You are on page 1of 4
2.20 SEUARAM DAN FILSAPAT MATEMATiCA » KEGIATAN BELAuvAR 2 Matematika Babilonia A. MATEMATIKA BABILONIA 1. Tablet Bilangan-bilangan Kebalikan Sebagian besar dari pengetahuan kita tentang matematika yang berkembang di wilayah Mesopotamia, yang pertama-tama dikembangkan oleh bangsa Sumeria dan yang belakangan oleh bangsa Akkadia dan bangsa lainnya, adalah relatif baru. Pengetahuan ini disebut matematika Babilonia, seakan-akan hanya satu bangsa yang menciptakannya. Sampai saat ini perhatian besar terus diberikan pada pencapaian-pencapaian bangsa Mesir. Untuk sekian waktu, diketahui bahwa kumpulan benda-benda kuno bangsa Babilonia yang sangat banyak di Museum Inggris, Louvre, Yale, dan Universitas Pennsylvania terdiri atas banyak tablet tulisan kuno dari jenis tidak lazim yang belum dapat teruraikan. Penelitian serius yang dilakukan oleh Otto Neugebauer, yang membuahkan hasil pada tahun 1930-an, mengungkap bahwa semua naskah tersebut adalah tabel-tabel dan teks-teks matematika, dan oleh karena itu kunci untuk “membaca” isi dari naskah- naskah tersebut ditemukan. Hasil penguraian, penerjemahan, dan interpretasi yang dilakukan oleh ilmuwan tersebut menjadi pencerahan utama untuk mengkaji kontribusi bangsa Babilonia terhadap perkembangan matematika kuno. Di dalam meneliti_ matematika Babilonia, kita tidak seberuntung saat meneliti matematika Mesir. Karena cara penulisan bangsa Babilonia pada tablet-tablet tanah liat_menghambat penggabungan risalah-risalah yang, panjang, maka tidak ada catatan-catatan bangsa Babilonia yang sebanding dengan Papirus Rhind. Namun demikian, beberapa ratus tablet matematis telah berhasil direkonstruksi, banyak di antaranya terpelihara dengan sangat baik. Kebanyakan dari tablet-tablet ini (sekitar dua pertiganya) berasal dati masa “Babilonia Lama,” yang diperkirakan berlangsung pada periode 1800- 1600 S.M. Dari sumber materi yang melimpah ini sekarang diketahui bahwa, kecuali dalam hal keberadaan aturan-aturan geometris tertentu, bangs Babilonia lebih maju dibandingkan bangsa Mesir dala Meski matematika Babilonia juga memiliki akar-akar terlihat pada kebanyakan tablet yang telah berhasi m bidang matematika. empiris kuat yang jelas 1 diterjemahkan, tetapi @ MPMTS1O1/MODUL 2 2.21 matematika Babilonia tampaknya cenderung menggunakan ekspresi yang lebih teoretis. (Orang-orang Babilonia boleh mengklaim bahwa mereka telah mencapai temuan-temuan lebih awal, terutama mengenai teorema Pythagoras, yang biasanya dipandang telah ditemukan oleh aliran-aliran matematika yang muncul lebih belakangan.) Kunci kemajuan bangsa Babilonia ini tampaknya adalah kemudahan sistem bilangan mereka yang luar biasa. Notasi seksagesimal yang hebat memungkinkan mereka untuk berhitung dengan pecahan-pecahan semudah mengerjakan bilangan-bilangan bulat dan membawa mereka kepada aljabar yang sangat maju. Hal ini mustahil bagi bangsa Mesir, bagi mereka tiap operasi yang berkaitan dengan pecahan harus melibatkan pecahan-pecahan satuan yang begitu banyak, sehingga tiap pembagian yang