You are on page 1of 36

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angka kematian balita dan anak menjadi indikator pertama dalam menentukan
derajat kesehatan anak karena merupakan cerminan dari status kesehatan anak saat
ini. (Pramudiarja, 2011)

Diare adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak
seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa peningkatan volume, keenceran dan
frekuensi, dengan atau tanpa lendir darah lebih dari 3 kali/hari dan pada neonatus
lebih dari 4 kali/hari. Penyebab utama kematian karena diare adalah dehidrasi. Angka
kejadian dan kematian diare pada anak-anak di negara berkembang masih tinggi
terutama pada anak yang mendapat susu formula. Pemberian susu formula dengan
botol yang tidak sesuai prosedur meningkatkan risiko diare karena kuman dan
moniliasis mulut yang meningkat, sebagai akibat dari pengadaan air dan sterilisasi
yang kurang baik (Irawati, 2013).

Diare di Indonesia merupakan salah satu masalah utama kesehatan. Pada


tahun 2003 angka kematian akibat diare pada anak-anak dan balita di bawah 5 tahun
mencapai 1,87 juta. Delapan dari 10 kematian ini terjadi dalam dua tahun
pertama kehidupan.Rata-rata, anak-anak usia di bawah 3 tahun pada negara
berkembang mengalami tiga episode diare setiap tahun.Berdasarkan data yang
disajikan SDKI 2012 dari 16.380 anak yang disurvei sebanyak 14% balita mengalami
penyakit diare. Data dari profil kesehatan di Indonesia pada tahun 2000-2010 terlihat
kenaikan insiden diare. Pada tahun 2000 IR (Insidence Rate) penyakit diare 301 per
1000 penduduk tahun 2006 naik menjadi 423 per 1000 penduduk dan tahun 2010
menjadi 411 per 1000 penduduk (Depkes RI, 2009).

Dampak negatif penyakit diare pada anak-anak antara lain menghambat proses
tumbuh kembang anak yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas hidup anak.

1
Penyakit diare di masyarakat (Indonesia) lebih dikenal dengan istilah “muntaber”.
Penyakit ini mempunyai konotasi yang mengerikan serta menimbulkan kecemasan
dan kepanikan warga masyarakat karena bila tidak segera diobati, dalam waktu
singkat penderita akan meninggal (Nelson, 2009).

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk membuat makalah


tentang asuhan keperawatan keluarga dengan diare pada anak.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian tentang keluarga ?
1.3 Tujuan
Sebagai pengetahuan Untuk mengetahui bagaimana keperawatan keluarga
dengan klien diare pada anak.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Penulis
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan, serta
mengaktualisasikan pada proses menjadi perawat professional yang mematuhi kode
etik dan nilai yang dapat berpengaruh pada perilaku pasien sehingga dapat
mempercepat kesembuhan.

1.4.2 Bagi Perawat


Diharapkan perawat dapat mengetahui bagaimana asuhan keperawatan
keluarga dengan diare pada anak yang benar karena berhubungan dengan proses
penyembuhan maka harus dilakukan tindakan yang tepat untuk masalah klien.

1.4.3 Bagi Pasien dan Keluarga

Diharapkan pasien dan keluarga dapat mengetahui kebutuhan dan masalah


yang dihadapi klien.

1.4.4 Bagi Dunia Pendidikan

2
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan, serta mampu
mengetahui tentang asuhan keperawatan keluarga dengan diare pada anak.

1.4.5 Bagi Penulis Selanjutnya

Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan, serta dapat dijadikan


media pembanding serta referensi dalam penulisan karya tulis ilmiah selanjutnya.

3
BAB 2
KONSEP TEORI

2.1 Definisi

Diare merupakan pasase feses yang encer dalam jumlah besar, juga terjadi
pada banyak gangguan, termasuk infeksi bakteri dan virus, penyakit radang usus,
gastroenteritis, sindrom malabsorpsi, dan alergi makanan. Diare dapat menyebabkan
asidosis metabolik disertai penurunan pH dan HCO3- (Speer, 2007).

Menurut (Ngastiyah, 2005) diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih
dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak; konsistensi feses encer, dapat
berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja.

2.2 Etiologi
Menurut (Ngastiyah, 2005) etiologi diare meliputi sebagai berikut :
1. Faktor infeksi
a. Infeksi eenteral; infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi enteral sebagai berikut:
 Infeksi bakteri: vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,
Yersinia, Aeromonas, dan sebgainya.
 Infeksi virus: Enterovirus (virus ECHO, Coxcasikie, Poliomyelitis)
Adeno-virus, Rotavirus, Astrovirus, dan lain-lain.
 Infeksi parasit: cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris, Strongyoides);
protozoa (Entamoeba hystolitica, Giardia lamblia, Trichomonas
hominis); jamur (Candida Albicans).
b. Infeksi parenteral ialah infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti: otitis
media akut (OMA), tonsilitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis,
dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur
dibawah 2 tahun.

4
2. Faktor malabsorbsi
 Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi laktosa, maltosadan
sukrosa); monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).
Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering (intoleransi laktosa ).
 Malabsorbsi lemak
 Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan, makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak
yang lebih besar).

2.3 Manifestasi Klinis


Menurut (Betz & Sowden, 2009), tanda dan gejala dapat meliputi :
1. Konsistensi feses cair (diare) dan frenkuensi defekasi meningkat
2. Muntah (umumnya tidak lama)
3. Demam (mungkin ada atau tidak)
4. Kram abdomen, tenesmus
5. Membran mukosa kering
6. Fontanel cekung (bayi)
7. Berat padan turun
8. Malaise
2.4 Patofisiologi
Diare disebabkan oleh berbagai faktor yaitu faktor infeksi, malabsorbsi
karbohidrat, lemak, protein, makanan, dan juga faktor psikologi. Dari masing-masing
faktor tersebut dapat menyebabkan berbagai gangguan fungsi metabolism di usus
seperti frekuensi BAB meningkat dan distensi abdomen. Meningkatnya frekuensi
BAB mengakibatkan seseorang akan kehilangan nutrisi, cairan dan elektrolit
berlebihan serta gangguan integritas kulit. Sedangkan pada distensi abdomen, dapat

5
mengakibatkan mual dan muntah kemudian nafsu makan akan menurun sehingga
terjadi penurunan berat badan pada anak.

