You are on page 1of 14
Jen snirin IG PT PLN ENJINIRING KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN ENJINIRING NOMOR : 04.002.K/DIR/PLNE/I/2016 TENTANG CUTI DAN IJIN TIDAK MASUK KERJA DIREKSI PT PLN ENJINIRING Menimbang a. bahwa pemberian Cuti Dan jin Tidak Masuk Kerja adalah hak Pegawai untuk meningkatkan kinerja Pegawai di Perusahaan: b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas, maka perlu menetapkan Keputusan Direksi PT PLN Enjniring tentang Cuti Dan jin ‘Tidak Masuk Kerja bagi Pegawai PT PLN Enjiniring, Mengingat 1. Akta Perubahan Anggaran Dasar Nomor 22 tanggal 12 Desember 2012 oleh Notaris Lenny Janis Ishak, Sarjana Hukum dan telah disankan dengan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU-05116.AH.01.02 Tahun 2013; 2. Peraturan Perusahaan PT PLN Enjinising Nomor: 04.001. K/DIRUT/PLNEIIVI2011; 3. Keputusan Direksi PT PLN Enjiniingg Nomor. 15.001,K/DIR/PLNE//2015. tentang ‘Struktur Organisasi PT PLN Enjiniring, MEMUTUSKAN Menetapkan KEPUTUSAN DIREKSI TENTANG CUTI DAN WIN TIDAK MASUK KERJA DI LINGKUNGAN PT PLN ENJINIRING Pasal1 KETENTUAN UMUM Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan a b « Perseroan, adalah PT Prima Layanan Nasional Enjiniring; Direksi, adalah Direksi PT Prima Layanan Nasional Enjiniring; Pegawai, adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, diangkat sebagai Pegawai, bekerja dan diberi penghasilan/imbal jasa menurut ketentuan yang berlaku di Perusahaan; Calon Pegawai, adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, diangkat sebagai Pegawai dalam masa percobaan dan diberi penghasilan menurut ketentuan yang berlaku di Perusahaan; Cuti, adalah keadaan tidak hadir bekerja dalam kurun waktu tertentu yang diljinkan oleh Perusahaan setelah memenuhi persyaratan, Ijin Tidak Masuk Kerja, adalah keadaan tidak hadir bekerja dalam kurun waktu tertentu yang diljinkan oleh Perusahaan setelah memenuhi persyaratan; Jensirine 9. PLN Enjiniring Pusat, adalah PT PLN Enjiniring Kantor Pusat; h. PLN Enjiniring Unit Pelaksana, adalah PT PLN Enjiniring Kantor Perwakilan, CNG Plant Bangkanai atau setingkat; i. Kecelakaan Dinas, adalah kecelakaan kerja sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang beriaku dan Peraturan Perusahaan tentang Kecelakaan Dinas; i. Pay for Person (P1), adalah penghasilan tetap yang diberikan oleh Perusahaan dan dibayarkan setiap bulan; k. Pay for Position (P2), adalah penghasilan tetap yang diberikan oleh Perusahaan dan dibayarkan berdasarkan jabatan; |. Jatuh Tempo, adalah kurun waktu dari tanggal penetapan Cuti sampai dengan satu hari sebelum tanggal penetapan Cuti berikutnya; m. Bekerja secara normal, adalah keadaan setelah menjalani sakit atau tidak masuk kerja, masih mampu melakukan pekerjaan sesuai dengan Grade dan level kompetensinya, Pasal 2 MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan pemberian Cuti dan ljin Tidak Masuk Kerja kepada Pegawai adalah agar Pegawai dapat memiliki waktu khusus untuk keluarga atau untuk beristirahat sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesegaran baik fisik maupun mental dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja Pegawai Pasal3 JENIS — JENIS CUTI DAN IJIN TIDAK MASUK KERJA (1) Cutiterdiri dari: a. Cuti Tahunan; b. Cuti Besar, c. Cuti Bersalin. (2) Ijin Tidak Masuk Kerja terdiri dari: a. Ijin Istirahat Karena Sakit; Ijin Istirahat Karena Gugur Kandung dan Haid: . Ijin Karena Alasan Penting; 4d. Ijin Diluar Tanggungan Perusahaan. (3) Pegawai yang melaksanakan Cuti sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan b Pasal ini diwajibkan membuat permohonan dengan format sebagaimana tercantum pada Lampiran | Keputusan ini (4) Pegawai yang melaksanakan Cuti Bersalin dan atau jin Tidak Masuk Kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf ¢ dan ayat (2) Pasal ini diwalibkan membuat pemohonan dengan format sebagaimana tercantum pada Lampiran II Keputusan ini Pasal 4 PEJABAT YANG BERWENANG MEMBERIKAN CUTI DAN IJIN TIDAK MASUK KERJA. (1) Pejabat Yang Berwenang memberikan Cuti dan iin Tidak Masuk Kerja sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (1) dan ayat (2) huruf a, b dan c Keputusan ini adalah: a. Atasan Langsung Pegawai serendah-rendahnya Manajer