 D. DHF Grade III
- Wanita 25 th, Demam sejak 3 hari lalu
- Gusi berdarah dan muncul bercak merah
pada lengan
- TD : 100/80 HR 110 x/menit, suhu 38.
Petekie (+), akral dingin.
- Hb 9,8 gr/dL, HT 48 %, Leukosit 5500,
Trombosit 25.000.

• Diagnosis pasien ? DHF Grade III


Patogenesis Dengue
Pemeriksaan Penunjang Dengue
Analisis soal
- Wanita 25 th, Demam sejak 3 hari lalu
- Gusi berdarah dan muncul bercak merah pada
lengan
- Hb 9,8 gr/dL, HT 48 %à hemokonsentrasi
- Trombosit 25.000à trombosit <100.000
- TD : 100/80 HR 110 x/menit, suhu 38. Petekie (+),
akral dinginà syokà TD masih terukur nadi
terabaà GRADE 3
- Kalau grade 4: TD tidak terukur, nadi tak teraba
Jadi, diagnosis pasien yang
124 tepat adalah

D. DHF Grade III


125 C. Hipnozoit
- Demam disertai kencing berwarna teh
- Riwayat keluhan serupa 3 bulan
- Stadium penyebab kondisi Tn Rudy

• Diagnosis pasien ? Malaria tertiana


Jawaban lain
• a. Tropozoid à di dalam darah
• b. Schizoid
• d. Telur à tidak ada fase telur
• e. Schizont à fase dalam darah, target utama
antimalaria
Jadi, stadium parasit penyebab
125 kondisi pasien yang tepat
adalah

C. Hipnozoid
126 D. Abortus tuba

• Hamil 10 minggu
• Nyeri perut bawah
• TD 90/60
• Nyeri goyang portio (+), forniks posterior
menonjol.

• Diagnosis yang tepat ?


Kehamilan Ektopik Terganggu =
abortus tuba
• Kehamilan ektopik à kehamilan yang terjadi di luar
rahim (uterus)

• 95% kehamilan ektopik terjadi di berbagai segmen


tuba Falopii, dengan 5% sisanya terdapat di
ovarium, rongga peritoneum atau di dalam serviks.

• KET à Ruptur di lokasi implantasi kehamilan à


perdarahan masif dan nyeri abdomen akut
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
KET
• Diagnosis Tatalaksana
• Perdarahan pervaginam • Tatalaksana Umum
dari bercak hingga
berjumlah sedang • Resusitasi cairan kristaloid
NaCl 0,9% atau Ringer
• Nyeri abdomen dan pelvisn Laktat (500 mL dalam 15
• Pucat menit pertama) atau 2 L
• Hipotensi dan hipovolemia dalam 2 jam pertama.
• Kesadaran menurun
• Nyeri goyang porsio
• Serviks tertutup
• Tatalaksana Khusus
• Kavum dougls menonjol • Laparotomi

• Penunjang
• USG transvaginal (TVUS)
Jawaban Lainnya
• A. Salfingitis à keputihan, nyeri perut bawah, nyeri
goyang serviks
• B. Abses tuba falopi à fluktuasi di adneksa
• C. Abortus inkomplet à usia gestasi < 20 minggu,
keluar perdarahan dan jaringan, portio masih
terbuka dengan sisa jaringan
• E. Abortus habitualis à abortus berturut-turut 3x
126 Jadi, diagnosis pasien ini adalah…

D. Abortus tuba
127 B. 16 minggu

• TFU pertengahan antara pusat dan simfisis.

• Berapa minggukah perkiraan umur


kehamilan?
127 Jadi, perkiraannya adalah…

B. 16 minggu
D. Dexamethason 6 mg
128 tiap 12 jam

• Hamil 33 minggu
• Pembukaan 4 cm
• Terapi pematangan paru.

• Terapi apakah yang diberikan kepada


pasien ?
Tatalaksana
• Prinsip à Bila mungkin, hindari persalinan sebelum
kehamilan 34 minggu

• Tokolisis
• Tujuan: Mencegah kelahiran prematur dengan mengurangi
kontraksi rahim yang reguler
• Ca-antagonis: Nifedipin 10mg/oral
• sympathomimetics (Terbutalin, Ritrodine, Salbutamol)
• Magnesium sulfat
• Inhibitor PG synthetase (Indomethacin)

WHO. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan dasar dan Rujukan.


Tatalaksana
• Kortikosteroid
• Untuk pematangan surfaktan paru janin
• Menurunkan insiden RDS
• Mencegah perdarahan intraventikuler
• Hanya diberikan bila usia kehamilan <35 minggu
• Obat yang diberikan:
• Deksametason 6 mg IM, jarak pemberian 12 jam, sebanyak 4x
• Betametason 12 mg IM, jarak pemberian 24 jam, sebanyak 2x
• Antibiotik
• Jika terdapat resiko infeksi (KPD)

WHO. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan dasar dan Rujukan.


128 Jadi, terapinya adalah…

D. Dexamethason 6 mg
tiap 12 jam
129 D. Polihidramnion

• Hamil 28 minggu
• USG kandungan menunjukkan indeks
ketuban 30.

• Diagnosis pada pasien?


Polihidramnion = hidramnion

WHO. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan dasar dan Rujukan


TAMBAHAN
TATALAKSANA
Jawaban Lainnya
• A. Gawat janin à DJJ abnormal
• B. Oligohidramnion à Indeks cairan amnion < 5
• C. IUFD à kematian janin pada usia gestasi > 20
minggu
• E. Missed abortion à kematian janin pada usia
gestasi < 20 minggu
129 Jadi, diagnosisnya adalah…

D. Polihidramnion
130 C. Abruptio Plasenta

• Hamil 33-34 minggu


• Keluar darah pervaginam
• Nyeri dan keram perut, tegang
• TD 80/60 mmHg
• DJJ dan palpasi sulit dinilai.

• Apakah diagnosis yang tepat ?


Solusio plasenta = abruptio
plasenta
Solusio Plasenta
• Terlepas sebagian/ seluruh permukaan maternal plasenta
dari tempat implantasi
• Diagnosis definitif: hematoma pd permukaan maternal
pascasalin

• Gambaran klinis
• Perdarahan warna tua
• Nyeri perut
• Uterus tegang

• Tatalaksana
• Rawat inap
• Belum ada tanda persalinan à SC emergensi
• Kematian janin à persalinan pervaginam
PERDARAHAN ANTEPARTUM
(Perdarahan usia gestasi > 20
minggu)
KLASIFIKASI DEFINISI KLINIS TATA LAKSANA
PLASENTA PREVIA Implantasi plasenta Perdarahan Sectio Caesaria
menutupi jalan lahir pervaginam tanpa
nyeri.
VT tidak boleh
dilakukan.
USG untuk
diagnosis pasti.
SOLUSIO PLASENTA Plasenta lepas dari Perdarahan Stabilisasi
uterus sebelum pervaginam, nyeri hemodinamik + SC
waktunya. perut (+)
Penunjang: USG
VASA PREVIA Pembuluh darah Perdarahan berat Stabilisasi
janin menutupi ketika ketuban hemodinamik + SC
jalan lahir pecah.
130 Jadi, diagnosis pasien ini adalah…

C. Abruptio Plasenta
131 E. Mola hidatidosa total
• Telat haid 2 bulan
• Mual muntah hebat dan keluar perdarahan
dari jalan lahir
• Jaringan yang keluar seperti anggur.
• TFU setinggi pusat, DJJ (-), beta HCG > 1000
ng/L.
• Gambaran honeycomb appearance (+).

• Diagnosa yang tepat pada pasien ?


• Mola Hidatidosa
• bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan oleh
kelainan pada villi khorionik yang disebabkan oleh proliferasi trofoblastik
dan edem

• Diagnosis
• Perdarahan pervaginam berupa bercak hingga berjumlah banyak
• Mual dan muntah hebat
• Ukuran uterus lebih besar dari usia kehamilan (setinggi pusatà20
minggu)
• Tidak ditemukan janin intrauteri
• Nyeri perut
• Keluar jaringan seperti anggur, tidak ada janin
• Takikardi, berdebar-debar (tanda-tanda tirotoksikosis)
• Pemeriksaan dengan HCG

WHO. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan dasar dan Rujukan.


Mola Hidatidosa
• Hampir seluruh vili korialis
mengalami degenerasi
hidropik

• Gambaran klinis:
• Uterus lebih besar dari usia
kehamilan
• Perdarahan minggu ke 12-14

• Diagnosis: gambaran klinis +


peningkatan hCG
• USG snowflake / honeycomb
Mola Hidatosa
Jawaban Lainnya
• A. Abortus incomplete à portio terbuka + sisa
konsepsi, usia gestasi < 20 minggu
• B. Hiperemesis gravidarum à muntah-muntah
pada kehamilan berlebih, keton (+)
• C. Missed abortion à kematian janin pada usia
gestasi < 20 minggu
• D. Mola hidatidosa parsial à sisa janin (+),
gambaran histologi trofoblas bersifat fokal tidak
dominan.
131 Jadi, diagnosisnya adalah…

E. Mola hidatidosa total


132 E. Mioma Geburt

• Belum memiliki anak


• Perdarahan banyak di luar siklus menstruasi
• Teraba massa intraabdomen sebesar
kepalan tangan, mobile hingga ke arah
vagina.

• Diagnosa yang tepat ?


Mioma uteri
• Tumor jinak otot polos rahim,
sangat dipengaruhi hormon
reproduksi
• Gejala klinis
• Gangguan menstruasi biasanya
menometroragia, dismenorea,
hingga infertilitas
• Tatalaksana
• Terapi hormonal à GnRH
• Pembedahan
• Miomektomi, histerektomi
Klasifikasi mioma(berdasarkan lokasi)

• Mioma submukosa: berada di lapisan di


bawah endometrium dan menonjol ke dalam
(kavum uteri). Mioma jenis ini sering
bertangkai panjang sehingga menonjol
melalui serviks atau vagina disebut mioma
geburt

• Mioma intramural: berkembang diantara


miometrium

• Mioma subserosa: tumbuh dibawah lapisan


serosa uterus dan dapat tumbuh ke arah luar
dan juga bertangkai
Jawaban Lainnya
• A. Polip serviks à massa bertangkai di servix
• B. Kista gartner à massa di anterolateral vagina
paling sering arah jam 12, asimtomatik
• C. Kista nabothi à kista retensi sebasea di portio
berwarna lebih pucat/kuning, asimtomatik
• D. Kista ovarium à nyeri perut, gangguan haid
132 Jadi, diagnosis pasien ini adalah…

E. Mioma Geburt
C. Ruptur perineum
133 derajat 3b

• Perdarahan pervaginam pasca melahirkan


anak pertamanya.
• Dari pemeriksaan fisik ditemukan robekan
jalan lahir sampai seluruh sfingter ani
eksterna.

• Diagnosis yang tepat pada kasus di atas ?


Robekan Perineum
133 Jadi, diagnosisnya adalah…
C. Ruptur perineum
derajat 3b
134 B. Prolaps uteri derajat 2

• P7A0
• Keluar benjolan pada kemaluan
• Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik,
benjolan keluar dari jalan lahir 1 cm di
bawah himen.

• Apa diagnosis pada pasien tersebut ?


KLASIFIKASI
VERSI SEDERHANA
Prolaps uteri
Kehilangan support
anatomis yang menunjang
posisi uterus.

Pada fase lanjut, serviks


dapat turun hingga introitus
vagina dan dapat teraba Tatalaksana
oleh pasien.
Pada pasien asimptomatik: observasi dan
Gejala dapat terkait dengan latihan otot dasar panggul
saluran kemih (obstruksi, Simptomatik: pessarium, bedah
maupun urgensi) dan rekonstruksi
saluran cerna (sulit BAB)

Faktor risiko: obesitas,


multipara,
•Pessarium
Jawaban Lainnya
• A. Prolaps uteri derajat 1 à portio masuk ke
sebagian vagina
• C. Prolaps uteri derajat 3 à portio keluar sebagian
dari vagina
• D. Prolaps uteri derajat 4 à portio keluar
seluruhnya dari vagina (procidentia)
• E. Prolaps uteri derajat 5 à tidak ada
134 Jadi, diagnosis pasien ini adalah…

B. Prolaps uteri derajat 2


135 D. 22 September 2018

• Hamil 12 minggu
• HPHT 10 Desember 2017
• Pasien memiliki siklus haid 33 hari.

• Kapan Hari Perkiraan Lahir (HPL) menurut


rumus ?
Taksiran Partus (Rumus Naegele)

TP = bulan – 3, hari + 7, tahun + 1


Berlaku untuk siklus 28 hari
Pada kasus
Hari Bulan Tahun

HPHT 10 12 2017

Rumus naegel +7 -3 +1

HPL 17 9 2018

Koreksi 22 9 2018

RUMUS NAEGEL berlaku untuk siklus haid 28 hari. Karena


siklus haid pasien 33 hari, maka perlu koreksi menjadi tanggal
22 September 2018
135 Jadi, perkiraannya adalah…

D. 22 September 2018
A. Premature rupture of
136 membrane (PROM)

• Hamil 38 minggu
• Keluar cairan dari jalan lahir sejak 12 jam
yang lalu
• Kontraksi uterus tidak ada, pembukaan tidak
ada, DJJ 132x/menit
• Cairan jernih banyak mengambang, kertas
lakmus berwarna biru.

• Diagnosis yang tepat ?


KETUBAN PECAH DINI
• Robeknya selaput korioamnion dalam kehamilan (sebelum
onset persalinan berlangsung)
• PPROM (Preterm Premature Rupture of Membranes) :
ketuban pecah saat usia kehamilan < 37 minggu
• PROM (Premature Rupture of Membranes) : usia kehamilan
> 37 minggu

• Kriteria diagnosis :
Ø Usia kehamilan > 20 minggu
Ø Keluar cairan ketuban dari vagina
Ø Inspekulo : terlihat cairan keluar dari ostium uteri eksternum
Ø Kertas nitrazin merah à biru (untuk memastikan ketuban)
Ø Mikroskopis : terlihat lanugo dan verniks kaseosa
KETUBAN PECAH DINI
WHO Pedoman
diagnosis dan
tatalaksana
Jawaban Lainnya
• B. Preterm Premature rupture of membrane
(PPROM)
• C. Inpartu fase aktif
• D. Inpartu fase laten
• E. Hamil serotinosa à hamil lewat waktu di mana
usia gestasi >= 42 minggu
136 Jadi, diagnosis pasien ini adalah…

A. Premature rupture of
membrane (PROM)
137 B. Asam folat 4 mg

• Usia kehamilan 8 minggu


• Riwayat anak pertama lahir dengan kelainan
tidak memiliki tempurung kepala.
• Apakah terapi yang tepat diberikan kepada
pasien ?
Suplemen pada asuhan antenatal
Rekomendasi wanita hamil dengan riwayat NTD:
konsumsi asam folat 4 mg/hari dimulai 1 bulan
sebelum hamil hingga trimester pertama

Wald N, Sneddon J, et al. Prevention of neural tube defects: results of the


Medical Research Council Vitamin Study. Lancet. 2001;338(8760):131–7.
Jawaban Lain
• A. Asam folat 0,4 mg à Bila tidak ada riwayat anak
cacat tabung saraf
• C. Zinc 20 mg
• D. Dexamethasone tiap 6 jam IM
• E. Aspirin 75 mg
137 Jadi, terapinya adalah…

B. Asam folat 4 mg
B. Hasil USG terdapat
138 multipel folikel ovarium

• Belum memiliki anak


• Jarang mendapat haid
• Hirsutisme (+), moon face (-). GDS 350.