2.5 Pathway

Faktor infeksi F. malabsorsi Faktor makanan Faktor


KH, lemak, protein Psikologi

Masuk & Meningkatkan Toksin tak Ansietas


berkembang tekanan osmotik dapat diserap
dalam usus

Pergeseran air &


Hipersekresi & elektrolit ke rongga Hiperperistaltik
elektrolit usus

kesempatan usus
DIARE menyerap makanan

Frekuensi BAB Distensi abdomen

Mual & muntah


Kehilangan Kehilangan cairan Gangguan
nutrisi & elektrolit integritas kulit
berlebihan berlebihan Nafsu makan

Gangguan
BB
nutrisi kurang Gangguan Aspirasi
dari kebutuhan keseimbangan metabolisme
cairan & Gangguan
elektrolit pertumbuhan
Sesak

Resiko
hipovolemi syok Gangguan
pertukaran gas

6
2.6 Penatalaksanaan
Medis

Dasar pengobatan diare adalah :

1. Pemberian cairan; jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya


2. Dietetik (cara pemberian makanan)
3. Obat-obatan

Cara memberikan cairan dalam terapi dehidrasi


a. Belum ada dehidrasi
Per oral sebanyak anak mau minum (ad libitum) atau 1 gelas tiap
defekasi.
b. Dehidrasi ringan
1 jam pertama : 25-50 ml/kg BB per oral (intragastrik)
Selanjutnya 125 ml/kg BB hari ad libitum
c. Dehidrasi sedang
1 jam pertama : 50-100 ml/kg BB per oral/intragastrik (sonde)
Selanjutnya : 125 ml/kg BB/hari ad libitum
d. Dehidrasi berat
Untuk anak umur 1 thn – 2 thn berat badan 3 -10 kg
1 jam pertama :
40 ml/kg BB/jam= 10 tetes/kg BB/menit (set infus berukuran 1 ml=15
tetes) atau 13 tetes /kg BB/menit (set infus 1 ml=20 menit)
7 jam berikutnya :
12 ml/kg BB/jam = 3 tetes/kg BB/menit (set infus 1 ml= 15 tetes ) atau 4
tetes /kg BB/menit (set infus 1 ml= 20 tetes)
16 jam berikutnya :
125 ml/kg BB oralit per oral atau intragastri. Bila anak tidak mau
minum, teruskan DG aa intravena 2 tetes/kg BB/menit (set infus 1
ml=15 tetes) atau 3 tetes kg/BB/menit (set infus 1 ml=20 menit)

Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
1 jam pertama :
30 ml/kg BB/jam atau 8 tetes/kg BB/menit (1 ml = 15 tetes) atau 4 tetes/
kg BBmenit ( 1 ml =20 tetes).
7 jam berikutnya :
10 ml/kg BB/jam atau 3 tetes/kg BB/menit (1 ml = 15 tetes) atau 4 tetes/
kg BB/menit (1 ml= 20 tetes)
16 jam berikutnya :
125 ml/kg BB oralit per oral atau intragastrik. Bila anak tidak mau
minum dapat diteruskan dengan DG aa intravena 2 tetes/kg BB/menit (1
ml= 15 tetes) atau 3 tetes /kg BB/ menit (1 ml= 20 tetes)

7
Untuk anak lebih 5-10 thn dengan 15-25 kg
1 jam pertama :
20 ml/kg BB/jam atau 5 tetes/ kg BB/menit (1 ml = 15 tetes) atau tetes/
kg BB/menit (1 ml = 20 tetes)

Lanjutan

7 jam berikut :
10 ml/kg BB/ jam atau 21/2 tetes/ kg BB/ mnt (1ml = 15 tetes) atau 3 tetes/ kg
BB/ mnt (1 ml = 20 tetes)
16 jam :
105 ml/ kg BB oralit peroral atau bila anak tidak mau minum dapat diberikan
DG aa intavema 1 tetes/ kg BB/ menit (1 ml = 15 tetes) atau 11/2 tetes/ kg BB/
menit (set 1 ml = 20 tetes).
Untuk bayi baru lahir (neonatus) dengan berat badan 2- 3 kg
Kebutuhan cairan :
125 ml + 100 ml+ 25 ml = 250 ml/kg BB/ 24 jam.
Jenis cairan :
Cairan 4: 1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 11/2%).
Kecepatan :
4 jam pertama: 25 ml/ kg BB/ jam atau 6 tetes/kg BB/ menit (1 ml = 15 tetes) 8
tetes/ kg BB/ menit (1 ml = 20 tetes).
20 jam berikutnya:150 ml/ kg BB/ 20 jam atau 2 tetes/ kg BB/ menit (1 ml= 15
tetes) atau 21/2 tetes/ kg BB/ menit (1 ml = 20 tetes).
Untuk bayi berat badan lahir rendah, dengan berat badan kurang dari 2 kg
Kebutuhan cairan:
250 ml/ kg BB/ 24 jam.
Jenis cairan:
Cairan 4: 1 (4 bagian glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 11/2
Kecepatan cairan:
Sama dengan pada bayi baru lahir.
Cairan untuk pasien MEP sedang dan berat dengan diare dehidrasi berat.
Misalnya untuk anak umur 1 bulan- 2 tahun dengan berat badan 3- 10 kg.
Jenis cairan: DG aa.
Jumlah cairan: 259 ml/ kg BB/ 24 jam (lihat tabel 3-3).
Kecepatan: 4 jam pertama: 60 ml/ kg BB/ jam atau 15 ml/ kg BB/ jam atau = 4
tetes/ kg BB/ menit (1 ml = 15 tetes) atau 5 tetes/ kg BB/ menit (1 ml = 20
tetes).
20 jam berikutnya: 190 ml/ kg BB/ 20 jam atau 10 ml/ kg BB/ jam atau 21/2
tetes/ kg BB/ menit (1 ml = 15 tetes) atau 3 tetes/kg BB/ menit (1 ml = 20 tetes).

8
Pemberian cairan. Pemberian cairan pada pasien diare dengan memperhatikan
derajat dehidrasinya dan keadaan umum.

Cairan per oral. Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan
per oral berupa cairann yang berisikan NaCl dan NaHCO3, KCl, dari glukosa. Untuk
diare akut dan kolera pada anak di atas umur 6 bukan kada natrium 90 mEq/L. Pada
anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan/ sedang kadar Natrium 50- 60
mEq/L. Formula lengkap sering di sebut oralir. Cairan sederhana yang dapat dibuat
sendiri (formula tidak lengkap) hanya mengandung garam dan gula (NaCl dan
sukrosa), atau air tajin yang diberi garam dan gula, untuk pengobatan sementara di
rumah sebelum dibawa berobat ke rumah sakit/ pelayanan kesehatan untuk mencegah
dehidrasi lebih jauh.