Dasar/Pejabat setingkat, bagi Pegawai di lingkungan PLN Enjiniring Pusat; b. Atasan Pegawai serendah-rendahnya Manajer Dasar/Pejabat setingkat, bagi Pegawai di lingkungan Unit Pelaksana; (2) Apabila jin Istrahat Karena Sakit sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (2) huruf a Keputusan in ‘melebini 14 (empat belas) hari kerja, Pejabat Yang Berwenang memberikan jin adalah: @ Atasan Langsung Pegawai serendah-rendahnya Mangjer Senior/Kepala Satuan/Sekper/Pejabat setingkat, bagi Pegawai di lingkungan PLN Enjiiring Pusat, b. Atasan Langsung Pegawai serendah-rendahnya Manajer/Pejabat setingkat, bagi Pegawai di lingkungan Unit Pelaksana; JeNINIRING (3) Pejabat Yang Berwenang memberikan Ijin Diluar Tanggungan Perusahaan sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (2) huruf d Keputusan ini adalah Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia berdasarkan rekomendasi dari Direktur bidang setingkat (4) Pejabat Yang Berwenang dapat membatasi waktu atau menangguhkan petaksanaan Cuti dan atau ljin Tidak Masuk Kerja yang diajukan oleh Pegawai karena kepentingan dinas dengan ketentuan Pejabat tersebut harus memperhatikan kurun waktu yang ditentukan. Pasal 5 CUT! TAHUNAN (1) Cuti Tahunan diberikan kepada Pegawai yang telah memiliki masa kerja paling sedikit selama 1 (satu) tahun secara terus menerus tanpa terputus-putus di Perusahaan terhitung sejak tanggal diangkat sebagai Pegawai, (2) Cuti Tahunan diberikan selama 12 (dua belas) hari kerja, yang dilaksanakan pada kurun waktu 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal jatuh tempo; (3) Apabila Pegawai tidak melaksanakan Cuti Tahunan pada kurun waktu cuti tahunannya, maka hak untuk melaksanakan Cuti Tahunan pada periode tersebut menjadi hilang/gugur. Pasal 6 CUTI BESAR (1) Cuti Besar diberikan kepada Pegawai yang telah memiliki masa kerja paling sedikit selama 6 (enam) tahun secara terus menerus tanpa terputus-putus di Perusahaan, terhitung sejak tanggal diangkat sebagai Pegawai, (2) Cuti Besar diberikan selama 3 (tiga) bulan kalender yang dapat dilaksanakan paling sedikit selama 15 (lima belas) hari kalender; (3) Dalam hal pelaksanaan Cuti Besar kurang dari 15 (lima belas) hari kalender, tetap dihitung 15 (lima belas) hari kalender; (4) Pegawai yang melaksanakan Cuti Besar tidak berhak lagi atas pelaksanaan Cuti Tahunan sampai dengan yang bersangkutan selesai melaksanakan Cuti Besarnya, (5) Dalam hal Cuti Besar yang bersangkutan sudah selesai dilaksanakan, pelaksanaan Cuti Tahunan baru dapat dilaksanakan setelah tanggal jatuh tempo Cuti Tahunan berikutnya: (6) Kurun waktu Cuti Besar adalah selama 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal jatuh tempo Cuti Besar; (7) Hak Cuti Besar yang kedua dan seterusnya diberikan kepada Pegawai setelah 6 (enam) tahun bekerja Secara terus menerus tanpa terputus-putus di Perusahaan terhitung sejak tanggal jatuh tempo Cuti Besar sebelumnya; (8) Apabila Pegawai tidak melaksanakan Cuti Besar pada kurun waktu Cuti Besarnya, maka hak untuk melaksanakan Cuti Besar pada periode tersebut menjadi/gugur, (8) _Contoh perhitungan sebagaimana tercantum pada Lampiran Ill Keputusan ini; (10) Batas waktu pengajuan Cuti Besar paling lama 7 (tujuh) hari kerja sebelum pelaksana Cuti Besar. Pasal 7 CUT! BERSALIN (1) Pegawai yang telah menikah secara sah berhak atas Cuti Bersalin; (2) Hak atas Cuti Bersalin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini paling banyak 3 (tiga) kali (3) Cuti Bersalin diberikan untuk waktu paling lama 3 (tiga) bulan kalender yang waktu pelaksanaannya ditentukan oleh Pegawai yang bersangkutan berdasarkan perkiraan waktu persalinan oleh Dokter/Bidan; (4) Apabila pelaksanaan Cuti Bersalin pada kurun waktu 1 (satu) periode Cuti Tahunan/Besar, maka: a. Pelaksanaan Cuti Besar pada periode tersebut diundur; . Hak untuk melaksanakan Cuti Tahunan pada periode tersebut menjadi/gugur. (8) Cuti Tahunan yang terlanjur dilaksanakan sebelum Pegawai melaksanakan Cuti Bersalin pada periode Cuti Tahunan yang sama dengan Cuti Bersalin sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b Pasal ini, diperhitungkan sebagai pengurang waktu Cuti Bersalin; NJINIRING (6) _Apabila pelaksanaan Cuti Bersalin pada kurun