Professional Documents
Culture Documents
Sumber 1
Sumber 1
SAMBUTAN ......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................ 1
1.2 Maksud dan Tujuan ......................................................... 3
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan .......................................... 4
1.4 Tim Penyusun ................................................................. 5
BAB II METODOLOGI ....................................................................... 6
2.1 Pengumpulan Data.......................................................... 6
2.2 Pengolahan Data............................................................. 8
BAB III DESKRIPSI DAERAH RAWAN PANGAN .............................. 11
3.1 Perkembangan Daerah Rawan Pangan Tahun
2009 – 2015 .................................................................... 14
3.2 Daerah Tertinggal Yang Dikategorikan Sebagai
Daerah Rawan Pangan ................................................... 21
3.3 Tipologi Desa Berdasarkan Indeks Pembangunan
Desa (IPD) dan Indeks Desa Membangun (IDM)............. 26
3.4 Kawasan Perdesaan di Daerah Rawan Pangan .............. 27
3.5 Permukiman Transmigrasi di Daerah Rawan
Pangan............................................................................ 29
3.6 Kawasan Perkotaan Baru/Kota Terpadu Mandiri di
Daerah Rawan Pangan ................................................... 31
140
Jumlah Daerah Rawan Pangan
120
100
80
60
40
20
0
Sumatera Jawa BalidanNusa Kalimantan Sulawesi Maluku Papua
Tenggara
Wilayah
2009 2015
Gambar 5. Peta Sebaran Daerah Rawan Pangan Sebagai Daerah Tertinggal di Indonesia Tahun 2009
BUKU PERKEMBANGAN DAERAH TERTENTU (DAERAH RAWAN PANGAN) | 25
Gambar 6. Peta Sebaran Daerah Rawan Pangan Sebagai Daerah Tertinggal di Indonesia Tahun 2015
3.3 Tipologi Desa Berdasarkan Indeks Pembangunan Desa
(IPD) dan Indeks Desa Membangun (IDM)
Jawa 22 32,35
Kalimantan 11 16,18
Maluku 4 5,88
Papua 4 5,88
Jumlah 117
Sumber: Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Indonesia, Kementerian Pertanian Republik
Indonesia, 2015
1 Aceh 17 18
2 Sumatera Utara 18 25
3 Sumatera Barat 12 12
4 Riau 9 10
5 Kepulauan Riau 4 5
6 Jambi 9 9
7 Sumatera Selatan 10 11
8 Bengkulu 8 9
10 Lampung 8 12
25
20
15
10
5
2009
0
2015
Provinsi
Komoditas Pertanian
Komoditas padi merupakan salah satu komoditas pertanian
yang mempunyai relevansi dengan daerah rawan pangan. Dalam hal
ini, komoditas tersebut mampu menjadi salah satu indikator yang
dapat digunakan untuk mengetahui ketersediaan pangan di suatu
daerah. Proporsi komoditas padi Wilayah Sumatera ditunjukkan
dengan adanya persentase komoditas tersebut sebesar 45,32% pada
tahun 2011 dan 39,44% pada tahun 2014. Kedua besaran persentase
tersebut mewakili banyaknya jumlah desa di Wilayah Sumatera yang
mampu memproduksi padi. Persentase komoditas padi tersebut
menunjukkan bahwa proporsi komoditas tersebut cukup besar jika
dibandingkan dengan komoditas-komoditas lainnya di wilayah
tersebut, seperti hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan
tangkap, dan lain sebagainya. Berdasarkan Tabel 12 berikut, diketahui
bahwa meskipun terjadi pertambahan jumlah desa yang mampu
memproduksi padi, terjadi penurunan persentase komoditas padi
tersebut pada tahun 2014 yang kemudian menunjukkan adanya
penurunan proporsi komoditas padi dalam komoditas pertanian di
wilayah tersebut. Dengan demikian, maka dapat diketahui bahwa
wilayah Sumatera mengalami perkembangan yang bersifat negatif
meskipun tidak begitu ekstrim. Penurunan tersebut berkaitan dengan
beberapa hal, seperti meningkatnya produksi komoditas pertanian lain,
menyempitnya lahan pertanian padi akibar alih fungsi lahan,
terganggunya produktivitas padi, dan lain sebagainya.