Cairan Parenteral, sebenar nya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai
dengan kebutuhan pasien misalnya untuk bayi atau pasien yang MEP. Tetapi
kesemuanya itu bergantung tersedianya cairan setempat. Pada umum nyacairan
Ringer Laktat(RL). Selalu tersedia di fasilitas kesehatan di mana saja. Mengenai
pemberian cairan seberapa banyak yang diberikan bergantung dari berat/ringannya
dehidrasi, yang diperhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan
berat badannya.

Pemberian cairan pasien MEP tipe marasmik. Kwashiorkor dengan diare dehidrasi
berat, misalnya dengan berat badan 3-10 kg, umur 1 bl-2 tahun, jumlah cairan 200
ml/kg BB/24 jam. Kecepatan tetesan empat jam pertama idem pada pasien MEP.
Jenis cairan DG aa. 20 jam berikutnya: 150 ml/kg BB/20 jam atau 7 ml/kg BB atau
jam 1 3/4 tetes/kg BB/menit (1 ml=15 menit) atau 2 ½ tetes /kg BB/ menit (1 ml =20
tetes) selain pemberian cairan pada pasien-pasien yang telah disebutkan, masih ada
ketentuan pemberian cairan pada pasien lainnya misalnya pasien bronkopneumonia
dengan diare atau pasien dengan kelainan jantung bawaan yang memerlukan jenis
cairan yang berbeda dan kecepatan pemberiannya yang berlainan pula. Bila kebetulan

9
menjumpai pasien-pasien tersebut sebelum memasang infuse hendakny amenanyakan
dahulu kepada dokter.

Pengobatan dietetic. Untuk anak dibawah satu tahun dan anak di atas satu tahun
dengan berat badan kurang dari 7 kg jenis makanan:

 Susu (ASI dan atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam
lemak yang tidak jenuh, misalnya LLM , Almiron atau sejenis lainnya)
 Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasitim), bila anak
tidak mau minum susu karena di rumah tidak biasa.
 Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu
yang tidak mengandung laktosa atau asam lemak yang berantai sedang atau
tidak jenuh.
Cara memberikannya : Hari 1, setelah rehidrasi segera diberikan makanan peroral.
Bila diberi ASI/ susu formula tetapi diare masih sering, supaya diberikan oralit
selang-seling dengan ASI, misalnya 2 kali ASI / susu formula khusus, 1 kali oralit.
Harike 2 sampai ke-4, ASI / susu formula rendah laktosa penuh. Hari ke-5, bila tidak
ada kelainan pasien dipulangkan. Kembali susu atau makanan biasa, disesuaikan
dengan umur bayi dan berat badannya (Ngastiyah, 2005).

2.7 Pemeriksaan Penunjang


1. Darah samar feses - untuk memeriksa adanya darah (lebih sering pada
gastroenteritis yang berasal dari bakteri)
2. Evaluasi volume, warna, konsistensi, adanya mukus atau pus pada feses
3. Hitung darah lengkap dengan diferensial
4. Uji antigen immunoassay enzim-untuk memastikan adanya rotavirus
5. Kultur feses (jika anak dirawat di rumah sakit, pus dalam feses, atau diare yang
berkepanjangan)-untuk menentukan patogen
6. Evaluasi feses terhadap telur cacing dan parasit
7. Aspirasi duodenum (jika diduga G. Lamblia)

10
8. Urinalisis dan kultur (berat jenis bertambah karena dehidrasi; organisme Shigella
keluar melalui urine) (Betz & Sowden, 2009).

2.8 Komplikasi
1. Dehidrasi (ringan sedang, berat, hiponik, isotonik, atau hipertonik)
2. Renjatahan hipovalemik
3. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, brodikardia,
perubahan elektrokardiaogram)
4. Hipoglikemia
5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim
laktase
6. Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik
7. Malnutrisi energi protein, (akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik)
(Ngastiyah, 2005).

11
BAB 3
CONTOH KASUS

Tn. S berumur 35 tahun suku Jawa mempunyai istri bernama Ny. F dan anak
laki-laki An. A. Tn. S tinggal di Dsn. Plosogeneng RT 9 RW 1 Kab. Lamongan.
Keluarga Tn.S adalah keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dan anak yang masih
menjadi tanggungannya dan tinggal satu rumah, terpisah dari sanak keluarga lainnya.
Status ekonomi keluarga Tn.S yaitu menengah kebawah dilihat dari keadaan
dinding rumah terbuat dari tembok dan lantai beralaskan keramik. Pendidikan Tn.S
hanya sampai SMA saja, kini Tn.S bekerja sebagai pedagang. Setiap hari Tn.S
bekerja dari pagi sampai sore, penghasilan Tn.S kurang lebih Rp.1.000.000,-.
Keluarga Tn.S beragama Islam. Masing-masing anggota keluarga beribadah sesuai
keyakinan. Anggota keluarga taat beribadah dan menjalankan perintah Tuhan YME.
Dua hari terakhir ini anak Tn. S mengeluh perutnya sakit, BABnya cair
berwarna kuning dan berlendir lebih dari 4x sehari. An. A juga bolak balik BAK
senyak 5-7x sehari. Kondisinya lemas, nafsu makan serta berat badan menurun.
Keluarga kurang mengetahui tentang pengertian diare, tanda dan gejala, penyebab,
dan cara penularan diare. Keluarga menganggap penyakit diare merupakan penyakit
yang sering diderita oleh anak-anak. Keluarga kurang mengetahui tentang cara
pemberian gizi untuk An. A. saat An. A susah makan. Ny. F juga masih tidak telaten
dalam memberikan gizi pada An. A.