waktu 2 (dua) periode Cuti Tahunan, maka 2. Pelaksanaan Cuti Besar pada 1 (satu) periode pelaksanaan Cuti Bersalin diundur; b. Hak melaksanakan Cuti Tahunan pada salah satu periode pelaksanaan Cuti Bersalin menjadi hilangigugur; c. Pelaksanaan Cuti Tahunan harus berakhir paling lambat 4 (satu) bulan kalender sebelum Cuti Bersalin dimulai: d. Pelaksanaan Cuti Tahunan dapat dilaksanakan paling cepat 1 (satu) bulan Kalender setelah Cut Bersalin selesai Pasal 8 PERSALINAN DILUAR CUTI BERSALIN (1) Pegawai yang melakukan persalinan tetapi tidak berhak lagi atas hak Cuti Bersalin, harus menggunakan hak Cuti Besarnya apabila masa persalinan masuk pada kurun waktu pelaksanaan Cuti Besar Pegawai tersebut; (2) Dalam hal masa kerja Pegawai belum mencapai 6 (enam) tahun atau Pegawai sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini yang hak Cuti Besarnya telah lewat, maka kepada yang bersangkutan dapat diberikan jin Istrahat Karena Sakit paling lama 1 (satu) bulan kalender. Pasal 9 WIN ISTIRAHAT KARENA SAKIT (1) Pegawai yang sedang menderita sakit dapat diberikan Ijin Istirahat Karena Sakit, (2) Pegawal yang sakit selama 1 (satu) atau 2 (dua) hari kerja, harus memberitahukan secara tertulis kepada ‘Atasan Langsung Pegawai tanpa melampirkan Surat Keterangan Dokter, (3) Pegawai yang sakit selama 3 (tiga) hari kalender sampai dengan 14 (empat belas) hari kalender, harus memberitahukan secara tertulis kepada Pejabat Yang Berwenang memberikan lin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) Keputusan ini, dengan melampirkan Surat Keterangan Dokter, (4) Penetapan tanggal pertama jin Istirahat Karena Sakit adalah tanggal pada saat Pegawai pertama kali diberikan Ijin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3) Pasal i (8) Pegawai yang menjalani ijn istrahat Karena Sakit lebin dari 3 (tiga) bulan Kalender baik secara berurutan maupun secara berpencar dalam kurun waktu 1 (satu) tahun, dianggap sebagai kelanjutan dari lin yang diberikan sebelumnya Pasal 10 PERPANJANGAN WIN ISTIRAHAT KARENA SAKIT (1) jin Istirahat Karena Sakit sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat (3) Keputusan ini dapat diberikan Perpanjangan untuk waktu paling lama 6 (enam) bulan kalender dengan ketentuan Pegawai harus menyampaikan Surat Keterangan Dokter yang menyatakan Pegawai tersebut perlu perpanjangan jin Istirahat Karena Sakit, (2) jin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini dapat diperpanjang untuk waktu paling lama 6 (enam) bulan kalender lagi, dengan ketentuan Pegawai tersebut harus diperiksa oleh Majelis Penguji Kesehatan (MPK)/Dokter yang ditunjuk Perusahaan yang merekomendasikan Pegawai tersebut kemungkinan besar masin dapat disembuhkan dan dapat bekerja kembali secara normal di Perusahaan; (3) Pegawai yang sedang menjalani \jin Istirahat Karena Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini dan belum dinyatakan sembuh dari sakitnya, maka menjelang akhir dari jin Istirahatnya harus diuji kembali kesehatannya oleh MPK/Dokter yang ditunjuk Perusahaan untuk mendapatkan rekomendasi yang menyatakan masih ada kemungkinan sembuh dan atau dapat bekerja kembali secara layak, maka |jin 'stirahat Karena Sakit dapat diperpanjang untuk waktu paling lama 1 (satu) tahun; (4) Dalam hal dipandang perlu, Perusahaan sewaktu-waktu dapat meminta rekomendasi MPK/Dokter yang ditunjuk Perusahaan mengenai kemungkinan Pegawal masih dapat bekerja secara normal tanpa memperhatikan tahapan-tahapan pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat (5) Keputusan ini dan ayat (4) Pasal ini; L enumipine (5) _Apabila rekomendasi MPK/Dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (2), (3) dan (4) Pasal ini menyatakan sud tidak ada kemungkinan sembuh dan atau tidak dapat bekerja kembali secara normal, maka Pegawai yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai karena uzuricacat dengan diberikan haichak kepegawaian sesuai ketentuan yang berlaku; (8) Dalam hal kurun waktu 1 (satu) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pasal ini, terlampaui dan Pegawai belum masuk kerja, maka Pegawai yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai karena uzur atau cacat dengan diberikan hak-hak kepegawaian sesuai ketentuan