• Pernyataan apa yang sesuai dengan kondisi


pasien?
Polycystic ovarian syndrome (PCOS)

Gambaran umum:
• Pertumbuhan polikistik ovarium
kedua ovarium, amenorea sekunder,
oligomenorea, dan infertilitas
• Sekitar 50% pasien mengalami
hirsutisme dan obesitas.
• Usia 15-30 tahun
MEKANISME

Folikel multipel à Gambaran


roda pedati
PCOS
• Penunjang:
• USG ovarium
• CT Scan/ MRI pelvis à adrenal dan ovarium
• Tatalaksana:
• Diet
• Aktivitas fisik
• Turunkan BB
• Medikamentosa
• Agen kontrasepsi oral (co: etinilestradiol)
• Antiandrogen (co: spironolakton)
• Agen hipoglikemik (co: metformin, insulin)
• Selective estrogen receptor modulator (co: klomifen sitrat)
• Bedah
Jawaban Lainnya
• A. Peningkatan kadar glukokortikoid yang berasal
dari korteks adrenal à cushing syndrome
• C. Kadar testosteron menurun
• D. Perbandingan testosteron dengan Steroid
Hormon Binding Globulin menurun
• E. Pasien mengalami infertilitas sekunder
138 Jadi, pernyataan sesuai adalah…

B. Hasil USG terdapat


multipel folikel ovarium
139 C. Persiapkan SC

• Hamil 38 minggu
• Kontraksi dirasakan setiap 2 menit sekali.
• Pembukaan 6 cm, teraba dagu di bagian
posterior.

• Tindakan apa yang harus dilakukan?


Malpresentasi
• Definisi: semua presentasi selain vertex
• Predisposisi:
• Multipara
• Kehamilan multiple
• Polihidramnion/ oligohidramnion
• Plasena previa
• Kelainan bentuk uterus
• Partus preterm
139 Jadi, tatalaksana pasien ini adalah…

C. Persiapkan SC
140 A. Toxoplasmosis akut

• Hamil 18 minggu
• IgM dan IgG toxoplasma 1:100
• Dua minggu kemudian pasien datang
membawa hasil IgM tetap dan IgG 1:400.

• Apa interpretasi hasil pemeriksaan yang


tepat ?
Toksoplasma
• Sebagian besar pasien imunokompetent tidak akan
mengeluhkan gejala. Gejala yang sering timbul
berupa demam menggigil, dan cervical
limfadenopati.
• Infeksi dapat laten hingga bertahun-tahun dan
mengalami reaktivasi. Reaktivasi biasanya terjadi
pada pasien imunokompromis (biasanya
bermanifestasi dalam bentuk abses otak multipel)
• Patut diwaspadai toksoplasma pada ibu hamil bisa
mengalami transmisi ke janin.
Uptodate.com
SEROLOGI IgM, IgG, IgA
ANALISIS (1)
Diagnosis infeksi akut perlu dibedakan dengan false
positif.
• IgM positif, IgG positif à 2 minggu kemudian IgG
meningkat minimal 4x à infeksi akut

• IgM positif, IgG positif à 2 minggu kemudian IgG


tetap, sebaiknya periksa aviditas IgG.
àBila aviditas IgG rendah à infeksi akut
àBila aviditas IgG tinggi à false positif infeksi akut,
infeksinya sudah lampau
ANALISIS (2)
• Bila IgM negatif, IgG positif à infeksi lampau (laten)

• Sayangnya, infeksi laten dengan reaktivasi


toksoplasma sama2 IgG positif. Untuk
membedakannya, harus dilihat berdasar gejala
klinis. Pada reaktivasi, ada gejala klinis (biasanya
berupa infeksi saraf pusat/abses otak)
Jawaban Lain
• B. Toxoplasmosi kronis à tidak ada istilah itu
• C. Toxoplasmosis laten à IgG (+) menetap (bisa
menetap seumur hidup)
• D. Pernah terinfeksi toksoplasma di masa lampau
à toksoplasmosis laten
• E. Pernah mendapat vaksinasi untuk pencegahan
toksoplasma à tidak ada
140 Jadi, interpretasinya adalah…

A. Toxoplasmosis akut
141 D. Mastalgia

• Lahir still birth


• Ingin menghentikan produksi ASI
• Payudara terasa nyeri dan membengkak
• Tidak ada kemerahan maupun tanda radang
akut.

• Diagnosa yang paling tepat pada pasien ?


Bendungan payudara à
mastalgia
Pada kasus ini, bayi pasien lahir mati (still birth). Bila tidak
memungkinkan untuk mengosongkan payudara, pasien dapat
diberikan agonis dopamin (bromokriptin) untuk menghentikan
produksi ASI
Jawaban Lain
• A. Fibroadenoma mammae à tumor jinak
mammae bersifat mobile, teraba licin seperti karet
• B. Fibrokistik mammae à mamaria displasia,
massa payudara yang bertambah besar dan nyeri
karena dipengaruhi siklus haid
• C. Mastitis à ada tanda radang pada payudara
• E. Abses mammae à sekuele dari mastitis,
fluktuatif (+))
141 Jadi, diagnosisnya

D. Mastalgia
142 E. Letak lintang inpartu

• Hamil 38 minggu
• Leopold 1 tidak teraba bagian janin pada
fundus
• Pembukaan serviks 4 cm
• Hodge I.

• Kemungkinan Diagnosis ?
142 Jadi, diagnosisnya

E. Letak lintang inpartu


143 B. Atonia uteri

• Keluar darah dari jalan lahir yang tidak


berhenti sesaat stelah melahirkan plasenta
• Jahitan episiotomi tampak baik
• Kontraksi uterus lembek
• Tidak ditemukan massa jalan lahir.

• Diagnosis yang mungkin ?


Hemorrhagic Post Partum
143 Jadi, diagnosisnya adalah

B. Atonia uteri
B. Dipasang setelah 4
143 minggu postpartum

• Melahirkan 5 hari lalu


• Pasien ingin sekali memberikan ASI eksklusif.
• Riwayat hipertensi (-).

• Kapan waktu terbaik pemasangan AKDR


untuk pasien ?
AKDR
Mekanisme Kerja Efektivitas Keuntunga Risiko Efek Alasan Alasan Beberapa
n Samping Beberapa Orang Tidak
Orang Menyukai
AKDR dimasukkan ke Kurang dari 1 Mengurang Menyebabkan Perubahan Menyukai
Efektif Prosedur
dalam uterus. Tujuan diantara 100 ibu i risiko anemia bila pola haid mencegah pemasangan
untuk menghambat dalam 1 tahun. kanker cadangan besi pada 3-6 kehamilan, dilakukan oleh
kemampuan sperma Efektivitas dapat endometri rendah bulan dapat tenaga kesehatan
memasuki tuba falopi, bertahan lama um sebelum pertama digunakan terlatih
mempengaruhi hingga 12 tahun. pemasangan (haid untuk waktu
fertilisasi sebelum dan AKDR memanjan lama, tidak
ovum mencapai kavum menyebabkan g, banyak, memengaruhi
uteri, mencegah haid lebih tidak menyususi,
sperma bertemu ovum, banyak. Dapat teratur, dapat langsung
mencegah implantasi menyebabkan dan nyeri dipasang
telur dalam uterus penyakit haid) setelah
radang melahirkan
panggul.

Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan.
Waktu Pemasangan AKDR Definisi Angka Ekspulsi Keterangan

Pascaplasenta Dalam 10 menit 9,5-12,5% Ideal, angka ekspulsi


setelah melahirkan rendah

Segera pascasalin 10 menit hingga 48 jam 25-37% Masih aman


pascasalin

Pascasalin tertunda 48 jam-4 minggu Tidak Risiko perforasi dan


pascasalin dianjurkan ekspulsi meningkat

Interval-pascasalin Setelah 4 minggu 3-13% Aman


lanjutan pascasalin

Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan.
Kemenkes RI.
Jawaban Lainnya
• A. Dipasang setelah 2 minggu postpartum à risiko
ekspulsi dan perforasi
• C. Dipasang saat ini à risiko ekspulsi dan perforasi
• D. Dipasang setelah haid berakhir
• E. Dipasang saat mulai memberikan MPASI
143 Jadi, waktu yang tepat
B. Dipasang setelah 4
minggu postpartum
145 E. Perdarahan postpartum

• Hamil 24 minggu
• Lemas dan konjungtiva pucat
• Hb 9 d/dL, gambaran mikrositik hipokrom.

• Apa komplikasi paling sering yang


ditimbulkan akibat kondisi pasien ?
Anemia pada kehamilan
• Diagnosis
• Kadar Hb < 11 g/dl (pada trimester I dan III)
• Atau < 10,5 g/dl (pada trimester II)

• Faktor Predisposisi
• Diet rendah zat besi, B12, dan asam folat
Williams' Obstetrics 23rd Edition
Anemia pada kehamilan
Komplikasi jangka panjang berupa:
• Persalinan pre term
• Low Birth Weight
• IUGR
• Perdarahan postpartum

“Gestational Anemia contributed significantly to


maternal morbidity and mortality, IUGR, preterm
delivery and perinatal morbidity and mortality”

Williams' Obstetrics 23rd Edition


145 Jadi, komplikasinya adalah…

E. Perdarahan postpartum
B. Loading dose MgSO4 4
146 gram IV lambat

• Hamil 38 minggu
• Sakit kepala dan pandangan ganda.
• TD 170/110mmhg. Riwayat darah tinggi
sebelumnya disangkal.

• Terapi awal yang disarankan untuk pasien ?


DOSIS PEMBERIAN
Dosis • Ambil 4 g larutan MgSO4 (10 ml
awal larutan MgSO4 40%) dan larutkan
4 g dengan 10 ml akuades
MgSO4 • Berikan larutan tersebut secara
perlahan IV selama 5-10 menit
• Jika akses intravena sulit, memberikan
masing-masing 5 g MgSO4 (12,5 ml
larutan MgSO4 40%) IM di bokong kiri
dan kanan

Dosis • Ambil 6 g MgSO4 (15 ml larutan


rumatan MgSO4 40%) dan larutkan dalam 500
6 g ml larutan Ringer Laktat/ Ringer
MgSO4 Asetat, lalu berikan secara IV dengan
kecepatan 28 tetes/menit selama 6
jam, dan diulang hingga 24 jam
setelah persalinan atau kejang
berakhir (bila eklampsia)
Mnemonic MgSO4?
M M – Masih ada refleks patela

G G – Ga ada depresi napas , hentikan pemberian bila RR


< 16x/menit
S S – Sediakan Ca glukonas 10 %, untuk diberikan 10cc
bila diperlukan (S-Sepuluh)

O O – Output urin baik, normal 0,5-1 cc/kgbb/jam

4 4 – 4 gram dosis awal MgSO4 yang diberikan bolus IV


pelan
Jawaban Lainnya
• A. O2 masker 10 lpm
• B. MgSO4 40 % 6 gram IV bolus lambat à dosis
awalnya seharusnya 4 gram
• D. Fenobarbital 100 mg
• E. Terminasi kehamilan à tatalaksana definitif
146 Jadi, terapi awalnya adalah…

B. Loading dose MgSO4 4


gram IV lambat
147 A. Analgesik

• Postpartum hari ke 10 mengeluh bengkak


pada tungkai kiri
• Demam
• Edema tungkai (+), vena-vena dilatasi dan
teraba hangat
• Homan sign (-).

• Apa tatalaksana yang tepat ?


Tromboflebitis superfisial
• Terjadi pada vena dekat permukaan kulit
• Sering juga terjadi pada vena akibat intervensi
medis (misal kanulasi)
• Faktor risiko lain : kehamilan, postpartum hingga
masa nifas.
• Gejala : bengkak, merah, nyeri, lebam di vena
permukaan, dilatasi vena à harus singkirkan
kemungkinan DVT
TATALAKSANA
• Analgesik, stoking kompresi
• Elevasi ekstremitas dan kompres untuk mengurangi
edema
• Antikoagulan hanya diindikasikan bila telah terjadi
komplikasi DVT

Medscape.com
147 Jadi, terapinya adalah…

A. Analgesik
148 D. HPV tipe 6, 11

• Bintil-bintil di kemaluan
• Warna keabu-abuan
• Menyerupai bunga kol pada genital.
• Pasien memiliki riwayat bergonta ganti
pasangan seksual.

• Apa penyebab utama keluhan pada pasien


?
Kondiloma Akuminata
• Etiologi: HPV tipe 6 dan 11
• Penularan: mikrolesi melalui hub seksual

• Pemeriksaan penunjang:
• Tes as asetat 5% (pd perianal sekitar 15 mnt)
• Kolposkopi
• Histopatologi (Hematoksilin eosin)

• Terapi:
• Tingtur podofilin 10-25% à kontraindikasi pada hamil
• Asam TCA 50-90%
• Bedah: listrik, skalpel, beku, laser
• Imunoterapi
• Interferon à konraindikasi kehamilan
• Krim 5 fluorourasil à kontraindikasi kehamilan
Jawaban Lainnya
• A. HSV tipe 1
• B. HSV tipe 2
• C. HPV tipe 1, 2 à penyebab veruka vulgaris
• E. Virus pox à penyebab moluskus kontagiosum
148 Jadi, penyebabnya adalah…

D. HPV tipe 6, 11
A. Asiklovir 5 x 200 mg selama 5
149 hari

• Nyeri pada kelamin pasien


• Pernah menderita hal serupa sebelumnya
dan telah berulang-ulang berobat.
• Pada saat ini ditemukan vesikel
berkelompok dengan dasar eritema.

