Professional Documents
Culture Documents
NAMA KELOMPOK :
Segala puji bagi Allah swt. Pemilik yang segala bernyawa dan penguasa segala
keteraturan,yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah – NYA sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini .Makalah ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Imunnohematology dengan harapan dapat menambah
wawasan bagi penulis khususnya dan para pembaca makalah ini.
Makalah ini memuat tentang uji silang serasi (CROSS MATCH). Penulis
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan baik
di tinjau dari isi maupun dari segala penyajiannya .Oleh karna itu ,penulis senantiasa
mengharapkan kontribusi pemikiran dari pembaca sehingga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua. Aamiin
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
akan menambah sensitivitas pemeriksaan. Permasalahan dalam pemeriksaan
crossmatch, salah satunya adalah prosedur pemeriksaan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Cross Match adalah reaksi silang in vtro antara darah pasien dengan darah
donornya yang akan di transfusikan.Pemeriksaan ini dilakukan sebelum
pelaksanaan transfusi darah. Uji Cross Match ini penting bukan hanya pada
transfusi tetapi juga ibu hamil yangkemungkinan terkena penyakit hemolitik
pada bayi baru lahir.
Ada dua jenis cross match yang biasa dilakukan, yaitu mayor cross match dan
minor cross match. Menurut Dhurba Giri (2015), mayor cross match adalah pengujian
antara serum pasien dengan sel-sel donor untuk mengetahui apakah pasien memiliki
antibodi yang dapat menyebabkan reaksi transfusi hemolisis atau penurunan
ketahanan sel-sel donor. Sementara, minor cross match adalah pengujian antara sel-
sel pasien dengan plasma donor untuk mengetahui apakah terdapat antibodi di dalam
plasma donor yang berfungsi melawan antigen yang terdapat di dalam sel pasien.
Sementara, menurut Syarifah (nd), mayor cross matchadalah serum penerima
3
dicampur dengan sel donor dan minor cross match adalah serum donor dicampur
dengan sel penerima. Selain mayor cross match dan minor cross match,
sebagaimana yang tertera pada Standard Operating Procedure For Blood
Transfusion dari WHO dan BANBCT (2013), jenis cross match juga terdiri dari saline
cross match dan antiglobulin cross match. Keduanya sama-sama digunakan untuk
mendeteksi ketidakcocokan antara darah donor dan darah pasien.
Namun, antiglobulin cross match digunakan untuk mendeteksi ketidakcocokan yang
diakibatkan oleh antibodi yang aktif pada suhu 37⁰C sehingga memiliki tahapan yang
dilakukan pada suhu tersebut, sementara saline cross match dilakukan sesuai suhu
ruangan.
Prinsip pemeriksaan crossmatch metode gel adalah penambahan suspensi sel dan
serum atau plasma dalam microtube yang berisi gel di dalam buffer berisi reagen
(Anti-A, Anti-B, Anti-D, enzim, Anti-Ig G, Anti komplement). Microtube selanjutnya
diinkubasi selama 15 menit pada suhu 370C dan disentrifus.
Aglutinasi yang terbentuk akan terperangkap di atas permukaan gel. Aglutinasi tidak
terbentuk apabila eritrosit melewati pori-pori gel, dan akan mengendap di dasar
microtube (MJAFI, 2010).
4
Gambar Derajat Reaksi Aglutinasi (Weis ED, Chizhevsky V, 2006)
Keterangan gambar :
Metoda gel merupakan metode untuk mendeteksi reaksi sel darah merah
dengan antibodi. Metode gel akan lebih cepat dan mempunyai akurasi tinggi
dibandingkan dengan metode tabung (Setyati J, 2010).
Kelemahan metode otomatis adalah alat tidak dapat melakukan sampel dalam
jumlah volume kurang dari 1 ml dengan perbandingan sel darah merah dan serum
atau plasma 1:1. Metode otomatis akan jauh lebih mahal bagi BDRS yang jumlah
pemeriksaannya sedikit.
Keterangan :
6
d) Crossmatch mayor = negatif, minor = positif, AC = positif, lakukan direct
coombs test (DCT) pada pasien. Hasil DCT positif pada crossmatch minor
dan AC berasal dari autoantibody. Apabila derajat positif pada minor sama
atau lebih kecil dibandingkan derajat positif pada AC / DCT, darah boleh
dikeluarkan. Apabila derajat positif pada minor lebih besar dibandingkan
derajat positif pada AC / DCT, darah tidak boleh dikeluarkan. Ganti darah
donor, lakukan crossmatch lagi sampai ditemukan positif pada minor sama
atau lebih kecil dibanding AC / DCT.
7
BAB III
PENUTUPAN
3.1. Kesimpulan
Pemeriksaan uji silang serasi bertujuan untuk menentukan cocok tidaknya darah
donor dengan darah penerima untuk persiapan transfusi darah.Tujuan dari
pemeriksaan ini adalah untuk memastikan bahwa transfusi darah tidak menimbulkan
reaksi apapun pada resipien serta sel-sel darah merah bisa mencapai masa hidup
maksimum setelah diberikan. Uji silang serasi dilakukan untuk memastikan bahwa
tidak ada antibodi pada darah pasien yang akan bereaksi dengan darah donor atau
sebaliknya. Bahkan walaupun golongan darah ABO dan Rh pasien dan donor telah
diketahui adalah hal mutlak untuk melakukan uji silang serasi. Mayor cross match
adalah serum penerima dicampur dengan sel donor dan minor cross match adalah
serum donor dicampur dengan sel penerima.
Jika golongan darah ABO penerima dan donor sama baik mayor maupun minor test
tidak bereaksi. Jika berlainan umpamanya donor golongan darah O dan penerima
golongan darah A maka pada test minor akan terjadi aglutinasi. Mayor cross match
merupakan tindakan terakhir untuk melindungi keselamatan penerima darah dan
sebaiknya dilakukan demikian sehingga Complete antibodies maupun incomplete
antibodies dapat ditemukan dengan cara tabung saja.Cara dengan objek glass kurang
menjaminkan hasil percobaan. Reaksi silang yang dilakukan hanya pada suhu kamar
saja tidak dapat mengesampingkan aglutinin Rh yang hanya bereaksi pada suhu 37
untuk menentukan anti Rh sebaiknya digunakan cara Crossmatch dengan high protein
methode. Ada beberapa cara untuk menentukan reaksi silang yaitu reaksi silang
dalam larutan garam faal dan reaksi silang pada objek glass. Pemeriksaan uji silang
serasi ini dilakukan untuk satu donor menggunakan metode aglutinasi dengan tabung.
Dalam uji silang ini, sel donor dicampur dengan serum penerima (Mayor Crossmatch)
dan sel penerima dicampur dengan serum donor dalam bovine albumin 22% akan
teradi aglutinasi atau gumpalan dan hemolisis bila golongan darah tidak cocok.
8
DAFTAR PUSTAKA