You are on page 1of 11

PENGARUH STRUKTUR MODAL, STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN

PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN


SEKTOR INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN
2011-2014
Mirry Yuniyanti Pasaribu
Topowijono
Sri Sulasmiyati
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
email : mirry.pasaribu@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this research to know influence of capital structure, ownership structure and profitability to
value of company. Capital structure (DER) has an effect value of company (PBV). Known that up to a certain
value then the positive affect toward DER corporate values, when value exceeds,DER negatively to affe ct
value of company. Ownership structures have positive effect toward value of company. Profitability (ROE)
describes the fundamental performance of the company in terms of efficiency and effectiveness in gaining
profit. Using secondary data in form of financial statements, base and chemical industry sector listed on
Indonesia stock exchange in 2011-2014. Using purposive sampling. Using multiple linear analysis techniques.
F-test (simultaneous) result known DER, intitutional ownership, managerial ownership and ROE effected
significantly to value of company. T-test results (partial) that DER effects negative and significant to value of
company, while institutional ownership, managerial ownership and ROE effected positive and significantly to
value of company. Advised to next researchers not only research base industrial and chemicals sector, but
rather like service sector, mining sector and use other financial ratios such as Tobins ' Q, EPS to evaluate
value of company and number years of observation can be added more than four years.

Keywords: Capital Structure, Institutional Ownership, Managerial Ownership, and Price to Book Value

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh struktur modal, struktur kepemilikan dan profitabilitas
terhadap nilai perusahaan. Struktur modal (DER) memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV). Hal
ini diketahui bahwa sampai dengan nilai tertentu maka DER dapat berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan, bila DER melebihi nilai tersebut maka DER dapat berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
Struktur kepemilikan berpengaruh positif terhadap peningkatan nilai perusahaan. Profitabilitas (ROE)
menggambarkan kinerja fundamental perusahaan ditinjau dari efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan
dalam memperoleh laba. Menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor
industri dasar dan kimia terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014. Metode pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling. Teknik analisis menggunakan linier berganda. Hasil uji F (simultan)
diketahui variabel DER, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan ROE berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan. Hasil uji t (parsial) diketahui bahwa variabel DER berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan variabel kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial
dan ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Disarankan untuk peneliti selanjutnya
tidak hanya meneliti sektor industri dasar dan kimia, melainkan seperti sektor jasa, sektor pertambangan dan
dapat menggunakan rasio keuangan lain seperti Tobins’ Q, EPS untuk menilai nilai perusahaan dan jumlah
tahun pengamatan dapat ditambahkan lebih dari empat tahun.

Kata kunci : Struktur Modal, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, dan Nilai
Perusahaan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 35 No. 1 Juni 2016| 154


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PENDAHULUAN baik, maka investor dan pihak luar yang terkait
Tujuan sebuah perusahaan didirikan dapat melihat sejauh mana perusahaan dapat
adalah menghasilkan keuntungan dengan cara menghasilkan laba dari penjualan dan investasi
memaksimalkan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Menghasilkan keuntungan yang besar
perusahaan. Peran manajer keuangan sangat sangat penting bagi perusahaan, tanpa adanya
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. keuntungan akan sulit menarik modal dari luar.
Pentingnya peran manajer keuangan tergantung Pemilik saham, pihak manajemen dan kreditur
kepada besarnya perusahaan ia bekerja. Semakin berusaha keras untuk meningkatkan keuntungan,
besar perusahaan maka peran manajer akan terbagi karena mereka sadar pentingnya keuntungan bagi
sesuai dengan kebutuhannya, misal fungsi masa depan perusahaan.
pembelanjaan berhubungan dengan kredit dan Pada penelitian ini profitabilitas dihitung
berkembang mencakup posisi keuangan menggunakan return on equity (ROE). ROE
perusahaan dan mencari pinjaman-pinjaman merupakan pengukuran dari penghasilan yang
jangka pendek (Syamsuddin, 2009:8). tersedia bagi para pemegang saham atas modal
Pada tiap perusahaan, stuktur modal yang telah mereka investasikan di dalam
ditetapkan dengan mempertimbangkan beberapa perusahaan (Syamsuddin, 2009:64). Perhitungan
aspek atas dasar kemungkinan akses dana, ROE akan menggambarkan kemampuan
keberanian perusahan menanggung risiko, rencana pengembalian atas modal, semakin tinggi return
strategis pemilik serta analisis biaya dan manfaat yang dihasilkan semakin baik reputasi yang
yang diperoleh dari setiap sumber dana. Setiap dimiliki perusahaan semakin tinggi pula nilai
sumber dana memiliki kelebihan dan kekurangan perusahaan.
yang terkait dengan status perusahaan. Bagi Nilai perusahaan dapat dilihat dari
perusahaan berstatus belum perseroan terbatas dan perkembangan harga saham perusahaan di pasar
tertutup pada umumnya mengandalkan pendanaan saham. Harga saham yang tinggi berdampak positif
dari modal sendiri (equity) dan atau utang pada terhadap nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang
pihak ketiga. Perusahaan berstatus terbuka (go bagus menjadi prospek perusahaan yang positif di
public), memiliki akses pendanaan yang lebih luas masa depan. Pada penelitian ini nilai perusahaan
dengan pertimbangan sahamnya dapat dijual diindikasiakan dengan menggunakan price to book
kepada masyarakat luas (Sugiarto, 2009:2). value (PBV). PBV dihitung dengan perbandingan
Pada penelitian ini indikator struktur price dengan nilai buku saham. Price yang
modal yang digunakan adalah debt to equity ratio digunakan dalam perhitungan PBV harga saham
(DER). Menurut Syamsuddin (2009:54) rasio DER saat closing price, sedangkan nilai buku saham
menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman diukur antara perbandingan total modal saham
jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang biasa dengan jumlah saham biasa yang beredar.
diberikan oleh pemilik perusahaan. Semakin besar Nilai PBV yang tinggi menjadi keinginan para
DER menandakan struktur modal perusahaan lebih pemilik saham perusahaan dan merupakan salah
banyak memanfaatkan hutang yang mencerminkan satu tujuan perusahaan.
risiko perusahaan relatif tinggi, jadi nilai DER yang
besar menunjukkan semakin banyak jumlah hutang KAJIAN PUSTAKA
yang dimiliki perusahaan. Struktur Modal
Pengaruh struktur kepemilikan saham Struktur modal menjadi salah satu
perusahaan mampu mempengaruhi kinerja keputusan keuangan yang kompleks karena
perusahaan yang akhirnya berpengaruh pada tujuan berhubungan dengan variabel keputusan keuangan
perusahaan yaitu memaksimalkan nilai lainnya. Demi mencapai tujuan perusahaan dalam
perusahaan. Semakin tinggi kepemilikan memaksimalkan keuntungan, manajer harus dapat
institusional perusahaan juga berpengaruh terhadap menilai struktur modal perusahaan dan memahami
meningkatnya pengawasan eksternal pada hubungannya dengan risiko, hasil/pengembalian
perusahaan. Selain kepemilikan institusional, dan nilai. Keputusan struktur modal perusahaan
adanya kepemilikan oleh manajerial juga yang buruk dapat mengakibatkan biaya modal yang
memengaruhi nilai perusahaan. tinggi. Keputusan keuangan yang efektif dapat
Salah satu penilaian investor dan pihak mengurangi biaya modal dan akan meningkatkan
luar terhadap perusahaan dilihat dari seberapa nilai perusahaan. Struktur modal juga berhubungan
besar profitabilitas yang dihasilkan oleh dengan sumber pendanaan perusahaan.
perusahaan. Apabila profitabilitas yang dihasilkan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 35 No. 1 Juni 2016| 155