• Tatalaksana yang paling tepat terhadap


pasien tersebut?
Herpes
simpleks
• Infeksi HSV yang menyebabkan lenting lokal
• HSV 1 à perioral
• HSV 2 à genital
• Infeksi HSV-1 primer: terutama di bayi dan anak-
anak
• Gingivostomatitis: vesikel → pecah → ulkus pada
lidah, tenggorokan, palatum, dan mukosa buccal
• Demam
• Limfadenopati dengan nyeri
Herpes simpleks genital (HG)
• Etiologi: Herpes simplex virus tipe 2 (lebih sering)
• Dapat rekuren karena dorman di ganglia dorsalis
medulla spinalis
• Klasifikasi klinis:
• HG episode pertama lesi primer
• HG episode pertama lesi non-primer
• HG rekuren
• HG asimptomatik
Sumber: Panduan pelayanan medis
PERDOSKI 2011
HG episode pertama, primer HG episode pertama, non-primer
(pemeriksaan serologi HSV negatif) (pasien dengan serologi HSV yang
• Vesikel à erosi à ulkus sudah positif)
• Berkelompok, dasar eritematosa, Pernah terinfeksi HSV jenis apapun
nyeri (+) sebelumnya
• Paling sering: ulkus berkrusta • Efluoresensi = primer
• Pembentukan lesi: 10 hari
• Jumlah lebih sedikit dan ringan
• Mulai masa konvalesens di hari ke
12 hingga 21 • Mulai masa konvalesens di hari
• Gejala tambahan: ke 10 hingga 14
• Disuria, keputihan • Gejala tambahan: jarang
• Keluhan sistemik (prodromal)

Sumber: Panduan
pelayanan medis
PERDOSKI 2011
HG rekuren
HG asimptomatik
• Lesi dapat berupa: Vesikel à
erosi à ulkus • Tidak ada gejala
• Jumlah lbh sedikit, lbh ringan • Serologi antibodi herpes
• Lokasi = lesi primer positif
sebelumnya, unilateral
Predileksi: penis, vulva, anus,
bokong
• Menghilang dlm 5 hari
• Gejala tambahan:
Parestesia sblm lesi muncul

Sumber: Panduan pelayanan medis


PERDOSKI 2011
HG episode pertama (lesi inisial):
primer dan non-primer Tatalaksana
• Medikamentosa HG rekuren
• Analgetik, kompres DAN
Antivirus (pilih salah satu) • Medikamentosa
• Asiklovir 5 x 200 mg selama 7 – • Analgetik, kompres DAN
10 hari Antivirus (pilih salah satu)
• Asiklovir 3 x 400 mg selama 7 – 10
hari • HANYA utk keluhan yg berat:
• Valasiklovir 2 x 500 – 1000 mg regimen dosis = HG episode
selama 7 – 10 hari pertama, durasi 5 hari
• Famsiklovir 3 x 250 mg selama 7 – • ATAU REKUREN > 6x/tahun: terapi
10 hari antivirus supresif
• Edukasi Asiklovir 2 x 400 mg/hari atau
• Abstinensi dari hubungan seksual Valasiklovir 1 x 500 mg/hari atau
• Potensi sudah dan akan Famsiklovir 2 x 250 mg/hari
menularkan ke pasangan seksual
Sumber: Panduan pelayanan medis
PERDOSKI 2011
Jawaban Lainnya
• B. Asiklovir 3 x 400 mg selama 7 hari à untuk
herpes genital primer
• C. Asiklovir 5 x 800 mg selama 7 hari
• D. Valasiklovir 3 x 1000 mg selama 7 hari
• E. Doksisiklin 2 x 100 mg selama 14 hari
149 Jadi, terapinya adalah…

A. Asiklovir 5 x 200 mg
selama 5 hari
150 C. Limfogranuloma venerum
• Pembesaran kelenjar di area selangkangan
sebelah kiri, teraba nyeri, dan padat, serta
disertai dengan kemerahan di kulit sekitarnya.
• Kadang daerah peradangan mengeluarkan
sekret berwarna bening.
• Sebelumnya pasien pernah mengatakan
terdapat luka kecil di penis, dan sembuh dengan
cepat, tanpa nyeri.
• Badan inklusi.
• Diagnosis yang tepat ?
Limfogranuloma venereum
• Infeksi menular seksual, mengenai sistem
pembuluh limfe dan kelenjar limfe genital dan
inguinal
• Penyebab: Chlamydia trachomatis serotipe L1, L2, dan
L3
• Perjalanan penyakit:
• Stadium dini: disertai dengan lesi primer genital (tidak khas,
cepat hilang, tanpa nyeri, sering berlokasi di sulkus koronarius
atau di dinding posterior vagina pada perempuan)
• Sindroma inguinal kemudian terjadi beberapa hari-minggu, di
mana terjadi limfadenitis unilateral
• Sindroma anorektal: manfiestasi lanjut LGV, terutama
pada perempuan
150 Jadi, diagnosisnya adalah…
C. Limfogranuloma
venerum
B. Diabetes insipidus ec
151 defisiensi hormon ADH

• Pria, 20 thn
• BAK terus menerus, dalam sehari
pasien bisa 25-30 kali
• Haus yang berlebihan.
• Keluhan sering lapar dan penurunan
berat badan disangkal.
• Hasil pemeriksaan laboratorium GDP 90
mg/dl, GDS 155 mg/dl, osmolaritas urin
150 mOsm/kg, osmolaritas plasma 350
• Apa diagnosis dan etiologinya?
• Diabetes insipidus (DI) is defined
as the passage of large volumes
(>3 L/24 hr) of dilute urine (< 300
mOsm/kg).

• 2 forms : central and nephrogenic


diabetes insipidus
Diabetes Insipidus

• Bila pasien
kekurangan ADH
(Diabetes Insipidus),
maka osmolaritas
urin akan tetap
rendah setelah tes
deprivasi
• Bila pasien polidipsi,
maka osmolaritas
urin akan meningkat
setelah tes deprivasi
Tatalaksana
• Fluid replacement
• Synthetic analogue of antidiuretic hormone (ADH):
desmopressin (oral, subcutaneous, intranasal, IV)
Pilihan lainnya
• A. Diabetes insipidus ec kelebihan hormon ADH
• C. Diabetes melitus tipe II ec defisiensi hormon
insulin
• D. Diabetes insipidus ec defisiensi hormon
aldosteron
• E. SIADH ec kelebihan hormon ADHà kebalikan
dari diabetes insipidus, yakni pasien tidak kencing
karena ADH keluar secara tidak normal
Jadi, diagnosis dan etiologi pasien ini
151 adalah…

B. Diabetes insipidus ec
defisiensi hormon ADH
152 A. Penyakit Addison
• Pria 30 thn
• Mudah lelah, tidak nafsu makan, disertai
penurunan berat badan sejak 3 bulan yang lalu.
• Kulitnya semakin menghitam dan memiliki riwayat
sistemik lupus eritematosus (SLE).
• TD 100/60 mmHg, laju nadi 77 kali/menit, laju
nafas 17 kali/menit, afebris
• Tampak makula hiperpigmentasi generalisata, gizi
kurang, tidak adanya rambut ketiak dan pubis .

• Diagnosis pada kasus ini?


Addison Disease

• Kondisi insufisiensi kelenjar adrenal akibat destruksi atau disfungsi


korteks adrenal yang menyebabkan gangguan sekresi hormone
glukokortikoid dan mineralokortikoid
• Penyebab paling sering: insufisiensi adrenokorteks autoimun idiopatik
dan Tuberkulosis kelenjar adrenal
• Manifestasi klinis: kronik vs akut à akut: krisis adrenal
Manifestasi klinis kronik
• Defisiensi androgen : tidak ada rambut pubis dan ketiak, amenore
• ACTH berlebih : stimulasi MSH à Hiperpigmentasi kulit dan membran mukosa
• Defisiensi kortisol: lemas, letih, nafsu makan ↓, BB ↓
• Gejala GIT: mual, muntah, diare
• Kepala terasa ringan + hipotensi
Addison Disease
Penurunan kadar
kortisol:
hipoglikemi, hipotensi,
penurunan BB, lemah
Bisa disertai
hiperpigmentasi

Primer (insufisiensi
adrenal) vs sekunder
(kelainan di
hipotalamus)
Pilihan lainya
• B. Krisis Adrenal à penkes, hipoglikemia, riw putus
obat steroid dosis tinggi
• C. Cushing syndrome à hiperkortisol (hiperglikemi,
hipertensi, hipopigmentasi)
• D.Cushing disease à Hiperkortisol karena adenoma
hipofisis
• E. Hipotiroid à gemuk, bradikardi, konstipasi
152 Jadi, diagnosis pasien adalah…

A. Penyakit Addison
153 B. Anti tyhroid peroxidase
• Perempuan 45 tahun
• mudah lelah dan badan terasa lemah,
disertai keluhan tidak tahan dingin.
• Rasa penuh di leher.
• PF : teraba pembesaran kelenjar tiroid
difus, edema pretibia, puffy face, dan
rambut kering

• Apakah yang paling berperan pada kasus


ini?
Hashimoto tiroiditis
• Gambaran klinis: hipotiroid, dapat diawali dengan
gejala hipertiroid (akibat hormonal leaking)
• Deskripsi:
1. Makroà struma difusa, permukaan tiroid
menyerupai limfonodi, interlobular fibrosis
2. Mikroà infiltrasi limfosit, folikel limfoid dominan,
atrofi folikel, fibrosis, Hürthle cells
Diagnosis
• Hipotiroid primer : TSH meningkat, T4 menurun
• Anti-thyroglobulin antibodies (Tg Ab) dan anti-thyroid
peroxidase antibodies (TPO Ab)
• 85-90% pasien dengan tiroiditis hashimoto kronik memiliki
serum anti-TPO antibodi yang tinggi

Tatalaksana
• Replacement therapy : Levothyroxine
Pilihan lainya
• A. Antibodi TSHs à tidak ada
• C. Anti triiodotrionin à tidak umum meningkat
pada tiroiditis hashimoto
• D. Tiroglobulin à seharusnya antithyroglobulin
antibody (antiTG) meningkat pada tiroiditis
hashimoto
• E. Antibodi TSHr à meningkat pada grave's disease
Jadi, yang paling berperan pada
153 pasien ini adalah…
B.Anti thyroid peroxidase
154 A. Joffroy
• perempuan usia 39 tahun
• Seluruh badan terasa lemas, mudah lelah dan berkeringat,
serta berat badan tidak naik padahal makan banyak.
• TD: 130/70 mmHg, laju nadi 105 kali/menit, laju nafas 20
kali/menit, suhu 36,8oC, kedua mata tampak menonjol,
kemerahan, dan berair.
• Leher teraba massa difus, kenyal, batas tegas, tidak nyeri saat
ditekan, ukuran 2 x 2 cm.
• Pada saat dilakukan gerakan mata ke atas tidak didapatkan
adanya lipatan pada dahi.
• fT4 meningkat sedangkan TSH kurang dari normal.
• Tanda pada mata berdasarkan kasus di atas disebut ?
Penyakit Tiroid
• Adalah pembesaran kelenjar tiroid
• Defisiensi iodium (struma difus nontoksis/
Goiter goiter endemik)
• GRAVES DISEASE
Goiter sporadik (jarang)
Hipertiroidis • Struma nodular toksis
• Adenoma toksik
me • Lain-lain (tiroiditis destruktif, tumor hipofisis,
• Defisiensi iodium berat
dll)
Hipotiroidism • Tiroiditis hashimoto

e • Iatrogenik
• Lain-lain (hipopituitari kongenital, dll )
• Jinak (misal adenoma folikular)
Neoplasma • Ganas (misal adenokarsinoma tiroid)
GRAVES
DISEASE

Pada Graves Disease terdapat antibodi


terhadap reseptor TSH à Memacu produksi
T4 di tiroid àKadar T4 tinggià Negative
Feedback ke Piutarià TSH turun
Jadi T4 meningkat, TSH rendah
Thyroid-Associated Orbitopathy

• Vigouroux sign: eyelid fullness.


• Stellwag sign: incomplete and infrequent blinking.
• Von graefe sign: resistance to pulling down the retracted
upper lid.
• Joffroy sign: absent creases in the forehead or superior
gaze.
• Mobius sign: poor convergence.
• Ballet sign: restriction of one or more extraocular muscles.
• Dalrymple sign: lid retraction.
• Kocher sign : stariing and frightened appearance of eyes
• Rosenbach's sign : tremor on closing eyelids
Jawaban Lainnya
B. Stellwag à mata jarang mengedip dan kelopak
mata tidak menutup sempurna
C. Moebius àdaya konvergensi mata lemah.
D. Von Graefeà palpebra sulit menutup/ tampak
tertinggal saat melirik ke bawah.
E. Dalrymple à pelebaran/ spasme/ retraksi
palpebra.
Jadi, tanda pada mata pada pasien
154 ini adalah…
A. Joffroy
155 A. Insulin
• Wanita usia 25 tahun
• Keluhan sering buang air kecil, selain itu
pasien juga mengeluh mudah lapar dan
mudah haus.
• Riwayat lupus dan rutin minum
kortikosteroid.
• Hasil pemeriksaan GDP 130 mg/dl,
GD2PP 238 mg/dl.

• Terapi pada pasien ini adalah ?


DM tipe lain
Steroid induced diabetes
Tatalaksana

Non-insulin therapies : sulfonilurea


Insulin therapies : morning administration of basal human insulin

Administration of oral non-insulin therapies is unlikely to be effective in controlling


the resultant hyperglycaemia. A trial of gliclazide 40mg twice daily (BD) may be
indicated and titrated daily to a maximum of 160mg BD. Metformin and
pioglitazone are unlikely to be of significant benefit and there is no evidence to
support the use of GLP-1, DPP-4 inhibitors or SGLT-2 inhibitors in these
circumstances.

Subcutaneous insulin using a basal or multiple daily injection regimen will be the
most appropriate choice of treatment

http://www.diabetologists-
abcd.org.uk/JBDS/JBDS_IP_Steroids.pdf
Jadi, terapi yang paling tepat pada
155 pasien ini adalah…

A. Insulin
D. Kretinisme ec hipotiroid
156 kongenital
• Anak 10 tahun
• Pasien terlihat lebih pendek
dibandingkan dengan teman
sebayanya.
• Pasien sempat tidak naik kelas 2 kali.
• Hasil IQ 56.
• TB 101 cm, BB 30 kg, kulit kering dan
kasar, makroglosia, dan terdapat hernia
umbilikalis.

• Diagnosis dan etiologi pada kasus ini?