12
BAB 4
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1.1 Pengkajian
A. Data Umum
1. Nama KK : Tn. S
2. Usia : 35 tahun
3. Alamat : Dsn. Plosogeneng RT 9 RW 1 Kab. Lamongan
4. Pekerjaan : Wiraswasta
5. Pendidikan : SMA
6. Genogram

Tn. K Tn. R Ny. N


Ny. U
65 th 61 th 58 th
60 th

Tn. M Ny. L Tn. S Tn. P Sdr. Z


Ny. B Ny. F
41 th 37 th 35 th 37 th 24 th
35 th 30 th

An. A
10 th

Keterangan :

: Laki-laki : Tinggal serumah

: Perempuan

: Klien

13
7. Tipe Keluarga
Keluarga Tn.S adalah keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dan anak yang masih
menjadi tanggungannya dan tinggal satu rumah, terpisah dari sanak keluarga
lainnya.
8. Suku bangsa
Keluarga Tn.S bersuku bangsa jawa,Indonesia
9. Agama
Keluarga Tn.S beragama Islam. Masing-masing anggota keluarga beribadah sesuai
keyakinan. Anggota keluarga taat beribadah dan menjalankan perintah Tuhan
YME.
10. Status Sosial dan Ekonomi
Status ekonomi keluarga Tn.S yaitu menengah kebawah dilihat dari keadaan
dinding rumah terbuat dari tembok dan lantai beralaskan keramik. Pendidikan
Tn.S hanya sampai SMA saja, kini Tn.S bekerja sebagai pedagang. Setiap hari
Tn.S bekerja dari pagi sampai sore, penghasilan Tn.S kurang lebih Rp.1.000.000,-.
11. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga biasanya menonton TV bersama sambil cerita atau ngobrol antara
anggota keluarga. Bila ada waktu libur keluarga mengadakan rekreasi bersama di
taman kota.
12. Latar belakang budaya dan kebiasaan
12.1 Pola makan
Keluarga Tn. S makan 3 kali sehari. Pengadaan makanan setiap hari kadang
bergizi seimbang tetapi kadang seadanya. Hal ini tergantung dari ada tidaknya
rejeki keluarga Tn.S. Ny. F mengatakan keluarga tidak pernah makan di ruang
makan karena keluarga Tn.S tidak mempunyai ruang makan. Ny. F
mengatakan An. A susah makan, BB awal An.A 24 kg mengalami penurunan
menjadi 21,5 kg.
12.2 Pengobatan tradisonal
Keluarga Tn. S mengatakan tidak pernah mengkonsumsi jamu.
12.3 Kebiasaan Merokok

14
Ny.F mengatakan bahwa Tn.S pernah mempunyai kebiasaan merokok, namun
sekarang sudah tidak merokok lagi.
B. Riwayat Tahapan Perkembangan Keluarga
1. Tahap Perkembangan Keluarga
1.1 Tahap perkembangan keluarga saat ini
Pada saat pengkajian keluarga Tn.S mempunyai 1 anak laki-laki. Tahap
perkembangan keluarga, Tn. S saat ini berada dalam tahap perkembangan
keluarga dengan anak sekolah.
1.2 Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah menyiapkan anggota
keluarga baru (bayi dalam keluarga), membagi waktu untuk individu,
pasangan dan keluarga. Semua tugas perkembangan dalam keluarga sudah
terpenuhi.
2. Riwayat keluarga inti
Dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit menular, menahun dan menurun.
3. Riwayat keluarga sebelumnya
Dari keluarga Tn.S dan Ny.F tidak ada yang pernah menderita penyakit menular,
menahun dan menurun.
C. Lingkungan
1. Keadaan Rumah
Lantai berupa keramik. Ruang tamu memiliki jendela sesuai terbuka terdapat
ventilasi diatas jendela. Cahaya matahari dapat diterima dengan baik, ventilasi
baik, dapur terletak disebelah kamar mandi, lingkungan sekitar rumah masih
berupa tanah.
2. Sistem pembangunan sampah
Dalam keluarga Tn.S sampah keluarga di tampung di kubangan tanah yang
dibuat dibelakang rumah jarak dari rumah 2 m. Jika sampah sudah banyak baru
dibakar.
3. Sistem Drainase Air

15
Keluarga Tn.S menggunakan air sumur untuk keperluan sehari-hari seperti mandi
mencuci baju, mencuci piring.
4. Penggunaan Jamban
Jenis jamban yang digunakan keluarga adalah leher angsa. Keadaan lantai kamar
mandi masih plesteran sedikit kotor dan tidak licin, kamar mandi dilengkapi
dengan lampu listrik.
5. Kondisi Air
Kondisi air yang digunakan bersih. Untuk minum keluarga Tn. S mengkonsumsi
air isi ulang.
6. Pengetahuan Keluarga Mengenal Masalah Kesehatan yang berkaitan dengan
lingkungan.
Keluarga mengaggap kesehatan sangat penting sehingga harus tetap menjaga
kebersihan, apabila anggota keluarganya ada yang sakit akan segera berobat ke
klinik terdekat.
7. Mobilitas geografis Keluarga
Sejak Tn. S menikah dengan Ny. F, keluarga Tn.S tinggal di Dsn. Plosogeneng
RT 9 RW 1 Kab. Lamongan
8. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Setiap hari, baik siang, sore atau malam klien dan keluarga selalu meluangkan
waktu untuk berkumpul. Keluarga juga berinteraksi baik dengan masyarakat
D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi Keluarga
Bahasa komunikasi yang digunakan dalam keluarga dan dengan masyarakat
adalah bahasa Jawa. Komunikasi antar keluarga lebih sering mulai sore hari
setelah Tn.S pulang kerja. Dan malam hari saat menonton TV bersama.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Keluarga Tn. S memberi contoh yang baik untuk anaknya. Kekuatan keluarga
berada pada Tn. S. Jika ada masalah dalam keluarga, Tn.S selalu
menyelesaikannya sendiri dengan Ny.F.
3. Struktur Peran ( Formal dan Informal)

16
1) Tn.S :
a. Peran Formal : Menjadi anggota masyarakat dan perkumpulan bapak-
bapak di lingkungan tempat tinggalnya.
b. Peran Informal : Menjadi kepala keluarga, ayah, anak, suami.
2) Ny.F :
a. Peran Formal : Masih aktif sebagai anggota masyarakat dan perkumpulan
ibu-ibu di lingkungan tempat tinggal.
b. Peran Informal : Menjadi ibu rumah tangga, istri, menantu.
3) An.A :
a. Peran Formal : Menjadi siswa di sekolah
b. Peran Informal : Menjadi anak, cucu.
4. Nilai dan Norma Keluarga
Keluarga menyakini bahwa kesehatan sangat penting, sehingga mereka
membiasakan mencuci tangan sebelum makan.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Efektif
Tn.S dan Ny.F sangat menyayangi keluarganya.mereka mencari nafkah dan
saling menjaga, mereka mendidik anaknya dengan baik supaya besar nanti bisa
menjadi anak yang sholeh dan menghormati kedua orang tuanya. Keadaan antara
anggota keluarga sangat erat saling membantu bila ada kesulitan atau ada
masalah.
2. Fungsi Sosial
Interaksi keluarga terjalin baik, masing-masing anggota keluarga masih
memperhatikan dan menerapkan etika atau sopan santun dalam berperilaku. Di
dalam keluarga ini tampak kepedulian anggota keluaga dengan saling tolong
menolong dalam melaksanakan tugas. Keluarga ini juga membina hubungan
yang baik dengan tetangga sekitar rumahnya.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
Pengetahuan keluarga tentang penyakitnya dan penanganannya adalah :
a) Mengenal masalah