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Pada penelitian ini pengukuran struktur Teori keagenan adalah keadaan dimana
modal yang digunakan adalah dengan debt to pemegang saham menyewa atau mempekerjakan
equity ratio (DER). DER merupakan rasio yang seorang profesional yang disebut agen untuk
menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman menjalankan tugas perusahaan dan pendelegasian
jangka panjang yang diberikan kreditur dengan pengambilan keputusan kepada agen. Masalah
jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik keagenan muncul saat agen yang ditunjuk
saham. Hal ini biasanya mengukur financial principals tidak bekerja sesuai tujuan dari
leverage dari suatu perusahaan. Debt to equity ratio pemegang saham, tetapi memiliki kepentingan
(DER) dapat dirumuskan sebagai berikut yang menguntungkan dirinya. Masalah lain yang
(Syamsuddin,2009:54): dihadapi dari keagenan yaitu munculnya biaya
Debt to equity ratio = Hutang jangka panjang keagenan yang akan menambah beban perusahaan.
Biaya keagenan (agency cost) adalah biaya yang
Modal sendiri
dikeluarkan perusahaan untuk menggaji agen yang
Struktur Kepemilikan ditunjuk pemegang saham.
A. Kepemilikan Institusional Semakin besar kepemilikan saham pada
Institusi adalah pihak yang memiliki pihak manajerial, maka pihak manajerial akan
kemampuan profesional dalam pembuatan bekerja lebih proaktif dalam mewujudkan
keputusan dan untuk menetapkan baik atau kepentingan pemegang saham dan akhirnya akan
buruknya kinerja perusahaan. Kepemilikan meningkatkan kepercayaan, kemudian nilai
institusional merupakan presentase saham yang perusahaan juga akan naik. Kepemilikan
dimiliki oleh pemilik institusi dan kepemilikan manajemen diungkapkan melalui jumlah
blockholder. Blockholder merupakan kepemilikan kepemilikan saham yang dimiliki manajemen dan
individu atas nama perorangan diatas 5%, tetapi dewan komisaris dibagi dengan total keseluruhan
tidak termasuk ke dalam golongan kepemilikan saham perusahaan. Secara sistematis perhitungan
insider. Apriada (2013:22), kepemilikan tersebut dirumuskan sebagai berikut (Masdupi,
institusional merupakan proporsi kepemilikan 2005):
saham oleh investor institusi. Investor institusional Kep.Manajerial (KM) =
diyakini memiliki kemampuan untuk memonitor Kep. saham manajer + dewan komisaris
tindakan manajemen lebih baik dibandingkan
Total keseluruhan saham perusahaan
investor individual.
Institusi sebagai pemilik saham dianggap
lebih mampu dalam mendeteksi kesalahan yang Profitabilitas
terjadi. Kepemilikan institusional diungkapkan Profitabilitas mencerminkan ukuran
melalui jumlah kepemilikan saham yang dimiliki kemampuan memperoleh laba dari suatu
institusi dibagi dengan jumlah saham perusahaan perusahaan untuk mendanai investasi.
yang beredar. Secara sistematis perhitungan Profitabilitas suatu perusahaan dapat digunakan
kepemilikan institusional tersebut dirumuskan untuk meramalkan kemampuan perusahaan
sebagai berikut (Masdupi, 2005): memperoleh laba di masa akan datang. Myers
(1977) dalam Sugiarto (2009:127) menyimpulkan
Kep.Institusional (KI) = perusahaan yang paling tinggi profitabilitasnya
Kepemilikan saham oleh institusi adalah yang paling rendah porsi hutangnya, apapun
Total keseluruhan saham perusahaan itu jenis industrinya.
Analisis profitabilitas perusahaan
B. Kepemilikan Manajerial menggambarkan kinerja fundamental perusahaan
Kepemilikan manajerial adalah ditinjau dari tingkat efisiensi dan efektivitas
pemilik/pemegang saham oleh manajemen operasi perusahaan dalam memperoleh laba.
perusahaan yang aktif dalam pengambilan Dimensi-dimensi konsep profitabilitas dapat
keputusan (Wahidahwati, 2001) dalam (Marcella, menjelaskan kinerja manajemen perusahaan. Pada
2011:18). Pihak manajerial secara aktif berperan penelitian ini rasio profitabilitas yang digunakan
dalam pengambilan keputusan dalam perusahaan. adalah return on equity (ROE). ROE digunakan
Kepemilikan saham oleh pihak manajerial sebagai pengukuran rasio profitabilitas karena
mempengaruhi kinerja manajemen dalam memiliki keunggulan yaitu mudah dihitung dan
mengoptimalkan perusahaan. Hal ini akan dipahami. Menurut Syamsuddin (2009:64)
berpengaruh positif terhadap keberlangsungan dirumuskan sebagai berikut :
hidup perusahaan.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 35 No. 1 Juni 2016| 156
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Return on Equity (ROE) = manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang
Laba bersih setelah pajak terdaftar di BEI pada tahun 2011-2014.
Penelitian ini membutuhkan data sekunder
Modal sendiri
dari laporan keuangan perusahaan manufaktur
ROE merupakan rasio yang menunjukkan sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di