Cretinism Dwarfism
• Hypothyroidism • Hypopituitary
• Decrease T3, T4 • Decrease GH
• Short stature, ugly look, • Short stature, smart look,
disporpotionately small proportionate body parts
body parts • Mentally normal
• Mentally retarded • Normal dev. of nervous system
• Abnormal dev. of nervous • Reproductive function may be
system normal
• Abnormal reproductive
function, small gonads
Jawaban Lainnya

• A.Dwarfism ec kekurangan growth hormone


• B. Kretinisme ec kekurangan growth hormone
• C. Dwarfism ec hipotiroid kongenital
• E. Akondroplasia ec hipotiroid kongenital à akondroplasia karena
mutasi genetik menyebabkan kelainan pertumbuhan tulang.
Disporpotionately short limbs.
Jadi, diagnosis dan etiologi pada
156 pasien ini adalah…

D. Kretinisme ec hipotiroid
kongenital
A.Kelebihan growth hormone
157 sesudah lempeng epifisis tertutup

• Pria 27 tahun
• Keluhan tangan dan kakinya membesar dan
bentuk wajahnya berubah.
• Banyak berkeringat. Sepatu dan sendal pasien
sebelunya sudah tidak ada lagi yang muat untuk
digunakan.
• Perbesaran abnormal pada bagian bawah bibir,
hidung, telapak tangan dan telapak kaki.
• Kuku pasien jga tampak menebal dan mengeras
• Apakah kemungkinan penyebab ?
GIGANTISME VS AKROMEGALI

• Overproduksi GH saat lempeng epifisis masih


terbuka
Gigantismes • Pada anak/ remaja
• Pertumbuhan simetris

• Overproduksi GH saat lempeng epifisis sudah


tertutup
Akromegali • Pada dewasa
• Tidak simetris (tangan-kaki lebih besar, makroglosia,
makrognatia/ rahang dan gusi lebih besar)
AKROMEGALI
• Perlahan dan progresif
• Etiologi:
• 95% kasus: adenoma pituitari
• 5%: tumor pankreas, paru, yang menghasilkan GH secara
independen
• Jika disebabkan adenoma pituitarià pasien datang biasanya
karena efek kompresi tumor pada jaringan lokal:
• Bitemporal hemianopia akibat kompresi optik kiasma
• Kelainan endokrin lain yang menyertai akromegali akibat
adenoma pituitari:
• Prolaktinoma
• Cushing disease
• Hipopituitarisme à jika akut/mendadak = pituitary aploplexy
à mortalitas tinggi

http://emedicine.medscape.com/article/1157189-clinical#showall
www.niddk.nih.gov/health-information/health-topics/endocrine/acromegaly/Pages/fact-sheet.aspx
GIGANTISME

• Sering disebabkan adenoma pituitari,


genetik.
• Bisa berkaitan dengan sindrom lain,
seperti McCune Albright Syndrome,
neurofibromatosis, dll.
• Manifestasi:
• Pertumbuhan lebih dari normal/ sebaya.
• Delay puberty.
• Serupa dengan akromegali namun terjadi
pada anak atau remaja dan pertumbuhan
cenderung simetris/ proporsional dibanding
akromegali.
Jawaban Lainnya

B.Kelebihan growth hormone selama lempeng


epifisis terbuka : sakh karena ini adalah patof
akromegali
C.Kelebihan growth hormone akibat mutasi genetik
D.Kekurangan growth hormone akibat tumor
intrakranial : salah karena seharusnya kelebihan GH.
E. Kekurangan growth hormone akibat kekurangan
hormon tiroid : salah karena seharusnya kelebihan
GH.
Jadi, penyebab kelainan pada pasien
157 ini adalah…

A.Kelebihan growth hormone


sesudah lempeng epifisis tertutup
158 C. Defisiensi niasin
• Pria berusia 45 tahun
• keluhan gatal dan kemerahan di kulit wajah hingga leher,
lengan bawah dan kaki. Terasa gatal dan pedih.
• Jika terkena matahari : Kulit teraba lebih kering dan
pecah-pecah.
• Diare berulang, nafsu makan berkurang, pusing, dan
sering lupa.
• Pasie memiliki riwayat penyakit sirosis hati dan kebiasaan
konsumsi alkohol sejak sepuluh tahun lalu.

• Apakah penyebabnya ?
2 macam:

PRIMER: intake
inadekuat.

SEKUNDER: gangguan
proses atau metabolisme
meski intake cukup. Misal:
alkoholik, sirosis, kolitis
ulseratif, obat INH, dll.

Dermatitis terutama di
area terkena sinar matahari
Tatalaksana
• IV atau oral niacin/ nicotinamide.
• Diet protein dan suplementasi vitamin B.
• Sekunder à sesuai etiologi.
• Kulit à pelembab topikal, tabir surya.
158 Jadi, penyebabnya adalah…

C. Defisiensi niasin
159 D. Impetigo Bockhart
• Anak, 14 tahun
• Keluhan bisul kecil di kepala
sejak 2 hari yang lalu.
• Bila benjolan pecah, akan keluar
nanah dan nyeri.
• PF: lesi pustuloeritematosa dan
terdapat rambut di bagian
tengah lesi.

• Diagnosis?
FOLIKULITIS (Impetigo Bockhart)
• Adalah infeksi folikel rambut. • Tatalaksana:
• Pruritus (+). • Ringan: sabun antibakteri, jaga
• Persisten / rekuren à rambut tidak tumbuh higienitas.
lagi. • Antibiotik, misal klindamisin.
• PF: multipel papul/ pustul dasar eritem,
rambut di tengah.

Rambut di tengah (+)


Jawaban Lainnya
A. Erisipelas
B. Furunkel à nodul eritem pustul tunggal
C. Impetigo krustosa
E. Karbunkel à nodul eritem dengan pustul multipel
Jadi, diagnosis pada pasien ini
158 adalah…

D. Impetigo Bockhart
E. White
160 dermatographism
• Wanita 24 tahun
• Mual dan muntah sejak 1 jam yang lalu.
• Sebelumnya pasien diberi obat antinyeri
• Pemeriksaan fisik tekanan darah 120/80
mmHg, laju nadi 100 kali/menit, laju napas
80 kali/menit, suhu afebris.
• Pada pemeriksaan status lokalis didapatkan
kemerahan pada tubuh dan urtika

• Tanda lain yang juga dapat ditemukan?


Urtikaria
• Bisa terjadi di kulit mana saja.
• Berkaitan dengan reaksi alergi.
• Onset cepat, umumnya remisi dalam 24 jam tanpa terapi
khusus, tanpa bekas kecuali bekas garukan (eksoriasi).
• AKUT dan KRONIK
• Akut: bisa bertahan hingga 6 minggu.
• Kronik: >6 minggu.

Angioedema
Lebih berat daripada urtikaria, edema kulit dan mukosa
Akut à bibir, wajah, palpebra, tapi bisa dimana saja hingga mukosa
respirasi dan GIT. Laryngeal swelling can be life-threatening.
Urtikaria

• Bentuk polimorfik, bisa membesar dan koalesens.


• Berupa edema/ plak, batas tegas, permukaan serupa
dengan kulit atau eritema, sangat gatal,
dermografisme (+), blanching (+).
Tatalaksana Urtikaria

Generasi • Chlorpheniramine;
Dimenhydrinate;
1 Promethazine;
Diphenhydramine;
Generasi Doxylamine; Hydroxyzine
• Cetirizine; Loratadine
• Levocetirizine
2
Generasi • Fexofenadine
• Norastemizole;
3 Descarboethoxyloratadine
• Bila berat à berlanjut angioedema &/ syok anafilaktik à epinefrin IM.
• Ringan : antihistamin H1; kortikosteroid; antileukotrien; trisiklik antidepresan.
• Antihistamin generasi 1 = sangat lipofilik sehingga mudah menembus barier otak (BBB), menyebabkan
efek SSP berupa sedasi, drowsiness. Generasi pertama juga mempunyai waktu paruh pendek sehingga
perlu diberikan berulang dalam sehari.
Pilihan lainnya
• A.Fenomena tetesan lilin à tanda psoriasis
• B.Cullen sign à pankreatitis
• C.Target sign à erupsi obat
• D.Tanda Auspitz à tanda psoriasis
160 Jadi, tanda lain yang dapat ditemukan
adalah…

E. White dermatographism
161 B. Paederus fuscipes
• Pria 20 tahun
• Muncul gelembung berisi
cairan di lipat siku yang
terasa panas.
• Sebelumnya pasien
bermain di luar rumah dan
terkena gigitan serangga.

• Apakah kemungkinan
serangga penyebabnya ?
Dermatitis
Venenata/paederus/whiplash
dermatitis
• Definisi : Merupakan Dermatitis Kontak iritan yang disebabkan oleh
toksin tomcat
• Etiologi : Paederus fuscipes, paederus littorarius
• Tinggal pada area lembab dan tertarik pada cahaya fluoresens.
• Tidak menggigit ataupun menyengat à lesi timbul akibat cairan
perut (coelomic fluid): keluar karena serangga remuk tertindih
• Manifestasi klinis:
• < 24 jam pasca-paparan
• Morfologi: Plak eritema yang tersusun secara linier, kemudian muncul
vesikel yang berubah menjadi pustul. kissing lesion khas ditemukan pada
fleksura
• Tatalaksana: kortikosteroid topikal
Kissing Lesion di fleksura Lesi linier khas Dermatitis Venenata
Paederus sp
Jawaban Lainnya

• A. Solenosis invicta : nama lain semut api.


• C. Triatoma sanguisuga : nama lain dari kumbang
meksiko/ kissing bugs.
• D. Xenopsylla cheopis : parasit pada tikus
• E. Anopheles sp. : vektor malaria
161 Jadi, serangga penyebabnya adalah…

B. Paederus fuscipes
162 E. Valasiklovir 3 x 1000 mg
• Pria 65 tahun, nyeri dan
ruam di perut kiri.
• Sejak 2 hari dan meluas
hingga ke pinggang kiri.

TATALAKSANA yang sesuai


adalah..
Herpes Zoster

• Infeksi virus varicela zoster yang


menyerang kulit dan mukosa
• Reaktivasi virus yang terjadi setelah
penderita mendapat varisela
• Sebelum timbul gejala kulit, timbul
gejala prodormal.
• Lokasi unilateral dan dermatomal.

• Penunjang: Tzanck test à sel datia berinti banyak


• Tatalaksana: asiklovir 5 x 800 mg selama 7 hari atau
valasiklovir 3x1000 mg
Tzank test: giant cell
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI
Terapi
AVERAGE COST
MEDICATION DOSAGE (GENERIC)*
Acyclovir (Zovirax)† 800 mg orally five times daily $174 to 248 (129 to 200)
for 7 to 10 days 10 mg per kg IV
every 8 hours for 7 to 10 days‡

Famciclovir (Famvir)† 500 mg orally three times daily 140


for 7 days
Valacyclovir (Valtrex)† 1,000 mg orally three times 84
daily for 7 days
Prednisone (Deltasone) 30 mg orally twice daily on days 2 (2 to 4) for days 1
1 through 7; then 15 mg twice through 7 2 (1 to 3) for
daily on days 8 through 14; days 8 through 14 1 (1 to
then 7.5 mg twice daily on days 2) for days 15 to 21
IV = intravenously. 15 through 21
*—Estimated cost to the pharmacist based on average wholesale prices (rounded to the nearest dollar), for seven days of therapy, in Red book. Montvale,
N.J.: Medical Economics Data, 2000. Cost to the patient will be higher, depending on prescription filling fee.
†—Antiviral therapy has been shown to be beneficial only when patients are treated within 72 hours of onset of the herpes zoster rash. Antiviral agents are not
used in combination, and selection of an agent is based on dosage schedule and cost.
‡—Acyclovir can be administered IV to severely immunocompromised patients or patients who are unable to take medications orally.
J Turk Acad Dermatol 2011; 5 (2): 1152r1.
Jawaban Lainnya
• A. Asiklovir 3 x 400 mg: salah dosis.
• B. Asiklovir 3 x 1000 mg: salah dosis.
• C. Valasiklovir 3 x 500 mg: dosis kurang.
• D. Asiklovir 3 x 500 mg: salah dosis.
• E. Valasiklovir 3 x 1000 mg: jawaban yang benar.
162 Jadi, tatalaksana yang sesuai adalah…

E. Valasiklovir 3 x 1000 mg
C.Retinoid topikal +
163 klindamisin topikal

• Wanita usia 21 tahun,


• Mengeluhkan jerawat di wajah
yang bertmbah banyak dari
biasanya sejak dua minggu terakhir
dan terasa gatal.
• Komedo 11, papul dan pustul
sebanyak 13, dan tidak ada nodul.

• Apakah tatalaksana yang sesuai ?


Acne Vulgaris

• Peradangan menahun pada


unit folikel pilosebasea,
pada daerah wajah, leher,
dada, punggung dan lengan
atas

• Ditandai dengan adanya


komedo (khas/
patogmonomik), papul,
pustul, nodul, kista dengan
sisa sequele berupa
hiperpigmentasi dan
jaringan parut
Acne Vulgaris

Komedo (khas/patogmonomik)
à papul miliar yang di
tengahnya mengandung
sumbatan sebum
• Black comedo, open comedo
: berwarna hitam,
mengandung nsur melanin
• White comedo, close
comedo : berwarna putih,
letak lebih dalam, tidak
mengandung unsur melanin
Ringan Sedang Berat
Komedo <20 20-100 >100 atau kista >5

Lesi inflamasi <15 15-50 >50


Total lesi <30 30-125 >125
Derajat Acne vulgaris

Derajat Derajat
Derajat Berat
Ringan Sedang
• Komedo <20, • Komedo 20-100, • Kista >5,
• Lesi inflamasi • Lesi inflamasi 15- • Komedo >100,
<15, atau 50, atau • Lesi inflamasi
• Total lesi <30 • Total lesi 30-125 >50, atau
• Total lesi >125

Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI


Jawaban lainnya
• A.Klindamisin oral
• B.Retinoid topikal : acne vulgaris derajat ringan tipe
komedonal
• D.Retinoid topikal + klindamisin oral : acne vulgaris
derajat sedang tetapi antibiotik oralnya diganti
dengan eritromisin
• E.Isotretionin oral + kortikosteroid oral : acne
vulgaris derajat berat
163 Jadi, tatalaksana yang sesuai adalah…

C.Retinoid topikal +
klindamisin topikal
A.Rifampisin 600 mg/bulan +
164 Dapson 100 mg/hari selama 6
bulan
Pria 65 tahun, bercak kemerahan yang
tak terasa gatal maupun nyeri.
PF: 4 makula eritem (soal di-ralat)
diskret di punggung dan dada, ukuran
bervariasi, hipestesi, anhidrosis.

TERAPInya adalah...
MORBUS HANSEN Pembersaran
Lepra = Kusta N.aurikularis
magnus

• Infeksi Mycobacterium leprosum


• Tanda kardinal:
• Bercak kulit yang mati rasa
• Penebalan saraf tepi dengan/tanpa gangguan subjektif:
mencakup n. aurikularis magnus, n. ulnaris, dan n. Peroneus.
• Pemeriksaan BTA
• Spesimen: sayatan kulit
• Jumlah: 3 spesimen, biasanya dari lesi kulit paling aktif, cuping
telinga kanan, dan kiri.
• Parameter: indeks bakteri (IB) yang dinilai dalam 100 lapang
pandang (LP)
+1 = 1 – 10 BTA dalam 100 LP
+2 = 1 – 10 BTA dalam 10 LP
+3 = 1 – 10 BTA rata-rata dalam 1 LP
+4 = 11 – 100 BTA rata-rata dalam 1 LP
+5 = 101 – 1000 BTA rata-rata dalam 1 LP
+6 = > 1000 BTA rata-rata dalam 1 LP
Klasifikasi Lepra (WHO)

PB MB
Lesi kulit, dapat berupa: • Jumlah 1 – 5 lesi • Jumlah > 5 lesi
• Makula • Berupa • Lebih sering lesi yang
• Papul meninggi hipopigmentasi/eritema menimbul
• Infiltrat, plak eritem (lesi cenderung tidak • Distribusi simetris
• Nodul menimbul)
• Distribusi tidak simetris
Kerusakan saraf, • Hilang sensasi jelas • Hilang sensasi kurang
ditandai dengan: • Hanya melibatkan satu jelas
• Hilangnya sensasi cabang saraf • Melibatkan banyak
• Kelemahan otot cabang saraf

Sumber: WHO; Diagnosis dan Penatalaksanaan Kusta Kelompok Studi MH 2003.