yang berlaku. Pasal 11 WIN ISTIRAHAT KARENA HAID (1) Pegawai yang menderita sakit pada saat hari pertama atau hari kedua tidak diwajibkan bekerja dan dapat diberikan jin Istirahat Karena Haid: (2) Ijin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini hanya diberikan sekali pada kurun waktu 1 (satu) bulan kalender, Pasal 12 WIN ISTIRAHAT KARENA GUGUR KANDUNG (1) Pegawai dapat diberikan ljin Istirahat Karena Gugur Kandung untuk paling lama 1,6 (satu setengah) bulan kalender; (2) Gugur Kandung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini adalah gugur kandung sampai dengan anak ke 3 (tiga); (3) Pegawai yang mengalami Gugur Kandung tetapi sudah tidak berhak lagi atas jin Istirahat Karena Gugur Kandung, harus menggunakan hak Cuti Besarnya apabila masuk pada kurun waktu pelaksanaan Cuti Besar Pegawai tersebut, (4) Dalam hal masa kerja Pegawai belum mencapai 6 (enam) tahun atau Pegawai sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) Pasal ini yang hak Cuti Besarnya telah lewat, kepada yang bersangkutan dapat diberikan Ijin |stirahat Karena Sakit paling lama 1 (satu) bulan kalender. Pasal 13 WIN KARENA ALASAN PENTING. (1) Ijin Karena Alasan Penting diberikan kepada Pegawal apabila @. Pegawai yang bersangkutan melangsungkan pernikahan; atau ‘Anak Pegawai melangsungkan pernikahan; atau Istri Pegawai melahirkan; atau ‘Anak Pegawai dikhitan; atau ‘Anak Pegawai dibaptis; atau ‘Saudara kandung Pegawai menikah atau meninggal dunia; atau Orang tua, mertua, dan menantu Pegawai meninggal dunia; atau Istri, Suami, dan Anak Pegawai meninggal dunia; atau i. Melaksanakan Ibadah Haji yang pertama kali (2) Lamanya \jin Karena Alasan Penting sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini adalah: a. Selama 3 (tiga) hari kerja untuk jin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, g, g, dan h; atau b. Selama 2 (dua) hari kerja untuk Ijin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf ¢, d,e, f; atau ©. Jumiah hari pada huruf a dan b diatas dapat ditambah menjadi paling lama 12 hari kalender apabila elaksanaannya ditakukan di luar tempat kedudukan; atau . Paling lama sesuai dengan ketetntuan dan Peraturan Pemerintah yang berlaku tentang lamanya perjalanan dan pelaksanaan Ibadah Haji untuk Ijin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf i. Jensunirin IG (3) Selain hal-hal sebagaimana tersebut dalam ayat (1) Pasal ini, Pegawai diljinkan untuk tidak masuk karena alasan pribadi yang bersifat penting selama 1 (satu) hari setiap bulan, yang tidak diperhitungkan dengan hak Cuti Tahunan; (4) Apabila Pegawai melakukan Cuti dan atau Ijin Tidak Masuk Kerja, maka Ijin Tidak Masuk Kerja karena alasan pribadi yang bersifat penting sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pasal ini untuk bulan berjalan menjadi hilang/gugur; (6) Dalam hal pelaksanaan jin melebihi ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (2) dan atau (3) Pasal ini, dapat menggunakan hak Cut Pasal 14 JIN DILUAR TANGGUNGAN PERUSAHAAN a) Diluar Tanggungan Perusahaan dapat diberikan kepada Pegawai yang telah memiliki masa kerja paling sedikit 5 (lima) tahun terus-menerus tanpa terputus-putus terhitung sejak diangkat sebagai Pegawai atau Calon Pegawai karena alasan pribadi yang sangat penting dan mendesak antara lain’ a. MengikutiIstri/Suami ke Iuar negeri atau ke tempat lain untuk waktu yang relatif ama; b. Pendidikan Formal atas biaya sendiri yang mengakibatkan Pegawai tidak dapat memenuhi ketentuan jam kerja; ¢. MengikutiIstri/Suami yang mutasi ke tempat Unit lain yang tidak terdapat formasi Jabatan. (2) jin Diluar Tanggungan Perusahaan dapat diberikan 1 (satu) kali paling sedikit selama 1 (satu) tahun dan paling lama 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang untuk paling lama 1 (satu) tahun; (3) Dalam hal waktu atas ljin yang diberikan dilaksanakan kurang dari jumlah hari yang dijinkan, maka sisa hari yang belum dilaksanakan tidak dapat diganti dan dianggap sudah melaksanakan jin Diluar ‘Tanggungan Perusahaan 1 (satu) kali (4) Selama_melaksanakan jin Diluar Tanggungan Perusahaan, Pegawai tidak berhak mendapatkan Penghasilan,fasilias dan hak-hak Kepegawaian apapun dari Perusahaan serta diberhentikan sementara dan