tingkat pengembalian yang diperoleh pemilik BEI tahun 2011-2014 yang dipublikasikan dalam
saham atas investasi di perusahaan. Semakin tinggi situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id. Pemilihan
ROE menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat obyek penelitian ini karena perusahaan industri
pengembalian terhadap investasi yang dilakukan dasar dan kimia menghasilkan produk yang
dan semakin rendah ROE suatu perusahaan maka digunakan lagi untuk berproduksi sehingga
tingkat pengembaliannya akan semakin rendah produk-produknya dapat merangsang produktifitas
pula. Seorang calon investor perlu melihat ROE masyarakat. Populasi sektor industri dasar dan
suatu perusahaan sebelum memutuskan melakukan kimia berjumlah 65 perusahaan.
investasi supaya dapat mengetahui seberapa
banyak yang akan dihasilkan dari investasi yang HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukannya (Sitepu, 2010) dalam Apriada A. Uji Normalitas
(2013:33). 1. Skewness dan Kurtosis
Hasil analisa statistika dengan sebuah
Nilai Perusahaan metode parametric menjadi benar manakala data
Nilai perusahaan merupakan kinerja yang diolah memiliki distribusi normal. Untuk
perusahaan yang dicerminkan oleh harga saham menyesuaikan apakah analisa statistika dapat
yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran di dianggap benar atau tidak, maka perlu memastikan
pasar modal yang merefleksikan penilaian bahwa data yang akan diolah terdistribusi normal
masyarakat terhadap kinerja perusahaan atau tidak. Cara yang dapat dilakukan dengan uji
(Harmono, 2014:233). Persepsi investor terhadap normalitas menggunakan skewness dan kurtosis
perusahaan dilihat dari nilai perusahaan. Nilai (Ghozali, 2009:119). Data benar-benar terdistribusi
perusahaan dapat diukur dengan keadaan harga normal apabila skewness dan kurtosis sama dengan
saham perusahaan di pasar. Refleksi penilaian oleh nol (0).
publik terhadap kinerja perusahaan secara riil Tabel 1. Uji Normalitas – Skewness & Kurtosis
menjadikan terciptanya harga saham perusahaan di
N Skewness Kurtosis
pasar. Harga saham bermanfaat sebagai patokan
Stati Statistic Std. Statistic Std.
kinerja perusahaan, harga saham tersebut stic Error Error
memperlihatkan seberapa baik kinerja manajemen DER 76 ,965 ,276 3,589 ,545
atas nama pemegang saham. Kep.Institusional 76 ,676 ,276 2,099 ,545
Nilai perusahaan pada penelitian ini diukur Kep.Manajerial 76 1,588 ,276 1,999 ,545
dengan price book value (PBV). PBV yang tinggi ROE 76 -5,744 ,276 49,716 ,545
mencerminkan harga saham yang tinggi PBV 76 3,141 ,276 9,469 ,545
dibandingkan nilai buku perlembar saham. Valid N (listwise) 76
Semakin tinggi harga saham, semakin berhasil
perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang Sumber : output SPSS versi 20.0 ; Uji Normalitas
saham. Menurut Harmono (2014:114), PBV
dirumuskan sebagai berikut: Uji normalitas pada tabel 1 dengan jumlah
Price to book value (PBV) = Closing Price pengamatan 76 (19 perusahaan), menghasilkan
Nilai buku saham nilai skewness dan kurtosis yang kurang baik. Hal
ini memerlukan penanganan agar data dapat
METODE PENELITIAN terdistribusi normal. Mengurangi data atau
Jenis penelitian yang digunakan dalam menghilangkan data yang memiliki nilai yang
penelitian ini adalah dengan menggunakan kurang baik dapat menjadi solusi. Berikut di bawah
penelitian eksplanatori (explanatory research). ini keterangan nilai ekstrim (nilai outlier) sebagai
Penelitian ini menggunakan pendekatan solusi menghasilkan data terdistribusi normal.
kuantitatif. Penelitian ini mengambil lokasi di
Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang 2. Nilai Ekstrim atau Nilai Outlier
berlokasi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Menurut Ghozali (2009:120), outlier
Universitas Brawijaya di Jl. MT.Haryono 165 adalah kasus atau data yang memiliki karakterisitik
Malang. Obyek penelitian ini adalah perusahaan unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 35 No. 1 Juni 2016| 157
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
observasi-observasi lainnya dan muncul dalam
bentuk nilai ekstrim baik untuk sebuah variabel
tunggal ataau variabel kombinasi.
Deteksi terhadap univariate outlier dapat
dilakukan dengan menentukan nilai batas yang
akan dikategorikan sebagai data outlier yaitu
dengan cara mengkonversi nilai data ke dalam skor
standardized atau yang biasa disebut z-score, yang
memiliki nilai rata-rata (means) sama dengan nol
dan standar deviasi sama dengan satu. Data yang
Gambar 2. Boxplots-Kep.Institusional dan
akan kita deteksi outliernya adalah data yang sudah
Kep.Manajerial
kita screening normalitasnya (Ghozali, 2009 : 120). Sumber : Output SPSS versi 20.0 ; Boxplots

