You are on page 1of 14

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

I. Pengertian
Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas
perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias,
makan dan BAB/BAK (toileting)

II. Rentang Respon


Respon Adaftif Respon Maladaftif

Pola Perawatan Kadang Perawatan Diri TidakMelakukan


Diri Seimbang Kadang Tidak Perawatan Diri

a) Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stressor dan


mampu untukberperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan
klien seimbang, klienmasihmelakukan perawatan diri.
b) Kadang perawatan diri kadang tidak :Saat klien mendapatkan stressor
kadang-kadangklien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
Tidak melakukan perawatan diri :Klien mengatakan tidak peduli dan tidak bisa
melakukan perawatan saat menghadapi stressor.

III. Faktor Predisposisi


3.1 Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien
sehinggaperkembangan inisiatif terganggu.
3.2 Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukanperawatan diri.

3.3 Kemampuan realitas turun


Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang
kurangmenyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasukperawatan diri.
3.4 Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan dirilingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuandalam perawatan
diri.

IV. Faktor presipitasi


4.1 Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu
tidakpeduli terhadap kebersihannya.
4.2 Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, makakemungkinan
akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
4.3 Status sosioekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta
gigi,sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang
untukmenyediakannya.
4.4 Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien
penderitadiabetes mellitus dia harus menjaga kebersihan kakinya.Yang
merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalahkurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perseptual,hambatan
lingkungan, cemas, lelah atau lemah yang dialami individusehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatandiri (Nanda,
2006).

V. Manifestasi Klinis/Tanda dan Gejala


5.1 Kurang perawatan diri mandi atau hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam memenuhi aktivitas mandi
ataukebersihan diri secara mandiri, dengan batasan
karakteristikketidakmampuan klien dalam memperoleh atau mendapatkan
sumber air,mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan
perlengkapan mandi,mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar
mandi.
5.2 Kurang perawatan diri berpakaian atau berhias
Ketidakmampuan klien dalammengenakan pakaian dalam, memilih
pakaian, menggunakan alat tambahan,menggunakan kancing tarik,
melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki,mempertahankan
penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil pakaiandan
mengenakan sepatu.
4.3 Kurangperawatandirimakan
Ketidakmampuan klien dalam mempersiapkanmakanan, menangani
perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alattambahan,
mendapatkan makanan, membuka container, memanipulasimakanan
dalam mulut, mengambil makanan dari wadah lalumemasukkannya ke
mulut, melengkapi makan, mencerna makananmenurut cara yang diterima
masyarakat, mengambil cangkir atau gelas,serta mencerna cukup
makanan dengan aman.

5.3 Kurang perawatan diri toileting


Ketidakmampuan klien dalam pergi ke toilet ataumenggunakan pispot,
duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasipakaian untuk toileting,
membersihkan diri setelah BAB atau BAK dengantepat, dan menyiram
toilet atau kamar kecil.
Pohon Masalah

Effect risiko tinggi isolasi sosial

Core Problem Defisitperawatandiri

Harga diri rendah kronis

VI. Proses Keperawatan


6.1 Pengkajian
Subjektif:
 Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin atau di
RS tidak tersedia alat mandi
 Klien mengatakan dirinya malas berdandan
 Klien mengatakan ingin disuapi makan
 Klien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya setelah
BAK maupun BAB
Objektif:
 Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor,
kulit berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor.
 Ketidakmampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut acak-
acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada
pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan.
 Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makan sendiri, makan berceceran,
dan makan tidak pada tempatnya.
 Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri, ditandai dengan
BAB/BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan
baik setelah BAB/BAK
6.2 DiagnosaKeperawatan
DefisitPerawatandiri