17
Saat dilakukan pengkajian An.A sedang diare. An.A BAB lebih dari 4x sehari
dengan konsistensi cair, berwarna kuning dan berlendir, An.A mengalami
demam, suhu tubuh An.A 38 ºC. Ny.F megatakan An.A nafsu makan An.A
menurun. Keluarga kurang mengetahui tentang pengertian diare, tanda dan
gejala, penyebab, dan cara penularan diare. Keluarga menganggap penyakit
diare merupakan penyakit yang sering diderita oleh anak-anak.
b) Mengambil keputusan
1. Keluarga cukup mengerti tentang kesehatan pada anggota keluarganya.
2. Anggota keluarga sangat memperhatikan kesehatan terbukti setiap ada
anggota yang sakit selalu diperiksakan ke klinik terdekat. Keluarga tetap
berusaha agar penyakit yang diderita tidak kambuh dan selalu mencari
solusi jika keluarga sakit.
3. Keluarga merasa cemas dengan kemungkinan penyakit yang menyerang
anggota keluarga yang lain.
4. Keluarga mampu menjangkau fasilitas kesehatan yang ada karena selain
tidak terlalu jauh jarak keluarga dengan fasilitas kesehatan, keluarga juga
mempunyai sarana transportasi untuk pergi ke tempat pelayanan
kesehatan.
c) Merawat anggota keluarga yang sakit
1. Pengetahuan keluarga mengenai penyakit terbatas.
2. Jika keluarga ada yang sakit dan sekiranya perlu penanganan tenaga
kesehatan, maka keluarga akan mempercayakan perawatan dan
penyembuhan kepada tenaga kesehatan. Namun bila sakitnya masih
tergolong ringan, keluarga hanya membeli obat di warung.
3. Setiap anggota keluarga mengerti akan fungsi dan tanggung jawab
masing-masing.
4. Keluarga memberikan perhatian, kasih sayang, dan semangat agar dapat
membantu proses penyembuhan.

18
d) Memodifikasi lingkungan
1. Keluarga menyadari bahwa dengan menciptakan lingkungan yang bersih
dapat mencegah penyebaran berbagai jenis penyakit.
2. Keluarga kurang tahu bagaimana cara menjaga hygiene sanitasi untuk
menciptakan rumah yang sehat. Terbukti dengan Ny. F mengatakan
hanya menyapu dan membersihkan rumah setiap 2 hari sekali.
3. Ny. F masih membiarkan anaknya bermain di tempat yang banyak debu.
4. Keluarga kurang mengetahui tentang cara pemberian gizi untuk An. A.
saat An. A susah makan, Ny. F juga masih tidak telaten dalam
memberikan gizi pada An. A.
4. Fungsi Reproduksi
a) Jumlah anak yang dimiliki Tn.S ada 1 anak laki-laki yaitu An.A
b) Keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga dengan menjaga jarak
kelahiran anak.
c) Keluarga Tn. S menggunakan metode program KB jenis oral sejak kelahiran
anak pertamanya.
5. Tumbuh kembang anak
Personal Sosial : Anak sudah dapat berinteraksi dengan baik dengan lingkungan
sekitar
Motorik : Mampu melakukan gerakan kompleks, seperti bermain basket,
sepakbola, dll.
Bahasa : Cara berbicaranya sudah mendekati cara berbicara orang dewasa.
Kalimat lebih kompleks.
F. Stres dan Koping Keluarga
1. Stresor yang muncul dalam keluarga
Dalam keluarga Tn.S mengatakan jika ada keluarga yang bermasalah maka
akan dibicarakan dan diselesaikan dengan cara musyawarah, dipecahkan dan
didiskusikan bersama anggota keluarga yang lain. Dan saat ini An.A sedang
sakit diare, dan itu merupakan masalah penyakit dan keluarga Tn.S segera
memeriksakan anaknya ke pelayanan kesehataan.

19
2. Koping keluarga dalam menghadapi masalah situasi yang stresfull
Keluarga Tn.S mengatakan jika ada masalah dalam keluarga selalu
membicarakan dengan Ny.F.
3. Mekanisme koping yang tidak adaptif
Keluarga Tn. S mengatakan jika kadang ada keluarga yang sakit dan sakitnya
tidak parah maka akan dibiarkan saja dan apabila jika belum sembuh juga
akan dibelikan obat dari apotik dan jika masih tambah parah baru
diperiksakan ke puskesmas atau dokter.
G. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Tn. S Ny. F An. A
Fisik 35 th 30 th 10 th
Kepala Mesochepal, tidak Mesochepal, tidak Mesochepal, tidak
ada nyeri tekan, ada nyeri tekan, ada nyeri tekan,
tidak ada luka. tidak ada luka. tidak ada luka.
Rambut Hitam, bersih. Hitam, lurus, bersih. Hitam, tebal, bersih.
Mata Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, anemis,
anemis, sclera tidak anemis, sclera tidak sclera tidak ikterik,
ikterik, tidak ada ikterik, tidak ada tidak ada gangguan
gangguan gangguan penglihatan.
penglihatan penglihatan.
Hidung Tidak ada secret, Tidak ada secret, ada secret, bersih.
bersih. bersih.
Mulut Bersih, gigi utuh, Bersih, gigi utuh, Bersih, gigi bersih,
tidak ada karang tidak ada karang mukosa bibir kering.
gigi, mukosa bibir gigi, mukosa bibir
lembab. lembab.
Telinga Simetris, bersih,tidak Simetris, bersih, Simetris, bersih,
ada gangguan fungsi tidak ada gangguan tidak ada gangguan
pendengara fungsi pendengaran fungsi pendengaran