Tabel 2. Descriptive Statistics


N Min. Max. Mean Std.
Deviation
DER 36 ,015 1,097 ,24739 ,315709
Kep.Institusional 36 ,322 1,410 ,74216 ,243687
Kep.Manajerial 36 ,000 ,256 ,05741 ,044288
ROE 36 -,176 ,423 ,06097 ,025751
PBV 36 ,236 12,00 3,29219 3,189168
Valid N
36
(listwise)
Baik histogram dan stem-and-leaf plots Gambar 3. Boxplots-ROE dan PBV
berguna untuk memberikan gambaran ukuran Sumber : Output SPSS versi 20.0 ; Boxplots
tendensi sentral dan kesimetrisan data pengamatan.
Penyajian grafis lainnya yang bisa merangkum Pada gambar 1,2 dan 3 merupakan hasil boxplots
informasi lebih detail mengenai distribusi nilai- DER, kep.institusional, kep. Manajerial, ROE dan
nilai data pengamatan adalah box and whisker plots PBV. Hasil nilai ekstrim yang dihasilkan oleh 5
atau lebih sering disebut dengan boxplot atau box- variabel tersebut menghasilkan dari 19 perusahaan,
plot (kotak-plot) saja. Seperti namanya, box and terdapat 10 perusahaan yang terdapat nilai ekstrim.
whisker, bentuknya terdiri dari box (kotak) dan Kesimpulannya adalah sebanyak 9 perusahaan
whisker. Boxplot merupakan ringkasan distribusi yang tidak memiliki nilai ekstrim dan selanjutnya
sampel yang disajikan secara grafis yang bisa akan menjadi sampel penelitian.
menggambarkan bentuk distribusi data (skewness),
ukuran tendensi sentral dan ukuran penyebaran B. Analisis Data Deskriptif
(keragaman) data pengamatan. Statistik deskriptif adalah proses
pengumpulan dan peringkasan data, serta untuk
menggambarkan berbagai karakteristik yang
penting pada data yang telah terorganisasi.
Penerapan metode statistik deskriptif memiliki
maksud untuk memberikan gambaran atau
deskripsi dari suatu data seperti berapa rata-rata,
variasi data seberapa jauh data bervariasi dari rata-
ratanya, berapa nilai maksimum dan minimum
datanya (Ajeng, 2012).
Sumber : Output SPSS versi 20.0 ; Descriptive
Gambar 1. Boxplots-DER
Statistics
Sumber : Output SPSS versi 20.0 ; Boxplots
Pada tabel 2, menjelaskan hasil analisis deskriptif
dari jumlah sampel pengamatan sebanyak 36.
Menghasilkan nilai minimum DER sebesar 0,015,
dengan nilai maksimum 1,097, rata-ratanya sebesar
0,24739 dan standar deviasi sebesar 0,315709.
Hasil analisis deskriptif kepemilikan institusional