Tabel 14. Sebaran Daerah Rawan Pangan di Wilayah Jawa Tahun 2015
PRIORITAS PROVINSI JUMLAH
3 Jawa Timur 9
Banten 3
Jawa Barat 2
4 Jawa Barat 5
Jawa Timur 1
Banten 1
5 Jawa Tengah 7
Jawa Barat 6
Jawa Timur 1
6 Jawa Tengah 22
Jawa Timur 18
Jawa Barat 4
DIY 4
Jumlah 83
Sumber: Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Indonesia, Kementerian Pertanian Republik
Indonesia, 2015
JUMLAH
NO PROVINSI
2009 2015
1 Banten 4 4
2 Jawa Barat 16 17
3 Jawa Tengah 29 29
4 DI Yogyakarta 4 4
5 Jawa Timur 29 29
Jumlah 82 83
Sumber: Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Indonesia, Kementerian Pertanian Republik
Indonesia, 2015
30
25
20
15 2009
10 2015
5
0
Banten Jawa Barat Jawa DI Jawa Timur
Tengah Yogyakarta
Provinsi
Gambar 11. Peta Sebaran Daerah Rawan Pangan di Wilayah Jawa Tahun 2009
BUKU PERKEMBANGAN DAERAH TERTENTU (DAERAH RAWAN PANGAN) | 54
Gambar 12. Peta Sebaran Daerah Rawan Pangan di Wilayah Jawa Tahun 2015
4.2.2 Faktor Pendukung Ketersediaan Pangan Daerah
Rawan Pangan di Wilayah Jawa
Komoditas Pertanian
Komoditas padi merupakan salah satu indikator dalam
ketersediaan pangan di suatu daerah. Perkembangan komoditas padi
di Wilayah Jawa pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar
3,76%. Berdasarkan Tabel 17 di bawah ini, persentase jumlah desa
yang memproduksi padi di wilayah Jawa pada tahun 2011 adalah
sebesar 79,07% kemudian berubah menjadi sebesar 75,31% pada
tahun 2014. Meskipun penurunan yang dialami tidak begitu ekstrim,
namun cukup berpengaruh bagi perkembangan komoditas padi di
Wilayah Jawa. Penurunan jumlah desa yang mampu memproduksi
padi di Wilayah Jawa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Alih fungsi
lahan, rendahnya produktivitas padi karena serangan hama, bencana
alam, dan lain sebagainya mampu menjadi penyebab dalam
penurunan jumlah desa yang mampu memproduksi padi tersebut.
Namun demikian, proporsi jumlah desa yang memproduksi padi di
Wilayah Jawa masih cukup besar dan mendominasi jika dibandingkan
dengan komoditas pertanian lainnya. Kondisi tersebut
mengindikasikan bahwa komoditas padi masih menjadi komoditas
pertanian unggulan di Wilayah Jawa mengingat bahwa sebagian besar
desa di wilayah tersebut mampu memproduksi padi.
1 Kalimantan Barat 10 12
2 Kalimantan Tengah 13 13
3 Kalimantan Selatan 11 11
4 Kalimantan Timur 9 6
5 Kalimantan Utara 4
Jumlah 43 46
Sumber: Pengolahan Data, Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Indonesia, Kementerian
Pertanian Republik Indonesia, 2015
12
10
6 2009
4 2015
0
Kalimantan Kalimantan Kalimantan Kalimantan Kalimantan
Barat Tengah Selatan Timur Utara
Provinsi
Komoditas Pertanian
Berdasarkan Tabel 22 di bawah ini, perkembangan komoditas
padi di Wilayah Kalimantan terlihat pada perubahan persentase
komoditas padi pada tahun 2014. Tabel di bawah ini menunjukkan
persentase pada tahun 2011 di Wilayah Kalimantan adalah sebesar
51,77% dan kemudian berubah menjadi sebesar 44,31% pada tahun
2014. Perubahan persentase menjadi lebih rendah tersebut
menunjukkan adanya penurunan jumlah desa yang memproduksi padi
terhadap jumlah desa yang memproduksi komoditas pertanian
seluruhnya di Wilayah Kalimantan. Penurunan yang terjadi adalah
sebesar 7,46% dan bernilai negatif. Angka tersebut mengindikasikan
bahwa perkembangan negatif di Wilayah Kalimantan bukan
merupakan perkembangan yang kecil meskipun angka tersebut tidak
signifikan. Penurunan persentase yang terjadi pada tahun 2014
diakibatkan oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah adanya
penurunan jumlah desa sebesar 257 desa, yaitu dari jumlah sebanyak
3.086 desa pada tahun 2011 dan kemudian berubah menjadi 2.829
desa pada tahun 2014. Persentase jumlah desa yang mampu
memproduksi padi di Wilayah Kalimantan tidak cukup tinggi jika
dibandingkan dengan wilayah lainnya karena besaran persentase
hanya berkisar pada angka 50%di kedua tahun. Namun demikian,
persentase tersebut masih mampu mengalahkan persentase
komoditas pertanian lainnya di Wilayah Kalimantan.