Tatalaksana à multidrug therapy WHO

• Regimen MB (lesi > 5 buah) atau BTA


positif (terlepas klasifikasi klinis)
Dapson Rifampisin Klofazimin
Dewasa 100 mg/hari 600 mg/bulan • 50 mg/hari DAN
diawasi • 300 mg/bulan diawasi

Anak (10 – 14 tahun) 50 mg/hari 450 mg/bulan • 50 mg selang sehari DAN


diawasi • 150 mg/bulan diawasi

Anak < 10 tahun 25 mg/hari 300 mg/bulan • 50 mg 2 kali seminggu


(1-2 mg/kg BB) Diawasi DAN
(5 – 15 mg/kg) • 100 mg/bulan diawasi
(1 mg/kg BB/hari)

Sumber: WHO; Diagnosis dan Penatalaksanaan Kusta Kelompok Studi MH 2003.


• Rejimen PB (lesi 2 – 5 buah)
Dapson Rifampisin
Dewasa 100 mg/hari 600 mg/bulan diawasi

Anak (10 – 14 tahun) 50 mg/hari 450 mg/bulan diawasi

Anak < 10 tahun 25 mg/hari 300 mg/bulan diawasi


(1-2 mg/kg BB) (5 – 15 mg/kg)

• Rejimen PB (lesi tunggal)


• Rifampisin 600 mg dosis tunggal
• Ofloksasin 400 mg dosis tunggal
• Minosiklin 100 mg dosis tunggal Sumber: WHO; Diagnosis dan Penatalaksanaan Kusta Kelompok Studi MH 2003.
Jawaban Lainnya
• B. Rifampisin 600 mg/ bulan + Dapson 100 mg/ hari
selama 12 bulan: salah, 12 bulan adalah lama
pengobatan MH tipe MB.
• C. Rifampisin 300 mg/ bulan + Dapson 100 mg/ hari
selama 6 bulan: salah pada dosis rifampisin.
• D. Rifampisin 600 mg/ bulan + Dapson 100 mg/ hari +
Clofazimine 300 mg/ hari selama 6 bulan: salah karena
MH tipe PB tanpa clofazimine.
• E. Rifampisin 300 mg/ bulan + Dapson 100 mg/ hari +
Clofazimine 50 mg/ hari selama 6 bulan : salah pada
dosis rifampisin dan terapi tipe PB tanpa clofazimine.
Jadi, terapi yang benar adalah…
164
A. Rifampisin 600 mg/bulan +
Dapson 100 mg/hari selama 6
bulan
165 A.Infeksi HPV tipe 6 dan 11
• Pria usia 26 tahun,
• Benjolan yang tidak nyeri di
daerah kelamin, tidak mudah
berdarah, tidak gatal, namun
bertambah banyak.
• Pasien belum menikah dan bekerja
sebagai sopir truk antar luar kota.
• Tampak multipel papul yang
sewarna kulit, berjonjot,
permukan kasar, papilomatosa

ETIOLOGInya adalah...
Kondiloma Akuminata
• Infeksi HPV (terutama subtipe 6 dan 11) pada area
anogenital.
• Termasuk ke dalam penyakit menular seksual.
• Lokasi predileksi:
• Laki-laki: perineum, sekitar anus, sulkus koronarius, glans
penis, muara uretra eksterna, korpus penis, dan pangkal
penis.
• Perempuan: vulva, introitus vagina, porsio serviks.
• Manifestasi:
• Massa vegetasi bertangkai, warna merah s.d. hiperpigmentasi
• Permukaan: papilomatosa
Modalitas Terapi
• Imiquimod 5%
• 3x/minggu (sebelum tidur) selama 16 minggu
• Podofilox 0,5%
• 3 hari: 2x/hari à 4 hari: tidak diobati sebanyak 4 siklus

• Tambahan provider administered


• Tincture podofilin 10– 25% à oleskan pada kutil à
bilas 4 jam kemudian à kontrol 3 hari setelahnya
à jika masih ada: dapat diulangi

http://www.cdc.gov/std/tg2015/warts.htm
Pedoman penatalaksanaan IMS Depkes RI 2010
Buku ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI. 6th ed
165 Jadi, etiologi yang tepat adalah…

A. Infeksi HPV tipe 6 dan 11


166 A.Permetrin 5 %
• Anak 7 tahun,
• Tampak sering menggaruk jari tangan
dan kaki juga pantat.
• Pasien ini bersekolah dan tinggal di
asrama, serta menceritakan bahwa
teman sekamarnya juga pernah
mengalami hal serupa.
• PF: multipel papul dan vesikel di
interdigiti manus dan pedis, eskoriasi (+).

TERAPInya adalah...
Skabies
• Sinonim: gudik, budukan, gatal agogo
• Etiologi: Sarcoptes scabiei
• Gejala klinis à 2 dari 4 tanda kardinal:
• Pruritus nocturna
• Menyerang sekelompok orang
• Ditemukan terowongan/ kunikuli
• Ditemukan tungau
• Pemeriksaan penunjang:
• Congkel papul di ujung terowongan à taruh di kaca objek
à lihat dengan mikroskop
• Menyikat kulit à tamping di kertas putih à lihat dengan kaca pembesar
• Biopsi irisan à lihat dengan mikroskop
• Biopsi eksisional à periksa dengan pewarnaan HE
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI
Tatalaksana
• Sulfur presipitatum 10%: dioleskan 3x24 jam; tidak efektif untuk
stadium telur sehingga harus digunakan >3 hari
• Emulsi benzil benzoas 20%: efektif untuk semua stadium,
diberikan malam hari selama 3 hari; sulit ditemukan
• Gameksan 1%: efektif untuk semua stadium, dihindari untuk
anak <6 tahun dan wanita hamil, efek neurotoksik dan
teratogenik
• Permetrin 5% (dapat membunuh seluruh stadium tungau),
dioleskan ditempat lesi lebih kurang 8 jam kemudian dicuci
bersih. Bila belum sembuh, diulang 1 minggu kemudian.
Kontraindikasi: anak kurang dr 2 bulan
166 Jadi, terapi yang tepat adalah…

A.Permetrin 5 %
167 C. Eritrasma
168 B. Eritromisin 4 x 500
mg/hari selama 7 hari
• Bercak kemerahan di ketiak.
• Lesi makula eritematosa dengan skuama
halus, lampu wood: merah bata.

Diagnosisnya adalah...
ERITRASMA
• Disebabkan oleh
Corynebacterium minutissimum.
• Biasa terjadi pada daerah lipatan
kulit dan menyerang penderita
diabetes mellitus. Merupakan
flora normal kulit sehingga
tergolong infeksi oportunistik
• Warna coral red pada lampu
Wood’s
Tatalaksana
• Farmakologi: Topikal: asam fusidat dapat diberikan;
Sistemik: Erythromycin atau tetracyclin.
• Non-farmakologi: Menjaga kebersihan diri, segera
membersihkan diri setelah berkeringat
Jawaban Lainnya
• A. Morbus hansen: tidak menyala dengan lampu wood,
khas berupa lesi hipo/hiperpigmentasi yang anhidrosis,
hipo/anestesi, bisa disertai penebalan saraf tepi.
• B. Erisipelas: Pioderma, kemerahan, nyeri, dengan
batas tegas, tidak menyala dengan lampu wood,
• D. Dermatitis intertriginosa: tidak menyala dengan
lampu wood, pada kasus diberi kata kunci sudah
mencoba terapi steroid namun tidak membaik.
• E. Kandidiasis intertriginosa: tidak menyala dengan
lampu wood, pemeriksaan dengan KOH, khas lesi
korimbiformis.
Jawaban lainnya
• A. Dexametason 3 x 0.75 mg/hari selama 5 hari:
eritrasma tidak diberikan steroid.
• C.Ketokonazole 2 x 200 mg/hari selama 7 hari :
eritrasma disebabkan bakteri, bukan jamur.
• D.Griseofulvin 2 x 500 mg/hari selama 14 hari :
eritrasma disebabkan bakteri, bukan jamur.
• E. Doksisiklin 2 x 100 mg/hari selama 7 hari : bukan
pilihan antibotik yang tepat
Jadi, jawaban yang tepat adalah…

167 C. Eritrasma
168 C. Eritromisin 4 x 500
mg/hari selama 7 hari
169 A. Minoksidil topikal
• Pria usia 52 tahun
• Kerontokan rambut terutama di
daerah dahi dan pelipis.
• Keluhan lain (-)
• Sekitar setahun lalu dan mengganggu
pasien karena tampk rambut daerah
dahi dan pelipis semakin tampak tipis.

Tatalaksana yang sesuai adalah...


Alopesia Androgenik/
Androgenetik
• Manifestasi: Pilihan terapi saat ini:
• Onset penipisan rambut • Transplantasi rambut
gradual
• Transisi dari rambut • Micropigmentasi (tato)
terminal yang tebal
menjadi rambut lebih • Minoxidil
halus dan pendek, hingga • Tablet finasteride
menjadi velus.
PRIA
WANITA
Resesi gradual pada garis Umumnya berupa penipisan rambut di
rambut frontal, kemudian area crown, bukan tampak sebagai
area temporal.
kebotakan seperti pada pria.
Stage alopesia
androgenetik:
Waniaà ludwig
Pria à norwood
hamilton
Jawaban Lainnya

• B. Kortikosteroid oral: umumnya untuk terapi


alopesia areata bisa diberikan kortikosteroid namun
bentuk intralesi atau topikal.
• C. Kortikosteroid topikal: pilihan terapi untuk
alopesia areata.
• D. Ketokonazol topikal: salah karena tidak berkaitan
dengan infeksi jamur.
• E. Griseofulvin oral: salah karena tidak berkaitan
dengan infeksi jamur.
Jadi, tatalaksana yang tepat adalah…
169

A. Minoksidil topikal
170 B. Asam salisilat 50%
• Benjolan pada punggung tangan kanan, tidak
nyeri, tidak gatal.
• Lesi papul berbentuk kubah warna serupa dengan
kulit sekitar, dengan perabaan kasar, serta ada
yang tunggal dan berkelompok.

Tatalaksana yang sesuai adalah...


Veruka Vulgaris
• Kutil/ common warts terutama di ekstremitas (ekstensor)
• Papul, nodul berbentuk kubah sewarna dengan kulit,
permukaan kasar/ verukosa dan berbatas tegas, dapat
tunggal maupun berkelompok
• Etiologi: human papilloma virus tipe 1, 2, 4, 7, 27, 29, 57,
dan 63.
• Penularan: kontak langsung dan tidak langsung, atau
autoinokulasi.
• Terapi:
• Bedah kaustik: larutan AgNO3 25%, asam trikloroasetat 50%, fenol
likuifaktum
• Bedah beku: CO2, N2, N2O
• Bedah skalpel, bedah listrik, dan bedah laser
Veruka Vulgaris
• Massa keabuan, soliter
atau multipel
• Eksofitik
Tatalaksana
• Lini pertama umumnya berupa:
• Krioterapi
• Dengan nitrogen cair, potensi tetap ada
• Asam salisilat (destruktif) – konsentrasi tinggi: 17-40%

Jumlah Kaki dan Tangan Wajah Tempat Lain

Sedikit Cryotherapy Cryotherapy Cryotherapy


Salicylic acid
Exicision Salicylic acid
Adhesive tape
Laser
Banyak Salicylic acid Cryotherapy Imiquimod
Cryotherapy Tretinoin cream Tretinoin cream
Squaric acid or Squaric acid or
DCNB Laser DCNB
Jawaban lainnya

• A. Trikloroasetat 80%: agen kaustik, menyebabkan nekrosis


jaringan, bisa juga untuk terapi veruka, tapi bukan pilihan
pertama.
• B. Podophyllotoxin 0.5%: agen sitotoksik, lebih sering digunakan
untuk kulit kelamin/ kondiloma, lebih efektif untuk mukosa.
• C. Calcipotriene: sintetik vit D3, untuk memperlambat
pertumbuhan kulit, menghilangkan skuama, bisa untuk
mengobati psorisasis.
• D. Imiquimod 5%: lebih sering digunakan untuk kulit kelamin/
kondiloma,
170 Jadi, terapi yang paling tepat adalah…

E. Asam salisilat
171 D. Karsinoma sel basal

• Perempuan berusia 40 tahun


• Borok yang makin meluas di hidung
sejak 1 tahun yang lalu.
• Lesi awal tampak mengkilap seperti
mutiara, kemudian menjadi borok
berwarna sama dengan kulit di sekitar
• Nyeri (+)
• PF: di dapatkan nodul ulseratif
• Diagnosis?
Jawaban lainnya
• A. Nevus pigmentosus
• B. Melanoma malignaà kriteria ABCDE
• C. Veruka Vulgaris
• E. Karsinoma sel skuamosaà gambaran PA mutiara
tanduk
171 Jadi, diagnosisnya adalah…

D. Karsinoma sel basal


D. Toxic Epidermal
172 Necrolytic

• Perempuan 25 tahun
• Lepuh hampir di seluruh tubuh
setelah konsumsi obat antinyeri
• Pemeriksaan kulit generalisata vesikel
dan bula, erosi dan ekskoriasi pada
bibir dan genitalia, pada mata.
• Tes nikolsky (+).

• Diagnosis?
SJS/TEN
• Reaksi kulit fatal, akut, dan jarang berupa pengelupasan kulit dan
lapisan mukosa. Hampir selalu disebabkan obat.
• TEN = Lyell disease
• Obat yang paling sering menyebabkan:
• Sulfonamides: cotrimoxizole;
• Beta-lactam: penicillins, cephalosporins
• Anti-convulsants: lamotrigine, carbamazepine, phenytoin,
phenobarbitone
• Allopurinol
• Paracetamol/acetominophen
• Nevirapine (non-nucleoside reverse-transcriptase inhibitor)
• Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) (oxicam type mainly)

• Patogenesis belum diketahui dengan pasti

http://www.dermnetnz.org/reactions/sjs-ten.html
SJS/TEN
• Onset: paling sering dalam minggu
pertama setelah konsumsi obat
(biasanya kalau obat berupa
antibiotik).
• SJS-TEN akibat obat antikejang bisa
muncul 2 bulan setelah inisiasi obat.
• Prodromal signs and symptoms
• Demam Jenis lesi
• Nyeri tenggorokan Makula, plak, vesikel, bula, atau papul
berkonfluensi
• Sekret hidung meningkat, batuk
Purpura
• Konjungtivitis Eritema difus
• Lesi kulit Targetoid
• Ruam kemarahan dan lepuh: dimulai di Keterlibatan mukosa: mata, mulut (cheilitis,
badan à menyebar ke wajah dan stomatitis), faring-esophagus, respiratory
ekstremitas tract, GIT
Tatalaksana
• Tatalaksana umum
• Stop konsumsi obat yang diduga menyebabkan SJS/TEN
• Terapi cairan dan nutrisi via NGT
• Termoregulasi à ruangan hangat 30 – 32oC
• Kontrol nyeri
• Skin care
• Antiseptik topical: silver nitrat, chlorhexidine (NOT silver sulfadiazine)
• Dressing lembab dengan petrolatum jel
• Jangan gunakan adhesive tape

Bisa dipertimbangkan kortikosteroid sistemik, IVIG, TNF antagonis, thalidomid, siklosporin, dll
(imunosupresan)
Jawaban lainnya
• A. Pemfigus bulosa à autoimun, gatal, bula tegang,
nikolsky sign (-)
• B. Pemfigus vulgaris à autoimun, panas dan nyeri,
bula kendur dan mudah pecah, nikolsky sign (+)
• C. Impetigo vesikobulosa à pada bayi, bullae berisi
cairan jernih, nikolsky (-)
• E. Staphylococcus Scalded Skin Syndromeà infeksi
bakteri staph, pada bayi
172 Jadi, diagnosis yang paling tepat
adalah…

D. Toxic Epidermal
Necrolytic
B. Albendazole 400
173 mg/hari selama 3 hari
• Anak usia 12 tahun
• gatal di paha kanan sejak tiga hari lalu.
• Keluhan lain (-)
• Pasien berlibur ke pantai bersama keluarga
namun keluarga tidak ada yang mengalami
keluhan serupa.
• Efloresensi berupa papul eritema berbentuk
serpiginosa, panjang 4 cm, dan terdapat
ekskoriasi bekas garukan.