20
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar
tiroid. tiroid. tiroid.
Dada/Paru
Inspeksi Bentuk ekspansi Simetris, frekuensi Simetris, bentuk
simetris, frekuensi pernafasan normal, dada normal,
pernafasan normal, inspirasi seimbang frekuensi pernafasan
inspirasi seimbang dengan ekspirasi normal, inspirasi
dengan ekspirasi. seimbang dengan
ekspirasi
Palpasi Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
tekan, taktil fremitus tekan, taktil fremitus tekan, taktil fremitus
sama antara kanan sama antara kanan sama antara kanan
dan kiri. dan kiri. dan kiri.
Perkusi Resonan. Resonan. Resonan.
Auskultasi Vesikuler. Vesikuler. Vesikuler.
Abdomen
Inspeksi Perut datar, tidak ada Perut datar, tidak ada Perut datar, tidak ada
luka. luka. luka.
Auskultasi Peristaltik usus Peristaltik usus Peristaltik usus
normal. normal. meningkat.
Perkusi Timpani Timpani Timpani
Palpasi Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
tekan tekan tekan
Ekstremitas
Atas Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
tekan tekan tekan
Bawah Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
tekan tekan tekan

21
TTV
TD 120/80 mmHg 110/70 mmHg 70/60 mmHg
Nadi 82 x/menit 80 x/menit 102 x/menit
RR 18x/menit 18x/menit 24 x/menit
Suhu 37 ºC 36,5 ºC 38 ºC
BB 60 kg 53 kg 21,5 kg
TB 175 cm 157 cm 130 cm
Kesimpulan Sehat Sehat Diare

H. Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan


Keluarga mengharap agar petugas kesehatan dapat berfungsi dengan baik,
mampu memberikan pelayanan kesehatan dengan baik dan tepat kepada siapa
saja yang membutuhakan, tidak hanya pasien di Rumah Sakit tapi juga warga
masyarakat yang membutuhakan bantuan pelayanan kesehatan, dalam pelayanan
pun jangan membeda-bedakan antara masyarakat yang miskin dan yang kaya.

22
1.2 Analisa Data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : Ketidakmampuan Kekurangan volume
− Ny. F mengatakan An. A keluarga merawat cairan pada An. A
BAB cair > 4x sehari anggota keluarga yang
dengan konsistensi cair, mengalami dehidrasi
berwarna kuning dan terhadap kejadian
berlendir. diare
− Ny. F mengatakan An. A
BAK 5-7x sehari (lebih
sering dari biasanya)
− Ny. F mengatakan perut
anaknya sakit
− Ny. F mengatakan An. A
jarang minta minum
DO :
− TTV
TD : 70/60 mmHg
RR : 24x/ menit
S : 38 ºC
N : 102 x/ menit
− Keluaran urin 1600 ml
(meningkat)
− Berat badan sebelum sakit:
24 kg. Berat badan
sekarang: 21,5 kg
− Tinggi badan: 130 cm
− Mukosa bibir kering
− Konjungtiva pucat

2. DS : Ketidak mampuan Nutrisi kurang dari


− Ny. F mengatakan An. A keluarga merawat kebutuhan tubuh
rewel anggota keluarga yang pada An. A
− Ny. F mengatakan nafsu mengalami diare
makan An. A menurun
− Sebelum diare Ibu
mengatakan An. A akhir –

23
akhir ini makan makanan
yang pedas
− Ny. F mengatakan berat
badan An. A menurun
− Ny. F mengatakan selama
sakit badan An. A terlihat
lebih kurus
DO :
− An. A terlihat pucat
− Berat badan sebelum sakit:
24 kg. Berat badan sekarang
: 21,5 kg
− Tinggi badan : 130 cm
− Auskultasi peristaltic
meningkat
− BAB > 4x sehari

3. DS : Ketidakmampuan Kurangnya
− Ny. F mengatakan bahwa ia keluarga mengenal pengetahuan tentang
berpikir An. A mencret masalah kesehatan penyakit diare
biasa
− Ny. F mengatakan tidak
tahu pasti tentang penyakit
yang diderita anaknya
DO :
Kemampuan keluarga dalam
mengambil keputusan terbatas
karena keluarga tidak
mengetahui masalah kesehatan

24
1.3 Skoring Perioritas Masalah
1. Kekurangan volume cairan pada An. A
NO KRITERIA SKALA BOBOT SKORING PEMBENARAN
1 Sifat masalah Masala sudah terjadi,
Skala : aktual BAB cair >4X/hari,
BAK 5-7x/ hari,
3 1 3/3x1 = 1 konjungtiva
pucat, mukosa bibir
kering, keluaran urin
1600 ml
2 Kemungkinan Keluarga Tn.S ingin
masalah dapat tahu tentang diare
diubah : mudah 2 2 2/2x2 = 2 tetapi masih belum
mampu untuk
merawat anaknya
3 Potensi masalah Masalah masih dapat
dapat dicegah : dicegah agar tidak
cukup terjadi komplikasi,
karena jika diare tidak
2 1 2/3x1 = 2/3 ditangani dengan
segera akan berakibat
fatal dan dapat
memperburuk kondisi
An. A
4 Menonjolnya Diare yang diderita
masalah : masalah An. A sangat
berat harus segera dirasakan oleh
ditangani keluarga Tn.S dan
2 1 2/2x1 = 1
keluarga ingin segera
masalah yang dialami
anaknya segera
ditangani
Total skor 4 2/3

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. A


NO KRITERIA SKALA BOBOT SKORING PEMBENARAN
1 Sifat masalah Masalah sudah
Skala : actual terjadi, BB menurun,
3 1 3/3x1 = 1
auskultasi peristaltic
meningkat, nafsu

25
makan menurun. Jika
tidak segera ditangani
nutrisi An. A akan
semakin memburuk
2 Kemungkinan Jika keluarga pandai
masalah dapat membujuk An. A
diubah : sebagian untuk makan tepat
1 2 1/2x2 = 1
waktu dan sesuai
porsi, maka masalah
mudah teratasi
3 Potensi masalah Masalah rendah
dapat dicegah : dicegah dilihat dari
rendah keluarga yang kurang
1 1 1/3x1 = 1/3
mengetahui tentang
cara pemberian gizi
untuk An. A
4 Menonjolnya Kurangnya nutrisi
masalah : masalah akan mengakibatkan
2 1 2/2x1 = 1
berat harus segera masalah kesehatan
ditangani lain yang lebih berat
Total skor 3 1/3

3. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit diare


NO KRITERIA SKALA BOBOT SKORING PEMBENARAN
1 Sifat masalah Keluarga tidak
Skala : aktual 3 1 3/3x1 = 1 mengetahui penyebab
penyakit An. A
2 Kemungkinan Jika keluarga
masalah dapat diberitahu penyebab
2 2 2/2x2 = 2
diubah : mudah penyakit An. A maka
masalah terselesaikan
3 Potensi masalah Masalah sudah
dapat dicegah : diketahui dengan
tinggi 3 1 3/3x1 = 1 memberikan
penyuluhan terhadap
keluarga
4 Menonjolnya 1 1 1/2x1 = 1/2 Keluarga menyadari

26
masalah : masalah dan perlu mengatasi
tidak perlu segera masalah tersebut
ditangani
Total skor 4 1/2

1.4 Rumusan Diagnosa Keperawatan


1. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit diare b.d ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan
2. Kekurangan volume cairan pada An. A b.d ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang mengalami dehidrasi terhadap kejadian
diare
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. A b.d ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami diare

27
1.5 Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
No. Tujuan Kriteria Evaluasi
Intervensi
Dx Umum Khusus Kriteria Standart
1 Setelah Setelah dilakukan Respon 1. Keluarga dapat 1. Kaji tingkat
diberikan tindakan kesehatan kognitif mengenali tanda pengetahuan
asuhan selama 1x24 jam, dan gejala diare keluarga
2. Keluarga mengenai
keperawatan keluarga mampu :
mengetahui penyakit diare
selama 2 a. Mengenal tentang 2. Jelaskan
hari, masalah tentang penyebab, patofisiologi
keluarga penyakit diare perawatan dan diare
b. Dapat pencegahan 3. Beri tahu pasien
dapat
menyebutkan penyakit diare dan keluarga
mengenal penyebab, cara
masalah Respon 3. Keluarga mengenai
perawatan dan mampu kondisinya
kesehatan pencegahannya Psikomotor
memodifikasi 4. Edukasi keluarga
c. Memodifikasi lingkungan pasien mengenai
lingkungan yang menjadi sehat tindakan untuk
sehat dan bersih dan bersih mengkontrol /
sebagai pentuk meninimalkan
pencegahan agar gejala diare
tidak terkena 5. Edukasi keluarga
penyakit diare mengenai tanda
lagi. dan gejala yang
harus dilaporkan
ke petugas
kesehatan
6. Menganjurkan
keluarga untuk
menjaga
lingkungan agar
tetap bersih dan
sehat, khususnya
terhadap
makanan

2 Setelah Setelah dilakukan Respon 1. Keluarga 1. Kaji


diberikan tindakan kesehatan kognitif mengetahui pengetahuan
asuhan selama 2x24 jam pengertian keluarga tentang
keperawatan keluarga mampu : kekurangan kurang cairan
selama 2 a. Mengenal volume cairan akibat diare
hari, cairan masalah tentang tubuh 2. Berikan keluarga
tubuh An. A kekurangan Respon 2. Keluarga tentang penkes

28
terpenuhi volume cairan Afektif mampu kekurangan
b. Mengambil memberi asupan cairan akibat
keputusan yang yang tepat untuk diare
tepat tentang An. A 3. Motivasi
kurangnya Respon 3. Keluarga keluarga
volume cairan psikomotor mampu merawat sesering
pada An. A An. A dengan mungkin untuk
c. Merawat cara memberi memberi minum
anggota keluarga minum sesering supaya tidak
yang mengalami mungkin terjadi
kekurangan Respon 4. Keluarga kekurangan
volume cairan Afektif mampu cairan berlebihan
tubuh memodifikasi akibat diare
d. Memodifikasi lingkungan 4. Memberikan
lingkungan pada dengan cara penkes kepada
penderita yang menutup keluarga dan
mengalami makanan dan mendemonstrasi
kekurangan minuman agar kan cara
volume cairan tidak dihinggapi pembuatan LGG
tubuh lalat dan terkena 5. Menganjurkan
e. Menggunakan debu keluarga untuk
fasilitas Respon 5. Keluarga menjaga
kesehatan psikomotor mengatakan lingkungan agar
bahwa sekarang tetap bersih dan
kalau salah satu sehat, khususnya
keluarganya ada terhadap
yang sakit akan makanan
segera dibawa 6. Anjurkan
ke pelayanan keluarga untuk
kesehatan memeriksakan
terdekat ke puskesmas
bila keluarganya
ada yang sakit
3 Setelah Setelah dilakukan Respon 1. Keluarga 1. Kaji pengetahuan
dilakukan tindakan kesehatan kognitif mengetahui keluarga
asuhan selama 2x24 jam tentang mengenai
keperawatan keluarga mampu : pengertian kekurangan
selama 2 a. Mengenal kekurangan nutrisi
hari, masalah tentang nutrisi 2. Berikan penkes
kebutuhan kekurangan Respon 2. Keluarga terhadap keluarga
nutrisi An. nutrisi afektif menyatakan mengenai
A terpenuhi b. Mengambil akan mencoba kekurangan
keputusan yang mengatasi nutrisi
tepat tentang masalah gizi 3. Diskusikan

29
kurangnnya pada anak. bersama keluarga
nutrisi Respon 3. Menyebutkan tentang upaya
c. Merawat kognitif cara memilih yang dilakukan
anggota keluarga makanan yang untuk mengatasi
yang mengalami mengandung zat masalah gizi anak
kekurangan gizi dengan
nutrisi Respon 4. Keluarga memanfaatkan
d. Memodifikasi afektif mampu sumber yang di
lingkungan pada memodifikasi miliki keluarga.
penderita yang lingkungan 4. Diskusikan
mengalami dengan cara dengan keluarga
kekurangan menutup cara ,memilh
nutrisi makanan dan bahan makanan
e. Menggunakan minuman agar yang benar
fasilitas tidak dihinggapi 5. Anjurkan
kesehatan lalat dan terkena keluarga untuk
debu mengelompokan
Respon 5. Keluarga jenis makanan
psikomotor mengatakan berdasarkan
bahwa sekarang triguna makanan
kalau salah satu dengan model
keluarganya ada makanan
yang sakit akan 6. Motivasi
segera dibawa keluarga untuk
ke pelayanan memberikan An.
kesehatan A makanan yang
terdekat bergizi secara
berkala
7. Menganjurkan
keluarga untuk
menjaga
lingkungan agar
tetap bersih dan
sehat, khususnya
terhadap
makanan
8. Anjurkan
keluarga untuk
memeriksakan ke
puskesmas bila
keluarganya ada
yang sakit