21 4 NTT Belu 72
22 5 NTT Rote Ndao 78
23 5 Lembata 85
24 5 Timor Tengah Utara 101
25 5 Manggarai 111
Sumber: Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Indonesia, Kementerian Pertanian Republik
Indonesia, 2015 dan RPJMN 2015-2019
20
15
10 2009
2015
5
0
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara
Timur
Provinsi
Gambar 17. Peta Sebaran Daerah Rawan Pangan di Wilayah Bali dan Nusa Tenggara Tahun 2009
BUKU PERKEMBANGAN DAERAH TERTENTU (DAERAH RAWAN PANGAN) | 79
Gambar 18. Peta Sebaran Daerah Rawan Pangan di Wilayah Bali dan Nusa Tenggara Tahun 2015
4.4.2 Faktor Pendukung Ketersediaan Pangan Daerah
Rawan Pangan di Wilayah Bali dan Nusa Tenggara
Komoditas Pertanian
Berdasarkan data dalam Tabel 27, diketahui bahwa komoditas
padi merupakan salah satu komoditas pertanian sebagai tanaman
pangan. Proporsi komoditas padi Wilayah Bali dan Nusa Tenggara
cukup besar yang ditunjukkan dengan adanya persentase komoditas
tersebut sebesar 46,26% pada tahun 2011 dan 42,05% pada tahun
2014. Kedua besaran persentase tersebut mewakili banyaknya jumlah
desa di Wilayah Bali dan Nusa Tenggara yang mampu memproduksi
padi. Persentase komoditas padi tersebut menunjukkan bahwa
proporsi komoditas tersebut cukup besar jika dibandingkan dengan
komoditas-komoditas lainnya di wilayah tersebut, seperti hortikultura,
perkebunan, peternakan, perikanan tangkap, dan lain sebagainya.
Berdasarkan tabel berikut, diketahui bahwa terjadi penurunan
persentase komoditas padi di Wilayah Bali dan Nusa Tenggara pada
tahun 2014. Dengan demikian, maka dapat diketahui bahwa Wilayah
Bali dan Nusa Tenggara mengalami perkembangan yang bersifat
negatif yaitu sebesar 4,21%.
Sulawesi Selatan 1
4 Gorontalo 4
Sulawesi Tengah 3
Sulawesi Barat 2
5 Sulawesi Selatan 9
Sulawesi Utara 6
Sulawesi Tenggara 5
Gorontalo 1
Sulawesi Barat 1
6 Sulawesi Selatan 11
Sulawesi Utara 5
Sulawesi Tenggara 3
Sulawesi Tengah 1
Jumlah 62
Sumber: Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Indonesia, Kementerian Pertanian Republik
Indonesia, 2015
1 Sulawesi Utara 6 11
2 Gorontalo 4 5
3 Sulawesi Tengah 9 10
4 Sulawesi Selatan 20 21
5 Sulawesi Barat 5 5
6 Sulawesi Tenggara 8 10
Jumlah 52 62
Sumber: Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Indonesia, Kementerian Pertanian Republik
Indonesia, 2015
20
15
10 2009
2015
5
0
Sulawesi Gorontalo Sulawesi Sulawesi Sulawesi Sulawesi
Utara Tengah Selatan Barat Tenggara
Provinsi
Komoditas Pertanian
Perkembangan komoditas padi di Wilayah Sulawesi pada
tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 1,06%. Berdasarkan
Tabel 32 di bawah ini, persentase jumlah desa yang memproduksi
padi di Wilayah Sulawesi pada tahun 2011 adalah sebesar 39,05%
kemudian berubah menjadi sebesar 40,11% pada tahun 2014. Kedua
persentase pada tahun 2011 dan tahun 2014 masing – masing
mewakili jumlah desa sebanyak 2.993 desa dan 2.874 desa. Dilihat
dari jumlah desa tersebut maka terjadi perkembangan yang positif di
wilayah tersebut namun jika dibandingkan dengan komoditas
pertanian lainnya maka peningkatan tersebut belum cukup tinggi.