dibebastugaskan dari Jabatannya terhitung sejak tanggal Keputusan jin Diluar Tanggungan Perusahaan ditetapkan sampai dengan tanggal Ijin untuk bekerja Kembali dari Perusahaan; (8) Segala fasilitas yang diberikan berupa benda balk bergerak maupun tidak bergerak harus dikembalikan sebelum Pegawai melaksanakan ljin Diluar Tanggungan Perusahaan Pasal 15 TATA CARA IJIN DILUAR TANGGUNGAN PERUSAHAAN (1) Pegawai yang melaksanakan |jin Diluar Tanggungan Perusahaan harus mengajukan permohonan secara tetulis kepada Pejabat Yang Berwenang disertai alasan-alasannya dengan menggunakan format sebagaimana tercantum pada Lampiran IV Keputusan ini; (2) Ijin Diluar Tanggungan Perusahaan bukan merupakan hak Pegawai sehingga permohonan tersebut dapat ditolak oleh Pejabat Yang Berwenang berdasarkan pertimbangan kepentingan dinas; (3) Ijin Diluar Tanggungan Perusahaan diberikan dengan Keputusan Pejabat Yang Berwenang, (4) Perpanjangan jin Diluar Tanggungan Perusahaan dilakukan dengan mengajukan_permohonan perpanjangan ijin secara tertulis kepada Pejabat Yang Berwenang sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan kalender sebelum berakhir masa Ijin tersebut (5) Perusahaan harus sudah memberikan jawaban paling lama 1 (satu) bulan kerja sebelum Ijin Tersebut berakhir dengan menggunakan format sebagaimana tercantum pada Lampiran V Keputusan in Pasal 16 TINDAK LANJUT WIN DILUAR TANGGUNGAN PERUSAHAAN (1) Pegawai yang melaksanakan jin Diluar Tanggungan Perusahaan diberlakukan ketentuan sebagai berikut a. Sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan kalender sebelum masa menjalani jin Diluar Tanggungan berakhir, Sub Bidang SDM harus sudah mengevaluasi kemungkinan Pegawai dipekerjakan kembali atau dibethentikan dengan hormat sebagai Pegawai sesuai dengan ketentuan yang berlaku: z JENINIRIN iG b. Pegawai yang melaksanakan jin Diluar Tanggungan Perusahaan wajib melaporkan secara tertulis kepada Pejabat Yang Berwenang memberikan jin Diluar Tanggungan Perusahaan melalui Atasan dari ‘Atasan Langsung Pegawai paling rendah Pejabat Manajer Menengah, selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan kalender sebelum Ijin Diluar Tanggungan Perusahaan berakhir c. Apabila di tempat kerja Pegawai semula masih terdapat formasi, maka Pegawai yang bersangkutan ditempatkan dan dipekerjakan kembali di lingkungan PLN Enjiniring semula sesuai dengan hak kepegawaian yang pernah diperolehnya; d. Apabila di tempat kerja semua tidak terdapat formasi, maka Pegawai yang bersangkutan dicarikan formasi di Unit PLN Enjiniring yang lain; @. Apabila formasi sebagaimana dimaksud pada huruf c dan d ayat ini tidak tersedia, maka Pegawal yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai dengan mendapatkan hak-hak kepegawaian sesuai dengan ketentuan yang berlaku, f, Penempatan kembali atau pemberhentian dengan hormat sebagai Pegawai setelah selesai ‘melaksanakan Ijin Diluar Tanggungan Perusahaan, ditetapkan oleh Pejabat Yang Berwenang. (2) Apabila jin Diluar Tanggungan Perusahaan sudah berakhir dan pada kurun waktu 7 hari setelah jin Diluar ‘Tanggungan Perusahaan, Pegawai tidak melaporkan diri kepada Pejabat Yang Berwenang memberikan \jin, maka Pegawai yang bersangkutan dianggap mengundurkan diri dan diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pasal 17 TUNJANGAN CUTI (1) Pegawai sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (1) huruf a dan b Keputusan ini berhak atas Tunjangan CCuti yang diberikan dengan ketentuan sebagai berikut a. Pegawai yang berhak atas Cuti Tahunan diberikan Tunjangan Cuti Tahunan sebesar 1 (satu) kali P1 Pegawai; b. Pegawai yang berhak atas Cuti Besar diberikan Tunjangan Cuti Besar sebesar 4 (empat) kali P1 Pegawai; (2) Pegawai tidak berhak atas Tunjangan Cuti Tahunan saat mendapatkan Tunjangan Cuti Besar, (3) Tunjangan Cuti Tahunan maupun Tunjangan Cuti Besar tetap dibayarkan, walaupun Pegawai tidak melaksanakan Cut tersebut; (4) Tunjangan Cuti Tahunan atau Tunjangan Cuti Besar dibayarkan paling lambat 1 (satu) bulan setelah jatuh tempo hak Cuti Tahunan atau hak Cuti Besar Pegawai yang bersangkutan. Pasal 18 PERHITUNGAN MASA KERJA TERKAIT CUT! (1) Hal-hal yang tidak diperhitungkan sebagai masa kerja untuk menetapkan tanggal jatuh