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 35 No. 1 Juni 2016| 158


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
(KI) memiliki nilai minimum dan maksimum Tabel 3. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
masing-masing sebesar 0,322 dan 1,410, rata-rata
sebesar 0,74216 dengan standar deviasi sebesar N 36
0,243687. Hasil berbeda dengan kepemilikan Mean 0E-7
Normal
Std.
manajerial (KM), nilai minimum dan maksimum Parametersa,b
Deviation
1,81736729
masing-masing sebesar 0,000 dan 0,256 dengan Absolute ,146
rata-rata sebesar 0,05741 dan standar deviasi Most Extreme
Positive ,146
Differences
sebesar 0,074288. Nilai minimum dan maksimum Negative -,095
ROE adalah sebesar -0,176 dan 0,423 dengan nilai Kolmogorov-Smirnov Z ,876
Asymp. Sig. (2-tailed) ,427
rata-rata sebesar 0,06097 dan standar deviasi
sebesar 0,125751 dan PBV menghasilkan nilai Sumber : Output SPSS versi 20.0 ; One-
minimum dan maksimum sebesar 0,236 dan 12,000 Sample Kolmogorov-Smirnov Test
dengan nilai rata-rata sebesar 3,29219 dan standar 2009:148). Hasil pengujian terhadap
deviasi sebesar 3,389168. normalitas residual dengan menggunakan uji
C. Analisis Uji Asumsi Klasik Kolmogorov-Smirnov menghasilkan nilai
Uji asumsi klasik merupakan prasyarat kolmogrov-smirnov sebesar 0,876 dengan nilai
analisis regresi berganda. signifikansi sebesar 0,427. Hal ini berarti data
1. Uji Normalitas residual terdistribusi secara normal.
Uji normalitas bertujuan untuk menguji 2. Uji Multikolinearitas
apakah dalam model regresi, variabel pengganggu Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala
atau residual memiliki distribusi normal atau tidak, multikolinearitas antar variabel independen yang
salah satu cara termudah untuk melihat normalitas digunakan, dapat diketahui melalui variance
adalah dengan melihat histrogram yang inflation faktor (VIF).
membandingkan antara data observasi dengan
distribusi yang mendekati distribusi normal. Tabel 4. Uji Multikolinieritas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
DER ,684 1,462
1Kep.Institusional ,863 1,159
Kep.Manajerial ,729 1,372
ROE ,588 1,700
a. Dependent Variable: PBV
Sumber : Output SPSS versi 20.0 ; Uji
Multikolinieritas

Berdasarkan hasil uji multikolinieritas pada tabel 4


menyatakan bahwa data memenuhi syarat tidak
Gambar 4. Uji Normalitas
terjadi multikolinieritas yaitu VIF < 10,00 dan
Sumber : Output SPSS versi 20.0 ; Descriptive
tolerance > 0,10. Hal ini dapat dilihat besarnya nilai
Statistics
tolerance untuk variabel struktur modal (DER),
Berdasarkan grafik normal p-plot terlihat titik-titik kepemilikan institusional (kep.institusional),
menyebar disekitar garis diagonal, serta kepemilikan manajerial (kep.manajerial) dan
penyebaran agak jauh dari garis diagonal. Hal ini profitabilitas (ROE) semuanya diatas 0,10. Nilai
menunjukkan bahwa grafik menunjukkan pola variance inflation factor (VIF) dari variabel
distribusi normal, tetapi masih terlihat bias. Maka struktur modal (DER), kepemilikan institusional
model regresi perlu dilakukan pengujian yang jelas (kep.institusional), kepemilikan manajerial
dan akurat dengan uji one kolomogorov-smirnov. (kep.manajerial), profitabilitas (ROE) semua
Dalam menentukan data dengan uji statistik dibawah 10,00.
non – parametrik Kolmogrov-Smirnov, nilai
3. Uji Heteroskedastisitas
signifikasi harus diatas 0,05 atau 5% (Ghozali,
Menentukan heteroskedastisitas dapat
menggunakan uji Glejser dan grafik scatterplot,
titik-titik yang terbentuk harus menyebar secara

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 35 No. 1 Juni 2016| 159


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
acak , tersebar baik diatas maupun dibawah angka baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
0 pada sumbu Y. Hasil uji heteroskedastisitas dapat tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada
dilihat melalui grafik scatterplot, yang ditunjukkan model regresi.
pada gambar 2.
4. Uji Autokorelasi
Penyimpangan autokorelasi dalam penelitian
ini diuji dengan uji Durbin-Watson (DW-test).
Hasil regresi dengan level of significant 0,05
dengan sejumlah variabel independen 4 dan banyak
data (n = 36). Adapun hasil dari uji autokorelasi
dapat dilihat pada tabel 5 :

Tabel 6. Uji Autokorelasi (setelah transformasi)


Model Std. Error of the DurbinWatson
Estimate
1 1,96292 1,769
a. Predictors: (Constant), lag_X4, lag_X2, lag_X3,
Gambar 5. Scatterplot lag_X1
Sumber : Output SPSS versi 20.0 ; Scatterplot b. Dependent Variable: lag_Y
Sumber : Output SPSS versi 20; Durbin-Watson
Berdasarkan grafik scatterplot terlihat bahwa
Berdasarkan hasil uji Durbin-Watson sebesar
titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik
1,769 ; sedangkan dalam tabel Durbin-Watson
diatas maupun dibawah angka nol (0) pada sumbu
(DW) untuk “k” = 4 dan N = 36, besar Durbin-
Y, tidak berkumpul disatu tempat, serta tidak
Watson tabel : dl (batas luar) = 1,2358 dan du
membentuk pola tertentu sehingga dapat
(batas dalam) = 1,7245 ; 4 – du = 2,2755 dan 4 – dl
disimpulkan bahwa tidak terjadi
= 2,7642. Nilai Durbin-Watson (DW) sebesar
heteroskedastisitas pada model regresi. Hal ini
1,669 lebih besar dari du dan lebih kecil dari 4-du
bermakna bahwa varian semua variabel ini
(du<d<4-du). Dapat disimpulkan bahwa Durbin-
menunjukkan variabel independen dapat
Watson (DW)-test tidak terjadi masalah
digunakan untuk memprediksi nilai perusahaan
autokorelasi atau disimpulkan tidak terjadi
(PBV) pada perusahaan manufaktur sektor industri
autokorelasi baik positif atau negatif.
dasar dan kimia selama periode 2011-2014.