Meskipun peningkatan yang terjadi tidak begitu ekstrim, namun cukup
berpengaruh bagi perkembangan komoditas padi di Wilayah Sulawesi.
Namun demikian, proporsi jumlah desa yang memproduksi padi di
Wilayah Sulawesi masih cukup besar dan mendominasi jika
dibandingkan dengan komoditas pertanian lainnya. Kondisi tersebut
mengindikasikan bahwa komoditas padi masih menjadi komoditas
pertanian unggulan di Wilayah Sulawesi mengingat bahwa sebagian
besar desa di wilayah tersebut mampu memproduksi padi.
Maluku Utara 1
3 Maluku Utara 1
Maluku 1
4 Maluku Utara 4
Maluku 1
5 Maluku Utara 1
Jumlah 16
Sumber: Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Indonesia, Kementerian Pertanian Republik
Indonesia, 2015
1 Maluku 7 9
2 Maluku Utara 6 7
Jumlah 13 16
Sumber: Pengolahan Data, Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Indonesia, Kementerian
Pertanian Republik Indonesia, 2015
8
7
6
5
2009
4
2015
3
2
1
0
Maluku Maluku Utara
Provinsi
Komoditas Pertanian
Perkembangan komoditas padi di Wilayah Maluku yang
ditunjukkan oleh Tabel 37 berikut ini memperlihatkan adanya
perubahan persentase komoditas padi pada tahun 2014. Perubahan
yang terjadi berupa penurunan persentase sebesar 0,54%. Persentase
pada tahun 2011 di Wilayah Maluku adalah sebesar 5,16% dan
kemudian mengalami penurunan menjadi 4,62%. Perubahan
persentase yang terjadi di masing – masing provinsi adalah berupa
peningkatan di Provinsi Maluku dan penurunan di Provinsi Maluku
Utara. Persentase komoditas padi di Wilayah Maluku adalah sebesar
4,12% pada tahun 2011 dan kemudian menjadi 4,20% pada tahun
2014. Perkembangan yang terjadi adalah sebesar 0,08% dan bernilai
positif.
Tabel 39. Sebaran Daerah Rawan Pangan di Wilayah Papua Tahun 2015
PRIORITAS PROVINSI JUMLAH
1 Papua 14
4 Papua 2
6 Papua Barat 1
Jumlah 17
Sumber: Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Indonesia, Kementerian Pertanian Republik
Indonesia, 2015
1 1 Puncak 1
2 1 Intan Jaya 2
3 1 Nduga 3
4 1 Lanny Jaya 4
5 1 Pegunungan Bintang 5
6 1 Tolikara 6
7 1 Puncak Jaya 7
8 1 Mamberamo Tengah 8
9 1 Yahukimo 9
10 1 Mamberamo Jaya 10
11 1 Deiyai 11
12 1 Dogiyai 12
13 1 Yalimo 13
14 1 Asmat 14
15 2 Jayawijaya 15
16 2 Paniai 16
17 2 Mappi 17
18 2 Supiori 19
19 2 Boven Digoel 20
20 2 Waropen 21
21 2 Sarmi 36
22 2 Keerom 45
23 2 Kepulauan Yapen 47
24 2 Nabire 48
25 2 Biak Numfor 59
26 2 Tambrauw 18
27 2 Teluk Bintuni 24
28 2 Teluk Wondama 28
29 2 Maybrat 33
30 2 Sorong 38
31 2 Sorong Selatan 46
32 2 Raja Ampat 61
33 4 Merauke 88
Sumber: Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Indonesia, Kementerian Pertanian Republik
Indonesia, 2015 dan RPJMN 2015-2019
25
20
15
2009
10 2015
0
Papua Papua Barat
Provinsi
Komoditas Pertanian
Komoditas padi merupakan salah satu tanaman pangan yang
memiliki proporsi cenderung rendah di Wilayah Papua. Berdasarkan
Tabel 42 di bawah ini, perkembangan komoditas padi di Wilayah
Papua ditunjukkan oleh adanya perubahan persentase jumlah desa
yang memproduksi padi pada tahun 2011 dan tahun 2014. Persentase
komoditas padi pada tahun 2011 di Wilayah Papua adalah 3,09% dan
kemudian berubah menjadi 2,47% pada tahun 2014. Perubahan
persentase menjadi lebih rendah tersebut menunjukkan adanya
penurunan jumlah desa yang memproduksi padi terhadap jumlah desa
yang memproduksi komoditas pertanian seluruhnya di Wilayah Papua.