tempo hak Cuti adalah sebagai berikut Tidak masuk kerja karena sak selama lebih dari 3 (tiga) bulan kalender baik secara berurutan maupun ssecara berpencar, b._Diberhentikan sementara sebagai Pegawai (skorsing); . Ijin Diluar Tanggungan Perusahaan; 4. Tidak masuk kerja karena hilang/tidak diketahui keberadaannya. (2) Dalam hal Pegawai mengalami hal-hal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, maka tanggal jatuh tempo Cuti Pegawai yang bersangkutan dihitung kembali sejak Pegawai bekerja kembali; (3) Apabila dalam waktu paling lama 1 (satu) tahun sejak Pegawai tidak masuk kerja karena dinyatakan hilang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf d Pasal ini, maka Pegawai diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai dan diberikan hak-haknya sesuai ketentuan yang berlaku. Jensmuine Pasal 19 SANKSI (1) Pegawai yang tanpa alasan yang sah, tidak masuk kerja setelah melaksanakan Cuti dan atau ljin Tidak Masuk Kerja yang diberikan, dikategorikan mangkir, dan diberikan sanksi sesuai Peraturan Disiplin Pegawai, (2) Pegawai yang malaksanakan Cuti dan atau Ijin Tidak Masuk Kerja tanpa pemberitahuan tertulis kepada Pejabat yang Berwenang, dikategorikan mangkir, dan diberikan sanksi sesuai Peraturan Disiplin Pegawai Pasal 20 KETENTUAN LAIN-LAIN (1) Untuk menjamin kelancaran pekerjaan, maka pelaksanaan Cuti dan atau ljin Tidak Masuk Kerja harus diatur sebaik-baiknya oleh masing-masing Atasan Langsung Pegawal yang bersangkutan; (2) Pegawai yang akan melaksanakan Cuti dan atau Ijin Tidak Masuk Kerja untuk bepergian ke luar negeri harus memperoleh ijn tertuls dari a. Atasan Langsung Pegawai serendah-rendahnya Manajer Senior! Kepala Satuan/Sekper/Pejabat Setingkat, bagi Pegawai i lingkungan PLN Enjiniring Pusat, b. Atasan Langsung Pegawai serendah-rendahnya Manajer bagi Pegawai di lingkungan Unit Pelaksana, (3) Copy surat permohonan Cuti dan Ijin Tidak Masuk Kerja atau penolakan/penangguhan pelaksanaan dari Pejabat Yang Berwenang harus disampaikan ke Bidang Kepegawaian. Pasal 21 PENUTUP (1) Keputusan ini diberlakukan sejak tanggal 01 Januari 2016. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 04 Januari 2016 PLT DIREKTUR KEUANGAN DAN SDM 4 ENTE N JeNuInIRING Contoh Surat Permohonan Lampiran! —_: Keputusan Direksi PT PLN Enjiniring Cuti Tahunan/Besar”) Nomor (04,002. K/DIR/PLNEN/2016 Tanggal 04 Januari 2016 SURAT PERMOHONAN PELAKSANAAN CUTI TAHUNAN/BESAR*) Yang bertanda tangan i bawah ini Nama Nomor Induk Jabatan/Grade Satuan Organisasi Hak cuti tahunan/besar*) jatuh pada tanggal Mohon diijinkan melaksanakan cuti tahunan/besar*) mulai tanggal ‘Sampai dengan tanggal Untuk permohonan cuti tahunan diisi Cut tahunan yang telah diambil ( ) hati. Sisa cuti tahunan tahun adalah... ( hari Alamat dan nomor telepon selama cut ‘Menyetujul Pemohon, ‘Keterangan *)Coret yang tidak pertu **) _Pejabat yang berwenang memeberikan jin cut Tembusan 1. Pegawai yang bersangkutan 2. Atasan langsung Pegawai yang bersangkutan 3, Bidang kepegawaian Dalam hal pelaksanaan cuti tahunarvbesar dijinkan, maka ‘a. Sebelum menjalankan euti, agar melaporkan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya kepada atasan langsung atau Pejabat yang ditunjuk b, _Setelah menjalankan cuti, wajib melaporkan di kepada atasan langsung dan bekerja kembali sebagaimana biasa, © Dalam hal setelah menjalankan cutl, Pegawal tidak melaporkan diri kepada atasan langsung dan atau tidak bekerja Kembali sebagaimana biasa tanpa keterangan yang sah, dianggap mangkir dan diproses sesuai Peraturan Disiplin Pegawai yang berlaku, P JensniRING Contoh Surat Permohonan Ijin/Cuti Lampiran Il: Keputusan Direksi PT PLN Enjiniring karena Persalinan Anak Ke-empat Nomor (04,002, K/DIR/PLNE/I/2016 dan seterusnya/Sakit/Bersalin/ Tanggal 04 Januari 2016 Karena alasan penting/diluar tanggungan Perusahaan/Perpanjangan Cuti Diluar Tanggungan Perusahaan b) , tanggal Kepada Yen, a) di ‘Yang bertanda tangan di bawah ini Nama Nomor Induk Jabatan/Peringkat Satuan Organisasi Dengan ini mengajukan permohonan cuti . ») Pelaksanaan cuti mulai tanggal : sampai dengan tanggal °) Keperluan/alasan cuti 4) Lampiran e) ‘Alamat dan nomor telepon selama cuti Demikian permohonan ini saya buat untuk dapat