Tabel 5. Uji Glesjer D. Analisis Regresi Berganda


Pengujian koefisien regresi bertujuan untuk
Model Unstandardize Standardized t Sig. menguji signifikansi hubungan antara variabel
d Coefficients Coefficients
independen (X) dan variabel dependen (Y) baik
B Std. Beta
Error secara simultan (uji F) maupun secara parsial (uji t)
(Constant) 1,485 ,753 1,973 ,057 dan juga dengan uji koefisien determinasi. Model
DER -,773 ,683 -,223 -1,133 ,266 regresi linier berganda pada penelitian ini adalah
Kep.Institusional ,252 ,788 ,056 ,319 ,752 sebagai berikut : PBV (Y) = a + b1DER+ b2 KI +
Kep.Manajerial -3,901 2,811 -,264 -1,388 ,175 b3 KM +b4 ROE + e.
ROE 2,828 1,848 ,324 1,530 ,136 Tabel 7. Regresi Berganda
Dependent Variable: RES_2 Model Unstandardized Standardized
Sumber : Output SPSS versi 20.0 ; Uji Glejser Coefficients Coefficients
Uji heteroskedastisitas dengan uji glejser B Std. Error Beta
bertujuan untuk menguji dalam model regresi (Constant) 8,294 1,378
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu DER -2,598 1,250 -,242
pengamatan ke pengamatan yang lain. Model 1Kep.Institusional 6,614 1,442 ,476
regresi yang baik maka tidak terjadi Kep.Manajerial 5,410 5,146 ,119
heteroskedastisitas. Tidak terjadi ROE 14,106 3,384 ,523
heteroskedastisitas, jika nilai signifikansi lebih
besar dari 0,05. Pada tabel 5, dapat diketahui bahwa
nilai signifikansi keempat variabel independen
lebih dari 0,05. Hal ini menunjukkan hasil yang
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 35 No. 1 Juni 2016| 160
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Tabel 8. Koefisien Determinasi (R²)
R Adjusted R Std. Error of the E. Uji Koefisien Determinasi (R²)
Model R
Square Square Estimate Uji koefisien determinasi digunakan untuk intinya
1 ,844a ,712 ,675 1,93106
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,
a. Predictors: (Constant), ROE, 2006:87). Berdasarkan hasil output SPSS besarnya
Kep.Institusional, Kep.Manajerial, DER nilai adjusted R² dapat dilihat pada tabel 8 :
b. Dependent Variable: PBV Sumber : Output SPSS versi 20.0 ; Koefisien
Sumber : output SPSS versi 20 ; Regresi Berganda Determinasi (R²)

Dari hasil analisis regresi linier berganda, Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat
maka persamaan regresi linier yang terbentuk pada tabel 8 uji koefisien determinasi (R²) diatas
adalah sebagai berikut : PBV = 8,294 – 2,598DER dari hasil uji analisis regresi linier berganda.
+ 6,614KI + 5,410KM + 14,106ROE. Berdasarkan hasil tersebut, diperoleh angka
Dari persamaan regresi linier berganda diatas maka Adjusted R Square yaitu sebesar 0,675 atau sama
dapat dianalisis sebagai berikut: dengan 67,5%. Artinya pengaruh variabel
a. Konstanta sebesar 8,294 menyatakan bahwa jika independen yaitu struktur modal (DER),
variabel independen dianggap konstan, maka kepemilikan institusional (KI), kepemilikan
nilai perusahaan (PBV) sebesar 8,294. Hal ini manajerial (KM), dan profitabilitas (ROE)
menyatakan bahwa nilai bertanda positif dan terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan
kontribusi perubahan variabel independen (PBV) sebesar 0,675 atau sama dengan 67,5%. Sisa
terhadap variabel dependen cukup besar. nilainya sebesar 0,675 atau sama dengan 67,5%
b. Perubahan variabel struktur modal (DER) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
mempunyai nilai koefisien regresi sebesar (- dimasukkan ke dalam penelitian ini.
2,598). Hasil ini menunjukan bahwa nilai
koefisien regresi sebesar (-2,598) dengan arah F. Uji Hipotesis
negatif dapat diartikan bahwa struktur modal 1. Uji F (Uji Simultan)
mempunyai pengaruh negatif terhadap nilai Tabel 9. Uji F (Simultan)
perusahaan. Dapat disimpulkan saat struktur Model Sum of Df Mean F Sig.
modal menunjukan peningkatan maka disaat itu Squares Square
nilai perusahaan akan mengalami penurunan Regression 13,329 4 3,332 9,700 ,000b
dan perusahaan juga belum mampu 1Residual 7,557 22 ,344
memaksimalkan penggunaan hutang jangka Total 20,886 26
panjang untuk kebutuhan perusahaan. a. Dependent Variable: ln_PBV
c. Terdapat pengaruh signifikan antara variabel b. Predictors: (Constant), ln_ROE,
kepemilikan institusional (Kep.Institusional) ln_Kep.Manajerial, ln_Kep.Institusional, ln_DER
terhadap perubahan variabel nilai perusahaan Sumber : Output SPSS versi 20.0 ; Uji F (simultan)
(PBV). Hasil bertanda positif (6,614) yang
menyatakan bahwa kep.institusional Dari hasil pengujian uji-F pada tabel 9
berpengaruh positif dan signifikan terhadap terlihat bahwa nilai F-hitung adalah sebesar 9,700
nilai perusahaan (PBV). atau jauh lebih besar dari nilai F-tabel 2,68 dengan
d. Terdapat pengaruh signifikan antara variabel tingkat signifikansi sebesar 0,000 atau lebih kecil
kepemilikan manajerial (kep.manajerial) dari 0,05. Bisa disimpulkan bahwa secara simultan
terhadap perubahan variabel nilai perusahaan struktur modal (DER), kepemilikan institusional
(PBV). Hasil bertanda positif (5,410), hal ini (KI), kepemilikan manajerial (KM) dan
dapat disimpulkan bahwa kep.manajerial profitabilitas (ROE) berpengaruh secara simultan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap dan signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV).
nilai perusahaan (PBV).
e. Perubahan variabel profitabilitas (ROE)
mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 14,106.
Koefisien bertanda positif, berarti bahwa setiap
peningkatan rasio profitabilitas (ROE) sebesar 1%
akan mengakibatkan kenaikan nilai perusahaan
(PBV) sebesar 0,014106 % (dengan catatan
variabel independen lainnya konstan).