• Terapi?
Creeping Eruption/ Cutaneus
Larva Migran
• Etiologi: Ancylostoma
braziliense, ancylostoma
caninum
• Saat masuknya larva
terasa gatal dan panas.
• Muncul papul, lalu lesi
linier atau berkelok-kelok,
kemerahan. Lesi
serpiginosa. Rasa gatal
biasanya lebih hebat pada
malam hari.
http://www.cdc.gov/parasites/zoonotichookworm/health_professionals/index.html#tx; Buku Kulit FKUI
• Bentuk infektif: larva
filariform
• Cutaneous larva migrans
is self-limiting; migrating
larvae usually die after 5–
6 weeks. Albendazole is
the treatment of choice.
Ivermectin is effective but
not approved for this
indication.
Terapi

Drug Adult Dose Pediatric Dose


Children aged > 2 years: 400 mg
400 mg per day by mouth for per day by mouth for 3 days
Albendazole
3 to 7 days This drug is contraindicated in
children younger than 2 years age.
200 mcg/kg by mouth as a Children over 15 kg weight: 200
Ivermectin
single dose mcg/kg by mouth as a single dose
Pilihan lainya
• A.Ivermectin 200 mcg/hari selama 7 hari : salah
dosis, seharusnya 200 mcg/kgbb single dose
• C.Albendazole 3 x 400 mg/hari selama 7 hari
• D.Mebendazol 3 x 500 mg/hari single dose
• E.Dietilcarbamazine 600 mg/hari selama 3 hari
173 Jadi, terapi yang sesuai adalah…

B. Albendazole 400
mg/hari selama 3 hari
D. Elevasi tungkai, kompres
174 terbuka, antibiotik per oral
• Pria 70 tahun,
• Tangan kanan bengkak berwarna kemerahan
sejak kemarin.
• Awalnya ada luka kecil di tangannya.
• PF: lengan kanan bengkak, kemerahan, berbatas
tidak tegas.
• Riw DM (+), demam (+)
• Lab: leukosit 13.900/ul, hitung jenis segmen 65%

• Terapi?
Selulitis
• Inflamasi non-nekrotik kulit dan jaringan subkutan akibat
infeksi akut.
• Etiologi: Streptococcus grup A dan Staphylococcus aureus.
• Manifestasi klinis:
• Tanda inflamasi: eritema, nyeri, edema, hangat pada perabaan.
• Batasan lesi tidak jelas; tidak meninggi à membedakan dengan
erisipelas
• Predileksi: ekstremitas
• Infeksi berat ditandai dengan adanya:
• Demam, menggigil, malaise berat
• Penyebaran saluran limfe à garis merah menjauhi area infeksi
• Selulitis sirkumferensial
• Nyeri tidak proporsional dengan hasil PF

Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI


Medscape
Erisipelas Selulitis

Eritema berwarna merah batas jelas Eritema berwarna merah batas tidak
jelas
Lapisan yang diserang epidermis dan Lapisan mencapai jaringan subkutan
dermis

Disertai gejala konstitusi demam dan malaise

Etiologi Streptocosccus B hemolyticus


• Tidak perlu pemeriksaan penunjang jika lesi terbatas, nyeri tidak
hebat, tidak ada tanda keterlibatan sistemik maupun komorbiditas
• Tatalaksana:
• Gejala lokal ringan, tanpa keterlibatan sistemik à rawat jalan
• 90% kasus: antibiotik; 10% butuh tindakan (selulitis dengan
abses)
• Selulitis tanpa abses maupun fistel à antibiotik beta laktam
1. Dicloxacilin, amoxicillin, cephalexin
2. Clindamycin atau makrolida à alternatif jika pasien alergi
penisilin
3. Levofloksasin à biasanya utk bakteri gram negative yg sudah
terbukti sensitif
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI
Medscape
Jawaban Lainnya
A. Elevasi tungkai, kompres terbuka, analgesik oral:
salah karena tidak ada antibiotiknya.
B. Elevasi tungkai, antibiotik dan antihistamin oral:
salah karena antihistamin tidak diperlukan pada
kasus.
C. Elevasi tungkai, antibiotik per oral dan topikal:
salah karena antibiotik topikal tidak perlu, lebih baik
diberi kompres untuk kurangi bengkak.
E. Elevasi tungkai, kompres terbuka, antiviral oral :
salah, tidak perlu antiviral
Jadi, tatalaksana yang sesuai adalah…
174
D. Elevasi tungkai, kompres
terbuka, antibiotik per oral
D. Autoantibodi IgG
175 terhadap desmoglein

• Pria 49 tahun,
• Lepuh lepuh pada kulitnya. Nyeri (+), gatal(-
)
• 2 minggu sebelum muncul lepuh, pasien
mengalami sariawan yang cukup banyak
pada mulutnya.
• PF: bula dengan dinding kendur.

• Kemungkinan penyebabnya adalah ?


Patofisiologi
Tatalaksana : Steroid sistemik adalah manajemen
utama untuk kasus pemfigus vulgaris
Jawaban Lainnya
A. Autoantibodi IgG terhadap hemidesmosom: patfis
pemfigoid bulosa, sehingga bula lebih dalam (bula
tegang) tidak mudah pecah.
B. Reaksi hipersensitivitas tipe IV : patfis DKA
C. Reaktivasi virus dari ganglia saraf : patfis herpes
zoster
E. Reaksi hipersensitivitas tipe 1 : patfis dermatitis
atopi
Jadi, kemungkinan penyebab yang
175 sesuai dengan kondisi di atas
adalah…
D. Autoantibodi IgG
terhadap desmoglein
176 E. Otomikosis

• Gatal di telinga kiri


• Tampak meatus akustikus eksterna
hiperemis
• Debris warna putih seperti kapas,

• Diagnosis ?
Buku ajar THT FKUI

OTOMIKOSIS
• Otitis eksterna yang disebabkan oleh jamur
• Etiologi: Pytirosporum dan Aspergilus.
• Predisposisi: cuaca yang lembab, adanya serumen,
instrumentasi pada telinga, status pasien
yang immunocompromised , dan peningkatan pemakaian
preparat steroid dan antibiotik topikal.
• Gejala
• Otalgia
• Otorrhea
• Kehilangan pendengaran
• Rasa penuh pada telinga
• Gatal
• Tinnitus
• PF:
• Liang telinga merah, ditutupi oleh skuama, dapat meluas
sampai muara liang telinga dan daun telinga
• Cairan serosanguinos.
• Akumulasi debris fibrin yang tebal, pertumbuhan hifa
berfilamen putih dan panjang
• dapat ditemukan elemen jamur (miselia)
• Preparat langsung: skuama dari kerokan kulit liang telinga
diperiksa dengan KOH 10 %
• hifa lebar, berseptum, dan kadang-kadang dapat ditemukan
spora-spora kecil dengan diameter 2-3 u.
• Prinsip penatalaksanaan:
- higienitas
- asam asetat 2-5 % dalam alkohol
- antifungal topikal à nistatin, klotrimazol, ketokonazol.
Itrakonazol oral diberikan untuk infeksi aspergilus jika tidak
membaik dengan topikal
Jawaban Lainnya
• A. Otitis eksterna sirkumskriptaà benjolan 1/3
liang telinga luar
• B. Otitis eksterna malignaàparesis N.7, sering pada
pasien DM
• C. Otitis eksterna à liang telinga edem dan merah,
2/3 dala
• D. Otosklerosis à swarte sign, tuli konduktif
176 Jadi, diagnosis adalah…

E. Otomikosis
177 A. Tampon Adrenalin
- keluhan tidak bisa bernapas apabila tidur miring
ke kanan
- Pasien sering bersin pada pagi hari. Pada
pemeriksaan terdapat benjolan berwarna putih
keabuan, bertangkai, mudah digerakkan, tidak
nyeri.
• Diagnosis Polip nasal dd/hipertrofi konka
• Apa pemeriksaan sederhana yang dapat
disarankan untuk menyingkirkan diagnosis
banding ?
Polip Nasal
• Pertumbuhan massa • Polip VS Hipertrofi Konka
bertangkai jinak di hidung • Bertangkai
(putih keabu-abuan) • Mudah digerakkan
• Predisposisi: • Lunak
• Tidak nyeri
• Rhinitis alergi
• Tidak mengecil dengan
• Sinusitis kronik vasokonstriktor
• Iritasi • Tidak mudah berdarah
• Kelainan anatomi hidung:
deviasi septum, hipertrofi
• Terapi:
konka • Steroid intranasal
• Operasi (polipektomi)
• Gejala:
• Hidung terasa tersumbat;
progresif
• Gangguan penciuman
• Nyeri kepala
Polip Nasal
Jawaban Lainnya
• B. Uji valsava à untuk menilai oklusi tuba, caranya
dengan mencubit hidung dan meningkatkan
tekanan intranasal
• C. Tes inspeksi asam asetat
• D. Manuver toyn bee à untuk menilai oklusi tuba,
caranya dengan menutup hidung sambil melakukan
gerakan menelan berulang.
• E. Refleks glabela à refleks primitif bayi, diketuk
pada dahi bayi memicu mata berkedip.
Jadi, pemeriksaan sederhana untuk
177 menyingkirkan diagnosis banding
adalah…

A. Tampon adrenalin
178 A. Kina

• keluhan pendengaran terganggu, telinga


berdenging kadang disertai pusing berputar
• Pasien mengeluhkan hal ini sejak 2 minggu lalu
yang semakin lama semakin memberat. Pada
pemeriksaan penala ditemukan rinne kanan dan
kiri (+), Weber tidak ada lateralisasi, Swabach
kanan dan kiri memendek
• Apa kemungkinan obat yang menjadi penyebab
keluhan pasien ?
Ototoxic Drugs
• Gejala : Tinitus, gangguan pendengaran (tuli
sensorineural), dan vertigo
• Obat Ototoksik
• Aminoglikosida à streptomisin, neomisin, kanamisin,
gentamisin, amikasin
• Eritromisin
• Tetracycline
• Loop Diuretik à furosemid
• Anti inflmasi à aspirin
• Anti Malaria à kina dan klorokuin
• Tetes Telinga à neomisin dan polimiksin B
Jawaban Lainnya
• B. Penisilin
• C. Florokuinolon à efek samping : gangguan
tulang rawan
• D. Sefalosporin
• E. Kloramfenikol à efek samping : supresi
sumsum tulang menyebabkan anemia
aplastik
178 Jadi, penyebabnya adalah…

A. Kina
D. Mastoidektomi +
179 Timpanoplasti

• Penurunan pendengaran sejak 8 bulan yang


lalu.
• Krusta keputihan berbau busuk
• Massa putih di cavum timpani
• CT scan menunjukkan gambaran lesi opak
dalam cavum timpani dengan gambaran lesi
litik tulang.

• Tatalaksana yang tepat ?


KLASIFIKASI OMSK:
OMSK TIPE AMAN/BENIGNA OMSK TIPE
• PERADANGAN HANYA MUKOSA BAHAYA/MALIGNA/TULANG
• PERFORASI SENTRAL • PERADANGAN SAMPAI TULANG
• KOLESTEOTOMA (-) • PERFORASI MARGINAL / ATIK
• KOLESTEOTOMA (+)

Tatalaksana :
Benigna : tetes telinga antibiotik, ear
toilet (H2O2 3% selama 3-5 hari), dan
kauterisasi bila ada jaringan granulasi
Maligna : operasi eradikasi
kolesteatoma + timpanoplasti/
miringoplasti
Terapi OMSK

• Edukasi
• Tidak mengorek telinga
• Air jangan masuk ke telinga sewaktu mandi
• Dilarang berenang
• Segera berobat
• Bila penyakit sudah tenang à sebaiknya dilakukan operasi rekonstruksi
(miringoplasti, timpanoplasti) untuk mencegah infeksi berulang serta
gangguan pendengaran.
Jawaban Lainnya
• A. Dekongestan topikal
• B. Miringotomi
• C. Irigasi dengan hidrogen peroksidase à untuk
OMSK benigna
• E. Antibiotik spektrum luas à untuk OMSK benigna
179 Jadi, tatalaksananya adalah…
D. Mastoidektomi +
Timpanoplasti
180 C. Arteri Sfenopalatina
• Keluhan mimisan 30 menit yang lalu ketika
sedang mengikuti upacara Hidung kanan
dipencet ±10 menit dan darah tidak dapat
berhenti.
• Darah terasa mengalir hingga ke
tenggorokan.
• Riw hipertensi (+)

• Dari manakah sumber kelainan pada pasien


ini?
Epistaksis (perdarahan hidung)

• Etiologi: trauma, kelainan pembuluh darah, infeksi


local, tumor, kelainan darah, gangguan hormonal, dll

• Sumber perdarahan:
• Epistaksis anterior: plexus kisselbach, arteri etmoidalis
anterior

• Epistaksis posterior: arteri etmoidalis posterior, arteri


sfenopalatina
WAJIB DIBEDAKAN
EPISTAKSIS ANTERIOR EPISTAKSIS POSTERIOR
• UMUMNYA BERDARAH- • PERDARAHAN SERING
BERHENTI SPONTAN BILATERAL SAMPAI TERLIHAT DI
• UNILATERAL FARING
• PEMBULUH: PLEXUS • PREDISPOSISI PADA ORANG TUA
KIESSELBACH ATAU • PENCETUS = EPISTAKSIS
A.ETMOIDALIS ANTERIOR ANTERIOR + ASPIRIN JANGKA
• PENCETUS: PANAS, UDARA LAMA, LEUKEMIA
DINGIN DAN KERING, • PEMBULUH: A. ETMOIDALIS
MENGOREK-NGOREK HIDUNG POSTERIOR, A. SFENOPALATINA
• TATALAKSANA: TEKAN, BILA • TATALAKSANA: PASANG
PERLU TAMPON ANTERIOR TAMPON BELLOCQ 48-72 JAM.
Pertolongan Pertama Epistaksis
BUKU AJAR THT FKUI

Tampon anterior biasanya dilapisi vaselin dan salep


antibiotik. Dipakai bila perdarahan masih terus
berlangsung meski telah ditekan maupun di tampon
vaskon.
Tampon anterior bisa dipasang 1-2 hari.
Wajib dibedakan

• Tampon Belloq à untuk epistaksis posterior.