dipertimbangkan sebagaimana mestinya. Hormat saya, Pemohon, id Jabatan Pejabat Yang Berwenang memberikan jn cut; b) _Diisi salah satu jenis cuti Karena _bersalin anak ke-empat dan _seterusnya/sakitbersalivkarena alasan pentingldliuar _tanggungan Perseroaniperpanjangan cuti di luar tanggungan Perseroan; ©) _Diisi tanggal pelaksanaan cuti, 4d) _Diisi keperiuanvalasan cut; ©) _Diisi lampiran/data yang mendukung seperti Surat keterangan dokter/bidanvketerangan lainnya busan 1. Pegawai yang bersangkutan 2. Atasan langsung Pegawal yang bersangkutan 3. Bidang kepegawaian LN Jenne Contoh Pernitungan Jatun Tempo Cuti Besar Lampiran tll Keputusan Direksi PT PLN Enjiniring Nomor (04.002, KIDIR/PLNEV/2016 Tanggal 04 Januari 2016 1. Bagi Pegawai yang melaksanakan cuti sakit selama lebih dari 3 bulan, maka jatuh tempo cuti besar berikutnya mundur selama masa cuti sakit tersebut dijalaninya, sebagai contoh adalah Pegawai dengan data sebagai berikut Diangkat Calon Pegawai Jatuh tempo cuti besar pertama Pemah menderita sakit selama Jatuh tempo cuti besar pertama 6 tahun dari jatuh tempo cuti besar peertama Karena sakit 3 bulan 2 hari Tanggal jatuh tempo cuti besar ke dua 01 04 4989 01 04 1995 3 bulan 2 hari 01 © 04-1995) 00 = 00 06) o2 03 00) + 0307 2001 2. Bagi Pegawai yang dikenakan skorsing, maka jatuh tempo cuti besar berikutnya mundur selama masa skorsing tersebut, sebagai contoh adalah Pegawai dengan data sebagai berikut Diangkat Calon Pegawai Jatuh tempo cuti besar pertama Skorsing Jatuh tempo cuti besar pertama 6 tahun dari jatuh tempo cuti besar pertama Lama skorsing ‘Tanggal jatuh ternpo cuti besar ke dua 01 041989 01 04 4995, 6 bulan 01 04 1995) 00 00 06) 00 __06 00) + or 102001 3. Bagi Pegawai yang melakukan cuti di luar tanggungan Perusahaan, maka jatuh tempo cuti besar berikutnya dihitung setelah bekerja di Perusahaan sekurang-kurangnya 6 tahun sejak yang bersangkutan bekerja kembali setelah menjalani cuti di luar tanggungan Perusahaan, sebagai contoh adalah Pegawai dengan data sebagai berikut Diangkat Calon Pegawai Jatuh tempo cuti besar pertama CCutidi luar tanggungan perusahaan Masuk bekerja setelah cuti di luar tanggungan Perusahaan 6 tahun sejak bekerja kembali setelah menjalani uti diluar tanggungan Perusahaan ‘Tanggal jatuh tempo cut besar ke dua 01 04 1986 ot 704 Gosz 2 tahun 01 041904) oo __00 06 ) + or 10-2001 JENJINIRING Contoh Keputusan Lampiran IV: Keputusan Direksi PT PLN Enjiniring Cuti Di Luar Tanggungan Perusahaan Nomor 04,002, KIDIR/PLNE//2016 Tanggal 04 Januari 2016 PT PLN ENJINIRING. KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN ENJINIRING NOMOR coc DIREKSI PT PLN ENJINIRING Membaca Surat permohonan Sdr. Nomor Induk tanggal - erihal permohonan cuti di luar tanggungan Perusahaai Menimbang bahwa tidak keberatan untuk mengabulkan permohonan tersebut karena memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh peraturan dan ketentuan yang berlaku, serta tidak mengganggu kepentingan kedinasan. Mengingat 4. Anggaran Dasar PT PLN Enjiniring: 2. Keputusan Direksi PT PLN Enjiniring No, 5 3. Keputusan Direksi PT PLN Enjiniring No, MEMUTUSKAN, ‘Menetapkan PERTAMA ‘Memberikan cuti di luar tanggungan Perusahaan kepada Pegawai Nama Nomor Induk Jabatan/Peringkat ‘Satuan Organisasi terhitung mulai tanggal ‘Sampai dengan tanggal atau selama ( ) tahun, KEDUA ‘Selama menjalankan cuti di luar tanggungan Perusahaan, jabatan yang bersangkutan dibebaskan. KETIGA ‘Selama menjalankan cuti di luar tanggungan Perusahaan yang bersangkutan tidak berhak menerima penghasilan dan segala bentuk fasilitas dari Perusahaan terhitung mulai bulan berikutnya yang bersangkutan menjalani cuti tersebut, dan segala fasiltas yang diperoleh harus dikembalikan ke Perusahaan sebelum melaksanakan cuti di luar tanggungan Perusahaan. KEEMPAT ‘Masa menjalankan cuti di luar tanggungan Perusahaan tidak diperhitungkan sebagai masa kerja Pegawai KELIMA ‘Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum cuti di luar tanggungan Perusahaan berakhir, yang bersangkutan diwajibkan melaporkan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan jin cuti melalui saluran hirarkhi KEENAM ‘Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari terhitung mulai tanggal