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 35 No. 1 Juni 2016| 161


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
2. Uji t (uji parsial) mempunyai nilai koefisien regresi sebesar
Tabel 10 Uji t (Uji parsial) 14,106. Koefisien bertanda positif, berarti
Model T Sig. bahwa setiap peningkatan rasio profitabilitas
(ROE) sebesar 1% akan mengakibatkan
(Constant) 6,019 ,000 kenaikan nilai perusahaan (PBV) sebesar
DER -2,078 ,046 14,106 % (dengan catatan variabel independen
1Kep.Institusional 4,586 ,000 lainnya konstan).
Kep.Manajerial 1,051 ,031
ROE 4,168 ,000 KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Sumber : Output SPSS versi 20.0 ; Uji t (Parsial) Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori,
hipotesis dan hasil pengujian yang telah dilakukan,
Hasil uji t pada tabel 10, persamaan regeresi maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
linier yang terbentuk adalah: PBV = 8,294 – 1. Variabel DER, Kep.Institusional,
2,598DER + 6,614KI + 5,410KM + 14,106ROE Kep.Manajerial, dan ROE memiliki pengaruh
Dari persamaan regresi linier berganda diatas maka secara simultan (bersama) dan signifikan
dapat dianalisis sebagai berikut: terhadap variabel dependen yaitu PBV. Hal ini
1. Dari hasil perhitungan uji secara parsial dapat dibuktikan berdasarkan hasil pengujian uji
diperoleh nilai t hitung sebesar -2,078 dan nilai F yang menunjukkan hasil yang baik dan seperti
signifikan sebesar 0,046. Hipotesis dapat yang diharapkan penulis.
diterima ini berarti terdapat pengaruh secara 2. Struktur modal (DER) berpengaruh negatif dan
parsial antara variabel struktur modal (DER) signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian
terhadap perubahan variabel nilai perusahaan ini menunjukkan bahwa saat struktur modal
(PBV). Perubahan variabel struktur modal meningkat maka disaat itu nilai perusahaan
(DER) mempunyai nilai koefisien regresi mengalami penurunan. Hasil penelitian ini
sebesar (-2,598). Hasil ini menunjukan bahwa sejalan dengan hasil penelitian Kadek (2013)
nilai koefisien regresi sebesar dengan arah dan Tri Wahyuni et al.(2013). Dapat
negatif dapat diartikan bahwa struktur modal disimpulkan bahwa perusahaan lebih banyak
mempunyai pengaruh negatif terhadap nilai menggunakan hutang untuk pendanaan
perusahaan. perusahaan sehingga dapat berpengaruh
2. Dari hasil perhitungan uji secara parsial terhadap penurunan nilai perusahaan.
diperoleh nilai t hitung sebesar 4,586 dan nilai 3. Kepemilikan institusional berpengaruh
signifikan sebesar 0,000, maka hipotesis signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini
hipotesis dapat diterima, ini berarti terdapat menunjukkan bahwa semakin besar saham yang
pengaruh signifikan antara variabel kepemilikan dimiliki oleh pihak institusional/pemilik saham
institusional (Kep.Institusional) terhadap memiliki pengaruh besar terhadap peningkatan
perubahan variabel nilai perusahaan (PBV). nilai perusahaan. Penelitian ini menunjukkan
3. Dari hasil perhitungan uji secara parsial semakin besar jumlah saham yang dimiliki,
diperoleh nilai t hitung sebesar 1,051 dan nilai maka pengawasan pihak institusional semakin
signifikan sebesar 0,031, maka hipotesis ketat sehingga berpengaruh terhadap
hipotesis dapat diterima ini berarti terdapat peningkatan nilai perusahaan.
pengaruh antara variabel kepemilikan 4. Kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan
manajerial (KM) terhadap perubahan variabel terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan
nilai perusahaan (PBV). Hasil bertanda positif, bahwa saham yang dimiliki pihak manajerial
hal ini dapat disimpulkan bahwa akan mempengaruhi terhadap peningkatan nilai
Kep.Manajerial berpengaruh positif terhadap perusahaan. Disaat manajer memiliki kontribusi
nilai perusahaan. saham atas perusahaan, maka mereka akan
4. Dari hasil perhitungan uji secara parsial bekerja bersungguh-sungguh untuk mencapai
diperoleh nilai t hitung sebesar 4,168 dan nilai hasil maksimal.
signifikan sebesar 0,000, maka hipotesis dapat 5. Profitabilitas (ROE) berpengaruh positif dan
diterima ini berarti terdapat pengaruh antara signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil
variabel profitabilitas (ROE) terhadap penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Tri
perubahan variabel nilai perusahaan (PBV). Wahyuni et al. (2013). Hal ini berarti bahwa
Perubahan variabel profitabilitas (ROE) disaat terjadi kenaikan laba maka harga saham