6.3 Strategi Pelaksanaan


SP PASIEN SP KELUARGA
Pertemuan 1 Pertemuan 1
1. Identifikasi masalah perawatan diri, 1. Diskusikan masalah yang dirasakan
berdandan, makan, minum, serta keluarga dalam merawat pasien
BAK/BAB 2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala serta
2. Jelaskan kepentingan kebersihan diri proses terjadinya defisit perawatan diri.
3. Jelaskan cara dan alat kebersihan diri (gunakan booklet).
4. Latih cara menjaga kebersihan diri : mandi 3. Jelaskan cara merawat pasien dengan
dan ganti pakaian, sikat gigi, cucui rambut, defisit perawatan diri
dan potong kuku. 4. Latig dua cara merawat: kebersian diri dan
5. Masukan dalam jadwal kegiatan untuk berdandan
latihan mandi, sikat gigi (2 kali sehari), 5. Anjurkan membantu pasien sesua jadwal
cuci rambut (2 kali perminggu), potong dan memberi pujian.
kuku ( 1 kali perminggu)
Pertemuan 2 Pertemuan 2
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri, beri 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
pujian merawat/melatih pasien kebersihan diri
2. Jelaskan cara dan alat untuk berdandan beri pujian.
3. Latih cara berdandan setelah kebersihan 2. Latih dua(yang lain) cara merawat: makan
dir: sisiran dan rias muka, untuk wanita, dan inum, BAB/BAK
sisiran dan cukuran untuk pria. 3. Anjuran membantu pasien sesuai jadwal,
4. Masukan pada jadwal kegiatan untuk dan beri pujian
kebersihan diri dan berdandan.
Pertemuan 3 Pertemuan 3
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri dan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
berdandan. Beri pujian. meracat/melatih pasien kebersihan diri dan
2. Jelaskan cara dan alat makan minum berdandan, beri pujian.
3. Latih cara makan dan minum yang baik 2. Bimbing keluarga merawat kebersihan diri
4. Masukan pada jadwal kegiatan untuk dan berdandan, makan dan minum pasien.
latihan kebersihan diri, berdandan, makan 3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
dan minum yang baik. dan beri pujian.
Pertemuan 4 Pertemuan 4
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri, 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
berdandan, makan dan minum. Beri pujian. merawat/melatih pasien kebersihan diri,
2. Jelaskan cara eliminasi/tioleting yang baik berdandan, makan minum. Beri pujian.
3. Latih cara eliminasi/tiloleting yang baik 2. Bembing keluarga merawat BAB dan
4. Masukan pada jadwal kegiatan kebersihan BAK pasien.
diri, berdandan, makan dan minum, dan 3. Jelaskan follow up keRSJ/PKM, tanda
BAB/BAK. kambuh dan rujukan
4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
dan memberikan pujian.
Pertemuan 5 sd 12 Pertemuan 5 sd 12
1. Evaluasi kegiatan lahan perawatan diri: 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
kebersihan diri, berdandan, makan dan merawat atau melatih pasien kebersihan
minum serta BAB dan BAK diri, berdandan, makan dam minum BAB
2. Latih kegiatan harian dan BAK pasien.
3. Nilai kemampuan yang telah mandiri 2. Nilai kemampuan keluarga merawat
4. Nilai apakah perawatn diri telah baik. pasien
3. Nilai kemampuan keluarga melakukan
kontrol ke RSJ atau PKM

SP1 Pasien: percakapan saat melakukan pengkajian pada klien dengan kurang
perawatan diri: mandi/kebersihan diri, berpakaian/berhias, makan, dan
BAB/BAK.

1. Orientasi:
”Selamat pagi, kenalkan saya I Made dika santika, panggil saja made.
Namanya siapa, senang dipanggil siapa?. Saya dinas pagi di ruangan
ini pk. 08.00-14.00. Selama di rumah sakit ini saya yang akan merawat
T. Dari tadi saya lihat T menggaruk-garuk badannya, gatal ya?
Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri? Berapa lama kita
berbicara? 20 menit? Mau dimana?disini aja ya”
2. Kerja
“Berapa kali T mandi dalam sehari? Apakah T sudah mandi hari ini?
Menurut T apa kegunaannya mandi ?Apa alasan T sehingga tidak bisa
merawat diri? Menurut T apa manfaatnya kalau kita menjaga
kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri
dengan baik seperti apa ya? badan gatal, mulut bau, apa lagi? Kalau
kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut T yang
bisa muncul ? Betul ada kudis, kutudsb”
“Apa yang T lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja T
menyisir rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau
tujuan sisiran dan berdandan?”
(Contoh untuk pasien laki-laki)
“Berapa kali T cukuran dalam seminggu? Kapan T cukuran terakhir?
Apa gunanya cukuran? Apa alat-alatyang diperlukan? Iya, sebaiknya
cukuran 2x perminggu, dan ada alat cukurnya? Nanti bisa minta ke
perawat ya.
“Berapa kali T makan sehari?Apa pula yang dilakukan setelah makan?
Betul, kita harus sikat gigi setelah makan. Di mana biasanya T
berak/kencing? Bagaimana membersihkannya?Iya, kita kencing dan
berak harus di WC, Nah... itu WC di ruangan ini, lalu jangan lupa
membersihkan pakai air dan sabun. Menurut T kalau mandi itu kita
harus bagaimana? Sebelum mandi apa yang perlu kita persiapkan?
Benar sekali. T perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk, sikat gigi,
shampo dan sabun serta sisir. Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar
mandi, saya akan membimbing T melakukannya. Sekarang T siram
seluruh tubuh T termasuk rambut lalu ambil shampoo gosokkan pada
kepala T sampai berbusa lalu bilas sampai bersih, bagus sekali.
Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu
siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol..
giginya disikat mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi T
mulai dari depan sampai belakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai
bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh T sampai bersih lalu
keringkan dengan handuk. T bagus sekali melakukannya. Selanjutnya
T pakai baju dan sisir rambutnya dengan baik.”
3. Terminasi
“Bagaimana perasaan T setelah mandi dan mengganti pakaian ? Coba
Tsebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah T
lakukan tadi ? Bagaimana perasaan T setelah kita mendiskusikan
tentang pentingnya kebersihan diri tadi ? Sekarang coba T ulangi lagi
tanda-tanda bersih dan rapi. Bagus sekali mau berapa kali T mandi dan
sikat gigi?dua kali pagi dan sore, Mari kita masukkan dalam jadual
aktivitas harian. Nah. lakukan ya T dan beri tanda kalau sudah
dilakukan misalnya M (mandiri) kalau dilakukan tanpa disuruh, B
(bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan dan T (tidak) tidak
melakukani? Baik besok lagi kita latihan berdandan,oke?Pagi-pagi
sehabis makan ya. Assalamu’alaikum”