Penurunan yang terjadi relatif kecil dan tidak signifikan yaitu 0,61%.
Namun demikian, penurunan persentase yang terjadi pada tahun 2014
tersebut tidak berbanding lurus dengan perubahan jumlah desa yang
memproduksi padi di Wilayah Papua. Perubahan jumlah desa yang
mampu memproduksi padi di Wilyah Papua menunjukkan adanya
peningkatan jumlah dari 118 desa pada tahun 2011 dan kemudian
menjadi 146 desa. Perkembangan negatif yang terjadi dikarenakan
oleh tidak cukup besarnya proporsi kenaikan dan jumlah desa yang
memproduksi padi terhadap proporsi desa yang memproduksi
komoditas pertanian lainnya.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan penjelasan sebelumnya mengenai
aspek daerah rawan pangan, maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut.
5.2 Saran
1. Perlu adanya peningkatan upaya penanganan maupun
pengendalian daerah rawan pangan oleh pemerintah pusat dan
berkoordinasi dengan pemerintah daerah mengingat bahwa
jumlah daerah rawan pangan pada tahun 2015 mengalami
peningkatan.
1 Aceh 17 18 5,88
2 Sumatera Utara 18 25 38,89
3 Sumatera Barat 12 12 0,00
4 Riau 9 10 11,11
5 Kepulauan Riau 4 5 25,00
6 Jambi 9 9 0,00
7 Sumatera Selatan 10 11 10,00
8 Bengkulu 8 9 12,50
9 Kepulauan Bangka Belitung 6 6 0,00
10 Lampung 8 12 50,00
11 Banten 4 4 0,00
12 Jawa Barat 16 17 6,25
13 Jawa Tengah 29 29 0,00
14 DI Yogyakarta 4 4 0,00
15 Jawa Timur 29 29 0,00
16 Bali 8 8 0,00
17 Nusa Tenggara Barat 7 8 14,29
18 Nusa Tenggara Timur 15 20 33,33
19 Kalimantan Barat 10 12 20,00
20 Kalimantan Tengah 13 13 0,00
21 Kalimantan Selatan 11 11 0,00
22 Kalimantan Timur 9 6 -33,33
23 Kalimantan Utara - 4 -
24 Sulawesi Utara 6 11 83,33
25 Gorontalo 4 5 25,00
26 Sulawesi Tengah 9 10 11,11
27 Sulawesi Selatan 20 21 5,00
28 Sulawesi Barat 5 5 0,00
29 Sulawesi Tenggara 8 10 25,00
30 Maluku 7 9 28,57
31 Maluku Utara 6 7 16,67
32 Papua 17 28 64,71
33 Papua Barat 8 10 25,00
Jumlah Daerah Rawan Pangan 346 398 15,03
Sumber: Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Indonesia 2009 dan 2015, Kementerian Pertanian Republik
Indonesia, diolah
JUMLAH
JUMLAH DAERAH
PRIORITAS DAERAH DI PROVINSI KABUPATEN PERINGKAT
DALAM PRIORITAS
PROVINSI
1 14 14 Papua Puncak 1
Intan Jaya 2
Nduga 3
Lanny Jaya 4
Pegunungan Bintang 5
Tolikara 6
Puncak Jaya 7
Mamberamo Tengah 8
Yahukimo 9
Mamberamo Jaya 10
Deiyai 11
Dogiyai 12
Yalimo 13
Asmat 14
2 39 11 Papua Jayawijaya 15
Paniai 16
Mappi 17
Supiori 19
Boven Digoel 20
Waropen 21
Sarmi 36
Keerom 45
Kepulauan Yapen 47
Nabire 48
Biak Numfor 59
9 NTT Sumba Tengah 22
Timor Tengah Selatan 23
Sumba Barat Daya 26
Sabu Raijua 30
Sumba Barat 37
Sumba Timur 41
Manggarai Timur 44
Alor 53
Manggarai Barat 58
7 Papua Barat Tambrauw 18
Teluk Bintuni 24
Teluk Wondama 28