Dipasang 2-3 hari.
• Tampon adrenalin à untuk tatalaksana awal
epistaksis anterior (menghentikan perdarahan,
memastikan sumber perdarahan).
• Larutan kaustik à bila sumber perdarahan
epistaksis anterior terlihat, alternatif tatalaksana
awal selain tampon adrenalin.
180 Jadi, sumbernya adalah…

C. Arteri Sfenopalatina
181 D. Uji cukit kulit

• sering pilek, hidung tersumbat, dan bersin-


bersin terutama pagi hari.
• sering berulang sehingga mengganggu
aktivitasnya.
• Ibu alergi
• Pemeriksaan penunjang yang paling tepat
disarankan?
Pemeriksaan penunjang rinitis
alergi
• In vitro
• Eosinofil darah tepi
• IgE total atau IgE spesifik dengan RAST atau ELISA
• In vivo
• Uji Cukit Kulit/ skin prick test à spesifik
• Imaging
• Nasoendoskopi

BUKU AJAR THT-KL. Edisi ke-6. FKUI


Skin Prick Test

(+) R. Alergi
(-) R. Vasomotor
181 Jadi, pemeriksaan penunjang yang
tepat adalah…

D. Uji cukit Kulit


C. Antihistamin oral, dekongestan
182 topikal, steroid nasal spray

• Hidung tersumbat, berair dan bersin-bersin


• Keterangan 2 minggu dihapuskan saja (ralat)
• Hampir setiap hari dan mengganggu
aktivitas.
• Keluhan sudah berlangsung dalam 6 bulan
terakhir.
• Ayah pasien juga mengalami hal serupa.

• Apa tatalaksana yang tepat ?


Rhinitis Alergi

• Atopi à • PF:
Hypersensitivitas Tipe I • Allergic shiner
(e.c. Allergen) • Allergic crease
• Allergic salute
• Mukosa pucat/livid
• Gejala • Sekret cair, bening
• Bersin berulang
• Hidung tersumbat
• Rhinorea + gatal • Tatalaksana
• Konjungtivitis alergi • Avoid allergens!
• Post nasal drip • Antihistamin
• Steroid intranasal
KLASIFIKASI
182 Jadi, tatalaksana pasien ini adalah…

C. Antihistamin oral, dekongestan


topikal, steroid nasal spray
183 C. Hook

• Kemasukan baterai jam (baterai kancing) di


telinga kanannya.

• Alat apa yang digunakan untuk


mengeluarkan baterai jam tersebut?
Ekstraksi korpal telinga
• Indikasi: terdapat visualisasi yang • Pengambilan benda asing tergantung
baik dari benda asing yang letak, jenis dan bentuk
teridentifikasi di dalam liang • Pilihan meliputi irigasi air, forsep
telinga luar. pengangkat (misal: forsep alligator),
loop cerumen, right-angle ball hooks,
• Kontraindikasi: dan kateter hisap.
• Perforasi membran timpani,
• kontak antara benda asing dengan • Serangga hidup dapat dibunuh cepat
membran timpani, dengan menanamkan alkohol, 2%
• tidak bagusnya visualisasi liang lidokain (Xylocaine), atau minyak
telinga, sehingga diindikasikan untuk mineral ke liang.
konsultasi emergensi THT untuk • Benda asing berbentuk bulat tidak
pengangkatan melalui operasi
mikroskopik dan spekulum.
dapat diangkat dengan forsep.

• Apabila terdapat baterai alat bantu • Teknik irigasi dapat dilakukan untuk
dengar, konsultasi emergensi THT benda yang kecil dan dekat dengan
selalu dilakukan karena dapat membran timpani.
menyebabkan nekrosis dalam waktu • Aseton dapat digunakan untuk
singkat dan menyebabkan perforasi melarutkan benda asing styrofoam
membran timpani dan komplikasi atau untuk melunakkan lem perekat
lainnya.
Forcep / Alligator

Pinset telinga

• Forceps aligator

Hook
Korpus alienum
• Objek yang bulat atau mudah hancur, permukaan
licin à keluarkan dengan hook
• Misalnya button battery.
183 Jadi, yang digunakan adalah…

C. Hook
184 C. Hematom aurikula

• Telinga kanannya membentur tanah.


• Telinga merah, edema, nyeri tekan (+).
• Pada aspirasi ditemukan darah.

• Apa diagnosis yang tepat ?


Hematoma aurikuler
• Penyebab : trauma
• Penumpukan bekuan darah pada perikondrium
telinga
• Perlu aspirasi , bila tindakan ini tidak steril berisiko
perikondritis.
Pseudokista
• Benjolan di daun telinga disebabkan oleh kumpulan cairan
kekuningan di antara lapisan perikondrium dan tulang rawan
telinga
• Tidak nyeri, tidak diketahui penyebabnya
• Tatalaksana: keluarkan cairan secara steril (mencegah
perikondritis) à balut tekan dengan gips 1 minggu (untuk
melekatkan perikondrium ke tulang rawan)
Perikondritis à Cauliflower ear
Infeksi pada perikondrium kartilago daun telinga. Inflamasi
lama merusak tulang rawan telinga. Faktor risiko : trauma,
gigitan serangga, luka bakar, menindik telinga pada tulang
rawan.
Tatalaksana : antibiotik sistemik, insisi (bila supuratif), eksisi
(bila nekrosis)
Komplikasi : telinga kisut (cauliflower ear)

KOMPLIKASI

MEDSCAPE
Jawaban Lainnya
• A. Perikondritis à radang pada tulang rawan
telinga, fluktuasi (-), aspirasi tidak ditemukan darah.
• B. Pseudokista à benjolan pada tulang rawan
telinga, tanda radang (-)
• D. Mastoiditis à radang di belakang telinga
• E. Fistula aurikular à lubang biasanya di depan
tragus, disertai keluarnya sekret
184 Jadi, diagnosis pasien ini adalah…

C. Hematom aurikula
185 D. Fistula pre aurikula

• Keluar cairan kuning kental dan kadang


berbau pada lubang di area depan telinga
kanan
• Lubang depan tragus diameter 1 mm, bila
dipencet keluar cairan kekuningan sedikit,
tidak ada tanda peradangan, nyeri tekan (-).

• Diagnosis yang tepat ?


Fistel preaurikula
• kelainan kongenital akibat kegagalan untuk bersatu dari
tuberkulum arkus pertama ke tuberkulum-tuberkulum
lainnya.
• Sekret yang keluar dari kel. Sebasea.
• Berisiko untuk terjadi infeksi. Bila tidak ada gejala tidak
perlu diterapi.
• Prognosis baik. Terapi yang dibutuhkan yaitu
Pencegahan terjadinya infeksi yaitu menghindari
manipulasi dan membersihkan muara dari sumbatan
dengan alcohol atau cairan antiseptic lainnya. Pada
kasus dengan infeksi biasanya dapat diberikan
antibiotik dan kompres hangat.
Accessory Tragus : benign congenital
anomaly of the external ear that
presents as a small elevation of the skin
that is made up of skin, subcutaneous
fat, and/or elastic cartilage.

Perikondritis : infeksi pada perikondrium


kartilago daun telinga. Faktor risiko : trauma,
gigitan serangga, luka bakar, menindik telinga
pada tulang rawan.

Microtia : congenital
deformity affecting the
outer ear (pinna) where
the ear does not fully
develop during the first
trimester of pregnancy
Perikondritis à Cauliflower ear
Infeksi pada perikondrium kartilago daun telinga. Inflamasi
lama merusak tulang rawan telinga. Faktor risiko : trauma,
gigitan serangga, luka bakar, menindik telinga pada tulang
rawan.
Tatalaksana : antibiotik sistemik, insisi (bila supuratif), eksisi
(bila nekrosis)
Komplikasi : telinga kisut (cauliflower ear)

KOMPLIKASI

MEDSCAPE
Jawaban Lainnya
• A. Perikondritis
• B. Mastoiditis à massa hiperemis di daerah
mastoid, fluktuasi (-)
• C. Abses retro aurikula à fluktuasi (+)
• E. Microtia à telinga tidak terbentuk
185 Jadi, diagnosis pasien ini adalah…

D. Fistula pre aurikula


186 A. Asiklovir

• Tn. Bonang, 69 tahun


• Muncul ruam gatal dan terbakar di
dada dan punggung sebelah kanan.
• Demam (+), TV lain dbN
• PF: ruam makulopapular &
vesikel di sisi sebelah kanan
dinding dada dan punggung
pasien.
Tatalaksana?
Ramsay-Hunt Syndrome
• Trias:
• Paralisis fasialis ipsilateral
• Nyeri telinga
• Vesikel pada kanalis auditorius/aurikel atau palatum durum,
atau 2/3 anterior lidah
• Neuropati Nervus V, IX, X
• Tinitus, hiperakusis, lakrimasi, persepsi pengecapan, vertigo
• Lebih berat daripada Bell’s palsy
• Terapi: Antivirus + Steroid
--> pengobatan dalam 3 hari setelah onset gejala
• Antivirus: acyclovir 5x800mg selama 7 hari
• Steroid
• Vestibulosupresan
Jadi, tatalaksana pasien ini adalah…

186 A. Asiklovir
187 D. Abses bezold
• Nyeri di belakang telinga kiri, 3 hari.
• Demam, cairan bau dari telinga kiri hilang timbul
sejak satu bulan.

Benjolan di belakang telinga kiri


yang kemerahan, nyeri tekan,
fluktuasi (-).

Komplikasinya adalah…
MASTOIDITIS
• Seringkali merupakan komplikasi dari OMA atau OMSK
• Manifestasi: nyeri belakang telinga, tanda radang (+), daun
telinga terdorong keluar.
• Diagnosis : CT scan atau Rontgen schuller
• Rontgen lateral: menilai sinus sphenoid
• Rontgen schuller: menilai mastoid, kanalis akustikus
eksternus, TMJ
KOMPLIKASI Mastoiditis
• Posterior extension to the sigmoid sinus can cause thrombosis
OR to the occipital bone to create an osteomyelitis of calvaria or
a citelli abscess.
• Superior extension to the posterior cranial fossa, subdural space,
and meninges.
• Anterior extension to the zygomatic root.
• Lateral extension to form a subperiosteal abscess.
• Inferior extension to form a bezold abscess.
• Medial extension to the petrous apex.
• Intratemporal involvement of the facial nerve and/ or labyrinth.

Medscape
Jawaban Lainnya
• A. abses quincy à abses peritonsilar
• B. abses Ludwig à tidak ada istilah ini.
Adanya angina Ludwig, yaitu
pembengkakan submandibula
• C. skrofuloderma à TB kulit, ditandai
dengan bridging skin (+)
• E. abses retrofaring
Jadi, komplikasinya adalah…
187
D. Abses bezold
D. Hidrops cairan
188 endolimfe
• Ny. ina, 35 tahun mengeluhkan
pendengaran menurun beberapa minggu
lalu. Ia juga merasakan pusing berputar dan
telinga berdenging. Mekanisme yang
menyebabkan keluhan pada pasien ?

Diagnosisnya meniere disease (trias: tuli


tinitus dan vertigo)
Patof?
Jadi, mekanisme yang menimbulkan
188 keluhan adalah…
D. Hidrops cairan
endolimfe
189 C. Otosklerosis
• Wanita 35 tahun, penurunan pendengaran,
sejak 3 bulan, memberat.
• Tinitus (+).
• Riwayat keluarga (+).
• PF: MT tampak kemerahan di daerah
promontorium à schwartze sign.
• Tuli konduktif.

Diagnosisnya adalah…
OTOSKLEROSIS
• Gangguan pada kapsul tulang labirin yang mengalami
spongiosis di daerah kaki stapes à stapes kaku, tidak bisa
hantar getaran suara ke labirin dengan baik.
• Awal penyakit: tuli konduktif à dapat menjadi tuli campur bila
sudah menyebar ke koklea
Otosklerosis
• Gejala :
• Pendengaran terasa berkurang secara progresif
• Keluhan lain: tinitus dan terkadang vertigo
• Lebih sering bilateral, perempuan lebih banyak dari laki-
laki, antara 11-45 tahun
• Pemeriksaan :
• Membran timpani intak, tuba paten
• Gambaran membran timpani yang kemerahan karena pelebaran
pembuluh darah promontium (Schwartz sign)
• Pasien merasa pendengaran terdengar lebih baik dalam ruangan
bising (Paracusis willisii)
Schwartz sign
=Flemingo’s pink sign
Jawaban Lainnya
• A. Timpanosklerosis (=miringosklerosis): salah karena
khas kasus ini adalah kalsifikasi jaringan di telinga
tengah, bercak keputihan tebal di MT akibat
penumpukan kolagen.
• B. Miringitis bulosa: salah karena di kasus tidak
disebutkan bula di MT.
• C. Otosklerosis: jawaban yang tepat.
• D. Mastoiditis: salah karena kasus ini ditandai demam,
nyeri telinga dan sekret (+), serta tanda radang di
daerah mastoid.
• E. Kolesteatoma: salah karena di kasus tidak ada
riwayat OMSK maupun liang telinga tak tampak massa.
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
189

C. Otosklerosis
C. Kejadian tidak
190 diharapkan

• Terdapat pasien yang dirawat karena


demam berdarah.
• Perawat salah mengatur tetesan cairan infus
sehingga pasien mendapatkan cairan yang
lebih dari seharusnya, akibatnya terjadi
edema paru.

• Termasuk kesalahan apakah yang terjadi ?


NEAR MISS
Adalah tindakan yg dapat mencederai pasien,
tetapi tidak mengakibatkan cedera karena
faktor kebetulan, pencegahan atau mitigasi
ERRORS
VIOLATION Setiap cedera yang lebih disebabkan oleh
manajemen medis drpd akibat penyakitnya

ADVERSE
EVENTS

UNPREVENTABLE

ACCEPTABLE UNFORESEEABLE DISEASE /


RISKS RISKS COMPLICATION
Co. Kasus anafilaktik, dan
di status tidak ada riw
alergi obat
SENTINEL Events
• Peristiwa yang terjadi mengakibatkan
• Death (kematian)
• Permanent harm (catat permanen)
• Severe temporary harm and intervention required to sustain
life (gangguan berat, membutuhkan bantuan hidup)
• Tidak terkait perjalanan penyakit pasien,
• Penyebabnya misalnya seperti:
• Bayi tertukar di rumah sakit
• Instrumen medis tertinggal di tubuh pasien yang dioperasi
• Salah operasi anggota tubuh
• Transfusi hemolitik yang terjadi akibat salah golongan darah
Jawaban Lainnya
• A. Near miss à hampir celaka, misal nyaris tertukar
memberikan obat. Beruntung, perawat
menyadarinya.
• B. Kejadian sentinel à kejadian yang menyebabkan
kematian atau kecacatan permanen
• D. Unforeseeable risk à risiko yang tidak terduga,
misal anafilaktik
• E. Acceptable risk à misal efek samping obat
190 Jadi, kesalahannya

C. Kejadian tidak
diharapkan
191 C. 15/200.000
• Puskesmas ABC melakukan pendataan kasus
Demam Berdarah Dengue mulai tanggal 1
Januari hingga 31 Desember 2015. Jumlah
penduduk tengah tahun di kecamatan
tersebut adalah 200.000 orang.
• Dari jumlah tersebut, ternyata ada penderita
kasus DBD baru sebanyak 15 orang dimana 3
orang di antaranya meninggal dunia. Jumlah
penderita tahun sebelumnya adalah 21 orang.
• Berapa insiden Demam Berdarah Dengue di
kurun waktu tersebut?
192 A. Acceptance
• Tn. Bijak terdiagnosis kanker buli. Setelah melalui
sekian pemeriksaan diputuskan untuk
menjadwalkan kemoterapi. Pasien merupakan
perokok berat
• “Jika memang ini ketentuan Tuhan, saya hanya
bisa berserah diri dan berusaha semampu saya
dokter. Saya mohon dokter juga berusaha sekuat
yang dokter bisa untuk membantu saya. Saya
akan berusaha maksimal untuk berhenti
merkokok”

• Di tahap manakah Tn. Bijak sekarang?