30
1.6 Implementasi & Evaluasi Asuhan Keperawatan Keluarga
No.
Tujuan Khusus Tanggal Implementasi Evaluasi
Dx
1 a. Mengenal 07-06- 1. Kaji tingkat S : Keluarga mengatakan tidak
masalah pengetahuan keluarga begitu tahu tentang penyakit
2017
tentang mengenai penyakit yang diderita An. A
penyakit diare 08.00 diare
2. Jelaskan patofisiologi O : Keluarga terlihat khawatir
WIB
diare dengan kondisi anaknya
3. Beri tahu pasien dan
keluarga mengenai S : Keluarga mengatakan
kondisinya setelah diberikan penkes,
mereka sudah mengerti tentang
diare yang diderita anaknya

O : Ketika keluarga ditanya


tentang pengertian, penyebab
diare, keluarga dapat
menjawab dengan tepat
2 a. Mengambil 07-06- 1. Motivasi keluarga S:
keputusan sesering mungkin - Keluarga mengatakan BAB
2017
yang tepat untuk memberi cair > 4x sehari dengan
08.00 minum supaya tidak konsistensi cair, berwarna
tentang
terjadi kekurangan kuning dan berlendir.
kurangnya WIB
cairan berlebihan - Keluarga mengatakan An.
volume cairan akibat diare A BAK 5-7x sehari (lebih
pada An. A 2. Memberikan penkes sering dari biasanya
b. Merawat kepada keluarga dan
anggota mendemonstrasikan O:
keluarga yang cara pembuatan LGG - Keluaran urin 1600 ml
(meningkat)
mengalami
- Mukosa bibir kering
kekurangan - Konjungtiva pucat
volume cairan
tubuh S:-

O : Setelah dilakukan tindakan


keperawatan,
- Konsistensi feses normal
- Keluaran urin mulai normal
kembali
- Mukosa bibir lembab
- Konjungtiva merah muda

31
3 a. Mengambil 07-06- 1. Diskusikan bersama S : Keluarga mengatakan An.
keputusan keluarga tentang A rewel, nafsu makan
2017
yang tepat upaya yang dilakukan menurun, akhir-akhir ini
tentang 10.30 untuk mengatasi mengkonsumsi makanan
kurangnnya masalah gizi anak pedas, terlihat lebih kurus, Ny.
WIB
nutrisi dengan F kurang mengerti memenuhi
b. Merawat memanfaatkan gizi anaknya
anggota sumber yang di miliki
keluarga yang keluarga. O:
mengalami 2. Diskusikan dengan - An. A terlihat pucat
kekurangan keluarga cara ,memilh - Berat badan sebelum sakit:
nutrisi bahan makanan yang 24 kg. Berat badan sekarang
benar : 21,5 kg
3. Anjurkan keluarga - Tinggi badan : 130 cm
untuk - Auskultasi peristaltic
mengelompokan jenis meningkat
makanan berdasarkan - BAB > 4x sehari
triguna makanan
dengan model S:-
makanan
4. Motivasi keluarga O : Setelah dilakukan tindakan
untuk memberikan keperawatan
An. A makanan yang - An. A mulai tampak ceria
bergizi secara berkala - Nafsu makan meningkat
- Berat badan sudah mulai
bertambah
1 a. Dapat 07-06- 1. Edukasi keluarga S:
menyebutkan pasien mengenai - Keluarga sudah mengetahui
2017
penyebab, cara tindakan untuk cara untuk mengkontrol
perawatan dan 14.00 mengkontrol / maupun mencegah agar
pencegahanny meninimalkan gejala tidak terjadi diare lagi pada
WIB
a diare An. A
2. Edukasi keluarga - Keluarga akan segera
mengenai tanda dan membawa anggota keluarga
gejala yang harus yang sakit ke pelayanan
dilaporkan ke petugas kesehatan terdekat
kesehatan
O : Ketika keluarga ditanyai
tentang penyebab, perawatan
serta cara pencegahan,
keluarga dapat menjawab
dengan benar
1,2 a. Memodifikasi 07-06- 1. Menganjurkan S:
lingkungan keluarga untuk - Keluarga mengatakan

32
,3 pada penderita 2017 menjaga lingkungan menjaga kebersihan
yang agar tetap bersih dan didalam maupun diluar
14.00
mengalami sehat, khususnya rumah.
kekurangan WIB terhadap makanan - Keluarga mengatakan sudah
volume cairan 2. Anjurkan keluarga memanfaatkan fasilitas
dan untuk memeriksakan kesehatan
kekurangan ke puskesmas bila O:
nutrisi keluarganya ada yang - Keluarga cukup mengetahui
b. Menggunakan sakit cara memodifikasi
fasilitas lingkungan untuk mengatasi
kesehatan masalah diare yang diderita
An. A

S:
- Keluarga mengatakan mau
mendiskusikan tentang cara
memodifikasi lingkungan
untuk mengatasi masalah
diare yang diderita An. A

O:
- Keluarga tampak kooperatif
- Keluarga sangat
bertanggung jawab terhadap
anggota keluarganya

33
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Diare adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau
tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa peningkatan volume,
keenceran dan frekuensi, dengan atau tanpa lendir darah lebih dari 3 kali/hari dan
pada neonatus lebih dari 4 kali/hari. Penyebab utama kematian karena diare
adalah dehidrasi. Angka kejadian dan kematian diare pada anak-anak di negara
berkembang masih tinggi terutama pada anak yang mendapat susu formula.
Pemberian susu formula dengan botol yang tidak sesuai prosedur meningkatkan
risiko diare karena kuman dan moniliasis mulut yang meningkat, sebagai akibat
dari pengadaan air dan sterilisasi yang kurang baik
5.2 Saran
 Bagi perawat
Sebagai seorang perawat harus dapat memahami asuhan keperawatan
keluarga dengan klien diare pada anak, Demi meningkatkan kesehatan
pada anak-anak dengan kondisi diare secara umum.
 Bagi masyarakat
Agar masyarakat lebih mengerti adanya penyebab dan lebih
mempertimbangkan asupan pada anak.

34
35
DAFTAR PUSTAKA

Betz, C. L., & Sowden, L. A. (2009). Buku saku keperawatan pediatri. Jakarta: EGC.

Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit Ed.2. Jakarta: EGC.

Speer, K. M. (2007). Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik dengan Clinical


Pathways. Jakarta: EGC.

36

You might also like