Maybrat 33
Sorong 38
Sorong Selatan 46
Raja Ampat 61
6 Maluku Kepulauan Aru 27
Maluku Barat Daya 32
Seram Bagian Timur 35
Buru Selatan 40
Seram Bagian Barat 60
Maluku Tenggara Barat 63
4 Sumatera Utara Nias 25
Nias Selatan 29
Nias Barat 39
Nias Utara 42
1 Sumatera Barat Kepulauan Mentawai 43
1 Maluku Utara Kepulauan Sula 55
3 34 8 NTB Lombok Utara 49
Lombok Barat 89
Lombok Tengah 108
Sumbawa 128
Lombok Timur 135
Dompu 164
Sumbawa Barat 176
Bima 203
5 Sulawesi Tengah Tojo Una-Una 64
Donggala 113
Banggai Kepulauan 114
Buol 159
Toli-Toli 198
4 Jawa Timur Sampang 74
Bangkalan 116
Bondowoso 141
Situbondo 163
3 NTT Kupang 84
Ende 124
Nagekeo 136
3 Kalimantan Barat Kayong Utara 91
Sambas 96
Kapuas Hulu 132
2 Banten Pandeglang 228
Lebak 245
2 Sumatera Barat Pasaman Barat 231
Solok Selatan 260
1 Kalimantan Selatan Hulu Sungai Utara 186
1 Aceh Aceh Singkil 100
1 Sulawesi Barat Polewali Mandar 122
1 Sumatera Selatan Musi Rawas 151
1 Sulawesi Selatan Jeneponto 200
1 Maluku Utara Halmahera Barat 110
1 Maluku Maluku Tengah 99
4 17 3 Kalimantan Barat Melawi 54
Landak 90
Ketapang 94
3 Maluku Utara Halmahera Selatan 65
Halmahera Timur 82
Pulau Morotai 86
3 Gorontalo Boalemo 105
Gorontalo Utara 139
Pohuwato 142
2 Sulawesi Tengah Sigi 75
Parigi Moutong 106
1 Kalimantan Tengah Seruyan 92
1 Bengkulu Seluma 77
1 Lampung Lampung Barat 131
1 NTT Belu 72
1 Maluku Buru 51
1 Papua Merauke 88
5 7 4 NTT Rote Ndao 78
Lembata 85
Timor Tengah Utara 101
Manggarai 111
2 Sulawesi Tenggara Bombana 138
Konawe 172
1 Kalimantan Barat Sintang 57
6 2 1 Kalimantan Timur Nunukan 70
1 Kalimantan Barat Bengkayang 210
Sumber: 1) Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Indonesia 2015, Kementerian Pertanian Republik
Indonesia, diolah
2) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 131 Tahun 2015
10 SIGI 22 12,79
12 MOROWALI UTARA 4 3,31
201 13,00 212 11,86
73 SULAWESI SELATAN 01 KEPULAUAN SELAYAR 25 32,89 29 34,52
02 BULUKUMBA 32 28,07 33 25,78
03 BANTAENG 19 29,69 19 31,67
04 JENEPONTO 42 38,18 55 50,93
05 TAKALAR 1 1,12 0,00
06 GOWA 14 9,40 12 8,22
07 SINJAI 1 1,28 0,00
08 MAROS 1 1,04 0,00
PANGKAJENE DAN
09 KEPULAUAN 0,00 0,00
10 BARRU 0,00 0,00
11 BONE 20 5,59 34 9,52
12 SOPPENG 3 4,41 10 15,38
13 WAJO 5 3,07 6 3,68
14 SIDENRENG RAPPANG 4 4,04 8 8,00
15 PINRANG 2 2,04 7 7,07
16 ENREKANG 25 19,84 17 13,60
17 LUWU 4 1,80 13 5,91
18 TANA TORAJA 3 1,92 6 3,87
22 LUWU UTARA 20 11,70 28 15,91
25 LUWU TIMUR 0,00 2 1,71
26 TORAJA UTARA 1 0,70
221 8,90 280 10,53
SULAWESI
74 TENGGARA 01 BUTON 88 44,67 94 41,41
02 MUNA 154 68,44 146 65,77
03 KONAWE 25 6,58 15 4,87
04 KOLAKA 1 0,51 2 1,69
05 KONAWE SELATAN 18 5,10 15 4,31
06 BOMBANA 3 2,31 3 2,34
07 WAKATOBI 68 80,95 48 61,54
08 KOLAKA UTARA 0,00 1 0,76