selesai menjalankan cuti di luar tanggungan Perusahaan, yang bersangkutan diwajibkan melaporkan diri kepada pejabat yang berwenang memberikan jin cuti KETUJUH Apabila setelah melaporkan secara tertulis ternyata tidak tersedia formasi untuk Penempatan atau apabila tidak melaporan diri tepat pada waktunya, yang bersangkutan ‘akan diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai dengan hak-hak kepegawaian sesuai ketentuan yang berlaku. Ditetapkan di Pada tanggal DIREKTUR KEUANGAN DAN SDM. ‘Tembusan 1. Pimpinan unit Pegawai yang bersangkutan 2. File kepegawaian Pegawai yang bersangkutan 3. Arsip P JJensuirine Contoh Keputusan Perpanjangan Lampiran V_: Keputusan Direksi PT PLN Enjiniring Cuti Di Luar Tanggungan Perusahaan Nomor (04.002. KIDIR/PLNEN/2016 Tanggal 04 Januari 2016 Membaca Menimbang Mengingat ‘Menetapkan PERTAMA, KEDUA KETIGA KEEMPAT KELIMA KEENAM KETUJUH ‘Tembusan PT PLN ENJINIRING KEPUTUSAN DIREKSI PT PLN ENJINIRING NOMOR DIREKSI PT PLN ENJINIRING. ‘Surat permohonan Sar. Nomor Induk tanggal Perihal permohonan perpanjangan cut! di luar tanggungan Perusahaan. bahwa tidak keberatan untuk mengabulkan permohonan perpanjangan cuti di luar tanggungan Perseroan tersebut, karena memenuhi persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku, dan tidak mengganggu kepentingan kedinasan, 1. Anggaran Dasar PT PLN Enjining; 2. Keputusan Direksi PT PLN Enjiniring No. 3. Keputusan Direksi PT PLN Enijiniring No. MEMUTUSKAN Cuti di luar tanggungan Perusahaan yang diberikan berdasarkan Keputusan Direksi PT PLN Enjiniring Nomor tanggal Kepada Pegawal Nama Nomor Induk Jabatan/Peringkat Satuan Organisasi Diperpanjang terhitung mulai tanggal ‘Sampai dengan tanggal ‘atau selama ( ) tahun, Selama menjalankan perpanjangan cuti di luar tanggungan Perusahaan, jabatan yang bersangkutan dibebaskan ‘Selama_menjalankan perpanjangan cuti di luar tanggungan Perusahaan yang bersangkutan tidak menerima penghasilan, hak kepegawaian dan segala bentuk fasllitas dari Perusahaan, Masa_menjalankan perpanjangan cuti di luar tanggungan Perusahaan tidak diperhitungkan sebagai masa kerja Pegawal. Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum Perpanjangan cuti di luar tanggungan Perusahaan berakhir, yang bersangkutan diwajibkan melaporkan secara tertulis kepada ejabat yang berwenang memberikan ijin cuti melalui saluran hirarkhi Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari terhitung mulai tanggal selesai_menjalankan Perpanjangan cuti di luar tanggungan Perusahaan, yang bersangkutan diwajibkan ‘melaporkan diri kepada pejabat yang berwenang memberikan ijn cut Apabila setelah melaporkan secara tertulis ternyata tidak tersedia formasi untuk Penempatan atau apabila tidak melaporan diri tepat pada waktunya, yang bersangkutan ‘akan dibernentikan dengan hormat sebagai Pegawai dengan hak-hek kepegawaian sesuai ketentuan yang berlaku. Ditetapkan di Pada tanggal DIREKTUR KEUANGAN DAN SDM. impinan unit Pegawal yang bersangkutan 2. File kepegawaian Pegawai yang bersangkutan 3. Arsip JenuiniRING Contoh Keputusan Lampiran VI: Keputusan Direksi PT PLN Enjiniring Penempatan Kembali Nomor 04,002. K/DIR/PLNE/I/2016 Setelah Cuti Di Luar Tanggungan Tanggal 04 Januari 2016 Perusahaan PT PLN ENJINIRING KEPUTUSAN DIREKS! PT PLN ENJINIRING NOMOR :... DIREKSI PT PLN ENJINIRING ‘Membaca ‘Surat permohonan Sdr. Nomor Induk tanggal yang mengajukan permintaan untuk dapat ditempatkan kembali setelah selesai menjalankan cuti di luar tanggungan Perusahaan, Menimbang bahwa formasi mengijinkan untuk penempatan kembali Pegawai yang bersangkutan. Mengingat 4. Anggaran Dasar PT PLN Enjiniring; 2. Keputusan Direksi PT PLN Enjiniring No 3. Keputusan Direksi PT PLN Enjiniring No. MEMUTUSKAN, Menetapkan PERTAMA, Terhitung mulai tanggal mempekerjakan kembali Pegawai Nama Nomor Induk Jabatan/Peringkat Satuan Organisasi KEDUA Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. KETIGA Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini, akan diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana mestinya, Ditetapkan di Pada tanggal DIREKTUR KEUANGAN DAN SDM ‘Tembusan 4. Pimpinan unit Pegawal yang bersangkutan 5. File kepegawaian Pegawai yang bersangkutan 6 Arsip

You might also like