You are on page 1of 10

Analisis SWOT Terhadap Peran Serta Mahasiswa Dalam

Memposisikan Usaha Kecil dan Menengah


Mahasiswa, sebagai barometer masa depan bangsa dengan karakternya yang kritis, analitis dan
praktis memiliki peranan besar dalam menentukan intensitas perkembangan usaha kecil dan
menengah (UKM), yang idealnya membutuhkan peran (campur tangan) pemerintah dalam
peningkatan kemampuan bersaing. Namun, yang perlu diperhatikan adalah bahwa kemampuan di
sini bukan dalam arti kemampuan untuk bersaing dengan usaha (industri) besar, lebih pada
kemampuan untuk memprediksi lingkungan usaha dan kemampuan untuk mengantisipasi kondisi
lingkungan tersebut.
Pemerintah, dalam perjalanannya membina UKM, lebih condong kepada pembinaan pengusaha
kecil, sementara pembinaan terhadap usaha menengah sebagai work horse seolah-olah
terlupakan. Kebijakan pengembangan usaha bagi usaha menengah belum bersandar pada satu
peraturan pemerintah sebagai payung kebijakan, dan dalam aras pengembangan usaha, masih
terdapat grey area dalam pengembangan usaha menengah.
Melihat kenyataan tersebut, maka salah satu strategi untuk mendorong kinerja dan peran UKM
dalam pasar bebas serta mengatasi kesenjangan yang terjadi, adalah dengan menumbuhkan usaha
menengah yang kuat dalam membangun struktur industri, yang di dalamnya terdapat mahasiswa
sebagai faktor pendukung utama. Dengan memperhatikan posisi strategis dan keunggulan yang
dimilikinya, usaha menengah layak untuk didorong sebagai motor pengembangan UKM dalam
persaingan bebas. Hal ini karena potensi mahasiswa di dalamnya yang mampu memberikan
pelatihan dan sumbangan pemikiran: strategi, prediksi lingkungan dan mobilitas pasar, serta
bantuan modal usaha melalui kerjasama.
Penulis juga mengungkapkan bahwa dengan terjadinya pergeseran tatanan ekonomi dunia pada
persaingan bebas, dapat dikatakan bahwa UKM menghadapi situasi yang bersifat double squeze
yaitu situasi yang datang dari sisi internal berupa ketertinggalan produktivitas, efisiensi dan
inovasi; dan situasi yang datang dari eksternal pressure. Dengan adanya dua fenomena di atas
yang perlu diperhatikan adalah masalah ketimpangan struktur usaha dan kesenjangan usaha besar
dengan usaha kecil dan menengah. Dalam hal ini peranan mahasiswa sangat diperlukan sebagai
perantara studi kasus ekonomi dengan langkah yang akan diambil UKM
Peranan mahasiswa semakin jelas ketika perekonomian menghadapi era perdagangan bebas,
dimana siklus produk relatif pendek dan sangat ditentukan oleh selera konsumen, mengharuskan
setiap pelaku bisnis memiliki akses yang cukup terhadap pasar dan kemampuan inovasi produk,
guna meningkatkan daya saingnya. Hal inilah yang merupakan titik lemah yang dimiliki oleh
UKM pada umumnya. Sehingga, diharapkan dengan adanya peran serta mahasiswa baik sebagai
tenaga perencana, pelatih, pelaku, ataupun pengawas dapat membuat UKM memegang peranan
penting dalam perekonomian Indonesia baik ditinjau dari segi jumlah usaha maupun dalam
penciptaan lapangan kerja. Kemajuan sistem yang telah dicapai ini apabila dikombinasikan
dengan kemampuan fleksibilitas UKM dalam merespon fluktuasi permintaan pasar, dapat
menjadi langkah awal untuk memasuki persaingan pasar global…
IDENTIFIKASI FAKTOR KEKUATAN, KELEMAHAN/KENDALA, PELUANG,
TANTANGAN/ANCAMAN, DAN STRATEGI
Kekuatan
1. Eksistensi kerjasama pelaku UKM-mahasiswa dalam mengkoordinasikan
perencanaan dan penyusunan strategi serta sinkronisasi pelaksanaan
strategi di bidang pelaksanaan dan pengawasan.

2. Kemampuan mahasiswa dalam melacak dan menyuarakan Undang-Undang


yang melindungi UKM, seperti Peraturan perundang-undangan yang
mendukung koordinasi, sinkronisasi, pengendalian dan pengawasan
pelaksanaan di bidang kesejahteraan dan penanggulangan kemiskinan
(Keppres 124/2001 sebagaimana telah diubah dengan Keppres 8/2002 dan
Keppres 32/2002, Perpres 7/2005, Perpres 9/2005, Perpres 10/2005, dan
Peraturan Menko Kesra 08 KEP/MENKO/ KESRA/IV/2005);

3. Berlimpahnya sumber daya manusia (tenaga kerja) dan mahasiswa yang


siap terjun ke masyarakat guna menyokong UKM.