dilakukan menimbulkan permasalahan yang sulit. Bangsa Babilonia, yang terbebaskan oleh sistem bilangan mereka yang luar biasa dari proses perhitungan yang membosankan, menjadi penyusun tabel-tabel aritmetika yang tidak kenal lelah, beberapa dari tabel itu memiliki kerumitan dan tingkatan yang luar biasa. Tabel-tabel yang begitu banyak berisi kuadrat-kuadrat dari bilangan-bilangan 1 sampai 50, dan juga kubik (pangkat tiga), akar kuadrat, dan akar pangkat tiga dari bilangan-bilangan tersebut. Sebuah tablet yang ada di Museum Berlin berisi daftar-daftar yang tidak hanya menunjukkan 7? dan n’ untuk 1 = 1, 2, ..., 20, 30, 40, 50 tetapi juga jumlah dari n? + n°. Diduga bahwa daftar ini digunakan untuk menyelesaikan persamaan-persamaan pangkat tiga yang telah diturunkan menjadi bentuk x* + x? = a. Kumpulan tabel lainnya berhubungan dengan bilangan-bilangan kebalikan. Format standar dari tabel sejenis menggunakan dua kolom bilangan, seperti 4 15 3 12 6 10 8 7;30 9 6;40 10 6 12 5 15. 4 16 3545 RAH DAN FILBAFAT MATEMaTiK, | sSeval 2.22 . Dalam hal ini, ¢j i dari tiap pasang bilangan seal elon bagian kisi ae di mana hasil kali on atas sebuah bilangan pada Kolom ee i ter isi. Kanan. asang bilangan ter Inya pada sisi - -bilaiigati ¥ang hitas fetta perihane jenentil di dalamnya; ee ‘Alaseanyee ean kek ran ei ee 14, dan beberapa ae fe yang masuk okal bey , i ini adalah 7, 11s 1% -pecahan seksagesimal 1 i i bil i bahwa hanya pecalas vee pahwa, kebalikan-kebalikan dari bilangan Babilonia, orang-orang imal-seksagesimal tak- k-beraturan” itu merupakan seksagesimal 2 . “tak bilangan yang 1 berujung. Misaln: a erluasan seksagesimal untuk =, blok 8,34,17 ys 8 7 Inya, pada perluasan Ung, i kali: mengulang dirinya sendiri sebanyak tak-hingga kal 1 =0;8, 34, 17, 8, 34, 17, . ii i likan seperti (Situasi yang sama terjadi juga dalam sistem kita, di mana an ata ingg: i bentuk desimal. 1. = 0,090909 ... bersifat tak-hingga saat diperluas ke i ” i rtama, maka sebuah bilangan tak beraturan seperti 7 muncul dalam ennai bial pernyataan yang dibuat adalah bahwa 7 tidak mem me aan isn aproksimasi diberikan. Sebuah tablet bangsa Sumeria pada 5 i annya meminta pembacanya membagi bilangan 5,20,0,0 oleh 7; perhitungé ditunjukkan sebagai (S, 20, 0, 0)(0; 8, 34, 17, 8) = 45, 42, 51; 22, 40, . m imas! di mana 5,20,0,0 dikalikan dengan kebalikan dari 7 yang Caro kan hingga empat tempat desimal. Tabel yang belakangan muncul membe! batas-batas atas dan bawah pad: la ukuran 4, yaitu 8, 34, 16,59 < 4<8,34, 18. Kita dapat ™enggambarkan cak dari sebuah tablet di ; i Louvre—bert Pembagi-pembagi dengan satu-te bilangan-bilangan ikan upan beberapa tabel bilangan kebali i ‘anggal 350 S.M. —yang berisi 252 pe mpat sampai tujuh belas-tempat, a an kebalikan dengan Satu-tempat sampai empat belas-temP Tabel ini adalah daftar dari bilangan-bilangan n dan n’ untuk mana hasilka ; hasilkali nat Sama dengan | atau suatu Perpangkatan lainnya dari 60 Sebase contoh spesifik, salah saty baris dari tabel itu mencantumkan_nilai-nil#

You might also like