5 Stages of Grief
• Denial à menyangkal terhadap kondisi penyakit
• Anger à marah/emosi, melampiaskan kemarahan
kepada orang lain atau kepada diri sendiri, “…
kenapa harus saya, Tuhan?”
• Bargaining à pasien mau melakukan apa saja
untuk sembuh à masih berupaya sembuh
• Depression à MLM turun (mood lelah minat)
• Acceptance à fase penerimaan pada pasien
Jadi, fase pasien ini adalah…

192 A. Acceptance
193 E. Implied Consent

• Tn. Zainal, 36 tahun datang ke IGD dengan


keluhan luka robek setelah mengalami
tabrakan. Dokter IGD kemudian meminta ijin
untuk memeriksa pernafasan pasien. Pasien
langsung berbaring dan membuka bajunya
untuk memperlihatkan dadanya

• Hal tersebut termasuk dalam ?


• Expressed consent: persetujuan secara lisan dan
tertulis
• Implied consent: persetujuan dari
gerakan/komunikasi non verbal
• Informed consent: persetujuan setelah diberi
informsi secara lengkap
• Refusal consent: penolakan, informed refusal:
penolakan setelah dijelaskan
Jadi jawaban yang tepat adalah…

192 E. Implied consent


194 C. 12/80

• Jumlah penduduk tengah tahun di


kecamatan tersebut 200.000 orang.
• terdapat 80 kasus penyakit DBD dan 200
kasus Demam Dengue saja. Dari 80 kasus
DBD, terdapat 32 orang yang mengalami
perburukan hingga syok dan akhirnya 12
orang meninggal dunia. Berapa case fatality
rate DBD pada kasus ini?
Case Fatality Rate
Jadi, CFR nya adalah …

194 C. 12/80
C. Membuat program
195 tambahan
• Jumlah kader 5 orang, penimbangan
10x/tahun
• Cakupan KIA, KB, Imunisasi, dana sehat
berturut-turut 75%, 70%,85%, dan 45%.
• Tahun ini posyandu ini akan ditingkatkan
statusnya menjadi purnama.

• Apakah upaya yang harus dilakukan


posyandu tersebut ?
POSYANDU
Program wajib KB, KIA, Gizi Imunisasi, penanggulangan diare

Program
Kader Posyandu, Cakupan
Jenis Tambahan dan
Penyelenggaraan Program Wajib
Dana Sehat

Pratama (Merah) <5


<50% Tidak ada
Madya (Kuning)
≥5, terselenggara
Purnama (Hijau) Ada, <50%
>8 kali/tahun >50%
Mandiri (Biru) Ada, >50%
195 Jadi, yang harus dilakukan
adalah…
C. Membuat program
tambahan
B. Pemberantasan Sarang
196 Nyamuk (PSN) + Fogging Focus

• Dalam 1 minggu terakhir ada penderita DBD


lain yang tinggal bersebelahan dengan rumah
pasien
• House index 6,5% dari total rumah/bangunan
yng diperiksa pada radius 100 meter dari lokasi.
• Status KLB belum dinyatakan oleh Dinkes
setempat.

• Tindakan yang tepat dilakukan oleh Puskemas


?
Pengendalian Vektor Dengue
• PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dilakukan
dengan metode 3 M
• MENGURAS
• MENUTUP
• MENGUBUR
• Fogging bila terdapat laporan kasus dan hasil
Penyelidikan Epidemiologis (PE) menemukan data
• Ditemukan penderita ≥1 DBD lainnya atau ≥3 penderita
demam tanpa sebab
DAN
• Ditemukan jentik nyamuk ≥ 5% (Angka bebas nyamuk
<95%) pada radius 100 m dari lokasi rumah penderita.
• Fogging Fokus
• Dilaksanakan 2 putaran, interval 1 minggu, radius 200
meter

• Fogging Massal
• Serentak, menyeluruh, pada saat KLB, selama 2 putaran,
interval 1 minggu.

• Apabila syarat kriteria fogging fokus belum


terpenuhi, maka dilakukan PSN, larvasidasi
(pemberian abate), dan penyuluhan

Sumber : dinkes.pakpakbharatkab.go.id
196 Jadi, tindakannya adalah…

B. Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) + Fogging Focus
197 D. Intoksikasi CO
• Mayat di gudang
• Mesin generator tampak menyala (ruang
tertutup dengan adanya gas buangan)
• Ditemukan livor mortis di belakang kepala,
punggung, dan belakang paha berwarna merah
cerah.
• Rigor mortis ditemukan menetap di seluruh
tubuh.

• Apa kemungkinan penyebab kematian pada


kasus tersebut ?
Toksikologi Forensik
à Keracunan Karbon Monoksida (CO)
• Keracunan CO à Pada kasus keracunan CO, lebam
jenazah berwarna merah terang (cherry red)
disebabkan oleh kadar oskihemoglobin dan CO-Hb
yang tinggi
• Sumber gas CO adalah hasil pembakaran tidak
sempurna dari karbon
• Api/kebakaran
• Mesin berbahan bakar bensin
• Gas arang
• Alat pemanas air berbahan gas
Pemeriksaan Dugaan Keracunan
Karbon Monoksida
• Uji dilusi alkali à pemeriksaan kualitatif COHb
• Lebam mayat berwarna merah muda terang
(cherry pink colour), yang tampak jelas bila kadar
CO dalam darah mencapai 30% atau lebih
• Jaringan otot dan visera berwarna merah terang
(karena CO berikatan dengan hemoglobin)
• Kadang dapat ditemukan tanda asfiksia dan
hiperemia visera, pada otak besarà ptekiae pada
substansia alba (bila korban bertahan hidup lebih
dari 30 menit)
Sumber: Ilmu Kedokteran Forensik, FKUI
WAJIB DIBEDAKAN
• Lebam merah terang (cherry red) dapat dijumpai
pada intoksikasi CO maupun intoksikasi CN (sianida).
• Namun, pada intoksikasi sianida :
- Khas ditemukan bau amandel/bitter almond, jika dada
mayat ditekan sehingga keluar gas
- Penampang otot dan visera umumnya tidak merah terang
- Lebam bisa berupa merah terang maupun merah livid
- Umumnya akibat bunuh diri/pembunuhan. Tetapi,
mungkin pula terjadi akibat kecelakaan di laboratorium,
pada penyemprotan (fumigasi) dalam pertanian, dan
penyemprotan di gudang-gudang perkapalan.
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK FKUI
Jawaban Lainnya
• A. Intoksikasi metil alkohol (metanol) à paling
sering menyebabkan kebutaan akibat atrofi nervus
optikus. Pada pemeriksaan mayat tidak ada yang
khas, hanya dijumpai bau metanol dan tanda
asfiksia.
• B. Intoksikasi nitrat
• C. Intoksikasi organofosfat
• E. Intoksikasi sianida
• à tidak selalu cherry red. Yang khas adalah bau
amandel/bitter almond
197 Jadi, penyebabnya adalah…
D. Intoksikasi karbon
monoksida
198 C. Infantisida

• Mayat bayi, BB 2800 gram, PB 48 cm, plasenta


masih melekat, lanugo (+), panjang kuku jari
melebihi panjang jari tangan dan kaki
• Memar pada daerah bibir dan wajah, ujung
kuku kebiruan.
• Paru menutupi rongga dada, teraba seperti
spons dan gambaran mengkilap mozaik.

• Kematian bayi dalam kasus ini tergolong


sebagai?
Penilaian Mayat Bayi
• Bila ditemukan mayat bayi, maka harus dicari tahu
penyebab bayi itu mati:
• Aborsi?
• Infanticide?
• Pembunuhan?
• Pada kasus aborsi, bayi belum sempat dilahirkan. Pada
kasus infanticide, bayi langsung dibunuh setelah
dilahirkan. Pada kasus pembunuhan, bayi sempat
dirawat terlebih dahulu sebelum dibunuh.

3/27/18
Sumber : Buku Ilmu Kedokteran Forensik FKUI
Menentukan Penyebab Kematian Bayi
Apakah bayi sudah matur? (Kalau
belum matur, bisa karena aborsi,
tapi bisa juga karena lahir prematur)
– Bayi matur memiliki PB > 45cm, BB
2500-3500 g, dan LK > 34 cm
– Testis dua-duanya sudah turun (laki- Bayi matur
laki) atau labia mayora sudah
menutupi labia minora (perempuan)
– Panjang kuku melebihi panjang jari

Sumber : Ilmu Kedokteran Forensik FKUI


Menentukan Penyebab Kematian Bayi
• Apakah paru sudah mengembang? Kalau paru
sudah mengembang, berarti sudah terjadi
pernapasan, berarti bayi sudah sempat lahir
(bukan aborsi, tapi infanticide atau
pembunuhan)
• Paru memenuhi rongga dada
Bayi sudah
• Gambaran mozaik (seperti marmer) karena
adanya berbagai tingkatan aerasi
sempat
• Tepi paru-paru tumpul lahir
• Ada krepitasi (seperti spons)
• Tes apung paru (+)

• Adakah tanda-tanda perawatan? Kalau ada


perawatan, berarti sudah ada kasih sayang ibu, Belum ada
sehingga digolongkan ke pembunuhan biasa,
bukan infanticide. Kalau belum ada perawatan,
akan ditemukan: perawatanà
• Plasenta masih melekat dengan tali pusat dan
berhubungan dengan umbilkus infanticide
• Masih ada lanugo
Pembunuhan anak sendiri
(INFANTISIDA)
• Ibu kandung yang membunuh anak sendiri tidak lama/pada
saat dilahirkan. Motif adalah "takut ketahuan bahwa ia
melahirkan seorang anak"
• Perhatikan bahwa untuk memenuhi kriteria infantisida,
bayi harus:
• Viabel, artinya usia gestasi >28 minggu, BB >1000 gram,
lingkar kepala >32 cm, panjang tumit-kepala >35 cm, tidak
ada cacat bawaan berat
• Lahir hidup (dada mengembang, konsistensi paru seperti
spons, permukaan paru seperti marmer (mengkilap seperti
mozaik), uji apung paru positif)
• Tanpa adanya tanda perawatan, yakni plasenta masih ada,
tali pusat belum dipotong, verniks kaseosa masih ada, tanpa
adanya makanan/susu, tidak ada pakaian yang dikenakan
Kriteria PAS
• Pelaku harus ibu kandung
• Korban harus anak kandung
• Pembunuhan harus dilakukan pada saat kelahiran atau tidak
lama setelahnya
• Motifnya karena psikis (takut ketahuan)

Jika tidak memenuhi kriteria di atas, termasuk dalam


pembunuhan umum (KUHP pasal 338 à tanpa
rencana atau pasal 340 à dengan rencana)
Lainnya
• Jika tanpa tanda lahir hidup, digolongkan sebagai
mati dalam kandungan
• Jika sudah ada tanda perawatan, maka digolongkan
sebagai pembunuhan biasa (hukuman lebih berat)
Jawaban Lainnya
• A. Pembunuhan biasa à bayi sempat bernapas,
ada tanda perawatan
• B. Still birth à mati di dalam rahim (lahir mati)
• D. Abortus provokatus kriminalis
• E. Pembekapan
198 Jadi, jenisnya adalah…

C. Infantisida
199 D. Arborescent Mark

• Meninggal di tengah lapangan di tengah


hujan dengan pakaian terbakar dan robek-
robek.
• Pada pemeriksaan luar ditemukan bercak
kebiruan seperti cabang batang pohon di
sekitar area dada.

• Apakah nama tanda tersebut?


Luka akibat petir
• Khas :
- Pakaian compang
camping terbakar
- Aboresent mark
(kemerahan kulit seperti
cabang pohon)
- Metalisasi (perpindahan
partikel metal yang
dipakai ke dalam kulit)
- Magnetisasi (partikel
metal yang dipakai
korban menjadi magnet)
Jawaban Lainnya
• A. Rigor Mortis à kaku mayat
• B. Livor Mortis à lebam mayat
• C. Cadaveric spasme à kaku mayat segera, misal
kaku pada jari-jari segera setelah bunuh diri dengan
pistol
• E. Metalisasi
199 Jadi, tandanya adalah…

D. Arborescent Mark
C. Mengumpulkan data
200 postmortem

• Terjadi bencana alam yang melanda Kota


PQR 6 jam yang lalu.
• Tim identifikasi telah tiba dan
mengamankan lokasi serta membuat
dokumentasi lokasi kejadian.

• Langkah yang harus dilakukan selanjutnya


adalah?
Disaster Victim Identification (DVI)
Prosedur identifikasi yang dilakukan terhadap korban kematian akibat bencana massal
Tahapan
1. The scene of incidents atau tempat kejadian peristiwa (TKP).
Dilakukan pembatasan area dengan menggunakan batas polisi sehingga area TKP tidak
rusak serta dapat dilakukan pengumpulan korban, labeling dan dokumentasi untuk
kepentingan identifikasi.
2. Collecting post mortem data
Terdiri dari pemeriksaan medik - antropologi, pengambilan foto, pengambilan sidik jari,
pemeriksaan rontgen, pemeriksaan odontology forensik, sampling untuk pemeriksaan
DNA dan mencegah perubahan post mortem
3. Collecting ante mortem data
Dilakukan dengan menanyakan pada keluarga à dibuat analisis à dibuat resume
4. Comparing am-pm data (rekonsiliasi)
Data post mortem dan ante mortem yang telah didapatkan dibandingkan dan
dicocokkan. Kecocokan semakin banyak à identitas korban semakin mudah diketahui
5. Returning to the family
Korban telah teridentifikasi à rekonstruksi hingga didapatkan kondisi/kosmetik terbaik
untuk kemudian dikembalikan pada keluarganya.
ANALISIS
• Dalam kasus ini, tim sudah mengamankan lokasi
dan dokumentasi lokasi kejadian
• Maka selanjutnya adalah mengumpulkan data post
mortem
200 Jadi, tindakan selanjutnya adalah…

C. Mengumpulkan data
postmortem

You might also like