4. Sistem informasi yang dirintis bersama mahasiswa memudahkan


pemantauan dan pengawasan serta akses terhadap pasar dan kemampuan
inovasi produk.

5. Komitmen bersama untuk mewujudkan usaha kecil menengah yang tangguh


dan siap bersaing di pasar global.

Upaya yang dilakukan untuk mempertahankannya:


1. Dengan legalitas yang ada, perencanaan dikoordinasikan, kebijakan disusun,
dan pelaksanaan kebijakan disinkronkan bersama lembaga lain yang terkait.

2. Dengan tenaga kerja yang profesional direalisasi komitmen bersama


perencanaan dan kebijakan UKM yang bertujuan mewujudkan UKM yang
tangguh.

3. Dengan sistem informasi yang ada diselenggarakan pengendalian dan


pengawasan pelaksanaan perencanaan dan penanggulangan ancaman
dengan meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam memberikan kontrol
sosial.

Kelemahan/Kendala
1. Belum konsistennya kebijakan setiap unit kerja dalam mendukung upaya-
upaya mewujudkan pelaksanaan koordinasi perencanaan dan penyusunan
kebijakan, sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang pelaksanaan dan
penanggulangan ancaman;

2. Belum mantapnya pemahaman koordinasi dalam pelaksanaan tugas dan


fungsi masing-masing subunit-UKM, terutama berkaitan dengan program
jangka panjang.

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuannya:


1. Melaksanakan komitmen agar pelaksanaan tugas dan fungsi menjadi
konsisten.
2. Memperkuat kapasitas sasaran melalui kerjasama usaha.

3. Meningkatkan kerjasama melalui pelaksanaan Rencana Strategis.

Peluang
1. Tujuan peran mahasiswa adalah sebagai katalisator dalam mempersiapkan
UKM menuju persaingan global.

2. Komitmen yang tinggi menciptakan kekuatan agar optimis mengembangkan


UKM.

3. Semakin intensifnya upaya pemberantasan kemiskinan dan kebodohan, serta


kontrol sosial yang semakin kuat di masyarakat kalangan ekonomi menengah
kebawah.

4. Semakin meningkatnya upaya pemberantasan pengangguran.

5. Semakin meningkatnya peran serta/partisipasi mahasiswa dan masyarakat


dalam kegiatan pembangunan dan ketahanan ekonomi.

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuannya:


1. Melaksanakan koordinasi yang efektif dan efisien untuk mengoptimalkan
partisipasi mahasiswa, UKM, dan masyarakat.

2. Sistem informasi yang ada dapat diakses oleh UKM lain dalam upaya
melakukan persaingan yang sehat untuk perkembangan setiap UKM.

3. Hasil pengendalian dan pengawasan dapat dijadikan bahan evaluasi untuk


mengembangkan UKM dan mengantisipasi ancaman.

Tantangan/Ancaman
1. Sistem administrasi UKM belum tersusun dengan jelas dan rapih sehingga
masih banyak pengaturan-pengaturan yang tumpang tindih yang
menyebabkan aliran dana tidak jelas.

2. Masih lemahnya sistem dan kelembagaan sosial yang menaungi UKM di


tingkat lapangan dalam memelihara dan melindungi UKM.

3. Belum optimalnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan


ekonomi.

4. Terjadinya berbagai masalah di bidang sosial seperti bencana, konflik, krisis


ekonomi yang memerlukan penanganan yang cepat dan intensif.

5. Tumpang tindihnya kegiatan peningkatan kesejahteraan rakyat dan


penanggulangan kemiskinan oleh berbagai instansi/perusahaan teknis.

6. Tingginya tuntutan masyarakat akan kepuasan produk konsumsi.

7. Besarnya kompleksitas masalah internal dan atau eksternal UKM.


8. Rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah dan atau
UKM/perusahaan.

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuannya:


1. Mengintensifkan koordinasi internal guna konsistensi dan mantapnya
pelaksanaan tugas dan fungsi.

2. Memantapkan pelaksanaan tugas dan fungsi melalui kegiatan sosialisasi dan


pembinaan secara intensif.

3. Menyelenggarakan pertemuan secara berkala dengan berbagai instansi


teknis/ lembaga yang terkait dalam kerjasama usaha.