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 35 No. 1 Juni 2016| 162


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
juga ikut naik, sehingga meningkatkan nilai bisa menambah tahun pengamatan dengan tahun
perusahaan. ROE menjadi salah satu cerminan pengamatan yang paling terbaru.
perusahaan dihadapan investor dan publik akan
prospek perusahaan di masa depan. Semakin DAFTAR PUSTAKA
tinggi nilai ROE maka akan semakin tinggi juga Ajeng. 2012. “Pengaruh Struktur Modal terhadap
nilai perusahaan dan menunjukkan kemampuan Nilai Perusahaan” (Studi pada perusahaan
perusahaan secara efektif menggunakan makanan dan minuman yang terdaftar di
sumberdaya yang dimiliki. Bursa Efek Indonesia periode tahun 2008-
2010)”. Skripsi ; Malang, Universitas
Saran Brawijaya.
Hasil penelitian ini memiliki keterbatasan dan
Apriada,Kadek. 2013. “Pengaruh Struktur
kekurangan yang perlu menjadi perbaikan dan Kepemilikan,Struktur Modal dan
pengembangan untuk penelitian selanjutnya.
Profitabilitas pada Nilai Perusahaan”.
Saran-saran yang bisa disampaikan berdasarkan
Tesis ; Denpasar, Program Pascasarjana
penelitian ini adalah seperti di bawah ini : Universitas Udayana. Diunduh tanggal 18
1. Penelitian ini dilakukan hanya terfokus pada April 2015 dari www.pps.unud.ac.id
perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan
kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis
Semoga untuk penelitian selanjutnya cakupan Multivariate dengan Program SPSS.
sampel penelitian dapat lebih luas lagi. Seperti Semarang:Badan Penerbit Universitas
misalnya mencakup seluruh perusahaan Diponegoro.
manufaktur, sektor jasa atau sektor Harmono. 2014. Manajemen Keuangan : Berbasis
pertambangan yang dapat menghasilkan hasil Balanced Scorecard Pendekatan Teori,
penelitian berbeda. Kasus dan Riset Bisnis. Jakarta:PT Bumi
2. Pada penelitian ini hanya menggunakan nilai Aksara.
perusahaan untuk melihat dan menilai
kemampuan perusahaan. Harapan selanjutnya Marcella, Cindie. 2011. “Pengaruh Kepemilikan
semoga dapat lebih berkembang dengan menilai Manajerial dan Struktur Modal terhadap
rasio keuangan lainnya. Rasio keuangan lain Kebijakan Dividen dan Nilai Perusahaan
seperti ROA, ROI, tobins’ Q, EPS, dan lainnya. pada Perusahaan Manufaktur yang
3. Nilai koefisien determinasi (adjusted R²) Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
sebesar 0,675 atau sama dengan 67,5%. Artinya 2007-2009”. Skripsi ; Malang, Universitas
pengaruh variabel independen yaitu struktur Brawijaya.
modal (DER), kepemilikan institusional Masdupi, Erni. 2005. Analisis Dampak Struktur
(Kep.Institusional), kepemilikan manajerial Kepemilikan pada Kebijakan Hutang dalam
(Kep.Manajerial), dan profitabilitas (ROE) Mengentrol Konflik Keagenan, Jurnal
terhadap variabel dependen yaitu nilai ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol 20, No.
perusahaan (PBV) sebesar 0,675 atau sama 1, Januari, Hlm 57-69
dengan 67,5%. Sisa nilainya sebesar 0,325 atau
sama dengan 32,5% dijelaskan oleh variabel Sitepu, Citra Noveli. 2010. Pengaruh Kinerja
lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian Keuangan Terhadap Harga saham pada
ini. Hal ini menunjukkan masih ada variabel lain Perusahaan Industri Makanan dan
yang perlu diidentifikasi untuk menjelaskan Minuman yang terdaftar di BEI, Jurnal
pengaruhnya terhadap nilai perusahaan. Akuntansi, Universtias Sumatera Utara
Diharapkan untuk penelitian selanjutnya fakultas Ekonomi Medan.
kiranya dapat mempertimbangkan variabel lain Sugiarto. 2009. Struktur Modal, Struktur
untuk diuji dan diteliti. Kepemilikan Perusahaan, Permasalahan
4. Tahun pengamatan penelitian ini hanya terpatok Keagenan & Informasi Asimetri.
selama 4 tahun (2011-2014), dikarenakan Yogyakarta:Graha Ilmu.
laporan keuangan yang dipublikasikan oleh
Syamsuddin,Lukman. 2009. Manajemen
Bursa Efek Indonesia secara lengkap hanya
Keuangan Perusahaan. Jakarta:PT
sampai tahun 2014 saat penelitian dilaksanakan.
RajaGrafindo Persada
Harapan kedepan untuk penelitian selanjutnya

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 35 No. 1 Juni 2016| 163


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Wahyuni,Tri, Ernawati,Endang dan
Murhadi,Werner R. 2013. “Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Nilai Perusahaan di Sektor
Property, Real Estate & Building Construction
yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2012” Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2
No.1. Diunduh tanggal 19 April 2015 dari
http://repository.ubaya.ac.id/.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 35 No. 1 Juni 2016| 164


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

You might also like