SP2 Pasien : Percakapan saat melatih pasien laki-laki berdandan:

a. Berpakaian
b. Menyisir rambut
c. Bercukur
1) Orientasi
“Selamat pagi T. Bagaimana perasaan T hari ini? Bagaimana
mandinya? Sudah dilakukan? Sudah ditandai di jadual hariannya?Hari
ini kita akan latihan berdandan, mau dimana latihannya. Bagaimana
kalau di ruang tamu ? lebih kurang setengah jam”.
2) Kerja
Apa yang T lakukan setelah selesai mandi? Apa T sudah ganti baju?
Untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Berganti
pakaian yang bersih 2x/hari. Sekarang coba bapak ganti baju.. Ya,
bagus seperti itu. Apakah T menyisir rambut ? Bagaimana cara bersisir
?”Coba kita praktekkan, lihat ke cermin, bagus sekali!Apakah T suka
bercukur? Berapa hari sekali bercukur? betul 2 kali perminggu.
Tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang. Mari T
dirapikan! Ya, Bagus !”
3) Terminasi
Bagaimana perasaan T setelah berdandan”. Coba T, sebutkan cara
berdandan yang baik sekali lagi”. Selanjutnya T setiap hari setelah
mandi berdandan dan pakai baju seperti tadi ya! Mari kita masukan
pada jadual kegiatan harian, pagi jam berapa, lalu sore jam berapa?
Nanti siang kita latihan makan yang baik. Diruang makan bersama
dengan pasien yang lain ya.Assalamu’alaikum”

SP2 Pasien: Percakapan melatih berdandan untuk pasien wanita

a. Berpakaian
b. Menyisir rambut
c. Berhias
1) Orientasi
Selamat pagi, bagaimana perasaaan T hari ini?Bagaimana mandinya?”
Sudah di tandai dijadual harian?” Hari ini kita akan latihan berdandan
supaya T tampak rapi dan cantik. Mari T kita dekat cermin dan bawa
alat-alatnya(sisir, bedak, lipstik)
2) Kerja
Sudah diganti tadi pakaianya sehabis mandi? Bagus….!
Nah…sekarang disisir rambutnya yang rapi, bagus…! Apakah T biasa
pakai bedak?” Coba dibedakin mukanyaT, yang rata dan tipis. Bagus
sekali.” “ T, punya lipstik mari dioles tipis. Nah…coba lihat dikaca!
3) terminasi
Bagaimana perasaan T belajar berdandan” T jadi tampak segar dan
cantik, mari masukkan dalam jadualnya. Kegiatan harian, sama jamnya
dengan mandi. Nanti siang kita latihan makan yang baik di ruang
makan bersama pasien yang lain”. Assalamu’alaikum”
SP3 Pasien : Percakapan melatih pasien makan secara mandiri
a. Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b. Menjelaskan cara makan yang tertib
c. Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
d. Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
1) Orientasi
Selamat siang T,” Wow...masih rapi ya T”. Siang ini kita akan latihan
bagaimana cara makan yang baik. Kita latihan langsung di ruang
makan ya..!” Mari...itu sudah datang makanan.“
2) Kerja
Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? Dimana
T makan?” Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya,
mari kita praktekkan! “Bagus! Setelah itu kita duduk dan ambil
makanan. Sebelum disantap kita berdoa dulu. Silakan T yang pimpin!.
Bagus.. Mari kita makan.. saat makan kita harus menyuap makanan
satu-satu dengan pelan-pelan. Ya, Ayo...sayurnya
dimakanya.”“Setelah makan kita bereskan piring,dan gelas yang kotor.
Ya betul.. dan kita akhiri dengan cuci tangan. Ya bagus!” Itu perawat
A sedang bagi obat, coba...T minta sendiri obatnya.”
3) Terminasi
Bagaimana perasaan T setelah kita makan bersama-sama Apa saja
yang harus kita lakukan pada saat makan?” (cuci tangan, duduk yang
baik, ambil makanan, berdoa, makan yang baik, cuci piring dan gelas,
lalu cuci tangan ”Nah... coba T lakukan seperti tadi setiap makan, mau
kita masukkan dalam jadual?Besok kita ketemu lagi untuk latihan
BAB / BAK yang baik, bagaiman kalau jam 10.00 disini saja
ya...!”“Assalamu’alaikum”