STRATEGI
Untuk memanfaatkan kekuatan dan peluang, serta dalam rangka menanggulangi
kendala/kelemahan dan mengatasi tantangan/ancaman, maka strategi yang digunakan dalam
menyelenggarakan koordinasi perencanaan dan penyusunan kebijakan, sinkronisasi pelaksanaan
perencanaan, pengendalian pelaksanaan dan pengawasan pelaksanaan perencanaan di bidang
usaha kecil menengah adalah:
1. Koordinasi
Sesuai tugas dan fungsi koordinator, maka kegiatan koordinasi merupakan
kegiatan inti yang dilaksanakan. Kegiatan koordinasi harus bersifat aktif dan
tidak menunggu. Oleh karena itu, untuk terwujudnya sinkronisasi dalam
pelaksanaan dalam usaha kecil menengah, maka koordinasi harus dilakukan.

2. Sosialisasi
Agar seluruh program UKM dan penanggulangan ancaman dapat diketahui
dan dipahami oleh pelaku UKM serta anggota masyarakat, maka kegiatan
sosialisasi perlu diselenggarakan. Kegiatan sosialisasi program UKM ini
diselenggarakan bukan hanya agar diketahui dan dipahami namun
dimaksudkan agar tidak terjadi tumpang tindih pelaksanaannya dengan
UKM/lembaga lain serta diharapkan dalam pelaksanaannya program masing-
masing UKM saling mendukung dan sinergis sehingga dapat terwujud adanya
Indonesia yang sejahtera, maju dan mandiri sebagaimana diharapkan. Di sisi
lain kegiatan sosialisasi ini diselenggarakan untuk mendapatkan suatu
persepsi yang sama sehingga masing-masing komponen baik UKM maupun
masyarakat berperan serta sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya.

3. PembentukanNKelompokNKerja
Keberadaan kelompok kerja atau tim pada hakekatnya adalah membantu
dalam proses kegiatan pembangunan ekonomi rakyat. Oleh karena itu, dalam
rangka terselenggaranya kegiatan koordinasi, sinkronisasi, pengendalian dan
pengawasan, maka pembentukan kelompok kerja atau tim yang terdiri dari
berbagai komponen sangat diperlukan. Di samping itu, kelompok kerja juga
merupakan suatu forum koordinasi dan sinkronisasi untuk saling memberikan
informasi sehingga diperoleh suatu persamaan persepsi yang dapat
melancarkan terwujudkan kesejahteraan rakyat dan penanggulangan
kemiskinan.

4. Kemitraan
Agar pelaksanaan koordinasi perencanaan dan penyusunan strategi usaha
kecil menengah dan penanggulangan ancaman berjalan dan mencapai
sasarannya maka diperlukan kemitraan dengan berbagai
departemen/kementerian/ instansi lain terkait dan unsur masyarakat.

5. Pengkajian
Kegiatan pengkajian dilakukan dengan menganalisis hasil pelaksanaan
perencanaan atau melalui hasil pengendalian dan pengawasan terhadap
pelaksanaan program yang diselenggarakan pihak terkait sebagai bahan
masukan dalam mengkoordinasikan dan menyusun perencanaan, serta
sinkronisasi pelaksanaan perencanaan usaha kecil menengah dan
penanggulangan ancaman yang mungkin terjadi.

6. Advokasi
Bagaimanapun baiknya suatu strategi yang disusun oleh kalangan internal,
tanpa mendapat masukan dari pihak eksternal maka pelaksanaan strategi
belum dapat mengantisipasi secara baik berbagai kendala di depannya. Pada
prakteknya bahwa pelaku kegiatan dalam era otonomi adalah daerah dan
masyarakat, oleh karena itu maka kegiatan advokasi dalam bentuk
pemberian masukan, arahan, penyamaan persepsi, kesepakatan atau
pembimbingan perlu dilakukan dalam pelaksanaan operasional program
usaha kecil menengah.

7. Monitoring&Evaluasi
Kegiatan monitoring dilakukan untuk mengetahui apakah program atau
kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Dari kegiatan monitoring
akan diperoleh masukan atau informasi yang sebenarnya tentang
pelaksanaan program atau kegiatan di tingkat lapangan. Dengan diketahui
hasil pelaksanaan perencanaan melalui monitoring maupun evaluasi, maka
akan mempermudah pengendalian dan pengawasan pelaksanaan
perencanaan dalam usaha kecil menengah.

8. Fasilitasi
Kegiatan koordinasi dan sinkronisasi dapat berjalan efektif dan efisien, antara
lain jika terdapat fasilitasi dan kemudahan ataupun pelayanan terhadap
program yang diselenggarakan oleh UKM terkait. Fasilitasi yang dilakukan
Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat yakni dengan
memberikan dorongan dan dukungan untuk memperlancar pelaksanaan
kegiatan-kegiatan program UKM. Untuk itu, perlu dilakukan pendekatan yang
arif agar tidak terkesan atau dianggap mengintervensi tugas pokok dan
fungsi UKM yang dikoordinasikan.

9. Data & Informasi


Untuk dapat terselenggaranya koordinasi dan sinkronisasi sehingga
pelaksanaan program di tingkat lapangan berjalan sebagaimana yang
diharapkan, maka UKM yang dikoordinasikan perlu didukung dengan data
dan informasi yang berkaitan dengan usaha kecil menengah dan
penanggulangan ancaman. Data dan informasi diperlukan sebagai bahan
penyusunan rencana, selain itu data dan informasi yang akurat juga sebagai
alat koordinasi. Data dan informasi usaha kecil menengah dan
penanggulangan ancaman dikomunikasikan melalui berbagai kesempatan
dan forum serta media yang ada.

10.Pemberdayaan
Dalam upaya meningkatkan terwujudnya kegiatan koordinasi dan
sinkronisasi maka seluruh jajaran di lingkungan UKM perlu didorong untuk
meningkatkan kinerjanya dalam pengelolaan dan pengintegrasian program
usaha kecil menengah. Upaya mensinergikan kekuatan di dalam lingkungan
UKM secara intensif adalah sebagai bentuk pemberdayaan yang perlu
dilakukan untuk mengkoordinasikan dan menyinkronkan secara internal
penyelenggaraan program di lingkungannya masing-masing.

TABEL MATRIKS ANALISIS SWOT, TERHADAP PERAN SERTA MAHASISWA


DALAM MEMPOSISIKAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
Strengths (kekuatan) Weakness
(kelemahan)
1. Eksistensi
kerjasama pelaku 1. Belum konsistennya
UKM-mahasiswa. kebijakan setiap
unit kerja dalam
2. Kemampuan mendukung upaya-
mahasiswa dalam upaya mewujudkan
Faktor
melacak dan pelaksanaan
Internal
menyuarakan koordinasi
Undang-Undang perencanaan dan
yang melindungi penyusunan
UKM kebijakan,
sinkronisasi
3. Berlimpahnya pelaksanaan
sumber daya kebijakan di bidang
manusia (tenaga pelaksanaan dan
kerja) dan penanggulangan
mahasiswa yang ancaman;
Faktor Eksternal siap terjun ke
masyarakat guna 2. Belum mantapnya
menyokong UKM. pemahaman
koordinasi dalam
4. Sistem informasi pelaksanaan tugas
yang dirintis dan fungsi masing-
bersama mahasiswa masing subunit-
memudahkan UKM, terutama
pemantauan dan berkaitan dengan
pengawasan serta program jangka
akses terhadap panjang.
pasar dan
kemampuan inovasi
produk.

5. Komitmen bersama
untuk mewujudkan
usaha kecil
menengah yang
tangguh dan siap
bersaing di pasar
global.

Opportunities Strategi S-O Strategi W-O


(peluang)
1. Tujuan peran
mahasiswa adalah
sebagai katalisator
dalam
mempersiapkan
UKM Komitmen
yang tinggi
menciptakan
kekuatan agar
optimis
mengembangkan
UKM.

2. Semakin
intensifnya upaya
pemberantasan
kemiskinan dan
kebodohan, serta
kontrol sosial yang
semakin kuat di
masyarakat
kalangan ekonomi
menengah
kebawah.

3. Semakin
meningkatnya
upaya
pemberantasan
pengangguran.

4. Semakin
meningkatnya
peran
serta/partisipasi
mahasiswa dan
masyarakat dalam
kegiatan
pembangunan dan
ketahanan
ekonomi.

Strategi S-T Strategi W-T


1. Threats
(ancaman)
Sistem
administrasi UKM
belum tersusun
dengan jelas dan
rapih sehingga
masih banyak
pengaturan-
pengaturan yang
tumpang tindih
yang
menyebabkan
aliran dana tidak
jelas.

2. Masih lemahnya
sistem dan
kelembagaan
sosial yang
menaungi UKM di
tingkat lapangan
dalam memelihara
dan melindungi
UKM.

3. Belum optimalnya
partisipasi
masyarakat dalam
pelaksanaan
pembangunan
ekonomi.

4. Terjadinya
berbagai masalah
di bidang sosial
seperti bencana,
konflik, krisis
ekonomi yang
memerlukan
penanganan yang
cepat dan intensif.

5. Tumpang
tindihnya kegiatan
peningkatan
kesejahteraan
rakyat dan
penanggulangan
kemiskinan oleh
berbagai
instansi/perusahaa
n teknis.

6. Tingginya tuntutan
masyarakat akan
kepuasan produk
konsumsi.

7. Besarnya
kompleksitas
masalah internal
dan atau eksternal
UKM.

Rendahnya kepercayaan
masyarakat terhadap
kinerja pemerintah dan
atau UKM/perusahaan
Daftar Pustaka
http://www.bloggaul.com/faizone/readblog/93988/peran-dan-tanggung-
jawab-mahasiswa-dalam-lingkungan-sosial
http://aguswibisono.com/2010/analisis-swot-strength-weakness-
opportunity-threat/

You might also like