SP4 Pasien : Percakapan mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara


mandiri
a. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
c. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
1) Orientasi
“Selamat pagi T ? Bagaimana perasaan T hari ini ? ”Baik..! sudah
dijalankan jadual kegiatannya..? “Kita akan membicarakan tentang
cara berak dan kencing yang baik? “Kira-kira 20 menit ya...T. dan
dimana kita duduk ? Di sana aja ya...!
2) Kerja
 Untuk pasien pria: “Dimana biasanya T berak dan kencing?”
“Benar T, berak atau kencing yang baik itu di WC/kakus, kamar
mandi atau tempat lain yang tertutup dan ada saluran
pembuangan kotorannya. Jadi kita tidak berak/kencing di
sembarang tempat ya..” “Sekarang, coba T jelaskan kepada saya
bagaimana cara T cebok?” “Sudah bagus ya T, yang perlu
diingat saat T cebok adalah T membersihkan anus atau kemaluan
dengan air yang bersih dan pastikan tidak ada tinja/air kencing
yang masih tersisa di tubuh T”. “Setelah T selesai cebok, jangan
lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC dibersihkan.
Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya
sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di kakus/ WC. Jika T
membersihkan tinja/air kencing seperti ini, berarti T ikut
mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada
kotoran/ air kencing” “Setelah selesai membersihkan tinja/air
kencing, T perlu merapihkan kembali pakaian sebelum keluar
dari WC/kakus/kamar mandi. Pastikan resleting celana telah
tertutup rapi, lalu cuci tangan dengan menggunakan sabun.”
 Untuk pasien wanita:“Cara cebok yang bersih setelah T
berakyaitudenganmenyiramkan air dariarahdepankebelakang.
Janganterbalik ya, …… Cara
sepertiinibergunauntukmencegahmasuknyakotoran/tinja yang
ada dianuskebagiankemaluankita”. “Setelah T selesaicebok,
jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC dibersihkan.
Caranyasiramtinja/air kencingtersebutdengan air
secukupnyasampaitinja/air kencingitutidaktersisa di kakus/ WC.
Jika T membersihkantinja/air kencingsepertiini, berarti T
ikutmencegahmenyebarnyakuman yang berbahaya yang ada
pada kotoran/ air kencing”“Jangan lupa
merapikankembalipakaiansebelumkeluardari WC/kakus, lalucuci
tangan denganmenggunakansabun.”
3) Terminasi
“Bagaimanaperasaan T setelahkitamembicarakantentang cara
berak/kencing yang baik?”“Coba T jelaskanulangtentang cara
BAB?BAK yang baik.” Bagus...!“Untukselanjutnya T bisa
melakukan cara-cara yang telahdijelaskantadi ”.
Nah...besokkitaketemulagi, untukmelihatsudahsejauhmana T bisa
melakukanjadualkegiatannya.“Assalamu’alaikum”
DAFTAR PUSTAKA

Aziz R, dkk, (2003) PedomanAsuhanKeperawatanJiwaSemarang :RSJD Dr. Amino


Gonohutomo
Carpenito, L.J, (1998). BukuSakuDiagnosakeperawatan (terjemahan), Edisi 8,
Jakarta: PenerbitBukuKedokteran EGC
Keliat Budi Ana, (1999) Proses KeperawatanKesehatanJiwa, Edisi I, Jakarta : EGC
Stuart GW, Sundeen,(1995) Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th ed.).
St.LouisMosby Year Book
Tim DirektoratKeswa,(2000)StandarAsuhanKeperawatanJiwa, Edisi 1, Bandung:
RSJP Bandung
Surabaya, Juli 2019
Ners Muda,

( Rahimatun Nisa, S. Kep)

Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

(Muhammad Anwari, Ns., M.Kep) ( )

( Meti Agustini, Ns., M. Kep ) ( …………………………………)


LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI (DPD)

NAMA : RAHIMATUN NISA,S.Kep


NPM : 1814901110085

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS
BANJARMASIN, 2019

You might also like